BAB I PENDAHULUAN. 305,6 juta jiwa. Indonesia akan mengalami bonus demografi, dimana jumlah penduduk usia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang dicapai oleh suatu Negara, namun lebih dari itu pembangunan

I. PENDAHULUAN. kepribadiaannya sesuai dengan nilai - nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan suatu proses yang menunjukan adanya suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan global mengharuskan Indonesia harus mampu bersaing

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. hukum adalah Negara Republik Indonesia. Negara Indonesia adalah negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama, baik Pemerintah,

TINJAUAN PUSTAKA. pendekatan yang berkaitan dengan penelitian ini, antara lain :

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Negara Indonesia merupakan suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. usaha manusia dalam rangka memajukan aktivitas. Pendidikan sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. tokoh teladan bahkan menjadi tokoh identifikasi diri. Di sekolah guru merupakan

dan teori yang dipegang dalam penafsiran pendidikan tersebut. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, dan Negara.

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris, hal ini dapat dilihat dari sebagian besar

Pengaruh kepramukaan dan bimbingan orang tua terhadap kepribadian siswa kelas I SMK Negeri 3 Surakarta tahun ajaran 2005/2006. Oleh : Rini Rahmawati

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan UUD 1945 Alinea ke-iv yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. dewasa dimana usianya berkisar antara tahun. Pada masa ini individu mengalami

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Thomy Sastra Atmaja, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dan bernegara demi terwujudnya kehidupan yang lebih baik di masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tantangan yang harus dihadapi. Melalui pendidikanlah seseorang dapat memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan merupakan usaha sadar agar manusia dapat mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Dinas pendidikan pemuda dan olahraga memiliki kebijakan mutu yaitu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengetaskan kemiskinan, tetapi hingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar sejak manusia lahir hingga akhir hayatnya. Havighurst dalam Bimo

STUDI PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DESA SAMBIREJO TIMUR KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG

2015 PELAKSANAAN PROGRAM BINA KELUARGA BALITA D ALAM PENINGKATAN PERAN PENGASUHAN IBU UNTUK ANAK USIA D INI D I BKB D AHLIA PURWAKARTA

I. PENDAHULUAN. perubahan besar dalam struktur sosial, sikap-sikap mental yang sudah terbiasa

BAB I PENDAHULUAN. pribadi atau pun potensi yang dimilikinya. masalah yang cukup besar bagi kemajuan negara ini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran. Keberadaan pendidikan yang sangat penting tersebut telah

BAB III METODE PENELITIAN. Provinsi Sumatera Utara dan dilaksanakan mulai bulan Juni 2016 Agustus Pemilihan

I. PENDAHULUAN. Kegiatan untuk mengembangkan potensi tersebut harus dilakukan secara

I. PENDAHULUAN. lalu lintas, dan lain sebagainya (Soekanto, 2007: 101). undang-undang yang berlaku secara sah, sedangkan pelaksananya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan amanah dari Allah SWT, Setiap orang tua menginginkan anakanaknya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi seperti sekarang ini mutlak menuntut seseorang untuk membekali

BAB I PENDAHULUAN. ayat (1) menyebutkan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas

BAB I PEDAHULUAN. pesisir, desa Rantau Panjang ini juga merupakan desa tertua di Kecamatan Pantai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara geografis, Indonesia terdiri dari beribu pulau yang sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. sehingga memunculkan masalah-masalah sosial (sosiopatik) atau yang biasa

I. PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan tehnologi di bidang industri akan berdampak positif maupun

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah masalah pengangguran (Sukirno,1985). Menurut Nanga

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN. Desa Sampali dan Desa Pematangjohor adalah terjadinya perubahan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

KONTRIBUSI KONSEP DIRI DAN PERSEPSI MENGAJAR GURU TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI DITINJAU DARI JENIS KELAMIN SISWA SMA GAMA YOGYAKARTA TAHUN 2009 TESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Sering kita jumpai dijalanan banyak anak-anak yang masih dibawah umur

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.

ANALISIS ALIH FUNGSI LAHAN SAWAH DAN PREDIKSI PRODUKSI DAN KONSUMSI BERAS DI KABUPATEN DELI SERDANG SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia dalam proses perkembangannya untuk meneruskan jenisnya membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dasar, pendidikan menengah maupun pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. dan didukung dengan kondisi kesuburan tanah dan iklim tropis yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. bergiat dalam melakukan pembangunan di segala bidang. Pembangunan dilakukan di bidang

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan aset dan generasi penerus bagi keluarga, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan bidang pendidikan dilakukan guna memperluas

Tingkat pertumbuhan sekitar 1,48% per tahun dan tingkat kelahiran atau Total

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kepribadiannya. Sebagai bentuk pengembangan diri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak merupakan amanah dari Tuhan Yang Maha Esa, seorang anak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia telah merdeka hampir mencapai 69 tahun, tetapi masalah

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. juta jiwa adalah remaja usia tahun (BkkbN,2014). Menurut bidang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ketenagakerjaan merupakan masalah yang selalu menjadi perhatian utama

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. atau anak didik sesuai dengan kebutuhan dan perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. usia remaja yaitu tahun yang terdiri dari laki-laki sebanyak jiwa

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani anak, agar anak dapat memiliki kesiapan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Banyak cara yang telah dilakukan oleh Indonesia untuk menyelesaikan

Bab I. Pendahuluan Latar Belakang Masalah

Pada gambar 2.3 diatas, digambarkan bahwa yang melatarbelakangi. seseorang berpindah tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor non pertanian

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia sejak awal kemerdekaannya telah mencanangkan programprogram

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Gambaran Umum Kecamatan Percut Sei Tuan. Wilayah Kecamatan Percut Sei Tuan mempunyai luas 190,79 KKKK 2 yang

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih dikenal dengan multikultural yang terdiri dari keragaman ataupun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terutama sejak terjadinya krisis ekonomi dan moneter pada tahun 1997.

BAB I PENDAHULUAN. sampai pelanggaran status hingga tindak kriminal (Kartono, 2013:6).

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam di sektor pertanian dan perkebunan. Adapun produksi di

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang menentukan berkembangnya suatu Negara ialah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE STRUKTUR ANALITIK SINTETIK (SAS)

BAB I PENDAHULUAN. dengan keterampilan yang dimilikinya. Pendidikan yang berkualitas akan

BAB I PENDAHULUAN. empiris yang mendasari perubahan kurikulum adalah fakta di lapangan. menunjukkan bahwa tingkat daya saing manusia Indonesia kurang

BAB I PENDAHULUAN. mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk interaksi individu dengan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi serta proses globalisasi.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk tercapainya tujuan nasional tersebut harus ada perhatian dari. pemerintah dan masyarakat yang sungguh-sungguh.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sendiri. Namun, sangat disayangkan dari produksi yang ada mayoritas disisipi

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Wilayah Kota Medan, memiliki luas 1.156,147 Ha dan merupakan pecahan dari

BAB I PENDAHULUAN. akan menyebabkan terjadinya regional disparity. Oleh karena itu, pedesaan haruslah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya menusia. 1 Pengalaman pembangunan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penduduk Indonesia saat ini berjumlah 240 juta jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,49% per tahun.jumlah penduduk Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat. Seperti yang dilansir oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) memprediksikan bahwa jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2035 mendatang berjumlah 305,6 juta jiwa. Indonesia akan mengalami bonus demografi, dimana jumlah penduduk usia produktif lebih besar dari pada jumlah penduduk non-produktif, dan akan menjadikan usia produktif mejadi tonggak dari usia yang tidak produktif. Pada tahun 2025 nanti anak-anak yang sudah dewasa dan termasuk dalam usia produktif harus segera mempersiapkan diri agar mampu bersaingmeraih kesempatan kerja, Artinya mulai sekarang, anak-anak harus lebih meningkatkan kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdsan spiritual secara optimal. (http://www.antaranews.com/berita/432287/indonesia-harus-manfaatkan-bonus-demografi- 2025-2035). Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting untuk membangun suatu Negara.Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu keharusan bagi setiap manusia secara keseluruhan. Setiap manusia berhak mendapatkan atau memperoleh pendidikan baik secara formal, informal maupun non-formal sebagaimana terdapat dalam pembukaaan Undang- Undang Dasar 1945, dinyatakan bahwa salah satu tujuan Pemerintah Republik Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, kalimat tersebut berimplikasi bahwa setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan tanpa memandang suku, agama, ras dan antar 10

golongan agar seluruh lapisan masyarakat bisa mendapatkan pendidikan yang layak dan bermutu.secara Nasional, tujuan pendidikan diletakkan pada tiga pilar yaitu; pemerataan kesempatan, peningkatan mutu dan daya saing serta penguatan tata kelola. Pilar peemerataan kesempatan salah satu upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia, melalui penciptaan dan peningkatan layanan pendidikan kepada seluruh warga Negara. Masalah sumber daya manusia yang tidak berkualitas didukung dengan pernyataan dari Komisi Nasional Perlindungan Anak yang mengatakan bahwa angka putus sekolah di negara Indonesia termasuk tinggi. Setiap tahunnya lebih dari 1,5 juta anak sekolah tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Salah satu penyebabnya adalah biaya pendidikan yang mahal dan keterbatasan ekonomi orang tuanya. (http://edukasi.kompasiana.c om/2013/12/24/tinginya-angka-putus-sekolah-di-indonesia-622368.html). Kelurahan Kenangan Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang merupakan kelurahan yang didiami oleh berbagai jenis ras, agama dan beragam latar belakang memiliki jumlah penduduk berkisar 26.624 jiwa (Data Kecamatan Percut Sei Tuan, tahun 2010. Kelurahan Kenangan merupakan bagian dari Kecamatan Percut Sei Tuan yang mempunyai penduduk yang lebih banyak dari pada Kecamatan yang lain, jumlah penduduk Kecamatan Percut Sei Tuan berkisar 396.656 Jiwa atau 21,49% dari jumlah penduduk Kabaupaten Deli Serdang. Perumnas mandala dulunya mempunyai hanya satu Kelurahan yaitu kelurahan Kenangan, namun setelah terjadi perluasan daerah yang memungkinkan terbentuknya Kelurahan Baru, yaitu Kelurahan Kenangan Baru. Masing-masing kelurahan memiliki 6-8 lingkungan, yang tiap lingkungannya dipegang oleh Kepling (Kepala Lingkungan). Perumnas mandala merupakan daerah yang sangat kompleks, karena banyaknya ditemukan ormas-ormas dan organisasi-orgaisasi. Dengan beragam dan banyaknya ormas-ormas sering memicu terjadinya konflik antar ormas dan sering sampai terjadinya pertikaian yang megakibatkan korban jiwa, baik anggota antar ormas dan juga 11

masyarakat yang tempat tinggalnya dekat dengan tempat terjadinya konflik, karea sering terjadiya konflik tersebut membuat masyarakat memiliki stigma yang negatif yang menganggap bahwa daerah Perumnas Mandala khususnya merupakan sarang kriminal. Pendidikan di kelurahan ini meupakan hal yang sangat penting bagi masyarakat, karena dengan didukungnya fasilitas seperti; TK(Taman Kanak-Kanak), sekolah dan wadah nformal lainnya. Namun dikelurahan ini termasuk dearah yang memiliki angka putus sekolah yang tinggi dibandingkan dengan keluarahan yang lainnya. Permasalahan tingginya tingkat anak putus sekolah terjadi pada anak di Perumnas Mandala II, Kelurahan Kenengan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang. Wilayah ini sangat banyak ditemukan anak-anak yang tidak melanjutkan sekolah baik itu melanjutkan ke SMP, ataupun melanjutkan ke jenjang SMA. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan anak-anak di Perumnas Mandala II, Kelurahan Kenangan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang tidak melanjutkan sekolah ke jenjang selanjutnya salah satunya faktor ekonomi keluarga dan mengganggap bahwa pendidikan tidak teramat perlu sehingga anak-anak memilih tidak melanjutkan sekolah karena menyadari biaya sekolah yang mahal dan mempuyai persepsi bahwa tidak perlu sekolah tinggi-tinggi kalau saat ini saja sudah bisa menghasilkan uang, dan mendapat pekerjaan. Lingkungan sosial yang berda di wilayah ini mendukung para anak-anak agara tidak melanjutkan sekolah.diantaranya lingkungan tempat tinggal yang paling sangat mempengaruhi anak-anak untuk tidak melanjutkan sekolah. Mereka lebih memilih untuk bekerja sebagai buruh yang berpenghasilan jauh dibawah Upah Minumum Regional ( UMR ) itu semua karena mereka berkaca pada teman mereka yang ada di sekitar lingkungan tempat tinggal mereka yang bayak tidak tamat sekolah namun sampai sekarang mereka dapat bekerja dan menghasilkan uang sendiri daripada harus bergantung dan menambah beban keluarga. 12

Grafik Tingkat Persentase (%) Angka Putus Sekolah Kab. Deli Serdang (Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kab. Deli Serdang, Tahun 2010) Persentase Angka Putus Sekolah naik di Kabupaten Deli Serdang dari tahun ajaran 2005/2006 tahun ajaran 2009/2010 dibawah 1%, baik untuk tingkat sekolah dasar, menengah pertama maupun menengah atas/kejuruan. Bahkan pada tahun ajaran 2009/2010, persentase Angka Putus Sekolah turun secara signifikan.hal ini menggambarkan bahwa Pemerintah Kabupaten Deli Serdang mencapai keberhasilan dalam usahanya mengurangi jumlah siswa yang putus sekolah. Selain data diatas juga diperoleh data pendukung lainnya berdasarkan Badan Pusat Statistik Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2010sebagai berikut: Mengenal Pendidikan 87,31% belum pernah sekolah 1,17% Putus sekolah 11,52% Putus Sekolah Mengenal pendidikan belum pernah sekolah (Data BPS Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010) 13

Dapat dilihat pada diagram diatas masih dijumpai 1,17% dari jumlah penduduk yang tidak/belum pernah sekolah, dan 87,31% masih dan pernah duduk di bangku sekolah dan sebanyak 11,52% sudah tidak sekolah lagi. Angka anak putus sekolah khususnya di Perumnas Mandala Kelurahan Kenangan Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Diperkirakan penduduk Kabupaten Deli Serdang tahun 2012 sebanyak 1.845.615 jiwa, maka 11,52% dari jumlah penduduk adalah berkisar 212.615 merupakan anak yang putus sekolah pada tingkat pendidikan SMP dan SMA, dan 1% dari angka putus sekolah Kabupaten Deli Serdang berkisar 2.127 anak dan Berdasarkan jumlah penduduk Kecamatan Percut Sei Tuan yang mencapai 21,49% dari jumlah penduduk Kab. Deli Serdang, maka jumlah anak putus sekolah di Kecamatan Percut Sei Tuan berkisar 458 anak putus sekolah. Tabel Jumlah Anak Putus Sekolah Pada Tingkat Pendidikan SMP dan SMA Kecamatanm Percut Sei Tuan Pada Tahun 2012 No Desa/Kelurahan Jumlah Penduduk ( Jiwa ) Jumlah Putus Sekolah ( Anak ) 1 Kel. Bandar Khalipah 18.784 10 2 Kel. Bandar Klippa 9.674 23 3 Kel. Cinta Rakyat 7.694-4 Kel. Kenangan 26.624 150 5 Kel. Kenangan Baru 24.101 32 6 Kel. Lau Dendang 8.086 14 7 Kel. Medan Estate 10.377-8 Kel. Percut 9.718 23 9 Kel. Sei Rotan 10.747 4 10 Kel. Sumber Rejo Timur 10.514 8 11 Kel. Sampali 15.355-12 Kel. Tembung 24.832 59 13 Desa Amplas 9.894 4 14

14 Desa Bandar Setia 7.516 11 15 Desa Cinta Damai 4.843 16 16 Desa Kolam 6.968 27 17 Desa Pematang Lalang 9.718 14 18 Desa Saentis 9.087 23 19 Desa Tanjung Rejo 6.983 18 20 Desa Tanjung Selamat 3.599 22 Jumlah 235.352 Jiwa 458 Anak Dapat dilihat bahwa terdapat 12 Kelurahan dan 8 Desa di Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang. Kelurahan Kenangan memiliki jumlah penduduk terbanyak dengan 26.624 Jiwa dan juga memiliki jumlah anak putus sekolah terbanyak dengan jumlah sekitar 150 Anak, dan disusl oleh Kelurahan Tembung dengan jumlah penduduknya 24.832 Jiwa dengan jumlah anak putus sekolah sekitar 59 Anak. Dan jumlah penduduk terendah Desa Tanjung Selamat yang jumlah pendudukya 3.599 Jiwa. Lingkungan tempat tinggal merupakan suasana dimana si anak lebih banyak berinteraksi dan belajar, baik itu dengan keluarga, teman bermain maupun dengan masyarakat lainnya. Apalagi pada lokasi penelitian ini merupakan daerah yang sering dianggap orang luar tidak baik, atau memiliki stigma yang negatif dari orang yang tinggal di luar daerah tersebut. Adapun fungsi sosial lingkungan adalah; melestarikan budaya, sebagai sarana untuk berinterkasi dengan orang lain.adanya interaksi tersebut secara langsung akanmempengaruhi pada psikologi anak, baik dalam berpikir maupun bertindak. Tingkat pendidikan masyarakat yang rendah membentuk norma yang berdampak pada anak-anak. Lingkungan tempat tinggal yang tidak kondusif dan adanya persepsi masyarakat sekitar, bahwa orang yang sekolahnya tinggipun masih banyak yang menjadi pengangguran yang sebagai salah satu faktor yang menjadikan minat anak untuk tidak melanjutkan sekolah ke tingkat selanjutnya. 15

Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kecerdasan dan keteram pilan manusia yang menjadi keharusan bagi setiap manusia secara keseluruhan baik itupendidikan secara formal, informal, non-formal sehingga menjadi manusia yang berbudaya tinggi dalam melaksanakan tugas, kewajiban dan tanggung jawabnya di dalam masyarakat. Pendidikan merupakan salah satu faktor mencapai kemakmuran suatu negara, sebagaimana diatur secara tegas dalam pasal 31 ayat (1) Undang Undang Dasar 1945 yang menyatakan bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan. Ayat (2) menegaskan bahwa setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membianyainya.ayat (3) menetapkan bahwa Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sisten pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dalam Undang Undang. Pendidikan merupakan sektor yang memang perlu diprioritaskan negara karena menyentuh langsung hak masyarakat, dan sangat terkait dengan pembangunan sumber daya manusia di masa depan. Lembaga yang berada di daerah tersebut juga dapat menjadi penunjang sarana pendidikan. Kesadaran akan pendidikan, kesadaran akan pentingnya sekolah barangkali sudah tumbuh sejak lama di negeri ini. Namun, rendahnya sarana fisik, mahalnya biaya pendidikan, rendahnya prestasi siswa, rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan, kurangnya pemerataan kesempatan pemerataan kesempatan pendidikan. Selain itu, kondisi ekonomi yang memburuk, sempitnya lapangan kerja yang tersedia, membuat sebagian keluarga dinegeri ini tidak mampu menyekolahkan anak mereka sebagaimana mestinya yang berakibat pada banyaknya remaja yang tidak melanjutkan sekolah. Anak-anak di di Perumnas Mandala II, Kelurahan Kenangan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, memiliki banyak pilihan ketika mereka memutuskan putus sekolah baik ke jenjang SMP maupun jenjang SMA, seperti bekerja sebagai buruh kasar pabrik,menjadi buruh bangunan yang tidak tetap kerjanya, atau merantau agar dapat merubah 16

hidup. Selain hal-hal tersebut penganggunran bisa menjadi sebuah pilihan ketika mereka memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolah.anak-anak yang putus sekolah yang menjadi pengagguran, seperti yang kita ketahuijuga rawan untuk dipegaruhi dari lingkungan tempat tinggal mereka. Mereka rawan untuk melekukan kenakalan-kenakalan, yakni melakukan perbuatan penyimpangan tingkah laku oleh anak-anak, berupa pelanggaran hukum, pelanggaran norma agama, maupun pelanggaran norma sosial yang berlaku di masyarakat seperti mencuri, mencopet,.merampok, konsumsi minuman keras, perjudian,pecandu norkoba bahkan sampai menjadi kurir yang berperan dalam pendistribusian narkoba. Padahal idealnya masa ini adalah suatu periode kehidupan dimana putus kapasitas untuk memperoleh dan menggunakan pengetahuan secara efisien, karena dalamperiode ini anak-anak yanbg dapat dikatakan sebagai remaja ini, merupakan proses pertumbuhan otak mencapai kesempurnaan. (http://eprints.uny.ac.id/bab%201%20-%2008104241012.pdf). Anak-anak yang putus sekolah ini sering kali dipandang sebelah mata oleh masyarakat awam.penilaian masyarakat menyebabkan masyarakat anak-anak yang putus sekolah ini mempunyai konsep diri yang rendah. Dari latar belakang tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai mengenai Pengaruh Lingkungan Tempat Tinggal Terhadap Tingginya Tingkat Anak Putus Sekolah Pada Usia Anak SMP dan SMA dengan tujuan untuk melakukan identifikasi dari pengaruh lingkungan tempat tinggal anak terhadap putus sekolah. 1.2. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah perlu dilakukan karena adanya keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti, khususnya waktu, tenaga, dan kemampuan teoritik yang relevan dengan penelitian sehingga diharapkan penelitian dapat dilakukan lebih terfokus dan mendalam. Pembatsan masalah penelitian dapat peneiti lakukan berhubungan fokus penelitian (variabel-variabel 17

yang diteliti), pendekatan penelitian, tempat penelitian, subjek penelitian, subjek, instrumen, dan hasil penelitian. Adapun pembatasan masalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini difokuskan untuk melihat pengaruh lingkungan tempat tinggal terhadap tingginya angka anak putus sekolah di Perumnas Mandala, Kelurahan Kenangan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang. 2. Penelitian merupakan penelitian survey dan berdasarkan teori-teori yang relevan dengan variabel-variabel penelitian. Hasil penelitian sangat bergantung sepenuhnya kepada jawaban dari responden. 3. Sampel penelitian terdiri dari anak-anak yang tidak bersekolah lagi pada tingkat SMP dan SMA di Perumnas Mandala, Kelurahan Kenangan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang. 1.3. Rumusan Masalah Berkaca dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, penulis berusaha untuk mencari tahu pengaruh lingkungan tempat tinggal terhadap tingginya tingkat anak putus sekolah di di Perumnas Mandala II, Kelurahan Kenengan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang., maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah ada hubungan antara lingkungan tempat tinggal dengan tingginya tingkat anak putus sekolah di di Perumnas Mandala II, Kelurahan Kenangan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang? 2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya tingkat anak putus sekolah di di Perumnas Mandala II, Kelurahan Kenangan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang? 18

1.4. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dikemukankan sebelumnya, maka yang menjadi tujuan yang diharapkan dan dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh lingkugan tempat tinggal terhadap tingginya tingkat anak putus sekolah di Perumnas Mandala II, Kelurahan Kenengan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya tingkat anak putus sekolah di Perumnas Mandala II, Kelurahan Kenangan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang. 1.5. Manfaat Penelitian Adapun yang menjadi manfaat penelitian adalah sebagai berikut : 1.5.1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan yang lebih tentang pengaruh lingkungan tempat tinggal terhadap tingginya angka anak putus sekolah yang kemudian bermanfaat dalam pengembangan ilmu sosiologi khususnya dalam menghadapi persaingan kerja kedepannya. 1.5.2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pemerintah terkait khususnya di Perumnas Mandala II, Kelurahan Kenengan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang maupun pemerintah pusat untuk dapat digunakan sebagai pedoman bagi mahasiswa yang ada di wilayah sekitar tersebut untuk melakukan penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini. 19

1.6 Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban sementara yang harus diuji keberadaannya. Arikunto (2006:71) mengatakan bahwa hipotesis adalah suatu kesimpulan itu belum final, masih harus dibuktikan kebenarannya atau hipotesis adalah jawaban sementara. Hipotesis dapat juga dikatakan suatu kesimpulan sementara suatu hubungan variabel hingga hipotesis dapat dikatakan sebagai suatu prediksi yang melekat pada variabel yang bersangkutan. Secara etimologis istilah hipotesis berasal darbahasa latin, yang terdiri dari dua kata, hipo yang berarti sementara, sedangkan theses yang berasrti peryataan. Secara sederhana hipotesis dapat diartikan sebagai pernyataan sementara. Kerlinger (1997), mengatakan bahwa hipotesis adalah suatu pernyataan sementarayang menyatakan hubungan antara dua atau lebih variabel (Siagiaan, 2011 : 147). Secara teknis, hipotesis dapat didefenisiskan sebagai pernyataan mengenai populasi yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian. Pernyataan tersebut mengindikasi asumsi dasar yang melekat pada populasi yang bersangkutan. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini terdari Hipotesis dua arah yaitu, Hipotesis alternative dan Hipotesis nol. Hipotetsis alternative ( Ha ) benar jika hipotesis terbukti kebenarannya. Ho :Tidak adanya pengaruh lingkungan tempat tinggal terhadap tingginya angka anak putus sekolah di Perumnas Mandala II, Kelurahan Kenangan, Kabupaten Percut sei tuan, Kabupaten Deli serdang. Ha :Adanya pengaruh lingkungan tempat tinggal terhadap tingginya angka anak putus sekolah di Perumnas Mandala II, Kelurahan Kenangan, Kabupaten Percut sei tuan, Kabupaten Deli serdang. 20

1.7. Operasional Variabel Defenisi operasional merupakan seperangkat petunjuk atau kriteria operasi yang lengkap tentang apa yang harus diamati dan bagaimana mengamatinya dengan memiliki rujukan-rujukan empiris. Bertujuan untuk memudahkan penelitian dalam melaksanakan penelitian dilapangan. Maka perlu operasionalisasi dari konsep-konsep yang menggambarkan tentang apa yang harus diamati (Silalahi, 2009: 120). Defenisi operasional adalah spesikasi kegiatan peneliti dalam mengukur atau memanipulasi suatu variabel. Defenisi operasional memberikan balasan atau arti sebuah variabel dengan merinci hal yang harus dikerjakan oleh peneliti untuk mengukur variabel tersebut (Sarwono, 2006 : 12). Variabel merupakan segala Sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian. Sering pula dinyatakan variabel penelitian sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti (Suryabrata, 1995: 72). Dalam penelitian ini dua variabel yaitu variabel bebas atau independent variabel (X) dan variabel terikat atau dependent variabel (Y). Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain, sedangkan variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi. A. Variabel Bebas (Independent Variable) Variabel bebas (X) adalah segala jenis, faktor atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi munculnya variabel kedua yang disebut sebagai variabel terikat. Tanpa variabel ini maka variabel berubah sehingga akan muncul menjadi variabel terikat yang berbeda atau yang lain atau bahkan sama sekali tidak ada yang muncul (Nawawi, 1991: 57). Variabel bebas dalam penelitian ini pengaruh lingkungan tempat tinggal di Perumnas Mandala II, Kelurahan Kenangan, Kabupaten Percut sei tuan, Kabupaten Deli serdang, meliputi : a. Lingkungan keluarga b. Lingkungan tempat bermain 21

B. Variabel Terikat (Dependent Variable) Variabel terikat ( Y ) adalah sejumlah gejala atau faktor maupun unsur yang ada atau muncul dipengaruhi atau ditentukan adanya variabel bebas dan bukan karena variabel lain (Nanawi, 1991: 157). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah putus sekolah, yang meliputi: a. Kurangnya minat b.kurangnya pemikiran akan masa depan. 22