BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya kasus kegagalan audit dalam beberapa dekade belakangan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. profesi akuntansi dalam mengaudit laporan keuangan. (Daljono dan Fitriani,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Terjadinya kasus kegagalan audit dalam beberapa dekade belakangan ini,

BAB I PENDAHULUAN. Dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan opini atau pendapat tentang kewajaran penyajian laporan

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) Nomor Kep-306/BEI/ menyebutkan. bahwa perusahaan yang go public diwajibkan menyampaikan laporan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perusahaan dalam mempertanggung jawabkan aktivitas bisnisnya dan menilai

BAB I PENDAHULUAN. profesi akuntan dalam mengaudit laporan keuangan. Munculnya krisis ini

BAB I PENDAHULUAN. akuntan besar Big4 tetapi juga praktik perorangan lainnya. Untuk contoh kasus yang ada di indonesia yaitu PT Kimia Farma.

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) Nomor Kep-306/BEI/ menyebutkan. bahwa perusahaan yang go public diwajibkan menyampaikan laporan

BAB I PENDAHULUAN. usahanya di tengah ketatnya persaingan di dunia usaha. Laba yang besar yang

BAB I PENDAHULUAN. Auditor merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. dengan judgment berdasarkan kejadian-kejadian yang dialami oleh suatu. judgment atas kemampuan kesatuan usaha dalam mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. pernyataan yang telah ditandatanganinya. Untuk itu auditor akan sangat berhati-hati

ABSTRAK. Kata kunci: obedience pressure, kompleksitas tugas, senioritas auditor, audit judgment

BAB I PENDAHULUAN. atas kewajarannya sering dibutuhkan judgment (Zulaikha, 2006). Dalam pembuatan

pula kepercayaan publik terhadap auditor eksternal. dilakukan oleh beberapa KAP bahkan salah satu KAP berstatus big five

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan suatu alat. Laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Keuangan (SAK). Opini tersebut menunjukkan kualitas atas laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. ada dalam laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan

BAB I PENDAHULUAN. baik oleh pihak eksternal maupun internal perusahaan. (Singgih dan Bawono, 2010).

audit yang tinggi menyebabkan merosotnya kepercayaan masyarakat waktu yang berbeda dan mengintegrasikan informasi dari bukti-bukti tersebut

BAB I PENDAHULUAN. diterbitkan oleh manajemen ini diharapkan dapat memberikan gambaran. mengenai kinerja manajemen dalam mengelola sumber-sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Undang ini. Akuntan Publik memberikan jasa asurans, yang meliputi jasa audit

BAB I PENDAHULUAN. dengan judgement yang didasarkan pada kejadian masa lalu, sekarang, dan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang memiliki konsistensi tinggi dalam menjalankan kinerjanya.

perusahaan didenda oleh BAPEPAM (Winarno dalam Christiawan, 2003).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. yang akuntabel dan transparan ditandai dengan diterbitkannya Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan atau entitas terutama yang telah go public diharuskan untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk menaikan tingkat keandalan laporan perusahaan-perusahaan, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. atau prinsip tersebut secara konsisten (Wibowo, 2010). Profesi akuntan publik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan go public harus memberikan informasi berupa laporan keuangan yang sudah diaudit oleh jasa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada seksi 341 menyebutkan bahwa audit judgment atas kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi perusahaan dengan para pemangku kepentingan yang berisi informasi hasil

BAB II. Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan ke depan (Yustrianthe, 2012). Berdasarkan Peraturan Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. yang benar dan bisa dihandalkan oleh pihak internal maupun eksternal. mengalami kebangkrutan setelah opini terebut dikeluarkan.

BAB I PENDAHULUAN. mengenai asersi tentang kegiatan-kegitan dan kejadian-kejadian ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini audit telah menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB 1 PENDAHULUAN. diperoleh suatu entitas atas transaksi-transaksi yang telah dilakukan selama

BAB I PENDAHULUAN. usaha dilakukan untuk meningkatkan pendapatan dan agar tetap bertahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. menanggapi informasi laporan keuangan yang diperoleh, ditambah dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa pemerintahan sekarang mengharuskan adanya transparansi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membahas permasalahan yang diteliti, teori-teori tersebut antara lain teori

BAB I PENDAHULUAN. bekerja dengan baik dalam melakukan audit. Salah satu yang merupakan pekerjaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. mengenai asersi tentang kegiatan-kegitan dan kejadian-kejadian ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja seorang auditor dalam

PENGARUH TEKANAN KETAATAN, KOMPLEKSITAS TUGAS DAN KEAHLIAN AUDIT TERHADAP AUDIT JUDGMENT (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Surabaya)

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan pemakai laporan keuangan (Sarwini dkk, 2014). pengguna laporan audit mengharapkan bahwa laporan keuangan yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Charles D, Spielberger (2005:63) menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Audit laporan keuangan berperan untuk mengurangi risiko informasi yang terkandung

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN. besar bagi dunia bisnis. Transaksi bisnis dapat disajikan dalam bentuk elektronik,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki komposisi penduduk dalam rentang usia produktif yang

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan opini atau pendapat terhadap saldo akun dalam laporan

BAB I PENDAHULAN. mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. tinggi independen, integritas dan profesional. BPK wajib untuk mematuhi

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan dunia usaha dewasa ini, semakin banyak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tidaknya pengaruh dari lingkungan etika, pengalaman auditor dan kompleksitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini dunia bisnis sudah tidak asing lagi bagi para pelaku

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN. keuangan historis suatu entitas yang berisi asersi yang dibuat oleh manajemen entitas

BAB I PENDAHULUAN. memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kebangkrutan setelah opini tersebut dikeluarkan. dan kertas, dan komunikasi. Manajemen Enron telah melakukan window

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. para pengguna laporan keuangan untuk pengambilan suatu keputusan. Akuntan

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

BAB I PENDAHULUAN. para pengguna laporan keuangan untuk pengambilan suatu keputusan. Akuntan

BAB I PENDAHULUAN. pelaporan keuangan. Tujuan utama dari pelaporan keuangan adalah menyediakan

BAB I PENDAHULUAN. akuntan didukung oleh sektor perbankan yang mengharuskan calon debiturnya

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, seperti bagi perusahaan yang mengadakan emisi (go public)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berjalannya waktu, perkembangan dunia usaha dan industri

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan suatu entitas bisnis merupakan ciri dari sebuah lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. publik menjadi kritikan karena diasumsikan memberikan informasi yang salah, hal

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum auditing adalah suatu proses sistemik untuk memperoleh dan

PENGARUH PENGALAMAN KERJA TERHADAP PENINGKATAN KEAHLIAN AUDITOR DALAM BIDANG AUDITING (Study Survei di KAP wilayah Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan. Selain digunakan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seorang auditor adalah melakukan pemeriksaan atau audit dan memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Belakangan ini profesi akuntan publik menjadi bagian dari sorotan

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan juga akan berkualitas tinggi. etik profesi. Dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) guna

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seorang auditor dalam proses audit memberikan opini dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (KAP) untuk mengaudit laporan keuangannya. untuk menaikkan tingkat keandalan laporan keuangan. Para pengguna

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta (BEJ) Nomor Kep-306/BEJ/ menyebutkan bahwa perusahaan yang go

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana pengambilan keputusan baik oleh pihak internal maupun pihak

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. (negatif) dan teori Y (positif) (Robbins, 2008:225). Individu yang bertipe X

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. T Pengaruh faktor..., Oktina Nugraheni, FE UI, 2009.

BAB I PENDAHULUAN. semua kepentingan menegakkan kebenaran, kemampuan teknis dan

BAB I PENDAHULUAN. bisnis. Agar tetap bertahan dalam persaingan bisnis yang semakin tinggi para

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terjadinya kasus kegagalan audit dalam beberapa dekade belakangan ini, telah menimbulkan krisis kepercayaan masyarakat mengenai ketidak mampuan profesi akuntansi dalam mengaudit laporan keuangan. Munculnya krisis ini memang beralasan, karena cukup banyak laporan keuangan suatu perusahaan yang mendapat opini wajar tanpa pengecualian, tetapi justru mengalami kebangkrutan setelah opini tersebut dikeluarkan. Tercatat telah terdapat 51 kasus gagal audit besar, dari tahun 1986 sampai dengan tahun 2010. Kasus gagal audit ini tidak hanya menimpa kantor akuntan besar Big4 tetapi juga praktik perorangan lainnya (Daljono dan Fitriani, 2012). Kasus gagal audit dapat menimbulkan dampak yang sangat merugikan di masa depan. Seperti halnya tuntutan hukum, hilangnya profesionalisme, hilangnya kepercayaan publik, dan kredibilitas sosial (Dezoort dan Lord dalam Hartanto, 2001). Selain itu reputasi auditor dari akuntan publik juga menjadi taruhannya. Pencegahan terhadap terjadinya kasus gagal audit merupakan kunci utama dalam mempertahankan reputasi. Untuk mencegah terjadinya kasus gagal audit, auditor dituntut untuk bersikap profesional. Sikap profesionalisme telah menjadi isu yang kritis untuk profesi akuntan karena dapat menggambarkan kinerja akuntan tersebut. Sikap profesionalisme auditor dapat dicerminkan oleh ketepatan auditor 1

2 dalam membuat judgment dalam penugasan auditnya. Dalam Standar Pekerjaan Lapangan No.1 telah disebutkan bahwa pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya. Dimana pekerjaan audit yang dilaksanakan baik dalam tahap perencanaan maupun dalam tahap suvervisi harus melibatkan professional judgment. Ini mengharuskan para auditor untuk senantiasa menggunakan profesional judgment mereka dalam segala proses audit. Badan audit research ternama telah mendemonstrasikan bahwa sejumlah faktor level individu terbukti berpengaruh terhadap keputusan seorang auditor (Solomon dan Shields, 1995) dalam Jamilah,dkk (2007) dan bahwa pengaruh dari keberadaan faktor-faktor ini berubah-ubah seiring dengan meningkatnya kompleksitas tugas yang dihadapi (Tan dan Kao, 1999; Libby, 1995) dalam Jamilah, dkk (2007). Pengujian pengaruh sejumlah faktor tersebut terhadap kompleksitas tugas juga bersifat penting karena kecenderungan bahwa tugas melakukan audit adalah tugas yang banyak menghadapi persoalan kompleks. Alasan yang cukup mendasar mengapa pengujian terhadap kompleksitas tugas untuk sebuah situasi audit perlu dilakukan. Pertama, kompleksitas tugas ini diduga berpengaruh signifikan terhadap kinerja seorang auditor. Kedua, sarana dan teknik pembuatan keputusan dan latihan tertentu diduga telah dikondisikan sedemikian rupa ketika para peneliti memahami keganjilan pada kompleksitas tugas audit. Ketiga, pemahaman terhadap kompleksitas dari sebuah tugas dapat membantu

3 tim manajemen audit perusahaan menemukan solusi terbaik bagi staf audit dan tugas audit. Auditor akan memiliki pengetahuan dan pengalaman mengenai kemungkinan terjadinya salah saji setelah mengaudit sebuah klien untuk beberapa tahun. Tidak adanya pengalaman sebelumnya biasanya membuat auditor menetapkan tingkat risiko bawaan yang lebih tinggi dari pada penugasan ulang tanpa salah saji yang material. Kebanyakan auditor menetapkan risiko bawaan yang tingginya pada penugasan pertama, dan menguranginya pada tahun-tahun berikutnya setelah memperoleh pengalaman (Idris, 2012). Audit judgment dipengaruhi oleh banyak faktor, baik yang bersifat teknis maupun non teknis. Salah satu faktor teknisnya adalah adanya pembatasan lingkup atau waktu audit, sedangkan faktor non teknis seperti aspek-aspek perilaku individu yang dinilai dapat mempengaruhi audit judgment yaitu: gender, tekanan ketaatan, kompleksitas tugas, pengalaman, pengetahuan dan sebagainya. Perilaku individu yang mempengaruhi pembuatan audit judgment banyak menarik perhatian dari praktisi akuntansi maupun akademisi. Namun demikian, meningkatnya perhatian tersebut tidak diimbangi dengan pertumbuhan penelitian di bidang akuntansi perilaku dimana dalam banyak penelitian hal tersebut justru tidak menjadi fokus utama (Yustrianthe, 2012). Auditor selalu dihadapkan dengan tugas-tugas yang kompleks, banyak, berbeda-beda dan saling terkait satu dengan lainnya. Kompleksitas tugas

4 merupakan tugas yang tidak terstruktur, sulit untuk dipahami dan ambigu. Pengujian terhadap kompleksitas tugas dalam audit juga bersifat penting karena kecenderungan bahwa tugas audit adalah tugas kompleks. Adanya kompleksitas tugas yang tinggi dapat merusak judgment yang dibuat oleh auditor (Praditaningrum dan Januarti, 2011). Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) pada seksi 341 menyebutkan bahwa audit judgment atas kemampuan kesatuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya pada ada tidaknya kesangsian dalam diri auditor itu sendiri terhadap kemampuan suatu usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam periode satu tahun sejak tanggal laporan keuangan auditan. Menurut ISA 200 profesional judgment adalah penerapan pengetahuan dan pengalaman yang relevan, dalam konteks auditing accounting dan standard etika, untuk mencapai keputusan yang tepat dalam situasi atau keadaan selama berlangsungnya penugasan audit, dan kualitas pribadi, yang berarti bahwa judgment berbeda di antara auditor yang berpengalaman (tetapi pelatihan dan pengalaman dimaksudkan untuk mendorong konsistensi dalam judgment) (Daljono dan Fitriani, 2012). Hogart (1992) mengartikan judgment sebagai proses kongnitif yang merupakan perilaku pemilihan keputusan. Judgment merupakan suatu proses yang terus menerus dalam perolehan informasi (termasuk umpan balik dari tindakan sebelumnya), pilihan untuk bertindak atau tidak bertindak, penerimaan informasi lebih lanjut. Proses judgment tergantung pada kedatangan informasi sebagai suatu proses unfolds. Kedatangan informasi

5 bukan hanya mempengaruhi pilihan, tetapi juga mempengaruhi cara pilihan tersebut dibuat. Auditing bersifat analitikal, kritikal (mempertanyakan), investigatif (menyelidik) terhadap bentuk asersi. Auditing berakar pada prinsip logika yang mendasari ide dan metodenya. Oleh sebab itu judgment dalam auditing merupakan suatu proses yang penting dan tidak dapat dilepaskan dalam auditing. Dalam pekerjaan audit, judgment merupakan kegiatan yang selalu digunakan auditor dalam setiap proses audit, untuk itu auditor harus terus mengasah judgment mereka. Tepat atau tidaknya judgment auditor akan sangat menentukan kualitas dari hasil audit dan juga opini yang akan dikeluarkan oleh auditor (Daljono dan Fitriani, 2012). Seorang auditor dalam membuat audit judgment disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor tersebut adalah gender, tekanan ketaatan, dan kompleksitas tugas (Siti dan Fanani, 2009) dalam Daljono dan Fitriani (2012), gender, kompleksitas tugas dan pengalaman (Zulaikha, 2006), perbedaan perilaku etis dan tekanan kerja perspektif gender (Hamzah Ardi dan Paramitha, 2008). Dalam penelitian ini faktor yang akan diteliti adalah tekanan ketaatan, kompleksitas tugas, pengetahuan, dan persepsi etis. Atas dasar pemikiran dan asumsi sebagaimana diuraikan diatas, penulis mereplikasi dari penelitian Daljono dan Fitriani (2012), yang membedakan dengan penelitian yang saya lakukan terletak pada obyek penelitiannya, maka judul yang penulis pilih adalah :

6 PENGARUH TEKANAN KETAATAN, KOMPLEKSITAS TUGAS, PENGETAHUAN DAN PERSEPSI ETIS TERHADAP AUDIT JUDGMENT. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah tekanan ketaatan berpengaruh terhadap audit judgment? 2. Apakah kompleksitas tugas berpengaruh terhadap audit judgment? 3. Apakah pengetahuan berpengaruh terhadap audit judgment? 4. Apakah persepsi etis berpengaruh terhadap audit judgment? C. Tujuan Masalah Penelitian ini mempunyai tujuan untuk : 1. Menganalisis pengaruh tekanan ketaatan terhadap audit judgment yang diambil oleh auditor. 2. Menganalisis pengaruh kompleksitas tugas terhadap audit judgment yang diambil oleh auditor. 3. Menganalisis pengaruh pengetahuan terhadap audit judgment yang diambil oleh auditor. 4. Menganalisis pengaruh persepsi etis terhadap audit judgment yang diambil oleh auditor.

7 D. Manfaat Penelitian Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat : 1. Bagi akademisi, untuk mengetahui hasil analisis tentang pengaruh tekanan ketaatan, kompleksitas tugas, pengetahuan dan persepsi etis terhadap audit judgment. 2. Bagi auditor, diharapkan memberikan kontribusi dalam rangka meningkatkan profesionalisme profesi khususnya dalam membuat audit judgment. 3. Bagi Kantor Akuntan Publik (KAP) dan Aparat Pengawasan Intenal Pemerintah (APIP) diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengelolaan SDM untuk meningkatkan kemahiran auditornya melalui peningkatan pengetahuan, pengalaman dan pelatihan auditor. E. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran penelitian yang jelas dan sistematis sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini memuat uraian mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menguraikan teori-teori yang menjadi dasar analisis penelitian yang meliputi pengertian tekanan ketaatan, kompleksitas tugas, pengetahuan, persepsi etis dan audit judgment, penelitian terdahulu, kerangka penelitian, hipotesis. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang jenis penelitian, populasi penelitian, metode pengambilan sampel, jenis data, definisi operasional variabel dan pegukurnnya, metode pengumpulan data, metode pengolahan dan analisis data. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini mencakup hasil penelitian di Kantor Akuntan Publik dan hasil uji analisis. BAB V PENUTUP Bab ini berisi tentang simpulan dari hasil penelitian yang telah dibahas pada bab-bab sebelumnya keterbatasan dan saran-saran.