PENGARUH LAMA WAKTU CURING TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO DENGAN CAMPURAN 6% ABU SEKAM PADI DAN 4% KAPUR

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENAMBAHAN KAPUR DENGAN LAMANYA WAKTU PERAWATAN (CURING) TERHADAP KEKUATAN DAN PENGEMBANGAN (SWELLING) TANAH LEMPUNG EKSPANSIF

Pengaruh Lama Waktu Curing Terhadap Nilai CBR Dan Swelling Pada Tanah Lempung Ekspansif Di Bojonegoro Dengan Campuran 15% Fly Ash

Yanuar Eko Widagdo, Yulvi Zaika, Eko Andi Suryo ABSTRAK Kata-kata kunci: Pendahuluan

Pengaruh Penambahan Abu Ampas Tebu dan Semen Terhadap Karakteristik Tanah Lempung Ekspansif Di Bojonegoro

Kata kunci: lempung ekspansif, perawatan, abu sekam padi, CBR, tingkat pengembangan (swelling).

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU DAN SERBUK GYPSUM TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GYPSUM DENGAN LAMANYA WAKTU PENGERAMAN (CURING) TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GYPSUM

PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN CAMPURAN (DENGAN SLAG BAJA DAN FLY ASH) PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING

Pengaruh Penambahan Abu Ampas Tebu dan Kapur Terhadap Karakteristik Tanah Lempung Ekspansif Di Bojonegoro

BAB IV HASIL PENELITIAN. dilakukan di laboratorium akan dibahas pada bab ini. Pengujian yang dilakukan di

PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN CAMPURAN DENGAN KOMPOSISI 75% FLY ASH DAN 25% SLAG BAJA PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING

Pengaruh Penambahan Semen, Abu Sekam Padi dan Abu Ampas Tebu pada Tanah Lempung Ekspansif di Bojonegoro terhadap Nilai CBR, Swelling, dan Durabilitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMANFAATAN LIMBAH PABRIK GULA (ABU AMPAS TEBU) UNTUK MEMPERBAIKI KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG SEBAGAI SUBGRADE JALAN (059G)

PENGARUH WAKTU PEMERAMAN TERHADAP NILAI CBR TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN ABU SERBUK KAYU

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO

PENGARUH LAMA WAKTU CURING TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO DENGAN CAMPURAN 6% ABU SEKAM DAN 4% FLY ASH

POTENSI PENAMBAHAN DOLOMIT DAN BOTTOM ASH TERHADAP PENINGKATAN NILAI CBR TANAH EKSPANSIF

STABILISASI TANAH LEMPUNG DENGAN CAMPURAN PASIR DAN SEMEN UNTUK LAPIS PONDASI JALAN RAYA. Anwar Muda

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI. Anwar Muda

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI. Anwar Muda

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Variasi Jarak dan Panjang Kolom Stabilisasi Tanah Ekspansif Di Bojonegoro dengan Metode Deep Soil Mix Tipe Single Square

PENGARUH PENAMBAHAN KAPUR TERHADAP KEKUATAN DAN PENGEMBANGAN (SWELLING) PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF BOJONEGORO

STABILISASI TANAH EKSPANSIF DENGAN PENAMBAHAN KAPUR (LIME): APLIKASI PADA PEKERJAAN TIMBUNAN

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN PENELITIAN

Seminar Nasional : Peran Teknologi di Era Globalisasi ISBN No. :

Pengaruh Penambahan Bahan Stabilisasi Merk X Terhadap Nilai California Bearing Ratio (CBR)

LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA PEMANFAATAN KLELET ( LIMBAH PADAT INDUSTRI COR LOGAM ) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT PADA BETON KEDAP AIR

Arif Rahman Putranto, Yulvi Zaika, Eko Andi Suryo ABSTRAK Kata kunci: Pendahuluan

PENGARUH PENGGUNAAN ABU CANGKANG KELAPA SAWIT GUNA MENINGKATKAN STABILITAS TANAH LEMPUNG

STUDI SIFAT FISIK TANAH ORGANIK YANG DISTABILISASI MENGGUNAKAN CORNICE ADHESIVE. Iswan 1) Muhammad Jafri 1) Adi Lesmana Putra 2)

PENGARUH CAMPURAN ABU SABUT KELAPA DENGAN TANAH LEMPUNG TERHADAP NILAI CBR TERENDAM (SOAKED) DAN CBR TIDAK TERENDAM (UNSOAKED)

PEMANFAATAN KAPUR SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN VARIASI UKURAN BUTIRAN TANAH

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. terhadap pengujian tanah tanpa bahan tambah. limbah cair pabrik susu 35%

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PENAMBAHAN KAPUR TERHADAP NILAI PLASTISITAS TANAH LEMPUNG DI KABUPATEN FAKFAK PROVINSI PAPUA BARAT

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH GEDE BAGE BANDUNG DENGAN ENZIM DARI MOLASE TERFERMENTASI

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR

PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI TERHADAP NILAI KUAT DUKUNG TANAH DI BAYAT KLATEN

PENGARUH JARAK DAN PANJANG KOLOM DENGAN DIAMETER 5CM PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG EKSPANSIF MENGGUNAKAN METODE DSM BERPOLA TRIANGULAR

PEMANFAATAN KAPUR DAN FLY ASH UNTUK PENINGKATAN NILAI PARAMETER GESER TANAH LEMPUNG DENGAN VARIASAI LAMA PERAWATAN

ANALISIS PENINGKATAN NILAI CBR PADA CAMPURAN TANAH LEMPUNG DENGAN BATU PECAH

PENGARUH PENAMBAHAN AIR DIATAS KADAR AIR OPTIMUM TERHADAP NILAI CBR DENGAN DAN TANPA RENDAMAN PADA TANAH LEMPUNG YANG DICAMPUR ABU TERBANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH KADAR LEMPUNG DAN KADAR AIR PADA SISI BASAH TERHADAP NILAI CBR PADA TANAH LEMPUNG KEPASIRAN (SANDY CLAY)

PENGARUH RESAPAN AIR (WATER ADSORPTION) TERHADAP DAYA DUKUNG LAPIS PONDASI TANAH SEMEN (SOIL CEMENT BASE)

TANAH LEMPUNG NON EKSPANSIF

TINJAUAN SIFAT PLASTISITAS TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR ABSTRAKSI

III. METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa tanah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KADAR LEMPUNG DENGAN KADAR AIR DIATAS OMC TERHADAP NILAI CBR DENGAN DAN TANPA RENDAMAN PADA TANAH LEMPUNG ORGANIK

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009

BAB I PENDAHULUAN. bangunan. Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau

COMPARISON ADDITION CEMENT AND LIME IN CLAY SOIL EXPANSIVE OF SWELLING POTENTIAL

PENGARUH SIKLUS BASAH KERING PADA SAMPEL TANAH TERHADAP NILAI ATTERBERG LIMIT

KATA PENGANTAR. Alhamdulillahirabbil alamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas

Anas Puri, dan Yolly Adriati Jurusan Teknik Sipil Universitas Islam Riau Jl. Kaharuddin Nasution 113 Pekanbaru-28284

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMANFAATAN LIMBAH PUPUK KIMIA SEBAGAI BAHAN STABILISASI TANAH (Studi Kasus Tanah Lempung Tanon, Sragen)

PENGARUH PENAMBAHAN LIMBAH GYPSUM TERHADAP NILAI KUAT GESER TANAH LEMPUNG

PENGARUH PENCAMPURAN ABU SEKAM PADI DAN KAPUR UNTUK STABILISASI TANAH EKSPANSIF

PENGARUH VARIASI JARAK DAN PANJANG DEEP SOIL MIX (DSM) 15% FLY ASH DIAMETER 3 CM BERPOLA PANELS TERHADAP DAYA DUKUNG TANAH EKSPANSIF DI BOJONEGORO

A.S.P Jurnal Volume 1 Nomor 1, Mei 2012

PERBAIKAN SUBGRADE DENGAN SERBUK BATA MERAH DAN KAPUR (STUDI KASUS TANAH LEMPUNG TANON SRAGEN )

PERBAIKAN PENGEMBANGAN TANAH MENGGUNAKAN ZAT ADDITIVE KAPUR DENGAN PEMODELAN ALAT KONSOLIDASI

STUDI PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH LEMPUNG DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN

PEMANFAATAN MILL SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP NILAI CBR TANAH LEMPUNG DESA NAMBUHAN, PURWODADI, GROBOGAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Daya Dukung Tanah Lempung dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

HASIL DAN PEMBAHASAN. (undisturb) dan sampel tanah terganggu (disturb), untuk sampel tanah tidak

METODE PENELITIAN. Lampung yang telah sesuai dengan standarisasi American Society for Testing

PERBAIKAN TANAH DASAR JALAN RAYA DENGAN PENAMBAHAN KAPUR. Cut Nuri Badariah, Nasrul, Yudha Hanova

STUDY DAYA DUKUNG TANAH LEMPUNG LUNAK MENGGUNAKAN ECOMIX. Setyanto 1) Andius Dasa Putra 1) Erik Permana 2)

BAB V RESUME HASIL PENELITIAN

TINJAUAN VARIASI DIAMETER BUTIRAN TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG KAPUR (STUDI KASUS TANAH TANON, SRAGEN)

Vol.16 No.1. Februari 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

PENGARUH VARIASI DIAMETER SOIL CEMENT COLUMN SKALA LABORATORIUM UNTUK STABILISASI TANAH LEMPUNG PLASTISITAS TINGGI PADA INDEKS LIKUIDITAS 1 DAN 1.

TINJAUAN PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG KECAMATAN SUKODONO YANG DISTABILISASI DENGAN GARAM DAPUR (NaCl) PUBLIKASI ILMIAH

PENGARUH WAKTU PENGERASAN PADA KEKUATAN PAVING BLOCK YANG MENGGUNAKAN CLAY, SEMEN, DAN PASIR. Andius Dasa Putra 1) Setyanto 1) Noor Syarifah Hasan 2)

KAJIAN EFEKTIFITAS SEMEN DAN FLY ASH DALAM STABILITAS TANAH LEMPUNG DENGAN UJI TRIAXIAL CU DAN APLIKASI PADA STABILISASI LERENG ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

INVESTIGASI SIFAT FISIS, KUAT GESER DAN NILAI CBR TANAH MIRI SEBAGAI PENGGANTI SUBGRADE JALAN ( Studi Kasus Tanah Miri, Sragen )

PENAMBAHAN LEMPUNG UNTUK MENINGKATKAN NILAI CBR TANAH PASIR PADANG ABSTRAK

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sampel tanah asli di laboratorium didapatkan hasil :

TUGAS AKHIR STABILISASI TANAH ORGANIK DENGAN PENAMBAHAN FLY ASH (STUDI KASUS : JALAN STADION, KOTA KENDAL)

TINJAUAN KUAT TEKAN BEBAS DAN PERMEABILITAS TANAH LEMPUNG TANON YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR DAN FLY ASH. Tugas Akhir

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STABILISASI TANAH LEMPUNG MENGGUNAKAN KERIKIL UNTUK MENINGKATKAN DAYA DUKUNG (CBR) DI LABORATORIUM SEBAGAI BAHAN TIMBUNAN

Pengaruh Kandungan Material Plastis Terhadap Nilai CBR Lapis Pondasi Agregat Kelas S

PENGARUH KAPUR TERHADAP TINGKAT KEPADATAN DAN KUAT GESER TANAH EKSPANSIF

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEMANFAATAN LIMBAH BETON SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG KECAMATAN SUKODONO KABUPATEN SRAGEN

A.Gumay 1,a* Mustopa 2,b

DAFTAR ISI. TUGAS AKHIR... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PENGESAHAN PENDADARAN... iii. PERNYATAAN... iv. PERSEMBAHAN... v. MOTTO...

Pengaruh Penambahan Abu Ampas Tebu dan Kapur pada Tanah Ekspansif di Bojonegoro terhadap nilai CBR, Swelling dan Durabilitas

Transkripsi:

PENGARUH LAMA WAKTU CURING TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO DENGAN CAMPURAN 6% ABU SEKAM PADI DAN 4% KAPUR Restu Hermawan Prasetyo, Yulvi Zaika, As ad Munawir Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Jalan MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia E-mail: restu.hermawan.prasetyo@gmail.com ABSTRAK Banyak daerah di Indonesia yang memiliki jenis tanah lempung ekspansif, hampir 20% dari luasan tanah di Pulau Jawa dan kurang lebih 25% dari luasan tanah di Indonesia merupakan tanah lempung ekspansif. Tanah dari daerah Bojonegoro merupakan tanah lempung ekspansif. Dari hasil pengujian fisik tanah diketahui bahwa tanah di daerah Bojonegoro merupakan tanah lempung ekspansif dengan nilai CBR 3,909% dan nilai swelling 3,982%, oleh karena itu tanah tersebut memerlukan upaya stabilisasi pada tanah tersebut. Stabilisasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah pencampuran bahan aditif berupa abu sekam padi dan kapur. Dalam penelitian ini dilakukan pengujian pendahuluan dengan pencampuran kadar abu sekam padi 5%, 6%, dan 6,5%. Berdasarkan hasil dari pengujian pendahuluan, kadar optimum abu sekam padi adalah 6%, sehingga digunakan campuran 6% abu sekam padi dan 4% kapur. Dari hasil penelitin ini menunjukan bahwa pencampuran tanah asli dengan 6% abu sekam padi dan 4% kapur menghasilkan nilai CBR sebesar 18,432% dan nilai swelling 0,221%. Dengan melakukan curing pada campuran tanah asli dengan 6% abu sekam padi dan 4% kapur menghasilkan nilai CBR dan swelling yang lebih baik. Waktu curing selama 14 hari menghasilkan peningkatan nilai CBR yang signifikan. Nilai CBR setelah curing 14 hari menjadi 31,735% dengan nilai swelling 0,15%. Waktu curing untuk menghasilkan CBR terbesar dan swelling terkecil adalah 14 hari.. Curing selama 14 hari dapat meningkatkan nilai CBR sebesar 845% dan nilai swelling turun hingga 2160%. Kata kunci: Lempung Ekspansif,, Kapur, CBR, Swelling, Curing PENDAHULUAN Latar Belakang Tanah merupakan material yang terdiri dari agregat (butiran) mineralmineral padat yang tidak tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain dan dari bahan-bahan organik yang telah melapuk (yang berpatikel padat) disertai dengan zat cair dan gas yang mengisi ruangruang kosong diantara partikel-partikel padat tersebut. Banyak daerah di Indonesia yang memiliki jenis tanah lempung ekspansif, hampir 20% dari luasan tanah di Pulau Jawa dan kurang lebih 25% dari luasan tanah di Indonesia merupakan tanah lempung ekspansif. Kondisi tanah di wilayah Kecamatan Ngasem Kabupaten Bojonegoro merupakan tanah lempung ekspansif dimana pada kondisi saat musim kemarau tanah akan menjadi keras dan saat musim hujan tanah tersebut akan menjadi lembek. Berdasarkan dari penelitianpenelitian sebelumnya, pencampuran bahan additive dalam tanah lempung ekspansif dapat memperbaiki kualitas dari tanah tersebut. Bahan additive yang digunakan pada penelitian ini adalah abu sekam padi (Rice Husk Ash) dan kapur (lime). Penelitian yang telah dilakukan Idharmahadi Adha, (2011) dengan memanfaatkan abu sekam padi sebagai pengganti semen pada metoda stabilisasi tanah di Lampung didapatkan prosentase abu sekam padi sebesar 6% yang ternyata dapat meningkatkan daya dukung tanah dengan nilai CBR lebih dari 100% dan dalam penelitiannya, didapatkan hasil bahwa abu sekam padi hanya efektif berfungsi pada kadar 6% untuk memperbaiki sifat-sifat tanah dan meningkatkan daya dukung tanah yang distabilisasi, semakin banyak abu sekam yang digunakan, daya dukung akan terus mengalami penurunan. Penambahan kapur pada penelitian stabilisasi tanah ekpansif di daerah Cipularang, Karawang yang dilakukan oleh Sutikno dan Budi Damianto, (2009) didapatkan nilai signifikan pengaruhnya terhadap stabilitas tanah (CBR) terjadi pada saat penambahan kadar kapur 4% - 6%. 1

Penelitian ini akan melakukan uji CBR (California Bearing Ratio) dan uji swelling pada tanah lempung ekspansif di Kecamatan Ngasem Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Dari penelitian yang dilakukan oleh Gogot Setyo Budi, dkk (2002) didapatkan hasil penambahan abu sekam padi dan kapur dapat meningkatkan kekuatan tanah hingga 300%, akan tetapi tidak banyak yang mencantumkan masa pemeraman (curing) yang tepat untuk mendapatkan hasil yang optimum. Oleh karena itu, penelitian ini ingin mengetahui waktu pemeraman yang baik untuk mendapatkan hasil yang optimum pada tanah ekspansif di Kecamatan Ngasem Kabupaten Bojonegoro dengan variasi waktu pemeraman 14 hari, 21 hari dan 28 hari. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan dari lama perawatan (curing) pada penambahan campuran bahan additive abu sekam padi (RHA) dan kapur (lime) terhadap pengembangan (swelling) dan nilai CBR pada tanah lempung ekspansif di Kecamatan Ngasem Kabupaten Bojonegoro. 2. Untuk mengetahui lama waktu perawatan (curing) yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil yang paling besar dari penambahan campuran bahan additive abu sekam padi (RHA) dan kapur (lime) terhadap pengembangan (swelling) terkecil dan nilai CBR terbesar pada tanah lempung ekspansif di Kecamatan Ngasem Kabupaten Bojonegoro. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Lempung Tanah lempung yang sebagian besar terdiri dari partikel mikroskopis dan submikroskopis dimana partikelpartikel tersebut tidak dapat dilihat dengan jelas bila hanya dilihat dengan mikroskopis biasa. Partikel-partikel tersebut berbentuk lempenganlempengan pipih dan merupakan partikel-partikel dari mika, mineralmineral lempung (clay minerals), dan mineral-mineral yang sangat halus lainnya. (Braja M. Das, 1988:9) Klasifikasi Tanah Klasifikasi tanah dapat Berdasarkan Unified Soil Classification System (USCS) dan atau berdasarkan AASHTO Gambar 1 Grafik Plastisitas untuk Klasifikasi Tanah USCS Gambar 2 Grafik Plastisitas untuk Klasifikasi Tanah AASHTO Menurut para ahli, Klasifikasi tanah lempung berdasarkan berdasarkan indeks plastisitas seperti yang ditampilkan dalam tabel 1, tabel 2, tabel 3 di bawah ini. Tabel 1 Kriteria Pengembangan Berdasarkan IP (Chen,1975) Plasticity Index Swelling Potensial 0 15 Low 10 35 Medium 35 55 High > 55 Very High 2

Tabel 2 Kriteria Tanah Ekspansif Berdasarkan IP dan SI (Raman,1967) Plasticity Index Shrinkage Index Degree Of Expansion < 12 < 15 Low 12 23 15 30 Medium 23-30 30 40 High > 30 > 40 Very High Tabel 3 Kriteria Tanah Ekspansif Berdasarkan Linear Shrinkage dan Shrinkage limit (Altmeyer, 1955) Linear Shrink age SL Probab le Swell Degree Of Ekspansion < 5 >12 < 0.5 Non Critical 5-8 10-12 0.5-1.5 Marginal > 8 < 10 < 1.5 Critical Skempton (1953), mendefinisikan sebuah parameter yang disebut aktivitas dalam rumus sebagai berikut: Activity (A) = PI (1) C Dimana : A = Aktivitas PI = Indeks Plastisitas C = Prosentase lempung <0,002mm mm (0.1 dan 0.2 inchi) dengan ketentuan angka tertinggi yang digunakan. Hasil pengujian dapat diperoleh dengan mengukur besarnya beban pada penetrasi tertentu. Penetrasi dapat dihitung menggunakan persamaan: CBR 0.1 = CBR 0.2 = beban penetrasi 0,1" 3x1000 beban penetrasi 0,1" 3x1500 x 100% (2) x 100% (3) Swelling Cara untuk menggambarkan sifat tanah ekspansif adalah potensi pengembangan (swelling potensial) yang umumnya di uji dengan uji pengembangan (swelling). Swelling adalah pembesaran volume tanah ekspansif akibat bertambahnya kadar air. Pengembangan merupakan proses yang agak komplek. Besar dan nilai tekanan pengembangan bergantung pada banyaknya mineral lempung dalam tanah dan kadar air awal. Gangguan tanah atau pembentukan kembali tanah lempung dapat menambah sifat mudah mengembang. Beberapa peneliti melakukan pengujian selama 2 jam, atau yang lain, menunggu sampai kecepatan mengembang telah mencapai kecepatan tertentu, misal 0,001 /jam, sehingga memerlukan waktu beberapa hari (Coduto, 1994). METODE PENELITIAN Metode penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada Gambar 4 berikut ini. Gambar 3 Grafik klasifikasi potensi mengembang (Seed et al., 1962) California Bearing Ratio California Bearing Ratio (CBR) adalah perbandingan nilai beban dari suatu bahan terhadap beban standart dengan kecepatan dan penetrasi yang sama. Rasio tersebut diambil pada penetrasi 2.5 dan 5.0 3

Persiapan Bahan dan Peralatan Uji Sifat Fisik Tanah : 1. Analisa Butiran 2. Specific Gravity 3. Atterberg Limit 4. Pemadatan Persiapan Benda Uji +6% Pemeraman 7 hari Pemeraman 14 hari Mulai Pemeraman 28 hari Tanah Asli Klasifikasi Tanah Analisis saringan dan hidrometer Dalam pengujian analisis saringan (mechanical grain size) dimaksudkan untuk menentukan pembagian butir (gradasi) agregat halus dan agregat kasar dengan menggunakan saringan. Pengujian analisis hidrometer berperan untuk menentukan distribusi butiran pada tanah yang mengandung butir tanah lolos saringan no. 200. Berikut grafik hasil pengujian analisa saringan dan hidrometer yang ditunjukkan pada Gambar 5. Uji Laboratorium: 1. CBR ( Unsoaked & Soaked ) 2. Swelling Analisis Data Pembahasan Kesimpulan Selesai Gambar 4. Diagram alur penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tiga perlakuan, yaitu variasi waktu pemeraman yang masing - masing dilakukan pada tanah asli dan tanah yang sudah dicampur dengan kapur dan abu sekam padi (prosentase kapur 4% dan abu sekam padi 6%). Variasi pemeraman yang dilakukan adalah 7 hari, 14 hari, dan 28 hari. HASIL DAN PEMBAHASAN Specific Gravity Nilai specific gravity 6% abu sekam padi dengan adalah 2,57, sedangkan untuk tanah asli 2,6. Berdasarkan pengujian ini penambahan dari campuran 6% abu sekam padi + 4% kapur pada tanah dapat mengakibatkan penurunan terhadap nilai specific gravity pada tanah tersebut. Hal tersebut dapat terjadi karena bercampurnya 2 bahan dengan nilai specific gravity yang berbeda, pada campuran abu sekam padi dan kapur mempunyai nilai specific gravity yang lebih kecil dari tanah asli sehingga apabila kedua bahan tersebut dicampur maka akan memiliki nilai specific gravity yang lebih kecil dari nilai specific gravity tanah asli. Gambar 5. Grafik Hasil Analisa Saringan dan Hidrometer Dari hasil analisis butiran, tanah dari Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro ini memeliki persentase distribusi lolos saringan no. 200 sebesar 95,30% dan menurut sistem klasifikasi tanah USCS (Unified Soil Classification System) termasuk jenis tanah berbutir halus. Pengujian Atterberg Limit Hasil dari pengujian atterberg limit ditunjukkan pada Tabel 4 berikut. Tabel 4 Hasil Pengujian Atterberg Limit KOMPOSISI TANAH LL PL SL PI Tanah Asli 104 44.41 2.8 59.59 5% 103 39.52 3.2 63.48 89 42.9 3.7 46.1 6.5% 88 36.21 4.1 57.79 + 68 36.3 9.6 31.7 4

Dari tabel hasil pengujian atterberg limit didapatkan hasil bahwa dengan penambahan 6% + 4% Kapur nilai Liquid Limit dan Plastic Limit mengalami penurunan, sedangkan untuk nilai Shrinkage Limit mengalami penambahan. Dan nilai hasil Indeks Plastisitas tanah dengan penambahan 6% + mengalami penurunan sebesar 27,89%. Sistem Klasifikasi Tanah Sistem Unified Berdasarkan sistem klasifikasi tanah unified, maka tanah lempung ekpansif di Kecamatan Ngasem, Bojonegoro dapat diklasifikasikan ke sebagai tanah CH (lempung anorganik dengan plastisitas tinggi). Hal ini dapat dilihat dari nilai analisis butiran tanah lolos saingan no. 200 sebesar 95,3024 dengan nilai Liquid Limit sebesar 104%, Plastic Limit sebesar 44,41% dan Indeks Plastisitas sebesar 59,59%. Sifat Ekspansifitas Berdasarkan Persamaan (1), didapatkan nilai aktivitas tanah tanpa campuran adalah 0,63. Dari hasil analisis saringan dan hidrometer bahwa persentase tanah dengan ukuran 0,002 mm adalah 54,01%. Setelah itu nilai aktivitas dan persentase ukuran tanah tersebut diplotkan kedalam Gambar 3 maka diketahui bahwa tanah tersebut termasuk klasifikasi tanah dengan potensi pengembangan yang tinggi. Melihat dari nilai batas-batas atterberg dari tanah asli maupun dari tanah yang telah distabilisasi dengan abu sekam padi dan kapur, dapat diklasifikasikan sifat ekspansifitasnya menurut Tabel 1, Tabel 2, dan Tabel 3. Hasil dari pengklasifikasian disajikan pada Tabel 6. Tabel 6. Klasifikasi Tanah Lempung Ekspansif. KOMPOSISI TANAH DEGREE OF EXPANSION (Raman) (Altmeyer) (Chen) Tanah Asli Very High Critical Very High 5% Very High Critical Very High Very High Critical High 6,5% + Very High Critical Very High Very High Critical Medium Penambahan 6% + tidak berpengaruh terhadap sifatsifat tanah ekspansif apabila dilihat dari kriteria nilai atterberg limit. Pemeriksaan Pemadatan Standar Hasil pengujian pemadatan standar pada tanah asli dan tanah yang telah dicampur dengan bahan campuran berupa abu sekam padi dan kapur ditunjukkan pada Gambar 6 dan Tabel 7. Gambar 6. Grafik Pebandingan Hasil Pemadatan Tanah Asli dengan Tanah Campuran. Tabel 7 Hasil Pemeriksaan Pemadatan Standar KOMPOSISI TANAH KADAR AIR OPTIMUM BERAT ISI KERING MAKSIMUM (gr/cm³) Tanah Asli 26,891 1,480 5% 6,5% Abu Sekam Padi + 27,731 1,361 25,5 1,329 28,735 1,323 26,21 1,432 Nilai kadar air optimum tanah asli yang dicampur dengan 6% + adalah sebesar 26,21% dengan 5

berat isi kering maksimum 1,432 gr/cm 3. Bahan campuran berupa abu sekam padi bersifat sebagai filler yang berfungsi mengisi rongga kosong antar butiran tanah sehingga kapasitas air yang dapat masuk ke dalam butiran tanah berkurang. Sedangkan untuk bahan campuran kapur yang merupakan batu yang dipanaskan pada suhu ±980 o C, karbondioksidanya keluar dan tinggal kapurnya saja (CaO). Kapur hasil pembakaran ini dimana bila dicampur dengan air akan mengembang dan retakretak dan hasilnya adalah kalsium hidroksida (Ca(OH)2). Apabila kalsium hidrat ini dicampur dengan air maka memperoleh mortel kapur, di udara terbuka mortel kapur menyerap karbondioksida (CO2), dengan proses kimia menghasilkan CaCO3 yang bersifat keras dan tidak larut dalam air dan apabila dicampur dengan silika atau aluminat akan membentuk suatu gel sebagai bahan pengikat. (Faisal Fathani T dan Agus Darmawan Adi, 1999). Pemeriksaan CBR Laboratorium Pada penelitian ini pengujian CBR dibedakan menjadi dua yaitu CBR tak terendam (unsoaked) dan CBR terendam (soaked). Hasil dari pengujian CBR ditunjukkan pada Tabel 8 dan Tabel 9. Tabel 8 Pengujian CBR Unsoaked pada Tanah Campuran Abu Sekam Padi dan Kapur dengan Variasi Curing. Komposisi Tanah Kadar Air Berat Isi Kering (gr/cm 3 ) CBR (unsoaked) Tanah Asli 28,19 1,48 3,91 + 26,64 1,425 18,342 (0 hari) + 25,89 1,437 21,332 (7 hari) + 25,13 1,442 31,735 (14 hari) + (28 hari) 24,59 1,452 33,043 Tabel 9 Pengujian CBR Soaked pada Tanah Campuran dan Kapur dengan Variasi Curing. Komposisi Tanah Kadar Air Berat Isi Kering (gr/cm 3 ) CBR (soaked) Tanah Asli 31,84 1,42 2,39 6% Abu Sekam Padi + 4% 30,57 1,364 16,824 Kapur (0 hari) 6% Abu Sekam Padi + 4% 29,69 1,381 18,83 Kapur (7 hari) 6% Abu Sekam Padi + 4% 27,5 1,412 21,16 Kapur (14 hari) 6% Abu Sekam Padi + 4% Kapur (28 hari) 26,09 1,472 22,912 Berikut adalah grafik perbandingn antara CBR Unsoaked dan CBR Soaked ditunjukkan pada Gambar 7 berikut. Gambar 7 Grafik Perbandingan Nilai CBR Unsoaked dan Soaked. Nilai CBR Unsoaked memiliki nilai yang lebih besar dari nilai CBR Soaked. Tetapi disini terjadi penurunan nilai CBR Soaked dari CBR Unsoaked. Hal ini disebabkan oleh penambahan air yang dapat mengurangi kekuatan tanah pada CBR Soaked. Karena pada keadaan soaked air dapat diserap oleh tanah sehingga menjadi lunak di permukaan yang berkontak langsung dengan air, tetapi proses sementasi tidak sebaik pada keadaan unsoaked yang dapat menjadi lebih keras di bandingkan soaked. Pada keadaan soaked kadar air lebih besar dari optimum sehingga pengaruh terhadap kekuatan tanah akan lebih kecil. 6

Pengujian Swelling Perbandingan antara perubahan tinggi selama perendaman terhadap tinggi benda uji semula dinyatakan dalam persen merupakan pengertian dari swelling. Dalam penelitian ini, pengujian swelling dilakukan selama 52 jam dengan dilakukan variasi waktu curing 0 hari, 7 hari, 14 hari, dan 28 hari pada tanah asli dengan campuran 6% abu sekam padi dan 4% kapur. Hasil dari pengujian swelling ditunjukkan dalam Tabel 10 berikut. Tabel 10 Pengujian Swelling pada tanah campuran abu sekam padi dan kapur dengan variasi curing Waktu Komposisi Kadar Swelling Curing Tanah air (hari) Tanah Asli 0 26,8 3,82 + + + + 0 26,3 0,221 7 26,3 0,195 14 26,3 0,150 28 26,3 0,177 Grafik perbandingan Nilai Swelling tanah campuran abu sekam padi dengan kapur terhadap waktu curing ditunjukkan pada Gambar 8 berikut. Gambar 8 Grafik Perbandingan Nilai Swelling tanah campuran abu sekam padi dengan kapur terhadap waktu curing. Penambahan bahan stabilisasi campuran abu sekam padi dan kapur dapat menurunkan nilai swelling. Selain itu waktu curing juga dapat menurunkan swelling. Hal ini disebabkan penambahan campuran abu sekam padi tersebut berfungsi sebagai filler dan mengisi rongga yang ada pada butiran tanah akan tertutup oleh bahanbahan tersebut, sehingga rongga-rongga butiran menjadi lebih padat dan rapat. KESIMPULAN Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut : 1. Pengaruh dengan adanya curing pada tanah campuran 6% abu sekam padi dan 4% kapur terhadap nilai CBR unsoaked meningkat sebesar 845% dan CBR soaked sebesar 958% sebanding dengan peningkatan lama waktu curing. Sedangkan untuk swelling mengalami penurunan sebesar 2160%. 2. Dari hasil penelitian, lama waktu curing yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil yang paling besar yakni saat curing di hari 14, dimana dari hasil penelitian didapatkan nilai CBR tinggi sebesar 37,735% dengan nilai swelling terkecil sebesar 0,15%. SARAN Setelah mempelajari dari hasil penelitian dan pembahasan, maka didapatkan saran-saran untuk pengembangan penelitian ini kedepannya agar lebih baik. Saran-saran yang dapat disampaikan adalah : 1. Diperlukan adanya variasi pengkontrolan pembakaran abu sekam padi, karena pada penelitian ini tidak dilakukan pengkontrolan pembakaran yang dimana berpengaruh terhadap zat additive yang terkandung di dalam abu sekam padi. 7

2. Diperlukan adanya variasi jenis kapur yang digunakan, karena dalam penelitian ini diambil sampel kapur secara acak dari toko bangunan. 3. Diperlukan adanya penambahan variasi curing yang lebih lama, karena dalam peneltian ini belum didapatkan hasil yang optimum. DAFTAR PUSTAKA Adha, Idharmahadi. 2011. Pemanfaatan Sebagai Pengganti Semen Pada Metoda Stabilisasi Tanah Semen. Jurnal Rekayasa Volume 15 No. 1, 36-40, April 2011. Universitas Lampung, Bandar Lampung Budi. Gogot Setyo, Denny Setiawan Ariwibowo, Agus Terisna Jaya. 2002. Pengaruh Percampuran Abu Sekam Padi dan Kapur Untuk Stabilisasi Tanah Ekspansif. Dimensi Teknik Sipil Volume 4, No. 2, 94-99, ISSN 1410-9530, September 2002. Universitas Kristen Petra. Bowles. 1993. Sifat-Sifat Fisis dan Geoteknis Tanah (Mekanika Tanah). Jakarta: Erlangga. Craig, R.F. 1989. Mekanika Tanah. Edisi ke empat. Jakarta: Erlangga Damianto, Budi, Sutikno. 2009. Stabilisasi Tanah Ekspansif dengan Penambahan Kapur (Lime): Aplikasi pada Pekerjaan Timbunan. Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan Volume 11 No. 2, 101-108, Juli 2009. Politeknik Negeri Jakarta. Das, Braja M., Noor Endah, dan Indrasurya B. Mochtar. 1995. Mekanika Tanah (Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknis) Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Das, Braja M., Noor Endah, dan Indrasurya B. Mochtar. 1995. Mekanika Tanah (Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknis) Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Hardiyatmo, Hary Chritady. 2010. Mekanika Tanah 1. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Indrawahyuni, Herlien. 2008. Mekanika tanah I. Malang: Bargie Media Nelson, John D, Debora J. Miller. 1992. Expansive Soils Problems And Practice In Foundation And Pavement Engineering. United State Of America : Colorado State University. Prasetyo, Rendra. 2013. Pengaruh Penambahan Campuran Slag Baja dan Fly Ash Pada Tanah Lempung Ekspansif Bojonegoro Terhadap Nilai CBR dan Swelling. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Fakultas Teknik Universitas Brawijaya. 8