BAB II KAJIAN TEORITIS. lambang IPSI. Ketiga trisula melambangkan unsur seni, beladiri dan olahraga dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2016 KONTRIBUSI KESEIMBANGAN, KELENTUKAN PANGGUL DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL TENDANGAN SABIT CABANG OLAHRAGA PENCAK SILAT

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu tentu juga didukung oleh kecepatan, kekuatan gerakan dan kemampuan. sencak silat dilakukan dengan cepat dan kuat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

SIKAP HORMAT DAN TEGAK

BAB I PENDAHULUAN. pencak silat akan menghadapi lawan dengan gerakan yang terpola dan terukur.

PENGARUH PELATIHAN DECLINE PUSH-UP TERHADAP KECEPATAN PUKULAN LURUS PADA SISWA EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT MADRASAH ALIYAH NEGERI BATUDAA

MELATIH SIKAP DAN GERAK DASAR PENCAK SILAT BAGI PESILAT PEMULA. Oleh: Agung Nugroho, A.M. Dosen Jurusan Pendidikan Kepelatihan FIK UNY

BAB I PENDAHULUAN. waktu, dan tempat dengan selalu menjaga kehormatan masing-masing secara

BAB I A. Latar Belakang

2015 PENGARUH LATIHAN SQUAT D AN LATIHAN PNF TERHAD AP HASIL SMASH KED ENG PAD A PERMAINAN SEPAKTAKRAW

BAB I PENDAHULUAN. beladiri yang beragam. Beladiri asli dan yang paling tua di Indonesia adalah

I. PENDAHULUAN. Pencak silat adalah suatu seni bela diri tradisional yang berasal dari Indonesia.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pencak Silat adalah salah satu cabang olahraga yang sudah dipertandingkan

BAB I PENDAHULUAN. gerakan badan. Jadi, olahraga berarti gerak badan atau aktivitas jasmani. Olahraga

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan suatu rangkaian yang utuh, tidak dapat dipisah-pisahkan,

Kegiatan Belajar 3. Aktivitas Olahraga Beladiri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

d. Pembelajaran Menahan Siku Lawan di Atas Pundak Cara melakukannya adalah sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

RIZQI DAHLIA A. LASANDRE HENDRO KUSWORO SURIYADI DATAU

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

BAB IV BELA DIRI. 108 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK

BAB I PENDAHULUAN. Karate merupakan olahraga bela diri yang mempunyai ciri khas yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Gulat merupakan salah satu cabang olahraga beladiri individu. Olahraga

I. PENDAHULUAN. kegiatan olahraga ditempuh melalui tiga pilar, yaitu olahraga pendidikan, olahraga

BAB I PENDAHULUAN. dan Asia setelah diselenggarakanya Kejuaraan Dunia Pecak Silat1 di Jakarta pada

BAB I PENDAHULUAN. Games, Asian Beach Game, dan Kejuaraan Dunia, Gerakan dasar pencak silat

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS. terbukti hampir diseluruh dunia memainkan olahraga ini. Menurut Sindhu dkk

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESES PENELITIAN. dilemparkan lurus ke belakang sehingga tubuh kelihatan lurus seperti sikap tubuh

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Shella Abdillah Sunjaya, 2013

BAB I PENDAHULUAN. berkembang menjadi salah satu pertandingan olahraga prestasi di berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. wadah yang di sebut IPSI ( Ikatan Pencak Silat Sealuruh Indonesia ).

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS. sepak bola. Karena dengan jump heading pemain bisa melakukan tehnik bertahan

BAB I PENDAHULUAN. permainan, perlombaan dan kegiatan intensif dalam rangka memperoleh

BAB II KAJIAN TEORITIS. kemampuan melakukan aktifitas olahraga. Menurut Tangkudung yang dikutip

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cabang olahraga atletik adalah salah satu nomor cabang yang tumbuh dan berkembang seiring dengan kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V KEBUGARAN JASMANI. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 117

BAB III METEDOLOGI PENELELITIAN. Yang dilaksanakan selama 16 kali pertemuan dengan frekuensi 4 kali seminggu

BAB VIII RENANG. 150 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pendidikan nasional, yang sesuai dengan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. yang lemah dan pada keduanya ada kebaikan, sebagai seorang muslim wajib

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. menghasilkan lompatan yang sejauh-jauhnya. Dalam pelaksanaannya,lompat jauh

BAB IV HASIL PENELITIAN

bab 1 gerak dasar kata kunci berjalan memutar melempar berlari mengayun menangkap melompat menekuk menendang

OTOT TUNGKAI DENGAN KECEPATAN TENDANGAN SABIT PADA ATLET PENCAK SILAT UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bola voli merupakan media untuk mendorong. pertumbuhan fisik, perkembangan piksi, keterampilan motorik, pengetahuan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Permainan bola tangan dimainkan oleh dua tim yang masing-masing tim

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

BAB I PENDAHULUAN. usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

II. TINJAUAN PUSTAKA. regu yang saling berhadapan dengan masing-masing regu terdiri dari sebelas

PROGRAM SEMESTER TAHUN PELAJARAN 2016 / 2017

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan salah satu sarana dalam pembangunan bangsa, khususnya pembangunan dalam bidang jasmani

BAB I PENDAHULUAN. kualitas fisik dan bertujuan untuk meningkatkan penampilan olahraga. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. bergantung kepada faktor, kondisi,dan pengaruh-pengaruh dalam menuju sebuah

BAB II KAJIAN TEORI. baik (Djumidar A. Widya, 2004: 65). kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya.

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. yaitu Athlon yang berarti memiliki makna bertanding atau berlomba (Yudha

I. PENDAHULUAN. sehingga dengan mempelajari taekwondo, pikiran, jiwa dan raga kita secara

Idris Mohamad mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga ; Drs. Ahmad Lamusu, S.Pd M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan dan

BAB I PENDAHULUAN. terarah dan berkesinambungan. Karate adalah satu dari sekian banyak olahraga

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI)

Berbagai Bentuk dan Kombinasi Gerak Dasar Anak Usia dini

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Atletik merupakan aktifitas jasmani yang terdiri dari gerakan-gerakan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan yang sangat cepat. Manusia dalam berolahraga

JUJUR GUNAWAN MANULLANG

(Wulanda Paulutu, Risna Podungge, Syarif Hidayat)

I. PENDAHULUAN. banyak orang yang menggemari olahraga ini baik anak-anak, remaja maupun

I. PENDAHULUAN. unsur yang berpengaruh terhadap semua jenis olahraga. Untuk itu perlu

ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016

BAB 1 GERAK DASAR KATA KUNCI BERJALAN MEMUTAR MELEMPAR BERLARI MENGAYUN MENANGKAP MELOMPAT MENEKUK MENENDANG

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cabang olahraga yang berpotensi menyumbangkan medali di setiap

SATUAN ACARA PERKULIAHAN PELATIHAN CABANG OLAHRAGA PENCAK SILAT (TEORI DAN PRAKTEK)

BAB I PENDAHULUAN. kesegaran jasmani dan berpengaruh pula pada peningkatan prestasi pada cabang

BAB I PENDAHULUAN. Gulat merupakan salah satu cabang olahraga beladiri individu yang berasal

I. PENDAHULUAN. dalam atletik merupakan gerakan-gerakan yang biasa di lakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia (IPSI) didirikan pada tanggal 18 Mei 1948 di Surakarta, yang di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. olahraga tidak akan datang dengan sendirinya, melainkan prestasi tertinggi hanya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis untuk mendorong, membina serta mengembangkan potensi jasmani,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ayunan. Terdapat berbagai macam lari, misalnya: sprint (lari cepat), lari

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori

BAB I PENDAHULUAN. dimainkan oleh berbagai kelompok umur, dari anak-anak, pemula, remaja, dewasa

I. PENDAHULUAN. watak serta peradaban bangsa yang bermatabat, dan merupakan salah satu tujuan

PEMERIKSAAN KESEGARAN JASMANI ANAK USIA SEKOLAH LANJUTAN. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or NIP

LAMPIRAN 7. Prosedur Pelaksanaan Tes. Prosedur tes : pernafasan atau dapat pula untuk mengukur VO2 Max. kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa dipisahkan. Didalam hidup manusia dituntut untuk dapat menjaga

BAB II TINJAUAN TEORITIS

LAMPIRAN 1. INSTRUMEN PENELITIAN Test of Gross Motor Development 2 (TGMD-2)

BAB I PENDAHULUAN. yaitu gaya bebas (free style) dan gaya greco-roman (Romawi-Yunani).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dimana terdiri dari dua tim beranggotakan masing-masing tim terdiri dari enam

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai prestasi yang maksimal, banyak. Harsono (2000:4) mengemukakan bahwa: Apabila kondisi fisik atlet dalam

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 2: , Agustus 2016

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan olahraga. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari setiap

Transkripsi:

BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hakekat Pencak Silat Ikatan pencak silat indonesia (IPSI) memandang pencak silat sebagai sesuatu kesatuan (catu tunggal), seperti tercermin dalam senjata trisula pada lambang IPSI. Ketiga trisula melambangkan unsur seni, beladiri dan olahraga dan gagangnya mewakili unsur-unsur mental-spiritual. Penampkan tiap-tiap aspek pencak silat tersebut menggambarkan tujuan keberadaan satu sama lain sebagai satu kesatuan. Sebagai aspek mental-spiritual, pencak silat lebih banyak menitikberatkan pada pembentukkan sikap dan watak kepribadian pesilat yang sesuai dengan falsafah budi pekerti luhur. Pada aspek beladiri,pencak silat bertujuan untuk memperkuat naluri manusia untuk membela diri terhadap berbagai ancaman dan bahaya. Muhajir ( 2006: 47), pencak silat dapat diartikan dalam 2 kata, pencak artinya gerak dasar beladiri yang terikat pada peratutan dan digunakan dalam belajar, latihan dan pertunjukkan. Sedangkan silat diartikan sebagai gerak beladiri yang sempurna, yang bersumber pada kerohanian yang suci murni, guna keselamatan diri atau kesejahteraan bersama, menghindarkan diri/manusia dari bala atau bencana (perampok, penyakit dan segala sesuatu yang jahat atau merugikan masyarakat. Abdus syukur (sucipto, 2012: 16) menyatakan, pencak adalah gerakan langkah keindahan dengan menghindar, yang disertakan gerakan yang berunsur

komedi. Sedangkan, silat adalah unsur teknik beladiri menangkis, menyerang dan mengunci yang tidak dapat diperagakan didepan umum. Lubis, (2004 : 07) pencak silat adalah suatu gerak terencana, terarah, terkoordinasi dan terkendali, yang mempunyai empat aspek sebagai satu kesatuan yaitu aspek mental spiritual, aspek beladiri, aspek olahraga, aspek seni budaya 2.1.2. Kelas Yang Dipertandingankan Pembagian kelas untuk kategori tanding didasarkan pada berat badan dengan penggolongan menurut umur dan jenis kelamin. Golongan remaja untuk putra dan putri 14 s.d. 17 tahun dan golomgan dewasa untuk putra dan putri berumur 17 s.d. 35 tahun. Untuk golongan remaja putra dan putri terdiri dari 9 kelas yaitu : Kelas A Kelas B Kelas C Kelas D Kelas E Kelas F Kelas G Kelas H Kelas I diatas 39 42 kg diatas 42 45 kg diatas 45 48 kg diatas 48 51 kg diatas 51 54 kg diatas 54 57 kg diatas 57 60 kg diatas 60 63 kg diatas 63 67 kg Untuk golongan dewasa putra dan putri terdiri dari sepuluh kelas yaitu : Kelas A diatas 45-50 kg Putra/Putri Kelas B diatas 50-55 kg Putra/Putri

Kelas C diatas 55 60 kg Putra/Putri Kelas D diatas 60 65 kg Putra/Putri Kelas E diatas 65 70 kg Putra/Putri Kelas F diatas 70 75 kg Putra/Putri Kelas G diatas 75 80 kg Putra Kelas H diatas 80 85 kg Putra Kelas I diatas 85 90 kg Putra Kelas J diatas 90 95 kg Putra 2.1.3. Teknik teknik Dalam Pencak Silat a. Teknik Dasar Teknik dasar dalam pencak silat pada usia diantaranya adalah : 1. Teknik pukulan ( pukulan depan, bawah dan atas ) a. Pukulan depan adalah teknik pukulan yang dilakukan dngan cara meluruskan lengan kearah depan dengan posisi telapak tngan mengepal. Sasaran pukulan depan adalah pada bagian dada lawan. Adapun tahapan dalam mengajarkan teknik pukulan depan sebagian berikut : Pesilat melakukan sikap kuda kuda tengah, kedua lengan disamping pinggang. Selanjutnya meluruskan lengan kearah depan ( dada lawan ) dengan posisi telapak tangan mengepal Posisi badan di pertahankan tegak, pandangan lurus kedepan dan kuda kuda di pertahankan.

b. Pukulan bawah adalah pukulan yang dilakukan dengan cara mengayunkan lengan menggunakan lintasan dari bawah sasaran pukulan adalah pada bagian uluh hati. Adapun tahapan dalam mengajarkan teknik pukulan bawah adalah sebagai berikut : Pesilat melakukan sikap kuda kuda tengah, kedua lengan di samping pinggang. Selanjutnya adalah mengayunkan lengan dengan lintasan dari bawah ke arah uluh hati lawan dengan posisi telapak tangan mengepal. Posisi badan mengikuti arah gerakan lengan, pandangan lurus kedepan, dan telapak kaki sejajar dengan lengan pemukul di usahakan jinjit. c. Pukulan atas adalah teknik pukulan yang dilakukan dengan cara mengayunkan lengan menggunakan lintasan dari sampinng atas. Telapak tangan mengepal dan sasaran pukulan adalah pada bagian pelipis/kepala lawan. Adapun tahap daam mengerjakan teknik pukulan atas adalah sebagai berikut : Pesilat melakukan sikap kuda kuda tengah, kedua lengan disamping pinggang Selanjutnya adalah mengayunkan lengan dengan lintasan dari bawah ke arah uluh hati lawan dengan posisi telapak tangan mengepal.

Posisi badan mengikuti arah gerakan lengan, pandangan lurus kedepan, dan telapak kaki sejajar dengan lengan pemukul di usahakan jinjit. 2. Teknik Tendangan ( lurus, sabit dan T ) a. Tendangan lurus adalah serangan yang menggunakan sebelah kaki dan tungkai, lintasannya ke arah depan dengan posisi badan menghadap kedepan, dengan kenaannya pangkal jari jari bagaian dalam, dengan sasaran uluh hati dan dagu. b. Tendangan sabit adalah tendangan yang lintasannya setangah lingkaran kedalam, dengan sasaran seluruh bagian tubuh, dengan punggung telapak kaki atau jari telapak kaki. c. Tendangan T adalah serangan yang menggunakan sebelah kaki dan tungkai, lintasannya lurus kedepan dan kenaannya pada tumit, telapak kaki dan sisi luar telapak kaki, posisi lurus, biasanya digunakan untuk serangan samping dengan sasaran seluruh bagian tubuh. 3. Teknik belaan/jatuhan ( atas dan bawah ) a. Sapuan rebah, serangan menyapu kaki dengan cara merabahkan diri bertujuan menjatuhkan, bisa dengan sapuan rebah belakang (sirkel belakang). b. Guntingan, teknik menjatuhkan lawan yang dilakukan dengan menjepit kedua tungkai kaki pada sasaran leher, pinggang atau tungkai lawan sehingga lawan jatuh.

c. Tangkapan, teknik menangkap tangan, kaki ataupun anggota badan lawan dengan satu atau dua tangan dan akan dilajutkan dengan gerakan lain. d. Bantingan, teknik menjatuhkna dan mengangkat anggota tubuh lawan, yang diawal dengan teknik tangkapan lawan. Dalam pertandingan pencak silat terdapat beberapa perbedaan dengan beladiri lain karena didalamnya harus menampilkan sikap pasang, pola langkah, selaberang dan kembali kesikap pasang. Hal ini dilakukan dengan menggunakan teknik pukulan, tendangan dan juga teknik guntingan maupun jatuhan dan tangkapan sehingga dapat mencapai hasil yang optimal. Teknik teknik dasar yang terdapat dalam pencak silat adalah suatu gerak yang terencana, terarah, terkoordinasi dan terkendali yang mempunyai empat aspek sebagai satu kesatuan yaitu aspek mental spiritual, aspek beladiri, aspek olahraga dan aspek seni budaya. Dalam olahraga pencak silat terdapat berbagi macam teknik maupun taktik yang sering digunakan dalam pertandingan yaitu : 1. Serangan tangan dapat dilakukan dengan menggunakan pukulan depan, serangan ini menggunakn lengan dengan tangan mengepal yang lintasannya lurus kedepan, serta alat penyasarnya adalah dua mata tangan dan sasarnnya berada pada bagian atas, tangah maupun bawah. 2. Serangan kaki/tendanganterdiri dari beberapa jenis yaitu a. Tendangan lurus b. Tendangan sabit

c. Tendangan T d. Tendangan putar Keempat tendangan diatas yang sering digunkan dalam pertandingan pencak silat. 3. Belaan adalah salah satu upaya untuk menggagalkan serangan lawan dengan menggunakan tangkisan atau hindaran, yang dikatakan dengan hindaran adalah salah satu teknik belaan untuk menggagalkan serangan lawan dengan melakukan tindakan menahan serangan lawan dengan tangan, kaki dan tubuh. 4. Hindaran adalah teknik yang menggagalkan serangan lawan yang dilakukan tanpa menyentuh lawan. Pada pertandingan teknik hindaran dapat dilakukan dengan cara elakan dan egosan. Hal ini dilakukan untuk menggagalkan serangan lawan sehingga lawan tidak mendapatkan poin. 5. Sapuan dan guntingan adalah salah satu teknik yang sering digunakan untuk menjatuhkan lawan serta memperoleh nilai/poin. 6. Bantingan/tangkapan adalah salah satu teknik tangkapan tangan, kaki maupun anggota badan lawan dengan gerakan lain dengan menggunakan satu atau dua tangan akan dilanjutkan dengan gerakan lain. Hal ini dilakukan untuk menjatuhkan lawan. 2.2. Tendangan T Lubis, (2004 : 28), tendangan T adalah serangan yang menggunakan sebelah kaki dan tungkai, lintasannya lurus kedepan dan kenaannya pada tumit,

telapak kaki dan sisi luar telapak kaki, posisi lurus, biasanya digunakan untuk serangan samping, dengan sasaran seluruh bagian tubuh. Tendangan mempunyai beberapa keuntungan antara lain tendangan mendapatkan nilai yang cukup tinggi yaitu dua point. Jangkauannya lebih panjang serta mempunyai power yang lebih besar dibandingkan dengan serangan lain yaitu pukulan hanya memperoleh nilai satu Nugroho (dalam Azizi 2013:2). Gambar 1 : Tendangan T Doc Pribadi 2.3. Hakekat Latihan Latihan adalah aktivitas fisik yang direncanakan, terstruktur, dan berulang-ulang untuk tujuan pengkondisian setiap bagian dari tubuh. Latihan ini digunakan untuk meningkatkan kesehatan, menjaga kebugaran dan penting untuk meningkatkan suatu kemampuan yang dilatih. Wasis Djoko Dwiyogo (dalam Yanto, 2011 : 15) latihan adalah segala daya upaya untuk meningkatkan secara menyeluruh baik kesegaran jasmani maupun kandisi fisik seorang atlit.

Harsono, (dalam hadjarati : 2009 : 126) latihan adalah proses yang sistematis dari berlatih yang dilakukan secara berulang-ulang dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan secara intensitas latihannya. Sedangkan tujuan utamanya adalah untuk membantu atilt meningkatakan keterampilan dan prestasi olahraganya semaksimal mungkin. Nosseck (1982:10) menyatakan bahwa, Latihan adalah suatu proses atau dengan kata lain periode waktu yang berlangsung selama beberapa tahun sampai atlet tersebut mencapai standar penampilan yang tinggi. Pemilihan suatu metode latihan yang tepat merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program latihan. Pemilihan metode latihan yang tepat tersebut berdasarkan pada beberapa faktor, yaitu : 1) Tujuan umum melatih 2) Tugas-tugas tertentu 3) Kekhususan cabang olahraga 4) Kedewasaan fisik dan mental atlit 5) Tingkat kemampuan atlet (Yusuf Hadisasmita & Aip Syarifudin; 1992:142) Agar dapat mencapai hasil sesuai yang diharapkan, program latihan yang disusun dan dilakukan harus memperhatikan prinsip-prinsip latihan secara benar. Prinsip- prinsip latihan berbeban yang perlu digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan latihan, menurut E.L. Fox yang dikutip M. Sajoto (1995:30-31) yaitu: 1. Prinsip overload (beban lebih) 2. Prinsip penggunaan beban secara progresif

3. Prinsip pengaturan latihan 4. Prinsip kekhususan program latihan Katch dan McArdle (dalam Hadjarati, 2009 : 135) dalam melakukan latihan perlu diketahui tentang intensitas latihan yaitu dengan cara menghitung : takaran intensitas latihan DNM dimana (DNM) denyut nadi maksimal = 220 umur (dalam tahun). Takaran intensitas latihan : untuk olahraga prestasi : 80% - 90 % dari DNM, sedangkan untuk olahraga kesehatan : antara 70% - 85% dari DNM. 2.3.1. Latihan Sprint Dalam latihan ini menggunakan jarak yang sangat pendek ± 5 meter. Dalam hal ini pesilat harus melakukan lari dengan kecepatan maksimal sepanjang jarak yang harus ditempuh. Lari cepat atau sprint yaitu perlombaan lari yang semua peserta berlari dengan kecepatan penuh dengan menepuh jarak 100 m, 200 m dan 400 m (Muhajir, 2006:36). Penjasorkes (2009 : 125) Lari cepat atau sprint adalah lari yang dilakukan mulai dari garis start hingga garis finish dengan kecepatan maksimal. 2.3.2. Latihan Lompat Dalam latihan ini atlit harus melompati box/kotat dengan cara mengangkat kedua kaki dan kedua paha sama rata. Latihan box jump dimulai dengan berdiri pada dua kaki selebar bahu, kemudian melakukan lompatan kedepan dengan mendarat diatas kotak setinggi 30

40 cm, kemudian lompat ke bawah lagi lalu lompat kekotak selanjutnya dan seterusnya. Menurut Chu, (dalam putra, 2013 : 4 ) box jump adalah latihan yang memakai beberapa kotak dengan metode latihan dilakukan dengan berbagai gerakan dimana ukuran dan tinggi kotak dapat disesuaikan. Bompa, (dalam putra, 2013 : 4) box jump adalah lompat dari kotak dengan tingginya divariasikan, lakukan lompatan spontan setinggi mungkin. 2.3.3. Latihan Lari Zig-zag Sujoto (2013:07) Lari zig-zag (lari belok-belok) adalah suatu bentuk latihan yang dilakukan dengan gerakkan berkelok-kelok melewati rambu-rambu yang telah disiapkan untuk melatih kemampuan berubah arah dengan cepat. Joseph R. Weinstein (dalam Yudersa, 2012 : 05) zig zag run adalah latihan yang menggunakan 5 cones dengan jarak 5 yard dimana latihan tersebut dilakukan dengan sprint melewati cones. Paul Larkins dan Tonny Abbots (dalam Yudersa, 2012 : 05) zig zag run adalah metode latihan yang dilakukan dengan perubahan posisi secara langsung dengan berlari zig zag. Jadi lari zig-zag adalah suatu bentuk latihan dengan gerakakan berkelokkelok melewati yang menggunakan 5 cones dengan jarak 5 yard dilakukan dengan sprint.

2.3.4. Latihan Kombinasi Latihan kombinasi sama halnya dengan latihan koordinasi dimana latihan koordinasi merupakan suatu aktivitas yang memadukan beberapa unsur gerak untuk membentuk gerakan tunggal. Menurut Schmidt (1988:265), koordinasi merupakan perpaduan gerak dari dua atau lebih persendian yang satu sama lainnya saling berkaitan dalam menghasilkan satu keterampilan gerak. Menurut Sajoto (1995 : 9), koordinasi adalah kemamapuan seseorang mengintegrasikan bermacam-macam gerakan yang berbeda kedalam pola gerakan tunggal secara efektif. Latihan kombinasi yang dimaksud adalah menggabungkan antara latihan sprint, lompat dan lari zig-zag menjadi satu bentuk latihan. 2.3.5. Frekuensi Kecepatan Frekuensi adalah banyaknya getaran yang terjadi dalam kurun waktu satu detik. Kecepatan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan yang sejenis secara berturut-turut dalam waktu sesingkat-singkatnya. Hariono (2007 : 72) kecepatan adalah kemampuan seseorang dalam melakukan gerak atau serangkaian gerak secepat mungkin sebagai jawaban terhadap rangsangan. Sukadiyanto (dalam Hariono, 2007 :73) kecepatan merupakan kualitas kondisional yang memungkinkan seseorang untuk melakukan gerakan dan bereaksi secara cepat terhadap rangsangan.

Latihan kecepatan sebaiknya diberikan pre-season atau setelah atlit memiiki strenght, fleksibilitas, dan daya tahan tubuh yang cukup ( Mashar dan Dwinaharu, 2010: 57). Jadi frekuensi kecepatan adalah banyaknya gerak atau getaran yag dilakukan secara berturut-turut dan berulang-ulang dalam waktu yang sesingkatsingkatnya dengan tujuan untuk meningkatkan kecepatan. 2.3.6. Aplikasi Latihan Kombinasi Sprint, Lompat dan Lari zig-zag Latiahan ini dilakukan dengan cara berurutan mulai dari lari sprint, kemudian lompat melewati kotak, kemudian sprint mundur secara diagonal setelah itu lari zig-zag. 2.4. Kerangka Berpikir Pencak silat adalah salah satu cabang olahraga beladiri yang sempurna yang bersumber pada kerohanian suci murni guna untuk keselamatan diri. Pencak silat juga merupakan salah satu materi ekstrakulikurel pokok di tiap sekolah sehingga siswa harus memiliki kemampuan bersilat dengan berbagai metode latihan. Penigkatan kecepatan terhadap tendangan T memiliki unsur-unsur yang menunjang. Salah satu penunjang yang dimaksud adalah unsur-unsur penunjang fisik yang terdiri dari : kecepatan, keseimbangan dan teknik. Apabila pelatih menerapkan suatu latihan dengan baik, maka akan berpengaruh terhadap kecepatan tendangan pada pencak silat. Hal ini dapat di kembangkan secara maksimal apabila ditunjang dengan latihan yang teratur dan disiplin. Begitu pentingnya tendangan T bagi pesilat sehingga penulis memiliki ide dasar untuk mempercepat gerakkan tendangan T agar tidak mudah tertangkap

lawan, salah satunya adalah dengan latihan kombinasi sprint, lompat dan lari zigzag. 2.5. Hipotesis Penelitian Berdasarkan uraian diatas maka penulis dapat mengambil hipotesis penelitian yaitu: terdapat pengaruh latihan kombinasi sprint, lompat dan lari zigzag terhadap frekuensi tendangan T pada siswa ekstrakrikuler pencak silat di SMK N 1 BULANGO UTARA.