ABSTRAK. Penulis melakukan penelitian terhadap saham-saham yang terdapat di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan periode penelitian dari tahun 1997 sampai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. beberapa proses terlebih dahulu. Transaksi pertama yang dilakukan perusahaan

PENGARUH INFORMASI AKUNTANSI PROSPEKTUS IPO TERHADAP TINGKAT UNDERPRICED DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. penawaran perdana yang dilakukan di pasar perdana (primary market) pada pasar

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sumber pendanaan selain sumber-sumber. Banyaknya perusahaan yang telah memutuskan go public akan

BAB I PENDAHULUAN. Initial Public Offering ) untuk pertama kalinya terjadi di pasar perdana (

1 BAB I PENDAHULUAN. pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT UNDERPRICING SAHAM PERDANA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan adalah dengan menjual saham ke masyarakat umum melalui pasar

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. atau saham baru perusahaan kepada publik atau go public.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. modal semakin besar seiring dengan perkembangan perusahaan. Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

BAB I PENDAHULUAN. akan dapat meningkatkan posisi keuangan perusahan disamping untuk. Perusahaan melakukan penjualan saham ataupun mengeluarkan

Untuk dapat bertahan terhadap pesaing-pesaing, maka suatu perusahaan. harus terus tumbuh dan berkembang. Oleh karena itu, pada suatu saat suatu

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UNDERPRICING PADA PENAWARAN SAHAM PERDANA DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Efek) saham perusahaan yang akan go public terlebih dahulu dijual di pasar

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan usaha untuk mencari sumber tambahan dari eksternal, termasuk

BAB I PENDAHULUAN. tambahan dana dalam rangka mengembangkan usahanya yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. memperjualbelikan sekuritas, atau secara formal pasar modal dapat juga

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal dalam bentuk konkrit berupa Bursa Efek (securities / stock

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara yang digunakan perusahaan untuk menghimpun dana jangka panjang

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan pada umumnya melakukan usaha pendanaan untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. di pasar modal atau disebut juga dengan go public. Adapun tujuan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. penawaran surat berharga ke masyarakat umum dengan maksud menghimpun dana,

BAB I. memenuhi kebutuhan dana yang cukup besar tersebut, seringkali dana yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengapa perusahaan memutuskan go public adalah: (1) pendiri perusahaan ingin

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan kepada publik atau sering dikenal dengan go public di pasar modal.

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT UNDERPRICING SAHAM PERDANA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan perusahaan, permasalahan yang dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan dari luar perusahaan adalah melalui mekanisme penyertaan yang

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya melakukan ekspansi. Untuk memenuhi kebutuhan ekspansi diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. penawaran saham ataupun surat utang di pasar modal. Penawaran saham dapat

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas penawaran saham perdana atau IPO (Initial Public Offerings)

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan (going concern). Untuk mencapai tujuan tersebut,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada umumnya setiap perusahaan mempunyai keinginan untuk

BAB I PENDAHULUAN. tujuan tersebut dibutuhkan tambahan dana dalam melakukan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berinvestasi dikenal hukum yang berbunyi, high risk high return,

tunggal (biasanya investor institusi), secara privat (private placement), dan

BAB I PENDAHULUAN. dunia, hal ini didukung dengan kemajuan di bidang teknologi dan komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. Tajamnya kompetisi dan luasnya skala persaingan didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. dan membuat inovasi-inovasi baru di dalam menghadapi persaingan usaha.

harga, yaitu penentuan harga saham saat IPO secara signifikan lebih rendah

BAB I PENDAHULUAN. Penawaran umum saham perdana dikenal dengan istilah Initial Public

BAB I PENDAHULUAN. era 1997 silam. Hal ini dibuktikan dengan semakin meningkatnya perdagangan di bursa

BAB I PENDAHULUAN. satu kegiatan yang penting dalam perusahaan. Kegiatan perusahaan harus

BAB 1 PENDAHULUAN. Ketiga, menambah saham lewat dividen yang tidak dibagi (dividend reinvestment

Judul : Pengaruh Variabel Keuangan, Non Keuangan dan Ekonomi Makro terhadap Underpricing

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan yang bisa dilakukan oleh perusahaan adalah menjual saham

BAB I PENDAHULUAN. dengan go public. Dalam proses go public, sebelum diperdagangkan di pasar

BAB I PENDAHULUAN. salah satu penyedia sumber pendanaan selain perbankkan. Dana yang

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu bertahan dan mengembangkan bisnisnya. Dengan semakin ketatnya

BAB I PENDAHULUAN. lebih dikenal dengan sebutan modal. Pasar modal (capital market) memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. (private) menjadi perusahaan publik atau sering dikenal dengan istilah go public

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh modal tersebut adalah dengan melakukan go public. Go public

BAB I PENDAHULUAN. iklim persaingan semakin ketat sehingga setiap perusahaan akan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Indonesia, pajak merupakan suatu sumber dana terbesar pada

BAB I PENDAHULUAN. untuk dunia usaha dan investasi untuk investor. Setiap perusahaan tentu memiliki

BAB I PENDAHULUAN. terdaftar di BEI sekitar 500 perusahaan, hal ini tidak lepas dari upaya

BAB I PENDAHULUAN. dinilai mampu menanamkan modalnya ke perusahaan. Rata rata untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. pasar modal adalah untuk memperoleh capital gain. Menurut Darmadji dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menjual surat berharganya di pasar modal. Dapat dikatakan bahwa pasar

BAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha yang semakin ketat. Salah satu kendala yang kerap kali dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi seperti sekarang ini, perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. bersaing secara kompetitif untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. mewujudkannya dengan kebutuhan dana yang semakin besar pula.

Disusun oleh : Karina Dewi Puspitasari B

BAB I PENDAHULUAN. strategi manajemen perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat dengan

BAB I PENDAHULUAN. initial return dari hasil kegiatan tersebut (Handayani, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Suatu perusahaan dalam melakukan transformasi bisnis dari suatu entitas

BAB I PENDAHULUAN. umumnya dilakukan dengan menjual saham perusahaan kepada publik atau yang

BAB I PENDAHULUAN. pihak lain yang mau ikut menanamkan modalnya pada perusahaan. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebutuhan modal suatu perusahaan akan semakin meningkat, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Adler Haymans, (2013:2) bahwa sumber pendanaan perusahaan. pemegang saham lama atau kepada publik. Namun perusahaan lebih sering

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman globalisasi saat ini, banyak perusahaan yang berkembang dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal dapat dijadikan salah satu alternatif bagi perusahaan untuk

I. PENDAHULUAN. authorities, maupun perusahaan swasta (Husnan, 2003). Dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang semakin banyak ditempuh perusahaan dalam rangka pendanaan usaha.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. antara manajer selaku agen dengan pemilik perusahaan sebagai principal. Para

BAB I PENDAHULUAN. penawaran yang umumnya dilakukan dengan menjual saham perusahaan kepada

BAB I PENDAHULUAN. memutuskan untuk go public untuk yang pertama kalinya, saham dilepas terlebih

PERBANDINGAN UNDERPRICING PADA PENAWARAN SAHAM PERDANA PERUSAHAAN KEUANGAN DAN NON-KEUANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Perusahan sebagai suati entitas bisnis bertujuan memaksimalkan nilai perusahaan dan

Repositori STIE Ekuitas

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan maka kewajiban akan pendanaan juga semakin besar jumlahnya. Hal

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal sekarang ini dijadikan alternatif pendanaan yang berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan sebesar-besarnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, salah satu cara

BAB I PENDAHULUAN. istilah Initial Public Offering, Witjaksono (2012).

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan (going concern). Untuk mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. melakukan IPO (Initial Public Offerings) yang dilakukan di pasar perdana

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk menarik investor dari luar dalam hal pendanaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Ada beberapa alternatif yang bisa dilakukan perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. usahanya adalah dengan cara melakukan go public. Dana yang diperoleh dalam go

BAB I PENDAHULUAN. underpricing tidak menguntungkan bagi perusahaan yang melakukan go public, pihak menguntungkan para investor (Johnson,2011).

BAB II LANDASAN TEORI

Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Return On Assets (ROA) Terhadap Tingkat Underpricing Saham pada Penawaran Saham Perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI)

BAB I PENDAHULUAN. menunjang aktivitasnya. Initial Public Offering merupakan penawaran saham

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang membutuhkan dana jangka panjang dapat menjual saham atau

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai lembaga perantara (intermediasi). Fungsi ini menunjukkan

Transkripsi:

ABSTRAK Initial Public Offering (IPO) merupakan penawaran saham perusahaan untuk pertama kalinya dan dilaksanakan di pasar primer (primary market). Selanjutnya saham-saham tersebut akan diperjual-belikan di pasar bursa efek atau disebut pasar sekunder (secondary market). Harga saham pada penawaran perdana ditentukan berdasarkan kesepakatan antara perusahaan (emiten) dengan underwriter (penjamin emisi efek). Sebagai pihak yang membutuhkan dana, emiten menginginkan harga perdana yang tinggi. Sebaliknya, underwriter sebagai penjamin emisi berusaha untuk meminimalkan resiko yang ditanggungnya. Dalam tipe penjaminan full commitment, pihak underwriter akan membeli saham yang tidak terjual di pasar perdana. Keadaan ini membuat underwriter tidak berkeinginan untuk membeli saham yang tidak laku dijual. Upaya yang dilakukan adalah dengan bernegosiasi dengan emiten agar saham-saham tersebut tidak terlalu tinggi harganya, bahkan cenderung underpriced. Underpricing adalah penentuan harga saham di pasar perdana lebih rendah daripada harga di pasar sekunder untuk saham yang sama. Harga perdana yang underpriced akan memberikan initial return yang positif bagi investor segera saham tersebut mulai diperdagangkan di pasar bursa. Underpricing merupakan fenomena yang menarik karena dialami oleh sebagian besar pasar modal di dunia. Di Indonesia, fenomena serupa ditemukan oleh Husnan (1996), dalam penelitiannya yang menyimpulkan bahwa IPO pada perusahaan-perusahaan privat maupun perusahaan milik negara (BUMN) biasanya mengalami underpriced. Penulis melakukan penelitian terhadap saham-saham yang terdapat di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan periode penelitian dari tahun 1997 sampai i

dengan 2006. Kriteria saham yang dipilih adalah saham-saham yang hingga penelitian ini dilakukan masih terdaftar di BEJ. Terdapat 146 saham IPO di BEJ tahun 1997 sampai dengan 2006. Dua puluh saham diantaranya mengalami delisting (dikeluarkan dari daftar saham di BEJ), dan lima saham tidak dimasukkan ke dalam penelitian ini, karena kurangnya data yang diperlukan. Jadi ada 121 saham yang akan diteliti dan berikutnya dilakukan perhitungan kinerja jangka pendek (Initial Return) dan jangka menengah () yang kemudian akan dikelompokkan menurut sektor industrinya. Dari hasil penelitian di dapat, rata-rata initial return terhadap 121 saham adalah sebesar 37.61%, dan saham yang mengalami underpriced sebesar 83.47%. Artinya telah terjadi fenomena underpricing di Indonesia terhadap 121 saham yang terdaftar di BEJ antara tahun 1997 sampai dengan tahun 2006. Untuk kinerja jangka menengah selama enam bulan ( 6 ) terhadap 121 saham di dapat rata-ratanya sebesar -1.26%, dan setelah dikoreksi dengan return pasar di dapat nya sebesar -2.93%. ii

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR.... DAFTAR ISI...... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR LAMPIRAN... i iii vii x xi xii LAMPIRAN-LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian...... 1.2 Identifikasi Masalah dan Kriteria Sampel....... 1.2.1 Identifikasi Masalah... 1.2.2 Kriteria Sampel... 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian.... 1.4 Kegunaan Penelitian... 1.5 Kerangka Pemikiran... 1.6 Metode Penelitian.... 1.6.1 Tolak Ukur Kinerja Jangka Pendek... 1.6.2 Tolak Ukur Kinerja Jangka Menengah... 1.7 Waktu Penelitian..... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Initial Public Offerings (IPO)... 2.1.1 Keuntungan dan Kerugian IPO Bagi Investor dan Perusahaan... 2.2 Pengertian Underpricing......... 2.3 Pengertian dan Alasan Terjadinya Delisting....... 2.4 Teori-teori Underpricing... 2.4.1 Kompensasi Terhadap Resiko..... 2.4.2 Tulah Bagi Pemenang (Winner`s Curse).... 2.4.3 Signaling... 2.4.4 Konflik Principal-Agent... 2.4.5 Regulasi... 2.4.6 Sebagai Jaminan Kemungkinan Terjadinya Tuntutan Hukum... 2.4.7 Informational Cascades (Perilaku Cascade)... 2.4.8 Biaya Untuk Memperoleh Informasi... 2.5 Kinerja Jangka Panjang... BAB III OBJEK PENELITIAN 3.1 Bursa Efek (Pasar Modal) di Indonesia....... 3.1.1 Sejarah Perkembangan Pasar Modal di Indonesia.... 3.1.1.1 Periode Penjajahan (1912-1942)... 3.1.1.2 Periode Orde Lama (1952-1960)... 1 3 3 4 4 5 6 8 15 16 18 19 21 22 23 24 24 24 26 28 29 29 31 33 33 36 36 36 37 vii

3.1.1.3 Periode Orde Baru (1977-1988)... 3.1.1.4 Periode Bangun Dari Tidur Yang Panjang (1988-1995)... 3.1.1.5 Periode Otomatisasi (Mulai 1995)... 3.1.1.6 Krisis Moneter (Mulai Agustus 1995)... 3.1.1.7 Masa Orde Reformasi Hingga Saat Ini... 3.1.2 Pengertian Pasar Modal...... 3.1.3 Fungsi Pasar Modal....... 3.1.3.1 Sarana Pendanaan Usaha... 3.1.3.2 Sarana Berinvestasi Bagi Investor... 3.1.4 Kelembagaan dan Pelaku di Pasar Modal Indonesia... 3.2 Bursa Efek....... 3.2.1 Perusahaan Efek......... 3.2.1.1 Penjamin Emisi Efek (Underwriter)... 3.2.1.2 Perantara Pedagang Efek... 3.2.1.3 Manajer Investasi... 3.2.2 Lembaga Penunjang Pasar Modal..... 3.2.3 Profesi Penunjang Pasar Modal... 3.3 Emiten dan Perusahaan Publik... 3.4 Investor... 3.5 Saham... 3.5.1 Jenis-jenis Saham... 3.5.2 Karakteristik Saham... 3.5.3 Keuntungan Membeli Saham... 3.5.4 Kerugian Membeli Saham... 3.6 Sistem Perdagangan di Bursa Efek Jakarta (BEJ)... 3.6.1 Mekanisme Perdagangan Saham di Pasar Sekunder... 3.6.1.1 Syarat Untuk Melakukan Transaksi di Pasar Sekunder... 3.6.1.2 Syarat Untuk Menjadi Nasabah di Perusahaan Efek... 3.7 Penawaran Umum di Pasar Perdana... 3.7.1 Tahap Penawaran Umum Saham... 3.7.2 Prosedur Investor Membeli Saham di Pasar Perdana... 3.7.2.1 Informasi Yang Terdapat Dalam Prospektus... 3.7.3 Pencatatan Saham di Bursa Efek... 3.7.4 Prosedur Penawaran Umum... 3.7.5 Kondisi Yang Menyebabkan Suatu Penawaran Umum Ditangguhkan... 38 39 42 43 45 46 46 46 47 48 50 51 51 52 52 52 54 56 56 56 57 57 58 59 59 61 62 62 66 66 67 68 69 73 75 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian....... 4.1.1 Fenomena Underpricing IPO Terjadi di BEJ Tahun 1997-2006... 4.2 Perbedaan Initial Return (IR) di Antara Sektor Industri... 4.3 Kinerja Jangka Menengah Dengan Melihat Imbal Hasil Saham Setelah Enam Bulan Listing di Bursa Efek Jakarta... 76 76 80 88 viii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan..... 5.1.1 Kesimpulan Umum... 5.2 Saran Untuk Penelitian Selanjutnya...... 116 116 118 DAFTAR PUSTAKA ix

DAFTAR TABEL Tabel 1.5 Jumlah Emiten Go Public Tahun 1997-2006... 8 Tabel 1.6 Saham-saham Yang Masih Terdaftar di BEJ Menurut Sektor Industri... 9 Tabel 1.6.1 Saham-saham Delisting Dari BEJ... 14 Tabel 1.6.2 Saham-saham Yang Tidak Dimasukkan Dalam Penelitian... 15 Tabel 3.1.1.5 Kinerja Sebelum dan Sesudah JATS... 43 Tabel 3.1.4 Laporan-laporan Yang Harus Diserahkan Emiten... 49 Tabel 3.7.3 Jadwal Penawaran Umum Hingga Pencatatan Efek... 71 Tabel 4.2 Initial Return Berdasarkan Sektor Industri... 80 Tabel 4.2.1 Rata-rata Inital Return Pada Masing-masing Sektor Industri... 83 Tabel 4.3 Selisih Antara Dengan Inital Return... 91 Tabel 4.3.1 dan Selisih Antara Dengan IR Pada Masing-masing Sektor Industri... 95 Tabel 4.3.2 Tabel 4.3.3 Saham-saham Dengan IR Positif dan Saham-saham Dengan IR Positif dan Saham-saham Dengan IR Negatif dan Saham-saham Dengan IR Negatif dan Positif... Negatif... Negatif... Positif... 111 112 114 114 x

DAFTAR GAMBAR Gambar 1.5 Proses Terjadinya Underpricing... 6 Gambar 3.6.1.2 Perdagangan Saham di Bursa Efek Jakarta... 64 Gambar 3.7.4 Prosedur Penawaran Umum... 74 xi

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Initial Return (IR) Saham-saham IPO di Bursa Efek Jakarta Tahun 1997-2006 Lampiran 2 Kinerja Jangka Menengah ( ) Saham-saham di BEJ Tahun 1997-2006 xii