BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS MOBILE-ROBOT

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III DESAIN DAN PENGEMBANGAN SISTEM

3.2. Tempat Penelitian Penelitian dan pengujian alat dilakukan di lokasi permainan game PT. EMI (Elektronik Megaindo) Plaza Medan Fair.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015,

BAB III PERANCANGAN SISTEM

DESAIN DAN IMPLEMENTASI MOBILE-ROBOT MENGGUNAKAN STIR DIFERENSIAL DAN KONTROL PROPORSIONAL INTEGRAL DERIVATIF (PID)

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ketepatan masing-masing bagian komponen dari rangkaian modul tugas akhir

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global.

BAB III PERANCANGAN SISTEMKENDALI PADA EXHAUST FAN MENGGUNAKAN SMS GATEWAY

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB IV PROTOTYPE ROBOT TANGGA BERODA. beroda yang dapat menaiki tangga dengan metode pengangkatan beban pada roda

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT

Gambar 3.1 Susunan perangkat keras sistem steel ball magnetic levitation

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISIS RANGKAIAN ELEKTRONIK

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN ALAT. Sensor Utrasonik. Relay. Relay

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai beberapa hal dasar tentang bagaimana. simulasi mobil automatis dirancang, diantaranya adalah :

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. mana sistem berfungsi sesuai dengan rancangan serta mengetahui letak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN SISTEM. dari pembuatan alat yang meliputi perancangan hardware dan perancangan

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM MIKROKONTROLER. program pada software Code Vision AVR dan penanaman listing program pada

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan dengan beberapa cara yang dilakukan, antara lain:

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA DATA. dari sistem yang dibuat. Pengujian dan pengukuran pada rangkaian ini bertujuan

BAB III PERANCANGAN SISTEM. untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI

BAB III PERANCANGAN. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Perancangan sistem pengendalian posisi linier motor DC dengan algoritma

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Desember 2011 sampai dengan Maret

BAB III PERANCANGAN ALAT

KONTROL ARAH DAN KECEPATAN MOTOR DC MENGGUNAKAN ANDROID. Dyah Lestari, Andrik Rizki Ari Wijaya

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III SISTEM PENGUKURAN ARUS & TEGANGAN AC PADA WATTMETER DIGITAL

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KERUSAKAN KABEL

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Computer. Parallel Port ICSP. Microcontroller. Motor Driver Encoder. DC Motor. Gambar 3.1: Blok Diagram Perangkat Keras

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... Error! Bookmark not defined. LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN... iii. LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI...

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. analisis mengenai sistem yang akan dirancang.pada Perancangan Prototipe Mobile

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM. kadar karbon monoksida yang di deteksi oleh sensor MQ-7 kemudian arduino

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Agustus

BAB III PERANCANGAN. Gambar 3.1. Blok sistem secara keseluruhan. Sensor tegangan dan sensor arus RTC. Antena Antena. Sensor suhu.

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

BAB III PERANCANGAN DESAIN POMPA AIR BRUSHLESS DC. DENGAN MENGGUNAKAN dspic30f2020

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1PHOTODIODA Dioda foto adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

BAB III TEORI PENUNJANG. Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA

Transkripsi:

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS MOBILE-ROBOT 3.1. Perancangan Sistem Secara Umum bawah ini. Diagram blok dari sistem yang dibuat ditunjukan pada Gambar 3.1 di u(t) + e(t) c(t) r(t) Pengontrol Plant - PID (mobile-robot) Encoder Gambar 3.1 Diagram blok sistem kontrol PID pada mobile robot Set point u(t) akan dikurangi nilai kecepatan dari bacaan encoder dan hasilnya akan menghasilkan nilai kesalahan e(t). Nilai kesalahan ini akan dimasukan ke blok pengontrol PID untuk diproses, lalu blok pengontrol ini akan menghasilkan keluaran c(t) untuk mengontrol plant. Keluaran dari plant yaitu r(t) akan dibaca oleh encoder lalu dikurangkan dengan set point. Proses ini akan berjalan terusmenerus selama sistem dalam keadaan hidup. 3.2. Perancangan Plant (Mobile-Robot) Konstruksi dasar mobile robot dibuat dengan menggunakan bahan acrylics dengan ketebalan tiga milimeter. Sistem stir diferensial yang digunakan adalah Twin Motor Gearbox produksi Tamiya dengan perbandingan torka input dan outputnya 1:203. Roda yang tersambung pada gearbox menggunakan Truck Tire 25

26 Set yang mempunyai diameter 36 milimeter, sedangkan empat roda caster penyangga yang berada di sisi robot menggunakan Ball Caster. Kedua jenis roda tersebut merupakan produk Tamiya. Konstruksi dasar mobile-robot tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.2 di bawah ini. Gambar 3.2 Konstruksi dasar badan mobile-robot Dimensi yang dimiliki mobile-robot adalah: Panjang Lebar Tinggi bodi dari tanah : 20,5 centimeter : 14,3 centimeter : 2,7 centimeter Motor DC yang digunakan pada mobile-robot diproduksi oleh Perusahaan Mabuchi Motor dengan jenis FA-130RA-2270. Motor DC ini mempunyai spesifikasi sebagai berikut:

27 Spesifikasi mekanik: Panjang Lebar Tinggi Berat rata-rata Tipe badan motor Tipe brush Diameter armatur Jumlah kutub armatur Jenis magnet Diameter kawat lilitan Jumlah lilitan tiap kutub armatur : 38 milimeter : 20,1 milimeter : 16,5 milimeter : 17 gram : flat : besi : 12,65 milimeter : 3 buah : magnet isotropik berbentuk C : 0,22 milimeter : 70 Data yang lebih lengkap dapat dilihat pada bagian lampiran dan situs www.mabuchi-motor.com. 3.3. Desain Rangkaian Encoder Sistem encoder yang digunakan menggunakan opto-interrupter H21A1 yang diproduksi oleh perusahaan Fairchild. Spesifikasi dari komponen ini dapat dilihat di bagian lampiran. Gambar dari komponen ini dapat dilihat di bawah.

28 1 2 3 4 Gambar 3.3 Komponen opto-interrupter Rangkaian transistor untuk mencuplik sinyal menggunakan konfigurasi common emitter amplifier dan berlaku sebagai saklar yang akan terbuka apabila ada benda di antara dioda dan fototransistor. Tegangan yang diamati dari sistem encoder di atas adalah V CE transistor tersebut. Skema dari rangkaian encoder secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 3.4 di bawah ini. Gambar 3.4 Skema rangkaian encoder secara keseluruhan

29 Untuk mencari nilai R1 dan R2 digunakan rumus di bawah ini. R1= R2= ( VCC 1,2V ) I F ( VCC V ) I C CE (3.3.1) (3.3.2) Dengan parameter yang digunakan sebagai berikut: I F I C V CE : arus yang mengalir melalui LED : arus kolektor fototransistor : tegangan antara kolektor dan emitor transistor Tegangan VCC yang digunakan bernilai 5V, sedangkan parameter yang lain seperti I F, I C dan V CE didapat dari datasheet. Dengan memasukan nilai dari datasheet, maka didapatkan nilai R1 dan R2 sebagai berikut: ( 5V 1,2V ) R1= 30mA R1 127Ω ( 5V 0,4V) R2= 1,8mA R2 2556Ω (3.3.3) (3.3.4) (3.3.5) (3.3.6) Nilai resistor R1 dan R2 yang digunakan pada encoder bernilai 110 Ω dan 2600 Ω. Piringan encoder dibuat dari film dan gambar dari piringan ini diberikan pada Gambar 3.5.

30 Gambar 3.5 Bentuk piringan encoder Piringan encoder mempunyai diameter selebar 27 milimeter dan 24 celah sehingga mempunyai ketelitian 15 derajat (π/12 radian). 3.4. Desain Pengontrol PID Perangkat keras sistem kontrol PID dibuat dua buah, yaitu sistem kontrol untuk mobile-robot dan sistem kontrol cadangan untuk meneliti penerapan algoritma PID secara terpisah. Sistem kontrol untuk mobile-robot terdiri dari beberapa rangkaian yaitu: 1. Dua buah rangkaian mikrokontroler yang dapat dihubungkan ke Liquid Crystal Display (LCD) yang sejenis dengan LCD tipe HD44780U produksi Hitachi. 2. Dua buah rangkaian driver motor L298. 3. Dua buah rangkaian MAX232. 4. Satu buah rangkaian buffer.

31 Untuk sistem kontrol cadangan, rangkaian yang digunakan adalah: 1. Dua buah rangkaian mikrokontroler, yang salah satunya dihubungkan ke Liquid Crystal Display (LCD) yang sejenis dengan LCD tipe HD44780U produksi Hitachi. 2. Satu buah rangkaian driver motor L298. 3. Satu buah rangkaian MAX232. Gambar dari perangkat keras pengontrol PID pada mobile-robot dan sistem kontrol cadangan diberikan pada gambar di bawah ini. Gambar 3.6 Perangkat keras pengontrol PID

32 Gambar 3.7 Perangkat keras sistem kontrol cadangan 3.4.1. Rangkaian mikrokontroler Mikrokontroler yang digunakan pada rangkaian mobile-robot adalah ATMEGA16 yang mempunyai 40 buah pin dan menggunakan osilator kristal dengan frekuensi 16MHz. Mobile-robot menggunakan dua mikrokontroler dengan kode yang identik yang masing-masing mengontrol kecepatan putaran roda penggerak kiri dan kanan. Gambar 3.8 menunjukkan penggunaan pin di tiap mikrokontroler.

33 PORT DATA LCD PORTB 1 8 PORTA0 PORTA1 PORTA4 PENERIMA PIN RS LCD PORT SERIAL PORTD0 PORTD1 ATMEGA16 PORTA5 PORTA6 PIN R/S LCD PIN EN LCD ENCODER PORTD2 DRIVER MOTOR L298 PORTD4 PORTD5 PORTD6 Gambar 3.8 Penggunaan pin mikrokontroler untuk pengontrol PID berikut: Keterangan dan fungsi dari port-port yang digunakan adalah sebagai PORTB 1 8 PORTD0 : digunakan sebagai jalur transimisi data dan perintah ke LCD. : pin RXD mikrokontroler yang dihubungkan dengan pin TX port serial pada komputer. PORTD1 : pin TXD mikrokontroler yang dihubungkan dengan pin RX port serial pada komputer. PORTD2 PORTD4 : pin INT0 yang menerima keluaran dari encoder. : pin OC1B yang merupakan keluaran PWM yang dihubungkan dengan pin ENABLE pada driver motor L298. PORTD5 PORTD6 PORTA0 : pin yang dihubungkan dengan pin IN1 driver motor L298. : pin yang dihubungkan dengan pin IN2 driver motor L298. : pin yang dihubungkan dengan pin data pada penerima.

34 PORTA1 PORTA4 : pin yang dihubungkan dengan pin data pada penerima. : pin yang dihubungkan dengan pin RS pada LCD untuk mengatur mode pengiriman data pada LCD. PORTA5 PORTA6 : pin yang dihubungkan dengan pin R/W pada LCD. : pin yang dihubungkan dengan pin ENABLE pada LCD. Perintah pada mikrokontroler di berikan pada pin yang terhubung ke pin data di modul penerima yaitu PORTA0 dan PORTA1. Langkah-langkah program yang lebih jelas dapat dilihat pada diagram alir di bawah ini. Gambar 3.9 Diagram alir program kontrol PID pada mikrokontroler

35 Pertama-tama mikrokontroler akan mendeteksi perintah dari modul penerima yang terhubung ke PORTA0 dan PORTA1. Nilai dari kedua pin tersebut akan diperiksa dan apabila cocok dengan nilai tertentu yang tertera pada diagram alir, maka ada beberapa rutin program yang akan dieksekusi. Sistem kontrol cadangan menggunakan dua buah mikrokontroler yang berbeda fungsinya. Mikrokontroler yang pertama digunakan untuk mengeksekusi rutin PID sedangkan mikrokontroler yang kedua digunakan untuk mengambil data cacahan dari encoder. Penggunaan pin pada mikrokontroler dijelaskan pada Gambar 3.10 dan 3.11 di bawah ini. PORT DATA LCD PORTB 1 8 PORTA0 PORTA4 POTENSIO METER PIN RS LCD PORT SERIAL PORTD0 PORTD1 ATMEGA16 PORTA5 PORTA6 PIN R/S LCD PIN EN LCD DRIVER MOTOR L298 PORTD4 PORTD5 PORTD6 PORTC 1 8 PORT DATA MASUKAN Gambar 3.10 Skema penggunaan pin pada mikrokontroler pertama sistem kontrol cadangan

36 PORTA 1 8 PORT KIRIM DATA ATMEGA16 ENCODER PORTD2 Gambar 3.11 Skema penggunaan pin pada mikrokontroler kedua sistem kontrol cadangan Keterangan dan fungsi dari port-port yang digunakan dalam skema Gambar 3.10 adalah sebagai berikut: PORTA0 : pin yang dihubungkan dengan potensiometer sebagai masukan sinyal untuk Analog to Digital Converter (ADC). Penggunaan ADC bertujuan untuk mengubah set point sistem kontrol. PORTA4 : pin yang dihubungkan dengan pin RS pada LCD untuk mengatur mode pengiriman data pada LCD. PORTA5 PORTA6 PORTB 1 8 PORTC 1 8 : pin yang dihubungkan dengan pin R/W pada LCD. : pin yang dihubungkan dengan pin ENABLE pada LCD. : digunakan sebagai jalur transimisi data dan perintah ke LCD. : digunakan sebagai jalur penerima data dari PORTA pada mikrokontroler kedua.

37 PORTD0 : pin RXD mikrokontroler yang dihubungkan dengan pin TX port serial pada komputer. PORTD1 : pin TXD mikrokontroler yang dihubungkan dengan pin RX port serial pada komputer. PORTD4 : pin OC1B yang merupakan keluaran PWM yang dihubungkan dengan pin ENABLE pada driver motor L298. PORTD5 PORTD6 : pin yang dihubungkan dengan pin IN1 driver motor L298. : pin yang dihubungkan dengan pin IN2 driver motor L298. Keterangan dan fungsi dari port-port yang digunakan pada skema Gambar 3.11 adalah sebagai berikut: PORTA 1 8 : digunakan sebagai jalur transimisi data hasil cacahan encoder dalam bentuk 8-bit. PORTD2 : pin INT0 yang menerima keluaran dari encoder. Diagram alir mikrokontroler pertama dan kedua diberikan pada Gambar 3.12 di bawah ini.

38 START Ambil data PORTC Aktifkan driver L298 START Aktifkan Rutin PID Ambil data dari encoder Ubah output PWM Kirim data encoder ke PORTC (a) (b) Gambar 3.12 Diagram alir sistem kontrol cadangan. (a) Diagram alir mikrokontroler pertama; (b) diagram alir mikrokontroler kedua Proses pengambilan nilai cacahan encoder dipisah menggunakan mikrokontroler kedua agar proses tersebut tidak terganggu oleh rutin yang lain. 3.4.2. Rangkaian driver motor L298 Untuk mengatur arah putaran dua buah motor, maka mobile-robot harus menggunakan rangkaian dual full bridge driver. Rangkaian ini bertindak sebagai saklar yang dapat mengubah arah arus yang melalui motor. Rangkaian ini sudah berada pada satu IC yaitu L298 yang diproduksi oleh STElectronics. Skema IC ini dapat dilihat pada Gambar 3.13.

39 Gambar 3.13 Skema komponen dual full bridge driver L298 Dari gambar di atas, apabila kita memasukan nilai logika high pada pin EnA, maka kita dapat mengubah arah arus dari OUT1 ke OUT2 atau sebaliknya dengan mengubah keadaan logika pada pin In1 dan In2 dengan catatan kedua pin harus mempunyai keadaan logika yang berbeda. Untuk mengalirkan arus dari OUT1 ke OUT2, maka pin In1 harus berlogika high dan pin In2 berlogika low. Sedangkan untuk mengalirkan arus dari OUT2 ke OUT1, keadaan logika pin In1 dan In2 harus dibalik. Untuk memperbesar arus keluaran pada driver, maka kedua full bridge pada L298 dapat dihubungkan dengan konfigurasi seperti pada Gambar 3.14 di bawah ini.

40 Gambar 3.14 Konfigurasi L298 untuk motor berarus besar Sedangkan rangkaian driver motor secara keseluruhan diberikan pada gambar di bawah ini.

41 Gambar 3.15 Skema rangkaian driver motor secara keseluruhan Empat buah dioda digunakan untuk mengatasi back electromagnetic flux (BEMF) yang diproduksi oleh motor masuk ke dalam L298 ketika armatur masih berputar sesaat setelah tegangan ke motor diputus. 3.4.3. Rangkaian MAX232 Koneksi serial pada mikrokontroler masih mempunyai keluaran berlogika transistor transistor logic (TTL) sehingga apabila data akan dikirim ke komputer melalui konektor DB-9 dibutuhkan suatu konverter tegangan. Rangkaian MAX232 ini berfungsi sebagai konverter logika dari TTL menjadi RS232. Tegangan yang dikeluarkan dari komponen ini mempunyai nilai -10V dan 10V. Skema rangkaian dapat dilihat di bawah.

42 Gambar 3.16 Skema rangkaian MAX232 3.4.4. Rangkaian buffer Rangkaian buffer ini terdapat dalam IC tipe 74LS04 yang menyatu dengan inverter sehingga logika yang masuk pada IC ini akan diubah menjadi logika sebaliknya. Rangkaian buffer merupakan jembatan antara encoder dengan mikrokontroler. Rangkaian buffer ini mempunyai kemampuan untuk mempertahankan tegangan karena mempunyai hambatan keluaran yang mendekati nol. Skema rangkaian dapat dilihat di bawah.

43 Gambar 3.17 Skema rangkaian buffer SN74LS04 3.5. Konstruksi Sistem Secara Keseluruhan Rangkaian sistem kontrol untuk mobile-robot yang sudah disebutkan di atas digabungkan seluruhnya ke dalam satu Printed Circuit Board (PCB). Secara detail, PCB mengandung rangkaian sebagai berikut: 1. Dua buah rangkaian mikrokontroler 2. Dua buah rangkaian driver motor L298 3. Dua buah rangkaian MAX232 4. Satu buah rangkaian buffer

44 Perintah ke mobile-robot di kirim melalui sistem telemetri yang terhubung ke pin penerima perintah di mikrokontroler. Gambar mobile-robot secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar di bawah. Gambar 3.18 Bentuk fisik mobile-robot secara keseluruhan