PERAN GURU DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIKDALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

dokumen-dokumen yang mirip
PERANAN REPRESENTASI DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA Kartini (Dosen Pendidikan Matematika FKIP UNRI)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tujuan pembelajaran matematika diantaranya adalah mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendahuluan REPRESENTASI DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA. Muhamad Sabirin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sarah Inayah, 2013

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MENYELESAIKAN SOAL OPEN-ENDED MENURUT TINGKAT KEMAMPUAN DASAR MATERI SEGIEMPAT DI SMP

Geometri Siswa SMP Ditinjau dari Kemampuan Matematika. (Surabaya: PPs UNESA, 2014), 1.

MULTI REPRESENTASI DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Representasi Matematis Siswa SMA dalam Memecahkan Masalah Persamaan Kuadrat Ditinjau dari Perbedaan Gender

P 46 PENINGKATAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL YANG TERINTEGRASI DENGAN SOFT SKILL

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan siswa dalam berfikir secara matematika (think mathematically).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 2, NOMOR 2, JULI 2011

KEMAMPUAN MULTI REPRESENTASI MATEMATIS DALAM MATERI STATISTIKA DASAR

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan di Indonesia mengindikasikan bahwa matematika sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan daya pikir manusia. Perkembangan teknologi dan informasi

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MENURUT TINGKAT KEMAMPUAN SISWA PADA MATERI SEGI EMPAT DI SMP

MULTIPLE REPRESENTASI CALON GURU DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI BERFIKIR KREATIF

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan mata pelajaran yang memiliki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peserta didik merupakan generasi penerus bangsa yang perlu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Deskripsi Representasi Matematis Siswa SMP dalam Menyelesaikan Soal PISA

REPRESENTASI VISUAL DALAM MENYELESAIKAN MASALAH KONTEKSTUAL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

MATHEMATICAL REPRESENTATION ABILITY IN PRIVATE CLASS XI SMA YPI DHARMA BUDI SIDAMANIK

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran berbasis masalah (Problem-based Learning), adalah model

REPRESENTASI MATEMATIS MAHASISWA CALON GURU DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA

BAB V PEMBAHASAN. analisis deskriptif. Berikut pembahasan hasil tes tulis tentang Kemampuan. VII B MTs Sultan Agung Berdasarkan Kemampuan Matematika:

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas, berkarakter dan mampu berkompetensi dalam

BAB I PENDAHULUAN. SWT. Seperti firman-nya dalam surah Al-Jin ayat 28: Artinya: Supaya dia mengetahui, bahwa Sesungguhnya rasul-rasul itu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengajaran matematika tidak sekedar menyampaikan berbagai informasi seperti aturan, definisi, dan prosedur untuk

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat diperlukan oleh semua orang terutama pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk mata

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses belajar sehingga mereka dapat mencapai tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah sarana dan alat yang tepat dalam membentuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS REPRESENTASI MATEMATIS SISWA SMP PADA MATERI KUBUS DAN BALOK MELALUI PENELITIAN DESAIN

ANALISIS KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA SMP KELAS VII PADA PENERAPAN OPEN-ENDED

BAB 1 PENDAHULUAN. Hasil belajar matematika sampai saat ini masih menjadi suatu permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. sosial, teknologi, maupun ekonomi (United Nations:1997). Marzano, et al (1988)

I. PENDAHULUAN. menghadapi setiap perubahan yang terjadi akibat adanya kemajuan ilmu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang membuat peserta didik dapat mengembangkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. atau menangkap segala perisitiwa disekitarnya. Dalam kamus bahasa Indonesia. kesanggupan kecakapan, atau kekuatan berusaha.

1. PENDAHULUAN. perkembangan ilmu dan teknologi suatu negara. Ketika suatu negara memiliki

UPAYA MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INQUIRY BERBANTUAN SOFTWARE AUTOGRAPH

B A B I P E N D A H U L U A N

I. PENDAHULUAN. Sejarah suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan pendidikan yang diperoleh

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kemampuan Representasi Matematis. solusi dari masalah yang sedang dihadapinya (NCTM, 2000).

PENERAPAN MODEL PBL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dan kreativitasnya melalui kegiatan belajar. Oleh

ANALISIS KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIK MAHASISWA CALON GURU MATEMATIKA

Dosen Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi Bandung.

BAB I PENDAHULUAN. Menara Kudus), Jilid II, hlm Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahnya, (Kudus:

BAB I PENDAHULUAN. Wahyudin Djumanta, Dkk.,Belajar Matematika Aktif Dan Menyenangkan,(Bandung: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2008)

Komunikasi dalam Pembelajaran Matematika

BAB I PENDAHULUAN. kesamaan, perbedaan, konsistensi dan inkonsistensi. tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.

BAB I PENDAHULUAN. Peran pendidikan matematika sangat penting bagi upaya menciptakan sumber

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning/PBL) adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MTs. NEGERI BOJONG PADA MATERI STATISTIKA. Zuhrotunnisa ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (dalam Risna, 2011) yang menyatakan bahwa: Soejadi (2000) mengemukakan bahwa pendidikan matematika memiliki dua

I. PENDAHULUAN. dirinya sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Pendidikan juga

II. TINJAUAN PUSTAKA. dalam pendidikan matematika yang pertama kali diperkenalkan dan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kemampuan Komunikasi Matematis Komunikasi dapat diartikan sebagai pengalihan pesan dari satu orang ke

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yeni Febrianti, 2014

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia efektivitas berasal dari kata efektif yang

Pembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis Siswa SMA

BAB I PENDAHULUAN. Matematika memiliki peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan.

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KONEKSI DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR (SD) MELALUI RECIPROCAL TEACHING

PENERAPAN PENDEKATAN OPEN-ENDED DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sri Asnawati, 2013

ASOSIASI ANTARA KONEKSI MATEMATIS DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SERTA KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP. Oleh : Abd. Qohar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan, sebab tanpa pendidikan manusia akan

I. PENDAHULUAN. menjadi kebutuhan mendasar yang diperlukan oleh setiap manusia. Menurut UU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah AgusPrasetyo, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 1 No.5 Tahun 2016 ISSN :

REPRESENTASI PENYELESAIAN MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN ARITMATIKA SOSIAL OLEH SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB 1 PENDAHULUAN. Hal tersebut merupakan sesuatu yang sangat penting untuk menentukan

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA GAYA KOGNITIF REFLEKTIF-IMPULSIF DALAM MENYELESAIKAN MASALAH OPEN-ENDED

PENERAPAN PENDEKATAN MODEL ELICITING ACTIVITIES (MEAS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR. A. Kajian Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan. Matematika juga berfungsi dalam ilmu pengetahuan, artinya selain

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

(universal) sehingga dapat dipahami oleh orang lain.

Transkripsi:

PERAN GURU DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIKDALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA Yeni Yuniarti 1 ABSTRAK Salah satu kompetensi professional yang harus dimiliki guruadalah mampu menggunakan pengetahuan konseptual, prosedural, dan keterkaitan keduanya dalam pemecahan masalah matematika, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk memiliki kompetensi tersebut kemampuan representasi matematik merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki, karena representasi matematik sangat diperlukan dalam pemahaman konsep maupun penyelesaian masalah matematika. Selain itu juga representasi matematik dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematik. Untuk mengembangkan kemampuan representasi ini agar berkembang, diperlukan upaya guru dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menghadirkan representasinya sendiri secara beragam. Kata Kunci: Kemampuan Representasi Matematik, Komunikasi Matematis, Pemahaman Konsep, Pemecahan Masalah. A. PENDAHULUAN Salah satu kompetensi professional yang harus dimiliki guru SD seperti tercantum dalam Permendiknas No. 16 tahun 2007adalah mampu menggunakan pengetahuan konseptual, prosedural, dan keterkaitan keduanya dalam pemecahan masalah matematika, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Agarmemiliki kompetensi tersebut maka upaya yang harus dilakukan guru adalah dengan mengembangkan kemampuannya dalam pemecahan masalah. Kemampuan pemecahan masalah matematis sangat berhubungan erat dengan kemampuan representasi matematis. Hal ini diungkapkan Brenner et al.(neria dan Amit, 2004) bahwa proses dari kesuksesan pemecahan masalah bergantung pada ketrampilan representasi yang meliputi konstruksi dan menggunakan representasi matematis dalam kata-kata, grafik, tabel dan persamaan, memecahkan dan manipulasi simbol. Representasi yang dimunculkan adalah ungkapan dari gagasan;gagasan atau ide-ide matematis dalam upaya mencari solusi dari permasalahan yang sedang dihadapi. Dengan konstruksi representasi matematis yang tepat akan memudahkan dalam melakukan pemecahan masalah. Masalah yang dianggap rumit akan menjadi lebih sederhana dengan menggunakan representasi yang sesuai dengan permasalahan. Beragam bentuk representasi matematis seperti representasi verbal, gambar, numerik, simbol aljabar, tabel, diagram, dan grafik merupakan komponen pembelajaran yang esensial yang tidak dapat dipisahkan dalam pelajaran matematika. Akan tetapi pada umumnya dalam pembelajaran matematika representasi matematis tidak dijadikan fokus utama.representasi matematis dipelajari atau diajarkan hanya sebagai pelengkap dalam menyelesaikan masalahsemata. Hal ini bisa terjadi karena keterbatasan pengetahuan guru dan kebiasaan siswa belajar di kelas dengan cara 1 Dosen PGSD UPI Kampus Cibiru

konvensional sehingga belum memungkinkan untuk mengembangkan daya representasi secara optimal (Hudiono,2010). Untuk memenuhi tuntutan professional, guru perlu mengembangkan kemampuan representasi matematis dalam memecahkan masalah, karena di dalam tugasnya guru harus bisa membimbing siswanya belajar memecahkan masalah matematika. Jadi, guru tidak hanya dituntut untuk memiliki kemampuan pemecahan masalah untuk dirinya sendiri akan tetapi harus bisa mengomunikasikannya kepada siswa, seperti dikemukakan dalam NCTM Program Standards (2003) bahwa seorang calon guru matematikaharuslah mampu mengomunikasikan pikiran matematisnya secara lisan dan tertulis kepada teman-temannya, para dosen, dan kepada yang lainnya. Selama ini dalam pembelajaran matematika siswa jarang diberikan kesempatan untuk menghadirkan representasinya sendiri. Siswa cenderung meniru langkah guru dalam menyelesaikan masalah. Akibatnya, kemampuan representasi matematis siswa tidak berkembang. Padahal representasi matematis sangat diperlukan dalam pembelajaran matematika, baik bagi siswa maupun bagi guru. Keterbatasan pengetahuan guru tentang representasi matematis dan peranannya dalam pembelajaran matematika akan sangat berpengaruh pada kemampuan representasi matematis siswa. Siswa tidak akan memiliki kemampuan representasi matematis yang baik jika gurunya sendiri kurang dalam kemampuan representasi matematisnya. Upaya yang harus dilakukan yaitu menyajikan pembelajaran yang mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggali kemampuan representasi matematisnya serta membiasakan siswa untuk terlibat aktif dalam proses belajar sehingga mereka akan lebih mampu membangun gagasan, ide, dan konsep matematika, serta mengembangkan kemampuan-kemampuan yang telah dimilikinya.tentu saja setiap siswa mempunyai cara yang berbeda untuk mengkontruksikan pengetahuannya. Dalam hal ini, sangat memungkinkan bagi siswa untuk mencoba berbagai macam representasi dalam memahami suatu konsep. Artikel ini akan mengkaji secara teoritis tentang peran guru dalam meningkatkan kemampuan representasi matematikdalam pembelajaran matematika. B. PEMBAHASAN 1. Representasi Matematik Definisi mengenai representasi telah dikemukan beberapa ahli. Dalam psikologi, representasi matematik bermakna deskripsi hubungan antara objek dengan simbol (Hwang, et al., 2007). Lebih sederhana lagi, Kalathil dan Sherin (2000) menyatakan bahwa segala sesuatu yang dibuat siswa untuk mengekternalisasikan dan memperlihatkan kerjanya disebut representasi. Secara umumrepresentasididefinisikan sebagaisetiapkonfigurasikarakter, gambar, objek benda konkrit, dll, yang dapatmelambangkan atau"mewakili" sesuatu yang lain (Gagatsis dan Elia, 2004). Representasi adalah sesuatu yang melambangkan objek atau proses. Misalnya katakata, diagram, grafik, simulasi komputer, persamaan matematika dan lain-lain. Beberapa representasibersifat lebih konkrit dan berfungsi sebagai acuan untuk konsepkonsep yang lebihabstrak dan sebagai alat bantu dalam pemecahan masalah (Rosengrant, et. al,2005). Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa representasi matematis adalah ungkapan-ungkapan dari ide-ide matematika (masalah, pernyataan, definisi,

dan lain-lain) yang digunakan untuk memperlihatkan (mengkomunikasikan) hasil interpretasi dari pikiran dalam berbagai bentuksebagai upaya memperoleh kejelasan makna. Makna representasi dapat berbedadalam konteks yang berbeda. Adarepresentasieksternal(dunia nyata)dan representasiinternal (pikiran) (Hwang,2007). Representasi internal mengacu pada gambaran mental yang sesuai dengan formulasi internal yang membangun realitas. Representasi eksternal menyangkut organisasi simbolik eksternal yang mewakili realitas eksternal matematika tertentu (Anastasiadou. et.al., 2008). Mengenai representasi internal dan eksternal, Zhang dan Norman (Zhang, 1997), berpendapat bahwa representasi dari tugas kognitif bukanlah semata-mata distribusi internal maupun eksternal, tetapi sebagai suatu sistem representasi yaitu representasi internal dan eksternal sebagai dua bagian yang sangat diperlukan. Hal ini mengandung pengertian bahwa representasi internal merupakan aktivitas mental dari seseorang dalam pikirannya (minds-on), sehingga representasi internal akan sulit untuk diamati secara langsung, sedangkan representasi eksternal dapat teramati dalam berbagai kondisi, misalnya melalui pengungkapan kata-kata (lisan), melalui tulisan berupa symbol, gambar, grafik, tabel, ataupun alat peraga (hands-on). Selanjutnya terdapat hubungan timbal balik antara representasi internal dengan representasi eksternal. Wujud dari representasi internal dapat dilihat, diduga, dan disimpulkan melalui representasi eksternalnya. Lesh, Post &Behr(Hwang, et.al, 2007)menunjukkan ada limarepresentasiyang dapat digunakan dalam pendidikanmatematika yaitu representasiobjekdunia nyata, representasi konkrit, representasisimbolaritmatika, representasi bahasa verbal,dan representasi gambar ataugrafis. Dari kelima representasi yang disebutkan diatas, tingkatan yang lebih tinggi dan lebih abstrak dalam memecahkan masalah adalah: a. Representasisimbolaritmatika yaitu kemampuan menerjemahkanmasalahmatematikake dalam representasi rumusaritmatika. b. Representasi bahasa verbal yaitu kemampuan menerjemahkansifatyang diamatidanhubungan dalammasalah matematika menjadi representasi verbal atauvokal c. Representasi gambar ataugrafis yaitu kemampuan menerjemahkanmasalahmatematikake dalam representasi gambaratau grafik. 2. Peran Guru dalam Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematik Pentingnya kemampuan representasi matematik untuk dikembangkan diungkapkan oleh Norman (Rosengrant, 2007) yang berpendapat bahwa representasi adalah inti kecerdasan. Dia menyatakan bahwa"kekuatan kognisi berasal dari abstraksi dan representasi: kemampuan untuk merepresentasikan persepsi, pengalaman, dan pemikiran dalam beberapa media selain yang telah mereka miliki, diabstraksikan dari rincian yang tidak relevan. Ini adalah esensi dari kecerdasan, karena jika representasi dan proses yang tepat, maka pengalaman baru, wawasan dan kreasi dapat muncul. Demikian pula Greeno&Hall (Anastasiadou,et.al., 2008) menyatakan bahwarepresentasidapat dianggap sebagaialat yang berguna untukmembangunpemahaman danuntuk mengkomunikasikan informasi.ketika

memikirkan dan mengomunikasikan ide-ide matematika diperlukan cara untuk merepresentasikannya. Dalam komunikasi diperlukan representasi fisik, yaitu representasi eksternal, dalam bentuk bahasa lisan, simbol tertulis, gambar atau objek fisik. Sebuah ide matematika tertentu dapat direpresentasikan dengan salah satu atau dengan semua bentuk representasi. Akan tetapi representasi dalam belajar matematika tidak terbatas hanya pada representasi fisik saja. Dalam berfikir tentang ide matematika diperlukan juga representasi secara internal. Oleh karena itu, istilah representasi dapat juga dipergunakan bila menggambarkan proses kognitif untuk sampai pada pemahaman tentang suatu ide dalam matematika. National Council of Teacher of Mathematics (NCTM)telah menetapkan standarrepresentasi untuk program pembelajaran dari pra-taman kanak-kanak sampai kelas 12 adalahharus memungkinkan siswa untuk: a. membuat dan menggunakan representasi untuk mengatur, mencatat, danmengomunikasikan ide-ide matematika, b. memilih, menerapkan, dan menerjemahkan antar representasi matematika untukmemecahkan masalah, c. menggunakan representasi untuk memodelkan dan menginterpretasikanfenomena fisik, sosial, dan matematika.(nctm, 2000). Untuk memperkaya pengalaman siswa, kemampuan representasi matematik harus selalu dimunculkan dalam setiap pembelajaran, karena menurut Kaput,et.al.(Tall, 2002) bahwa penggunaan beberapa representasi akan membantu siswa melakukan transisi dari pemahaman konkret topik terbatas tertentu untuk pemahaman yang lebih abstrak dan fleksibel. Berbagai cara bisa dilakukan oleh guru untuk mengembangkan kemampuan representasi matematik. Pemilihan metode, pendekatan, strategi, maupun model pembelajaran penting untuk dilakukan, akan tetapi tidak kalah pentingnya untuk menyeleksi tugas-tugas yang akan diberikan harus menuntut siswa berpikir dan bernalar tentang ide-ide dan konsep-konsep matematika, memberikan alasan (justifikasi), membuat konjektur, menginterpretasikan, dan membuat korelasi ide-ide matematika yang penting. Dengan tugas seperti itu pikiran siswa akan terdorong untuk menyelesaikan masalah serta akan menciptakan representasi yang lebih kompleks. Guru harus merubah pola pembelajaran yang biasanya memberikan rumusrumus jadi tanpa memberikan pemahaman lebih lanjut, menjadi pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk merepresentasikan pemahaman akan konsepnya sendiri. Pemberian kesempatan untuk membuat representasi informal terlebih dahulu menuju ke representasi formal akan mengarahkan dan membimbing siswa dari situasi konkret ke situasi abstrak. Siswa diberi kesempatan untuk mengamati pola, melihat dan membuat hubungan dalam pola, membuat generalisasi, dan kemudian membuat ekspresi matematikanya. Cara lain dapat dilakukan juga oleh guru dalam meningkatkan kemampuan representasi matematik yaitu dengan memberikan soal pemecahan masalah untuk dikerjakan dalam kelompok kecil, karena seperti diungkapkan oleh ZawojewskidanLesh(Hyde, 2006) bahwa ketikasiswamengerjakan soalpemecahanmatematika dalam kelompok kecildanbekerja pada masalahyang kaya,siswa menggunakanrepresentasinyauntuk mengomunikasikangambar mental merekakepada orang lain. Ketikasiswamembuat danberbagibeberapa representasidari

masalah yang samaatau situasi, merekaterusmempertahankanpemikirannya. Beberaparepresentasidapat memberikanpemahamanyang lebih dalamdari dasar matematikayang lebih rumit, dan memberikan wawasan baruke dalam masalah. Pendapat Mc.Coy, Baker dan Little (Alhaddad, 2010) bahwa aktivitas pembelajaran matematika yang melibatkan siswa berlatih dan berkomunikasi dengan menggunakan ragam representasi menyebabkan lingkungan pembelajaran lebih kaya. Dalam pembelajaran matematika, representasi tidak harus terikat pada perubahan satu bentuk ke bentuk lainnya dalam satu arah, tetapi bisa dua arah atau bahkan multi arah.representasi-representasi berbeda yang mengacu pada konsep yang sama akan saling melengkapi dan semuanya bersama-sama berkontribusi untuk pemahaman secara global. Contoh sederhana ketika siswa sekolah dasar kelas satu diberikan pertanyaan Berapa banyak kaki yang ada di rumahmu?. Representasi yang diberikan siswa, sebagai berikut. Sumber: Kamii, et.al, (2001) Beragam bentuk representasi dari masalah yang sama diberikan oleh siswa untuk mengomunikasikan gagasannya. Kemampuan representasi matematik siswa akan terus berkembang jika guru selalu menciptakan aktivitas pembelajaran matematika yang mampu melatih siswa untuk berkomunikasi menggunakan ragam representasi sejak dini. Contoh lain disajikan representasi berbentuk tabel, guru dapat meminta siswa membuat beragam representasi seperti menginterpretasi fenomena matematis ke dalam representasi visual, melakukan translasi dari representasi visual (tabel) ke representasi visual lainnya (diagram), atau menuliskan representasinya dengan kata-kata (verbal), sebagai berikut. Perusahaan penggilingan padi mempunyai data hasil produksi selama sepekan (5 hari kerja) yang disajikan dalam tabel berikut. Hari Hasil Produksi (ton) Senin 20 Selasa 25 Rabu 25 Kamis Jumat 15

Jumlah 120 a. Lengkapi tabel tersebut! b. Buatlah diagram dari data hasil produksi tersebut!. c. Apa yang dapat kamu simpulkan dari data tersebut? (soal untuk kelas 6 Sekolah Dasar) Untuk menyelesaikan masalah tersebut siswa dapat menggunakan berbagai representasi, misalnya: Soal a: Siswa dapat menginterpretasi fenomena matematis ke dalam representasi visual. Soal b: Siswa dapat melakukan translasi dari representasi visual (tabel) ke representasi visual lainnya (diagram: garis, batang, lingkaran, dll). Soal c: Siswa dapat melakukan translasi dari representasi visual (tabel) ke representasi verbal (dengan kata-kata). Dalam soal ini beragam representasi diharapkan muncul tergantung dari sudut pandang siswa (median, modus, persentase, rata-rata, dll). Berdasarkan paparan di atas, terdapat tiga fungsi representasi eksternal dalam belajar matematika (Kalathil & Sherin, 2000): 1. Representasi digunakan untuk memberikan informasi kepada guru mengenai bagaimana siswa berpikir mengenai suatu konteks atau ide matematika. 2. Representasi digunakan untuk memberikan informasi tentang pola dan kecenderungan (trend) diantara siswa. 3. Representasi digunakan oleh guru dan siswa sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran. Adapun manfaat atau nilai yang dapat diperoleh guru maupun siswa dari hasil pembelajaran yang melibatkan representasi matematik adalah: 1. Pembelajaran yang menekankan representasi akan menyediakan suatu konteks yang kaya untuk pembelajaran guru. 2. Meningkatkan pemahaman siswa. 3. Menjadikan representasi sebagai alat konseptual. 4. Meningkatkan kemampuan siswa dalam menghubungkan representasi matematik dengan koneksi sebagai alat pemecahan masalah. 5. Menghindarkan atau meminimalisir terjadinya miskonsepsi. C. PENUTUP Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa representasi matematis adalah ungkapan-ungkapan dari ide-ide matematika (masalah, pernyataan, definisi, dan lain-lain) yang digunakan untuk memperlihatkan (mengkomunikasikan) hasil interpretasi dari pikiran dalam berbagai bentuksebagai upaya memperoleh kejelasan makna. Kemampuan representasi matematis adalah kemampuan mengungkapkan ideide matematika (masalah, pernyataan, solusi, definisi, dan lain-lain) kedalam salah satu bentuk: (1) Gambar, diagram grafik, atau tabel; (2) Notasi matematik, numerik/simbol aljabar; dan (3) Teks tertulis/kata-kata, sebagai interpretasi dari pikirannya. Representasi sangat berperan dalam membantu peningkatan pemahaman terhadap konsep matematika, demikian juga dapat meningkatkan kemampuan

komunikasi, dan pemecahan masalah matematis. Secara umum representasi sangat berperan dalam peningkatan kompetensi matematika. Selain itu melalui representasi dapat memberikan informasi kepada guru mengenai bagaimana siswa berpikir mengenai suatu konteks atau ide matematika, tentang pola dan kecenderungan siswa dalam memahami suatu konsep. Peran guru untuk meningkatkan kemampuan representasi matematik sangatlah penting. Upaya-upaya yang harus dilakukan adalah dengan mengubah pola pembelajaran yang terbiasa dengan pemberian rumus dan contoh pengerjaan, menjadi pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif yaitu pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk merepresentasikan pemahaman akan konsepnya sendiri. Tugas-tugas yang akan diberikan kepada siswa harus diseleksi, tugas-tugas yang diberikan harus menuntut siswa berpikir dan bernalar tentang ide-ide dan konsep-konsep matematika, memberikan alasan (justifikasi), membuat konjektur, menginterpretasikan, dan membuat korelasi ide-ide matematika yang penting. Ketepatan cara yang dipilih dan dilakukan guru dapatmenghadirkan representasi siswa dalam pembelajaran matematika. D. DAFTAR PUSTAKA Alhaddad,S.F.(2010). Meningkatkan Kemampuan Representasi Multipel Matematis, Pemecahan Masalah, dan Self Esteem Siswa SMP melalui pembelajaran dengan pendekatan Open Ended. Disertasi. Pascasarjana UPI. Tidak Diterbitkan Anastasiadou,S. dan Chadjipantelis,T.(2008).The Role of Representations in the Understanding of Probabilities in Tertiary Education. ICME 11 2008 Topic Study Group 13: Research and development in the teaching and learning of probability Gagatsis, A. & Elia, I. (2004). The Effects Of Different Modes Of Representation On Mathematical Problem Solving. Proceedings of the 28th Conference of theinternational Group for the Psychology of Mathematics Education, Vol. 2, pp.447 454. Hudiono, B.(2010). Peran Pembelajaran Diskursus Multi Representasi terhadap pengembangan Kemampuan Matematika dan Daya Representasi pada Siswa SLTP. Jurnal Cakrawala Pendidikan Vol.8 No.2 2010: 101-203 Hwang, et al. (2007). Multiple Representation Skills and Creativity Effects on Mathematical Problem Solving using a Multimedia Whiteboard System. Educational Technology & Society, Vol 10 No 2, pp. 191-212. Hyde,A.(2006). Comprehending Math. Adapting Reading Strategies to Teach Mathematics, K 6. Heinemann. A division of Reed Elsevier Inc. 361 Hanover Street Portsmouth, NH 03801 3912 Kalathil, R.R., & Sherin, M.G. (2000). Role of Students' Representations in the Mathematics Classroom. In B. Fishman & S. O'Connor-Divelbiss (Eds.), Fourth International Conference of the Learning Sciences (pp. 27-28). Mahwah, NJ: Erlbaum. Kamii,C. et.al. (2001). Representation and Abstraction in Young Children's Numerical Reasoning. The Roles of Representation in School Mathematics. NCTM

National Council of Teachers of Mathematics. (2000). Curriculum and Evaluation Standards for School Mathematics. Reston, VA: National Council of Teachers of Mathematics. National Council of Teachers of Mathematics. (2003). NCTM Program Standards. Programs for Initial Preparation of Mathematics Teachers. Standards for Secondary Mathematics Teachers. [Online]. Tersedia: http://www.nctm.org/uploadedfiles/math_standards/ [ 10 Maret 2008]. Neria, D. & Amit, M. (2004). Students Preference of Non-Algebraic Representations in Mathematical Communication. Proceedings of the 28th Conference of the International Group for the Psychology of Mathematical Education, 2004. Vol. 3 pp 409 416. Rosengrant, D, et.al (2005). An Overview of Recent Research on Multiple Representations. [Online]. Tersedia: http://paer.rutgers.edu/scientificabilities/downloads/papers/davidrospe c2006.pdf[28 Desember 2012] Rosengrant,D.(2007). Multiple Representations and Free-Body Diagrams: Do Students Benefit From using them?. [Online]. Tersedia: http://science.kennesaw.edu/~drosengr/images/rosengrant_dissertation.pdf[28 Desember 2012] Tall,D.(2002).Advanced Mathematical Thinking. Kluwer Academic Publishers New York, Boston, Dordrecht, London, Moscow. Zhang,J.(1997). The Nature of External Representations in Problem Solving. Cognitive Science Vol21 (2) 1997, pp. 179-217