Modul 4 SIRKUMSISI PADA PHIMOSIS (No. ICOPIM: 5-640)

dokumen-dokumen yang mirip
2. POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASAN

2. POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASAN

Modul 23 ORCHIDOPEXI/ORCHIDOTOMI PADA UNDESCENSUS TESTIS (UDT) (No. ICOPIM: 5-624, 5-620)

Modul 26 DETORSI TESTIS DAN ORCHIDOPEXI (No. ICOPIM: 5-634)

2. POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASAN

Modul 26 PENUTUPAN STOMA (TUTUP KOLOSTOMI / ILEOSTOMI) ( No. ICOPIM 5-465)

Modul 34 EKSISI LUAS TUMOR DINDING ABDOMEN PADA TUMOR DESMOID & DINDING ABDOMEN YANG LAIN (No. ICOPIM: 5-542)

Modul 20 RESEKSI/ EKSISI ANEURISMA PERIFER (No. ICOPIM: 5-382)

Modul 13 OPERASI REPAIR HERNIA DIAFRAGMATIKA TRAUMATIKA (No. ICOPIM: 5-537)

( No. ICOPIM : )

2. POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASAN

Modul 36. ( No. ICOPIM 5-545)

2. POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASAN

Modul 3. (No. ICOPIM: 5-530)

REPAIR PERFORASI SEDERHANA (No. ICOPIM: 5-467)

Modul 11 BEDAH TKV FIKSASI INTERNAL IGA ( KLIPING KOSTA ) (ICOPIM 5-790, 792)

2. POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASAN

2. POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASAN

PADA PERFORASI USUS (No. ICOPIM: 5-454)

Modul 1 BIOPSI INSISIONAL DAN EKSISIONAL ( NO.ICOPIM : 1-501,502,599 )

Modul 16 EKSISI TELEANGIEKTASIS (ICOPIM 5-387)

Modul 11. (No. ICOPIM: 5-467)

Modul 18 Bedah TKV EKSISI HEMANGIOMA (ICOPIM 5-884)

(No. ICOPIM: 5-491, 5-884)

Modul 1 EKSISI TUMOR JARINGAN LUNAK KEPALA LEHER (ICOPIM )

Modul 9. (No. ICOPIM: 5-461)

Modul 7 EKSKOKLEASI KISTA RAHANG (ICOPIM 5-243)

Modul 2 (ICOPIM 8-835)

Modul 24 REPOSISI (MILKING) PADA INVAGINASI SALURAN PENCERNAAN (No. ICOPIM: 5-458)

EKSTRAKSI CORPUS ALIENUM DI KEPALA DAN LEHER (ICOPIM 5-119)

Modul 2 (ICOPIM 5-311)

Modul 3. (No. ICOPIM: 5-822)

Modul 9. (No. ICOPIM: 5-894)

2. POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASAN

Modul 12 EKSISI DAN MARSUPIALISASI RANULA (ICOPIM 5-501)

Modul 29 Bedah Digestif DRAINASE ABSES APENDIK ( No. ICOPIM 5-471)

Modul 6 NEFROSTOMI & DRAINASE PIONEPHROSIS (No. ICOPIM: 5-550)

2. POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASAN

Modul 31. ( No. ICOPIM 5-485)

Modul 16. (No. ICOPIM: 5-537)

Modul 4. (No. ICOPIM: 5-493)

GASTROSTOMI TEMPORER ( No. ICOPIM 5-431)

Modul 5. (No. ICOPIM: 5-530)

Modul 17 BEDAH TKV DEBRIDEMENT DAN AMPUTASI EKTRIMITAS KARENA GANGRENE (ICOPIM 5-847)

PERIKARDIOSENTESIS TERBUKA Bedah TKV (ICOPIM 5-371)

Modul 19 Bedah Digestif GASTROENTEROSTOMI PINTAS (BY PASS) ( No. ICOPIM 5-442)

Modul 13. (No. ICOPIM: 5-520)

Modul 4 Bedah TKV PEMASANGAN PIPA INTRATORAKAL ATAU WATER SEAL DRAINASE ( WSD ) ( ICOPIM 8-740)

Modul 18 DISEKSI SUBMANDIBULA (ICOPIM 5-262)

Modul 11. (No. ICOPIM: 5-871)

Modul 10 EKSISI KISTA BRANKIALIS (ICOPIM 5-291)

(Partial Gastrectomy dengan anastomosis jejujum) (No. ICOPIM 5-437)

Modul 1 PEMASANGAN KATETER VENA SENTRAL (KTS) ( No. ICOPIM : )

Modul 17 (ICOPIM 5-251)

Modul 32. (No. ICOPIM: 5-511)

Modul 22 SIGMOIDEKTOMI, RESEKSI ANTERIOR, LOW RESEKSI ANTERIOR (No. ICOPIM: 5-455)

2. POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASAN

MODUL 14 (ICOPIM 5-384)

Modul 12. (No. ICOPIM: 5-505)

Modul 9 REKONSTRUKSI VASKULAR PERIFER (TRAUMA) (ICOPIM 5-380)

Modul 30 Bedah Digestif ABDOMINAL PERINEAL RESECTION OPERASI MILES ( No. ICOPIM 5-484)

Modul 4 SISTOSTOMI & PUNKSI BULI-BULI (No. ICOPIM: 5-572)

TERAPI INHALASI MODUL PULMONOLOGI DAN KEDOKTERAN RESPIRASI. : Prosedur Tidakan pada Kelainan Paru. I. Waktu. Mengembangkan kompetensi.

10 Usaha Kesehatan Sekolah Dan Remaja

1 Tumbuh Kembang Anak

MODUL PULMONOLOGI DAN KEDOKTERAN RESPIRASI BATUK DARAH. Oleh

Modul 25 EKSISI LUAS KANKER KULIT (KEPALA LEHER) (ICOPIM 5-899)

Modul 33. (No. ICOPIM 5-511)

Modul 3 LOBEKTOMI TOTAL / SUBTOTAL KELENJAR TIROID (ICOPIM 5-061)

Modul 11 (ICOPIM 5-311)

REPAIR HIPOSPADIA (KORDEKTOMI & URETHROPLASTI) (No. ICOPIM: 5-302)

Modul 6 OPERASI A-V SHUNT (BRECIA CIMINO) (ICOPIM 5-392)

APENDEKTOMI TERBUKA (No. ICOPIM: 5-470)

SIRKUMSISI TUJUAN PEMBELAJARAN

15 Gangguan Perilaku Pada Anak: Temper Tantrum

APENDEKTOMI TERBUKA (No. ICOPIM: 5-470)

16 Gangguan Perilaku Pada Anak: Encopresis

195 Batu Saluran Kemih

68 Gagal Ginjal Kronik (GGK)

BAB II PELAYANAN BEDAH OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

OMPHALOMESENTERIKUS REMNANT

93 Meningitis Tuberkulosa

Modul 15 Bedah KL TIROIDEKTOMI SUBTOTAL (ICOPIM 5-062)

MANUAL PROSEDUR PROGRAM STUDI ANESTESIOLOGI DAN REANIMASI FK UNUD / RSUP SANGLAH DENPASAR 2016

RENCANA MUTU PERKULIAHAN

Perawat instrument (Scrub Nurse) dan perawat sirkuler di kamar operasi.

PENUNTUN PEMBELAJARAN

Fistula Urethra Batasan Gambaran Klinis Diagnosa Penatalaksanaan

Sem 9 G M Q 79.3 K6 K6 K6 K6 P5.A3 P5.A3 P5.A3 P5.A5 P5.A5 P5.A Sem 3. Sem 5. Sem 4

PELAYANAN BEDAH DAN ANESTESI

PYLORUS STENOSIS HYPERTROPHY

2. POKOK BAHASAN/SUB POKOK BAHASAN

PROBLEM ORIENTED MEDICAL RECORD (POMR) By: Raden Sanjoyo D3 Rekam Medis FMIPA Universitas Gadjah Mada

BAB I PENDAHULUAN. diidentifikasi. Umpan balik dapat memberikan informasi kepada mahasiswa

Modul 16 (ICOPIM 5-063)

: Memotong Prepusium dengan membuat irisan melingkar

MODUL KETRAMPILAN KOMUNIKASI INTER-PROFESI

PELAYANAN BEDAH DAN ANESTESI (PAB)

MODUL KETERAMPILAN PENULISAN LEMBAR KONSULTASI PASIEN (menjawab konsul)

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN TINDAKAN KEPERAWATAN DALAM PENANGANAN FAJR DAN AL-HAJJI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA SKRIPSI

Transkripsi:

Modul 4 Bedah Anak SIRKUMSISI PADA PHIMOSIS (No. ICOPIM: 5-640) 1. TUJUAN : 1.1. Tujuan pembelajaran umum Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memahami dan mengerti tentang anatomi preputium penis, diagnosis dan pengelolaan phimosis, work-up penderita phimosis dan menentukan tindakan operatif yang sesuai beserta dengan perawatan pasca operasinya 1.2. Tujuan pembelajaran khusus Setelah mengikuti sesi ini peserta didik akan memiliki kemampuan untuk: 1. Mampu menjelaskan anatomi preputium penis 2. Mampu menjelaskan etiologi phimosis 3. Mampu menjelaskan patofisiologi, gambaran klinis, terapi phimosis 4. Mampu menjelaskan teknik operasi sirkumsisi dan komplikasinya 5. Mampu menjelaskan penanganan komplikasi operasi 6. Mampu melakukan work up penderita phimosis yang meliputi anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang 7. Mampu melakukan tindakan pembedahan sirkumsisi 8. Mampu merawat penderita phimosis pra operatif dan pasca operasi serta mampu mengatasi komplikasi yang terjadi 2. POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASAN 1. Anatomi preputium penis 2. Etiologi, macam, diagnosis dan rencana pengelolaan phimosis 3. Tehnik operasi sirkumsisi dan komplikasinya 4. Work-up penderita phimosis 5. Perawatan penderita phimosis pra operatif dan pasca operasi 3. WAKTU METODE A. Proses pembelajaran dilaksanakan melalui metode: 1) small group discussion 2) peer assisted learning (PAL) 3) bedside teaching 4) task-based medical education B. Peserta didik paling tidak sudah harus mempelajari: 1) bahan acuan (references) 2) ilmu dasar yang berkaitan dengan topik pembelajaran 3) ilmu klinis dasar C. Penuntun belajar (learning guide) terlampir D. Tempat belajar (training setting): bangsal bedah, kamar operasi, bangsal perawatan pasca operasi. 4. MEDIA 1. Workshop / Pelatihan 2. Belajar mandiri 3. Kuliah 4. Group diskusi 5. Visite, bed site teaching 6. Bimbingan Operasi dan asistensi 7. Kasus morbiditas dan mortalitas 8. Continuing Profesional Development (P2B2) 1

5. ALAT BANTU PEMBELAJARAN Internet, telekonferens, dll. 6. EVALUASI 1. Pada awal pertemuan dilaksanakan pre-test dalam bentuk MCQ, essay dan oral sesuai dengan tingkat masa pendidikan, yang bertujuan untuk menilai kinerja awal yang dimiliki peserta didik dan untuk mengidentifikasi kekurangan yang ada. Materi pre-test terdiri atas: Anatomi preputium penis Diagnosis Terapi Komplikasi dan Penanggulangannya Follow Up 2. Selanjutnya dilakukan small group discussion bersama dengan fasilitator untuk membahas kekurangan yang teridentifikasi, membahas isi dan hal-hal yang berkenaan dengan penuntun belajar, kesempatan yang akan diperoleh pada saat bedside teaching dan proses penilaian. 3. Setelah mempelajari penuntun belajar ini, peserta didik diwajibkan untuk mengaplikasikan langkah-langkah yang tertera dalam penuntun belajar dalam bentuk role-play dengan temantemannya (peer assisted learning) atau kepada SP (standardized patient). Pada saat tersebut, yang bersangkutan tidak diperkenankan membawa penuntun belajar, penuntun belajar dipegang oleh teman-temannya untuk melakukan evaluasi (peer assisted evaluation). Setelah dianggap memadai, melalui metoda bedside teaching di bawah pengawasan fasilitator, peserta didik mengaplikasikan penuntun belajar kepada nodel anatomik dan setelah kompetensi tercapai peserta didik akan diberikan kesempatan untuk melakukannya pada pasien sesungguhnya. Pada saat pelaksanaan, evaluator melakukan pengawasan langsung (direct observation), dan mengisi formulir penilaian sebagai berikut: Perlu perbaikan: pelaksanaan belum benar atau sebagian langkah tidak dilaksanakan Cukup: pelaksanaan sudah benar tetapi tidak efisien, misal pemeriksaan terlalu lama atau kurang memberi kenyamanan kepada pasien Baik: pelaksanaan benar dan baik (efisien) 4. Setelah selesai bedside teaching, dilakukan kembali diskusi untuk mendapatkan penjelasan dari berbagai hal yang tidak memungkinkan dibicarakan di depan pasien, dan memberi masukan untuk memperbaiki kekurangan yang ditemukan. 5. Self assessment dan Peer Assisted Evaluation dengan mempergunakan penuntun belajar 6. Pendidik/fasilitas: Pengamatan langsung dengan memakai evaluation checklist form / daftar tilik (terlampir) Penjelasan lisan dari peserta didik/ diskusi Kriteria penilaian keseluruhan: cakap/ tidak cakap/ lalai. 7. Di akhir penilaian peserta didik diberi masukan dan bila diperlukan diberi tugas yang dapat memperbaiki kinerja (task-based medical education) 8. Pencapaian pembelajaran: Pre test Isi pre test Anatomi preputium penis Diagnosis Terapi Komplikasi dan Penanggulangannya Follow Up Bentuk pre test MCQ, Essay dan oral sesuai dengan tingkat masa pendidikan Buku acuan untuk pre test 2

1. Koop. C.E. Abdominal mass in the newton infant 289-569. 1973. 2. Leanidas, J.C. et. Al. Diagnosis of abdominal mass 53 (2) : 120, 1978. 3. Swischuk. L. E. Abdominal Masses and Fluid and K.W. Ashcraft Pediatric Surgery 1980, 909 Bentuk Ujian / test latihan Ujian OSCA (K, P, A), dilakukan pada tahapan bedah dasar oleh Kolegium I. Bedah. Ujian akhir stase, setiap divisi/ unit kerja oleh masing-masing senter pendidikan. Ujian akhir kognitif nasional, dilakukan pada akhir tahapan bedah lanjut (jaga II) oleh Kolegium I. Bedah. Ujian akhir profesi nasional (kasus bedah), dilakukan pada akhir pendidikan oleh Kolegium I. Bedah 7. REFERENSI 1. Koop. C.E. Abdominal mass in the newton infant 289-569. 1973. 2. Leanidas, J.C. et. Al. Diagnosis of abdominal mass 53 (2) : 120, 1978. 3. Swischuk. L. E. Abdominal Masses and Fluid and K.W. Ashcraft Pediatric Surgery 1980, 909 8. URAIAN : SIRKUMSISI PADA PHIMOSIS 8.1. Introduksi : a. Definisi Suatu tindakan pembedahan yang berupa pembuangan preputium penis b. Ruang lingkup Phimosis merupakan suatukeadaandimana preputium penis tidak dapat ditarik sehinggan glans penis tidak kelihatan. Terjadi karena kelainan kongeniatl atau didapat. Pada yang didapat sebagian besar oleh karena balanopostitis c. Indikasi operasi Obtruksi, balanopostitis d. Kontra indikasi operasi: Umum Khusus (inoperable) e. Diagnosis Banding (tidak ada) f. Pemeriksaan Penunjang (tidak ada) Setelah memahami, menguasai dan mengerjakan modul ini maka diharapkan seorang ahli bedah mempunyai kompetensi mendiagnosis.serta penerapannya dapat dikerjakan di RS Pendidikan dan RS jaringan pendidikan. 8.2. Kompetensi terkait dengan modul / list of skill Tahapan Bedah Dasar ( semester I III ) Persiapan pra operasi : o Anamnesis o Pemeriksaan Fisik o Pemeriksaan penunjang o Informed consent Assisten 1 mampu melakukan sirkumsisi pada saat operasi Follow up dan rehabilitasi Tahapan bedah lanjut (Smstr. IV-VII) dan Chief residen (Smstr VIII-IX ) Persiapan pra operasi : o Anamnesis o Pemeriksaan Fisik o Pemeriksaan penunjang o Informed consent Melakukan Operasi o Penanganan komplikasi 3

o Follow up dan rehabilitasi 8.3. Algoritma Dan Prosedur Algoritma (tidak ada) 8.4. Tehnik Operasi Secara singkat teknik operasi sirkumsisi dapat dijelaskan sebagai berikut : Setelah penderita diberi narkose, penderita di letakkan dalam posisi supine. Desinfeksi lapangan pembedahan dengan antiseptik kemudian dipersempit dengan linen steril. Preputium di bersihkan dengan cairan antiseptik pada sekitar glans penis. Preputium di klem pada 3 tempat. Preputium di gunting pada sisi dorsal penis sampai batas corona glandis. Dibuat teugel pada ujung insisi. Teugel yang sama dikerjakan pada frenulum penis. Preputium kemudian di potong melingkar sejajar dengan korona glandis. Kemudian kulit dan mukosa dijahit dengan plain cut gut 4.0 atraumatik interupted. 8.5. Komplikasi operasi Perdarahan, hal ini untuk saat ini jarang terjadi. 8.6. Mortalitas (tidak ada) 8.7. Perawatan Pascabedah Pasca bedah penderita dapat langsung rawat jalan, diobservasi kemungkinan komplikasi yang membahayakan jiwa penderita seperti perdarahan.pemberian antibiotik dan analgetik 8.8. Follow-up Tidak terdapat follow up khusus pada penderita pasca sirkumsisi 8.9. Kata Kunci: Sirkumsisi, phimosis 9. DAFTAR CEK PENUNTUN BELAJAR PROSEDUR OPERASI 4

No Daftar cek penuntun belajar prosedur operasi PERSIAPAN PRE OPERASI 1 Informed Consent 2 Laboratorium 3 Pemeriksaan Tambahan 4 Antibiotik Profilaksi 5 Cairan dan darah 6 Persiapan Lokal daerah operasi ANESTESI 1 Anestesi general PERSIAPAN LOKAL DAERAH OPERASI 1 Disinfeksi lapangan operasi 2 Tutup dengan kain steril TINDAKAN OPERASI 1 Posisi Penderita 2 Peralatan dan instrument operasi khusus 3 Prosedur operasi sesuai kaidah bedah anak PERAWATAN PASCA BEDAH 1 Komplikasi dan penanganannya 2 Pengawasan terhadap ABC 3 Perawatan luka operasi Sudah dikerjakan Belum dikerjakan Catatan: Sudah / Belum dikerjakan beri tanda 10. DAFTAR TILIK 5

Berikan tanda dalam kotak yang tersedia bila keterampilan/tugas telah dikerjakan dengan memuaskan (1); tidak memuaskan (2) dan tidak diamati (3) 1. Memuaskan Langkah/ tugas dikerjakan sesuai dengan prosedur standar atau penuntun 2. Tidak memuaskan Tidak mampu untuk mengerjakan langkah/ tugas sesuai dengan prosedur standar atau penuntun 3. Tidak diamati Langkah, tugas atau ketrampilan tidak dilakukan oleh peserta latih selama penilaian oleh pelatih Nama peserta didik Nama pasien Tanggal No Rekam Medis No 1 Persiapan Pre-Operasi DAFTAR TILIK Kegiatan / langkah klinik Penilaian 1 2 3 2 Anestesi 3 Tindakan Medik/ Operasi 4 Perawatan Pasca Operasi & Follow-up Peserta dinyatakan : Layak Tidak layak melakukan prosedur Tanda tangan pelatih Tanda tangan dan nama terang 6