Renaldi, Implementasi Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) pada Mahasiswa Di Lingkungan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Pekanbaru Tahun 2013

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesehatan. Kandungan rokok adalah zat-zat kimiawi beracun seperti mikrobiologikal

TINGKAT PARTISIPASI MAHASISWA DALAM IMPLEMENTASI KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DI UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG

Keywords: Smoking Habits of Students, Parents, Friends, Ads

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN SOSIAL DENGAN PERILAKU MEROKOK SISWA LAKI-LAKI DI SMA X KABUPATEN KUDUS

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menganggap merokok sebuah perilaku yang bisa membuat. ditentukan tidak boleh merokok/ kawasan tanpa rokok.

UNIVERSITAS UDAYANA PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU ANGGOTA SEKAA TERUNA TERUNI TENTANG PERATURAN DAERAH KAWASAN TANPA ROKOK DI DESA KESIMAN

PENGARUH PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DAN DUKUNGAN PENERAPANNYA DI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan politik (Depkes, 2006). Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU SISWA SMA TENTANG BAHAYA ROKOK DI KOTA DENPASAR PASCA PENERAPAN PERINGATAN BERGAMBAR PADA KEMASAN ROKOK

BAB I PENDAHULUAN. sampai saat ini telah dikenal lebih dari 25 penyakit berbahaya disebabkan oleh rokok.

Sri Marisya Setiarni, Adi Heru Sutomo, Widodo Hariyono Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1

BAB I BAB 1 : PENDAHULUAN PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun Oleh karena itu,

ANALISIS FUNGSI FAKTOR KELUARGA DAN PERSEPSI FATWA HARAM MEROKOK PEGAWAI TERHADAP PERILAKU PELAKSANAAN SURAT KEPUTUSAN REKTOR UMY TENTANG MEROKOK

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 : PENDAHULUAN. kehidupan anak sekolah mulai dari SMA, SMP dan bahkan sebagian anak SD sudah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Rokok sudah dikenal manusia sejak tahun sebelum Masehi. Sejak

Alhidayati. Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, STIKes Hang Tuah Pekanbaru

BAB I PENDAHULUAN. Health Organization (WHO) pada tahun 2011 jumlah perokok laki-laki di

Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PENGUNJUNG DI LINGKUNGAN RSUP Dr. KARIADI TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rokok sudah menjadi suatu barang konsumsi yang sudah familiar kita

ABSTRACT. Keywords: Free-smoke area, participation of free-smoke area

Jurnal Kesehatan Masyarakat (Lusia Salmawati, Rasyika Nurul, Febrina D.: 18-26) 18

ANALISIS IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DI KANTOR KELURAHAN KOTA SEMARANG

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gangguan kesehatan. Beberapa masyarakat sudah mengetahui mengenai bahaya

BAB 1 PENDAHULUAN. dikeluarkan oleh asap rokok orang lain (Harbi, 2013). Gerakan anti rokok

BAB I PENDAHULUAN. merokok baik laki-laki, perempuan, anak kecil, anak muda, orang tua, status

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Meskipun terdapat larangan untuk merokok di tempat umum, namun perokok

PENGETAHUAN, SIKAP DAN DUKUNGAN MASYARAKAT TERHADAP KEBIJAKAN KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) PADA 7 KAWASAN YANG DIATUR DI KOTA BATAM

PERSEPSI ANAK SEKOLAH DASAR MENGENAI BAHAYA ROKOK (STUDI PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI PERKOTAAN DAN PEDESAAN DI KOTA DEMAK)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GAMBARAN PENGETAHUAN BAHAYA MEROKOK TERHADAP KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA MASYARAKAT DI DUSUN NGEBEL, KASIHAN BANTUL

Khodijah, Erna Marni, Hubungan Motivasi Kerja Terhadap Perilaku Caring Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau Tahun 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. merokok namun kurangnya kesadaran masyarakat untuk berhenti merokok masih

Hubungan Pergaulan Teman Sebaya Terhadap Tindakan Merokok Siswa Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Septiani, Hubungan Pemberian Makanan Pendamping Asi Dini Dengan Status Gizi Bayi 0-11 Bulan Di Puskesmas Bangko Rokan Hilir

Hubungan Penyuluhan Bahaya Merokok dengan Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Bahaya Merokok di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta

BAB 1 : PENDAHULUAN. tidak menular salah satunya adalah kebiasaan mengkonsumsi tembakau yaitu. dan adanya kecenderungan meningkat penggunaanya.

BAB I PENDAHULUAN. muncul pula tingkat kecanduan yang berbeda-beda dan bentuk implementasi

BAB I PENDAHULUAN. salah satu negara konsumen tembakau terbesar di dunia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan mengakibatkan bahaya bagi kesehatan individu dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah rokok pada hakekatnya sekarang sudah menjadi masalah nasional,

dalam terbitan Kementerian Kesehatan RI 2010).

40 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

TESIS. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kemungkinan sebelas kali mengidap penyakit paru-paru yang akan menyebabkan

STUDI EKSPERIMEN PENGGUNAAN MEDIA LEAFLET DAN VIDEO BAHAYA MEROKOK PADA REMAJA

ANALISIS IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DI PUSKESMAS INDUK KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Salah satu kebiasaan masyarakat saat ini yang dapat di temui hampir

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 112 MANADO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica, dan spesies lainnya atau sintesis

Susmaneli, Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Rambah Hilir I Kabupaten Rokan Hulu 2013

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN TERHADAP KEBIJAKAN KAWASAN TANPA ROKOK PADA SISWA DI SMK NEGERI 3 MANADO

BAB I PENDAHULUAN. baik orang dewasa, remaja, bahkan anak anak. Peningkatan konsumsi rokok

BAB 1 PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi tembakau tertinggi di dunia setelah RRC, Amerika Serikat, Rusia

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 2 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan sebuah kebiasaan yang dapat merugikan. kesehatan baik si perokok itu sendiri maupun orang lain di sekelilingnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. membuktikan secara tuntas bahwa konsumsi rokok dan paparan terhadap asap rokok berbahaya

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PELAJAR DI SALAH SATU SMA DI BANJARMASIN MENGENAI MASALAH MEROKOK

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Higienitas Pasien Skabies di Puskesmas Panti Tahun 2014

Eskalila Suryati 1 ; Asfriyati 2 ; Maya Fitria 2 ABSTRACT

Analisis Proporsi Perokok Tingkat SMK di Kota Semarang

HUBUNGAN TERPAAN PESAN PERINGATAN BAHAYA MEROKOK DAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ROKOK DENGAN MINAT BERHENTI MEROKOK PADA REMAJA BELLA PRAWILIA

FAKTOR KEPATUHAN MAHASISWA DAN KARYAWAN TERHADAP PERATURAN KAWASAN TANPA ROKOK DI LINGKUNGAN KAMPUS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambaran pengetahuan..., Rowella Octaviani, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai tobacco dependency sendiri dapat didefinisikan sebagai

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP ANAK SEKOLAH DENGAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI GODEAN 1 KABUPATEN SLEMAN

Hubungan Perilaku Merokok Orang Tua Dan Teman Sebaya Dengan Perilaku Merokok Pada Remaja Di SMK 2 Mei Bandar Lampung. Gede Merta Mertana

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERILAKU MEROKOK SISWA/SISWI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN YAYASAN PENDIDIKAN INDONESIA MEMBANGUN NAMORAMBE TAHUN 2014

BAB 1: PENDAHULUAN. ketergantungan) dan tar yang bersifat karsinogenik. (1)

Survei Opini Publik dengan Perspektif Ketersediaan Sarana yang Bebas Asap Rokok di Surabaya

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, PERAN KELUARGA DAN SUMBER INFORMASI (MEDIA) DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA PRANIKAH DI SMP 1 PARANG KABUPATEN MAGETAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MASYARAKAT DI LINGKUNGAN VII KELURAHAN SEI SIKAMBING B MEDAN SUNGGAL

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian observasional dengan rancangan Cross Sectional, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Menghisap tembakau merupakan hal kebiasaan telah dikenal sejak lama

Ulfa Miftachur Rochmah. Mahasiswa S1 Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Universitas Negeri Surabaya

IQBAL OCTARI PURBA /IKM

Hubungan Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Ibu dalam Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan Tahun 2011

Kata Kunci: Pengetahuan, Sumber Informasi, Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

The Association between Social Functions and Quality of Life among Elderly in Denpasar

BAB I PENDAHULUAN. dari TCSC (Tobacco Control Support Center) IAKMI (Ikatan Ahli. penyakit tidak menular antara lain kebiasaan merokok.

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SMA DAN REMAJA PUTUS SEKOLAH TERHADAP BAHAYA MEROKOK. Oleh : MEISYARAH KHAIRANI

Hubungan Antara Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Karyawan Dengan Penerapan Manajemen Budaya Keselamatan Dan

UNIVERSITAS UDAYANA NI MADE ARIEK ASRI ARYANTI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA REMAJA DI DESA SUSUKAN KECAMATAN SUMBANG

BAB I PENDAHULUAN. semua orang tahu akan bahaya yang ditimbulkan akibat merokok. Rokok mengandung

Kata Kunci : PHBS, Peran Guru, Peran Orang Tua, Pengetahuan, Sikap, Sarana Prasarana

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN PRAKTIK SENAM LANSIA DI DESA SOBOKERTO, NGEMPLAK, BOYOLALI

Faktor Manajemen Pelaksanaan UKGS Dan Peran Orangtua Terhadap Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar

Transkripsi:

1 Renaldi, Implementasi Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) pada Mahasiswa Di Lingkungan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Pekanbaru Tahun Implementasi Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) pada Mahasiswa di Lingkungan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Pekanbaru No Smoking Area Policy Implementation On Student In Pekanbaru Hang Tuah Institude Of Health Program Studi S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat STIKes Hang Tuah Pekanbaru ABSTRAK Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Hang Tuah Pekanbaru sebagai tempat pelaksanaan proses belajar mengajar bagi mahasiswa sekaligus tempat kerja bagi karyawannya, yang mana seyogyanya tempat tersebut menjadi tempat Kawasan Tanpa Rokok berdasarkan Undang-undang kesehatan.oleh karena itu sejak tahun2011stikes Hang Tuah telah mengeluarkan kebijakan dalam bentuk surat edaran dengan nomor surat No/09/STIKes-HTP/IX/2011/289/mengenai Kawasan Tanpa Rokok di lingkungan STIKes Hang Tuah Pekanbaru.Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Implementasi kebijakan kawasan tanpa rokok (KTR) pada mahasiswa di lingkungan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Pekanbaru Tahun.Metode penelitian dengan desain Cross Sectional dilaksanakan pada bulan juni-juli. Jumlah sampel 350 orang mahasiswa. Prosedur pengambilan sampel dengan cara Proporsional Random Sampling, pengambilan data menggunakan kuesioner dan analisis data dilakukan secara univariat, bivariat dengan uji chi-square, multivariat dengan uji regresi logistic ganda. Hasil penelitian menunjukkan yang tidak mematuhi kebijakan KTR sebanyak 236 orang (67,4%), variabel yang berhubungan dengan implementasi kebijakan KTR adalah pengetahuan kebijakan KTR (OR:15,594; 95%CI: 7,530-32,292) dan lingkungan pergaulan (OR:17,118; 95%CI:9,455-30,992), variabel yang tidak berhubungan dengan implementasi kebijakan KTR adalah pengetahuan bahaya merokok dan pada variabel ini tidak terdapat counfounding. Diharapkan pihak STIKes Hang Tuah Pekanbaru dengan masing-masing prodi yang ada di STIKes Hang Tuah Pekanbaru untuk melakukan tinjauan dan sosisalisasi tentang Kawasan Tanpa Rokok kepada mahasiswa yang masih merokok di lingkungan STIKes Hang Tuah Pekanbaru. Kata kunci : Impelementasi Kebijakan KTR, Pengetahuan, Lingkungan Pergaulan ABSTRACT Reno Renaldi College of Health Sciences ( STIKes ) Hang Tuah Pekanbaru as the implementation of the learning process for students at the same workplace for its employees, which should be a place where the Smoking Area based health legislation. Therefore since 2011 STIKes Hang Tuah has issued a policy in the form of a circular by the number of letters No. / 09 / STIKes - HTP / IX / 2011/289 / on Smoking Area in STIKes environment Hang Tuah Pekanbaru. This study was conducted to determine No Smoking Area Policy Implementation (KTR) On Student In High School Environmental Health Sciences Hang Tuah Pekanbaru in.metode research with cross sectional design was conducted in June-July. Number of samples 350 students. The sampling procedure by using of Proporsional, data collection using of questionnaires and analysis of data conducted by univariate, bivariate chi-square test and multivariate multiple logistic regression. The results showed that do not comply with policies KTR 236 people (67.4%), variables related to the implementation of policies KTR are knowledge policies KTR (OR: 15.594, 95% CI: 7.530 to 32.292) and social environment (OR: 17.118; 95% CI :9,455-30, 992), a variable that is not related to policy implementation KTR is knowledge on the dangers of smoking and these variables are not counfounding. It is expected that Hang Tuah STIKes Pekanbaru with each study program is in STIKes Hang Tuah Pekanbaru to do reviews and socialization about No Smoking Area to students who still smoke in the environment STIKes HangTuah Pekanbaru. Keywords : implementation of policies KTR, knowledge, social environment PENDAHULUAN Pada tahun 2009, pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan, yang juga membahas tentang rokok dan kebijakan mengenai kawasan tanpa rokok pada pasal 113-115. Dalam upaya mewujudkan Indonesia sehat, pemerintah mengeluarkan Peraturan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri No.188/Menkes/PB/I/2011 No. 7 Tahun 2011 Tentang Pedoman Kawasan Tanpa Rokok. Kawasan Tanpa Rokok (KTR) adalah ruangan atau area yang dinyatakan dilarang untuk kegiatan merokok atau kegiatan memproduksi, menjual, mengiklankan dan atau mempromosikan produk tembakau. KTR meliputi fasilitas pelayanan kesehatan, tempat proses belajar mengajar, tempat bermain anak, tempat ibadah, Alamat Korespodensi : Reno Renaldi, STIKes Hang Tuah Pekanbaru, Hp: 085278677770, email: reno_espionage@yahoo.com Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol. 2, No. 5, Nopember 2014 Page 233

Kesehatan Hang Tuah Pekanbaru Tahun angkutan umum, tempat kerja, tempat umum dan tempat lainnya yang ditetapkan (Permenkes No.188 Tahun 2011). Tabel 1 10 Negara dengan Persentase Perokok Terbesar di Dunia Tahun 2008 No Negara % perokok / penduduk 1 China 30% 2 India 11,2% 3 Indonesia 4,8% 4 Rusia 4,8% 5 Amerika serikat 4,5% 6 Jepang 2,8% 7 Brazil 1,9% 8 Bangladesh 1,8% 9 Jerman 1,8% 10 Turki 1,7% Sumber: WHO Report on Global Epidemik, 2008 Dari data di atas Indonesia dinobatkan sebagai Negara dengan konsumsi rokok terbesar nomor tigas etelah China dan India dan di atas Rusia dan Amerika Serikat.Amerika Serikat berhasil mengurangi jumlah perokok di negaranya sedangkan jumlah perokok di Indonesia semakin meningkat (WHO, 2008). Menurut Riset Kesehatan Dasar(Riskesdas) pada tahun 2010,Usia rata-rata seseorang mulai merokok secara nasional adalah usia17,6 tahun. Namun untuk usia yang paling dini ada yang memulai merokok dariusia 5-9 tahun. Adapun prevalensi merokok berdasarkan usianya,usia perokok mulai merokok,dimulai dari usia 5-9 tahun sebanyak 1,7%, usia 10-14 tahun sebesar 17,5%, pada usia 15-19 tahun 43,5%, pada usia 20-24 tahun sebesar 14,6%, Data tersebut menunjukkan betapa memprihatinkannya perilaku merokok pada remaja di Indonesia. Di Provinsi Riau, persentase penduduk yang perokok jenis kelamin Laki-laki dengan prevalensi 66,8% sedangkan untuk jenis kelamin perempuan dengan prevalensi 3,6% dengan total Pervalensi 36,6% (Riskesdas, 2010). Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Hang Tuah Pekanbaru sebagai tempat pelaksanaan proses belajar mengajar bagi mahasiswa sekaligus tempat kerja bagi karyawannya, yang mana seyogyanya tempat tersebut menjadi tempat Kawasan Tanpa Rokok berdasarkan Undang-undang kesehatan. Oleh karena itu sejak tahun2011stikes Hang Tuah telah mengeluarkan kebijakan dalam bentuk surat edaran dengan nomor surat No/09/STIKes- HTP/IX/ 2011/289 mengenai Kawasan Tanpa Rokok di lingkungan STIKes Hang Tuah Pekanbaru. Namun sejak tahun 2011 kebijakan tersebut ditetapkan, masih terlihat dan karyawan maupun mahasiswa yang masih merokok dilingkungan STIKes Hang Tuah Pekanbaru karena masih kuranganya sosialisasi dan informasi tentang kebijakan KTR, Pengetahuan bahaya rokok dapat menyebabkan lingkungan sekitar mahasiswa terutama pada perokok pasif yang menjadi dampak berbahaya yang di timbulkan oleh perokok aktif. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mendapatkan informasi terhadap Implementasi Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) dan faktorfaktor yang berhubungan Pada Pengetahuan tentang kebijakan KTR Pengetahuan tentang bahaya merokok dan Lingkungan pergaulan Mahasiswa di LingkunganSTIKes Hang TuahPekanbarutahun. METODE Jenis penelitian Kuantitatif dengan desain Cross Sectional dilaksanakan pada bulan juni-juli dengan populasinya adalah seluruh mahasiswa di Lingkungan STIKes Hang Tuah Pekanbaru berjumlah 3150 mahasiswa. Prosedur pengambilan sampel dengan cara Proposional Random Sampling, sehingga didapat 350 sampel Untuk menentukan ukuran sampel pada jenis desain penelitian kuantitatif analitik diperlukan informasi sebagai berikut :Sampling Error (SE) : 5%, Confidence Limited (CL): 95%, Proporsi 36,6%. Maka berdasarkan tabel Besar Sampel untuk Estimasi Proporsi P dengan Presisi mutlak d dan Derajat Kepercayaan 95% (Lapau, 2010). Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer untuk variabel independen yaitu data yang langsung didapatkan dari responden, yang dikumpulkan dengan teknik membagikan kuesioner, dengan cara menanyakan apa yang ada pada variabel independen (Pengetahuan tentang kebijakan KTR Pengetahuan tentang bahaya merokok dan Lingkungan pergaulan) data sekunder untuk variabel dependen( Impelentasi Kebijakan KTR).kuesioner dibagikan kepada reponden terlebih dahulu dilakukan uji kuesioner. Dan analisis data dilakukan secara univariat, bivariat dengan uji chi-square, multivariat dengan uji regresi logistik ganda. HASIL Analisis Univariat Hasil uji univariat terdapat 3 variabel independen (Pengetahuan tentang kebijakan KTR Pengetahuan tentang bahaya merokok dan Lingkungan pergaulan) dam 1 variabel dependen (Implementasi Kebijakan KTR) distribusi responden dengan pengetahuan yang baik tentang kebijakan KTR sebanyak 206 responden (58,9%) dan responden dengan pengetahuan yang tidak baik tentang kebijakan Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol. 2, No. 5, Nopember 2014 Page 234

Kesehatan Hang Tuah Pekanbaru Tahun KTR sebanyak 144 responden (41,1%).distribusi responden dengan pengetahuan yang baik tentang bahaya merokok sebanyak 275 responden (78,6%) dan responden dengan pengetahuan yang tidak baik tentang bahaya merokok sebanyak 75 responden (21.4%).distribusi responden yang terpengaruh oleh lingkungan pergaulan sebanyak 156 responden (44,6%%) dan responden yang tidak terpengaruh oleh lingkungan pergaulan sebanyak 194 responden (55,4%).distribusi responden yang melaksanakan kebijakan KTR sebanyak 114 responden (32.6%) dan responden yang tidakmelaksanakan kebijakan KTR sebanyak 236 responden (67,4%).(lihat tabel 2) Analisis Bivariat Hasil uji bivariat terhadapt 3 variabel variabel yang memiliki hubungan yang signifikan terhadap implementasi kebijakan KTR yaitu pengetahuan tentang kebijakan KTR (p<0,000), pengetahuan bahaya merokok (p<0,049), dan lingkungan pergaulan (Pvalue = 0,049). Hasil analisa data diperoleh nilai OR (95% CI) = 15,594 (7,530-32,292) yang berarti mahasiswa dengan pengetahuan tidak baik terhadap kebijakan KTR beresiko 16 kali untuk tidak melaksanakan kebijakan KTR.Hasil analisa data diperoleh nilai OR (95% CI) = 0,571 (0,338 0,966) yang berarti mahasiswa dengan pengetahuan tidak baik bahaya merokok beresiko 0,5 kali untuk tidak melaksanakan kebijakan KTR. Dan Hasil analisa data diperoleh nilai OR (95% CI) = 17.118 (9.455-30.992) yang berarti mahasiswa yang terpengaruh oleh lingkungan pergaulan beresiko 17 kali untuk tidak melaksanakan kebijakan KTR.(lihat tabel 3) Analisis Multivariat Hasil analisis multivariat dapat disimpulkan bahwa variabel yang terdapat hubungan yang signifikan terhadap implementasi kebijakan KTR adalah pengetahuan kebijakan KTR dan Lingkungan pergaulan. Hasil analisis didapatkan bahwa variabel yang paling dominan berhubungan dengan implementasi kebijakan KTR adalah lingkungan pergaulan artinya mahasiswa yang tidak terpengaruh terhadap lingkungan pergaulanlebih terlaksana 26 kali untuk Tidak terlaksananya dengan lingkungan pergaulanyang benar dimana diperoleh nilai (95% CI) = (12,974-53,493).(lihat tabel 4). Tabel 2 Resume Hasil Analisis Univariat Variabel&Kategori n % Pengetahuan Kebijakan KTR Baik (> Mean / 50 %) 206 58.9 Tidak Baik ( Mean/ 50 %) 144 41.1 Pengetahuan Bahaya Merokok Baik (> Mean/ 50 %) 275 78.6 Tidak Baik ( Mean/ 50 %) 75 21.4 Lingkungan Pergaulan Tidak Terpengaruh (> Mean/ 50 %) 194 55.4 Terpengaruh ( Mean/ 50 %) 156 44.6 Implementasi Kebijakan KTR Terlaksana (> Mean/ 50 %) 114 32.6 TidakTerlaksana ( Mean/ 50 %) 236 67.4 Variabel Tabel 3 Resume Hasil Analisis Bivariat ImplementasiKebijakan KTR PValue OR(95% CI) Tidak Terlaksana Terlaksan a Total N % N % N (%) PengetahuanTentangKebijakan KTR Tidak Baik 135 93,8 9 6,2 144(100) Baik 101 49,0 105 105 206(100) PengetahuanTentangBahayaMerokok Tidak Baik 43 57,3 32 42,7 75(100) Baik 193 70,2 82 29,8 275(100) LingkunganPergaulan Terpengaruh 177 91,2 17 8,8 75(100) Tidak Terpenagruh 59 37,8 97 62,2 275(100) 0,000 0,049 0,049 15,594 (7,530-32,292) 0.571 (0.338-0.966) 17.118 (9.455-30.992) Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol. 2, No. 5, Nopember 2014 Page 235

Kesehatan Hang Tuah Pekanbaru Tahun Tabel 4 Pemodelan Multivariat Akhir No Variabel P OR (95%CI) value Lower Upper 1 Pengetahuan 0.000 25,784 11,046 60.184 tentang kebijakan KTR 2 Lingkungan pergaulan 0,000 26,344 12,974 53,493 PEMBAHASAN Pengetahuan kebijakan KTR yang Berhubungan dengan Implementasi Kebijakan KTR Pengetahuan tentang kebijakan KTR berhubungan secara signifikan dengan implementasi kebijakan KTR. Mahasiswa yang pengetahuan kebijakan KTR masih kurang lebih berpeluang 25 kali untuk tidak terlaksananya dengan pengetahuanyang tinggi tentang kebijakan KTR dimana diperoleh nilai (95% CI) = 15,594 (11,046-60,184).Pengetahuan terhadap kebijakan KTR menyebabkan implementasi kebijakan KTR. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Apabila perilaku didasari pengetahuan, kesadaran dan sikap positif maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long tasting). Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama,notoatmodjo (2005). Penelitian ini sesuaidengan penelitian Puswitasari (2012) yang menyatakan adanya hubungan antara pengetahuan peraturan kawasan tanpa rokok dengan tingkat kepatuhan. Namun dalam penelitian Imelda (2012) menyatakan tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dengan tingkat pastisipasi penerapan KTR karena dalam mewujudkn KTR yang berhasil diperlukan kesadaran, kesediaan melakukan yang tumbuh dari dalam lubuk hati sendiri tanpa di paksa orang lain serta memiliki rasa tanggung jawab untuk mewujudkan partisipasi KTR. Hal ini sejalan dengan penelitian Amaliani (2012) yang menyatakan bahwa, tidak ada hubungan pengetahuan siswa yang baik, terhadap tindakan merokok pada siswa SMK Satria Nusantara. Lingkungan Pergaulan Berhubungan dengan Implementasi Kebijakan KTR Lingkungan pergaulan berhubungan secara signifikan dengan implementasi kebijakan KTR. mahasiswa yang tidak terpengaruh terhadaplingkungan pergaulanlebih berpeluang 26 kali untuk Tidak terlaksananya dengan lingkungan pergaulan yang benar dimana diperoleh nilai (95% CI) = (12,974-53,493). Lingkungan pergaulan menyebabkan implementasi kebijakan.pendapat lain menyebutkan, perilaku merokok merupakan fungsi dari lingkungan dan individual. Dengan kata lain, perilaku merokok selain disebabkan dari faktor dalam diri sendiri, juga disebabkan oleh faktor lingkungan. Penelitian ini sesuai dengan penelitian Puswitasari (2012) yang menyatakan adanya hubungan antara pengaruh lingkungan dengan tingkat kepatuhan. Hal ini juga sesuai dengan penelitian Imelda (2012) yang menyatakan adanya hubungan antara sikap tentang rokok dan kebijakan KTR dengan partisipasi penerapan kawasan tanpa rokok. Namun tidak sejalan dengan penelitian Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Purba (2009) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara sikap responden tentang rokok dengan kebiasaan merokok siswa SMA Parulian 1 Medan.Sedangkan menurut Leventhal didapatkan data bahwa merokok pada tahap awal dilakukan dengan teman-temannya (64%), seorang anggota keluarga namun bukan orang tua (23%), namun terdapat pula yang sebagian besar juga dengan orang tua (14%).Hal ini didukung dengan sebuah penelitian oleh Komalasari dan Helmi pada tahun 2000 yang mengatakan bahwa ada tiga faktor penyebab perilaku merokok pada remaja yaitu kepuasan psikologis, sikap permisif orang tua terhadap perilaku merokok remaja dan teman sebayanya. Tabel 5 Hubungan Sebab Akibat Variabel Independen dengan Implementasi Kebijakan KTR di Lingkungan STIKes Hang Tuah Pekanbaru Tahun Butir kriteria Variabel independen Lingkungan pergaulan Temporal +/- +/- Plausibility + + Konsistensi + + Pengetahuan kebijakan KTR Kekuatan asosiasi 26,344 25,784 Dose response relationship - - Jenis disain - - IMPLIKASI HASIL SEBAB AKIBAT Pengetahuan Kebijakan KTR dengan Implementasi Kebijakan KTR Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan kebijakan KTR dengan implementasi kebijakan kawasan tanpa rokok di STIKes Hang Tuah Pekanbaru. Berdasarkan hasil penelitian ada kecenderungan antara yang memiliki pengetahuan Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol. 2, No. 5, Nopember 2014 Page 236

Kesehatan Hang Tuah Pekanbaru Tahun tidak baikterhadap kebijakan KTR di bandingkan dengan yang baik terhadap kebijakan tersebut. Oleh karena itu, Alternatif pemecahan masalahnya adalah kebijakan kampus larangan merokok hendaknya benarbenar diterapkan dan sebaiknya selalu di lakukan monitoring atau pengawasan dan membuat sanksisanksi yang lebih tegas lagi oleh pihak pengambil keputusan agar kebijakan kampus KTR tersebut dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Lingkungan Pergaulan dengan Implementasi Kebijakan KTR Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara lingkungan pergaulan dengan implementasi kebijakan kawasan tanpa rokok di STIKes Hang Tuah Pekanbaru. Berdasarkan hasil penelitian ada kecenderungan antara mahasiswa yang terpengaruh oleh lingkungan pergaulan di bandingkan dengan yang tidak terpengaruh oleh lingkungan pergaulan. Oleh Karena itu, Alternatif pemecahan masalahnya adalah dengan menegur langsung dan memberikan peringatan bagi mahasiswa yang ketahuan merokok di lingkungan kampus karena kerugian akibat asap rokok bukan hanya terkena pada perokok aktif tetapi perokok pasif juga bisa terkena imbas dari asap rokok. Oleh karena itu lingkungan pergaulan yang ada di sekitar kampus juga merupakan peranan yang sangat penting untuk di pantau. Variabel Independen yang Tidak Berhubungan dengan Implementasi Kebijakan KTR Pengetahuan Bahaya Merokok Sebagian mahasiswa memiliki pengetahuan yang baik tentang bahaya merokok.pada penelitian ini sesuai dengan hasil analisis multivariat bahwa variabel pengetahuan tentang bahaya merokok tidak berhubungan dengan implementasi kebijakan KTR.Menurut peneliti hal tersebut disebabkan karena mahasiswa yang sudah tahu tentang bahaya merokok belum memiliki kesadaran untuk merubah perilaku menjadi lebih baik lagi agar tidak merokok. Selain itu juga karena pengaruh teman di lingkungan yang banyak merokok, kebijakan tentang merokok dilingkungan kampus belum berjalan optimal, dan bahaya yang ditimbulkan akibat merokok belum langsung dirasakan oleh mahasiswa karena sebagian besar bahaya merokok merupakan efek jangka panjang yang akan dirasakan. KESIMPULAN Proporsi mahasiswa STIKes HTP tahun yang tidak mematuhi kebijakan KTR sebesar 67,4%. Pengetahuan tentang kebijakan KTR berhubungan dengan implementasi kebijakan KTR artinya mahasiswa dengan pengetahuan tidak baik tentang kebijakan KTR.Lingkungan pergaulan berhubungan implementasi kebijakan KTR artinya mahasiswa yang terpengaruh oleh lingkungan pergaulan.variabel independen yang tidak memiliki hubungan secara statistik signifikan dengan implementasi kebijakan KTR adalah pengetahuan bahaya merokok.dalam penelitian ini tidak terdapat counfounding. SARAN Melakukan sosialisasi kepada mahasiswa STIKes HTP tentang kebijakan KTR khususnya di Lingkungan STIKes HTP agar pengetahuan mahasiswa lebih baik dan mahasiswa bisa menerapkan kebijakan KTR tersebutdan memberikan sanksi-sanksi yang tegas kepada seluruh civitas akademika STIKes HTP yang melanggar peraturan KTR. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih ditujukan kepada Bapak dr. ZainalAbidin, MPH, selaku Ketua Sekolah TinggiI lmu Kesehatan (STIKes) Hang Tuah Pekanbaru. Bapak Prof. DR. Buchari Lapau, dr, MPH selaku Ketua Sidang, Bapak Sumengen Sutomo, SKM, MPH, DrPH sebagai Pembimbing 1 yang telah banyak memberikan dukungan dan arahan, bimbingan, masukan koreksi dalam penulisan ini. DAFTAR PUSTAKA Amaliani,T.2012.Gambaran Karakteristik dan Sosial Budaya keluarga dalam Hal Perilaku merokok siswa SMK Satria Nusantara Binjai.Skripsi FKM-USU.Medan. Di akses 21 Juni. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, (2010), Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2010), Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Chistina, I, 2012. Pengaruh Pengetahuan Dan Sikap Guru Dan Siswa Tentang Rokok Dan Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok TerhadapPartisipasi Dalam Penerapan Kawasan Tanpa Rokok Di Smp Negeri 1 Kota Medan Tahun 2012. Di akses 21 Juni. Kemenkes, RI, 2010. Pedoman Teknis Kawasan Tanpa Rokok ; Jakarta. Lapau, 2010. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Yayasan Pustaka Obor Indonesia, Jakarta. Notoatdmojo, 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka Cinere Peraturan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri No. 188/MENKES/PB/I/2011 No.7 Tahun 2011. PP No.75 Tahun 2005. Kawasan Larangan Merokok. Online (http://www.fas.usda.gov) di akses 27 Februari. Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol. 2, No. 5, Nopember 2014 Page 237

Kesehatan Hang Tuah Pekanbaru Tahun Purba,YC.2009.Hubungan Pengetahuan dan Sikap Remaja Laki-laki Terhadap Kebiasaan Merokok di SMU Parulian 1 Medan.Skripsi FKM-USU Medan. Puswita Sari, A. 2012.faktor kepatuhan mahasiswa dan karyawan terhadap peraturan kawasan tanpa rokok di lingkungan kampus fakultas kedokteran universitas diponegoro. Jurnal Media Medika Utama, Online di akses 8 Mei. Sutris, 2011. Proses Kebijakan Kawasan Dilarang Merokok. Online (http://www.google.com) di akses 27 februari. Undang-Undang Republik Indonesia No.36 Tahun 2009 Pasal 115 Tentang Kawasan Tanpa Rokok. Yudhia, M dan Sri Hidajati, R. Analisis Perilaku Konsumen Rokok Di Kalangan Mahasiswa. Jurnal Ilmiah Magister Manajemen. Online di akses 5 Mei 2012. Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol. 2, No. 5, Nopember 2014 Page 238