RANCANG BANGUN MAGNETIC STIRRER BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52 DENGAN PENGATURAN WAKTU MELALUI KEYPAD

dokumen-dokumen yang mirip
RANCANG BANGUN AMMETER DC TIPE NON-DESTRUCTIVE BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8535 DENGAN SENSOR EFEK HALL ACS712

APLIKASI MIKROKONTROLER AT89S52 SEBAGAI PENGONTROL SISTEM PENGUSIR BURUNG PEMAKAN PADI DENGAN BUNYI SIRINE

RANCANG-BANGUN SISTEM KONTROL SOLUTION SHAKER BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 DENGAN MOTOR STEPPER SEBAGAI PENGGERAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Universitas Indonesia. Alat hot plate stirrer magnetik dibangun menggunakan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

Rancang Bangun Alat Ukur Kadar Air Agregat Halus Berbasis Mikrokontroler ATmega8535 dengan Metode Kapasitif untuk Pengujian Material Dasar Beton

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB III DESKRIPSI MASALAH

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 sampai dengan bulan Juli

STUDI SISTEM PENGADUK BERBASIS MAGNET DAN PEMANAS FLUIDA DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

Pengembangan Sistem Mekatronika Pemindah dan Penyusun Barang tanpa Sensor Berbasis Mikrokontroller AT89S51

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November

RANCANG BANGUN ALAT UKUR TINGGI DAN BERAT BADAN BAYI BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8535 DENGAN SENSOR FOTOTRANSISTOR

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2014 sampai dengan Januari 2015.

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang memiliki tegangan listrik AC 220 Volt. Saklar ON/OFF merupakan sebuah

RANCANG-BANGUN PROTOTYPE SISTEM KONTROL PINTU BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 MENGGUNAKAN KARTU BER-PASSWORD DAN SENSOR FOTODIODA

RANCANG BANGUN KONTROL PERALATAN LISTRIK OTOMATIS BERBASIS AT89S51

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Instrumentasi jurusan Fisika

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN

ANALISIS PENGGERAK PADA SISTEM PENGAMAN PINTU BER-PASSWORD

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara

BAB III METODE PENELITIAN. suhu dalam ruang pengering nantinya mempengaruhi kelembaban pada gabah.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014,

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2012 sampai bulan

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB IV ANALISIS RANGKAIAN ELEKTRONIK

BAB III PERANCANGAN. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan

RANCANG BANGUN SISTEM OTOMASI PENYALAAN LAMPU RUANG KULIAH BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8535 DENGAN DETEKTOR PIR PARADOX-465

BAB III PROSES PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KERUSAKAN KABEL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1.

SISTEM KONTROL PENYALAAN LAMPU RUANG BERDASARKAN PENDETEKSIAN ADA TIDAKNYA ORANG DI DALAM RUANGAN

BAB III METODOLOGI PENULISAN

3.2. Tempat Penelitian Penelitian dan pengujian alat dilakukan di lokasi permainan game PT. EMI (Elektronik Megaindo) Plaza Medan Fair.

BAB III METODE PENELITIAN. Berikut sistem dari modul Hot Plate Magnetic Stirrer dapat dilihat pada

BAB III METODE PENELITIAN

Rancang Bangun Alat Pengocok Bahan Kimia Otomatis (Automatic Chemical Shaker) Berbasis Mikrokontroler ATMega16

RANCANG BANGUN ALAT PEMBANGKIT ARUS PULSA BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8535 UNTUK PROSES ELEKTRODEPOSISI

III. METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Teknik Elektro Jurusan. Teknik Elektro Universitas Lampung

BAB III PERANCANGAN SISTEM

RANCANG BANGUN MOBIL ROBOT PENCARI CAHAYA BERBASIS MIKROKONTROLER PIC16F84

MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

DETEKTOR JUMLAH BARANG DI MINIMARKET MENGGUNAKAN SENSOR INFRARED DAN PPI 8255 SEBAGAI INTERFACE

BAB I PENDAHULUAN. komponen yang dapat menghitung, mengingat dan mengambil pilihan. dapat digantikan dengan sebuah mikrokontroler.

BAB III PERANCANGAN ALAT

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Instrumentasi jurusan Fisika Universitas

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Januari 2014 sampai dengan Desember 2014.

SISTEM BENDUNGAN OTOMATIS MENGGUNAKAN INTERFACING

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III PERANCANGAN ALAT

Media Informatika Vol. 15 No. 2 (2016) SIMULASI ROBOT LINE FOLLOWER DENGAN PROTEUS. Sudimanto

VOLTAGE PROTECTOR. SUTONO, MOCHAMAD FAJAR WICAKSONO Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan permasalahan sebagai berikut:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. spesifikasi Modul, data pengukuran dan hasil perhitungan. Stirring bar length

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

RANCANG BANGUN CATU DAYA TERPROGRAM DENGAN TAMPILAN ARUS DAN TEGANGAN BERBASIS MIKROKONTROLER LAPORAN AKHIR

Rancang Bangun Sistem Pegontrolan Temperatur dan Waktu untuk Proses Heat Treatmet

RANCANG BANGUN ALAT PENCAMPURAN MINUMAN RINGAN BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51

RANCANG BANGUN PENGATUR LEVEL KECEPATAN MOTOR DC PADA ALAT PELAPISAN (DIP COATING) BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 TUGAS AKHIR

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

Sistem Kontrol Temperatur Air pada Proses Pemanasan dan Pendinginan dengan Pompa sebagai Pengoptimal

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013.

RANCANG BANGUN MESIN POTONG PLASTIK ROL BERBASIS MIKROKONTROLLER AT Mega 16

PENGUKURAN PANJANG PLASTIK ROL BERBASIS MIKROKONTROLLER AT Mega 8535

III. METODE PENELITIAN. dilakukan, pembuatan sampel mentah dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 hingga November 2015.

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan dari hasil uji coba yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain :

Air menyelimuti lebih dari ¾ luas permukaan bumi kita,dengan luas dan volumenya yang besar air menyimpan energi yang sangat besar dan merupakan sumber

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

SISTEM KONTROL LISTRIK MENGGUNAKAN MEDIA HANDPHONE BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51

IMPLEMENTASI KARTU BER-PASSWORD BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 UNTUK SISTEM KONTROL KEHADIRAN

BAB III PEMILIHAN KOMPONEN DAN PERANCANGAN ALAT. perancangan perangkat keras dan perangkat lunak sistem alat penyangrai dan

APLIKASI MASTER SWITCH OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER AT89C51

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar dan

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN

Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM MIKROKONTROLER. program pada software Code Vision AVR dan penanaman listing program pada

ROBOT OMNI DIRECTIONAL STEERING BERBASIS MIKROKONTROLER. Muchamad Nur Hudi. Dyah Lestari

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014.

BAB III PERANCANGAN SISTEM

OTOMATISASI SISTEM PEMISAHAN MINYAK DAN AIR PADA GATHERING STATION

BAB III PERENCANAAN. operasi di Rumah Sakit dengan memanfaatkan media sinar Ultraviolet. adalah alat

BAB III RANCANGAN SISTEM. dirancanag. Setiap diagram blok mempunyai fungsi masing-masing. Adapun diagram

BAB III METODE PERANCANGAN. tabung V maka penulis membuat diagram dan mekanis system sebagai

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA. Pada bab ini akan di jelaskan mengenai data-data yang didapatkan setelah

Transkripsi:

RANCANG BANGUN MAGNETIC STIRRER BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52 DENGAN PENGATURAN WAKTU MELALUI KEYPAD Hariza Faisal, Wildian, Meqorry Yusfi Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas Kampus Unand, Limau Manis, Padang, 25163 e-mail: hafamel@yahoo.co.id ABSTRAK Telah dilakukan perancangan magnetic stirrer berbasis mikrokontroler AT89S52 dengan pengontrolan waktu melalui keypad 4x4. Mikrokontroler AT89S52 diprogram dengan bahasa pemrograman C, yang berguna untuk mengontrol waktu putar motor DC. Magnetic stirrer dirancang memiliki 4 pengaturan kecepatan putar yaitu 1800 rpm, 1980 rpm, 2280 rpm dan 2580 rpm. Pengujian dilakukan pada 2 jenis zat cair (oli dan minyak goreng) yang memiliki kekentalan berbeda. Volume maksimum zat cair (oli) yang dapat diaduk adalah 250 ml. Dari hasil pengujian diperoleh, kekentalan maksimum zat cair yang dapat diputar adalah 4,1 poise. Kata kunci : magnetic stirrer, mikrokontroler AT89S52, motor DC ABSTRACT A magnetic stirrer based on AT89S52 microcontroller as speed and time controller has been designed. A keypad 4x4 is used to input time of rotation. The magnetic stirrer is designed for 4 different rotational speed settings: 1800 rpm, 1980 rpm, 2280 rpm and 2580 rpm. The equipment used two kind of liquids (lube oil and olive oil) with different viscosity. The maximum volume of the liquid (lube oil) that can be stirred is 250 ml. From the test, it was obtained that the magnetic stirrer can rotate a liquid having a viscosity not more than 4.1 poise. Keywords: magnetic stirrer, microcontroller AT89S52, DC motors I. PENDAHULUAN Mekanisme yang lazim digunakan untuk mempercepat proses pelarutan atau pencampuran zat/bahan kimia adalah pemanasan dan pengadukan. Selain lebih cepat larut atau tercampur, larutan atau campuran yang dihasilkan juga lebih homogen. Pengadukan dapat dilakukan dengan atau tanpa batang pengaduk. Pengadukan tanpa batang pengaduk dilakukan dengan cara mengguncang-guncang (shake) wadah cairan ke kiri dan ke kanan berulangkali, seperti pada proses pelarutan tembaga PCB (Printed Circuit Board) dalam larutan ferriklorida (FeCl 3 ) yang lazim dilakukan di laboratorium elektronika dan instrumentasi. Pengadukan dengan menggunakan batang pengaduk dapat dilakukan dengan cara menggerak secara melingkar batang pengaduk yang diposisikan secara vertikal di dalam zat cair, atau dengan cara memutar batang pengaduk yang dibenamkan secara horizontal di dalam cairan tersebut. Pengadukan dapat dilakukan secara manual (digerakkan dengan tangan) atau secara otomatis (dengan menggunakan peralatan elektronik). Salah satu mesin pengaduk elektronik yang sering digunakan di laboratorium penelitian, terutama penelitian yang menggunakan cairan/zat kimia, adalah magnetic stirrer. Laboratorium teknik kimia (bidang biokimia) menggunakan magnetic stirrer yang dimanfaatkan antara lain untuk menghasilkan pencampuran homogen pada kultur sel (Nazdah, 2006). Magnetic stirrer juga digunakan di laboratorium fisika material, antara lain dalam proses pelapisan kaca ITO (indium tin oxide) dengan senyawa TiO 2 untuk menghasilkan material semikonduktor yang akan digunakan sebagai piranti sel surya (Andari, 2011). Magnetic stirrer yang tersedia di pasaran ada yang sudah dilengkapi dengan lempeng pemanas (hot plate) sehingga proses untuk mempercepat pelarutan atau pencampuran dapat dilakukan dengan dua mekanisme sekaligus, yaitu pengadukan dan pemanasan. Pada alat tersebut terdapat tombol putar (untuk memilih kecepatan putar pengaduk, biasanya antara 60 rpm 1500 rpm dan tombol temperatur (untuk memilih temperatur yang diperlukan saat pengadukan). 148

Setelah kecepatan putar dipilih dan alat dinyalakan (ON), pengaduk berputar secara terus menerus, dan baru berhenti jika arus listrik diputus oleh pengguna dengan menekan tombol OFF. Oleh sebab itu, pengguna harus menunggu proses tersebut selama waktu yang diperlukan dengan menggunakan stopwatch. Waktu pengadukan yang diperlukan biasanya berkisar antara 30 menit hingga dua jam. Sebagai contoh, untuk mendapatkan hasil mikrostruktur yang lebih baik pada penelitiannya Yusuf, dkk (2010) membutuhkan waktu pengadukan selama 2 jam. Pada penelitian lain, Pratiwi (2012) juga membutuhkan waktu pengadukan 2 jam untuk mengetahui karakteristik greasae minyak jelantah. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan sebuah magnetic stirrer berbasis mikrokontroler AT89S52 dengan pengontrolan waktu putar yang dapat di-set melalui keypad 4x4. II. METODE Rancang bangun alat magnetic stirrer dengan menggunakan mikrokontroler AT89S52 terdiri atas 2 bagian utama, yaitu perancangan perangkat keras (hardware) dan perancangan perangkat lunak (software). Perancangan perangkat keras terdiri dari rangkaian minimum mikrokontroler, rangkaian minimum LCD, rangkaian keypad dan juga rangkaian catu daya. Sementara perancangan perangkat lunak (software) menggunakan bahasa C. MOTOR DC MAGNET BATANG KEYPAD MIKROKONTROLER LCD Gambar 1 Diagram blok sistem Gambar 2 Skema umum perancangan alat magnetic stirer 149

Pada diagram blok sistem yang terlihat pada Gambar 1 diceritakan alur proses alat magnetic stirrer bekerja, mulai dari keypad sampai motor DC dan LCD. Keypad berfungsi sebagai masukan data waktu dimana data ini akan diproses oleh mikrokontroler yang kemudian akan ditampilkan pada LCD dan dapat mengendalikan lamanya motor DC berputar. Skema umum dari perancangan alat ini dapat dilihat pada Gambar 2. Pada Gambar 2 terdapat beberapa magnet yaitu magnet pemutar dan magnet pengaduk, dimana kekuatan magnet pemutar lebih besar daripada magnet pengaduk. Ketika magnet pemutar diputar oleh motor DC maka magnet pengaduk juga ikut berputar akibat gaya tarikmenarik yang terjadi antara kedua magnet tersebut. 2.1 Komponen Penelitian Adapun komponen yang digunakan dalam penelitian adalah : 1. Magnet, digunakan sebagai alat pemutar dan pengaduk. 2. Keypad,digunakan sebagai tombol input waktu. 3. Mikrokontroler AT89S52, digunakan sebagai sistem kontrol alat magnetic stirrer. 4. Diode break, digunakan untuk menyearahkan arus AC menjadi DC. 5. Trafo, digunakan untuk menaikan atau menurunkan tegangan. 6. IC AN7805 dan AN7812, digunakan untuk mengeluarkan atau menghasilkan tegangan sesuai dengan besar nilai dua angka terakhir. 7. Kapasistor, digunakan untuk mentapis gelombang dan bisa juga sebagai penyimpan muatan. 8. Resistor, digunakan sebagai hambatan. 9. Transistor, digunakan sebagai penguat arus. 10. Relay, digunakan sebagai saklar (menghubung dan memutuskan jalur rangkaian). 11. LCD, digunakan sebagai penampil. 2.2 Rancang Bangun Perangkat Keras 2.2.1 Rangkaian relay Rangkaian relay dapat dilihat pada pada Gambar 3. Komponen yang digunakan untuk menghasilkan sebuah rangkaian relay adalah relay 6 V, transistor BD 109, potensiometer dan dioda. Gambar 3 Rangkaian relay 2.2.2 Rangkaian Sistem Minimum Mikrokontroler Mikrokontroler merupakan semikonduktor keping tunggal (single chip) dengan kandungan transistor yang lebih banyak, namun hanya membutuhkan ruang yang kecil (Agfianto, 2003). Komponen yang digunakan untuk membuat sistem minimum mikrokontroler adalah mikrokontroler AT89S52, kristal 12 MHz, kapasitor 33 pf, kapasitor 10µF 16V, resistor 10 kω, reset. Rangkaian sistem minimum mikrokontroler dapat dilihat pada Gambar 4. 150

Gambar 4 Rangkaian sistem minimum mikrokontroler 2.3 Tata Laksana Penelitian Beberapa tahapan yang dilakukan dalam membuat dan merancang magnetic stirrer ini dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5 Diagram alir tata laksana penelitian 2.4 Rancang Bangun Sistem Software Sebelum melakukan perancangan progran untuk mengendalikan motor DC pada alat magnetic stirrer, terlebih dahulu dirancang flowchart (diagram alir) dari program. Penyusunan flowchart ini bertujuan agar ketika melakukan perancangan program, langkah-langkah yang akan ditempuh jelas dan terarah. Diagram alir program sistem tersebut dapat dilihat pada Gambar 6. 151

Gambar 6 Diagram alir program III. HASIL DAN DISKUSI Setelah dilakukan perancangan dan pengujian rancang bangun magnetic stirrer berbasis mikrokontroler AT89S52 dengan pengontrolan waktu melalui keypad maka diperoleh hasil berupa suatu sistem alat kontrol seperti pada Gambar 7. Gambar 7 Tampak-luar magnetic stirrer hasil rancang-bangun Pada Gambar 7 terlihat bahwa rancang bangun magnetic stirrer berbasis mikrokontroler AT89S52 dengan pengontrolan waktu melalui keypad didukung oleh perangkat-keras (hardware) yang terdiri dari blok rangkaian minimum mikrokontroler AT89S52, blok rangkaian catu daya 5 V, blok rangkaian catu daya 6 V, blok rangkaian catu daya 12 V, blok rangkaian relay, rangkaian keypad dan perangkat-lunak (software) yaitu bahasa pemrograman C. 152

Catu daya yang dibuat adalah catu daya dengan keluaran 5 V, 6 V dan 12 V. Catu daya 5 V digunakan sebagai sumber tegangan rangkaian minimum mikrokontroler AT89S52, catu daya 6 V digunakan sebagai sumber tegangan untuk mengaktifkan relay dan catu daya 12 V digunakan sebagai sumber tegangan untuk motor DC 12 V. Hasil pengukuran tegangan keluaran dari catu daya 5 V, 6 V dan 12 V adalah 5,06 V, 5,83 V, dan 11,77 V. Hasil yang didapatkan masih dalam rentang yang diperbolehkan, ini berarti catu daya baik digunakan untuk rangkaian minimum mikrokontroler AT89S52 dan rangkaian relay. Rangkaian sistem minimum mikrokontroler AT89S52 digerakkan oleh catu daya 5 V, dimana sinyal masukan berasal dari keypad yaitu pada port 3. Masukan tersebut diproses untuk menghasilkan sinyal keluaran. Keluaran sinyal dari mikrokontroler melalui port 2.5 kemudian dikuatkan dengan penguat Darlington untuk dapat mengaktifkan relay 6 V. Rangkaian sistem minimum mikrokontroler AT89S52 pada penelitian ini berfungsi dengan baik. Untuk mengendalikan relay, mikrokontroler AT89S52 diprogram dengan bahasa pemrograman. Bahasa pemograman ditulis dalam bahasa C. Program yang telah ditulis dikompilasi dengan cara mengklik icon build current file pada software MIDE-51. Jika program yang ditulis telah benar maka akan muncul pesan sukses berupa hex had been generated pada kotak field teks pada bagian bawah dari menu editor. Namun jika program salah maka akan keluar pesan kesalahan dan baris tempat kesalahan tersebut. Rangkaian relay berfungsi sebagai saklar otomatis, dengan masukan catu daya 6V. Pengujian relay dilakukan dengan pemberian logika high atau low melalui mikrokontroler yang telah diprogram dengan bahasa pemrograman C, dimana ketika relay diberi logika high maka relay akan aktif dan ketika relay diberikan logika low maka relay akan nonaktif. Sebagai masukan data digunakan rangkaian keypad 4x4. Keypad yang digunakan adalah keypad siap pakai, maka pengujian keypad ini dilakukan hanya untuk mengetahui posisi masing-masing tombol yang nanti akan berguna dalam masukan data timer. Pengujian yang telah dilakukan pada alat magnetic stirrer ini ada 2 yaitu pengujian timer dan pengujian kekentalan zat cair yang dapat diaduk. Pengujian timer dilakukan dengan membandingkan waktu yang dihasilkan oleh alat magnetic stirrer dengan waktu yang dihasilkan oleh stopwatch sedangkan pengujian kekentalan zat cair dilakukan dengan membedakan kekentalan zat cair yang digunakan. Hasil pengujian timer dapat dilihat pada Tabel 1 dan hasil pengujian kekentalan zat cair dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 1 Pengujian timer No LCD (detik) Stopwatch (detik) Persen kesalahan (%) 1 300 293 2.3 2 300 293 2.3 3 300 293 2.33 4 600 583 2.83 5 600 581 3.16 6 600 581 3.16 7 900 871 3.22 8 900 871 3.22 9 900 871 3.22 10 1800 1742 3.22 11 1800 1742 3.22 12 1800 1742 3.22 Dari Tabel 1 dapat dilihat persen kesalahan pengujian timer yang didapatkan sebesar 3,2%. Angka 3,2% didapat karena ada selisih beberapa detik antara pembacaan waktu pada mikrokontroler dan waktu yang terbaca oleh stopwatch. 153

Tabel 2 Pengujian alat magnetic stirrer terhadap kekentalan zat cair No Zat cair Volume 1 Kecepatan putar motor 1800 rpm 1980 rpm 2280 rpm 2580 rpm 100 ml ++++ ++++ ++++ ++++ 2 Minyak goreng 150 ml +++ ++++ ++++ ++++ 3 (2,19 poise) 200 ml ++ +++ ++++ ++++ 4 250 ml + ++ +++ ++++ 5 100 ml + ++ +++ ++++ 6 Oli 150 ml - - - +++ 7 (4,1 poise) 200 ml - - - ++ 8 250 ml - - - + Keterangan : + artinya putaran magnet bar lambat yaitu hanya memutar larutan secara biasa dan tidak menimbulkan turbulen(bentuk angin topan dalam zat cair). ++ artinya putaran magnet bar agak lambat yaitu hanya memutar larutan secara biasa dan menimbulkan turbulen(bentuk angin topan dalam zat cair) sedikit. +++ artinya putaran magnet bar agak cepat yaitu mampu menimbulkan turbulen (bentuk angin topan dalam zat cair) namun tidak sampai permukaan zat cair yang diaduk. ++++ artinya putaran magnet bar agak cepat yaitu mampu menimbulkan turbulen (bentuk angin topan dalam zat cair) sampai permukaan larutan zat cair yang diaduk. Dari Tabel 2 dapat dilihat variasi kekentalan zat cair dan variasi volume yang digunakan. Dari pengujian didapatkan semakin kental zat cair yang ingin diaduk maka kecepatan putar motor yang dipakai harus juga besar. IV. KESIMPULAN Berdasarkan hasil yang diperoleh dan pembahasan yang telah dilakukan terhadap rancang-bangun magnetic stirrer ini maka dapat diambil kesimpulan bahwa magnetic stirrer berbasis mikrokontroler AT89S52 dengan pengontrolan waktu putar melalui keypad 4x4 dan pengatur kecepatan putar yang telah dibuat dalam penelitian ini dapat bekerja dengan baik. Volume maksimum cairan (oli dan minyak goreng) yang masih dapat diaduk adalah 250 ml. Kecepatan putar maksimum motor DC dengan magnet pemutar pada magnetic stirrer ini adalah 2580 rpm. Kekentalan maksimum zat cair yang dapat diputar oleh alat magnetic stirrer ini adalah 4,1 poise. Timer yang dirancang memiliki persen kesalahan maksimum sebesar 3,2 %. DAFTAR PUSTAKA Agfianto E.P., 2003, Belajar Mikrokontroler AT89C51/52/55, Gava Media, Yogyakarta. Andari, R., 2011, Sintesis dan Karakteristik Dye Sensitized Solar Cell (DSSC) dengan Sensitizer Antosianin dari bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa), Tesis, Program Pasca Sarjana Universitas Andalas, Padang. Nazdah, W., 2006, Design, Fabricate and Testing of Stationary Magnetic Stirrer Bar for Uniform Mixing of Cell Culture, Laporan Riset, Research VOT NO: 71938, Universiti Teknologi Malaysia, Johor, Malaysia Pratiwi, 2012, Pengaruh Variasi Berat Minyak Jelantah dan Waktu Pengadukan Menggunakan Mesin Pengaduk, S1 Teknologi Pertanian (Ilmu dan Teknologi Pangan), Universitas Jenderal Soedirman, Jawa tengah. Yusuf, dkk, 2010, Pengaruh Komposisi, ph, Temperatur dan Waktu Pengadukan Terhadap Perolehan Alumina Dari Al (No3)3 Secara Sol-Gel, Jurnal Jurusan Kimia, Program Pascasarjana Universitas Andalas, Padang. 154