ANALISIS KETERAMPILAN METAKOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL GEOMETRI DIMENSI DUA

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS METAKOGNITIF SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH DIMENSI TIGA

ANALISIS METAKOGNITIF SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH KELILING DAN LUAS SEGITIGA. Diajukan Oleh: MEI LIA SAFITRI A

PROFILE METAKOGNISI SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH RELASI DAN FUNGSI KELAS VIII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 3 SAWIT

PROFIL METAKOGNITIF SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH PRISMA DAN LIMAS

PROFIL KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VII-A MTs MUHAMMADIYAH 6 KARANGANYAR DALAM MENYELESAIKAN SOAL BANGUN DATAR

ANALISIS METAKOGNITIF SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH SEGIEMPAT PADA SISWA SMP. Disusun Oleh: APRILIA SUSANTI A

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI DISCOVERY LEARNING PADA SISWA SMP NASKAH PUBLIKASI

PROFIL METAKOGNITIF SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH PRISMA DAN LIMAS

Universitas Muhammadiyah Surakarta 1) 2) Kata Kunci: memantau dan mengevaluasi; merencana; metakognitif

Kiki Dewi Rahmawati et al., Analisis Kemampuan Metakognisi Siswa... Kata kunci: kemampuan metakognisi, metakognisi, penyelesaian masalah, polya.

Oleh: RIZKY LINAR PALUPI A

ANALISIS METAKOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH APLIKASI DERET TAK HINGGA

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Konseptual. 1. Metakognitif. Menurut Flavell (1976) yang dikutip dari Yahaya (2005), menyatakan

Jurnal Pendidikan Berkarakter ISSN FKIP UM Mataram Vol. 1 No. 1 April 2018, Hal

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA MAN 2 JEMBER YANG MEMILIKI GAYA BELAJAR VISUAL

PENINGKATAN PEMECAHAN MASALAH PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL KOOPERATIF THINK PAIR SHARE

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA BERDASARKAN TAKSONOMI SOLO

IMPLEMENTASI PENILAIAN PORTOFOLIO DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS LESSON STUDY DI SMP MUHAMMADIYAH MOJOLABAN TAHUN AJARAN 2016/ 2017

Karina Siti Putrianingsih et al., Analisis Keterampilan Metakognisi Siswa... Karina Siti Putrianingsih, Hobri, Toto' Bara Setiawan

Riandani Sarwindah Putri et al., Analisis Keterampilan Metakognitif Siswa dalam

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DALAM STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 1 LIMBOTO DALAM MENYELESAIKAN SOAL PADA MATERI HIMPUNAN JURNAL

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memenuhi derajat sarjana S-1 Pendidikan Matematika

PUBLIKASI ILMIAH AFRINA NUR BAITI A

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

ANALYSIS OF STUDENT REASONING ABILITY BY FLAT SHAPE FOR PROBLEM SOLVING ABILITY ON MATERIAL PLANEON STUDENTS OF PGSD SLAMET RIYADI UNIVERSITY

Diajukan Oleh: ARISKA DEVIE PRADISTA A

PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII-A SMP NEGERI 1 JEMBER DALAM MENYELESAIKAN SOAL ARITMETIKA SOSIAL

PENERAPAN STRATEGI GROUP INVESTIGATION BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH

ARTIKEL PUBLIKASI. Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan. pada Program Studi Pendidikan Matematika.

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Artikel Publikasi Ilmiah Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika

ANALISIS KEMAMPUAN PENALARAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL PADA SISWA KELAS VII DI MTS NEGERI 1 WONOGIRI

MEMINIMALKAN KESULITAN MENYELESAIKAN SOAL-SOAL MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DI SMP NASKAH PUBLIKASI

DESKRIPSI KETERAMPILAN METAKOGNITIF SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA DI SMP N 1 BUKATEJA

Diajukan Oleh: MOCH ANANG SULISTYAWAN A PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

ANALISIS KESALAHAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV) DAN SCAFFOLDING- NYA BERDASARKAN ANALISIS KESALAHAN NEWMAN

IDENTIFIKASI AKTIVITAS KARAKTERISTIK METAKOGNITIF SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH PADA MATERI KESETIMBANGAAN KIMIA

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA ALJABAR BERBASIS TIMSS PADA SISWA SMP KELAS VIII. Diajukan Oleh: Linggar Galih Mahanani A

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

IDENTIFIKASI KREATIVITAS SISWA DITINJAU DARI PERBEDAAN KEPRIBADIAN DAN KEMAMPUAN PADA MATERI BILANGAN

PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD NEGERI GESIKAN TAHUN AJARAN 2013/2014

UNESA Journal of Chemical Education Vol. 2, No. 1, pp Januari 2013 ISSN:

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CORE

PENINGKATAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MATERI PYTHAGORAS MELALUI PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING

Desi Suryaningsih et al., Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan...

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH DIVERGEN SUB POKOK BAHASAN SEGITIGA DAN SEGIEMPAT BERDASARKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA BERDASARKAN NEWMAN S ERROR ANALYSIS PADA SISWA KELAS VIII SMPN 27 PADANG

Naskah Publikasi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Srata-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh. I Putu Budhi Sentosa, NIM

PENGGUNAAN MODEL OPEN ENDED LEARNING

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan.

IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNING

PENERAPAN STRATEGI JIGSAW BERBASIS PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA

ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS VIII DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS DI SMP MUHAMMADIYAH 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PECAHAN DENGAN METODE PROBLEM SOLVING LEARNING (PSL)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA KELAS VIII-F SMP NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN

Oleh: ARUM AISA PUTRI A

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL UJIAN MATERI SPLDV dan VOLUME

PROFIL KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH OPEN-ENDED PADA MATERI BANGUN DATAR SEGIEMPAT BAGI SISWA SMP

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE TUTOR SEBAYA. ( PTK di MTs N KARANGMOJO ) Rizki Adeyanto, Ariyanto

Mega Teguh Budiarto Program Studi Pendidikan Matematika, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya,

KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN OPERASI HITUNG ALJABAR BENTUK PECAHAN

PENALARAN MATEMATIS DALAM MENYELESAIKAN SOAL PISA PADA SISWA USIA 15 TAHUN DI SMA NEGERI 1 JEMBER

ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH SOAL CERITA MATEMATIKA SISWA SMP UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 2 Tahun 2014

PENINGKATAN PRESTASI MATA PELAJARAN EKONOMI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

PERILAKU METAKOGNISI BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN DALAM PEMECAHAN MASALAH POLA BILANGAN PADA SISWA KELAS X SMA

ANALISIS KESULITAN ANAK TUNAGRAHITA DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPERASI PENJUMLAHAN DI SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) HARAPAN IBU METRO

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA KELAS X.2 SMAN 1 SALIMPAUNG BERDASARKAN METODE KESALAHAN NEWMAN

Scaffolding untuk Mengatasi Kesalahan Menyelesaikan Soal Cerita Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

ANALISIS KEMAMPUAN KOGNITIF MAHASISWA MATEMATIKA DALAM MENYELESAIKAN SOAL STRUKTUR ALJABAR II

AKTIVITAS METAKOGNISI DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA KELAS V SD N 03 SINGOSARI TAHUN AJARAN 2016/2017

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN STRATEGI COURSE REVIEW HORAY PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KENDEL BOYOLALI TAHUN PELAJARAN

AKTIVITAS METAKOGNISI DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA KELAS V SD N 03 SINGOSARI TAHUN AJARAN 2016/2017

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING LEARNING (PSL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH BANGUN DATAR PADA SISWA SEKOLAH DASAR

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL GARIS SINGGUNG LINGKARAN BERDASARKAN ANALISIS NEWMAN PADA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KEC.

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 01, Pebruari 2016, ISSN:

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika

ARTIKEL PUBLIKASI. pada Program Studi Pendidikan Matematika. Diajukan Oleh : MEGA ASTUTI SUTARYONO A Kepada:

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL ANALISIS MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN MASALAH

RICKY CAHYO PAMUNGKAS A

PROSIDING ISSN: PM-26 ANALISIS METAKOGNISI SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH ARITMATIKA SOSIAL DITINJAU DARI PERBEDAAN GENDER

PENERAPAN OUTDOOR LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK KELOMPOK B1 TK AISYIYAH NUSUKAN I SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

PENERAPAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI TEAMS GAMES TOURNAMENTS

DESKRIPSI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING SISWA KELAS VIII.1 SMP KARTIKA 1-7 PADANG ABSTRACT

Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo Vol.2, No.1, Maret 2014 ISSN:

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI PUCANGAN

PUBLIKASI ILMIAH. Oleh: DESI FITRIANI A

KESALAHAN SISWA BERDASARKAN TAHAPAN KASTOLAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA KUBUS DAN BALOK DI MTS NEGERI SUKOHARJO

ANALISIS KESALAHAN MAHASISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH PADA MATERI HIMPUNAN DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

DESKRIPSI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DITINJAU DARI RASA INGIN TAHU SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMK NEGERI 1 PURWOKERTO

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN GENERATIVE LEARNING DENGAN PENGGUNAAN METODE THE STUDY GROUP

Oleh : Destyana Ayu Wulandari A

ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH SOAL CERITA MATEMATIKA PADA SISWA SMP

Transkripsi:

ANALISIS KETERAMPILAN METAKOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL GEOMETRI DIMENSI DUA PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Oleh: DANAR ATMOJO A 410 120 154 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016

i

ii

iii

ANALISIS KETERAMPILAN METAKOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL GEOMETRI DIMENSI DUA Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan profil keterampilan metakognitif siswa dengan kemampuan matematika tinggi, sedang dan rendah dalam menyelesaikan soal geometri dimensi dua dilihat dari aspek keterampilan metakognitif perencanaan, monitoring dan evaluasi. Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Waktu pelaksanaan penelitian pada semester genap tahun ajaran 2015/2016. Subjek pada penelitian ini adalah kelas X TKJ SMK Muhammadiyah 5 Karanganyar yang berjumlah 21 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan metode tes, wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan dengan tiga tahapan yaitu reduksi data, paparan data, dan kesimpulan atau verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang memiliki kemampuan matematika tinggi memenuhi indikator keterampilan metakognitif dalam tahap perencanaan, monitoring dan evaluasi. Siswa yang memiliki kemampuan matematika sedang memenuhi indikator keterampilan metakognitif dalam tahap perencanaan, tetapi belum sepenuhnya memenuhi indikator keterampilan metakognitif dalam tahap monitoring dan evaluasi, Sedangkan siswa yang memiliki kemampuan matematika rendah belum memenuhi indikator keterampilan metakognitif dalam tahap perencanaan, monitoring dan evaluasi di dalam memecahkan masalah. Kata Kunci: metakognitif, keterampilan metakognitif, pemecahan masalah, geometri dimensi dua. Abstract This study aimed to describe the profile of metacognitive skills of students with high math ability, medium, and low in solving the two-dimensional geometry from the aspects of metacognitive skills of planning, monitoring and evaluasi. Type this research is qualitative descriptive. The timing of the studies in the second semester of the 2015/2016 academic year. Subjects in this study were class X TKJ SMK Muhammadiyah 5 Karanganyar totaling 21 students. The data collection technique using the test method, interviews, observation and documentation. Data analysis techniques carried out in three stages: data reduction, exposure data, and conclusions or verification. The results showed that students who have high math skills meet the indicator metacognitive skills in planning, monitoring and evaluation. Students who have math skills are fulfilling indicator metacognitive skills in the planning stages, but does not fully comply indicators metacognitive skills in monitoring and evaluation stages, while students with low math skills do not meet the indicator metacognitive skills in planning, monitoring and evaluasi solve the problem. Keywords: metacognitive, metacognitive skills, problem solving, two-dimensional geometry. 1

PENDAHULUAN Pendidikan merupakan hal terpenting bagi manusia dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat dinamis. Salah satu ilmu yang mempunyai peranan penting dalam dunia pendidikan yaitu matematika. Matematika di samping dapat berkembang secara mandiri, juga berkembang atas tuntutan keperluan bidang-bidang lain. Oleh sebab itu, penguasaan materi dalam matematika perlu ditingkatkan, karena berkaitan dan banyak digunakan untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Matematika menekankan pada pemecahan suatu masalah. Dalam pelaksanaan pembelajaran, siswa harus mampu menguasai konsep-konsep matematika untuk dapat memecahkan suatu permasalahan dalam matematika. Siswa dituntut untuk mampu berpikir kritis dalam mencari dan menemukan solusi dari permasalahan yang diberikan. Tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran matematika salah satunya dapat dinilai dari keberhasilan siswa dalam menyelesaikan persoalan-persoalan matematika. Terlebih pada soal cerita yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari, siswa harus mampu memahami permasalahan untuk kemudian dicari penyelesaian dari permasalahan tersebut. Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran diperlukan evaluasi, kemudian dianalisis dan diberikan solusi pemecahannya, sehingga siswa dapat mengetahui letak kesalahan yang dilakukan dalam memecahkan suatu permasalahan. Dengan diberikannya solusi pemecahan masalah diharapkan belajar siswa dapat meningkat. Disamping itu keterampilan metakognitif juga sangat mempengaruhi untuk tercapainya prestasi belajar siswa. menurut Imel (2002), Ketrampilan metakognitif sangat diperlukan untuk kesuksesan belajar, karena dengan metakognitif memungkinkan siswa untuk mampu mengelola kecakapan kognisi dan menemukan kelemahan yang akan diperbaiki dengan kecakapan kognisi berikutnya. Orang yang mampu melakukan suatu ketrampilan tertentu dapat dikatakan mampu melakukan keterampilan metakognitif, yakni berpikir tentang bagaimana ketrampilan tersebut. Siswa dapat di dorong untuk melakukan ketrampilan metakognitif, dengan cara meningkatkan kesadaran mereka bahwa metakognitif diperlukan untuk meningkatkan prestasi akademik mereka. Aspek-aspek metakognitif menurut Khoon Yoong, W dalam penelitian Risnanosanti (2008) ada bagian yang berbeda tetapi berhubungan dengan katagori dari perilaku metakognitif adalah: 1. Kesadaran diri dari proses berpikir seseorang dimana kesadaran metakognitif berhubungan dengan kesadran dari individu dalam proses pelajarannya atau dalam proses pemecahan masalah, kesadran individu terhadap pengetahuan tentang pelajaran atau tentang setrategi pemecahan masalah dan kesadaran individu terhadap pengetahuan khusus yang dimiliki. 2. Kontrol atau monitoring diri dari proses berpikir seseorang dimana jangan pernah menggunakan teknik yang sulit sebelum mengecek apakah ada teknik sederhana yang dapat digunakan memecahkan masalah tersebut. Pada saat menyelesaikan masalah, siswa perlu mencari langkah baru dan merubah cara penyelesaian jika diperlukan. 2

Pemecah masalah yang ahli sering kali memeliki suatu perasaan yang tajam tentang suatu masalah seperti ini sepertinya bukan suatu cara penyelesaian dan mampu mencari alternatif lain. Kontrol metakognitif seperti suatu perasaan mengetahui hanya didapat dari latihan seksama. Materi geometri dimensi dua merupakan salah satu materi dalam matematika yang diajarkan pada siswa jenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) khususnya pada kelas X. Materi ini memerlukan pemahaman konsep yang mendalam pada penerapannya untuk dapat diselesaikan. Sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam memahami apa yang dimaksudkan dalam soal, sehingga menimbulkan kesalahan dalam penyelesaian dan transformasi. Lebih lanjut dikemukakan oleh Herlinda, Mardiyana, dan Triyanto (2014) bahwa berdasarkan pengalaman mengajar guru di SMK dikatakan bahwa mengajarkan suatu konsep matematika adalah suatu hal yang sulit, siswa mampu menyelesaikan soal dengan perhitungan maupun menyelesaikan soal yang hampir sama dicontohkan oleh guru, namun akan kesulitan jika soal tersebut diubah menjadi bentuk soal yang lain. Pada dasarnya kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal matematika disebabkan karena kurangnya ketelitian dan perhitungan dalam pemecahan masalah. Hal ini dikuatkan oleh penelitian yang dilakukan Zakaria Ibrahi dan Maat (2010) yang berkaitan dengan kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal matematika terjadi pada kesalahan pemahaman, kesalahan transformasi dan kesalahan proses keterampilan. Sehingga untuk meningkatkan prestasi akademik mereka diperlukan keterampilan metakognitif siswa agar dapat mengelola kecakapan kognisi dan menemukan kelemahan yang akan diperbaiki dengan kecakapan kognisi berikutnya. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan pada siswa kelas X SMK Muhammadiyah 5 Karanganyar pada materi geometri dimensi dua, sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam mengafal rumus, menentukan keliling dan luas bangun datar. Siswa yang memiliki kemampuan matematika rendah mengalami kesulitan untuk menemukan permasalahan dan menentukan model matematika yang akan diselesaikan didalam soal. Sedangkan siswa yang memilki kemampuan matematika sedang sebagian besar melakukan keasalahan dalam ketelitian dan diperhitungan. Kesulitan lain yang dialami siwa yaitu ketika menemukan bentuk soal yang berbeda dengan soal yang pernah diajarkan oleh guru. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana profil keterampilan metakognitif siswa SMK dengan kemampuan matematika tinggi dalam menyelesaikan soal geometri dimensi dua, bagaimana profil keterampilan metakognitif siswa SMK dengan kemampuan matematika sedang dalam menyelesaikan soal geometri dimensi dua, dan bagaimana profil keterampilan metakognitif siswa SMK dengan kemampuan matematika rendah dalam menyelesaikan soal geometri dimensi dua. Tujuan dari penelitian ini diantaranya untuk mendeskripsikan profil keterampilan metakognitif siswa dengan kemampuan matematika tinggi dalam menyelesaikan soal geometri dimensi dua, mendeskripsikan profil keterampilan metakognitif siswa dengan kemampuan matematika 3

sedang dalam menyelesaikan soal geometri dimensi dua, dan mendeskripsikan profil keterampilan metakognitif siswa dengan kemampuan matematika rendah dalam menyelesaikan soal geometri dimensi dua. 1. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Menurut Sutama (2012: 61), penelitian kualitatif lebih menekankan kepada pemahaman dan makna, berkaitan erat dengan nilai-nilai tertentu, lebih menekankan pada proses dari pada pengukuran, mendiskripsikan, menafsirkan, dan memberikan makna dan tidak cukup dengan penjelasan belaka, dan memanfaatkan multimetode dalam penelitian. Waktu penelitian semester genap tahun ajaran 2015/2016. subjek penelitian adalah siswa kelas X TKJ SMK Muhammadiyah 5 Karanganyar. Teknik pengumpulan data yaitu: 1) dokumentasi hasil pekerjaan siswa serta pengumpulan data siswa dan nilai hasil belajar siswa, 2) observasi dilakukan dengan mengelompokkan hasil pekerjaan siswa kedalam siswa kategori tinggi, sedang dan rendah berdasarkan nilai dari hasil pekerjaan siswa, setelah itu dilakukan pengambilan sampel untuk perwakilan masing-masing kelompok dengan kriteria tertentu, 3) wawancara dilakukan untuk menelusuri proses keterampilan metakognitif siswa dalam pemecahan masalah dimensi dua. Keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi. Zuldafrial dan Lahir (2012: 95) mengemukakan bahwa triangulasi adalah teknik pemeriksaan data memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecakan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi metode, yaitu dengan cara membandingkan data hasil observasi, hasil wawancara, dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan analisis data menurut Miles dan Huberman yang dikutip Sugiyono (2010) dengan tahapan sebagai berikut: 1) reduksi data, 2) penyajian data, dan 3) penarikan kesimpulan. Reduksi data berupa hasil tes dan wawancara yang dilakukan dengan siswa. Kemudian data tersebut disajikan dalam bentuk teks naratif. Setelah itu ditarik kesimpulan mengenai proses keterampilan metakognitif pada siswa yang diambil sebagai subjek penelitian. 2. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Peneliti menganalisis kemampuan keterampilan metakognitif berdasarkan jawabanjawaban dari siswa. Jacob and Paris (Schraw, 199: 354-355) mengemukakan peraturan kognisi mengacu pada kegiatan metakognitif yang membantu mengontrol pemikiran seseorang atau belajar. Kegiatan metakognitif dijelaskan dalam aspek-aspek keterampilan metakognitif, aspek-aspek metakognitif untuk mendeskripsikan data hasil penelitian tersebut yaitu: Planning, Monitoring, Evaluation. Peneliti mengambil tiga kategori dalam kemampuan keterampilan metakognitif yaitu tinggi, sedang, dan rendah berdasarkan nilai siswa. Berdasarkan hasil tes terhadap 21 4

siswa, pengelompokan nilai (skor tes) dengan kategori kemampuan matematika tinggi, sedang dan rendah dapat disajikan dalam tabel berikut ini. Tabel 1. Pengelompokan Kemampuan Matematika Siswa Skor Tes Kemampuan Banyak Siswa 80-100 Tinggi 3 50-79 Sedang 12 0-49 Rendah 6 Dari tiga kelompok kemampuan tersebut, dipilih 1 siswa pada tiap kelompok sebagai subjek penelitian untuk dilakukan wawancara. Pemilihan siswa dipilih dengan mempertimbangkan kemampuan siswa dalam mengemukakan dan mengkomunikasikan idenya secara tertulis maupun lisan atau wawancara. Sehingga dari tiap-tiap jawaban siswa dan hasil wawancara akan saling mendukung untuk dianalisis keterampilan metakognitifnya. Di bawah ini akan diuraikan aspek-aspek keterampilan metakognitif siswa berdasarkan kategori skor tes, yaitu pada tahap perencanaan, tahap monitoring dan tahap evaluasi. A. Profil Metakognitif Siswa yang Memiliki Kemampuan Matematika Tinggi Dalam penelitian ini dipilih 1 siswa (subjek 1) yang memiiliki kemampuan matematika tinggi, yaitu siswa dengan nilai 100. Berikut ditunjukkan hasil pekerjaan subjek 1 dan Pembahasanya. Gambar 1 Jawaban subjek 1 Dalam tahap perencanaan, siswa dapat memberikan informasi apa saja yang dapat diambil dari soal nomer 5. Siswa dapat menjelaskan apa yang diketahui, apa yang ditanyakan dan apa yang akan pertama kali dia lakukan dalam memecahkan masalah. Siswa juga mampu memahami rumus apa yang dibutuhkan dan pengetahuan apa yang dia butuhkan untuk menyelesaikan permasalahan ini. Siswa juga dapat memperkirakan berapa lama waktu yang dia butuhkan untuk bisa menyelesaikan permasalahan karena dia juga menyadari pentingnya didalam mengartikan apa maksud dari soal yang diberikan. Hal ini menunjukkan bahwa siswa telah memenuhi indikator metakognitif dalam tahap perencanaan. 5

Dalam tahap monitoring, siswa dapat menjelaskan apa yang dia kerjakan dengan benar dan apa yang pertama kali dia lakukan. Siswa juga menggunakan setrategi untuk menyelesaikan soal dan menggunakan langkah-langkah dengan benar dalam menyelesaikan masalah. Siswa juga bisa memikirkan cara lain atau alternatif lain apabila dia tidak bisa menyelesaikan permasalahan yang diberikan. Dengan demikian, siswa telah memenuhi indikator metakognitif dalam tahap monitoring. Dalam tahap evaluasi, siswa sudah tepat dalam menjawab dan juga sudah mendapatkan hasil sesuai dengan harapan. Siswa juga bisa apa bila mengaplikasikan dengan masalah yang berbeda. Siswa juga menggunakan sesuatu yang lalu dalam pemahamannya untuk menyelesaikan permasalahan. siswa juga menyadari pentingnya melihat kembali jawaban untuk mendapatkan hasil yang sesui dengan harapan. Dengan demikian, siswa telah memenuhi indikator metakognitif dalam tahap evaluasi. B. Profil Metakognitif Siswa yang Memiliki Kemampuan Matematika Sedang Dalam penelitian ini dipilih 1 siswa (subjek 3) yang memiiliki kemampuan matematika sedang, yaitu siswa dengan nilai 70. Berikut ditunjukkan hasil pekerjaan subjek 3 dan pembahasannya. Gambar 2 jawaban Subjek 3 Dalam tahap perencanaan, siswa dapat memberikan informasi apa saja yang dibutuhkan dan apa yang dapat diambil dari soal nomer tiga. Siswa juga dapat memahami dan memikirkan rumus apa yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan didalam soal. Siswa juga dapat mengetahui permasalahan apa yang ditanyakan didalam soal dan dapat memperkirakan berapa waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan. Dengan demikian siswa memenuhi indikator metakognitif dalam tahap perencanaan. Dalam tahap monitoring, siswa yakin dan benar dengan apa yang dia kerjakan. Siswa juga yakin dengan langkah-langkah yang di kerjakan untuk menyelesaikan permasalahan. Siswa juga menggunakan setrategi yang benar untuk menyelesaikan permasalahan akan tetapi siswa kurang teliti dalam proses perhitungan sehingga salah dalam menyelesaikan permasalahan. Dengan demikian siswa belum memenuhi dalam indikator metakognitif tahap monitoring. 6

Dalam tahap evaluasi, siswa belum tepat dalam menjawab dan juga belum mendapatkan hasil sesuai dengan harapan. Siswa sebenarnya juga bisa bila mengaplikasikan dengan masalah yang berbeda. Siswa juga menggunakan sesuatu yang lalu dalam pemahamannya untuk menyelesaikan permasalahan. siswa juga menyadari pentingnya melihat kembali jawaban untuk mengecek apakah ada jawaban yang salah, akan tetapi hasil jawaban siswa masih belum tepat. Dengan demikian, siswa belum memenuhi indikator metakognitif dalam tahap evaluasi. C. Profil Metakognitif Siswa yang Memiliki Kemampuan Matematika Rendah Dalam penelitian ini dipilih 1 siswa (subjek 5) yang memiiliki kemampuan matematika rendah, yaitu siswa dengan nilai 40. Berikut ditunjukkan hasil pekerjaan subjek 5 dan pembahasannya. Gambar 3 Jawaban subjek 5 Dalam tahap perencanaan, siswa memahami soal dengan benar tetapi dia tidak menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dalam soal padahal dia bisa membaca maksud soal dengan baik. Dia bisa memperkirakan waktu yang dia butuhkan untuk menjawab, akan tetapi kebiasanan siswa tidak menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan menjadi perhatian khusus pada indikator ini. Dengan demikian siswa belum sepenuhnya memenuhi indikator metakognitif dalam tahap perencanaan. Dalam tahap monitoring, siswa sudah tepat dalam langkah langkah pengerjaan untuk menyelesaikan permasalahan. Siswa juga terus berusaha untuk bisa didalam menyelesaikan permasalahan yang ada, akan tetapi siswa masih kebingungan untuk mencari keliling jajargenjang dengan demikian siswa belum sepenuhnya memenuhi dalam indikator metakognitif tahap monitoring. Dalam tahap evaluasi, siswa belum selesai dalam menjawab dan juga belum mendapatkan hasil sesuai dengan harapan. Siswa juga menggunakan sesuatu yang lalu dalam pemahamannya untuk menyelesaikan permasalahan. Siswa sebenarnya juga menyadari pentingnya melihat kembali jawaban untuk mengecek apakah ada jawaban yang salah. Siswa belum sepenuhnya bisa apa bila mengaplikasikan dengan masalah yang berbeda. Dengan demikian siswa belum memenuhi indikator metakognitif dalam tahap evaluasi. 7

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Alfiyah dan Siswono (2014), Sengul dan Katranci (2015), Fauzi (2015), Amin dan Sukestiyarno (2015), yang menunjukkan bahwa: (1) kemampuan siswa mengenai kesadaran metakognitif adalah lebih dominan dalam kriteria tinggi dan menengah, sedangkan kemampuan rata-rata kesadaran metakognitif berada pada kategori rendah; (2) ada hubungan linear positif antara kesadaran metakognitif dan keterampilan kognitif; (3) ada hubungan linear positif antara kesadaran metakognitif dan keterampilan metakognitif; dan (4) ada korelasi positif antara keterampilan kognitif dan keterampilan metakognitif pada kategori menengah. 3. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disajikan perbedaan keterampilan metakognitif siswa dengan kemampuan matematika tinggi, sedang dan rendah dalam tabel berikut. Tabel 2. Perbedaan siswa dengan kemampuan matematika tinggi, sedang dan rendah Aspek-aspek Indikator Tinggi Sedang Rendah Keterampilan Metakognitif Siswa dapat memahami masalah Perencanaan Siswa dapat menentukan strategi pemecahan masalah Siswa dapat menerapkan rumus Monitoring dalam pemecahan masalah Siswa dapat menggunakan informasi penting dalam pemecahan masalah Siswa dapat mengitung dengan tepat Evaluasi Siswa melakukan pemeriksaan kembali jawaban Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat diambil kesimpulan tentang ketrampilan metakognitif siswa berkemampuan matematika tinggi, siswa berkemampuan matematika sedang, dan siswa berkemampuan matematika rendah. Siswa berkemampuan matematika tinggi memenuhi indikator keterampilan metakognitif dalam tahap perencanaan, monitoring dan evaluasi. Siswa yang memiliki kemampuan matematika sedang memenuhi indikator keterampilan metakognitif dalam tahap perencanaan, tetapi belum sepenuhnya memenuhi indikator keterampilan metakognitif dalam tahap monitoring dan evaluasi, Sedangkan siswa yang memiliki kemampuan matematika rendah belum memenuhi indikator keterampilan metakognitif dalam tahap perencanaan, monitoring dan evaluasi di dalam memecahkan masalah. 8

Hal ini sesuai dengan penelitian Putri, Susanto, dan Kurniati (2015) pada kelas VII C di SMP Negeri 1 Genteng Banyuwangi yang menyimpulkan bahwa siswa berkemampuan matematika tinggi memiliki keterampilan metakognitif yang optimal dalam mengontrol dan menyelesaikan setiap permasalahan. Siswa berkemampuan matematika sedang cukup baik dalam mengontrol dan menyelesaikan setiap permasalahan meskipun pada beberapa permasalahah siswa berkemampuan matematika sedang kurang optimal dalam menggunakan keterampilan metakognitifnya. Siswa berkemampuan matematika rendah memiliki keterampilan metakognitif yang kurang optimal dalam mengontrol dan menyelesaikan permasalahan. DAFTAR PUSTAKA Alfiyah, Nur dan Siswono, Tatag Yuli Eko. 2014. Identifikasi Kesulitan Metakognisi Siswa dalam Memecahkan Masalah Matematika. Jurnal Pendidikan Matematika, 3 (2): 131-138. Amin, Ihdi dan Sukesyiyarno. 2015. Analysis Metacognitive Skills On Learning Mathematics in High School. International Journal of Education and Research 3(3). Fatmawati, Herlinda., Mardiyana, dan Triyanto. 2014. Analisis Berpikir Kritis Siswa Dalam Pemecahan Masalah Matematika Berdasarkan Polya Pada Pokok Bahasan Persamaan Kuadrat. Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika 2(9): 899-910. Fauzi, Muhammad Amin. 2015. The Enhancement of Student s Mathematical Connection Ability and Self-Regulation Learning with Metacognitive Learning Approach in Junior High School. International Conference on Research and Education in Mathematics. 1 (1): 174-179. Putri, Riandani Sarwindah, Susanto, Dian Kurniati. (2015). Analisis Keterampilan Metakognitif Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Matematika Berbasis Polya Subpokok Bahasan Garis dan Sudut Kelas VII-C di SMP Negeri 1 Genteng Banyuwangi. Artikel Ilmiah Mahasiswa 2 (1): 1-7. Schraw, Gregory and David Moshman. (1995). Metacognitive Theories. Published in Educational Psychology Review 7(4): 351 371. Sengul, Sare dan Yasemin Katranci. 2015. Meta-cognitive Aspects of Solving Indefinete Integral Problems. Procedia-Social and Behavional Sciences 622-629. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta. 9

Sutama. (2012). Metode Penelitian Pendidikan: Kuantitatif, Kualitatif, PTK, R&D. Surakarta: Fairuz Media. Zakaria, E., Ibrahim, dan Siti Mistima Maat. 2010. Analysis of Students Error in Learning of Quadratic Equations. Canadian Center of Science and Education 3(3): 105-110. 10