II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang panjang diklasifikasikan sebagai berikut :

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai telah dibudidayakan sejak abad ke-17 dan telah ditanam di berbagai daerah di

I. PENDAHULUAN. Kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan tanaman semusim yang menjalar

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu tanaman

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai

TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) berasal dari daratan Cina, yang kemudian

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Botani Tanaman Kacang Panjang. Menurut Tim Karya Tani Mandiri (2011), susunan klasifikasi kacang panjang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan sentra pertanaman kacang panjang yang mempunyai

TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai telah dibudidayakan sejak abad ke-17 dan telah ditanam di berbagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Morfologi dan Agroekologi Tanaman Kacang Panjang. Kacang panjang merupakan tanaman sayuran polong yang hasilnya dipanen

II. TINJAUAN PUSTAKA. Secara morfologi tanaman jagung manis merupakan tanaman berumah satu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Trustinah (1993) sistematika (taksonomi) kacang tanah diklasifikasikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak, berasal

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Tanaman Cabai

METODE PEMULIAAN TANAMAN MENYERBUK SENDIRI

II. TINJAUAN PUSTAKA. spesies. Klasifikasi tanaman ubikayu adalah sebagai berikut:

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max L. Merrill) merupakan tanaman pangan yang sangat dibutuhkan

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai Lingkungan Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

I. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman palawija jenis

I. PENDAHULUAN. Tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang

2 TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan dan Biologi Tanaman Kedelai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

TINJAUAN PUSTAKA. Jagung (Zea mays L) adalah anggota keluarga Graminae, ordo Maydeae, genus Zea (Fischer

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Kedelai Hitam

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Purwono dan Hartono (2012), kacang hijau termasuk dalam keluarga. tumbuhan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

I. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan sumber protein penting di Indonesia. Kesadaran masyarakat

TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Sifat Botani

I. PENDAHULUAN. Kedelai ( Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu tanaman penghasil

Pokok Bahasan: Pemuliaan untuk Tanaman Menyerbuk Sendiri. Arya Widura R., SP., MSI PS. Agroekoteknologi Universitas Trilogi

I. PENDAHULUAN. padi karena banyak dibutuhkan untuk bahan pangan, pakan ternak, dan industri.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Kedelai pertama kali dibudidayakan oleh orang China dan pertama kali

I. PENDAHULUAN. Pemuliaan tanaman adalah suatu metode yang secara sistematik merakit

PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) merupakan tanaman pangan yang. sedangkan produksi dalam negri belum mencukupi, untuk mengatasinya

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. fenotipe yang diamati menunjukkan kriteria keragaman yang luas hampir pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani, yaitu Glycine soja,

TINJAUAN PUSTAKA Botani Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Pemuliaan Tanaman Padi

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Jagung

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu tanaman sumber protein

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu komoditas pangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi dan Botani Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Lahan Kering Masam

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. akar-akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai sumber utama protein nabati. Kontribusi kedelai sangat

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) divisi spermatophyta, subdivisi angiospermae, kelas monocotyledonae,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota

TINJAUAN PUSTAKA. Pakchoy (Brasicca chinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Steenis (2005) klasifikasi tanaman kedelai sebagai berikut

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Sifat Tanaman Kedelai

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang. Menurut Haryanto (2007), tanaman kacang panjang diklasifikasikan sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu komoditas pangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pertama kali mentimun dibudidayakan oleh manusia (seribu) tahun yang

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

1. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan tanaman asli daratan Cina dan telah dibudidayakan sejak 2500

TINJAUAN PUSTAKA. Perakaran kedelai akar tunggangnya bercabang-cabang, panjangnya

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Semangka merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili

TINJAUAN PUSTAKA. Pemadatan Tanah

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 351/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN KACANG PANJANG PARADE SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik berarti melakukan budidaya tanaman tanpa media tanah. Dalam

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. green bean dan mung. Di Indonesia, kacang hijau juga memiliki beberapa nama

I. PENDAHULUAN. Indonesia tinggi, akan tetapi produksinya sangat rendah (Badan Pusat Statistik,

I. PENDAHULUAN. Tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan salah satu tanaman

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Tanaman Gandum

TINJAUAN PUSTAKA. Syarat Tumbuh

PARAMETER GENETIK (Ragam, Heritabilitas, dan korelasi) Arya Widura R., SP., MSi PS. Agroekoteknologi Universitas Trilogi

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman

TINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim.

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sharma (2002) dalam taksonomi tumbuhan, tanaman jagung. Sistem perakaran tanaman jagung mempunyai perakaran yang tersebar

TINJAUAN PUSTAKA. Botani dan Morfologi Kacang Tanah

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Laboratorium Ilmu

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Menurut Haryanto, Suhartini dan Rahayu (1996), klasifikasi tanaman

TINJAUAN PUSTAKA. kelas : Monocotyledoneae, ordo : poales, famili : poaceae, genus : Zea, dan

I. PENDAHULUAN. Produksi kedelai di Indonesia pada tahun 2009 mencapai ton. Namun,

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA.1 Kacang Panjang.1.1 Klasifikasi Tanaman Kacang Panjang Tanaman kacang panjang diklasifikasikan sebagai berikut : Kerajaan Divisi Kelas Sub kelas Ordo Famili Genus : Plantae : Spermatophyta : Angiospermae : Dicotyledonae : Leguminales : Papilionaceae (Leguminoceae) : Vigna Spesies : Vigna sinensis L. (Rukmana, 1995)..1. Morfologi Tanaman Kacang Panjang Tanaman kacang panjang merupakan tanaman perdu semusim. Tanaman ini berbentuk perdu yang tumbuhnya menjalar atau merambat. Batangnya panjang liat dan sedikit berbulu serta berbuku-buku hampir tidak jelas. Daun melekat pada tangkai daun yang agak panjang. Letak daun bersusun tiga, berwarna hijau muda sampai hijau tua. Bunga kacang panjang berbentuk seperti kupu-kupu,

8 terletak pada ujung tangkai yang panjang. Setiap tangkai mempunyai 3-5 bunga. Waktu mekar bunga sangat cepat (kurang lebih jam) dan terbentuknya polong sejak mulai terjadinya fertilisasi serta berlangsung cepat (10-14) dibanding jenis sayuran polong lainnya. Warna bunganya ada yang putih, biru, atau ungu. Biji kacang panjang bentuknya bulat agak memanjang dan pipih, ditengahnya terdapat bintik merah tua atau hitam serta belang-belang (Rukmana, 1995). Buahnya berbentuk polong bulat panjang dan ramping. Warna polong hijau muda sampai hijau keputihan. Setelah tua warna polong putih kekuningan. Panjang polong sekitar 10-80 cm. Penyerbukan silang dengan bantuan serangga dapat juga terjadi dengan kemungkinan 10%. Setiap bunga tidak dapat menjadi buah, hanya 1-4 polong yang dapat menjadi buah. Polong biasanya dapat dipanen pertama kali umur -,5 bulan. Panen berikutnya seminggu sekali dan dapat berlangsung selama 3,5-4 bulan (Haryanto, 007)..1.3 Syarat Tumbuh Tanaman Kacang Panjang Kacang panjang dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran rendah dan dataran tinggi dengan ketinggian 0-1500 m dpl, tetapi yang paling baik di dataran rendah pada ketinggian kurang dari 600 m dpl. Temperatur yang dikehendaki berkisar antara 18 C-3 C dengan suhu optimum 5 C. Tanaman ini membutuhkan banyak sinar matahari. Curah hujan yang diperlukan berkisar antara 600-000 mm/tahun. Waktu tanam yang baik adalah pada awal atau di akhir musim hujan (Tim karya tani mandiri, 011).

9 Jumlah dan distribusi curah hujan sangat berpengaruh terhadap produksi kacang panjang. Hujan yang cukup pada saat tanam sangat dibutuhkan agar tanaman dapat berkecambah dengan baik. Distribusi curah hujan yang merata selama periode tumbuh akan menjamin keberhasilan pertumbuhan. Selain itu, kelembapan tanah yang cukup pada fase awal pertumbuhan, fase berbunga, dan fase pembentukan polong sangat penting untuk mendapatkan produksi yang tinggi (Tim karya tani mandiri, 011). Tanaman tumbuh baik pada tanah latosol atau lempung berpasir yang subur, gembur, banyak mengandung bahan organik, aerasi dan drainasenya baik. Pertumbuhan yang optimum, diperlukan derajat keasaman (ph) tanah antara 5,5-6,5. Bila ph dibawah 5,5 dapat menyebabkan tanaman mudah diserang penyakit layu dan bila ph terlalu basa (diatas ph 6,5) menyebabkan pecahnya nodulanodula (bintil-bintil) akar dan gejala menguningnya daun. Hal ini mengingat tanaman kacang panjang yang ditanam pada tanah basa akan sulit menyerap unsur hara seperti Nitrogen, Besi, Mangan, Seng, Borium, dan lain-lain (Rukmana, 1995). Karakter kacang panjang yang diinginkan konsumen adalah warna polong hijau, tingkat kematangan sedang, bentuk polong bulat dengan panjang sedang (40-60 cm) dan diameter polong (0,5-1 cm) permukaan polong halus mengkilat, rasanya renyah dan manis, jumlah biji serta ketebalan daging sedang (Ameriana dan Soetiarso, 1998 dalam Ulum, 007).

10. Pemuliaan Kacang Panjang Pemuliaan kacang panjang dilakukan oleh lembaga pemerintah dan perusahaan swasta. Kriteria seleksi penting adalah komponen hasil dan kualitas hasil. Komponen hasil berhubungan dengan panjang dan jumlah polong per tanaman. Selain komponen dan kualitas hasil, pemuliaan kacang panjang juga diarahkan pada ketahanan terhadap beberapa penyakit yang disebabkan oleh jamur dan virus. Pemuliaan kacang panjang diawali dengan koleksi plasma nutfah, kemudian dilanjutkan persilangan dan seleksi (Syukur, 01). Kacang panjang merupakan tanaman menyerbuk sendiri dengan presentasi penyerbukan silang kurang dari 5%. Metode pemuliaan kacang panjang sama dengan metode pemuliaan tanaman menyerbuk sendiri lainnya. Varietas utama yang dihasilkan dari kegiatan pemuliaan kacang panjang adalah varietas galur murni. Metode seleksi pemuliaan kacang panjang meliputi seleksi massa, seleksi galur murni, silsilah (pedigree), seleksi bulk, turunan biji tunggal (single seed descend), dan silang balik (back cross) (Syukur, 01). 1. Seleksi massa Seleksi massa merupakan metode pemuliaan yang paling tua dan paling sederhana dibandingkan dengan metode pemuliaan tanaman lainnya. Pemuliaan dapat memperbaiki suatu sifat dari populasi yang diseleksi dengan tetap mempertahankan ciri populasi. Karakter yang menjadi target seleksi merupakan karakter kualitatif atau mempunyai heritabilitas tinggi seperti warna atau ketahanan terhadap penyakit tertentu. Karakter yang mempunyai heritabilitas

11 rendah seperti hasil, perbedaan fenotipe sulit dibedakan dan sangat dipengaruhi lingkungan. Seleksi massa dilakukan pada populasi homozigot heterogen.. Seleksi galur murni Seleksi galur murni merupakan seleksi tanaman tunggal dari populasi homozigot heterogen. Seleksi ini berdasarkan pada teori bahwa keragaman dalam suatu populasi heterozigot disebabkan oleh keragaman genetik dan lingkungan, sedangkan keragaman dalam galur murni disebabkan oleh keragaman lingkungan. Seleksi ini ditujukan pada populasi sebelum hibridisasi, tetapi dapat juga untuk populasi bersegregasi (seleksi pedigree). 3. Seleksi silsilah (pedigree) Seleksi silsilah merupakan salah satu seleksi pada populasi bersegregasi. Pencatatan setiap anggota populasi bersegregasi hasil persilangan merupakan ciri dari seleksi silsilah. Pencatatan berguna untuk mengetahui silsilah atau hubungan tetua dengan turunannya. Jika dibandingkan metode lain, metode ini memerlukan talenta/bakat/keahlian/kemampuan dari pemulia. 4. Seleksi bulk Metode bulk merupakan metode untuk membentuk galur-galur homozigot dari populasi bersegregasi melalui selfing selama beberapa generasi tanpa seleksi. Metode ini memerlukan lebih sedikit pekerjaan dibandingkan dengan metode pedigree. Selama tumbuh bercampur, terjadi seleksi alam sehingga tanaman yang tidak tahan menghadapi tekanan lingkungan akan tertinggal pertumbuhannya atau mati.

1 5. Turunan biji tunggal (TBT) Metode turunan biji tunggal (single seed descend) banyak diterapkan pada tanaman berpolong, seperti kedelai. Metode ini dimulai dengan persilangan dua tetua berbeda. Pada keturunan hasil persilangan tidak dilakukan seleksi, tetapi diambil satu biji secara acak dari setiap tanaman. Oleh karena tidak ada seleksi maka tidak terjadi perubahan frekuensi gen tetapi dengan penyerbukan sendiri hanya merubah frekuensi genotipe. 6. Silang balik (back cross) Metode silang balik digunakan untuk memperbaiki varietas yang sudah mempunyai karakter agronomi dan adaptasi yang baik, tetapi kurang baik pada satu atau beberapa karakter saja. Metode silang balik adalah menyilangkan kembali turunannya dengan salah satu tetuanya (tetua recurrent) selama beberapa generasi untuk memindahkan gen dari tetua donor ke tetua recurrent (penerima)..3 Keragaman Suatu populasi tanaman yang diperhatikan dan dicermati, akan terlihat bahwa setiap individu anggota tanaman memiliki perbedaan antara tanaman yang satu dengan tanaman lainnya berdasarkan sifat yang dimiliki. Keragaman sifat individu setiap populasi tanaman tersebut dinamakan keragaman. Besar kecilnya keragaman dan tinggi rendahnya rata-rata populasi tanaman yang digunakan sangat menentukan keberhasilan pemuliaan tanaman (Mangoendidjojo, 003). Keragaman terjadi disebabkan oleh adanya pengaruh lingkungan dan faktor keturunan atau genetik. Keragaman yang terjadi karena adanya pengaruh

13 lingkungan sering dinyatakan sebagai non-heritable variation atau keragaman yang tidak diturunkan. Keragaman yang timbul karena faktor genetik dinamakan heritable variation atau keragaman yang diturunkan. Variasi genetik dapat terjadi karena adanya percampuran materi pemuliaan, rekombinasi genetik sebagai akibat adanya persilangan-persilangan, adanya mutasi ataupun poliploidisasi (Mangoendidjojo, 003). Ragam lingkungan terjadi karena sifat yang muncul akibat faktor lingkungan seperti kesuburan tanah, iklim, kelembaban, suhu, dan lain-lain. Keragaman dari suatu populasi dapat diperluas dengan memperbanyak jumlah galur yang akan diuji. Besarnya nilai keragaman genetik pada suatu populasi menentukan nilai duga heritabilitas suatu karakter. Keragaman genetik sangat menentukan keberhasilan seleksi. Apabila keragaman genetik luas maka seleksi dapat dilaksanakan, sedangkan apabila keragaman sempit maka seleksi tidak dapat dilaksanakan karena populasi tersebut relatif seragam (Poepadarsono, 1988 dalam Sa diyah dkk., 013). Penilaian secara visual ataupun dengan pengukuran dalam pemuliaan tanaman didasarkan pada apa yang dilihat atau tampak. Perwujudan yang tampak disebut fenotipe yang merupakan penampilan suatu genotipe tertentu pada lingkungan dimana mereka tumbuh. Karakter yang muncul dari suatu tanaman merupakan hasil dari genetik dan lingkungan, yaitu P = G + E, dimana P adalah fenotipe, G adalah genotipe, dan E adalah lingkungan (Syukur, 01).

14.4 Heritabilitas Definisi heritabilitas (heritability) menurut Rachmadi (000) adalah suatu parameter genetik yang mengukur kemampuan suatu genotipe dalam populasi tanaman untuk mewariskan karakteristik-karakteristik yang dimiliki. Heritabilitas menyatakan perbandingan antara besaran ragam genotipe dengan besaran total ragam fenotipe dari suatu karakter (Syukur, 01). Konsep heritabilitas adalah efektifitas seleksi untuk suatu sifat tergantung pada kepentingan relatif dari faktor genetik dan non-genetik dalam ekspresi fenotipe antara genotipe di dalam populasi (Fehr, 1987). Seleksi akan efektif apabila keragaman genetik dan heritabilitas bernilai luas. Sebaliknya apabila keragaman genetik sempit dan heritabilitas rendah, maka seleksi tidak dapat dilakukan. Heritabilitas (H) adalah rasio varian genotipik terhadap varian fenotipik suatu karakter. H = (σ g ) / (σ f ) = (σ g ) / (σ g + σ e ) Varian fenotipik dapat dibagi ke dalam komponen-komponennya, σ f = σ e + σ g σ e = varian eror (bias penelitian/bias lingkungan) σ g = varian genetik diantara individu-individu Varian genotipik (σ g ) terdiri dari varian genetik aditif (σ A ), varian dominan (σ D ), dan varian epistasis (σ EP ), σ g = σ A + σ D + σ EP (Syukur, 01). Sesuai dengan komponen varian genetiknya, kemudian dibedakan adanya heritabilitas dalam arti luas (broad sense heritability) dan heritabilitas dalam arti

15 sempit (narrow sense heritability). Heritabilitas dalam arti luas merupakan perbandingan antara varian genetik total dan fenotipe (Syukur, 01). Sifat-sifat yang dikendalikan oleh gen aditif dalam pemuliaan tanaman diharapkan memiliki kemajuan seleksi yang besar dan cepat. Heritabilitas dapat diduga dengan menggunakan cara perhitungan varian keturunan dan dengan perhitungan komponen varian dari analisis varian (Mangoendidjojo, 003). Hermiati (001) dalam Maretha (009) menyatakan bahwa suatu karakter yang dikendalikan oleh sedikit gen disebut karakter kualitatif dan yang dikendalikan oleh banyak gen disebut karakter kuantitatif. Nilai H bisa dinyatakan dalam persen atau desimal. Nilai tertinggi 100% atau 1,0. Nilai 1,0 menunjukkan bahwa semua variansi disebabkan oleh perbedaan genetik, tetapi bila nilai 0,0 (tidak bisa kurang dari 0,0) maka tidak ada variansi dalam populasi yang disebabkan oleh faktor genetik.