BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah wahana untuk mengembangkan dan melestarikan. dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang. negara, dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Perilaku-perilaku yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu

Sesuai dengan tujuan pendidikan yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

I. PENDAHULUAN. kebutuhan yang paling mendasar. Dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, dalam rangka mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang tercantum

BAB I PENDAHULUAN. usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang mutlak dibutuhkan oleh seluruh

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan bangsa, mulai dari pembangunan gedung-gedung,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Negara Indonesia termuat dalam pembukaan UUD

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan materi pembelajaran yang bertumpu pada aspek kongnitif. nasional. Profesi guru memiliki peran yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. motivasi belajar. Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, disebutkan. bahwa :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

RENDAHNYA KUALITAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA LAMONGAN

ANALISIS TUJUAN MATA PELAJARAN Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam. Ranah Kompetensi K A P

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan karena

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Negara Indonesia merupakan suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kualitas pendidikan yang lebih baik. mewujudkan hasil pembelajaran yang efektif dan efesien, peranan guru sangat

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yang menjelaskan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan sumber daya

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIMETRI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KREATIF DENGAN PERMAINAN MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana yang penting dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan masyarakat suatu bangsa. Pendidikan diharapkan mampu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mendidik siswanya. Guru selalu menjadi contoh dan teladan para siswanya dalam melakukan

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong kemajuannya dengan kekreatifan guru dan murid. Selain itu,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting yang memengaruhi kualitas. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Diera modern sekarang, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional sebagaimana tercantum dalam garis-garis besar

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sesederhana apapun peradaban suatu masyarakat, di dalamnya terjadi atau

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana tujuan Pendidikan Nasional dalam Undang-Undang No.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peningkatan sumber daya manusia diupayakan melalui pendidikan baik

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadi mandiri. Secara umum dapat dikatakan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah. menunjang tercapainya tujuan pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih dari pada manusia yang tidak berpendidikan. dan karsa. Hal itu tidak akan lepas selama manusia ini masih ingin untuk

BAB I PENDAHULUAN. bangsa ialah dengan pendidikan. Untuk mewujudkan tujuan tersebut maka. menghasilkan perubahan yang positif dalam diri anak.

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan salah satunya adalah bidang pendidikan. proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Penyelenggaraan. pendidikan diharapkan mampu mencetak manusia yang berkualitas yang

DWI KUSTIANTI A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pendidikan dapat berlangsung dalam dua tahapan, yakni proses

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembentukan manusia sempurna melalui pendidikan, di dalam pendidikan berlaku

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana yang efektif dalam pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi-potensi siswa dalam kegiatan pengajaran. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang pesat sekarang ini, akan membawa berbagai dampak

BAB I PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi. Pendidikan menciptakan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional, pasal 1 ayat (1): Pendidikan adalah usaha sadar dan. akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. dikarenakan melalui sektor pendidikan dapat dibentuk manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. berkembang tanpa henti. Pendidikan akan terus berjalan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta

BAB I PENDAHULUAN. yang diharapkan. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku dalam kehidupan seharihari siswa, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat, warga negara, dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Perilaku-perilaku yang dimaksud di atas, adalah seperti yang tercantum di dalam penjelasan Undang - undang tentang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 pasal 45 ayat 1 menyatakan bahwa : Setiap satuan pendidikan formal maupun nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kewajiban peserta didik. (Depdiknas 2003:15) Pendidikan sekolah atau pendidikan formal telah dilaksanakan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat sebagaimana terdapat dalam pasal 1 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menyebutkan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (Depdiknas 2003: 1). 1

2 Sedangkan pemerintah sendiri juga ikut mendorong program pendidikan tersebut dengan dimuatnya suatu peraturan tentang pendidikan di dalam suatu Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 31 ayat (1) disebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan dan ayat (3) ditegaskan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang. Untuk mewujudkan tekad tersebut di atas, dibutuhkan guru-guru yang dapat mengajarkannya dengan baik dan benar, dalam arti guru di tuntut menguasai bahan ajar, guru mampu mengelola program pembelajaran, guru mampu mengelola kelas, menggunakan media dan sumber pengajaran, mengelola interaksi belajar mengajar, guru menguasai landasan-landasan kependidikan, dan guru mampu menilai prestasi belajar siswa untuk kepentingan pengajaran. Hal ini sesuai dengan pendapatnya Samana (1994: 61-67) Hal ini sesuai dengan yang di sampaikan Winarno (2002: 11) bahwa tujuan dari pendidikan itu sendiri adalah untuk memberikan kompetensi kepada siswa dalam hal: 1. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menghadapi isi kewarganegaraan. 2. Berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya. 4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam peraturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

3 Dalam hal ini juga dipertegas dengan lahirnya Undang-undang Nomor 20 tahun 2005 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat (1) menyatakan bahwa bimbingan pengajaran dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Menurut Sunaryo Kartodinoto (1996) Pendidikan juga diartikan suatu proses membawa manusia dari apa adanya kepada bagaimana seharusnya. Selain tersebut di atas, Undang-Undang Nomor 22 tahun 2005 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), maka dengan KTSP inilah tiap tingkat satuan pendidikan berhak menyusun kurikulum sendiri sesuai eksistensi satuan pendidikan yang bersangkutan. Berdasarkan uraian di atas, pendidikan harus dilaksanakan dengan kesadaran dan tanggung jawab yang tinggi dari siswa, orangtua, guru, sekolah, masyarakat dan pemerintah. Dalam proses pembelajaran harus ada pembimbingan, latihan-latihan, percobaan, dan pemahaman para pendidik terhadap kondisi awal siswa, sehingga dapat digunakan untuk memberi motivasi belajar. Menurut Kuswandi (1986: 56), untuk mewujudkan pembelajaran yang optimal guru dituntut memiliki 10 kompetensi dasar : 1. Menguasai bahan 2. Mengelola program pembelajaran 3. Mengelola kelas 4. Menguasai media belajar 5. Menguasai landasan pendidikan 6. Mengelola interaksi dalam pembelajaran 7. Menilai prestasi belajar siswa 8. Mengenal fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan 9. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah 10. Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian untuk keperluan pengajaran.

4 Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut pengembangan kemampuan siswa sekolah dasar dalam bidang ilmu pengetahuan, di antaranya adalah pelajaran matematika yang sangat dibutuhkan untuk melanjutkan belajar ke jenjang yang lebih tinggi, mengembangkan bakat dan minat serta adaptasi dengan lingkungan. Melatih keterampilan siswa untuk berpikir secara kreatif dan inovatif melalui pembelajaran matematika merupakan pelatihan awal bagi siswa untuk berpikir kritis, dalam mengembangkan daya cipta dan minat siswa sejak dini. Sehubungan dengan hal ini, pengajaran matematika mendapat perhatian besar untuk seluruh jenjang pendidikan, terutama tingkat sekolah dasar. Keberhasilan pembelajaran sangat tergantung pada kompetensi guru dan siswa sehingga lebih bermakna apabila menggunakan media dan metode yang tepat untuk mencapai tujuan. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti masih banyak temuan siswa yang kurang memahami materi pembelajaran, sementara guru belum optimal menggunakan sarana dan pra sarana serta memilih metode yang tepat khususnya mata pelajaran matematika. Hal ini sangat dirasakan pada pendidikan tingkat dasar. Matematika sendiri adalah salah satu pelajaran yang diberikan di sekolah tingkat dasar sampai perguruan tinggi, di setiap sekolah dasar maupun perguruan tinggi pelajaran matematika adalah sebagai momok yang menakutkan, oleh karena itu peran kami selaku calon guru ingin merubah pelajaran yang menakutkan menjadi menyenangkan. Matematika adalah salah satu dari mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar. Hal Ini

5 tidak berarti keterampilan yang lain tidak perlu. Matematika adalah pelajaran yang mempelajari tentang hitungan. Akan tetapi, di sekolah dasar (SD), sangat disayangkan pelajaran matematika belum mendapat perhatian yang sepenuhnya dari guru. Ini terbukti, menurut pengamatan penulis, guru jarang sekali memfasilitasi para siswanya mengembangkan pelajaran matematika dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Sehubungan dengan uraian di atas, kegiatan pembelajaran di SD pelajaran matematika menjadi salah satu bagian pengetahuan yang harus diajarkan kepada siswa dan dikuasai oleh siswa. Dengan kemampuan yang dimilikinya, siswa akan mampu berkomunikasi dengan masyarakat di lingkungannya. Pelajaran matematika ini adalah satu keterampilan yang harus dibekalkan kepada setiap siswa sejak dini. Dalam mengajar guru memilih metode yang paling tepat untuk mengatasi kesulitan siswa dalam mengekspresikan ide, gagasan ke dalam bentuk pengajaran. Guru memilih penggunaan metode jumping frog ini diharapkan menjadi solusi dalam pengembangan pengajaran matematika. Dalam menerapkan model ini guru harus menguasai materi yang diajarkan, karena model pembelajaran ini merupakan mata pelajaran yang diujikan atau pelajaran pokok. Pembelajaran matematika semakin baik, karena siswa diberi kesempatan untuk menuangkan ide-idenya ke dalam sebuah pembelajaran secara bebas dan terkendali. Untuk memupuk bakat dan kreativitas siswa perlu diberi bimbinganbimbingan yang berupa pengetahuan dasar tentang cara dan unsur-unsur yang perlu diterapkan dalam pembelajaran matematika. Frekuensi latihan perlu

6 ditambah sehingga timbul rasa senang jika mengikuti pelajaran. Implikasi uraian di atas berkaitan dengan penelitian ini adalah perlu adanya peningkatan kemampuan siswa kelas II dalam pembelajaran matematika melalui penggunaan metode jumping frog. Namun, berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan peneliti, kualitas kemampuan matematika siswa kelas 2 SD Negeri 01 Jatiharjo masih tergolong rendah. Hal ini terlihat ketika mereka diberi pertanyaan secara lisan. Dari 27 siswa di kelas itu, hanya 9 orang yang menjawab secara lancar. Menurut hasil wawancara dengan siswa dan guru kelas 2 SD Negeri Jatiharjo, rendahnya kemampuan siswa disebabkan oleh beberapa faktor. a) Siswa jarang diberi kesempatan menyampaikan pendapatnya.. b) Guru tidak menggunakan kiat-kiat khusus dalam mengajarkan pelajaran matematika kepada siswanya. c) Siswa bosan ketika diajak berkomunikasi dengan guru. Berangkat dari faktor di atas, tampaknya perlu dicarikan alternatif pemecahan agar masalah itu dapat diminimalisir. Salah satu alternatif yang dapat ditempuh adalah dengan cara mengajarkan pelajaran matematika dengan penggunaan metode jumping frog untuk meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas II SD Negeri 01 Jatiharjo, Kecamatan Jatipuro, Kabupaten Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011.

7 B. Perumusan Masalah Perumusan masalah penelitian ini adalah Apakah penggunaan metode jumping frog dapat meningkatkan hasil belajar matematika penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat bagi siswa kelas 2 SD Negeri 01 Jatiharjo Tahun Pelajaran 2010/2011? C. Pemecahan Masalah Siswa yang mendapatkan perhatian dan perlakuan khusus tentunya akan menghasilkan sesuatu yang khusus pula di kelas atau di kelompok belajarnya bahkan perlakuan individual dengan diberikan perlakuan dan perhatian yang lebih baik dalam belajar di sekolah maupun di rumah, tentunya akan mendapatkan penguasaan ketrampilan atau konsep lebih baik pula dalam mata pelajaran yang dipelajarinya. Dalam mempelajari matematika perlu diketahui karakteristik matematika. Menurut Herman Hudoyo dalam Roslina (2005: 15) : karakteristik yang dimaksud antara lain (1) Dalam matematika banyak kesepakatan dan penalaran, (2) Sangat dipertahankan adanya konsistensi atau taat asas, (3) Obyek matematika bersifat abstrak, (4) Susunan atau struktur matematika bersifat hirarkis, (5) Penalaran dalam matematika bersifat deduktif atau aksiomatik. Penjumlahan dan pengurangan merupakan salah satu dasar hitung yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk hitungan penjumlahan dan pengurangan dengan hasil sampai 50, siswa sudah cukup menguasai tapi untuk hitungan lebih dari itu lebih sering menghitung dengan kalkulator karena dianggap lebih praktis dan cepat sehingga pemahaman

8 konsep dengan penghitungan penjumlahan dan pengurangan secara bersusun sangat kurang. Selama ini guru hanya menggunakan cara-cara yang konvensional dalam mengajarkannya kepada siswa. Untuk itu perlu dicarikan suatu strategi ataupun metode pembelajaran agar siswa mendapatkan suatu kemudahan dan merasa senang dalam belajar matematika. Pembelajaran dengan pemilihan metode yang sesuai dengan materi ajarnya telah dikembangkan secara intensif melalui berbagai penelitian, tujuannya supaya siswa dapat menemukan konsep sendiri, terciptanya pembelajaran PAIKEM yang berpusat pada siswa, sehingga dapat tercapai tujuan pembelajaran. Setiap siswa mempunyai kesempatan yang sama untuk sukses. Aktivitas belajar berpusat pada siswa dalam bentuk diskusi, mengerjakan tugas bersama, saling membantu dan saling mendukung dalam memecahkan masalah. Melalui interaksi belajar yang efektif siswa lebih termotivasi, percaya diri, mampu menggunakan strategi berpikir, serta mampu membangun hubungan interpersonal. Penggunaan metode yang tepat dalam pembelajaran memungkinkan semua siswa dapat menguasai materi pada tingkat penguasaan yang relatif sama. Beberapa kelebihan penggunaan metode yang tepat dalam pembelajaran adalah : 1. Melatih siswa dapat memecahkan masalahnya sendiri, baik secara individual maupun secara kelompok. 2. Pembelajaran berpusat pada siswa, guru hanya sebagai fasilitator. 3. Melatih siswa menemukan konsep sendiri.

9 4. Tercapainya tujuan pembelajaran dengan baik, karena siswa yang bermain tanpa sadar siswa itu sedang belajar menemukan konsep. D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan : Untuk meningkatkan hasil belajar matematika penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat bagi siswa kelas 2 SD Negeri 01 Jatiharjo tahun pelajaran 2010/2011 melalui penggunaan metode jumping frog. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi : 1. Bagi Guru : a. Guru mendapatkan pengetahuan tentang penggunaan metode jumping frog yang dapat meningkatkan hasil belajar matematika penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat di kelas II sekolah dasar b. Memudahkan guru dalam penanaman konsep tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat c. Guru bisa menciptakan pembelajaran yang PAIKEM yang berpusat pada siswa. 2. Bagi Siswa : a. Siswa dapat belajar sambil bermain dengan melakukan metode jumping frog dengan hati yang riang gembira. b. Tertanamnya konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada siswa dengan baik. c. Meningkatnya hasil belajar matematikan siswa.