BAB I PENDAHULUAN. Sumatera Utara dengan ibu kotanya Medan. Sumatera Utara terdiri dari 33. dan Dokumentasi Ornamen Tradisional di Sumatera Utara:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Moyang terdahulu. sebagai mana dikemukakannya bahwa: c. Seni musik yang disebut gondang

BAB I PENDAHULUAN. bahasa daerah. Masyarakatnya terdiri dari atas beberapa suku seperti, Batak Toba,

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh kebudayaan bangsa-bangsa asing yang datang ke Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. Ragam hias di Indonesia merupakan kesatuan dari pola pola ragam hias

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan fungsi dan tujuan yang diinginkan. Kesenian dapat

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk adat istiadat, seni tradisional dan bahasa daerah. Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. khas dan beragam yang sering disebut dengan local culture (kebudayaan lokal)

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam bahasa Batak disebut dengan istilah gorga. Kekayaan ragam hias

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini mobilitas penduduk di berbagai wilayah Indonesia sering terjadi bahkan di

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pulau Sumatera merupakan salah satu dari lima pulau terbesar yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. yang terbentang sepanjang Selat Malaka dan Selat Karimata.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman budaya. Terdiri

BAB 1 PENDAHULUAN. xix

BAB I PENDAHULUAN. daerah atau suku- suku yang telah membudaya berabad- abad. Berbagai ragam

BAB I PENDAHULUAN. Utara.Sumatera Utara juga memiliki kebudayaan yang beragam.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian dalam kehidupan manusia telah menjadi bagian dari warisan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan suara yang disusun sedemikian rupa sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa berperanan penting dalam kehidupan manusia dengan fungsinya

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia didalam era globalisasi sangat pesat perkembangannya

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya. Menurut Koenrtjaraningrat (1996:186), wujud kebudayaan dibedakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesenian sebagai salah satu unsur kebudayaan dan merupakan tiang yang

BAB I PENDAHULUAN. dan adat istiadatnya inilah yang menjadi kekayaan Bangsa Indonesia, dan suku Karo

BAB I PENDAHULUAN. halnya di daerah Sumatera Utara khususnya di kabupaten Karo, rumah adat

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dikenal dengan berbagai suku, agama, dan ras serta budayanya.

BAB I PENDAHULUAN. Batak Simalungun, Batak Pakpak, Batak Angkola dan Mandailing. Keenam suku

BAB I PENDAHULUAN. Angkola, Tapanuli Selatan dan Nias. Dimana setiap etnis memiliki seni tari yang

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad XVIII atau awal

BAB I PENDAHULUAN. kondisi yang ada di daerah Karo khususnya di perkotaan banyak dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia terdiri dari beraneka ragam suku yang masing-masing suku

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai salah satu negara yang sangat luas dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. menentukan dan menetapkan masa depan masyarakat melalui pelaksana religinya.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang kaya akan kebudayaan mulai dari

BAB 1 PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini oleh dilambangkan oleh bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dan seni budaya tradisionalnya, adanya desa desa tradisional, potensi

I. PENDAHULUAN. yakni berbeda-beda tetapi tetap satu. Maknanya meskipun berbeda-beda namun

BAB I PENDAHULUAN. disusun selaras dengan irama musik, serta mempunyai maksud tertentu. Tari pada

BAB I PENDAHULUAN. Batak Angkola bermukim di daerah Tapanuli Bagian Selatan yang merupakan. Etnis Angkola bekerja sebagai petani dan beragama Islam.

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman kebudayaan Indonesia merupan kebanggaan yang pant as

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat tersebut yang berusaha menjaga dan melestarikannya sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budaya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, yang lahir dari

BAB I PENDAHULUAN. Moses, 2014 Keraton Ismahayana Landak Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengenali apa saja terdapat di daerah itu. Keberagaman kebudayaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang melahirkan pemikiran-pemikiran yang dianggap benar dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumatera Utara memiliki beberapa Kesultanan pada masanya, yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berekspresi melalui kesenian merupakan salah satu aktivitas manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan yang sampai saat ini merupakan hal yang berpengaruh besar pada sikap

BAB I PENDAHULUAN. seperti marsombuh sihol dan rondang bittang serta bahasa (Jonris Purba,

BAB I PENDAHULUAN. bereaksi, dan merespon sebagai hasil dari pengalaman dengan suatu cara yang

BAB I PENDAHULUAN. Selo Soemardjan dalam Simanjuntak (2000:107) Menyatakan bahwa

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. identik dengan nada-nada pentatonik contohnya tangga nada mayor Do=C, maka

menghubungkan satu kebudayaan dengan kebudayaan lain.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan dan

BAB I PENDAHULUAN. ragam etnik, seperti Batak Toba, Karo, Pakpak-Dairi, Simalungun, Mandailing,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu alat penghubung antara yang satu dengan yang

BAB I PENDAHULUAN. Simalungun, Pak-pak, Toba, Mandailing dan Angkola. (Padang Bolak), dan Tapanuli Selatan (B. G Siregar, 1984).

ini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Indonesia memiliki

BAB 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Selain etnis asli yang ada di Sumatera Utara yaitu Melayu, Batak Toba,

BAB I PENDAHULUAN. beberapa pulau, daerah di Indonesia tersebar dari sabang sampai merauke.

BAB I PENDAHULUAN. seni musik merupakan salah satu cabang didalamnya. Musik dapat menjadi sarana

BAB I PENDAHULUAN. mencerminkan kepribadian seseorang. Tidak hanya pakaian sehari-hari saja

ARSITEKTUR DAN SOSIAL BUDAYA SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah, yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budaya merupakan kebutuhan hidup manusia secara kodrati, dan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. Busana tidak hanya terbatas pada pakaian yang dipakai sehari-hari seperti

BAB I PENDAHULUAN. Pada makanan tertentu bukan hanya sekedar pemenuhan kebutuhan biologis,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kota Medan merupakan ibu kota provinsi Sumatera Utara, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Batak merupakan salah satu suku bangsa yang terdapat di Indonesia yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang berbudaya dan berperadaban. Budaya itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Provinsi Sumatera Utara adalah salah Provinsi yang terletak di Negara

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari

PENGEMBANGAN MOTIF KERAWANG GAYO PADA BUSANA PESTA WANITA DI ACEH TENGAH. Tiara Arliani, Mukhirah, Novita

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. desa maupun kota, termasuk di Kecamatan Medan Selayang. Medan, dan GBKP Runggun Sunggal-Asam Kumbang Medan.

BAB I PENDAHULUAN. Batik merupakan salah satu kain khas yang berasal dari Indonesia. Kesenian batik

BAB I PENDAHULUAN. zaman itu masyarakat memiliki sistem nilai. Nilai nilai budaya yang termasuk

BAB I PENDAHULUAN. yang berkembang pun dipengaruhi oleh kehidupan masyarakatya.

BAB I PENDAHULUAN. maju, salah satunya adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa indonesia adalah sebuah bangsa yang terdiri dari berbagai suku

WAWASAN BUDAYA NUSANTARA SUKU BATAK

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku yang teratur serta meneruskan adat dan nilai-nila yang berlaku.

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Batak Toba adalah salah satu suku yang terdapat di Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. cukup kaya akan nilai sejarah kebudayaannya.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdiri dari beraneka ragam suku (etnis) yang masing-masing

kalender Mengenal 12 Baju Adat Wanita Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Simalungun, Dairi, Nias, Sibolga, Angkola, dan Tapanuli Selatan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumatera Timur adalah wilayah yang ada di Pulau Sumatera. Kawasan ini

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia, sesuatu yang sangat unik, yang tidak dimiliki oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Sejak berdiri, wilayah Indonesia dihuni oleh berbagai kelompok etnik,

BAB I PEDAHULUAN. tersebut telah menjadi tradisi tersendiri yang diturunkan secara turun-temurun

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang terbentang dari Sabang sampai Marauke yang terdiri dari lima pulau besar yaitu pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Papua. Memiliki iklim tropis karena terletak di daerah Khatulistiwa dengan keanekaragaman budaya, seperti dalam hal adat istiadat, bahasa ataupun sistem kekeluargaan. Pulau Sumatera merupakan salah satu dari lima pulau terbesar yang terdiri dari 10 provinsi. Salah satu provinsi yang ada di pulau Sumatera adalah Provinsi Sumatera Utara dengan ibu kotanya Medan. Sumatera Utara terdiri dari 33 Kabupaten dan Kota yang berbatasan dengan Provinsi Nangroe Aceh Darussalan (NAD) dan Sumatra Barat dan dihuni 7 etnis asli ditambah dengan etnis pendatang. Menurut Baginda Sirait dalam bukunya Laporan Penelitian Pengumpulan dan Dokumentasi Ornamen Tradisional di Sumatera Utara: Sebagai penduduk asli di Sumatera Utara terdapat tujuh suku bangsa yaitu: Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun, Batak Pak-pak Dairi, Batak Angkola Mandailing, Melayu dan Nias.Pembagian ini dapat diterima kalau ditinjau dari sudut bahasa, adat istiadat dan keseniannya, termasuk jenis ornamen yang dipergunakan pada rumah adat dan alat-alat pakai suku bangsa Batak sudah berbeuida satu sama lainnya sekalipun banyak terdapat kesamaan. (Sirait,1980: 4). Suku Karo memiliki bentuk strukutur sosial, budaya dan kesenian yang beranekaragam. yang menjadi tanda pengenal (icon) daerah tersebut agar bisa dikenal oleh masyarakat luas. Terdapat beberapa peninggalan artefak seperti arsitektur rumah 1

adat, benda-benda pakai, kain (uis), senjata, pakaian daerah, ornamen serta perhiasan pengantin masyarakat Karo. Salah satu hasil kebudayaan Karo terus dilakukan dalam kehidupan masyarakat adalah benda-benda perhiasan yang dipakai pada saat melangsungkan upacara pesta perkawinan. Pada upacara perkawinan perhiasan pengantin tersebut akan dikenakan oleh kedua pengantin yang mengikuti proses pesta adat. Pada umumnya kelihatan perhiasan yang dikenakan didominasi oleh warna merah dan hitam. Warna merah dan hitam yang terdapat pada uis dan pada perhiasan pengantin adalah berwarna keemasan yang terbuat dari kuningan. Perhiasan perkawinan itu berupa kalung, gelang dan anting-anting yang dipakai pada pesta upacara adat perkawinan (Tumbuk Erdemu Bayu), dan memasuki rumah baru. Biasanya perhiasan di masyarakat Karo ada yang khusus dipakai sehari-hari dan pada pesta upacara adat perkawinan. Benda-benda perhiasan Karo memiliki nilai simbolis yang dipakai pada acara kelahiran, pesta perkawinan dan upacara kematian. Namun jika untuk pesta perkawinan perhiasan yang dipakai adalah berupa antinganting (Padung Raja Mehuli), perhiasan bunga palas, Bura Sertali Layang-Layang (Besar), Bura Sertali Rumah-Rumah, Bura Sertali Layang-Layang Kitik, dan Gelang Sarung (A.G Sitepu, 1998 : 78-93). Perhiasan pengantin pada upacara perkawinan Karo dianggap sebagai pelengkap untuk kedua pengantin. sehingga makna dan nama dalam perhiasan pengantin tidak dimengerti. Tokoh pemuka adat ataupun orangorang tua yang mengerti seperti apa nama bagian setiap perhiasan pengantin Karo. Dari hasil observasi lapangan yang telah dilakukan peneliti, perhiasan yang dikenakan pada upacara perkawinan hanya berupa perlengkapan seremonial saja.

Dari latar belakang di atas penulis ingin meneliti apa makna yang tersembunyi pada berbagai jenis perhiasan yang dikenakan pengantin karo, sehingga penulis membuat judul penelitian Analisis Makna Simbolis Perhiasan Yang dikenakan Pengantin Karo B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dapat dibuat identifikasi masalah sebagai berikut: 1. Setiap Pengantin Karo wajib mengenakan perhiasan-perhiasan pada pakaian adatnya, walaupun mereka sendiri tidak mengetahui apa makna perhiasan tersebut. 2. Perhiasan yang dikenakan pengantin merupakan suatu syarat kelengkapan pakaian adat Karo. 3. Jenis-jenis perhiasan yang dikenakan pada setiap bagian tubuh memiliki makna yang berbeda. 4. Makna dari setiap perhiasan yang dikenakan pengantin Karo memiliki hubungan dengan harapan pengantin dalam membentuk keluarga baru 5. Makna Perhiasan yang dikenakan pengantin Karo tidak saja sebagai hiasan tetapi juga dipercaya sebagai simbol status dan penolak bala.

C. Pembatasan Masalah Dari beberapa identifikasi masalah di atas penulis membuat batasan atau fokus masalah hanya pada masalah makna yang terdapat di setiap bagian perhiasan pengantin Karo khususnya di daerah Berastagi. Batasan masalah ini untuk menghindari agar penelitian jangan sampai melebar. D. Perumusan Masalah Untuk lebih memfokuskan dan memusatkan masalah dalam penelitian maka penulis merumuskan masalah sebagi berikut : 1. Bentuk-bentuk perhiasan apa sajakah yang dikenakan pengantin Karo? 2. Apakah ada makna dari bentuk-bentuk simbol perhiasan yang dikenakan pengantin Karo Tersebut? 3. Apakah jenis-jenis perhiasan yang dikenakan Pengantin Karo dapat menjadi simbol status Pengantin? 4. Apakah ada hubungan pemakaian perhiasan pengantin Karo dengan harapanharapan mereka sebagai keluarga baru. E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk menginventarisasi jenis-jenis perhiasan yang dikenakan pengantin Karo.

2. Untuk mengungkapkan makna simbolis yang terkandung pada jenis-jenis perhiasan pengantin Karo. 3. Untuk mengungkapkan apakah ada hubungan antara bentuk-bentuk simbol perhiasan. 4. Untuk mengetahui apakah ada hubungan jenis-jenis perhiasan yang dikenakan pengantin Karo dengan simbol status keluarga dalam masyarakat Karo. F. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian dibagi menjadi dua bagian, pertama manfaat secara teoritis dan kedua manfaat praktis. 1. Manfaat Teoritis a. Sebagai bahan tambahan literatur untuk lembaga-lembaga pendidikan dan lembaga budaya Karo b. Sebagai bahan referensi untuk mahasiswa, pelajar dan khususnya generasi muda Karo. c. Sebagai penambah literatur dalam ilmu fesyen 2. Manfaat Praktis a. Sebagai bahan masukan untuk dinas Pariwisata Sumatra Utara, khusunya Kabupaten Karo, agar senantiasa melestarikan budaya karo, khususnya dalam Fasyen. b. Sebagai pengenalan tentang perhiasan perkawinan kepada suku Karo pada umumnya.

G. Penelitian Yang Relevan Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Sumatera Utara yang berjudul Teks Relief Pilar Tebing Di Berastagi Sebagai Representasi Identitas Masyarakat Karo yang ditulis oleh Zakharia Ginting. Dalam penelitian ini khususnya membahas makna relief yang terdapat pada pilar tebing di Berastagi. Relief tersebut menggambarkan berbagai jenis pakaian adat dan perhiasan pengantin Karo. Sepanjang studi pustaka yang penulis lakukan tulisan itu hanyalah sekedar memperkenalkan aneka kekayaan fesyen dan asesoris yang dikenakan pengantin Karto dan belum sampai pada tahap pengungkapan makna. H. Keaslian Penelitian Sepanjang penelusuran pustaka maupun internet yang penulis lakukan belum pernah penulis temukan penelitian yang sama dengan yang akan penulis lakukan. Walaupun demikian ada beberapa penelitian yang hanya meneliti tentang Teks Relief Pilar Tebing Di Berastagi Sebagai Representasi Identitas Masyarakat Karo oleh Zakharia Ginting (Universitas Sumatera Utara). Namun penelitian ini berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis. Karena dalam penelitian di atas menjelaskan tentang relief yang merupakan penggambaran keadaan masyarakat Karo mulai dari masa penciptaan hingga masa kehidupan tradisional. Relief tersebut dikelompokkan menjadi tiga bagian besar yaitu : Pertama, relief yang menggambarkan jenis-jenis bunga, buah-buahan, sayur-mayur, alat-alat rumah

tangga, perlengkapan upacara adat dan alat-alat musik tradisional masyarakat Karo. Dalam penelitian tersebut perlengkapan upacara adat tradisional Karo seperti perhiasan Karo tidak secara detail dibahas. Dengan demikian penelitian Skripsi dengan judul Analisis Makna Simbolis Perhiasan yang dikenakan Pengantin Karo yang akan penulis lakukan ini adalah asli karena belum pernah dilakukan orang sebelumnya.