I. PENDAHULUAN. Sesuai dengan tujuan pendidikan yang dijelaskan dalam Undang-undang RI No.

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. dapat dihasilkan manusia pembangunan yang tangguh dan merata. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

I. PENDAHULUAN. pembelajaran. Dalam perkembangan selama ini SMP Negeri 1 Way Bungur

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

I. PENDAHULUAN. pendidikan sangatlah penting untuk memajukan kesejahteraan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

BAB I PENDAHULUAN. Proses pendidikan berlangsung dalam suatu lingkungan pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan ruang lingkup penelitian. Pembahasan hal-hal. tersebut secara rinci dikemukakan berikut ini.

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. memungkinkan bagi kita untuk mengetahui tentang budaya yang berbeda

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa untuk menghadapi tantangan hidup dimasa mendatang.

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamis dalam diri (inner drive) yang mendorong seseorang. arti tidak memerlukan rangsangan (stimulus) dari luar dirinya,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatan sumber daya

I. PENDAHULUAN. Pada bab 1 ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka menjadi. pemerintah, masyarakat, maupun keluarga. Namun demikian, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan dan perkembangan aspek kehidupan perlu direspon dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting, yaitu untuk menjamin kelangsungan kehidupan dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen penting yang mutlak diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang baik, yang sesuai dengan martabat manusia. Pendidikan akan

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB I PENDAHULUAN. perilaku dari tidak tahu menjadi tahu yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara

BAB I PENDAHULUAN. penting dan menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Prestasi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

I. PENDAHULUAN. baik, menghadapi segala tantangan dan tuntutan perubahan lokal, nasional, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Disamping itu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

I. PENDAHULUAN. informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di

BAB I PENDAHULUAN. Kaling berpenghasilan dari hasil membuat batu bata dan karyawan. anak jadi rendah sehingga prestasi juga rendah pula.

BAB I PENDAHULUA N. pernah tuntas dimanapun, termasuk di Negara yang sudah maju sekalipun.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. pembelajaran di SMP Negeri 3 Jati Agung tahun ajaran untuk siswa

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses pelatihan untuk. webster s New Word Dictionary Sagala (2007: 1), sehingga mampu

BAB I PENDAHULUAN. pesat telah membawa perubahan besar terhadap pendidikan. Dewasa ini perlu

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan. Interaksi

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk kelangsungan

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

I. PENDAHULUAN. dan dapat menyesuaikan secara aktif dalam kehidupannya. melalui pendidikan yang baik akan dihasilkan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya setiap orang membutuhkan pendidikan. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Rendahnya mutu pendidikan merupakan salah satu masalah yang terus

BAB I PENDAHULUAN. Kedudukan guru sebagai tenaga profesional berfungsi untuk meningkatkan

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KREATIVITAS DALAM BELAJAR EKONOMI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VII SMP N 2 GATAK SUKOHARJO

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting sebagai sarana yang tepat untuk

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka. Keberhasilan pendidikan dipengaruhi oleh perubahan dan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, serta orang tua. Menurut Dimyati dan Mujiono (2006: 7),

BAB I PENDAHULUAN. lebih mudah mengarahkan peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran, akhirnya akan berpengaruh pada hasil belajar.

I. PENDAHULUAN. usaha di negara lain. Untuk menghadapi era globalisasi ini diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan di dalam negeri maupun di luar negeri. Tentunya perubahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang. memungkinkannya untuk berfungsi secara menyeluruh dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kompleksitas zaman. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ghitha Sukma Dewi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. kualitas seseorang. Semakin baik hasil belajar matematika yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendidikan adalah dengan mengikuti pendidikan formal. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan umum program keahlian teknik kendaraan ringan 1) menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) Terpadu di SMP terdiri dari studi

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat memperoleh ilmu pengetahuan dan dapat mengembangkan potensi

I. PENDAHULUAN. suatu wadah yang disebut sebagai lenbaga pendidikan. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SMP dan MTs

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi. serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada siswa.

1. PENDAHULUAN. dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan yang dilakukan pada seseorang dapat menciptakan kepribadian

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan tugas Negara yang amat penting. pembukaan UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945, yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang semakin cepat menuntut sumber daya

1. PENDAHULUAN. menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. keadaan tertentu kesuatu keadaan yang lebih baik. Pendidikan sebagai pranata

BAB I PENDAHULUAN. dari proses pembelajaran yang di dalamnya terdapat beberapa komponen

BAB I PENDAHULUAN. belajar, lingkungan belajar dan motivasi berprestasi siswa.

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN, seperti AFTA (Asean Free Trade Area) dan AFLA (Asean Free Labour

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembentukan manusia sempurna melalui pendidikan, di dalam pendidikan berlaku

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Disusun Oleh:

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sesuai dengan tujuan pendidikan yang dijelaskan dalam Undang-undang RI No. 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 No.1, yang berbunyi: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Belajar merupakan suatu proses kontinyu yang tiada pernah berhenti sepanjang hayat. Keinginan untuk belajar merupakan suatu peristiwa alami. Manusia selalu ingin mengetahui hal baru, atau menggali hal baru, apakah itu pengetahuan, keterampilan atau apapun. Belajar terjadi dari peristiwa mengalami melihat, mendengar, merasakan, mencoba, melakukan, dan seterusnya. Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan proses interaksi antara pebelajar siswa dengan pembelajar (guru). Seorang siswa telah dikatakan belajar apabila ia telah paham sesuatu yang sebelumnya ia tidak dapat mengetahuinya, termasuk sikap tertentu yang sebelumnya tidak dimilikinya. Sebaliknya, seorang guru dikatakan telah melakukan proses pembelajaran apabila ia telah membantu siswa atau orang lain untuk memperoleh perubahan yang dikehendaki. Sehubungan

dengan proses pembelajaran, kegiatan siswa di sekolah merupakan serangkaian 2 kegiatan kompleks dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, sangat diharapkan proses pembelajaran di sekolah dilaksanakan semaksimal mungkin agar siswa memiliki prestasi belajar yang memuaskan. Sekolah Menengah Pertama (SMP) merupakan tingkat pendidikan formal yang dalam proses pembelajarannya melaksanakan Kurikulum Tingkat satuan Pelajaran (KTSP) dengan memasukkan salah satu mata pelajaran muatan lokal, diantaranya mata pelajaran tata busana. Muatan lokal adalah pengetahuan mengenai isi dan bahan pelajaran yang ditetapkan oleh daerah atau lokal sesuai dengan keadaan dan kebutuhan masing-masing. SMPN II Banjit adalah salah satu sekolah yang menjadikan mata pelajaran tata busana sebagai muatan lokal. Tujuan mata pelajaran tata busana adalah : (1) mendidik peserta didik dengan keahlian dan keterampilan tata busana, agar dapat bekerja baik secara mandiri atau bekerja di dunia usaha dan dunia industri, (2) mendidik peserta didik agar mampu memilih karir, berkompetensi dan mengembangkan sikap profesional, serta (3) membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan sebagai bekal bagi yang berminat untuk melanjutkan pendidikan. Namun demikian, dalam pelaksanaannya masih terdapat beberapa hal yang menyebabkan siswa merasa sulit mendapatkan prestasi belajar yang optimal pada mata pelajaran tata busana. Hal ini terlihat dari ujian semester ganjil siswa tahun pelajaran 2011/2012 yang rata-ratanya di bawah kriteria ketuntasan minimal 7.

3 Berdasarkan pengamatan prapenelitian, proses pembelajaran tata busana di SMP Negeri II Banjit belum sesuai harapan. Hal ini dapat dilihat dari (1) prestasi belajar tata busana masih rendah ditunjukkan dengan hasil ujian yang diselenggarakan sekolah; (2) Kurangnya sikap positif siswa terhadap mata pelajaran tata busana karena sebagian siswa mengangap bahwa pelajaran tata busana tidak penting; (3) motivasi belajar siswa rendah hal ini tercermin dari minat siswa dalam mengikuti pelajaran tata busana rendah, kurang maksimal dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Prestasi belajar siswa mata pelajaran tata busana secara keseluruhan siswa SMPN II Banjit masih jauh dari ketuntasan minimal yaitu diperoleh rata-rata sebesar 63,3. Data ini menunjukan bahwa prestasi belajar siswa secara keseluruhan masih rendah. Hal ini dapat dilihat pada table 1.1 Tabel 1.1 Kategori Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Tata busana No Koefisien Kategori Jumlah Siswa Persentasi 1 85.1 100 Tinggi 30 15 % 2 70.0 85.0 Sedang 68 34 % 3 0 66.9 Rendah 102 51 % Total Jumlah Siswa 200 Nilai Rata-rata 63,3 KKM 70 Sumber : Nilai Ujian Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012 Kelas VII SMP N II Banjit Kabupaten Way Kanan Rendahnya prestasi belajar siswa dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain kurang bermaknanya pembelajaran tata busana bagi siswa, kurang keberanian siswa untuk berkreativitas, terbatasnya fasilitas sarana prasarana yang tersedia dan metode pembelajaran yang disampaikan guru kurang bervariasi antara lain

4 masih digunakan metode ceramah, penggunaan media atau sumber belajar belum maksimal karena fasilitas yang kurang memadai sehingga pelaksanaan pembelajaran yang terjadi belum maksimal. Pelaksanaan pembelajaran di kelas kurang sesuai dengan skenario yang telah direncanakan, proses pembelajaran masih konvensional didominasi dengan metode ceramah. Pembelajaran dengan metode tersebut kurang mampu memotivasi siswa untuk terlibat secara aktif dan langsung mendapatkan pengalaman belajar. Pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru masih bersifat monoton dan mendominasi kelas, siswa pasif menerima pembelajaran dari guru. Prestasi belajar merupakan cermin dari apa yang telah dicapai siswa dalam belajar. Selain itu prestasi belajar juga sering digunakan sebagai indikator kemampuan belajar karena semakin tinggi prestasi belajar dalam suatu mata pelajaran, maka semakin tinggi pula tingkat kemampuan belajar dalam mata pelajaran tersebut. Prestasi belajar juga dapat digunakan sebagai indikator untuk mengukur kualitas pendidikan, hal ini juga berlaku untuk mengukur keberhasilan suatu mata pelajaran yang terdapat dalam susunan program kurikulum. Secara garis besar, prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Slameto (2003 : 54) faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa berupa (1) faktor intern (dari dalam diri individu berupa jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh, psikologi (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan) dan kelelahan,( 2) faktor ektern (dari luar individu) yaitu keluarga (perhatian orang tua, sekolah (cara belajar) dan masyarakat.

5 Faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah sikap. Sikap merupakan sesuatu yang dipelajari dan sikap menentukan bagaimana individu bereaksi terhadap situasi serta menentukan apa yang dicari individu dalam kehidupan. Pada umumnya rumusan-rumusan mengenai sikap mempunyai persamaan unsur,yaitu adanya kesediaan untuk berespon terhadap suatu situasi. Sikap juga merupakan kecenderungan dalam diri subjek menerima atau menolak suatu objek berdasarkan penilaian terhadap objek yang dianggap baik dan objek yang tidak baik (Slameto, 2003 : 188). Bagaimana reaksi siswa dalam menerima pelajaran inilah yang mempengaruhi prestasi belajarnya karena kesediaan atau tidak dalam menerima pelajaran tentu berpengaruh pada proses pembelajaran. Pengaruh tersebutpun akan akan terlihat dari prestasi yang diperolehnya. Motivasi belajar juga mempunyai peran yang penting dalam kegiatan belajar karena motivasi merupakan tenaga pendorong yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku pelajar (Dimyati dalam Mudjiono, 2006 : 80). Upaya untuk meningkatkan motivasi belajar dalam proses pembelajaran sangat penting dipahami oleh siswa maupun guru. Menurut Rasyad dalam Sagala (2006 : 104) Motivasi dalam konsep pembelajaran berarti seni mendorong siswa untuk melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong dan menggerakkan seseorang untuk melakukan kegiatan belajar. Motivasi belajar sangat penting

6 dalam kegiatan belajar. Motivasi dapat tumbuh dari dalam diri sendiri dan dari luar diri siswa. Untuk membantu membantu meningkatkan prestasi belajar, motivasi belajar dari luar diri siswa perlu ditumbuhkan. Oleh karena itu, motivasi dalam diri siswa harus ditumbuhkan sehingga siswa akan termotivasi untuk belajar lebih baik dan sungguh-sungguh. Motivasi dapat diukur dengan durasi kegiatan, frekuensi kegiatan, presistensi, ketabahan, tingkat aspirasi, tingkat kualifikasi, devosi (pengabdian), dan arahan sikap. Motivasi belajar siswa merupakan unsur yang memberikan kontribusi terhadap keberhasilan prestasi belajar siswa. Dengan demikian, penggunaan strategi pembelajaran harus dapat merangsang peningkatan motivasi belajar siswa dengan membangkitkan rasa ketertarikan terhadap pelajaran tata busana. Jika dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, perhatian orang tua merupakan faktor yang perlu juga dipertimbangkan karena anak yang mendapat perhatian baik dari orang tuanya akan tumbuh dalam dirinya untuk belajar dengan baik, akan termotivasi untuk belajar dengan baik, dan dapat bersikap positif dalam menerima pelajaran. Perhatian orang tua dapat dilakukann mulai dari yang sederhana sampai pada yang kompleks. Perhatian orang tua dapat dicurahkan melalui penyediaan fasilitas belajar anak, mengawasi kegiatan belajar, mengontrol hasil belajar, menanyakan dan mendengarka kesulitan belajar, membantu memecahkan kesulitan belajar, memberikan saran untuk belajar lebih baik, dan memberikan motivasi belajar. Namun demikian, tidak dapat dipungkiri, tidak semua orang tua dapat meluangkan waktu untuk memberikan perhatian yang demikian kepada anaknya

7 karena berbagai faktor. Di antaranya faktor kesibukan orang tua dalam mencari nafkah. Karena kesibukan tersebutlah, terkadang orang tua sering mengabaikan perhatian untuk anak-anaknya meskipun hanya sekedar memberikan perhatian yang sederhana. Demikian pula halnya dengan mayoritas orang tua siswa di SMPN II Banjit yang harus lebih banyak menghabiskan waktunya untuk mencari nafkah sehingga perhatian kepada kegiatan belajar anak kurang maksimal. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan antara sikap siswa terhadap mata pelajaran, motivasi belajar, dan perhatian orang tua dengan prestasi belajar tata busana siswa kelas VII SMPN II Banjit Kabupaten Way Kanan tahun pelajaran 2011/2012. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka identifikasi masalah adalah sebagai berikut : 1. Prestasi belajar tata busana yang rendah 2. Sikap siswa kurang positif terhadap pelajaran tata busana 3. Motivasi belajar siswa yang rendah 4. Perhatian orang tua masih kurang 5. Sumber belajar yang masih kurang 6. Pemanfaatan sumber belajar belum maksimal 7. Pembelajaran yang masih konvensional.

8 1.3 Pembatasan Masalah Hasil identifikasi masalah dari latar belakang menunjukkan terdapat tujuh masalah. Untuk keperluan penelitian ini akan dibatasi beberapa masalah saja yang diselesaikan. Pembatasan masalah adalah sebagai berikut : 1. Prestasi belajar tata busana yang rendah 2. Sikap siswa kurang positif terhadap pelajaran tata busana 3. Motivasi belajar siswa yang rendah 4. Perhatian orang tua masih kurang 1.4 Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah, disusun rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apakah terdapat hubungan antara sikap siswa terhadap mata pelajaran, motivasi belajar, dan perhatian orang tua secara bersama-sama dengan prestasi belajar tata busana siswa kelas VII SMPN II Banjit Kabupaten Way Kanan tahun pelajaran 2011/2012? 2. Apakah terdapat hubungan antara sikap siswa terhadap mata pelajaran dengan prestasi belajar tata busana siswa kelas VII SMPN II Banjit Kabupaten Way Kanan tahun pelajaran 2011/2012? 3. Apakah terdapat hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar tata busana siswa kelas VII SMPN II Banjit Kabupaten Way Kanan tahun pelajaran 2011/2012?

9 4. Apakah terdapat hubungan antara perhatian orang tua dengan prestasi belajar tata busana siswa kelas VII SMPN II Banjit Kabupaten Way Kanan tahun pelajaran 2011/2012? 1.5 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: 1. Hubungan antara sikap siswa terhadap mata pelajaran, motivasi belajar, dan perhatian orang tua secara bersama-sama dengan prestasi belajar tata busana siswa kelas VII SMPN II Banjit Kabupaten Way Kanan tahun pelajaran 2011/2012. 2. Hubungan antara sikap siswa terhadap mata pelajaran dengan prestasi belajar tata busana siswa kelas VII SMPN II Banjit Kabupaten Way Kanan tahun pelajaran 2011/2012. 3. Hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar tata busana siswa kelas VII SMPN II Banjit Kabupaten Way Kanan tahun pelajaran 2011/2012. 4. Hubungan antara perhatian orang tua dengan prestasi belajar tata busana siswa kelas VII SMPN II Banjit Kabupaten Way Kanan tahun pelajaran 2011/2012.

10 1.6 Manfaat Penelitian 1. Secara teoritis : Untuk memberikan sumbangan pemikiran dan memperluas kajian teknologi pembelajaran dalam kawasan pengelolaan pembelajaran. 2. Secara praktis : a. Bagi guru mata pelajaran tata busana sebagai bahan informasi untuk dapat memperhatikan sikap siswa dan motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran tata busana sehingga daat meningkatkan prestasi belajar siswanya. b. Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapakan dapat digunakan untuk meningkatkan hubungan antara sekolah dengan orang tua siswa melalui komite sekolah sehingga peran komite sekolahpun meningkat. c. Bagi orang tua dapat menjadi bahan masukan untuk dapat meningkatkan perhatian terhadap proses belajar anak-anaknya, baik di rumah maupun di sekolah.