BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORI. jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. profesional. Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan dalam pembukaan undangundangdasar

FUNGSI KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN KESISWAAN DI SDI AL FATTAH SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

BAB V PENUTUP. sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan pada penelitian ini yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari kualitas pendidikan itu sendiri. Banyak

Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada sisi lain, arus. (SDM) yang berkualitas. Dalam suatu organisasi untuk menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini secara berturut-turut di bahas mengenai latar belakang, fokus

BAB I PENDAHULUAN. bidangnya. Pendidikan dalam pengertian bahasa disebut proses melatih dan

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya dalam bidang pendidikan. Sehubungan dengan hal tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. tua peserta didik dan antara sekolah dengan masyarakat.

BAB V PEMBAHASAN. A. Keterampilan Teknikal Pimpinan Pondok Pesantren dalam Pengelolaan. Pendidikan Pesantren di Kota Banjarbaru

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan yang merupakan organisasi

BAB I PENDAHULUAN. pelanggannya. Sebagai pemimpin pendidikan, Kepala sekolah mempunyai peran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. optimal kepada pelanggannya agar tujuan yang dicita-citakan tercapai. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. M, telah membawa perubahan besar pada kebijakan pengembangan sektor

BAB I PENDAHULUAN. Diantara elemen tersebut adalah instruktur atau pendidik, materi ajar, metode, tujuan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan salah satu organisasi pendidikan yang utama dalam

PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SD NEGERI KUDU 01 BAKI SUKOHARJO

sekolah, maka semakin baik pula kinerjanya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang di kemukakan oleh Martoyo (2000), bahwa kepuasan kerja adalah

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENGEMBANGKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PAI DI SMK MUHAMMADIYAH KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. guru, siswa, orang tua, pengelola sekolah bahkan menjadi tujuan pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. Kepala Sekolah pada suatu waktu dan guru-guru tetap menjalankan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan data yang diambil penulis dilapangan menunjukkan keadaan serta

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya merupakan sebuah upaya untuk. meningkatkan kualitas manusia. Sekolah merupakan salah satu organisasi

URGENSI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPALA SEKOLAH DALAM UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME. Nurdin Hidayat STKIP-PGRI Bandar Lampung ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1 SamsulNizar, Filsafat PendidikanIslam(Jakarta: Ciputat Press, 2002), h. 41.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman diabad 21 ini memperlihatkan perubahan yang begitu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena pendidikan merupakan

1. PENDAHULUAN. Madrasah, dalam konteks ini Institusi Pendidikan formal yang berbasis Agama

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA KEPALA SEKOLAH DALAM MENCAPAI VISI DAN MISI SEKOLAH DI SD NEGERI 03 PODODADI KARANGANYAR PEKALONGAN

BAB II KEPALA MADRASAH DAN KINERJA GURU. madrasah. Kata kepala dapat diartikan ketua atau pemimpin dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. jawab kepala sekolah. Pemimpin adalah orang yang melakukan kegiatan dalam

1. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara kepemimpinan kepala

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tuti Rohayati, 2014

KOMPETENSI GURU DAN PERANAN KEPALA SEKOLAH. Inom Nasution 1 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu unsur penting dalam kegiatan pendidikan di madrasah adalah guru.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi berbagai krisis yang

BAB I PENDAHULUAN. tugasnya melalui manajemen pendidikan yang diterapkan. Sebagai pelaksana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan aspek terpenting untuk dimiliki oleh setiap umat manusia.

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

Wiwin Sholikhah UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran. Guru memiliki kedudukan sebagai figur sentral dalam

FUNGSI KEPALA SEKOLAH MENINGKATKAN KUALITAS KINERJA GURU SMK DI MUHAMMADIYAH SURUH 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan temuan data di lapangan, maka dapat disimpulkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif dan efisien. Sebagai pemimpin, kepala sekolah berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Proses pendidikan itu dilakukan melalui proses atau tahapan-tahapan kegiatan,

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Hal ini bersentuhan dengan Undang - undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang merupakan tempat dimana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sekolah sebagai pendidikan formal bertujuan membentuk manusia

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan suatu usaha yang dikelola ataupun dijalankan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut :

Judul BAB I PENDAHULUAN

Fenty Riyan Nova M. Huda A.Y Wildan Zulkarnain

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. sebelumnya, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

I. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN PASCA SARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Dinas pendidikan pemuda dan olahraga memiliki kebijakan mutu yaitu

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Utara bermula

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENGEMBANGAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DI SMPN 8 MALANG. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar mengajar pada hakekatnya merupakan serangkaian

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.

Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007), hlm. 86.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatan sumber daya

Oleh : Hepy S Pasambuna, Arwildayanto*, Arifin**

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai sarana vital dalam pengembangan Sumber Daya. Manusia, merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Setelah diadakan penelitian mendalam tentang kepemimpinan Kepala

BAB I PENDAHULUAN. profesional, pemegangnya harus memenuhi kualifikasi tertentu. Kriteria jabatan

BAB I PENDAHULUAN. pada mutu output pengajarannya. Bila seluruh guru menunjukkan. pemimpin pengajaran yang bertanggung jawab untuk pencapaian tujuan.

BAB I PENDAHULUAN. Kepala sekolah selaku pemimpin secara langsung merupakan contoh nyata

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan organisasi, karena didalam sebuah organisasi seorang

UMIYATI A

BAB I PENDAHULUAN. dan globalisasi yang semakin terbuka. Sejalan tantangan kehidupan global,

BAB I PENDAHULUAN. tugas yang mudah, karena sumber daya manusia yang berkualitas bukan hanya

Bab l. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan manajemen suatu lembaga pendidikan (sekolah) sangat

BAB I PENDAHULUAN. martabat manusia Indonesia dalam rangka mewujudkan tujuan nasional. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang akan menghadapi tantangan yang berat. Hal ini terjadi karena dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan yang sangat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan yang memberikan kewenangan seluas-luasnya

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusianya masing-masing. Salah satu kegiatan yang dapat

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peran 2.1.1 Pengertian Peran Peran mempunyai arti yang sangat luas. Peran berarti laku, bertindak. Menurut definisi para ahli menyatakan bahwa pengertian peran adalah aspek dinamis dari kedudukan atau status. Di dalam kamus besar bahasa indonesia peran ialah perangkat tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat. Menurut pendapat dari Rivai tentang peran ialah, Peran dapat diartikan sebagai perilaku yang diatur dan diharapkan dari seseorang dalam posisi tertentu. Pemimpin didalam organisasi mempunyai peranan, setiap pekerjaan membawa serta harapan bagaimana penanggung peran berperilaku. 8) Menurut pendapat Fadli tentang peran ialah, Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu sistem. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. 9) 8) Rivai, Veithzal. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, hal 148 9) http://rinalwahyu42.wordpress.com/2011.06/07/teori-peran-rhole-theory/ di unggah pada 23 september 2015 9

Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa peran adalah suatu sikap atau perilaku yang diharapkan oleh banyak orang atau sekelompok orang terhadap seseorang yang memiliki status atau kedudukan tertentu. 1.2 Kepemimpinan 1.2.1 Pengertian Kepemimpinan Keberhasilan seorang pemimpin sangat bergantung dari kemampuannya untuk membangun orang orang di sekitarnya, karena keberhasilan sebuah organisasi sangat tergantung kepada potensi sumber daya manusia dalam organisasi tersebut. Dalam sebuah organisasi atau masyarakat yang memiliki banyak anggota dengan kualitas pemimpin yang baik maka organisasi atau masyarakat tersebut akan berkembang dengan baik. Beberapa defisini yang dikemukakan oleh para ahli adalah sebagai berikut : 1. Koontz & O donnel (1986), mendefinisikan kepemimpinan sebagai proses memengaruhi sekelompo orang sehingga mau bekerja dengan sungguh-sungguh untuk meraih tujuan kelompoknya. 2. Wexley & Yuki (1977), kepemimpinan mengandung arti memengaruhi ornag lain untuk lebih berusaha mengarahkan tenaga, dalam tugasnya atau mengubah tingkah laku mereka. 3. Georger R. Terry ( 1983), kepemimpinan adalah kegiatan memengaruhi orang-orang untuk bersedia berusaha mencapai tujuan bersama. 4. Robbins (2001), kepemimpinan adalah kemampuan untuk memengaruhi suatu kelompok untuk mencapai tujuan. 5. John Pfiffner (1953), kepemimpinan adalah kemampuan mengoordinasikan dan memotivasi orang-orang dan kelompok untuk mencapai tujuan yang dikehendaki. 10

6. Davis (1977), mendefinisikan kepemimpian adalah kemampuan untuk mengajak oang lain mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan penuh semangat. 7. Slamet Santosa (2004) mendefiniskan kepemimpinan sebagai usaha untuk memengaruhi anggota kelompok agar mereka bersedia menyumbangkan kemampuannya lebih banyak dalam mencapai tujuan kelompok yang telah disepakati. 10) Dari beberapa definisi diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa kepemimpinan adalah suatu perilaku dengan tujuan tertentu untuk memengaruhi aktivitas para anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama yang dirancang untuk memberikan manfaat individu dan organisasi, sehingga dalam suatu organisasi kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi. 1.2.2 Unsur-unsur Kepemimpinan Unsur unsur yang mendasari kepemimpinan dari beberapa definisi yang telah dikemukakan diatas adalah: 1. Kemampuan mempengaruhi orang lain ( kelompok atau bawahan ). 2. Kemampuan mengarahkan atau memotvasi tingkah laku orang lain atau kelompok. 3. Adanya unsur kerjasama untuk mencapai tujuan yang diinginkan. 11) 10) Prof. Dr. H. Veithzal Rivai, S.E., M.M., MBA pemimpin dan kepemimpinan dalam orgnisasi rajawali pers. Jakarta.2013. hal 3-4 11) Prof. Dr. H. Veithzal Rivai, S.E., M.M., MBA pemimpin dan kepemimpinan dalam orgnisasi rajawali pers. Jakarta.2013. hal 5 11

Dari rumusan diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa unsur unsur yang mendasari kepemimpinan adalah kemampuan seseorang dalam mempengaruhi orang lain agar bisa bekerja sama mencapai tujuan yang diinginkan. 1.2.3 Fungsi Kepemimpinan Fungsi seorang pemimpin beserta teknik kepemimpinannya berbeda menurut situasi dimana seorang pemimpin melakukan kegiatannya. Dalam hal ini ada beberapa fungsi kepemimpinan yang dijelaskan sebagai berikut. 1. Mendefinisikan misi dan peranan organisasi Dalam hal ini tugas seorang pemimpin adalah mampu mendefinisakn misi serta peranannya didalam sebuah organisasi, sebelum menjelaskan kepada angota dalam organisasinya pemimpin terlebih dahulu memahami apa yang akan dikerjakan dalam organisasi sehingga sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. 2. Pengejawantahan tujuan organisasi Dalam fungsi ini pemimpin harus menciptakan kebijaksanaan kedalam tatanan atau kputusan terhadap sarana untuk mencapai tujuan yang direncanakan 3. Mempertahankan keutuhan organisasi Dalam fungsi ini tugas seorang pemimpin adalah mempertahankan keutuhan organisasinya agar organisasi tersebut tidak terpcah-pecah dan tidak aktif, sehigga semuanya dapat berjalan dengan baik dan lebih terarah. 4. Mengendalikan konflik yang terjadi didalam organisasi Dalam organisasi konflik tidak bisa dihindari hal itu disebabkan karena didalam organisasi akan ditemukan karakter yng berbeda-beda dari masing-masing orang sehingga diperlukan suatu pemimpin yang dapat mempengaruhi dan memotivasi dari karakter-karakter yang berbeda-beda tersebut menjadi satu kesatuan uuntuk saling bekerja sama dalam satu organisasi. 12 ) 12) Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), hal 42-47 12

Dari beberapa fungsi diatas, peneliti menyimpulkan bahwa kepemimpinan sangat penting bagi organisasi karena dengan adanya kepemimpinan kegiaatan organisasi akan lebih terarah hal itu dapat dilihat dari kebijaksanaan tanggung jawab dalam mengatasi berbagai konflik yang ada sehingga kegiatan dari orgaanisasi dapat berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan bersama. 1.2.4 Ciri-ciri Kepemimpinan Ciri-ciri pemimpin dan kepemimpinan meliputi ciri-ciri fisik, ciri-ciri intelektual, dan ciri-ciri kepribadian, diantaranya: 1. Persepsi Sosial Persepsi sosial dapat diartikan sebagai kecakapan dalam melihat dan memahami perasaan, sikap dan kebutuhan anggota-anggota kelompok. Kecakapan ini sangat dibutuhkan untuk memenuhi tugas kepemimpinan. Persepsi sosial ini terutama diperlukan oleh seorang pemimpin untuk dapat melaksanakan tugasnya dalam memberikan pandangan dan patokan yang menyeluruh dari keadaan-keadaan didalam dan diluar kelompok. 2. Kemampuan Berpikir Abstrak Kemampuan berpikir abstrak dapat menjadikan indikasi bahwa seseorang mempunyai kecerdasan yang tinggi. Kemampuan abstrak yang sebenarnya merupakan salah satu segi dari struktur intelegensi, khusus dibutuhkan oleh seorang pemimpin untuk dapat menafsirkan kecenderungan-kecenderungan kegiatan didalam 13

kelompok dan keadaan umum diluar kelompok dalam hubungannya dengan tujuan kelompok.. 3. Keseimbangan Emosional Merupakan faktor paling penting dalam kepemimpinan. Jelasnya, pada diri seorang pemimpin harus terdapat kematangan emosional yang berdasarkan kesadaran yang mendalam akan kebutuhan-kebutuhan, keinginan-keinginan, cita-cita, dan alam perasaan, serta pengintegrasian kesemuanya itu kedalam suatu kepribadian yang harmonis. Dan itu bukanlah suatu kepribadian harmoni yang beku dan statis, melainkan suatu harmoni dalam ketegangan-ketegangan emosional, suatu keseimbangan yang dinamis, yang dapat bergerak kemana-mana, tetapi mempunyai dasar yang matang dan stabil. Kematangan emosional ini diperlukan oleh seorang pemimpin untuk dapat turut merasakan keinginan dan cita-cita anggota kelompok dalam rangka melaksanakan tugas kepemimpinan dengan sukses. Dari ciri-ciri diatas peneliti dapat menyimpulkan kepemimpinan meliputi ciriciri fisik intelektual dan ciri kepribadian. Seorang pemimpin harus memiliki kecakapan dalam melihat dan memahami perasaan anggota dari kelompoknya. Tidak hanya itu seorang pemimpin harus mempunyai kemampuan menganalisis fakta-fakta yang ada didalam maupun diluar organisasi, disamping itu emosional seorang pemimpin harus stabil sehingga pemimpin dapat turut merasakan keinginn dan citacita anggota kelompok dalam rangka melaksanakan tugas kepemimpinan dengan baik. 14

1.2.5 Hambatan dalam Kepemimpinan Kualitas pendidikan yang baik dipengaruhi oleh kepemimpinan yang baik, seorang pemimpin dalam mencapai proses kepemimpinannya yang baik pasti akan mengahadapi berbagai permasalahan atau hambatan-hambatan diantaranya yaitu: 1. Faktor Internal Kurangnya motivasi dari pemimpin itu sendiri, emosi yang tidak stabil, tidak percaya diri, takut dalam mengambil resiko, terbatasnya kecakapan pemimpin. 2. Faktor Eksternal Tidak adanya dukungan dari orang terdekat, tidak adanya dukungan dari bawahan, terlalu banyak tekanan. 13) Dari hambatan-hambatan diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa untuk mencapai suatu kepemimpinan yang baik dimana seorang pemimpin akan menghadapi berbagai permasalahan baik dari faktor internal dari pemimpin itu sendiri maupun faktor eksternal yaitu lingkungan sekitar. 1.3 Sekolah 2.3.1 Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Sekolah Setiap sekolah dalam proses mencapai visi misi sekolah yang telah ditetapkan akan ditunjang oleh seorang kepala sekolah yang memiliki kemampuan dalam menjalankan kepemimpinannya di sekolah. Dalam proses pelaksanaannya pekerjaan seorang kepala sekolah merupakan pekerjaan yang berat, sebagai seorang pemimpin kepala sekolah harus mampu menjadi seorang pemimpin yang bisa mewujudkan visi misi sekolah. 15

Menunjang proses kepemimpinan kepala sekolah, kepala sekolah memiliki tugas pokok dan fungsi yang harus dikerjakan, tugas pokok dan fungsi dari kepala sekolah diantaranya pendidik (educator), pemimpin (leader), pengelola (manager), administrator, wirausahawan, pencipta iklim kerja, dan penyelia (supervisor). 1. Sebagai educator, kepala sekolah harus senantiasa berupaya meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh para guru. Dalam hal ini faktor pengalaman akan sangat mempengaruhi profesionalisme kepala sekolah, terutama dalam mendukung terbentuknya pemahaman tenaga kependidikan terhadap pelaksanaan tugasnya. 2. Kepala sekolah sebagai leader harus mampu memberikan petunjuk dan pengawasan, meningkatkan kemauan tenaga kependidikan, membuka komunikasi dua arah, dan mendelegasikan tugas. 3. Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai manajer, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerja sama atau kooperatif, member kesempatan kepada para tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya, dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah. 4. Kepala sekolah sebagai administrator memiliki hubungan yang sangat erat dengan berbagai aktivitas pengelolaan administrasi yang bersifat pencatatan, penyusunan dan pendokumenan, seluruh program sekolah. 5. Kepala sekolah sebagai innovator harus mampu mencari, menemukan, dan melaksanakan berbagai pembaharuan di sekolah. 6. Sebagai motivator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberikan motivasi kepada para tenaga kependidikan dalam melakukan berbagai tugas dan fungsinya. 7. Kepala sekolah sebagai supervisor harus diwujudkan dalam kemampuan menyusun, dan 16

melaksanakan program supervise pendidikan, serta memanfaatkan hasilnya. 2.3.2 Hambatan Sekolah Disetiap sekolah pasti didalamnya memiliki suatu organisasi administrasi pendidikan lengkap dengan seksi-seksinya, setelah dibuat organisasi administrasi pendidikan kemudian harus diadakan pengawasan oleh kepala sekolah. Sebab tanpa adanya pengawasan ada kemungkinan timbulnya situasi yang menghambat jalannya pendidikan di sekolah. Karena hambatan itu semakin lama semakin banyak, maka ada kemungkinan tujuan tidak dapat tercapai dalam waktu yang telah direncanakan. Situasi yang menghambat itu dapat berasal dari berbagai pihak diantaranya: a. Dari pihak guru: 1. Kurang adanya semangat kerja; 2. Kurang kesediaan bekerja sama dan berkomunikasi; 3. Kurang kecakapan dalam melaksanakan tugas; 4. Kurang menguasai metode belajar; 5. Kurang memahami tujuan dan program kerja; 6. Kurang mentaati peraturan ketertiban. 13) E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Hal 97-122 17

b. Dari pihak murid: 1. Kurang kerajinan, ketekunan; 2. Kurang mentaati ketertiban; 3. Kurang kesadaran perlunya belajar. c. Dari pihak prasarana pendidikan: 1. Kurang terpenuhinya syarat-syarat tentang gedung, halaman, kesehatan, keamanan, dan sebagainya; 2. Kurang tersedianya alat-alat pelajaran, seperti bangku, kursi, lemari, papan tulis dan sebagainya. d. Dari pihak Kepala Sekolah: 1. Kurang adanya tanggung jawab pengabdian; 2. Kurang kewibawaan, pengetahuan, dan sebagainya: 3. Terlalu otoriter: 4. Terlalu lunak, bersikap masa bodoh. Dari penjelasan diatas, peneliti dapat menyimpulkan kualitas pendidikan disekolah biasa akan menghadapi berbagai permasalahan antara lain dari pihak guru yang kurang memahami tujuan dan program kerja karena hal tersebut guru menjadi kurang bersemangat dan menguasai metode belajar, dari pihak murid kurangnya semangat murid dalam belajar, sarana prasarana yang kurang memadai dapat menghambat kegiatan belajar mengajar, dari pihak kepala sekolah yang kurang bertanggung jawab dalam tugas dan kewajibannya. 18

1.4 Kerangka Berfikir Adapun skema dari kerangka pemikiran di atas adalah sebagai berikut: SEKOLAH KEPALA SEKOLAH Peran Kepemimpinan Fungsi Kepemimpinan Hambatan Kepemimpinan Kualiatas Pendidikan Sekolah dalam menjalankan aktivitas tentunya menginginkan kepala sekolah yang berkualitas dan bekerja dengan baik yang mampu bekerja dengan benar dan dapat menyelesaikan pekerjaannya secara maksimal sesuai dengan tanggung jawab serta wewenangnya masing masing. Kepala sekolah merupakan salah satu sumber daya yang paling penting bagi sebuah sekolah. Dalam proses bekerja, peran kepemimpinan kepala sekolah sangat penting karena dari peran yang dilakukan oleh kepala sekolah dapat menentukan cara sikap dan perilaku kepala sekolah dalam menjalankan kewajiban dan tanggung jawabnya disekolah. Sebagai seorang pemimpin kepala sekolah memiliki tanggung jawab dan kebijaksanaan didalam menyelesaikan setiap konflik dan persoalan yang ada disekolah yang dapat menghambat proses kepemimpinannya sebagai kepala 19

sekolah dalam bekerja, sehingga dari hambatan-hambatan yang ada akan menjadi tolak ukur keberhasilan kualitas pendidikan disekolah. 20