BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis. 1 Sedangkan Kata

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III PENGGUNAAN QIRA ATII DI TPQ AL-MUTTAQIN PEKIRINGAN ALIT KAJEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus Rasul terakhir yaitu Muhammad Saw. dengan perantaraan malaikat Jibril,

BAB I PENDAHULUAN. sebab itu, Islam dan pendidikan mempunyai hubungan yang sangat erat. 1

BAB I PENDAHULUAN. Syaikh Sulaiman bin Husain bin Muhammad al Jamzury Tuhfatul Athfal, Toha Putra, Semarang, 1381 H, hal. 1. 2

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Membaca al-quran (PMQ) di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palangka

BAB IV PENERAPAN METODE QIRA ATI DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA AL-QUR AN DI TPQ BINTANG KECIL 02 SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Al-Quran adalah kitab suci yang merupakan sumber utama dan utama

BAB I PENDAHULUAN. perhatian; motivasi; keaktifan siswa; mengalami sendiri; pengulangan; materi

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik. Hal ini semata-semata karena Allah yang menjaga Al-Quran.

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad SAW dan membaca kitab suci Al-Qur an merupakan suatu. memahami, mengamalkan dan mengajarkan kitab suci Al-Qur an kepada

BAB I PENDAHULUAN. Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan kata Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Secara garis besar pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah atau. keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah Swt.

BAB I PENDAHULUAN. maupun di akhirat. Dengan pendidikan seseorang akan memperoleh bekal

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, al-quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus... (Q.S. Al-Israa /17: 9) 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Pendidikan dilakukan agar seseorang memperoleh pemahaman tentang

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

BAB I PENDAHULUAN. Alquran merupakan kitab suci bagi umat Islam. Secara definitif, Alquran

BAB I PENDAHULUAN. diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis di mushaf

BAB I PENDAHULUAN. jangka waktu tertentu. Bila anak didik sudah mencapai pibadi dewasa susila,

BAB I PENDAHULUAN. istilah tersebut adalah pendidikan dan pengajaran. Pengajaran merupakan

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Al-Quran merupakan kitab suci dan pedoman utama ajaran Islam. Ia berisi

BAB I PENDAHULUAN. mengantar seseorang untuk meraih kesejahteraan yang didambakan baik di dunia. dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup.

BAB V PENUTUP. tentang Studi Komparasi Pelaksanaan Metode At-Tartil di TPQ Asy- Syafi iyah Candi Sidoarjo dan TPQ Ar-Roisiyah Gedangan Sidoarjo.

BAB V PEMBAHASAN. A. Perencanan Metode Yanbu a dalam Belajar Baca Tulis dan Menghafal

BAB II METODE QIRO ATI DAN PEMBELAJARAN AL-QUR AN. Dalam pembelajaran Al-Qur an metode merupakan faktor dominan

BAB I PENDAHULUAN. dengan surat al-fatihah dan di akhiri dengan surat al-anas. 1

BAB IV ANALISIS PERSEPSI SISWA KELAS VIII TERHADAP PROGRAM PEMBELAJARAN BTQ DI SMP NEGERI 12 PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. seharusnya orang yang meyakini dan menganut ajaran Islam memiliki kepribadian

BAB I PENDAHULUAN. al-qur an dalam kehidupan sehari-hari sudah menjadi komitmen yang sangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. muslimin di seluruh dunia, merupakan way of life yang menjamin kebahagian

BAB IV HASIL PENELITIAN

keterpeliharaannya Al-Qur an. Allah berfirman:

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an Al-karim ialah kitab Allah dan wahyu-nya yang diturunkan

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Allah telah memerintahkan Rasulullah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Al-Baqarah, Ayat 151, Al-Qur an Terjemah Kudus, Menara Kudus, 2006, Hal 23

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Dalam kegiatan komunikasi ini manusia menyampaikan pikiran dan

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian mengenai Penerapan Metode An-Nahdliyah Untuk Meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. perlahan-lahan sesuai harakat, makhraj, dan tajwidnya. 1

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan Allah swt. Semata. Al-Qur an juga mengandung nilai-nilai dan. ajaran-ajaran yang harus dilaksanakan oleh manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Islam, pengembangan diri merupakan sikap dan perilaku yang

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Aktualisasi Nilai-nilai Keagamaan pada Santri TPQ Al-Asyhar

BAB I PENDAHULUAN. Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya (Q.S. al-hijr/15: 9).

BAB I PENDAHULUAN. Ibid, hal Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hal. 4

MODEL SOROGAN AL-QUR AN DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR AL-QUR AN DI TPA AL MUSTAWA SIMAN PONOROGO SKRIPSI. Oleh: SITI NURJANAH NIM :

BAB IV ANALISIS DATA. keseluruhan. Pelaksanaan metode Jibril bagi santri Tahfidhul Qur an di PPTQ Sunan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam kehidupan manusia baik individu, maupun sebagai anggota

BAB IV HASIL PENELITIAN LAPANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Qur an Melalui Pendekatan Historis-Metodologis, ( Semarang: RaSAIL, 2005), hlm

BAB I PENDAHULUAN. mempercayainya serta mengamalkannya, sungguh mulianya Al-Qur an

BAB I PENDAHULUAN. bahwa bangsa yang berada dalam tahap pembangunan dan perkembangan,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. 1. Pengaruh kebiasaan tadarus Al-Quran secara terbimbing terhadap

BAB I PENDAHULUAN. dan manusia akan selalu mencari model-model atau bentuk serta sistem

BAB I PENDAHULUAN. merasakannya. Begitu pula bisa membaca Al-Qur an dengan fasih dan benar

BAB I PENDAHULUAN. agama, yaitu bahasa Arab. Oleh karena itu Bahasa Arab sangat penting bagi umat Islam,

BAB I PENDAHULUAN. dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi dan cita-cita untuk maju. tidak akan mendapatkan berbagai ilmu pengetahuan.

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Saw sebagai rahmat dan petunjuk bagi kehidupan manusia. Bagi

قال رسول صلي اللھ عليھ وسلن الذى يقزأ القزان وھوبھ

BAB I PENDAHULUAN. diterima Nabi Muhammad dengan perantaraan malaikat Jibril, sebagai petunjuk

BAB I PENDAHULUAN. Alquran adalah sumber utama dalam syariat Islam. Alquran telah

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peringatan, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran. (Q.S. Al-Qomar:17). 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Melihat perkembangan pendidikan yang tergolong dalam Taman

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangatlah pesat, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur'an Hadits merupakan sumber utama ajaran Islam, dalarn arti

BAB I PENDAHULUAN. dan batin baik di dunia maupun di akhirat. Sejak diturunkan kepada nabi Muhammad

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok

BAB I PENDAHULUAN. Atau lebih dari seperdua itu. dan bacalah Al Quran itu dengan perlahanlahan.

BAB I PENDAHULUAN. SWT kepada nabi Muhammad SAW. Fungsi dari Al-Qur an ialah sebagai

STUDI KOMPARASI KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR AN SISWA KELAS VIII ANTARA YANG BERASAL DARI MI DAN YANG BERASAL DARI SD DI MTs YAKTI TEGALREJO MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan pertama (usia 0-12 tahun). Masa ini merupakan masa yang

PENGARUH PENERAPAN METODE DRILL/LATIHAN TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQIH ( Penelitian di MTS Attarbiyyah Bayongbong Garut )

BAB I PENDAHULUAN. dibina adalah makhluk yang memiliki unsur-unsur jasmani dan akal juga. seimbang dalam hal dunia maupun akhirat, ilmu dan iman.

BAB I PENDAHULUAN. ditegaskan dalam Undang-Undang RI No 20 tahun 2003 tentang system

BAB I PENDAHULUAN. mengalami proses pendidikan yang didapat dari orang tua, masyarakat maupun

BAB I PENDAHULUAN. tidak keluar dari akar sejarahnya. Demikian dalam praktis-aplikatif,

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh guru untuk mentransfer pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini,

BAB I PENDAHULUAN. tidak akan dapat beragama Islam dengan mudah tanpa melalui pendidikan, yaitu

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar pertama tersebut anak akan diberikan pengenalan tentang huruf.

BAB I PENDAHULUAN. Penanaman keagamaan terhadap anak melalui pembelajaran Al-Qur an

BAB I PENDAHULUAN. (bacalah) yang tertera dalam surat al- Alaq ayat 1-5. manusia dari segumpal darah melalui proses yang telah ditetapkan oleh Allah

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang keilmuan lainnya. Al-Qur an juga merupakan firman Allah

BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi merupakan suatu alat untuk menilai efektifitas metode mengajar,

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, salah satunya yaitu dengan membaca Kitab Suci Al-Qur an dan. memahami isi dari kitab tersebut dengan baik.

BAB 1 PENDAHULUAN. bukunya Praktikum Qira at adalah Kalam Allah yang mengandung mukjizat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Membaca dan Menulis Alqur an Membaca Alqur an, terdiri dari dua kata yaitu baca dan Alqur an, baca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis. 1 Sedangkan Kata Alqur an dalam bahasa Arab merupakan masdar dari kata Qara a ( قرأ ) yang secara etimologi berarti bacaan, dan atau apa yang tertulis padanya. Subjek dari kata Qara a ( قرأ ) berupa isim fa il yaitu Maqru ( ) مقروء 2, seperti terdapat dalam firman Allah Swt., surah Al-Qiyamah ayat 17-18 yang berbunyi: Adapun Nasruddin Razak mendefinisikan bahwa Alqur an ialah kalam Allah Swt., yang diwahyukan kepada Nabi dan Rasul terakhir Muhammad Saw., sebagai mukjizat, membacanya adalah ibadah. 3 Maka, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan membaca Alqur an adalah proses untuk mengenal, mempelajari dan memahami Alqur an melalui kegiatan membaca Alqur an. Berkenaan dengan membaca Alqur an ini, M. Quraish Shihab menyatakan bahwa: Iqra atau perintah membaca, adalah kata 1 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2008), h. 83. 2 Chaerul Umam, dkk., Ushul Fiqih 1, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1998), h. 32. 3 Nasruddin Razak, Dienul Islam, (Bandung: PT. Al-Ma arif, 2008), cet. ke 20, h. 110. 8

9 pertama dari wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad. Kata ini sedemikian pentingnya sehingga diulang dua kali dalam rangkaian wahyu pertama. 4 Sedangkan menulis Alqur an yang dimaksud di sini adalah kegiatan mempelajari cara menulis huruf-huruf Alqur an (hijaiyah) dengan baik dan benar. Bukan berarti menulis (membukukan) Alqur an. Dalam melaksanakan kegiatan baca Alqur an terlebih dahulu perlu diketahui bagaimana adab-adab dalam membaca Alqur an dan metode apa yang dapat digunakan untuk belajar membaca Alqur an dengan cepat, tepat, baik dan benar. Metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki; cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. 5 Adapun adab-adab membaca Alqur an, yaitu: 1. Berpenampilan bersih dan rapi. 2. Membersihkan mulut. 3. Di tempat yang bersih. 4. Diawali membaca ta awudz. 5. Membaca basmallah tiap awal surah. 6. Dengan suara yang bagus. 7. Bertajwid. 8. Konsentrasi. 9. Tidak melalaikan bacaan. 10. Memuliakan mushaf. 6 4 M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur an, (Jakarta: Mizan, 1994), h. 167. 5 Departemen Pendidikan Nasional, Op. cit., h. 740. 6 Ahmad Syarifuddin, Mendidik Anak Membaca, Menulis dan Mencintai Alqur an, (Bandung: Al-Ma arif, 2004), h. 87-93

10 berbunyi: Sebagaimana firman Allah Swt., pada surah Al-Muzzammil ayat 4, yang Untuk dapat membaca dan menulis Alqur an dengan baik dan benar tentunya mempelajarinya sejak kecil dan di sinilah tanggung jawab orangtua di rumah dan guru di sekolah dalam mengajarkan Alqur an dan mengamalkan isi kandungannya kepada anak-anak. Adapun metode-metode yang dapat digunakan dalam mengajarkan membaca Alqur an kepada siswa. 1. Metode Iqro Metode ini dalam pembelajarannya menggunakan buku Iqra (cara cepat belajar Alqur an). Metode ini disusun oleh As ad Humam pengasuh Team Tadarus AMM menggunakan buku Iqra sebanyak 6 jilid, buku ini memberikan sistem praktis dalam mengenal huruf-huruf Alqur an, kemudian dirangkaikan dengan beberapa huruf, yang dilanjutkan dengan rangkaian huruf-huruf dalam suatu kalimat yang bermakna. Para siswa mengikuti pelajaran dengan duduk menghadap ustadz (guru) yang menerangkan pelajaran, santri menyimak bacaan guru, kemudian guru meminta kepada siswa satu per satu membaca kembali apa yang telah diajarkan oleh guru, kemudian guru mendengarkan bacaan siswa sambil membenarkan bacaan siswa yang salah, sampai siswa tersebut sudah benar-benar mengerti dan dapat membaca ayat Alqur an dengan baik dan benar. 7 Adapun kelemahan dan kelebihan metode Iqro adalah a) Kelebihan Metode Iqro 7 Ahmad Syarifuddin, Mendidik Anak Membaca, Menulis dan Mencintai Alqur an, (Bandung: Al-Ma arif, 2004), h. 27.

11 1) Menggunakan metode CBSA, jadi bukan guru yang aktif melainkan siswa yang dituntut aktif. 2) Dalam penerapannya menggunakan klasikal (membaca secara bersama) privat, maupun cara eksistensi (siswa yang lebih tinggi jilidnya dapat menyimak bacaan temannya yang berjilid rendah). 3) Komunikatif, artinya jika siswa mampu membaca dengan baik dan benar guru dapat memberikan sanjungan, perhatian dan penghargaan. 4) Bila ada siswa yang sama tingkat pelajaranya, boleh dengan sistem tadarus, secara bergilir membaca sekitar dua baris sedang lainnya menyimak. 5) Bukunya mudah di dapat di toko-toko. b) Kekurangan Metode Iqro 1) Bacaan-bacaan tajwid tak dikenalkan sejak dini. 2) Tidak ada media belajar. 3) Tidak dianjurkan menggunakan irama murottal. 2. Metode Al-Baghdad Metode Al-Baghdady adalam metode tersusun (tarkibiyah), maksudnya yaitu suatu metode yang tersusun secara berurutan dan merupakan sebuah proses ulang atau lebih kita kenal dengan sebutan metode alif, ba, ta. Metode ini adalah metode yang paling lama muncul dan metode yang pertama berkembang di Indonesia. Cara pembelajaran metode ini adalah:

12 a) Hafalan b) Eja c) Modul d) Tidak variatif e) Pemberian contoh yang absolute Metode ini mempunyai kelebihan dan kekurangannya, yaitu: a) Kelebihan 1) Santri akan mudah dalam belajar karena sebelum diberikan materi, santri sudah hafal huruf hijaiyah. 2) Santri yang lancar akan cepat melanjutkan pada materi selanjutnya karena tidak menunggu orang lain. b) Kekurangan 1) Membutuhkan waktu yang lama karena harus menghafal huruf hijaiyah dahulu dan harus dieja. 2) Santri kurang aktif karena harus mengikuti ustadz-ustadznya dalam membaca. 3) Kurang variatif karena menggunakan satu jilid saja. 3. Metode An-Nahdhiyah Metode An-Nahdhiyah adalah salah satu metode membaca Alqur an yang muncul di daerah Tulungagung, Jawa Timur. Metode ini disusun oleh sebuah lembaga pendidikan Ma arif Cabang Tulungagung, karena metode ini merupakan metode pengembangan dari metode Al-Baghdady, maka materi pembelajaran Alqur an tidak jauh berbeda dengan metode Qira ati dan Iqro,

13 dan perlu diketahui bahwa pembelajaran metode ini lebih ditekankan pada kesesuaian dan keteraturan bacaan dengan ketukan atau lebih tepatnya pembelajaran Alqur an pada metode ini lebih menekankan pada kode ketukan. Dalam pelaksanaan metode ini mempunyai dua program yang harus diselesaikan oleh para santri, yaitu: a) Program buku paket yaitu program awal sebagai dasar pembekalan untuk mengenal dan memahami serta mempraktikkan membaca Alqur an. b) Program sorogan Alqur an yaitu program lanjutan sebagai aplikasi praktis untuk mengantarkan santri mampu membaca Alqur an sampai khatam. Dalam metode ini buku paketnya tidak dijual bebas bagi yang ingin menggunakannya atau ingin menjadi guru pada matode ini harus sudah mengikuti penataran calon guru metode An-Nahdhiyah. Dalam program sorogan Alqur an ini santri akan diajarkan bagaimana caracara membaca Alqur an yang sesuai dengan sistem bacaan dalam membaca Alqur an. Di mana santri langsung praktik membaca Alqur an besar. Di sini santri akan diperkenalkan beberapa sistem bacaan, yaitu tartil, tahqiq, dan taghanni. 4. Metode Jibril Termonology (istilah) metode jibril yang digunakan sebagai nama dari pembelajaran Alqur an yang diterapkan di PI Singosari Malang, adalah

14 dilatarbelakangi perintah Allah SWT., kepada Nabi Muhammad SAW., untuk mengikuti bacaan Alqur an yang telah diwahyukan melalui malaikat Jibril. Menurut KH. M. Bashori Alwi (dalam Taufiqur-rohman) sebagai pencetus metode jibril, bahwa teknik dasar metode jibril bermula dengan membaca satu ayat lanjutan ayat atau waqaf, lalu ditirukan oleh seluruh orang-orang yang mengaji. Sehingga mereka dapat menirukan bacaan guru dengan pas. Metode jibril terdapat 2 tahap yaitu tahqiq dan tartil. 5. Metode Qiro ati Metode Qiro ati disusun oleh Ustadz H. Dahlan Salim Zarkasy pada tahun 1986 bertepatan pada tanggal 1 Juli. H. M. Nur Shodi Ahrom menyatakan bahwa metode ini ialah membaca Alqur an yang langsung memasukkan dan mempraktikkan bacaan tartil sesuai dengan qa idah ilmu tajwid sistem pendidikan dan pengajaran metode Qira ati ini melalui sistem pendidikan berpusat pada murid dan kenaikan kelas/jilid tidak ditentukan oleh bulan/tahun dan tidak secara klasikal, tapi secara individual (perseorangan). Santri/anak didik dapat naik kelas/jilid berikutnya dengan syarat: a) Sudah menguasai materi/paket pelajaran yang diberikan di kelas. b) Lulus tes yang telah diujikan oleh sekolah/tpa. Prinsip-prinsip Dasar Qiro ati a) Prinsip-prinsip yang dipegang oleh guru/ustadz, yaitu: 1) Tiwagas (teliti, waspada dan tegas). 2) Daktun (tidak boleh menuntun).

15 b) Prinsip-prinsip yang harus dipegang santri/anak didik: 1) CBSA : Cara Belajar Siswa Aktif. 2) LCTB : Lancar Cepat Tepat dan Benar. Strategi Mengajar dalam Qiro ati Dalam mengajar Alqur an dikenal beberapa macam strategi, yaitu: a) Strategi Mengajar Umum (Global) 1) Individual atau privat yaitu santri bergiliran membaca satu persatu. 2) Klasikal individu yaitu sebagian waktu digunakan guru/ustadz untuk menerangkan pokok pelajaran secara klasikal. 3) Klasikal baca simak yaitu strategi ini digunakan untuk mengajarkan membaca dan menyimak bacaan Alqur an orang lain. b) Strategi Mengajar Khusus (Detail) Strategi ini agar berjalan dengan baik maka perlu diperhatikan syarat-syaratnya, dan strategi ini mengajarkannya secara khusus atau detail. Dalam mengajarkan metode qiro ati ada I sampai VI, yaitu: 1) Jilid I, adalah kunci keberhasilan dalam belajar membaca Alur an. Apabila jilid I lancar pada jilid selanjutnya akan lancar pula, guru harus memperhatikan kecepatan santri. 2) Jilid II, adalah lanjutan dari jilid I yang disini telah terpenuhi target jilid I.

16 3) Jilid III, adalah setiap pokok bahasan lebih ditekankan pada bacaan panjang (huruf mad). 4) Jilid IV, merupakan kunci keberhasilan dalam bacaan tartil dan bertajwid. 5) Jilid V, jilid V ini lanjutan dari Jilid IV. Di sini diharapkan sudah harus mampu membaca dengan baik dan benar. 6) Jilid VI, jilid ini adalah jilid yang terakhir yang kemudian dilanjutkan dengan pelajaran Juz 27. Juz I sampai Juz VI mempunyai target yang harus dicapai sehingga guru harus lebih sering melatih peserta didik agar target-target itu tercapai. Metode ini mempunyai kelebihan dan kekurangan, antara lain: a) Kelebihannya: 1) Siswa walaupun belum mengenal tajwid tetapi sudah bisa membaca Alqur an secara tajwid, karena belajar ilmu tajwid itu hukumnya fardlu kifayah sedangkan membaca Alqur an dengan tajwidnya itu fardlu ain. 2) Dalam metode ini terdapat prinsip untuk guru dan murid. 3) Pada metode ini setelah khatam meneruskan lagi bacaan ghorib. 4) Jika santri sudah lulus 6 Jilid beserta ghoribnya, maka ditest bacaannya kemudian setelah itu santri mendapatkan syahadah jika lulus test. b) Kekurangannya:

17 Bagi yang tidak lancar lulusnya juga akan lama karena metode ini lulusnya tidak ditentukan oleh bulan/tahun. 8 Setiap metode mengajar yang dipilih dan digunakan membawa pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap pencapaian hasil yang diharapkan, baik berupa dampak langsung maupun dampak pengiring. 9 Oleh karena itu, seorang guru dianjurkan untuk mampu memilih metode yang tepat baginya untuk menyampaikan materi pelajaran. B. Dasar dan Tujuan Pembelajaran Alqur an Membaca Alqur an pada prinsipnya merupakan salah satu bentuk pengamalan ajaran Islam yang dituntut kepada setiap mukmin melaksanakannya. Hal itu selain sebagai tanggung jawab terhadap Alqur an, juga berguna untuk melaksanakan berbagai ajaran agama Islam, sebab semakin baik pengertian dan pemahaman terhadap bacaan Alqur an akan semakin mempermudah melaksanakan tuntutan yang terkandung di dalamnya. Kemampuan membaca Alqur an merupakan dasar bagi siswa guna memahami serta mengamalkan ajaran agama Islam, baik bagi diri sendiri maupun untuk disampaikan kepada orang lain. Adapun tujuan dari kegiatan baca Alqur an ini adalah untuk mengenalkan, membelajarkan, dan mengembangkan pengetahuan dalam membaca Alqur an, sehingga siswa memahami dan menghayati betapa pentingnya membaca Alqur an 8 http://darussalam-community.blogspot.com, diakses pada tanggal 03 September 2013. 9 Sudirman N. dkk., Ilmu Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1992), h. 97.

18 dengan cepat, tepat, baik dan benar, serta memberi bekal kemampuan untuk mengikuti pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi. berbunyi: Perintah membaca Alqur an ini terdapat pada surah Al-Isra ayat 106 yang Dari ayat di atas nyatalah bahwa umat manusia khususnya yang beragama Islam sangat diperintahkan untuk membaca Alqur an sebab banyak sekali manfaatnya bagi manusia, antara lain: 1. Melaksanakan perintah Allah. 2. Dapat menambah iman dan ilmu kita. 3. Dapat menenangkan hati kita. 4. Dapat menambah kewaspadaan dalam hidup. 5. Dapat mengisi hidup ini dengan benar, dan lain-lain. 10 Adapun berkenaan dengan keutamaan membaca Alqur an, Allah Swt., berfirman dalam surah Al-Isra ayat 82, yang berbunyi: Dari ayat tersebut dijelaskan bahwa Alqur an adalah merupakan suatu obat penawar bagi orang mukmin, yang tentunya kalau Alqur an tersebut selalu dibaca dalam kehidupan, apabila disertai dengan penghayatan serta dapat memahami 50. 10 Abu Ahmadi, dkk., Pendidikan Agama Islam, (Semarang: CV. Toha Putra, 1998), h.

19 isinya dengan baik, sebab di dalam Alqur an banyak sekali petunjuk-petunjuk baik manusia kepada jalan kebaikan. C. Pengertian Metode Drill Alqur an sebagai kitab suci umat Islam merupakan pedoman dan petunjuk manusia yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw., dan membacanya termasuk ibadah. Oleh karena itu, setiap muslim wajib mempelajarinya. Dalam mempelajari membaca Alqur an, tentu saja dibutuhkan metode atau cara yang tepat agar mampu membaca dengan tepat, cepat, baik dan benar. Salah satu metode yang dapat diterapkan pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi Alqur an (membaca dan menulis Alqur an) adalah metode drill. Metode drill adalah suatu cara mengajar di mana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang dipelajari. 11 Metode drill biasanya digunakan untuk tujuan agar siswa: 1. Memiliki kemampuan motoris/gerak, seperti menghafal kata dan menulis 2. Mengembangkan kecakapan intelek. 3. Memiliki kemampuan menghubungkan antara sesuatu keadaan dengan yang lain. 12 Syarat-syarat dalam menerapkan metode drill, di antaranya: 1. Masa latihan harus menarik dan menyenangkan. a. Agar hasil latihan memuaskan, minat instrinsik diperlukan. b. Tiap-tiap langkah kemajuan yang dicapai harus jelas. 11 http://www.sarjanaku.com/2012/04/metode-drill-pengertian-prinsip-tujuan-html. 12 Ibid.

20 c. Hasil latihan terbaik yang sedikit menggunakan emosi. 2. Latihan-latihan hanyalah untuk keterampilan tindakan yang bersifat otomatik. 3. Latihan diberikan dengan memperhitungkan kemampuan/daya tahan siswa, baik segi jiwa maupun jasmani. 4. Adanya pengerahan dan koreksi dari guru yang melatih sehingga siswa tidak perlu mengulang suatu respons yang salah. 5. Latihan diberikan secara sistematis. 6. Latihan lebih baik diberikan kepada perorangan karena memudahkan pengarahan dan koreksi. 7. Latihan-latihan harus diberikan terpisah menurut bidang ilmunya. 13 D. Langkah, Kelebihan dan Kelemahan Metode Drill antaranya: Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menerapkan metode drill, di 1. Siswa harus diberi pengertian yang mendalam sebelum diadakan latihan tertentu. 2. Latihan untuk pertama kalinya hendaknya bersikap diagnostik: a. Pada taraf permulaan jangan diharapkan reproduksi yang sempurna. b. Dalam percobaan kembali harus diteliti kesulitan yang timbul. c. Respon yang benar harus diperkuat. d. Baru kemudian diadakan variasi, perkembangan arti dan kontrol. 3. Masa latihan relatif singkat, tetapi harus sering dilakukan. 4. Pada waktu latihan harus dilakukan proses essensial. 5. Di dalam latihan yang pertama-tama adalah ketepatan, kecepatan dan pada akhirnya kedua-duanya harus dapat tercapai sebagai kesatuan. 6. Latihan harus memiliki arti dalam rangka tingkah laku yang lebih luas. a. Sebelum melaksanakan, siswa perlu mengetahui terlebih dahulu arti latihan itu. b. Siswa perlu menyadari bahwa latihan-latihan itu berguna untuk kehidupan selanjutnya. c. Siswa perlu mempunyai sikap bahwa latihan-latihan itu diperlukan untuk melengkapi belajar. 14 Kelebihan dari metode drill, di antaranya: 1. Bahan pelajaran yang diberikan dalam suasana yang sungguh-sungguh akan lebih kokoh tertanam dalam daya ingatan siswa, karena seluruh 13 Ibid. 14 Ibid.

21 pikiran, perasaan, kemauan dikonsentrasikan pada pelajaran yang dilatihkan. 2. Siswa akan dapat mempergunakan daya pikirannya dengan bertambah baik, karena dengan pengajaran yang baik maka siswa akan menjadi lebih teratur, teliti dan mendorong daya ingatnya. 3. Adanya pengawasan, bimbingan dan koreksi yang segera serta langsung dari guru, memungkinkan siswa untuk melakukan perbaikan kesalahan saat itu juga. Hal ini dapat menghemat waktu belajar di samping itu juga siswa langsung mengetahui prestasinya. 15 Sedangkan kekurangan atau kelemahan dari metode drill, yaitu: 1. Latihan yang dilakukan di bawah pengawasan yang ketat dan suasana serius mudah sekali menimbulkan kebosanan. 2. Tekanan yang lebih berat, yang diberikan setelah siswa merasa bosan atau jengkel tidak akan menambah gairah belajar dan menimbulkan keadaan psikis berupa mogok belajar/latihan. 3. Latihan yang terlampau berat dapat menimbulkan perasaan benci dalam diri siswa, baik terhadap pelajaran maupun terhadap guru. 4. Latihan yang selalu diberikan di bawah bimbingan guru, perintah guru dapat melemahkan inisiatif maupun kreatifitas siswa. 5. Karena tujuan latihan adalah untuk mengkokohkan asosiasi tertentu, maka siswa akan merasa asing terhadap semua struktur-struktur baru dan menimbulkan perasan tidak berdaya. 16 Berikut petunjuk-petunjuk mengatasi kelemahan-kelemahan dari metode drill, di antaranya: 1. Janganlah seorang guru menuntut dari siswa suatu respons yang sempurna, reaksi yang tepat. 2. Jika terdapat kesulitan pada siswa saat merespon, mereaksi, hendaknya guru segera meneliti sebab-sebab yang menimbulkan kesulitan tersebut. 3. Berikanlah segera penjelasan-penjelasan, baik bagi reaksi atau respon yang betul maupun yang salah. Hal ini perlu dilakukan agar siswa dapat mengevaluasi kemajuan dari latihannya. 4. Usahakan siswa memiliki ketepatan merespon kemudian kecepatan merespon. 5. Istilah-istilah baik berupa kata-kata maupun kalimat-kalimat yang digunakan dalam latihan hendaknya dimengerti oleh siswa. 17 15 Ibid. 16 Ibid. 17 Ibid.

22 Setelah pembelajaran dilaksanakan dengan mengggunakan metode apapun yang dianggap guru tepat, guru perlu mengadakan evaluasi terhadap siswa untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan, baik dalam bentuk tes maupun nontes agar diperoleh penilaian atau kesimpulan. Di sini peran guru adalah evaluator. 18 Melalui evaluasi, dapat diketahui kemajuan-kemajuan belajar yang dialami oleh anak, dapat ditetapkan keputusan penting mengenai apa yang telah diperoleh dan diketahui anak, serta dapat merencanakan apa yang seharusnya dilakukan pada tahap berikutnya. 19 Bentuk evaluasi yang dapat dilakukan guru menurut Moh. Uzer Usman antara lain: a. Mendemostrasikan keterampilan b. Mengaplikasikan ide baru pada situasi lain. c. Mengaplikasikan pendapat siswa sendiri. d. Memberikan soal-soal tertulis. 20 Dengan melakukan penilaian, guru dapat mengetahui tingkat kemajuan belajar siswa, menempatkan siswa dalam situasi belajar mengajar yang tepat dan memperoleh umpan balik (feed back) dari kegiatan belajar mengajar yang dilakukan. Di samping itu, penilaian juga dapat merupakan balance antara rencana dan tujuan yang ingin dicapai. Tanpa penilaian maka akan sulit mengetahui apakah kegiatan berjalan sesuai dengan rencana dan 18 Ibid., h. 86. 19 Abu Ahmadi, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), 187. 2001), h. 93. 20 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

23 tujuan dapat dicapai dengan baik, apa hambatan-hambatan atau kendalakendala yang dihadapi dan sebagainya. Oleh karena itu, penilaian merupakan kegiatan yang mutlak harus dilakukan oleh setiap guru pada setiap pertemuan.