DEFENISI. Merupakan suatu gejala yang menunjukkan adanya gangguangangguan. peradangan, infeksi dan kejang otot.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 386/MEN.KES/SK/IV/1994, untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

APA ITU REMATIK...??? Rematik adalah penyakit peradangan. pada sendi yang bersifat menahun. atau kronis yang menyebabkan. perubahan dari bentuk sendi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jika ciprofloxacin tidak sesuai, Anda akan harus minum antibiotik lain untuk menghapuskan kuman meningokokus.

Maria Ulfa Pjt Maria Lalo Reina Fahwid S Riza Kurnia Sari Sri Reny Hartati Yetti Vinolia R

By: Kelompok 2 Amelia Leona Ayu Afriza Cindy Cesara Dety Wahyuni Fitri Wahyuni Ida Khairani Johan Ricky Marpaung Silvia Syafrina Ibrahim

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mempunyai kemampuan melakukan tugas fisiologis maupun psikologis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MENGATASI KERACUNAN PARASETAMOL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Swamedikasi atau self medication adalah penggunaan obat-obatan tanpa

BAB I PENDAHULUAN. makanan dicerna untuk diserap sebagai zat gizi, oleh sebab itu kesehatan. penyakit dalam dan kehidupan sehari-hari (Hirlan, 2009).

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 4. SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIALatihan Soal 4.2. Parotitis. Diare. Apendisitis. Konstipasi

POLA PERESEPAN OBAT PADA PENDERITA REUMATIK DI APOTEK SEHAT FARMA KLATEN TAHUN 2010

Keluhan dan Gejala. Bagaimana Solusinya?

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Apotek berasal dari bahasa Yunani apotheca, yang secara harfiah berarti

Hepatitis C: Bom Waktu didalam Hati

615.1 Ind p PEDOMAN PENGGUNAAN OBAT BEBAS DAN BEBAS TERBATAS

615.1 Ind p PEDOMAN PENGGUNAAN OBAT BEBAS DAN BEBAS TERBATAS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak enak perut bagian atas yang menetap atau episodik disertai dengan keluhan

BAB 1 PENDAHULUAN. Aspirin adalah golongan Obat Anti Inflamasi Non-Steroid (OAINS), yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk membantu seorang pakar/ahli dalam mendiagnosa berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. saraf pusat tanpa menghilangkan kesadaran. 2,3 Parasetamol umumnya digunakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini mengambil lokasi Desa Pojok Kidul Kecamatan Nguter

Mengapa disebut sebagai flu babi?

I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah,

BAB I PENDAHULUAN. (40 60%), bakteri (5 40%), alergi, trauma, iritan, dan lain-lain. Setiap. (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2013).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. dan E (jarang) sering muncul sebagai kejadian luar biasa, ditularkan secara fecal

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk konvensional dapat mengiritasi lambung bahkan dapat. menyebabkan korosi lambung (Wilmana, 1995).

BAB I PENDAHULUAN. dan pola konsumsi makanan, sehingga banyak timbul masalah kesehatan, salah

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan beberapa faktor atau pun kondisi setempat antara lain faktor

OTC (OVER THE COUNTER DRUGS)

Dehidrasi. Gejala Dehidrasi: Penyebab Dehidrasi:

TATALAKSANA MALARIA. No. Dokumen. : No. Revisi : Tanggal Terbit. Halaman :

BAB I PENDAHULUAN. mengurung (sekuester) agen pencedera maupun jaringan yang cedera. Keadaan akut

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HIPOKALSEMIA DAN HIPERKALSEMIA. PENYEBAB Konsentrasi kalsium darah bisa menurun sebagai akibat dari berbagai masalah.

Pengobatan TB pada keadaan khusus. Kuliah EPPIT 15 Departemen Mikrobiologi FK USU

ETIOLOGI : 1. Ada 5 kategori virus yang menjadi agen penyebab: Virus Hepatitis A (HAV) Virus Hepatitis B (VHB) Virus Hepatitis C (CV) / Non A Non B

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Febris atau demam adalah suatu keadaan di mana pengeluaran produksi panas

Calcium Softgel Cegah Osteoporosis

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HIPONATREMIA. Banyak kemungkinan kondisi dan faktor gaya hidup dapat menyebabkan hiponatremia, termasuk:

NONSTEROIDAL ANTI-INFLAMMATORY DRUGS (NSAID S)

Negara Asal (bagi WNA) Tempat / Tanggal lahir * / - -

Materi 1. Pengertian dan Tujuan Transfusi 2. Golongan Darah 3. Tes Combs 4. Syarat-syarat atau Standar Pelayanan Transfusi 5. Pelayanan Permintaan

Etiology dan Faktor Resiko

MACAM-MACAM PENYAKIT. Nama : Ardian Nugraheni ( C) Nifariani ( C)

DINAS KESEHATAN KABUPATEN TELUK WONDAMA

ANDA BERTANYA, APOTEKER MENJAWAB. Diasuh oleh para Apoteker Dosen Fakultas Farmasi Unand. Pertanyaan:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. suksesnya sistem kesehatan adalah pelaksanaan pelayanan kefarmasian (Hermawati, kepada pasien yang membutuhkan (Menkes RI, 2014).

Kata Kunci: Tingkat Pengetahuan, Asam Mefenamat, Pasien Poli Gigi

Reumatoid Arthritis. Hercegovina

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai penyakit seperti TBC, difteri, pertusis, hepatitis B, poliomyelitis, dan

[FARMAKOLOGI] February 21, Obat Anti Inflamasi Non Steroid ( OAINS ) Pada th/ sistomatis, tidak u/ th/ kausal. Ibuprofen, asam mefenamat,

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

PENDEKATAN KLINIS INTERAKSI OBAT DAN UPAYA MEMINIMALISASI EFEK MERUGIKAN AKIBAT INTERAKSI OBAT

BAB 1 PENDAHULUAN. Mukosa mulut memiliki salah satu fungsi sebagai pelindung atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

Gejala Penyakit CAMPAK Hari 1-3 : Demam tinggi. Mata merah dan sakit bila kena cahaya. Anak batuk pilek Mungkin dengan muntah atau diare.

Pembahasan Video : :1935/testvod/_definst_/mp4:(21). 8 SMP BIOLOGI/4. SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA/BIO mp4/manifest.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. efisiensi biaya obat pasien JKN rawat jalan RS Swasta

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Demografi Responden. Distribusi responden berdasarkan umur seperti pada tabel 3.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Obat-obat Hormon Hipofisis anterior

BAB XXXI. Penggunaan Obat-obatan bagi Kesehatan Perempuan. Keputusan meminum obat. Bagaimana meminum obat secara aman?

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penduduk lansia pada umumnya banyak mengalami penurunan akibat

BAB 1 PENDAHULUAN. paling sering terjadi. Peningkatan penyakit gastritis atau yang secara umum

BAB I PENDAHULUAN dan 2000, kelompok umur tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

VIRUS HEPATITIS B. Untuk Memenuhi Tugas Browsing Artikel Webpage. Oleh AROBIYANA G0C PROGRAM DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN

Mengapa Kita Batuk? Mengapa Kita Batuk ~ 1

BAB I PENDAHULUAN. Perbedaan antara virus hepatitis ini terlatak pada kronisitas infeksi dan kerusakan jangka panjang yang ditimbulkan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Fungsi Makanan Dalam Perawatan Orang Sakit

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyakit yang sangat mengganggu aktivitas sehari hari, yang bisa

Jangan Sembarangan Minum Antibiotik

REINFORECEMENT BLOK 11 Pemicu 2. DR.Harum Sasanti, drg, SpPM KaDep. Ilmu Penyakit Mulut FKGUI

BAB I PENDAHULUAN. beberapa jenis makan yang kita konsumsi, boraks sering digunakan dalam campuran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB XXIII. Masalah pada Saluran Kencing. Infeksi saluran kencing. Darah pada urin/air kencing. Keharusan sering kencing. Perembesan urin/air kencing

Negara Asal (bagi WNA)

BAB I KONSEP DASAR. Berdarah Dengue (DBD). (Aziz Alimul, 2006: 123). oleh nyamuk spesies Aedes (IKA- FKUI, 2005: 607 )

GLUKOMA PENGERTIAN GLAUKOMA

BAB I PENDAHULUAN. rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Rasa nyeri dalam kebanyakan hal hanya

LAMPIRAN 2 SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

Satuan Acara penyuluhan (SAP)

Transkripsi:

KELOMPOK IV: Aslida Satiamirna Ernita Eunike V Fatimah Parinduri Happy Monda Lia Realita Mery Zuana Anggreyni Rusman Edi Sri Kurniawati Syaipul Alamsyah Yasmina Ginting Yunita Katarina S NYERI

DEFENISI Merupakan suatu gejala yang menunjukkan adanya gangguangangguan di tubuh seperti peradangan, infeksi dan kejang otot.

Klasifikasi Nyeri AKUT KRONIS Respons fisiologik normal dan dapat diramalkan terhadap rangsangan kimia, panas, atau mekanik yang berkait dengan pembedahan, trauma, and penyakit akut. Biasanya time limited. Pengatasan hilangkan causa Suatu keadaan nyeri yang persisten dan penyebab nyeri tidak selalu dapat dihilangkan atau sulit diobati. Nyeri kronik dapat berkait dengan suatu kondisi medik atau penyakit yang sulit/ tidak dapat disembuhkan jangka lama. 3

Penyebab Trauma Misalnya: karena benda tajam, benda tumpul, bahan kimia Infeksi atau peradangan

HAL YANG DAPAT DILAKUKAN Tetap aktif pada pekerjaan Kompres hangat pada nyeri otot Gunakan obat penghilang nyeri Bila nyeri berlanjut hubungi dokter

Obat yang dapat digunakan: 1. Parasetamol/Asetaminofen Kegunaan : Menurunkan demam, mengurangi rasa sakit Hal yang harus diperhatikan: Dosis harus tepat, tidak berlebihan, bila dosis berlebihan dapat menimbulkan gangguan fungsi hati dan ginjal. Sebaiknya diminum setelah makan. Hindari penggunaan campuran obat demam lain karena dapat menimbulkan overdosis. Hindari penggunaan bersama dengan alkohol karena meningkatkan resiko gangguan fungsi hati.

Kontra Indikasi Obat demam tidak boleh digunakan pada : penderita gangguan fungsi hati penderita yang alergi terhadap obat ini pecandu alkohol Bentuk sediaan Tablet 100 mg Tablet 500 mg Sirup 120 mg/5ml

2. Asetosal (Aspirin) Kegunaan: Mengurangi rasa sakit, menurunkan demam, antiradang. Hal yang harus diperhatikan: Aturan pemakaian harus tepat, diminum setelah makan atau bersama makanan untuk mencegah nyeri dan perdarahan lambung. Konsultasikan ke dokter atau Apoteker bagi penderita gangguan fungsi ginjal atau hati, ibu hamil, ibu menyusui dan dehidrasi. Jangan diminum bersama dengan minuman beralkohol karena dapat meningkatkan risiko perdarahan lambung. Konsultasikan ke dokter atau Apoteker untuk penderita gagal ginjal. Konsultasikan ke dokter atau Apoteker bagi penderita yang menggunakan obat hipoglikemik, metotreksat, urikosurik, heparin,kumarin, antikoagulan, kortikosteroid, fluprofen, penisilin dan vitamin C.

Kontra Indikasi Tidak boleh digunakan pada: Penderita alergi termasuk asma. Tukak lambung (maag) dan sering perdarahan di bawah kulit. Penderita hemofilia dan trombositopenia. Efek samping - Nyeri lambung, mual, muntah - Pemakaian dalam waktu lama dapat menimbulkan tukak dan perdarahan lambung Bentuk Sediaan Tablet 100 mg Tablet 500 mg

Aturan pemakaian Dewasa : 500 mg setiap 4 jam (maksimal selama 4 hari) Anak : 2 3 tahun : ½ - 1 ½ tablet 100 mg, setiap 4 jam 4 5 tahun : 1 ½ - 2 tablet 100 mg, setiap 4 jam 6 8 tahun : ½ - ¾ tablet 500 mg, setiap 4 jam 9 11 tahun : ¾ - 1 tablet 500 mg, setiap 4 jam > 11 tahun : 1 tablet 500 mg, setiap 4 jam

3. Ibuprofen Kegunaan: Menekan rasa nyeri dan radang, misalnya dismenorea primer (nyeri haid), sakit gigi, sakit kepala, paska operasi, nyeri tulang, nyeri sendi, pegal linu dan terkilir. Hal yang harus diperhatikan: Gunakan obat dengan dosis tepat. Hati-hati untuk penderita gangguan fungsi hati, ginjal, gagal jantung, asma dan bronkhospasmus atau konsultasikan ke dokter atau Apoteker.

Hati-hati untuk penderita yang menggunakan obat hipoglisemi, metotreksat, urikosurik, kumarin, antikoagulan, kortiko-steroid, penisilin dan vitamin C atau minta petunjuk dokter. Jangan minum obat ini bersama dengan alkohol karena meningkatkan risiko perdarahan saluran cerna.

Kontra Indikasi Obat tidak boleh digunakan pada: Penderita tukak lambung dan duodenum (ulkus peptikum) aktif Penderita alergi terhadap asetosal dan ibuprofen Penderita polip hidung (pertumbuhan jaringan epitel berbentuk tonjolan pada hidung) Kehamilan tiga bulan terakhir

Bentuk sediaan Tablet 200 mg Tablet 400 mg Aturan pemakaian Dewasa : 1 tablet 200 mg, 2 4 kali sehari,. Diminum setelah makan Anak : 1 2 tahun : ¼ tablet 200 mg, 3 4 kali sehari 3 7 tahun : ½ tablet 500 mg, 3 4 kali sehari 8 12 tahun : 1 tablet 500 mg, 3 4 kali sehari tidak boleh diberikan untuk anak yang beratnya kurang dari 7 kg.