Likuiditas Valuta Asing

dokumen-dokumen yang mirip
No.14/15/DPM Jakarta, 10 Mei 2012 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA PEDAGANG VALUTA ASING BUKAN BANK DI INDONESIA

Likuiditas Valuta Asing

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/22/PBI/2010 TENTANG PEDAGANG VALUTA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/22/PBI/2010 TENTANG PEDAGANG VALUTA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/ 15 /PBI/2014 TENTANG KEGIATAN USAHA PENUKARAN VALUTA ASING BUKAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 9/11/PBI/2007 TENTANG PEDAGANG VALUTA ASING GUBERNUR BANK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/22/PBI/2010 TENTANG PEDAGANG VALUTA ASING

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/1/PBI/2004 TENTANG PEDAGANG VALUTA ASING GUBERNUR BANK INDONESIA,

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu mengatur kembali Peraturan Bank Indonesia mengenai

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/2/PBI/2003 TENTANG PEDAGANG VALUTA ASING GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 5/2/DPM Jakarta, 3 Februari 2003 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA PEDAGANG VALUTA ASING BUKAN BANK DI INDONESIA

No. 18/42/DKSP Jakarta, 30 Desember 2016 S U R A T E D A R A N. Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Asing Bukan Bank

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA PEDAGANG VALUTA ASING BUKAN BANK DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/20/PBI/2016 TENTANG KEGIATAN USAHA PENUKARAN VALUTA ASING BUKAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH DI INDONESIA

No. 9/36/DPNP Jakarta, 19 Desember 2007 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

Yth. Direksi Bank Perkreditan Rakyat di tempat.

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/ TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMIN

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG

2 Proses pemurnian kegiatan usaha Penyelenggara KUPVA Bukan Bank tersebut diberikan masa transisi sampai dengan tanggal 31 Desember Selain itu,

No. 11/ 25 /DPbS Jakarta, 29 September SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Jasa Bank. Prinsip Kehati-hatian dalam Melaksanakan Aktivitas Keagenan Produk Keuangan Luar Negeri oleh Bank Umum

Pasar Uang Antar Bank

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DI INDONESIA

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

No. 11/ 24 /DPbS Jakarta, 29 September SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

- 2 - e. ketentuan mengenai pengangkatan anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, dan anggota Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang harus memperoleh pers

No.11/ 9 /DPbS Jakarta, 7 April 2009 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Non Bank. Hubungan Rekening Giro antara Bank Indonesia dengan Pihak Ekstern

Non Bank. Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/22/PBI/2004 TENTANG BANK PERKREDITAN RAKYAT GUBERNUR BANK INDONESIA,

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Manajemen. Kewajiban Penyediaan Dana Pendidikan untuk Pengembangan Sumber Daya Manusia

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 28/POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Perusahaan adalah perusahan pembiayaan dan perusaha

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Kelembagaan. Persyaratan dan Tata Cara Pemeriksaan Bank

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 222/PMK.010/2008 TENTANG

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/ 27 /PBI/2000 TENTANG BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5/POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMINAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 222/PMK.010/2008 TENTANG PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT DAN PERUSAHAAN PENJAMINAN ULANG KREDIT

Sistem Pembayaran Non Tunai

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34 /POJK.05/2015 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN MODAL VENTURA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

No.11/ 28 /DPbS Jakarta, 5 Oktober 2009 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Manajemen. Pemanfaatan Tenaga Kerja Asing dan Alih Pengetahuan di Sektor Perbankan

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 12 / POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 51 /SEOJK.05/2017 TENTANG PENDAFTARAN, PERIZINAN USAHA, DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PERGADAIAN

No. 12/36/DPNP Jakarta, 23 Desember 2010 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 1 - FORMULIR 1 PERMOHONAN PENDAFTARAN PENYELENGGARA

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Liabilitas dan Modal. Persyaratan dan Tata Cara Pemberian Perintah atau Izin Tertulis Membuka Rahasia Bank

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2015 TENTANG

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 8/28/PBI/2006 TENTANG KEGIATAN USAHA PENGIRIMAN UANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 12/ 33 /DKBU Jakarta, 1 Desember 2010 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Non Bank. Perusahaan Pialang Pasar Uang Rupiah dan Valuta Asing

- 1 - GUBERNUR BANK INDONESIA,

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 448/KMK.017/2000 TENTANG PERUSAHAAN PEMBIAYAAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ANGGOTA DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA,

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN MODAL VENTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I. KETENTUAN UMUM

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39/POJK.04/2014 TENTANG AGEN PENJUAL EFEK REKSA DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negar

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5 / 5 / PBI / 2003 TENTANG PERUSAHAAN PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING GUBERNUR BANK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 77 /POJK.01/2016 TENTANG LAYANAN PINJAM MEMINJAM UANG BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Manajemen. Kewajiban Penyediaan Dana Pendidikan untuk Pengembangan Sumber Daya Manusia

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.118, 2009 DEPARTEMEN KEUANGAN. Infrastruktur. Perusahaan. Pembiayaan.

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 16/SEOJK.03/2015 TENTANG BANK PERKREDITAN RAKYAT

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 31 /POJK.05/2016 TENTANG USAHA PERGADAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Non Bank. Transfer Dana

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 84/PMK. 012/2006 TENTANG PERUSAHAAN PEMBIAYAAN MENTERI KEUANGAN,

2 dan Luas Cakupan Wilayah Usaha Lembaga Keuangan Mikro) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 321, Tambahan Lembaran Negara Republik I

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 20/POJK.03/2014 TENTANG BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 31 /POJK.05/2016 TENTANG USAHA PERGADAIAN

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Non Bank. Penyelenggaraan Survei oleh Bank Indonesia

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Liabilitas dan Modal. Persyaratan dan Tata Cara Pemberian Perintah atau Izin Tertulis Membuka Rahasia Bank

Sistem Pembayaran Non Tunai

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Aset. Portofolio Obligasi Pemerintah bagi Bank Umum Peserta Program Rekapitalisasi

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 11/ 1 /PBI/2009 TENTANG BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/ 27 /PBI/2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/1/PBI/2009 TENTANG BANK UMUM

- 2 - Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 31, Tambahan Lembaran Nega

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 100 /PMK.010/2009 TENTANG PERUSAHAAN PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR MENTERI KEUANGAN,

II. PIHAK YANG WAJIB MELALUI PROSES PENILAIAN KEMAMPUAN DAN KEPATUTAN

PERMOHONAN DAN PELAPORAN PERIZINAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Berjangka Komoditi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 79, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5232);

No. 18/25/DPU Jakarta, 2 November 2016 Oktober Perihal : Penyelenggara Jasa Pengolahan Uang Rupiah

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 18/PMK.010/2012 TENTANG PERUSAHAAN MODAL VENTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/12/PBI/2006 TENTANG LAPORAN BERKALA BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 10/9/PBI/2008 TENTANG

No. 13/ 14 /DKBU Jakarta, 12 Mei 2011 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DI INDONESIA

Transkripsi:

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Likuiditas Valuta Asing

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Likuiditas Valuta Asing Pedagang Valuta Asing Tim Penyusun Ramlan Ginting Dudy Iskandar Gantiah Wuryandani Zulkarnain Sitompul Anggayasti Hayu Anindita Riska Rosdiana Pusat Riset dan Edukasi Bank Sentral Bank Indonesia Telp: 021 3817321 Fax.: 021 3501912 email: PRES@ @bi.go.id Hak Cipta 2012, Bank Indonesia 2012

DAFTAR ISI Paragraf Halaman Daftar Isi Hal. i iv Rekam Jejak Hal. v Dasar Hukum Hal. vi Regulasi Terkait Hal. vi Regulasi Bank Indonesia Hal. vi Ketentuan Umum Pg. 1 Hal. 1 2 Jenis dan Kegiatan Usaha PVA Pg. 2 5 Hal. 2 Bukan Bank Pg. 6 32 Hal. 3 21 Badan Hukum dan Modal Disetor PVA Bukan Bank Pg. 6 7 Hal. 3 Direksi, Dewan Komisaris dan Pemegang Saham Pg. 8 10 Hal. 3 4 Perizinan PVA Bukan Bank Pg. 11 15 Hal. 4 10 PVA Bukan Bank Pg. 11 13 Hal. 4 9 PVA Bukan Bank yang Melakukan Kegiatan Usaha Pengiriman Uang Pg. 14 15 Hal. 9 10 Kewajiban PVA Bukan Bank Pg. 16 Hal. 10 Pembukaan Kantor Cabang dan Gerai (Counter) PVA Bukan Bank Pg. 17 21 Hal. 10 13 Pembukaan Kantor Cabang Pg. 17 20 Hal. 10 12 Pembukaan Gerai (Counter) Pg. 21 Hal. 13 Pemindahan Alamat Kantor PVA Bukan Bank Pg. 22 25 Hal. 13 15 Perubahan Direksi, Dewan Komisaris dan/atau Pemegang Saham PVA Bukan Bank Pg. 26 28 Hal. 15 17 Perubahan Nama, Modal Dasar dan/atau Modal Disetor PVA Bukan Bank Pg. 29 30 Hal. 17 18 Penghentian Sementara atau Permanen Kegiatan Usaha PVA Bukan Bank Pg. 31 32 Hal. 18 21 Penghentian Sementara Kegiatan Usaha PVA Bukan Bank Pg. 31 Hal. 18 20 Penghentian Permanen Kegiatan Usaha PVA Bukan Bank Pg. 32 Hal. 20 21 Bank Pg. 33 43 Hal. 21 30 Perizinan PVA Bank Pg. 33 36 Hal. 21 24 Pelaksanaan Kegiatan PVA pada Kantor Kantor Bank Pg. 37 Hal. 24 27 Penghentian Kegiatan Usaha PVA Bank Pg. 38 40 Hal. 27 29 Saldo Harian Pos Aktiva Dalam Valuta Asing Pg. 41 Hal. 29 Status PVA Bagi Bank Yang Dibekukan atau Dicabut Izin Usaha Pg. 42 43 Hal. 30 Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU dan Pg. 44 Hal. 30 PPT) Pengawasan dan Pembinaan Pg. 45 52 Hal. 30 37 Sanksi Pg. 53 58 Hal. 37 42 PVA Bukan Bank Pg. 53 56 Hal. 37 40 PVA Bank Pg. 57 Hal. 40 42 Lain Lain Pg. 59 Hal. 42 43 Lampiran Lampiran I: Permohonan dan Pelaporan Perizinan Pg. 44 67 i

Lampiran I.A. : Permohonan Izin Usaha Sebagai (PVA) Bukan Bank Pg. 45 46 Lampiran I.B. : Surat Pernyataan untuk Pemegang Saham Pg. 47 Lampiran I.C. : Surat Pernyataan untuk Anggota Dewan Komisaris dan Anggota Direksi Pg. 48 Lampiran I.D. : Wilayah Kerja Kantor Pusat dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Dalam Negeri Pg. 49 54 Lampiran I.E. : Surat Kuasa untuk Pengambilan Dokumen Pg. 55 Lampiran I.F. : Permohonan Pembukaan Kantor Cabang Pg. 56 Lampiran I.G. : Pembukaan Gerai (Counter) Pg. 57 Lampiran I.H. : Permohonan Pemindahan Alamat Kantor Pg. 58 (Pusat/Cabang) Lampiran I.I. : Permohonan Persetujuan Perubahan Pemegang Saham, Pg. 59 Anggota Dewan Komisaris dan/atau Anggota Direksi Lampiran I.J. : Laporan Perubahan Pemegang Saham, Pengangkatan Pg. 60 Anggota Dewan Komisaris dan/atau Anggota Direksi Yang Telah Disetujui Bank Indonesia Lampiran I.K. : Laporan Perubahan Nama Perseroan Terbatas (PT) Pg. 61 Lampiran I.L. : Laporan Perubahan Modal Dasar dan/atau Modal Pg. 62 Disetor Lampiran I.M. : Laporan Penghentian Sementara Kegiatan Usaha Bagi Pg. 63 Kantor (Pusat/Cabang) PVA Bukan Bank Lampiran I.N. : Laporan Pembukaan Kembali Kantor (Pusat/Cabang) Pg. 64 PVA Bukan Bank dari Penghentian Sementara Kegiatan Usaha Lampiran I.O. : Laporan Perpanjangan Penghentian Sementara Pg. 65 Kegiatan Usaha Kantor (Pusat/Cabang) PVA Bukan Bank Lampiran I.P. : Laporan Penghentian Permanen Kegiatan Usaha Kantor Pg. 66 Pusat Lampiran I.Q. : Laporan Penghentian Permanen Kegiatan Usaha Kantor Pg. 67 Cabang Lampiran II: Pedoman Pembukuan dan Penyusunan Laporan Berkala Pg. 68 104 PVA Bukan Bank Lampiran II.A. Contoh Laporan Kegiatan Usaha Pg. 69 70 Lampiran II.B. Contoh Laporan Keuangan Pg. 71 73 Lampiran II.C. Pedoman Pembukuan dan Penyusunan Laporan Berkala PVA Bukan Bank Pg. 76 104 UMUM Pg. 76 Tujuan Penyusunan Pedoman Pg. 76 Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan Pg. 76 KONP DASAR PEDOMAN PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN Pg. 77 LAPORAN KEUANGAN PVA BUKAN BANK Standar Keuangan, Perundangan dan Peraturan yang Mendasari Pg. 77 AKUNTANSI AT Pg. 78 80 Pengertian dan Dasar Pencatatan Aset Pg. 78 Kas dan Bank Pg. 78 Piutang TC Pg. 79 Piutang Lain Lain Pg. 79 Sewa Dibayar Di muka Pg. 79 Asuransi Dibayar Di muka Pg. 79 Aset Tetap Pg. 79 ii

Aset Lain Lain Pg. 80 AKUNTANSI KEWAJIBAN (LIABILITAS) Pg. 81 82 Pengertian dan Dasar Pencatatan Kewajiban Pg. 81 Pinjaman Yang Diterima Pg. 81 Hutang Sewa Pg. 81 Kewajiban Pengiriman Uang (Money Remittance) Pg. 82 Kewajiban Lain Lain Pg. 82 AKUNTANSI EKUITAS Pg. 83 Pengertian dan Dasar Pencatatan Ekuitas Pg. 83 Modal Disetor Pg. 83 Saldo Laba Rugi Pg. 83 AKUNTANSI PENDAPATAN DAN BEBAN Pg. 84 85 Prinsip Pengakuan Pendapatan dan Beban Pg. 84 Pendapatan Operasional Pg. 84 Beban Operasional Pg. 84 85 Pendapatan dan Beban Lain Lain Pg. 85 AKUNTANSI PERPAJAKAN Pg. 86 PENYUSUNAN LAPORAN BERKALA PVA BUKAN BANK Pg. 87 104 Laporan Kegiatan Usaha Pg. 87 96 Laporan Keuangan Pg. 97 104 Lampiran III: Petunjuk Teknis Pelaporan Online Pg. 105 191 PENDAHULUAN Pg. 107 Latar Belakang dan Tujuan Pg. 107 Tata Cara Penyampaian Laporan Pg. 107 TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PELAPOR Pg. 108 110 Sandi, User ID dan Password Pelapor Pg. 108 Penyampaian laporan kepada Bank Indonesia Pg. 109 Penyampaian laporan kepada Bank Indonesia di luar batas waktu Pg. 110 LAPORAN PVA ON LINE Pg. 111 136 Aplikasi Portable Pg. 111 136 Pendahuluan Pg. 111 136 Laporan Kegiatan Usaha (Form. B0001) Pg. 136 141 Laporan Neraca (Form. B0002) Pg. 142 143 Laporan Laba/Rugi (Form. B0003) Pg. 144 145 Laporan Perubahan Ekuitas (Form. B0004) Pg. 146 147 Form. B0005 Laporan Kurs Pg. 147 148 Laporan Pengiriman Uang / Money Remittance (Form. B0006) Pg. 148 150 Pengiriman Laporan Ke Bank Indonesia Pg. 151 181 Login Pg. 151 Menu Utama Pg. 152 181 Lampiran IV: Permohonan Persetujuan Sebagai Pg. 182 184 Lampiran IVa Pg. 182 Lampiran IVb Pg. 183 Lampiran IVc Pg. 184 Lampiran V: Laporan Pelaksanaan Kegiatan Usaha sebagai Pedagang Pg. 185 iii

Valuta Asing Lampiran VI: Laporan Rencana Kegiatan Usaha sebagai Pedagang Pg. 186 187 Valuta Asing Kantor Cabang/ Kantor Cabang Pembantu/ Kantor Kas*) Lampiran VIa Pg. 186 Lampiran VIb Pg. 187 Lampiran VII: Pendaftaran Ulang Izin Usaha sebagai Pedagang Valuta Asing Pg. 188 Lampiran VIII: Laporan Berkala Pg. 189 194 Lampiran VIIIa: Laporan Kegiatan Usaha Uang Kertas Asing (UKA) Pg. 189 190 Lampiran VIIIb: Laporan Kegiatan Usaha Traveller s Cheque (TC) Pg. 191 192 Lampiran VIIIc: Pedoman Penyusunan LKU Pg. 193 194 Lampiran IX: Penghentian Kegiatan Usaha sebagai Pedagang Valuta Pg. 195 Asing Lampiran X: Permohonan Persetujuan Melakukan Kegiatan Usaha Pg.196 sebagai. Lampiran XI: Laporan Pelaksanaan Kegiatan Usaha sebagai Pedagang Pg. 197 Valuta Asing Lampiran XII: Laporan Rencana Kegiatan Usaha sebagai Pedagang Pg. 198 Valuta Asing pada Kantor Cabang BPR/BPRS Lampiran XIII: Laporan Pelaksanaan Kegiatan Usaha sebagai Pedagang Pg. 199 Valuta Asing pada Kantor Cabang BPR/BPRS Lampiran XIV: Laporan Berkala Pg. 200 201 Lampiran XV: Pedoman Penyusunan LKU Pg. 202 203 Lampiran XVI: Rencana Penghentian Kegiatan Usaha sebagai Pedagang Valuta Asing Pg. 204 Lampiran XVII: Penghentian Kegiatan Usaha sebagai Pedagang Valuta Asing Pg. 205 Lampiran XIX: Penghentian Kegiatan Usaha sebagai Pedagang Valuta Asing Pg. 206 iv

Rekam Jejak Regulasi v

Dasar Hukum : Undang Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undangundang Nomor 10 Tahun 1998 Undang Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Undang Undang Nomor 3 Tahun 2004 Undang Undang Nomor 24 Tahun 1999 tentang Lalu Lintas Devisa dan Sistem Nilai Tukar Undang Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Undang Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah Regulasi Terkait : - Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/23/PBI/2012 tentang Transfer Dana - Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 15/23/DASP 2013 perihal Penyelenggaraan Transfer Dana Regulasi Bank Indonesia : - Peraturan Bank Indonesia Nomor tentang - Surat Edaran Bank Indonesia Nomor perihal Perizinan, Pengawasan, Pelaporan, dan Pengenaan Sanksi Bagi Bukan Bank - Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 9/38/DBPR 2007 perihal Tata Cara Perizinan dan Pelaporan Bagi Bank Perkreditan Rakyat dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah Yang Melakukan Kegiatan Usaha Sebagai Pedagang Valuta Asing - Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 9/36/DPNP 2007 perihal Tata Cara Perizinan dan Pelaporan Bagi Bank Umum Yang Melakukan Kegiatan Usaha Sebagai vi

Moneter Likuiditas Valuta Asing BAB I Ketentuan Umum 1 Pasal 1 1. Uang Kertas Asing (banknotes), yang selanjutnya disebut UKA, adalah uang kertas dalam valuta asing yang resmi diterbitkan oleh suatu negara di luar Indonesia yang diakui sebagai alat pembayaran yang sah negara yang bersangkutan (legal tender). 2. Traveller s Cheque, yang selanjutnya disebut TC, adalah cek perjalanan dalam valuta asing yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran. 3. Perseroan Terbatas adalah badan hukum sebagaimana dimaksud dalam Undang Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. 4. (money changer), yang selanjutnya disebut PVA, adalah perusahaan yang melakukan jual beli UKA dan pembelian TC. 5. PVA Bukan Bank adalah perusahaan berbadan hukum Perseroan Terbatas bukan bank yang maksud dan tujuan perseroan adalah melakukan kegiatan usaha jual beli UKA dan pembelian TC yang telah memenuhi ketentuan dan persyaratan dalam Peraturan Bank Indonesia ini. 6. PVA Bank adalah bank umum bukan bank devisa yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah, Bank Perkreditan Rakyat, atau Bank Pembiayaan Rakyat Syariah, yang melakukan kegiatan usaha jual beli UKA dan pembelian TC yang telah memenuhi ketentuan dan persyaratan dalam Peraturan Bank Indonesia ini. 7. Bank Umum Bukan Bank Devisa adalah Bank Umum sebagaimana dimaksud dalam Undang Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang Undang Nomor 10 Tahun 1998, yang belum memperoleh izin dari Bank Indonesia untuk melakukan kegiatan usaha perbankan dalam valuta asing. 8. Bank Umum Syariah Bukan Bank Devisa adalah Bank Umum Syariah sebagaimana dimaksud dalam Undang Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, yang belum memperoleh izin dari Bank Indonesia untuk melakukan kegiatan usaha perbankan dalam valuta asing. 9. Bank Perkreditan Rakyat, yang selanjutnya disebut BPR, adalah Bank Perkreditan Rakyat sebagaimana dimaksud dalam Undang Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang Undang Nomor 10 Tahun 1998, yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional. 10. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah, yang selanjutnya disebut BPRS, adalah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah sebagaimana dimaksud dalam Undang Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. 11. Pengiriman Uang (money remittance) adalah kegiatan pengiriman uang sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai kegiatan usaha pengiriman uang. 12. Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme, yang untuk selanjutnya disebut sebagai APU dan PPT, adalah upaya pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme sebagaimana dimaksud dalam Ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme pada PVA Bukan Bank. 13. Direksi adalah Direksi sebagaimana dimaksud dalam Undang Undang No. 40 1

Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. 14. Dewan Komisaris adalah Dewan Komisaris sebagaimana dimaksud dalam Undang Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. 15. Nasabah adalah pihak yang menggunakan jasa PVA. 16. Laporan Kegiatan Usaha, yang selanjutnya disebut LKU, adalah laporan transaksi pembelian dan penjualan UKA, laporan transaksi pembelian dan pencairan TC, serta laporan transaksi kegiatan usaha Pengiriman Uang. BAB II 2 Pasal 2 3 Pasal 3 4 Pasal 4 Jenis dan Kegiatan Usaha PVA (1) PVA terdiri dari: a. PVA Bukan Bank; b. PVA Bank (1) Kegiatan usaha yang dilakukan oleh PVA terdiri dari: a. jual dan beli UKA; dan b. pembelian TC. (2) Selain melakukan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1), PVA Bukan Bank dapat melakukan kegiatan usaha Pengiriman Uang dengan tunduk pada ketentuan Bank Indonesia mengenai kegiatan usaha pengiriman uang. PVA dilarang: a. bertindak sebagai agen penjual TC; b. melakukan kegiatan margin trading, spot, forward, swap dan transaksi derivatif lainnya untuk kepentingan nasabah; dan/atau Yang dimaksud dengan margin trading adalah transaksi jual beli mata uang (valuta) tanpa diikuti pergerakan dana, melainkan hanya marjin selisih kurs. Yang dimaksud dengan spot adalah transaksi jual/beli tunai antara dua mata uang (valuta) dengan penyerahan dana dilakukan dua hari kerja setelah tanggal transaksi. Yang dimaksud dengan forward adalah transaksi jual/beliberjangka antara dua mata uang (valuta) dengan penyerahan dana dilakukan lebih dari dua hari kerja setelah tanggal transaksi. Yang dimaksud dengan swap adalah transaksi pertukaran antara dua mata uang (valuta) melalui pembelian atau penjualan tunai (spot) dengan penjualan atau pembelian secara berjangka (forward) yang dilakukan secara bersamaan. Yang dimaksud transaksi derivatif adalah transaksi yang didasari oleh suatu kontrak atau perjanjian pembayaran yang nilainya merupakan turunan dari nilai instrumen yang mendasari seperti suku bunga, nilai tukar, komoditi, ekuiti dan indeks, baik yang diikuti dengan pergerakan atau tanpa pergerakan dana atau instrumen. c. melakukan kegiatan usaha lain di luar kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 3. 5 Pasal 5 Kurs jual beli UKA dan kurs beli TC ditetapkan oleh PVA sesuai dengan mekanisme pasar. 2

BAB III Bagian Kesatu 6 Pasal 6 Bukan Bank Badan Hukum dan Modal Disetor PVA Bukan Bank PVA Bukan Bank berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas dengan ketentuan: a. maksud dan tujuan perseroan adalah melakukan jual beli UKA dan pembelian TC; dan b. pemegang saham perseroan terdiri dari warga negara Indonesia dan/atau badan hukum Indonesia. 7 Pasal 7 (1) Modal disetor untuk mendirikan PVA Bukan Bank ditetapkan paling sedikit sebesar : a. Rp250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta Rupiah), bagi PVA Bukan Bank yang didirikan di wilayah DKI Jakarta, Kotamadya Denpasar dan Kabupaten Badung, serta Kotamadya Batam; atau Pengaturan modal disetor dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan dan daya saing PVA Bukan Bank di wilayah DKI Jakarta, Kotamadya Denpasar, Kabupaten Badung serta Kotamadya Batam. b. Rp100.000.000,00 (seratus juta Rupiah), bagi PVA Bukan Bank yang didirikan di wilayah lain di luar wilayah sebagaimana disebut dalam huruf a. (2) Modal disetor untuk mendirikan PVA Bukan Bank tidak berasal dari dan/atau untuk tujuan pencucian uang (money laundering). Bagian kedua 8 Pasal 8 Direksi, Dewan Komisaris dan Pemegang Saham Direksi dan Dewan Komisaris PVA Bukan Bank harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. warga negara Indonesia; b. tidak tercatat dalam daftar hitam nasional penarik cek dan/atau bilyet giro kosong; c. tidak tercantum dalam kredit macet yang ditatausahakan dalam sistem informasi kredit pada Bank Indonesia; d. tidak pernah dihukum karena terbukti melakukan tindak pidana di bidang perbankan dan keuangan dalam 2 (dua) tahun terakhir berdasarkan keputusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap; e. tidak pernah dihukum karena terbukti melakukan tindak pidana pencucian uang dalam 2 (dua) tahun terakhir berdasarkan keputusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap; f. tidak pernah menjadi pemegang saham, anggota Direksi atau Dewan Komisaris dari suatu perseroan terbatas dengan kegiatan usaha PVA yang dicabut izin usahanya oleh Bank Indonesia karena pelanggaran, dalam jangka waktu 2 (dua) tahun sebelum tanggal pengajuan permohonan; dan g. memiliki komitmen untuk melaksanakan tugas dan kewajiban dalam menjalankan kegiatan usaha berdasarkan ketentuan mengenai pedagang valuta asing dan perundang undangan lain yang berlaku. 3

9 Pasal 9 Pemegang saham PVA Bukan Bank harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. perorangan warga negara Indonesia dan/atau badan hukum Indonesia; b. tidak tercatat dalam daftar hitam nasional penarik cek dan/atau bilyet giro kosong; c. tidak tercantum dalam kredit macet yang ditatausahakan dalam sistem informasi kredit pada Bank Indonesia; d. tidak pernah dihukum karena terbukti melakukan tindak pidana di bidang perbankan dan keuangan dalam 2 (dua) tahun terakhir berdasarkan keputusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap; e. tidak pernah dihukum karena terbukti melakukan tindak pidana pencucian uang dalam 2 (dua) tahun terakhir berdasarkan keputusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap; dan f. memiliki komitmen untuk mematuhi ketentuan yang mengatur mengenai pedagang valuta asing dan peraturan perundang undangan lain yang berlaku. 10 Pasal 10 Direksi, Dewan Komisaris dan/atau pemegang saham PVA Bukan Bank dilarang melakukan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 3 untuk kepentingan pribadi dengan menggunakan PVA Bukan Bank sebagai sarana. Yang dimaksud dengan kepentingan pribadi adalah kegiatan jual beli UKA, pembelian TC dan Pengiriman Uang yang tidak dicatat dalam pembukuan PVA Bukan Bank yang bersangkutan. Bagian Ketiga Paragraf 1 11 Pasal 11 Romawi.A No.1 6 Perizinan PVA Bukan Bank PVA Bukan Bank (1) PVA Bukan Bank melakukan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 3 ayat (1) setelah mendapat izin usaha sebagai PVA dari Bank Indonesia. (2) Izin usaha sebagai PVA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilarang dialihkan kepada pihak lain. (3) Persyaratan dan tata cara permohonan untuk mendapatkan izin usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam ketentuan ini. (4) Izin Usaha Bukan Bank Persyaratan dan tata cara perizinan untuk memperoleh izin usaha Bukan Bank, yang selanjutnya disebut PVA Bukan Bank, diatur sebagai berikut: 1. Pemohon mengajukan permohonan izin usaha secara tertulis kepada Bank Indonesia dengan menggunakan contoh surat permohonan sebagaimana tercantum pada Lampiran I.A. 2. Surat permohonan izin usaha sebagaimana dimaksud pada angka 1 harus disertai dengan dokumen sebagai berikut: a. fotokopi akta pendirian badan hukum perseroan terbatas yang memuat anggaran dasar beserta perubahanperubahannya, dengan maksud dan tujuan perseroan adalah melakukan kegiatan jual beli Uang Kertas Asing (UKA) dan pembelian Traveller s Cheque (TC); b. fotokopi pengesahan sebagai badan hukum perseroan terbatas dari instansi yang berwenang; c. dokumen pendukung masing masing pemegang saham, anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi sebagai berikut: 4

1) pas foto terbaru ukuran 4 x 6 cm; 2) fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang masih berlaku; dan 3) daftar riwayat hidup (curriculum vitae) yang ditandatangani oleh yang bersangkutan. d. surat pernyataan pribadi bermeterai cukup dari masingmasing pemegang saham, anggota Dewan Komisaris, dan anggota Direksi sebagaimana contoh format yang tercantum pada Lampiran I.B dan Lampiran I.C, yang menyatakan bahwa: 1) tidak tercatat dalam daftar hitam nasional penarik cek dan/atau bilyet giro kosong; 2) tidak tercantum dalam kredit macet yang ditatausahakan dalam sistem informasi kredit pada Bank Indonesia; 3) tidak pernah dihukum karena terbukti melakukan tindak pidana di bidang perbankan, keuangan dan/atau pencucian uang dalam 2 (dua) tahun terakhir berdasarkan keputusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap; 4) bagi pemegang saham menyatakan bahwa: a) sumber dana yang digunakan dalam rangka kepemilikan perusahaan tidak berasal dari dan untuk tujuan pencucian uang (money laundering); dan b) komitmen untuk mematuhi peraturan yang mengatur mengenai pedagang valuta asing dan peraturan perundang undangan lain yang berlaku. 5) bagi setiap anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi menyatakan bahwa: a) tidak pernah menjadi pemegang saham, anggota Dewan Komisaris, atau anggota Direksi dari suatu perseroan terbatas dengan kegiatan usaha PVA yang dicabut izin usaha oleh Bank Indonesia karena pelanggaran dalam jangka waktu 2 (dua) tahun sebelum tanggal pengajuan permohonan; dan b) komitmen untuk melaksanakan tugas dan kewajiban dalam menjalankan kegiatan usaha berdasarkan ketentuan mengenai pedagang valuta asing dan peraturan perundang undangan lain yang berlaku. e. dalam hal pemegang saham adalah badan hukum maka harus melampirkan dokumen sebagai berikut: 1) fotokopi akta pendirian badan hukum, yang memuat anggaran dasar beserta perubahan perubahannya yang telah mendapatkan pengesahan dari instansi yang berwenang; 2) izin usaha badan hukum yang bersangkutan; 3) fotokopi KTP dari Direksi atau pengurus yang berwenang bertindak untuk dan atas nama badan hukum yang bersangkutan; 4) surat pernyataan dari Direksi atau pengurus yang berwenang bertindak untuk dan atas nama badan hukum yang bersangkutan, yang menyatakan bahwa: a) badan hukum tersebut tidak tercatat dalam daftar hitam nasional penarik cek dan/atau bilyet giro kosong; b) badan hukum tersebut tidak memiliki kredit macet yang 5

tercatat pada Bank Indonesia; dan c) komitmen badan hukum tersebut untuk mematuhi peraturan yang mengatur mengenai pedagang valuta asing dan peraturan perundang undangan lain yang berlaku. f. bukti setoran modal yang berupa fotokopi rekening giro atau tabungan atas nama perusahaan di bank: 1) paling sedikit Rp250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta Rupiah), bagi pemohon yang beralamat di DKI Jakarta, Kotamadya Denpasar dan Kabupaten Badung serta Kotamadya Batam; atau 2) paling sedikit Rp100.000.000,00 (seratus juta Rupiah), bagi pemohon yang beralamat di luar wilayah di DKI Jakarta, Kotamadya Denpasar dan Kabupaten Badung serta Kotamadya Batam. g. fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atas nama perusahaan yang bersangkutan; h. fotokopi bukti kepemilikan tempat usaha atas nama perusahaan, pemegang saham, anggota Dewan Komisaris, dan/atau anggota Direksi, atau surat perjanjian sewa atau bentuk lainnya atas penggunaan tempat usaha; i. fotokopi surat keterangan domisili tempat usaha dari instansi pemerintah yang berwenang; j. laporan keuangan berupa neraca perusahaan yang ditandatangani oleh Direktur; dan k. struktur organisasi kantor pusat. 3. Pada saat mengajukan permohonan izin usaha secara tertulis kepada Bank Indonesia, pemohon harus menunjukkan dokumen asli yang akan dicocokkan dengan fotokopi dokumen sebagaimana dimaksud pada angka 2. 4. Surat permohonan izin usaha sebagaimana dimaksud pada angka 1 ditandatangani oleh Direksi dan disampaikan kepada: a. Bank Indonesia, Departemen Pengelolaan Moneter cq. Divisi Perizinan, Pengaturan dan Pengawasan (DPM cq. P3PVA), bagi pemohon yang akan berkantor pusat di wilayah kerja Kantor Pusat Bank Indonesia (KPBI); atau b. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Dalam Negeri (KPw BI DN) setempat dengan mengacu pada pembagian wilayah kerja sebagaimana dimaksud pada Lampiran I.D, bagi pemohon yang akan berkantor pusat di luar wilayah kerja KPBI. 5. Bank Indonesia menyampaikan surat pemberitahuan mengenai hasil penelitian pemenuhan persyaratan untuk pemegang saham, anggota Dewan Komisaris, dan anggota Direksi, serta kesesuaian dokumen permohonan izin usaha, paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak dokumen diterima dengan lengkap oleh Bank Indonesia. 6. Surat pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada angka 5 memuat mengenai: a. Bank Indonesia melakukan pemeriksaan lokasi tempat usaha, dalam hal persyaratan dan kesesuaian dokumen permohonan izin usaha telah dipenuhi; b. pemohon harus memenuhi persyaratan dan kesesuaian dokumen 6

dimaksud paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak tanggal surat pemberitahuan dari Bank Indonesia, dalam hal persyaratan dan kesesuaian dokumen permohonan belum dipenuhi; c. pemohon harus melakukan penyelesaian atau melakukan penggantian pemegang saham, anggota Dewan Komisaris dan/atau anggota Direksi, dalam hal pemegang saham, anggota Dewan Komisaris dan/atau anggota Direksi tercantum dalam daftar kredit macet dan/atau daftar hitam nasional penarik cek dan/atau bilyet giro kosong paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak tanggal surat pemberitahuan dari Bank Indonesia. Dalam hal pemohon tidak dapat memenuhi dan/atau menyesuaikan persyaratan dalam batas waktu sebagaimana dimaksud pada huruf b dan huruf c, maka permohonan dinyatakan batal. 12 Pasal 12 Ayat (1) (1) Bank Indonesia melakukan pemeriksaan di lokasi tempat usaha pemohon izin usaha PVA Bukan Bank untuk memastikan kesesuaian dokumen permohonan izin usaha PVA Bukan Bank dengan kondisi di lapangan, kelayakan lokasi dan kesiapan pemohon izin usaha PVA Bukan Bank. Kesiapan pemohon izin usaha PVA Bukan Bank antara lain dilihat dari sarana dan prasarana, serta mekanisme dan prosedur dalam melakukan kegiatan usaha. Romawi I.A No.7 8 Kelayakan lokasi dan kesiapan pemohon izin usaha PVA Bukan Bank yang meliputi: a. keberadaan lokasi tempat usaha sesuai alamat yang diajukan; b. kelayakan tempat usaha; dan c. sarana penunjang kegiatan usaha, sekurang kurangnya: 1) meja counter; 2) alat deteksi keaslian uang; 3) tempat penyimpan uang/brankas; dan 4) papan kurs dalam ukuran yang cukup mudah dilihat dan dibaca oleh nasabah. Pemeriksaan lokasi oleh Bank Indonesia dapat dilakukan paling lama 5 (lima) hari sejak tanggal surat pemberitahuan tentang kelengkapan dan kesesuaian dokumen permohonan izin usaha. Pasal 12 Ayat (2) (3) Romawi I.A No.9 (2) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan setelah pemohon izin usaha PVA Bukan Bank memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 8 dan Paragraf 9. (3) Hasil pemeriksaan lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberitahukan secara tertulis kepada pemohon. Bank Indonesia memberitahukan secara tertulis hasil pemeriksaan lokasi tempat usaha paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak tanggal pemeriksaan lokasi, dengan ketentuan sebagai berikut: a. dalam hal lokasi tempat usaha dinyatakan memenuhi persyaratan, Bank Indonesia menyampaikan undangan untuk mengikuti penyuluhan mengenai ketentuan yang terkait dengan PVA; b. dalam hal lokasi tempat usaha tidak memenuhi persyaratan, pemohon 7

harus memenuhi persyaratan dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari kerja sejak tanggal pemberitahuan hasil pemeriksaan lokasi. Dalam hal pemohon tidak dapat memenuhi dan/atau menyesuaikan persyaratan dalam batas waktu, maka permohonan dinyatakan batal. 13 Pasal 13 Ayat (1) (1) Direksi, Dewan Komisaris dan pemegang saham pemohon izin usaha PVA Bukan Bank harus menghadiri penyuluhan ketentuan terkait dengan PVA yang diadakan oleh Bank Indonesia. Penyuluhan ketentuan yang terkait dengan PVA bertujuan untuk: 1. Menyampaikan ketentuan mengenai pedagang valuta asing dan perundang undangan lain yang berlaku; 2. Menambah pemahaman calon pelaku usaha dalam menerapkan ketentuan dan menjalankan kegiatan usaha; dan 3. Memperoleh masukan (feedback) dari pemohon izin usaha PVA Bukan Bank. Romawi I.A No. 11 Pasal 13 Ayat (2) (3) Romawi I.A No. 12 Pasal 13 Ayat (4) Romawi I.A No. 13 21 Pelaksanaan penyuluhan dituangkan dalam berita acara yang sekaligus memuat komitmen dan pernyataan kesiapan operasional dari pemohon izin usaha PVA Bukan Bank dalam menerapkan ketentuan dan menjalankan kegiatan usaha. (2) Penyuluhan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan setelah hasil pemeriksaan di lokasi sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 12 dinyatakan layak oleh Bank Indonesia. (3) Dalam hal Direksi, Dewan Komisaris dan pemegang saham pemohon izin usaha PVA Bukan Bank tidak menghadiri penyuluhan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan batas waktu yang ditetapkan Bank Indonesia, maka pemohon izin usaha PVA Bukan Bank dinyatakan membatalkan permohonannya. Batas waktu yang dimaksud adalah paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak tanggal pemberitahuan penyuluhan. (4) Dalam hal seluruh Direksi, Dewan Komisaris dan pemegang saham pemohon izin usaha PVA Bukan Bank telah menghadiri penyuluhan ketentuan terkait dengan PVA yang diadakan oleh Bank Indonesia, Bank Indonesia menerbitkan izin usaha sebagai PVA. a. Bank Indonesia menerbitkan Keputusan Pemberian Izin Usaha (KPmIU), sertifikat izin usaha sebagai PVA Bukan Bank dan logo PVA berizin paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak penyuluhan sebagaimana dimaksud pada angka 10 telah dihadiri oleh seluruh pemegang saham, anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi pemohon izin usaha PVA Bukan Bank. b. Bank Indonesia memberitahukan secara tertulis kepada pemohon izin usaha PVA Bukan Bank mengenai penerbitan KPmIU, sertifikat izin usaha sebagai PVA Bukan Bank dan logo PVA berizin c. Pengambilan KPmIU, sertifikat izin usaha sebagai PVA Bukan Bank, dan logo PVA Berizin dilakukan oleh Direksi atau pihak yang diberi kuasa oleh Direksi dengan contoh format surat sebagaimana tercantum pada 8

Lampiran I.E. d. Bank Indonesia mengumumkan daftar PVA Bukan Bank yang memperoleh izin usaha melalui website Bank Indonesia (http://www.bi.go.id) dan/atau media lainnya. e. Dalam hal pemohon telah mendapatkan izin usaha sebagai PVA Bukan Bank, maka PVA Bukan Bank wajib menyampaikan kebijakan dan prosedur penerapan program APU dan PPT paling lama 30 (tiga puluh) hari kalender sejak dikeluarkannya izin usaha sebagai PVA Bukan Bank sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai penerapan program anti pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme pada PVA Bukan Bank. f. Dalam hal KPmIU dan/atau sertifikat izin usaha sebagai PVA Bukan Bank yang dikeluarkan Bank Indonesia hilang atau musnah, PVA Bukan Bank dapat mengajukan permohonan penggantian secara tertulis dengan melampirkan surat keterangan dari Kepolisian. g. Dalam hal KPmIU dan/atau sertifikat izin usaha sebagai PVA Bukan Bank yang dikeluarkan Bank Indonesia mengalami kerusakan, PVA Bukan Bank dapat mengajukan permohonan penggantian secara tertulis dengan melampirkan asli KPmIU dan/atau sertifikat izin usaha sebagai PVA Bukan Bank yang mengalami kerusakan. h. Dalam hal persyaratan dipenuhi, Bank Indonesia menyampaikan kepada PVA Bukan Bank surat persetujuan penggantian yang disertai dengan KPmIU dan/atau sertifikat izin usaha sebagai PVA Bukan Bank, yang berfungsi sebagai pengganti. Paragraf 2 14 Pasal 14 PVA Bukan Bank yang Melakukan Kegiatan Usaha Pengiriman Uang (1) PVA Bukan Bank dapat melakukan kegiatan usaha Pengiriman Uang sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 3 ayat (2) setelah mendapat izin dari Bank Indonesia. (2) PVA Bukan Bank yang memperoleh izin kegiatan usaha Pengiriman Uang wajib melakukan penyesuaian atas kebijakan dan prosedur penerapan program APU dan PPT dengan memuat kebijakan dan prosedur APU dan PPT untuk kegiatan usaha Pengiriman Uang. (3) Persyaratan dalam pengajuan permohonan izin untuk melakukan kegiatan usaha Pengiriman Uang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan dalam melaksanakan kegiatan usaha Pengiriman Uang, PVA Bukan Bank wajib tunduk pada ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai kegiatan usaha Pengiriman Uang (Transfer Dana). Pemenuhan persyaratan termasuk penyesuaian anggaran dasar PVA Bukan Bank dengan menambahkan maksud dan tujuan perseroan berupa kegiatan usaha Pengiriman Uang. Romawi I.B (4) Persyaratan dan tata cara untuk memperoleh izin usaha bagi PVA Bukan Bank yang akan melakukan kegiatan usaha pengiriman uang, diatur sebagai berikut: 1. PVA Bukan Bank wajib mengajukan permohonan izin secara tertulis untuk melakukan kegiatan usaha pengiriman uang kepada Bank Indonesia dengan terlebih dahulu melakukan perubahan anggaran dasar perseroan terbatas sehingga memuat kegiatan usaha pengiriman uang sebagai salah satu maksud dan tujuan perseroan. 9

2. Persyaratan dan tata cara pengajuan permohonan untuk memperoleh izin usaha untuk melakukan kegiatan usaha pengiriman uang sebagaimana dimaksud pada angka 1 diatur lebih lanjut dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai kegiatan usaha pengiriman uang. 15 Pasal 15 Romawi I.C Bagian Keempat 16 Pasal 16 Romawi I.A No. 16 Bagian Kelima Paragraf 1 17 Pasal 17 (1) Bagi pemohon izin usaha PVA Bukan Bank yang sekaligus mengajukan permohonan izin untuk melakukan kegiatan usaha Pengiriman Uang, harus memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ini dan ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai kegiatan usaha Pengiriman Uang (Transfer Dana). (2) Jangka waktu pemberian izin atau penolakan secara tertulis permohonan kegiatan usaha Pengiriman Uang sebagaimana diatur dalam ketentuan mengenai kegiatan usaha Pengiriman Uang, tidak berlaku bagi permohonan kegiatan usaha Pengiriman Uang yang diajukan bersamaan dengan permohonan izin usaha PVA Bukan Bank sebagaimana dimaksud pada ayat (1). (3) Persyaratan dan tata cara permohonan untuk mendapatkan izin usaha PVA Bukan Bank yang sekaligus mengajukan permohonan izin untuk melakukan kegiatan usaha Pengiriman Uang (Transfer Dana) adalah sebagai berikut : 1. Persyaratan dan tata cara pengajuan permohonan untuk memperoleh izin usaha sebagai PVA tunduk pada ketentuan ini. 2. Persyaratan dan tata cara pengajuan permohonan untuk memperoleh izin melakukan kegiatan usaha pengiriman uang tunduk pada ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai kegiatan usaha pengiriman uang. 3. Bagi PVA Bukan Bank yang sekaligus melakukan kegiatan usaha pengiriman uang, maksud dan tujuan perseroan dalam akta pendiriannya harus memuat: a. jual beli Uang Kertas Asing (UKA); b. pembelian Traveller s Cheque (TC); dan c. kegiatan usaha pengiriman uang. Kewajiban PVA Bukan Bank PVA Bukan Bank wajib memasang: a. logo PVA berizin; b. tulisan Berizin ( Authorized Money Changer ) yang mencantumkan nama perusahaan, nomor dan tanggal KPmIU dalam ukuran yang cukup mudah dilihat dan dibaca oleh nasabah; dan c. sertifikat izin usaha yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Pembukaan Kantor Cabang dan Gerai (Counter) PVA Bukan Bank Pembukaan Kantor Cabang (1) Pembukaan kantor cabang PVA Bukan Bank wajib memperoleh persetujuan Bank Indonesia. (2) Persetujuan pembukaan kantor cabang PVA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilarang dialihkan kepada pihak lain. (3) Persyaratan dan tata cara pembukaan kantor cabang PVA Bukan Bank diatur sebagai berikut : 10

Romawi I.D No. 1,2,4 7,10 1) Kantor pusat PVA Bukan Bank mengajukan permohonan pembukaan kantor cabang secara tertulis dengan menggunakan contoh format surat permohonan sebagaimana tercantum pada Lampiran I.F. 2) Permohonan pembukaan kantor cabang sebagaimana dimaksud pada angka 1) harus disertai dengan dokumen sebagai berikut: a. fotokopi bukti kepemilikan tempat usaha sebagai kantor cabang atas nama perusahaan, pemegang saham, anggota Dewan Komisaris, dan/atau anggota Direksi, atau surat perjanjian sewa menyewa atau bentuk lainnya atas penggunaan tempat usaha sebagai kantor cabang; b. surat pernyataan bermeterai cukup dari anggota Direksi bahwa kantor cabang yang direncanakan merupakan unit kegiatan usaha yang tidak terpisahkan dari kegiatan usaha kantor pusat PVA Bukan Bank; c. fotokopi surat keterangan domisili tempat usaha dari instansi pemerintah yang berwenang untuk setiap kantor cabang; dan d. struktur organisasi kantor cabang. 3) Surat permohonan izin usaha sebagaimana dimaksud pada angka 1) ditandatangani oleh Direksi dan disampaikan kepada Bank Indonesia ke alamat sebagaimana dimaksud dalam paragraf 11 ayat (4) angka 4. 4) Pada saat mengajukan permohonan pembukaan kantor cabang sebagaimana dimaksud pada angka 1), PVA Bukan Bank harus menunjukkan dokumen asli yang akan dicocokkan dengan fotokopi dokumen sebagaimana dimaksud pada angka 2). 5) Bank Indonesia menyampaikan pemberitahuan tertulis mengenai kelengkapan dan kesesuaian dokumen permohonan pembukaan kantor cabang paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak dokumen diterima dengan lengkap oleh Bank Indonesia. 6) Surat pemberitahuan tertulis memuat mengenai: a. Bank Indonesia melakukan pemeriksaan lokasi tempat usaha, dalam hal persyaratan dan kesesuaian dokumen permohonan pembukaan kantor cabang telah dipenuhi; dan b. PVA Bukan Bank harus memenuhi persyaratan dan kesesuaian dokumen paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak tanggal surat pemberitahuan dari Bank Indonesia, dalam hal persyaratan dan kesesuaian dokumen permohonan pembukaan kantor cabang PVA Bukan Bank belum dipenuhi. (7) Dalam hal PVA Bukan Bank yang juga sebagai penyelenggara kegiatan usaha pengiriman uang, maka persyaratan dan tata cara untuk pengajuan permohonan pembukaan kantor cabang kegiatan usaha pengiriman uang tunduk pada ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai kegiatan usaha pengiriman uang. 18 Pasal 18 19 Pasal 19 Ayat (1) Bagi PVA Bukan Bank yang akan membuka kantor cabang di wilayah DKI Jakarta, Kotamadya Denpasar, Kabupaten Badung, dan/atau Kotamadya Batam harus mempunyai modal disetor paling sedikit Rp250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta Rupiah). (1) Bank Indonesia melakukan pemeriksaan di lokasi tempat usaha kantor cabang PVA Bukan Bank untuk memastikan kesesuaian dokumen permohonan persetujuan pembukaan kantor cabang PVA Bukan Bank 11

dengan kondisi di lapangan, kelayakan lokasi dan kesiapan pembukaan kantor cabang. Kesiapan pemohon izin usaha PVA Bukan Bank antara lain dilihat dari sarana dan prasarana, serta mekanisme dan prosedur dalam melakukan kegiatan usaha. Romawi I.D No. 8 Pasal 19 Ayat (2) (3) Romawi I.D No. 9 20 Pasal 20 Romawi I.D No.11 13 Bank Indonesia melakukan pemeriksaan lokasi paling lama 5 (lima) hari kerja sejak tanggal surat pemberitahuan tentang kelengkapan dan kesesuaian dokumen, untuk memastikan kesesuaian dokumen permohonan pembukaan kantor cabang dengan kondisi di lapangan, kelayakan lokasi dan kesiapan kantor. (2) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan setelah memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 17 ayat (3) dan Paragraf 18. (3) Hasil pemeriksaan lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberitahukan secara tertulis kepada PVA Bukan Bank. Bank Indonesia memberitahukan secara tertulis hasil pemeriksaan lokasi kantor cabang paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak tanggal pemeriksaan lokasi, dengan ketentuan sebagai berikut: a. dalam hal lokasi tempat usaha dinyatakan memenuhi persyaratan, Bank Indonesia menerbitkan surat persetujuan pembukaan kantor cabang yang dilampiri dengan sertifikat kantor cabang dan logo PVA berizin; b. dalam hal lokasi tempat usaha tidak memenuhi persyaratan, PVA Bukan Bank harus memenuhi persyaratan dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari kerja sejak tanggal pemberitahuan hasil pemeriksaan lokasi. Dalam hal pemohon tidak dapat memenuhi dan/atau menyesuaikan persyaratan dalam batas waktu sebagaimana dimaksud pada huruf b, maka permohonan pembukaan kantor cabang PVA Bukan Bank dinyatakan batal. (1) Bank Indonesia mengeluarkan persetujuan pembukaan kantor cabang, dalam hal lokasi usaha kantor cabang PVA Bukan Bank dinyatakan layak. (2) Bank Indonesia memberitahukan secara tertulis kepada PVA Bukan Bank mengenai penerbitan persetujuan pembukaan kantor cabang, sertifikat kantor cabang dan logo PVA berizin. (3) Pengambilan surat persetujuan, sertifikat kantor cabang dan logo PVA Berizin sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan oleh Direksi atau pihak yang diberi kuasa oleh Direksi dengan contoh format surat sebagaimana tercantum pada Lampiran I.E. (4) Kantor cabang PVA Bukan Bank wajib memasang: a. logo PVA Berizin; b. tulisan antara lain Berizin atau Authorized Money Changer yang mencantumkan nama perusahaan, nomor dan tanggal KPmIU, nomor dan tanggal surat persetujuan dalam ukuran yang cukup mudah dilihat dan dibaca oleh nasabah; dan c. sertifikat izin usaha yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. 12

Paragraf 2 Pembukaan Gerai (Counter) 21 Pasal 21 Romawi I.E (1) Pembukaan gerai (counter) di luar kantor PVA Bukan Bank wajib dilaporkan kepada Bank Indonesia. (2) Gerai (counter) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersifat sementara dengan jangka waktu tertentu dan untuk memenuhi kebutuhan tertentu. (3) Persyaratan dan tata cara pengajuan permohonan pembukaan gerai (counter) oleh PVA Bukan Bank diatur sebagai berikut: 1. Persyaratan pembukaan gerai (counter) PVA Bukan Bank yaitu: a. jangka waktu pembukaan gerai (counter) PVA Bukan Bank ditetapkan paling lama 1 (satu) bulan dan dapat diperpanjang 1 (satu) kali paling lama 1 (satu) bulan; b. dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tertentu, misalnya di tempat pameran wisata dan/atau di asrama haji pada masa pelaksanaan ibadah haji; dan c. berada di wilayah yang sama dengan wilayah kantor pusat dan/atau kantor cabang PVA Bukan Bank. 2. Kantor pusat PVA Bukan Bank melaporkan secara tertulis pembukaan gerai (counter) kepada Bank Indonesia, dengan menggunakan contoh surat pemberitahuan sebagaimana tercantum pada Lampiran I.G. 3. Laporan sebagaimana dimaksud pada angka 2 ditandatangani oleh Direksi dan disampaikan kepada Bank Indonesia ke alamat sebagai berikut : Bank Indonesia, Departemen Pengelolaan Moneter cq. Divisi Perizinan, Pengaturan dan Pengawasan (DPM cq. P3PVA), bagi pemohon yang akan berkantor pusat di wilayah kerja Kantor Pusat Bank Indonesia (KPBI); atau 4. Bank Indonesia menyampaikan pemberitahuan tertulis bahwa pembukaan gerai telah dicatat ke dalam database Bank Indonesia. Bagian Keenam 22 Pasal 22 Pemindahan Alamat Kantor PVA Bukan Bank (1) Pemindahan alamat kantor PVA Bukan Bank wajib memperoleh persetujuan Bank Indonesia. Yang dimaksud dengan pemindahan alamat kantor PVA Bukan Bank adalah pemindahan alamat kantor pusat dan/atau kantor cabang Romawi I.F No. 1 3, 5 7, 10 (2) Persyaratan dan tata cara permohonan pemindahan alamat kantor PVA Bukan Bank diatur sebagai berikut: 1) Kantor pusat PVA Bukan Bank mengajukan permohonan secara tertulis pemindahan alamat kantor kepada Bank Indonesia, dengan menggunakan contoh surat permohonan sebagaimana tercantum pada Lampiran I.H. 2) Surat permohonan pemindahan alamat kantor sebagaimana dimaksud pada angka 1) harus disertai dengan dokumen sebagai berikut: a. fotokopi surat keterangan domisili perusahaan dari instansi pemerintah yang berwenang; dan b. fotokopi bukti kepemilikan tempat usaha atas nama perusahaan, pemegang saham, anggota Dewan Komisaris dan/atau anggota 13

Direksi atau surat perjanjian sewa menyewa atau bentuk lainnya atas penggunaan tempat usaha yang baru; c. dalam hal pemindahan alamat kantor pusat PVA Bukan Bank menyebabkan perubahan tempat kedudukan badan hukum, maka PVA Bukan Bank menyampaikan: a) fotokopi akta perubahan anggaran dasar; dan b) fotokopi persetujuan perubahan anggaran dasar dari instansi yang berwenang. 3) Surat permohonan pemindahan alamat kantor sebagaimana dimaksud pada angka 1) ditandatangani oleh Direksi dan disampaikan kepada Bank Indonesia ke alamat sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 11 ayat (4) angka 4. 4) Pada saat mengajukan permohonan pemindahan alamat kantor sebagaimana dimaksud pada angka 1), PVA Bukan Bank harus menunjukkan dokumen asli yang akan dicocokkan dengan fotokopi dokumen sebagaimana dimaksud pada angka 2). 5) Bank Indonesia menyampaikan pemberitahuan tertulis mengenai kelengkapan dan kesesuaian dokumen permohonan pemindahan alamat kantor paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak dokumen diterima dengan lengkap oleh Bank Indonesia. 6) Surat pemberitahuan tertulis antara lain memuat mengenai: a. Bank Indonesia melaksanakan pemeriksaan lokasi tempat usaha, dalam hal persyaratan dan kesesuaian dokumen permohonan pemindahan alamat kantor dipenuhi; b. PVA Bukan Bank harus memenuhi persyaratan dan kesesuaian dokumen paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak tanggal surat pemberitahuan dari Bank Indonesia, dalam hal persyaratan dan kesesuaian dokumen permohonan pemindahan alamat kantor PVA Bukan Bank belum dipenuhi. (7) Dalam hal alamat kantor pusat PVA Bukan Bank dipindahkan keluar dari wilayah kerja kantor Bank Indonesia yang mewilayahinya, maka korespondensi terkait dengan perizinan, perubahan perizinan, pelaporan dan hal lain yang terkait dengan kegiatan usaha PVA untuk selanjutnya disampaikan kepada kantor Bank Indonesia setempat yang mewilayahi. 23 Pasal 23 24 Pasal 24 Ayat (1) Romawi I.F No. 8 Bagi PVA Bukan Bank yang akan memindahkan alamat kantor pusat dan/atau kantor cabang ke wilayah DKI Jakarta, Kotamadya Denpasar, Kabupaten Badung, dan/atau Kotamadya Batam harus mempunyai modal disetor paling sedikit Rp250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta Rupiah). (1) Bank Indonesia melakukan pemeriksaan di lokasi baru alamat kantor PVA Bukan Bank untuk memastikan kesesuaian dokumen permohonan persetujuan pemindahan alamat kantor PVA Bukan Bank dengan kondisi di lapangan, kelayakan lokasi dan kesiapan kantor yang baru. Bank Indonesia melakukan pemeriksaan lokasi paling lama 5 (lima) hari kerja sejak tanggal surat pemberitahuan tentang kelengkapan dan kesesuaian dokumen, untuk memastikan kesesuaian dokumen permohonan pemindahan alamat kantor dengan kondisi di lapangan, kelayakan lokasi dan kesiapan kantor sebagaimana dimaksud pada Paragraf 12 ayat (1). 14

Pasal 24 Ayat (2) Romawi I.F No. 9 (2) Hasil pemeriksaan lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberitahukan secara tertulis kepada PVA Bukan Bank. Bank Indonesia memberitahukan secara tertulis hasil pemeriksaan lokasi kantor baru paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak tanggal pemeriksaan lokasi, dengan ketentuan sebagai berikut: a. dalam hal lokasi tempat usaha dinyatakan memenuhi persyaratan, Bank Indonesia menerbitkan surat persetujuan pemindahan alamat kantor; atau b. dalam hal lokasi tempat usaha tidak memenuhi persyaratan, PVA Bukan Bank harus memenuhi persyaratan dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari kerja sejak tanggal pemberitahuan hasil pemeriksaan lokasi. Dalam hal pemohon tidak dapat memenuhi dan/atau menyesuaikan persyaratan dalam batas waktu sebagaimana dimaksud pada huruf b, maka permohonan pemindahan alamat kantor PVA Bukan Bank dinyatakan batal. 25 Pasal 25 Bagian Ketujuh 26 Pasal 26 Romawi I.G Bank Indonesia mengeluarkan persetujuan pemindahan alamat kantor, dalam hal lokasi usaha PVA Bukan Bank dinyatakan layak. Perubahan Direksi, Dewan Komisaris dan/atau Pemegang Saham PVA Bukan Bank (1) Dalam hal PVA Bukan Bank akan melakukan perubahan Direksi, Dewan Komisaris dan/atau pemegang saham, maka calon Direksi, Dewan Komisaris dan/atau pemegang saham wajib memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia sebelum menduduki jabatannya. (2) Pengangkatan Direksi, Dewan Komisaris dan/atau perubahan pemegang saham PVA Bukan Bank yang telah memperoleh persetujuan Bank Indonesia wajib dilaporkan oleh PVA Bukan Bank kepada Bank Indonesia disertai dengan dokumen pendukung. (3) Persyaratan dan tata cara perubahan pemegang saham, anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi PVA Bukan Bank diatur sebagai berikut: 1. Kantor pusat PVA Bukan Bank mengajukan permohonan rencana perubahan pemegang saham, anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi secara tertulis kepada Bank Indonesia dengan menggunakan contoh surat sebagaimana tercantum pada Lampiran I.I. 2. Perubahan pemegang saham, anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi PVA Bukan Bank sebagaimana dimaksud pada angka 1 harus disertai dengan dokumen sebagai berikut: a. fotokopi risalah hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS); dan b. dokumen pendukung calon pemegang saham, anggota Dewan Komisaris dan/atau anggota Direksi yang diusulkan sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 11 ayat (4) angka 2 huruf c, d dan/atau e. 3. Surat permohonan rencana perubahan pemegang saham, anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi ditandatangani oleh Direksi dan disampaikan kepada Bank Indonesia ke alamat sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 11 ayat (4) angka 4. 4. Pada saat mengajukan permohonan rencana perubahan pemegang saham, anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi sebagaimana dimaksud pada angka 1, PVA Bukan Bank harus menunjukkan dokumen 15

asli yang akan dicocokkan dengan fotokopi dokumen sebagaimana dimaksud pada angka 2. 5. Bank Indonesia menyampaikan pemberitahuan tertulis mengenai kelengkapan dan kesesuaian dokumen perubahan pemegang saham, anggota Dewan Komisaris dan/atau anggota Direksi paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak dokumen diterima secara lengkap oleh Bank Indonesia dengan ketentuan sebagai berikut: a. dalam hal calon pemegang saham, anggota Dewan Komisaris, dan/atau anggota Direksi yang diusulkan telah memenuhi persyaratan, Bank Indonesia menyampaikan undangan untuk mengikuti penyuluhan mengenai ketentuan yang terkait dengan PVA. b. PVA Bukan Bank harus melakukan penyelesaian atau melakukan penggantian pemegang saham, anggota Dewan Komisaris, dan/atau anggota Direksi, dalam hal pemegang saham, anggota Dewan Komisaris, dan/atau anggota Direksi tercantum dalam daftar kredit macet dan/atau daftar hitam nasional penarik cek dan/atau bilyet giro kosong paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak tanggal surat pemberitahuan dari Bank Indonesia. Dalam hal PVA Bukan Bank tidak dapat memenuhi dan/atau menyesuaikan persyaratan dalam batas waktu sebagaimana dimaksud pada huruf b, maka permohonan dinyatakan batal. 6. Bank Indonesia menerbitkan surat persetujuan perubahan pemegang saham, anggota Dewan Komisaris dan/atau anggota Direksi paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak penyuluhan sebagaimana dimaksud pada angka 5 huruf a telah dihadiri oleh calon pemegang saham dan/atau anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi yang diusulkan PVA Bukan Bank. 7. Berdasarkan surat persetujuan sebagaimana dimaksud pada angka 6, PVA Bukan Bank melakukan perubahan pemegang saham dan/atau anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi PVA Bukan Bank dengan memenuhi ketentuan perundang undangan yang berlaku. 8. PVA Bukan Bank harus memberitahukan kepada Bank Indonesia mengenai perubahan pemegang saham, pengangkatan anggota Dewan Komisaris dan/atau pengangkatan anggota Direksi yang telah memperoleh persetujuan Bank Indonesia dengan menggunakan contoh surat pemberitahuan sebagaimana tercantum pada Lampiran I.J. 9. Surat pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada angka 8 ditandatangani oleh Direksi dan harus disertai dokumen sebagai berikut: a. fotokopi akta perubahan anggaran dasar; dan b. fotokopi bukti penerimaan pemberitahuan atau persetujuan perubahan anggaran dasar dari instansi yang berwenang, apabila perubahan pemegang saham, anggota Dewan Komisaris dan/atau anggota Direksi wajib dituangkan dalam akta perubahan anggaran dasar. 16