BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DAN SILICA FUME

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. langsung terhadap obyek yang akan diteliti, pengumpulan data yang dilakukan meliputi. Teweh Puruk Cahu sepanajang 100 km.

DAFTAR ISI. Agus Saputra,2014 PENGARUH ABU SEKAM PADI TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LUNAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai

BAB III METODOLOGI. terhadap obyek yang akan diteliti, pengumpulan data yang dilakukan meliputi:

PENGARUH KAPUR TERHADAP TINGKAT KEPADATAN DAN KUAT GESER TANAH EKSPANSIF

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... HALAMAN UCAPAN TERIMA KASIH... ABSTRAK... ABSTRACT...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Error! Bookmark not defined. Error! Bookmark not defined. Error! Bookmark not defined. Error! Bookmark not defined. Error! Bookmark not defined.

KORELASI CBR DENGAN INDEKS PLASTISITAS PADA TANAH UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

TINJAUAN KUAT DUKUNG, POTENSI KEMBANG SUSUT, DAN PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG PEDAN KLATEN. Abstraksi

2. Kekuatan Geser Tanah ( Shear Strength of Soil ), parameternya dapat diperoleh dari pengujian : a. Geser Langsung ( Direct Shear Test ) b.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. bangunan, jalan (subgrade), tanggul maupun bendungan. dihindarinya pembangunan di atas tanah lempung. Pembangunan konstruksi di

I. PENDAHULUAN. berbagai bahan penyusun tanah seperti bahan organik dan bahan mineral lain.

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU DAN SERBUK GYPSUM TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

air tanah (drainase tanah), mengganti tanah yang buruk.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH LAMA PERENDAMAN TERHADAP NILAI CBR SUATU TANAH LEMPUNG UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA LOKASI GEDUNG GRHA WIDYA (Studi Laboratorium).

METODE PENELITIAN. Lampung yang telah sesuai dengan standarisasi American Society for Testing

LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA PEMANFAATAN KLELET ( LIMBAH PADAT INDUSTRI COR LOGAM ) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT PADA BETON KEDAP AIR

PENGARUH KADAR LEMPUNG DAN KADAR AIR PADA SISI BASAH TERHADAP NILAI CBR PADA TANAH LEMPUNG KEPASIRAN (SANDY CLAY)

Bab 1. Pendahuluan Pengaruh variasi kepadatan awal terhadap perilaku kembang susut tanah lempung ekspansif di Godong -Purwodadi

BAB I PENDAHULUAN. diimbangi oleh ketersediaan lahan, pembangunan pada lahan dengan sifat tanah

BAB IV HASIL PENELITIAN. dilakukan di laboratorium akan dibahas pada bab ini. Pengujian yang dilakukan di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG YANG DITAMBAHKAN SEMEN DAN ABU SEKAM PADI SEBAGAI SUBGRADE JALAN. (Studi Kasus: Desa Carangsari - Petang - Badung)

EFEK CAMPURAN SOIL BINDER DAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KARAKTERISTK KUAT GESER TANAH LEMPUNG

I. PENDAHULUAN. Dalam perencanaan dan pekerjaan suatu konstruksi bangunan sipil tanah

PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN CAMPURAN DENGAN KOMPOSISI 75% FLY ASH DAN 25% SLAG BAJA PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING

BAB III METODE PENELITIAN

KARAKTERISITIK KUAT GESER TANAH MERAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian pada tugas akhir ini bersifat research di laboratorium

III. METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa tanah

DAFTAR GAMBAR Nilai-nilai batas Atterberg untuk subkelompok tanah Batas Konsistensi... 16

KATA PENGANTAR. Alhamdulillahirabbil alamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERBAIKAN TANAH DASAR JALAN RAYA DENGAN PENAMBAHAN KAPUR. Cut Nuri Badariah, Nasrul, Yudha Hanova

Kajian Peningkatan Daya Dukung Sub Base Menggunakan Pasir Sumpur Kudus

I. PENDAHULUAN. Tanah memiliki peranan yang penting yaitu sebagai pondasi pendukung pada

PENGARUH PENAMBAHAN TANAH GADONG PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN SEMEN (Studi Kasus Kerusakan Jalan Desa Jono, Tanon, Sragen)

TUGAS AKHIR STABILISASI TANAH ORGANIK DENGAN PENAMBAHAN FLY ASH (STUDI KASUS : JALAN STADION, KOTA KENDAL)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI. konsultasi kepada dosen pembimbing merupakan rangkaian awal dalam pekerjaan

METODE PENELITIAN. Tanah yang akan di gunakan untuk penguujian adalah jenis tanah lempung

Disusun Oleh : Bill Clinton Andhika Suryasin Auditya

2015 PENGARUH PENAMBAHAN SILICA FUME PADA NILAI KUAT GESER DAN SWELLING TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI LOKASI PROYEK JABABEKA CIKARANG

PENGARUH CAMPURAN ABU SABUT KELAPA DENGAN TANAH LEMPUNG TERHADAP NILAI CBR TERENDAM (SOAKED) DAN CBR TIDAK TERENDAM (UNSOAKED)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PENAMBAHAN AIR DIATAS KADAR AIR OPTIMUM TERHADAP NILAI CBR DENGAN DAN TANPA RENDAMAN PADA TANAH LEMPUNG YANG DICAMPUR ABU TERBANG

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

ANALISA PENGGUNAAN TANAH KERIKIL TERHADAP PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH UNTUK LAPISAN KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN RAYA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMANFAATAN LIMBAH PABRIK GULA (ABU AMPAS TEBU) UNTUK MEMPERBAIKI KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG SEBAGAI SUBGRADE JALAN (059G)

BAB II LANDASAN TEORI

Pengaruh Penambahan Abu Ampas Tebu dan Semen Terhadap Karakteristik Tanah Lempung Ekspansif Di Bojonegoro

PERBAIKAN SIFAT MEKANIK TANAH BERBUTIR HALUS DENGAN ABU CANGKANG SAWIT DAN KAPUR. Oleh: MARIA WINDA SIHOMBING NPM. :

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bangunan. Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau

Tugas Akhir Pengaruh Penambahan Portland Cement Pada Tanah Terhadap Nilai California Bearing Ratio (CBR)

PENGARUH PERSENTASE KADAR BATU PECAH TERHADAP NILAI CBR SUATU TANAH PASIR (Studi Laboratorium)

Pengaruh Kandungan Material Plastis Terhadap Nilai CBR Lapis Pondasi Agregat Kelas S

ANALISIS PENINGKATAN NILAI CBR PADA CAMPURAN TANAH LEMPUNG DENGAN BATU PECAH

BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Stabilisasi Tanah 3.2. Analisis Ukuran Butiran 3.3. Batas-batas Atterberg

BAB I PENDAHULUAN. Dalam membangun suatu jalan, tanah dasar merupakan bagian yang sangat

PENGGUNAAN LIMBAH BATU BATA SEBAGAI BAHAN STABILISASI TANAH LEMPUNG DITINJAU DARI NILAI CBR. Hairulla

distabihsasi dan pengujian sifat mekanis contoh tanah yang telah distabilisasi dengan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah terganggu (disturb soil) yaitu tanah

POTENSI PENAMBAHAN DOLOMIT DAN BOTTOM ASH TERHADAP PENINGKATAN NILAI CBR TANAH EKSPANSIF

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia konstruksi, tanah menduduki peran yang sangat vital dalam

EFEKTIFITAS SEMEN PADA STABILISASI LEMPUNG DENGAN KAPUR AKIBAT PERCEPATAN WAKTU ANTARA PENCAMPURAN DAN PEMADATAN

KAJIAN EFEKTIFITAS SEMEN DAN FLY ASH DALAM STABILITAS TANAH LEMPUNG DENGAN UJI TRIAXIAL CU DAN APLIKASI PADA STABILISASI LERENG ABSTRAK

Pengaruh Penambahan Bahan Stabilisasi Merk X Terhadap Nilai California Bearing Ratio (CBR)

DAFTAR ISI. TUGAS AKHIR... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PENGESAHAN PENDADARAN... iii. PERNYATAAN... iv. PERSEMBAHAN... v. MOTTO...

III. METODE PENELITIAN. Bahan bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung Rawa Sragi,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Mulai. Pengambilan sampel tanah lempung dan pasir. 2. Persiapan alat. Pengujian Pendahuluan (ASTM D422-63)

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, pertama melakukan pengambilan sampel tanah di

gambar 3.1. teriihat bahwa beban kendaraan dilimpahkan ke perkerasan jalan

Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah semua aiat yang

UJI EKSPERIMEN STABILISASI TANAH DASAR DENGAN SEMEN PADA RUAS JALAN MALAWILI DISTRIK AIMAS KABUPATEN SORONG

HASIL DAN PEMBAHASAN. (undisturb) dan sampel tanah terganggu (disturb), untuk sampel tanah tidak

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Sample Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah Universitas Pendidikan Indonesia. Sampel penelitian terdiri dari tiga buah benda uji tanah lempung swelling yang dicampur dengan pasir beton dan pasir pantai dengan persentase bervariasi yaitu 10%, 20%, dan 30%, alasan pengambilan persentase tersebut karena untuk memperjelas data statistik agar hasil yang didapatkan dapat dengan mudah diambil kesimpulannya serta dilihat dari hasil penelitian Tugas Akhir yang berjudul Peningkatan Daya Dukung Tanah Lempung Ekspansif Dengan Fly-Ash Sebagai Subgrade Ruas Jalan Cibarusah Cikarang Jawa Barat, yang di tulis oleh Raisa Fadhila, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Pada pencampuran 30% telah mencapai perbaikan karkatersitik tanah. Lalu standards yang digunakan adalah ASTM (American Society for Testing Material). 3.2 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam perencanaan campuran pasir beton dan pasir pantai pada tanah lempung swelling ini adalah metode trial mix atau bisa disebut metode eksperimen. Eksperimen yang dilakukan adalah dengan menambahkan pasir beton dan pasir pantai pada tanah lempung swelling. Kemudian akan membandingkan karakteristik tanah lempung swelling yang belum dicampur pasir yang bertindak sebagai kelompok kontrol dengan tanah lempung swelling yang telah dicampur dengan pasir beton dan pasir pantai yang bertindak sebagai kelompok eksperimen. Dari hasil pengamatan dan perencanaan campuran diatas, diharapkan dapat diketahui pengaruh penambahan pasir beton dan pasir pantai pada tanah lempung swelling terhadap perubahan karakteristiknya, selain itu juga dikaji keuntungan dan kerugian dari penambahan pasir beton dan pasir pantai pada tanah lempung swelling untuk perubahan karakteristiknya.

3.3 Diagram Alir Penelitian Metodologi penelitian adalah urutan-uratan kegiatan penelitian, meliputi pengumpulan data, proses rekayasa, pengujian sample dan diteruskan dengan penarikan kesimpulan. Sedangkan untuk memudahkan dan menjaga kesesuaian hasil yang akan dicapai, secara substansial kegiatan penelitian juga dilengkapi dengan peralatanperalatan uji yang sesuai. Secara umum, pada penelitian ini yang dilakukan dapat dibagi menjadi 4 tahap, yaitu : Tahapan persiapan, tahap pengujian index properties tanah lempung swelling, proses perbaikan tanah lempung swelling dengan menggunakan pasir beton dan pasir pantai secara trial mix, tahap pengujian engineering properties serta tahap pengolahan data dan kesimpulan. Untuk lebih jelasnya, mengenai bagian tahapan-tahapan pekerjaan penelitian dapat diperhatikan pada skema alur pada gambar 3.1 dibawah ini :

Mulai Pengambilan sampel tanah lempung swelling Pengujian tanah lempung swelling berdasarkan nilai mineralnya ( - ) Swelling ( + ) Pengumpulan tanah lempung swelling. Pengumpulan pasir beton dan pasir pantai Pengujian Karakteristik Lempung Swelling: 1) Kadar air 2) Atterberg test 3) Berat jenis tanah 4) Berat isi tanah 5) Analisa hidrometer Pengujian Karakteristik Pasir : 1. Pemeriksaan Kadar Lumpur 2. Uji Saringan Tahap Pencampuran Pasir Beton: 10%, 20%, 30% Pasir Pantai: 10%, 20%, 30% Uji Engineering Propertis 1. Uji Kompaksi 2. Uji Konsolidasi 3. Uji Triaxial UU 4. Uji CBR Pengolahan data Kesimpulan

Selesai Gambar 3.1. Skema Alur Penelitian 3.4 Uraian Diagram Alir Penelitian Penelitian diawali dengan pengambilan sampel tanah lempung swelling di lapangan tepatnya di Jl. Science Timur 2 Blok B1-F Kawasan Industri Jababeka tahap V, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat dan di bawa ke Balai Besar Bahan dan Barang Teknik yang berada di Jalan Sangkuriang No.14, Kota Bandung untuk di uji kadar mineralnya. Alasan pengambilan sampel tanah di daerah ini adalah bahwa dari hasil penelitian terdahulu serta data-data lapangan dari media informasi dan buku-buku literatur bahwa pada daerah ini keadaan tanahnya adalah tanah lempung swelling, serta dilihat kondisi di lapangannya di banyak rumah-rumah yang mengalami kegagalan struktur, seperti keretakan pada dinding serta penurunan bangunan yang disebabkan oleh keadaan tanahnya mengembang (swelling). Lalu di lanjutkan pengambilan kembali tanah lempung swelling dan pasir dengan jumlah yang secukupnya untuk penelitian atau dilakukan treatment yang akan dilaksanakan di Laboratorium Mekanika Tanah Universitas Pendidikan Indonesia. Sebelum dilakukan treatment pada tanah lempung swelling akan diuji dulu karakteristiknya (index properties) dengan lima pengujian diantaranya uji kadar air, atterberg test, uji berat jenis tanah, uji berat isi tanah, serta uji hidrometer. Pasir yang digunakan adalah pasir beton dari daerah Jebrod Cianjur, pasir beton Cimalaka Sumedang, serta pasir pantai dari Pelabuhan Ratu, Jawa Barat. Setelah pengujian index properties tanah lempung swelling dilanjutkan pengujian karakteristik pasir, diantaranya adalah, pengujian kadar lumpur, serta pengujian gradasi. Setelah itu dilanjutkan ke uji engineering properties, untuk uji engineering properties sendiri dilakukan empat pengujian, diantaranya uji kompaksi, uji konsolidasi, uji triaxial uu, dan uji CBR. Jika semua uji index properties dan engineering properties telah dilakukan maka kita akan mendapatkan data hasil sifatsifat tanah lempung swelling sebelum dilakukan treatment.

Kemudian dilakukan treatment terhadap tanah asli menggunakan bahan perbaikan tanah pasir beton dan pasir pantai, mix design dilakukan dengan berbagai persentase bahan perbaiakan untuk mencari persentase perbaikan yang dinilai mengalami peningkatan kualitas paling baik. Untuk pengujian engineering properties setelah dilakukan mix design dengan bahan perbaikan adalah uji konsolidasi, uji kompaksi, uji triaxial uu, dan uji CBR. Setelah itu dilakukan pengolahan data, serta penarikan kesimpulan. 3.5 Material Material yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari : 1. Tanah lempung swelling 2. Pasir beton cianjur 3. Pasir beton cimalaka 4. Pasir pantai 3.6 Pengujian Material Pengujian material pada penelitian ini hanya fokus pada pengujian material alam yang kondisi,kualitas dan ukurannya masih heterogen sehingga perlu kontrol yang ketat untuk mendapat material yang disyaratkan. Pengujian material alam terdiri dari : 1. Pengujian karaktersitik tanah lempung swelling di Tekmira. 2. Pengujian indeks propertis a. Kadar air b.atterberg test, batas cair dan batas susut c. Berat jenis tanah. d.berat isi tanah e. Analisa hidrometer. 3. Pengujian engineering properties sebelum pencampuran a. Konsolidasi b.triaxial UU c. Kompaksi d.cbr (California Bearing Ratio)

4. Pengujian pasir a. Pemeriksaan kadar lumpur. b.uji saringan. 5. Pengujian engineering properties setelah pencampuran a. Konsolidasi b.triaxial UU c. Kompaksi d.cbr (California Bearing Ratio) 3.7 Pengujian Index Properties 3.7.1 Pengujian Kadar Air Tujuan pengujian kadar air adalah untuk mengukur kadar air yang terkandung dalam tanah lempung yang akan digunakan pada penelitian. Kadar air suatu tanah adalah perbandingan antara berat air yang terkandung dalam tanah dengan berat butir tanah tersebut, dan dinyatakan dalam persen. Kadar air berbeda-beda pada setiap daerah, tergantung pada keadaan daerah tersebut nilai kadar air tanah berkisar antara 20%-100% berarti tanah tersebut masih dapat dikatakan normal, tetapi jika kdar air melebihi 100% tanah tersebut dikatakan jenuh air dan jika kurang dari 20% tanah tersebut dikatakan kering. Jumlah kadar air sangat mempengaruhi sifat dari suatu tanah. Sifat-sifat yang dipengaruhi oleh kadar air antar lain konsistensi tanah dan plastisitas tanah tersebut. Jumlah kadar air yang terlalu tinggi akan menyebabkan campuran tanah dan air tersebut menjadi sangat lembek. Hal ini akan memperlemah daya dukung tanah tersebut. Dalam pengujian ini dibutuhkan waktu selama dua hari. 3.7.2 Atterberg Test Maksud dari uji batas-batas atterberg adalah untuk menentukan angka-angka konsistensi atterberg, yaitu : 1. Batas susut/shringkage limit (Ws) 2. Batas Plastis/plastic limit (Wp) 3. Batas cair/liquid limit (W1) Tujuan uji ini adalah untuk klasifikasi tanah butir halus.

Batas atterberg terdiri dari batas cair, batas plastis, dan batas susut. Batas cair adalah kadar air dimana tanah berada dalam batas keadaan cair dan plastis. Batas plastis merupakan kadar air tanah pada kedudukan antara daerah plastis dan semi padat. Sedangkan batas susut merupakan kadar air pada keududukan antara daerah semi padat dan padat, yaitu persentase kadar air dimana pengurangan kadar air selanjutnya tidak mengakibatkan perubahan volume tanahnya. Dalam pengujian ini dibutuhkan waktu selama dua hari. 3.7.3 Berat Jenis Tanah Berat jenis tanah tanah adalah angka perbandingan antara berat isi butir tanah dan berat isi air suling pada temperatur dan volume yang sama. Tujuan dilakukan uji berat jenis tanah ini adalah untuk menentukan berat jenis tanah dengan menggunakan alat piknometer dan erlenmeyer. Dalam pengujian ini dibutuhkan waktu selama dua hari. 3.7.4 Berat Isi Tanah Maksud percobaan ini adalah untuk mengukur sifat-sifat fisis tanah. Tujuan dari uji ini adalah sebagai bagian dari klasifikasi tanah. Dalam pengujian ini dibutuhkan waktu selama dua hari. 3.7.5 Analisa Hidrometer Analisis hidrometer adalah metode untuk menghitung distribusi ukuran butir tanah berdasarkan sedimentasi tanah dalam air, kadang disebut juga uji sedimentasi. Analisis hidrometer ini bertujuan untuk mengetahui pembagian ukuran butir tanah yang berbutir halus. Dalam pengujian ini dibutuhkan waktu selama dua hari. 3.8 Pengujian Engineering Properties 3.8.1 Konsolidasi Maksud uji konsolidasi adalah memberikan beban secara bertahap kepada tanah dan mengukur perubahan volume (atau perubahan tinggi) contoh tanah terhadap waktu. Tujuan dari uji konsolidasi adalah untuk menentukan sifat kemampatan tanah dan karakteristik konsolidasinya yang merupakan fungsi dari permeabilitas tanah.

(a) Sifat kemampatan tanah dinyatakan dengan koefisien kemampatan volume (m v ) atau dengan indeks kompresi (c c ). (b) Karakteristik konsolidasi dinyatakan oleh koefisien konsolidasi (c v ) yang menggambarkan kecepatan kompresi tanah terhadap waktu. Waktu yang dibutuhkan untuk pengujian konsolidasi ini adalah satu minggu. 3.8.2 Triaxial UU (Unconsolidated Undrained) Maksud uji triaxial UU adalah untuk mengetahui kekuatan geser tanah; yaitu c (kohesi) dan (sudut geser dalam), dalam tegangan total ataupun efektif yang mendekati keadaan aslinya di lapangan. Tujuannya adalah untuk digunakan dalam analisis kestabilan jangka pendek (short term stability analysis). Wwaktu yang dibutuhkan untuk pengujian triaxial UU ini adalah selama dua hari. 3.8.3 Kompaksi Tujuan uji kompaksi adalah untuk mendapatkan kadar air optimum dan berat isi kering maksimum pada suatu proses pemadatan. Kepadatan tanah biasanya dinilai dengan menentukan berat isi keringnya ( dry ). Kadar air optimum ditentukan dengan melakukan percobaan pemadatan di laboratorium. Hasil percobaan ini dipakai untuk menentukan syarat-syarat yang harus dipenuhi pada waktu pemadatan di lapangan. Pada percobaan di laboratorium, kadar air optimum ditentukan dari grafik hubungan antara berat isi kering dengan kadar air. Waktu yang dibutuhkan untuk pengujian kompkasi ini adalah selama 2 hari. 3.8.4 CBR (California Bearing Ratio) Tujuan Percobaan ini adalah untuk menilai kekuatan tanah dasar yang dikompaksi di laboratorium yang akan digunakan dalam perencanaan tebal perkerasan. Hasil percobaan dinyatakan sebagai nilai CBR (dalam %) yang nantinya dipakai untuk menentukan tebal perkerasan. Waktu yang dibutuhkan untuk pengujian CBR ini adalah selama lima hari. 3.9 Pengujian Pasir 3.9.1 Pemeriksaan Kadar Lumpur

Bertujuan untuk menentukan prosentase kadar lumpur yang terkandung dalam agregat halus. Kandungan lumpur kurang dari 5% merupakan ketentuan dalam peraturan bagi penggunaan agregat halus untuk pembuatan beton. Waktu yang dibutuhkan untuk pengujian kadar lumpur adalah selama 1 hari. 3.9.2 Uji Saringan Analisa saringan adalah suatu kegiatan untuk mengetahui distribusi ukuran agregat dengan menggunakan saringan standar tertentu. Pemeriksaan dilakukan untuk menentukan pembagian butir (gradasi) agregat halus dan agregat kasar dengan menggunakan saringan. untuk memperoleh distribusi besaran atau jumlah persentase butiran baik agregat halus maupun agregat kasar. Distribusi yang diperoleh dapat ditunjukan dalam table atau grafik. Waktu yang dibutuhkan unutk uji saringan adalah selama 1 hari.