BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan kualitas pendidikan ini menjadi suatu keharusan, terutama dalam

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran saintifik dari kelas I sampai dengan kelas VI. Pembelajaran tematik

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hanya berlaku di dalam masyarakat saja, namun dalam suatu negara juga akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Ai Rosliyani 1, Nurdinah Hanifah 2, Riana Irawati 3

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terlihat pada rendahnya kualitas pendidikan, dengan adanya kenyataan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. yang lebih baik. Sebuah proses perubahan yang dilakukan manusia dalam

I. PENDAHULUAN. berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008: 79).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional sebagaimana tercantum dalam garis-garis besar

BAB I PENDAHULUAN. Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia yang sangat luas mengakibatkan adanya perbedaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan dan keterampilan, serta manusia manusia yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ENERGI PANAS

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. mendorong pada pengalaman langsung dan nyata bagi para peserta didik dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Sekolah Menengah Pertama

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No.20 tahun 2003 pasal 3. (2005:56) tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kelas. 1 Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem

Keywords: Teams Games Tournament (TGT), visual media, social science

Penerapan Model Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Kenampakan Alam Dan Sosial Budaya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 pasal 1 tentang sistem. Pendidikan Nasional dikemukakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yang meliputi: guru,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan dimana hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTS/SMPLB. IPS mengkaji

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas guru melalui penataran-penataran atau melanjutkan

BAB I PENDAHULUAN., karena dengan bekal pendidikan khususnya pendidikan formal diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. ketekunan dan keteladanan baik dari pendidik maupun peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

Shanty Della Setiasih¹, Regina Lichteria Panjaitan², Julia³. Program Studi PGSD Kelas UPI Kampus Sumedang Jl. Mayor Abdurahman No.

tanya jawab, pemberian tugas, atau diskusi kelompok) dan kemudian siswa merespon/memberi tanggapan terhadap stimulus tersebut. Pembelajaran harus

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang Latar Belakang Masalah. berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas akan memajukan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rika Nurjanah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGENAL TEKNOLOGI PRODUKSI MELALUI METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS IV SDN 3 BEJI KABUPATEN TULUNGAGUNG

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan terutama pendidikan IPA di Indonesia dan negara-negara maju.

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan, pengajaran dan latihan bagi perannya dimasa mendatang. Pendidikan di Indonesia diselenggarakan guna memenuhi kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ery Nurkholifah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. beberapa aspek bidang keilmuan, meliputi : geografi, sejarah, psikologi, sosiologi,

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GAYA GESEK

BAB I PENDAHULUAN. setelah melalui kegiatan interaksi dengan lingkungannya. Perubahan-perubahan

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERUBAHAN WUJUD BENDA

Perkembangan Teknologi Transportasi Pelaksanaan Penggunaan Kartu Kwartet Seri Transportasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah. menggunakan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. ataupun tidaknya suatu pendidikan pada bangsa tersebut. Oleh karena itu, saat ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Komputer dan Jaringan untuk kelas XI D memiliki kapasitas 36 orang siswa.

Penerapan Model Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan Menggunakan Media Papan Gambar Berlapis untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang lebih baik. Berdasarkan Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. adanya berbagai peraturan perundang-undangan yang disusun guna meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi. Mutu pendidikan yang baik dapat menghasilkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pendidikan tidak hanya dipengaruhi oleh siswa namun guru juga

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan dengan sikap terbuka dari masing-masing individu. Dalam

Mulyono 1, Julia 2, Dadang Kurnia 3. Jl. Mayor Abdurachman No. 211 Sumedang 1 Emal: 2

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk menunjang keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap individu dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang memberikan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial kepada siswa. Pengetahuan sosial itu dapat berupa pengetahuan, mencakup masyarakat lokal dan global, sejarah suatu negara, peradaban suatu bangsa, kenampakan alam, kegiatan ekonomi, dan sebagainya. Menurut Samlawi dan Maftuh (1998:1) Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran yang memadukan konsep-konsep dasar dari berbagai ilmu sosial yang disusun melalui pendekatan pendidikan dan psikologis serta kelayakan dan kebermaknaannya bagi siswa dan kehidupannya. Sedangkan pengertian pendidikan IPS menurut Somantri (Sapriya, 2008:9) sebagai berikut pendidikan IPS adalah seleksi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan. Maka dapat disimpulkan pendidikan IPS merupakan seleksi dari ilmuilmu sosial dalam mengkaji gejala dan masalah sosial yang terjadi dimasyarakat. Dalam pembelajaran IPS agar kemampuan berpikir kritis dan kreatif inkuiri, memecahkan masalah dan keterampilan sosial siswa meningkat maka diperlukan pembelajaran yang inovatif. Hal tersebut didukung oleh tujuan dari Ilmu Pengetahuan Sosial berdasarkan KTSP (2006: 45) sebagai berikut: 1. mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya; 2. memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan sosial; 3. memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan; 4. memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk di tingkat lokal, nasional dan global. 1

2 Mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan tujuan pembelajaran IPS SD kelas IV sekolah dasar yang tercantum diatas, selain mengajarkan kepada peserta didik tentang konsep-konsep dasar ilmu sosial, dapat pula mengembangkan kemampuan berfikir beserta didik dalam memecahkan masalah, mengambil keputusan dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan baik nasional maupun global sehingga anak bisa mengikuti perkembangan jaman dan memiliki nilai-nilai yang luhur sehingga diharapkan menjadi bekal dalam kehidupannya, tetapi dalam hal ini sangat bertolak belakang karenanya harus ditingkatkan. Pembelajaran IPS idealnya dapat membuka kesempatan untuk memupuk rasa ingin tahu siswa sehingga akan membentuk siswa dalam mengembangkan kemampuan bertanya dan mencari jawaban dari pembelajaran itu sendiri serta mengembangkan cara berpikir ilmiah. Hal tersebut harus dilaksanakan dari jenjang sekolah dasar. Dalam mewujudkan ketercapaian pendidikan IPS diperlukan berbagai upaya pengembangan pembelajaran IPS. Upaya pengembangan tersebut antara lain dengan perencanaan pembelajaran yang optimal, pemanfaatan metode, dan penggunaan media pembelajaran. Hal ini berkaitan dengan karakteristik dari anak sekolah dasar. Usia anak sekolah dasar ada pada tahapan operasional konkret, itu berarti dalam proses pembelajaran hendaknya dalam menyampaikan materi ajar melalui benda konkret untuk memudahkan siswa dalam memahami materi yang diajarkan. Untuk itu dalam proses belajar-mengajar perlu adanya media. Hal tersebut sependapat dengan pendapat Briggs (Sadiman, 2006: 6) bahwa media adalah sebagai alat fisik yang dapat menyampaikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Dalam proses belajar-mengajar, penerima pesan itu ialah siswa. Pembawa pesan (media) itu berinteraksi dengan siswa melalui indera mereka. Siswa dirangsang oleh media itu untuk menggunakan inderanya untuk menerima informasi. Dalam suatu proses belajar-mengajar, pesan yang disalurkan oleh media dari sumber pesan ke penerima pesan itu ialah isi pelajaran. Dengan kata

3 lain, pesan itu ialah isi pelajaran yang berasal dari kurikulum yang disampaikan oleh guru kepada siswa. Dari hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 21 September 2012 terkait pembelajaran IPS di kelas IV SDN 2 Suci Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon, dengan materi perkembangan teknologi transportasi maka diperoleh data-data sebagai berikut: Tabel 1.1 Data Awal Kinerja Guru dan Aktivitas Siswa Kinerja guru a. Pada saat awal pembelajaran berlangsung, guru tidak melakukan apersepsi. b. Guru kurang menguasai pengelolaan kelas pada saat pembelajaran berlangsung. c. Tidak adanya penggunaan media dalam proses belajar-mengajar sehingga banyak peserta didik kurang memahami materi yang disampaikan. d. Pada saat proses belajar-mengajar guru hanya berpijak pada buku paket saja. e. Guru tidak menyampaikan tujuan pembelajaran. Aktivitas siswa a. Ada siswa yang belum siap untuk menerima materi yang akan diajarkan oleh guru tesebut. b. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran kurang optimal karena guru kurang berbaur dengan siswa. c. Banyak siswa yang mengobrol pada saat proses belajar-mengajar. d. Siswa tidak suka pada pelajaran IPS karena menurut siswa pelajaran IPS adalah pelajaran yang membosankan. f. Ada siswa yang tidak mau diam duduk di bangkunya.

4 Adapun fakta yang mewarnai pembelajaran IPS di sekolah dasar, menurut Hanifah (2010:147), diantaranya: Pembelajaran mata pelajaran pengetahuan sosial sering dianggap sebagai suatu kegiatan yang membosankan, kurang menantang, tidak bermakna serta kurang terkait dengan kehidupan keseharian. Akibatnya banyak kritikan yang ditujukan kepada guru-guru yang mengajarkan pengetahuan sosial, antara lain rendahnya daya kreasi guru dan siswa dalam pembelajaran, kurang dikuasainya materi-materi pengetahuan sosial oleh siswa, dan kurangnya variasi pembelajaran. Meningkatnya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, akan membuat pembelajaran lebih bermakna dan berarti dalam kehidupan anak. Dikatakan demikian, karena (1) adanya keterlibatan siswa dalam menyusun dan membuat perencanaan proses belajar mengajar (2) adanya keterlibatan intelektual emosional siswa melalui dorongan dan semangat yang dimilikinya, (3) adanya keikutsertaan siswa secara kreatif dalam mendengarkan dan memperhatikan apa yang disajikan guru. Sehingga hasil belajar yang diharapkan pada pembelajaran IPS belum mencapai target yang diharapkan, itu terlihat dari hasil evaluasi siswa pada materi perkembangan teknologi transportasi, dari jumlah siswa secara keseluruhan yaitu 23 orang siswa, terdapat 86,96% siswa atau 20 orang siswa memperoleh nilai dibawah standar Kriteria Ketuntasan Minimum ( KKM ) yang ditetapkan oleh guru yaitu 63,00. Berikut data awal yang telah didapatkan pada saat pelaksanaan observasi pada kelas IV SDN 2 Suci Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon, yaitu:

5 Tabel 1.2 Data awal kelas IV SDN 2 Suci Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon No. Nama Siswa Skor Nilai T Keterangan 1 Akbar 6 60-2 Amelia Fitriani 4 40-3 Anis Prismasari 3 30-4 Atika Ismaya 4 40-5 Aura Sakira 3 30-6 Feliah Khoirunisa 7 70-7 Fitriyanti 6 60-8 Gunawan 2 20-9 Intan Prawati 4 40-10 Lusiyani 4 40-11 Mohammad Rizal 4 40-12 Novi Dwiyanti 7 70-13 Ratna Diar 5 50-14 Rival Saputra 4 40-15 Rini Dwi Fitriyani 5 50-16 Sabrina Khoirunisa 2 20-17 Sekartaji Puspa. N 4 40-18 Siti Aminah 2 20-19 Slamet Waluyo Djati 7 70-20 Supraptiwi Putri. A 5 50-21 Widya Astuti 3 30-22 Pangga Roy Khan. A 7 70-23 Firly Khoiroh Nabihah 7 70 - KKM : 63,00 Jumlah 105 1050 5 18 BT Presentasi 21,7% 78,3%

6 Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi data awal tersebut, terlihat bahwa pelajaran IPS pada materi perkembangan teknologi transportasi pada kelas IV SDN 2 Suci, guru hanya melakukan metode ceramah dalam menyampaikan materi sehingga mayoritas siswa merasa kesulitan dalam mengingat materi pelajaran (keterampilan berpikir kreatif siswa) tidak tergali sehingga hasil belajar siswa tidak memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum. Adapun pendapat menurut Muhab (Primasiwi, 2012) Tersedia: www.suaramerdeka.com, ketua umum JSIT Indonesia, menjelaskan mutu pendidikan di Indonesia semakin mengkhawatirkan. Hal ini, terlihat dari menurunnya peringkat Indonesia dalam HDI (Human Development Index) pada tahun 2011 dari peringkat ke 111 dari 182 negara ke peringkat 124 dari 187 negara. HDI mengukur peringkat suatu negara dalam bidang pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan ekonomi. Menurunnya peringkat Indonesia tersebut khususnya dalam bidang pendidikan menjadi salah satu faktor yang menyebabkan sekolah-sekolah Indonesia belum dapat bersaing dalam tataran global. Kondisi ini terjadi karena tidak jelasnya arah pendidikan di Indonesia, kualitas manajemen pendidikan yang rendah dan aspek-aspek lainnya yang kurang terperhatikan dengan baik. Maka kita selaku guru selalu berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah melalui berbagai macam kegiatan yang bertujuan memformat model pendidikan yang berorientasi pada jaminan mutu. Pendidikan bagi sebagian besar orang, berarti berusaha membimbing anak untuk menyerupai orang dewasa, sebaliknya bagi Jean Piaget (Sagala, 2006:1), pendidikan berarti menghasilkan, mencipta, sekalipun tidak banyak, sekalipun suatu penciptaan dibatasi oleh pembandingan dengan penciptaan yang lain. Selaras dengan itu, menurut UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 (Sanjaya, 2006:2) bahwa

7 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk meujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didk secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Adapun pendapat lain Sagala (2006:4), mengatakan pendidikan adalah usaha manusia (pendidik) untuk dengan penuh tanggung jawab membimbing anak-anak didik menjadi kedewasaan. Pendidikan seharusnya mengubah manusia menjadi lebih baik sehingga pembelajaran akan lebih bermakna. Maka dari itu, muncul suatu permasalahan yang perlu segera alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut, peneliti mengajukan sebuah media pembelajaran yang bisa melibatkan siswa dalam pembelajaran sehingga siswa dapat menghubungkan materi pelajaran dengan lingkungan sekitar siswa, dengan demikian pembelajaran akan membuahkan hasil yang berarti bagi siswa yaitu media karteritasi. Media karteritasi merupakan salah satu media pembelajaran yang diharapkan dapat mempermudah siswa dalam proses belajar-mengajar khususnya mata pelajaran IPS. Media karteritasi ialah singkatan dari kartu kwartet seri transportasi, yang diadopsi dari permainan yang sering dimainkan oleh anakanak yaitu kartu kwartet sehingga peserta didik tidak asing terhadap permainan kartu kwartet. Dengan adanya media karteritasi ini diharapkan peserta didik dapat lebih memahami materi perkembangan transportasi melalui permainan karteritasi. Diharapkan dengan penggunaan media karteritasi, pesan pembelajaran dapat diterima oleh siswa, seperti yang ditulis oleh Supriyatna (2009:146) bahwa media dalam pengajaran IPS ialah suatu alat/benda yang digunakan oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran IPS sehingga materi pelajaran dapat sampai dan diterima oleh siswa secara utuh dan mendalam (tidak verbalis). Penggunaan media juga sebagai alat bantu dalam menyampaikan materi pelajaran, maka dalam menentukan media harus benar-benar disesuaikan dengan kondisi anak dan tidak menyusahkan guru maupun siswa, namun media yang sederhana dan menarik minat siswa untuk lebih menyenangkan dalam proses pembelajaran.

8 Guru sebaiknya lebih faham tentang bagaimana media yang tepat untuk menyampaikan materi yang ingin disampaikan, karenanya penggunaan media pun harus ditentukan secara tepat dan benar agar proses pembelajaran dapat tersampaikan dengan baik. Adapun faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penyusunan rencana pengajaran antara lain ialah kebutuhan belajar, tujuan pengajaran, karakteristik siswa, isi pelajaran, metode pelajaran yang digunakan, serta tersedia tidaknya media yang dipilih. Dari uraian di atas peneliti merencanakan suatu penelitian tindakan kelas untuk memperbaiki pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS dikelas IV semester II pada materi perkembangan teknologi transportasi dalam proses belajar-mengajar yaitu dengan cara menggunakan media karteritasi. Dengan tindakan tersebut diharapkan siswa dapat berpikir kreatif untuk memahami materi pelajaran IPS sehingga hasil belajar siswa pun memenuhi standar KKM yang telah ditetapkan oleh guru. Latar belakang tersebut mendorong peneliti untuk mengambil fokus penelitian dengan judul Penggunaan media karteritasi pada materi perkembangan teknologi transportasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa. B. Rumusan dan Pemecahan Masalah 1. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas secara umum masalah pokok yang diteliti adalah bagaimana penggunaan media kartu kwartet seri transportasi diaplikasikan dalam pembelajaran IPS untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi perkembangan teknologi transportasi pada Kelas IV SDN 2 Suci kecamatan Mundu kabupaten Cirebon. Adapun permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut: a. Bagaimana perencanaan dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan media karteritasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi perkembangan teknologi transportasi pada Kelas IV SDN 2 Suci kecamatan Mundu kabupaten Cirebon?

9 b. Bagaimana pelaksanaan dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan media karteritasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi perkembangan teknologi transportasi pada Kelas IV SDN 2 Suci kecamatan Mundu kabupaten Cirebon? c. Bagaimana hasil belajar dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan media karteritasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi perkembangan teknologi transportasi pada Kelas IV SDN 2 Suci kecamatan Mundu kabupaten Cirebon? 2. Pemecahan Masalah Berdasarkan pengamatan (observasi) yang dilakukan pada hari jum at, 21 September 2012 dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPS dengan materi perkembangan teknologi transportasi, hasil belajar siswa masih banyak dibawah nilai dalam KKM IPS, yaitu 63,00. Oleh karena itu, untuk memecahkan masalah yang telah dirumuskan di atas perlu diterapkan suatu desain pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Menurut (Supriatna, 2009:146), mengemukakan bahwa Media pembelajaran merupakan peralatan pembawa pesan atau wahana dari pesan yang oleh sumber pesan (guru) ingin diteruskan kepada penerima pesan (siswa). Oleh karena itu, makna belajar dalam media pembelajaran merupakan proses pembawa pesan (pengetahuan) dalam rangka memperoleh dan menambah pengetahuan baru, pemahaman pengetahuan, praktik pengetahuan dan pengalaman serta refleksi pengetahuan yang telah siswa dapat. Adapun alternatif pengembangannya yang ingin diterapkan yaitu penggunaan sebuah media pembelajaran yaitu media karteritasi untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi perkembangan teknologi transportasiserta menyelesaikan masalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terjadi dikelas IV SDN 2 Suci Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon. Dengan penggunaan media karteritasi siswa diharapkan dalam proses belajar-mengajar akan lebih memahami materi perkembangan teknologi transportasi. Pada media karteritasi ini siswa dapat lebih mengkonkritkan materi

10 perkembangan teknologi transportasi. Sehingga memudahkan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran dalam proses belajar-mengajar di dalam mengkonkritkan konsep-konsep sendiri siswa akan menemukan sendiri dengan diarahkan oleh guru dalam mengidentifikasi perkembangan teknologi transportasi melalui diskusi kelompok kecil yang dapat mengarahkan siswa bertanya di dalam pembelajaran. Menurut pengamatan peneliti, media karteritasi merupakan jenis kartu yang terdiri atas beberapa jumlah kartu bergambar, pada kartu tersebut tertera keterangan berupa tulisan yang menerangkan gambar tersebut. Biasanya tulisan judul gambar ditulis paling atas pada kartu dan tulisannya lebih diperbesar/dipertebal. Sedangkan tulisan gambar, ditulis dua/empat baris secara vertikal di tengah-tengah/dipinggir antara judul/gambar. Tulisan yang menerangkan gambar itu biasanya ditulis dengan tinta berwarna. Berikut contoh desain media karteritasi perkembangan teknologi transportasi. Transportasi Darat Tradisional Becak Kuda 01 Delman Sepeda Gambar 1.1 Media karteritasi Media karteritasi merupakan inovasi media pembelajaran yang diadaptasi dari kartu seri yang sering dimainkan oleh anak-anak dan dikemas melalui permainan kartu. Pada karteritasi ini terdapat beragam bentuk transportasi darat, transportasi laut, dan transportasi udara berserta jenis-jenis alat

11 transportasinya. Dengan demikian siswa akan lebih mudah mempelajari materi perkembangan teknologi transportasi. Adapun cara permainan karteritasi: a. Karteritasi ini terdiri dari satu set kartu yang terdiri dari 80 lembar kartu. Satu set kartu ini disusun dalam lima bentuk teknologi transportasi, dan setiap satu bentuk teknologi terdapat empat alat transportasi. b. Giliran bermain ditentukan dengan cara hompimpah dan posisi duduk disesuaikan dengan giliran bermain. c. Selanjutnya satu set kartu dibagi dua dan pemain pertama mengkocok kartu kemudian membagikan pada masing-masing pemain empat buah kartu, sisa kartu diletakkan ditengah meja dengan posisi tertutup. d. Untuk memulai permainan, pemain pertama bertanya pada pemain lain apakah mereka mempunyai kartu dengan judul dan alat transportasi yang sama. Jika jawaban tidak, pemain tersebut kemudian mengambil satu kartu yang berada diatas meja dan permainan dilanjutkan ke pemain berikutnya. Jika jawaban Ya, pemain tersebut menerima kartu yang dicarinya. e. Kartu yang lengkap disimpan oleh pemain untuk dihitung pada akhir permainan. f. Permainan berakhir jika semua kartu telah habis dimainkan. g. Dikatakan sebagai pemenang jika telah mengumpulkan karteritasi yang telah dimainkan dengan jumlah paling banyak. h. Setelah itu, setiap kelompok mendiskusikan LKS mengenai perkembangan teknologi transportasi. i. Jawaban LKS ditulis pada kolom jawaban yang terdapat pada lembar kerja siswa. j. Setelah selesai diskusi kelompok, perwakilan setiap kelompok maju kedepan kelas untuk membacakan hasil diskusi kelompok. Berdasarkan pemecahan masalah di atas, rincian target yang ditetapkan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan media karteritasi pada materi perkembangan teknologi transportasi adalah sebagai berikut: 1. Perencanaan (100%)

12 a. Kinerja Guru 1) Guru mempersiapkan RPP 2) Guru mempersiapkan media karteritasi 3) Guru mempersiapkan materi pelajaran 4) Guru mempesiapkan LKS 5) Guru mempersiapkan alat evaluasi 2. Pelaksanaan (100%) a. Kegiatan Awal (± 10 menit) 1) Guru mengkondisikan kelas agar siap untuk belajar 2) Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru. 3) Siswa menjawab pertanyaan apersepsi dari guru mengenai perkembangan teknologi transportasi yang ada di Indonesia b. Kegiatan Inti (± 85 menit) 1) Guru membagi siswa ke dalam enam kelompok, tiap kelompok terdiri dari 3-4 orang pemain 2) Guru menjelaskan peraturan permainan karteritasi dan pengerjaan LKS. 3) Guru membagikan setiap kelompok masing-masing satu set karteritasi pekembangan teknologi transportasi secara acak. 4) Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok. 5) Guru membimbing siswa dalam permainan dan diskusi 6) Perwakilan setiap kelompok maju ke depan kelas untuk membacakan hasil diskusi kelompok pada setiap masing-masing kelompok. 7) Siswa dan guru mengadakan tanya-jawab mengenai LKS pada materi perkembangan teknologi transportasi 8) Guru memberikan lembar evaluasi kepada siswa c. Kegiatan Akhir (± 10 menit) 1) Siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan kembali materi yang telah dipelajari 2) Guru mengadakan tindak lanjut agar pelajaran yang telah di pelajari termotivasi oleh siswa.

13 3. Aktivitas Siswa (80%) a. Seluruh siswa diharapkan dapat mengerjakan LKS mengenai materi perkembangan teknologi transportasi b. Seluruh siswa diharapkan aktif dalam proses belajar-mengajar berlangsung dan permainan karteritasi c. Siswa dapat menciptakan kerja sama di dalam kelompoknya dengan cara permainan dengan menggunakan karteritasi dan dalam diskusi kelompok. 4. Target hasil (80%) a. Siswa dapat memahami dan mengerjakan soal-soal mengenai materi perkembangan teknologi transportasi. b. Siswa dapat mencapai kriteria ketuntasan klasikal 80% dari 23 orang jumlah seluruh siswa kelas IV SDN 2 Suci Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon, dengan ketuntasan pemahaman setiap individu sama dengan atau melebihi KKM yaitu 63,00. C. Tujuan Penelitian Penelitian ini secara umum untuk mendeskripsikan hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan proses pembelajaran IPS untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi perkembangan teknologi transportasi di Kelas IV SDN 2 Suci Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon. Adapun tujuan diadakan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui perencanaan dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan media karteritasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi perkembangan teknologi transportasi di Kelas IV SDN 2 Suci Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon. 2. Untuk mengetahui pelaksanaan dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan media karteritasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi perkembangan teknologi transportasi di Kelas IV SDN 2 Suci Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon. 3. Untuk mengetahui hasil belajar dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan media karteritasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi

14 perkembangan teknologi transportasi di Kelas IV SDN 2 Suci Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon. D. Manfaat penelitian Penelitian ini dapat bermanfaat bagi siswa, guru, dan sekolah dalam pengajaran IPS seperti berikut ini: 1. Manfaat bagi siswa a. Dapat menumbuhkan minat belajar siswa dalam pembelajaran IPS khususnya materi perkembangan teknologi transportasi b. Dapat memahami jenis-jenis transportasi masa lalu dan masa sekarang. c. Dapat mengetahui manfaat serta dampak adanya alat transportasi masa lalu dan masa sekarang. 2. Manfaat bagi guru a. Mengembangkan kompetensi guru dalam merancang dan menyusun rencana pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran lainnya b. Membantu para guru untuk lebih kreatif memilih media pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran, sehingga hasil yang ingin dicapai oleh siswa lebih optimal. 3. Manfaat bagi sekolah Untuk meningkatkan kualitas dan fungsi sekolah dasar sebagai sarana dan prasarana pendidikan sesuai dengan visi dan misi SDN 2 Suci. 4. Manfaat bagi UPI Kampus Sumedang Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai kajian pembelajaran di UPI PGSD Kampus Sumedang. E. Batasan Istilah 1. Media adalah jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang mereka untuk belajar (Gagne dalam Sadiman dan Raharjo, 2006:6)

15 2. Karteritasi Karteritasi adalah singkatan dari kartu kwartet seri transportasi. Kartu adalah kertas tebal, berbentuk persegi panjang (untuk berbagai keperluan, hampir sama degan karcis) (Kamus Besar Bahasa Indonesia 2003:448). Kwartet adalah kelompok, kumpulan dan sebagainya yang terdiri atas empat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2003:533). Media kartu kwartet perkembangan teknologi transportasi adalah media pembelajaran yang terdiri atas 20 kartu yang bergambarkan jenis-jenis alat transportasi darat, transportasi laut dan transportasi udara dan enam kartu yang berisi masalah yang bekaitan dengan perkembangan teknologi transportasi. 3. Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2003:1158) 4. Transportasi adalah pengangkutan barang oleh berbagai jenis kendaraan sesuai dengan kemajuan teknologi (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2003:1210) 5. Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar adalah tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar adalah saat terselesaikannya bahan pelajaran. (Dimyati dan Mudjiono, 2006:250-251) Hasil belajar ini diperoleh siswa setelah pembelajaran yaitu mengenai kemampuan siswa dalam materi perkembangan teknologi transportasi.