BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah Tunas harapan bangsa. Mereka ibarat bunga yang tengah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

PENINGKATAN KOMUNIKASI DALAM BELAJAR MELALUI BERMAIN PERAN PADA ANAK KELOMPOK B TK AISYIYAH DUWET 2 KEC. NGAWEN KAB. KLATEN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. termasuk pembangunan dibidang pendidikan. dalam satu program kegiatan belajar dalam rangka kegiatan belajar dalam

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan

BAB I PENDAHULUAN. hal yang penting untuk diberikan sejak usia dini. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN. depan, jika pondasi lemah maka akan susah berharap bangunannya berdiri kokoh

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya. Berdasarkan penelitian Benyamin S. Bloon (1992)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki

PROGRAM PEMBELAJARAN BERBASIS BIMBINGAN DI TAMAN KANAK-KANAK. Disusun oleh : Rita Mariyana, M.Pd, dkk.

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini adalah anak yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Pada

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Hal ini terdapat dalam Undang-Undang Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah Taman Kanak-Kanak (TK). Undang-undang tentang. sistem Pendidikan Nasional Pasal 28 Ayat (3) menyebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. berperan bagi perkembangan anak. Menurut Gagner dalam Multiple

BAB I PENDAHULUAN. (Abdulhak, 2007 : 52). Kualitas pendidikan anak usia dini inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini disebut juga sebagai usia emas atau golden age. Pada masamasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neuneu Nur Alam, 2014

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, melalui bimbingan, pengajaran dan latihan yang berlangsung di

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, non formal dan informal. Taman Kanak-kanak adalah. pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal.

BAB I PENDAHULUAN. ditangani, dan tidak akan pernah selesai untuk dikerjakan dari waktu ke

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan orang lain baik yang lebih muda usianya, teman sebaya. Kanak-kanak kelompok B antara 5 6 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

UPAYA PENGEMBANGAN KECERDASAN VISUAL SPASIAL ANAK MELALUI PERMAINAN BALOK DI TK RA GUPPI MANDAN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Taman Kanak- Kanak termasuk jenjang Pendidikan Anak Usia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Astriana Rahma, 2014

UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF DARI KARDUS BEKAS DI TK GESI I, SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 1 : 14).

BAB I PENDAHULUAN. mengkomunikasikan ide-ide dan keyakinannya. atau perkembangan, yang salah satunya melalui pendidikan di Taman Kanak-

BAB I PENDAHULUAN. halus). Oleh karena itu untuk menciptakan generasi yang berkualitas, dini disebut juga dengan The Golden Age ( Usia Emas ).

BAB I PENDAHULUAN. membantu mengembangkan seluruh potensi dan kemampuan fisik,

BAB 1 PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan manusia yang memiliki karakteristik yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

PENINGKATAN KEMAMPUAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN BERHITUNG DI TK GIRIWONO 2

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan modalitas belajar sebagai jaringan untuk pembelajaran dan

BAB I PENDAHULUAN. telah menempatkannya sebagai pasal tersendiri dalam UU Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Anak Usia Dini menurut NAEYC (National Association Educational

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Istilah kognitif sering kali dikenal dengan istilah intelek. Intelek

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia 4-6 tahun merupakan bagian dari anak usia dini yang berada

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang sangat penting bagi sumber daya manusia yang berkualitas. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. formal, non-formal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah seorang laki-laki ataupun perempuan yang belum dewasa

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cara untuk mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok

BAB I PENDAHULUAN. Anak sebagai individu yang unik memiliki karakteristik yang berbeda beda. Masing

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya. Di masa peka ini, kecepatan. pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50 persen dari

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk pendidikan

PERBEDAAN KEMATANGAN SOSIAL ANAK DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN PENDIDIKAN PRASEKOLAH (PLAYGROUP)

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia enam

BAB I PENDAHULUAN. sebelum pendidikan dasar yang merupakan upaya pembinaan yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. tampil berkarya serta mengkomunikasikan ide-ide dan keyakinannya. berperan bagi perkembangan anak. Menurut Gagner dalam Multiple

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tia Setiawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya fitrah yang suci. Sebagaimana pendapat Chotib (2000: 9.2) bahwa

BAB I PENDAHULUAN. memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani (moral dan spiritual), motorik, akal

BAB I PENDAHULUAN. karakter dan kepribadian anak. Berdasarkan Undang - undang Sistem. Pendidikan Nasional NO.20 Tahun 2003 BAB I ayat 14, menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. anak usia dini merupakan pendidikan yang. diselenggarakan untuk mengembangkan pribadi, pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan kognitif saja tetapi juga tidak mengesampingkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. hal ini tercantum dalam pembukaan Undang-Undang dasar 1945 alinea ke empat

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional). Masa kanak-kanak adalah masa Golden

I. PENDAHULUAN. mampu berkompetensi baik secara akademik maupun non akademik. Memenuhi kebutuhan pendidikan yang mampu mengembangkan akademik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Taman Kanak kanak (TK) merupakan bentuk pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa usia Taman Kanak-kanak (TK) atau masa usia dini merupakan masa

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus. dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani, agaranak memiliki kesiapan

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,

BAB I PENDAHULUAN. potensi baik psikis maupun fisik yang meliputi moral dan nilai agama, sosial,

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN JAM PINTAR DI TAMAN KANAK - KANAK PEMBINA KEC. BARANGIN SAWAHLUNTO

BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai pihak yaitu pemerintah, masyarakat, dan steakholder yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pembelajaran di Taman Kanak-Kanak merupakan suatu wadah untuk

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memperoleh gelas Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN. dapat menemukan potensi tersebut. Seorang anak dari lahir memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang dapat mempengaruhi proses serta hasil pendidikan pada

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah Tunas harapan bangsa. Mereka ibarat bunga yang tengah berkembang ditengah pesatnya kemajuan zaman. Usia dini merupakan usia yang sangat penting bagi perkembangan anak. Karena pada masa itu merupakan usia yang efektif untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Pada usia ini anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun mental yang sangat pesat. Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara tidak terlepas dari pengaruh perubahan global, perkembangan IPTEK ( Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ) serta seni dan budaya. Untuk itu penyiapan sumber daya manusia sejak dini yang berkualitas sehingga mampu menyesuaikan diri dengan perubahan. Anak usia dini memiliki karakteristik perkembangan fisik dan psikologis yang khas. Secara teoritis mereka berada dalam masa periode emas, dimana mereka sangat peka untuk menerima berbagai stimulasi dari lingkungannya. Pada masa peka inilah terjadi pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis, sehingga anak siap merespon setiap stimulasi dari lingkungan dan berbagai upaya pendidikan. Selain itu masa usia dini merupakan pondasi awal bagi pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya. Sehingga diperlukan layanan pendidikan yang sesuai, agar mereka dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Para pakar psikologi/ 1

2 pendidikan untuk anak usia dini harus disesuaikan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak ( Developmentally Appropriate Practice atau DAP ). Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan lembaga pendidikan formal sebelum memasuki sekolah dasar. Lembaga ini dianggap penting karena usia ini merupakan usia emas (golden age), yang merupakan Masa Peka dan hanya datang sekali. Bermain adalah merupakan pendekatan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran pada anak TK. Fungsi pendekatan TK adalah : a) Mengembangkan nilai-nilai agama dan moral, b) Mengenalkan peraturan dan menanamkan disiplin pada anak, c) Mengenalkan anak dengan dunia sekitar, d) Mengembangkan kemampuan kreativitas dan kemampuan yang dimiliki anak. Tujuan pendidikan TK membantu mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak. Lingkup perkembangan di TK antara lain : Agama dan Nilai-nilai Moral, Fisik (motorik kasar, motorik halus), Kognitif (Pengetahuan Umum dan Sains, lambang bilangan dan huruf), Bahasa (menerima bahasa, mengungkapkan bahasa, keaksaraan) dan Sosial Emosional Kemandirian. Imas Kurniasih (2009; 11) dalam bukunya menyatakan bahwa berbagai hasil penelitian menyebutkan bahwa masa usia dini merupakan periode emas bagi perkembangan anak dimana 50% perkembangan kecerdasan terjadi pada usia 0-4 tahun, 30 % berikutnya hingga usia 8 tahun. Periode emas ini sekaligus merupakan periode kritis bagi anak dimana perkembangan yang didapatkan pada periode ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan berikutnya hingga masa dewasanya. Periode ini hanya datang sekali dan tidak dapat ditunda kehadirannya, sehingga apabila terlewati maka berarti habislah peluangnya. Hal inilah

3 nampaknya yang masih banyak disia-siakan oleh sebagian besar masyarakat. Akibatnya, berdampak terhadap kesiapan anak memasuki jenjang persekolahan. Maka dari itu hendaknya orangtua anak memberikan kesempatan seluas-luasnya untuk meningkatkan prestasinya. Kegiatan pendidikan anak usia dini hendaknya memperhatikan kecerdasan atau potensi dalam diri anak tersebut ketika anak sedang belajar tentang dunianya. Karena setiap kecerdasan dapat dirangsang dengan cara yang dirangsang dengan cara yang berbeda. Menurut Gardner dalam (Imas Kurniasih, 2009; 89-100) menggunakan kata kecerdasan (intelegence) sebagai kata bakat. Ada Sembilan kecerdasan yang diidentifikasi oleh Gardner yang disebut kecerdasan majemuk (multiple intellegencess), yaitu : 1. Kecerdasan matematis, 2. Kecerdasan bahasa, 3. Kecerdasan ruang, 4. Kecerdasan Musikal, 5. Kecerdasan Gerak, 6. Kecerdasan Alam, 7. Kecerdasan Interpersonal, 8. Kecerdasan Intrapersonal, 9. Kecerdasan Spiritual. Salah satu pengembangan multiple intelegence yaitu dengan mengembangkan kecerdasan komunikasi dalam belajar. Kemampuan berkomunikasi sangatlah penting bagi anak, karena bahasa sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan sarana yang penting dalam kehidupan anak. Disamping itu komunikasi juga merupakan alat bantu untuk menyatakan pikiran dan perasaan orang lain. Mengingat besarnya peranan pengembangan bahasa bagi kehidupan anak, maka perlu dikembangkan pada anak didik sejak usia Taman Kanak-kanak.

4 Berkomunikasi dalam belajar sangat penting bagi anak karena melalui komunikasi yang hangat dan penuh empati tersebut, anak terpenuhi kebutuhan psikologisnya. Melalui komunikasi dalam belajar, anak memperoleh kepuasan psikologis seperti terpenuhinya perasaan cinta, perhatian dan kasih sayang. Perasaan nyaman dan mapan di lingkungan mereka memungkinkan anak memiliki kesempatan untuk mulai mengembangkan kosakata mereka yang berkembang dan kepercayaan mereka sebagai komunikator yang efektif. (Pawit M. Yusup, 2010; 30). Komunikasi juga menitik beratkan pada fungsinya sebagai alat untuk mencapai tujuan, selain dalam pengertiannya yang lebih luas yang meliputi segala aspek kehidupan manusia, misalnya bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, sosial ekonomi, budaya dan lain sebagainya. Mengembangkan komunikasi dalam belajar pada anak tidak mudah, kenyataannya banyak berbagai kendala yang dihadapi guru. Pada awal komunikasi dalam belajar anak bisa namun setelah dicoba dengan memerankan tokoh mengalami kesulitan, dan sering kurang dapat berkembang dialog yang dilakukan oleh anak. Berbagai upaya dilakukan guru untuk memberi bekal pengetahuan berkomunikasi serta pelatihan berbahasa, namun kenyataannya sampai sekarang komunikasi dalam belajar anak di TK Aisyiyah Duwet 2, Duwet, Ngawen, Klaten masih jauh dari harapan.hal ini ditunjukkan dengan anak-anak yang masih suka bertengkar karena salah paham, belum bisa menyampaikan apa yang mereka mau kepada teman-teman mereka. Bahkan ada beberapa anak yang kadang mengeluarkan kata-kata yang kurang pantas diucapkan oleh anak seusia mereka.

5 di TK Aisyiyah Duwet 2, Duwet, Ngawen, Klaten komunikasi dalam belajar masih sangat rendah. Dari observasi yang dilakukan oleh guru, anak-anak yang pandai mengkomunikasikan keinginan dalam belajar ataupun bersosialisasi dengan teman sebayanya hanya sekitar 55,25 % yang mengakibatkan penyampaian pesan dalam pembelajaran jadi kurang optimal diterima oleh para anak didik. Karena pembelajaran di TK masih bersifat konvensional dan belum menerapkan pembelajaran yang invovatif khususnya dalam kemampuan berkomunikasi, maka dari itu itu diperlukan suatu metode yang efektif dan efisien untuk mendukung proses pembelajaran agar komunikasi dalam belajar dapat meningkat. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menunjang pembelajaran dalam meningkatkan komunikasi dalam belajar adalah dengan metode bermain peran. Metode bermain peran pada anak TK diharapkan dapat menciptakan situasi belajar menjadi menyenangkan dalam proses pembelajarannya, sehingga dapat meningkatkan efektifitas pembelajaran, yang pada akhirnya dapat meningkatkan komunikasi dalam belajar siswa di sekolah. Bermain peran juga bisa mengembangkan kemampuan imajinasi anak sekaligus memberi wadah bagi anak untuk berbagi emosi dan perasaan. Dengan adanya metode bermain peran yang diberikan dalam pembelajaran menjadikan kelas lebih aktif dan menyenangkan. Dengan masalah tersebut diatas guru harus memahami setiap kemampuan yang dimiliki anak ini dapat membantu guru untuk mengetahui apakah anak mengalami kesulitan dalam kegiatan belajarnya atau tidak. Peran guru sebagai

6 fasilitator. Oleh karena itu guru dituntut mampu merancang, merencanakan, mengembangkan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran. Merangsang kecerdasan majemuk dibutuhkan pemahaman mengenai anak didik, guru yang berkompeten, metode pembelajaran yang tepat, dan sarana prasarana yang menunjang. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas maka penulis memberi solusi dengan mengadakan penelitian berjudul PENINGKATAN KOMUNIKASI DALAM BELAJAR MELALUI BERMAIN PERAN PADA ANAK KELOMPOK B Di TK AISYIYAH DUWET 2, Duwet, Ngawen, Klaten Tahun Pelajaran 2012/2013 B. Pembatasan Masalah Agar tidak terjadi kesalahfahaman dan menghindari terjadinya penafsiran yang tidak sesuai maka Penelitian Tindakan Kelas ini dibatasi pada: 1. Kemampuan berkomunikasi dibatasi pada kemampuan berbicara dengan lancar didepan kelas dan dapat menceritakan suatu kejadian dengan urut. 2. Metode bermain peran hanya dibatasi pada metode bermain peran dengan memerankan tokoh-tokoh. C. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut :

7 Apakah penerapan bermain peran dapat meningkatkan komunikasi dalam belajar Anak di kelompok B Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Duwet 2, Duwet, Ngawen, Klaten Tahun Pelajaran 2012-2013? D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah : 1. Tujuan Khusus Untuk meningkatan komunikasi dalam belajar dengan cara menerapkan metode bermain peran di TK Aisyiyah Duwet 2, Soran, Duwet, Ngawen, Klaten tahun ajaran 2012 2013. 2. Tujuan Umum a. Penelitian ini memberikan peluang bagi penulis dan pembaca untuk melakukan penelitian pada tahap berikutnya. b. Sebagai dasar dalam pemilihan permainan dalam pengembangan komunikasi dalam belajar pada anak. c. Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya E. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Manfaat Bagi Siswa Anak belajar komunikasi dengan menyenangkan, lebih bervariasi, dan mendidik memberi kesempatan pada semua anak untuk berpartisipasi secara aktif

8 2. Manfaat Bagi Guru Memberikan gambaran tentang penggunaan atau penerapan bermain peran untuk meningkatkan komunikasi dalam belajar anak 3. Manfaat Bagi Sekolah Meningkatkan prestasi belajar siswa, serta untuk menambah koleksi perpustakaan