Qawwãm Volume 9 Nomor 2, 2015

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan akibat lahir maupun batin baik terhadap keluarga masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. jawab dalam kehidupan berumah tangga bagi suami istri (Astuty, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. matang baik secara mental maupun secara finansial. mulai booming di kalangan anak muda perkotaan. Hal ini terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. Menikah dan kuliah sama pentingnya, secara sederhana bisa digambarkan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pernikahan merupakan salah satu tahapan dalam kehidupan manusia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. proses kultural budaya di masa lalu, kini telah berganti sebab. Di masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang datang dari dirinya maupun dari luar. Pada masa anak-anak proses

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Progran Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

I. PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial, manusia akan selalu membutuhkan orang lain untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sudah jadi kodrat alam bahwa manusia sejak dilahirkan ke dunia selalu

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1975 dan Peraturan Menteri Agama Nomor 3 dan 4 Tahun 1975 bab II

BAB I PENDAHULUAN. mental dan fisik. Persiapan mental seseorang dilihat dari faktor usia dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan Undang-undang Perkawinan. Sudah

BAB I PENDAHULUAN. atau di kota. Namun banyak manusia yang sudah mempunyai kemampuan baik

JPG (Jurnal Pendidikan Geografi) Volume 3, No 5, September 2016 Halaman e-issn :

BAB I PENDAHULUAN. parkawinan akan terbentuk masyarakat kecil yang bernama rumah tangga. Di

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan pada remaja adalah masalah serius dan sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. mengarungi suka duka hidup di dunia bersama sama. Setelah akad nikah

BAB V PENUTUP. a. Kurangnya perhatian orang tau terhadap anak. yang bergaul secara bebas karena tidak ada yang melarang-larang mereka

BAB IV ANALISIS TENTANG MEKANISME DAN FAKTOR-FAKTOR PENDORONG PERNIKAHAN DINI. A. Analisis Mekanisme Perkawinan Usia Dini di desa Kalilembu Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan merupakan cikal bakal terciptanya keluarga sebagai tahap

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Ilma Kapindan Muji,2013

BAB I PENDAHULUAN. Kelahiran, perkawinan serta kematian merupakan suatu estafet kehidupan

I. PENDAHULUAN. Manusia merupakan makluk sosial (zoonpoliticoon), sehingga tidak bisa hidup

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

IMPLEMENTASI PENGENAAN TARIF AKAD NIKAH NASKAH PUBLIKASI. derajat S-I Program Studi Pendidikan. Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan usia muda merupakan perkawinan yang terjadi oleh pihak-pihak

BAB I PENDAHULUAN. antara suami, istri dan anak akan tetapi antara dua keluarga. Dalam UU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai makhluk sosial tidak terlepas dari individu lain,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. terdapat dalam Undang-Undang No. 1 Tahun Dalam pasal 1 ayat 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Hidup bersama di dalam bentuknya yang terkecil itu dimulai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan merupakan suatu institusi sosial yang diakui disetiap kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Semakin maju peradaban manusia, maka masalah-masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 1 Tahun 1974 Pasal 7 Ayat 1 tentang Perkawinan menuliskan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Masalah

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

I. PENDAHULUAN. nasional dan dapat mengurangi hasil-hasil pembangunan yang dapat dinikmati

, 2015 GAMBARAN KONTROL DIRI PADA MAHASISWI YANG MELAKUKAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH

BAB IV ANALISA TENTANG TINJAUN HUKUM ISLAM TERHADAP KAWIN DI BAWAH UMUR. A. Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kawin di Bawah Umur

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian deskriptif kualitatif. Dimana peneliti akan mengumpulkan datadata

BAB I PENDAHULUAN. Perjanjian dalam Islam menjadi hal yang harus dipatuhi, hal ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini, generasi muda khususnya remaja, telah diberikan berbagai disiplin ilmu sebagai persiapan

BAB I PENDAHULUAN. menuju zaman modern. Ziauddin Sardar menyebut zaman modern merupakan

PERKAWINAN DI BAWAH UMUR DAN AKIBATNYA

Alhiwar Jurnal Ilmu dan Teknik Dakwah Vol. 04 No. 07 Januari-Juni

BAB I PENDAHULUAN. Ketuhanan Yang Maha Esa. Oleh karena itu bagi siapa yang hendak

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan/penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara yang mempunyai banyak pulau serta keragaman

BAB I PENDAHULUIAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkat. Remaja menjadi salah satu bagian yang sangat penting terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Berpacaran sebagai proses dua manusia lawan jenis untuk mengenal dan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup mempunyai kebutuhan demi

PERSEPSI MASYARAKAT MENGENAI HUBUNGAN SEKSUAL PRANIKAH DI KALANGAN REMAJA (Studi Kasus di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. terlupakan dalam perjalanan hidup seseorang dalam membentuk dan membina

BAB 1 PENDAHULUAN. dan tahun untuk pria (BKKBN, 2011). Penyebab terjadinya

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Dalam melaksanakan penelitian, mengetahui kondisi yang akan diteliti

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERKAWINAN DI INDONESIA. Perkawinan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Perkawinan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BABI PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman, fenomena pernikahan dini kian lama

SALINAN PENETAPAN Nomor ; 373/Pdt.P/2010/PA. Tse BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

2016 FENOMENA CERAI GUGAT PADA PASANGAN KELUARGA SUNDA

BAB I PENDAHULUAN. menarik untuk dibicarakan, karena persoalan ini bukan hanya menyangkut tabiat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menempuh berbagai tahapan, antara lain pendekatan dengan seseorang atau

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian untuk menggambarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ensiklopedia indonesia, perkataan perkawinan adalah nikah;

BAB III METODE PENELITIAN. Dorongan utama untuk mengadakan penelitian ialah instink ingin tahu yang

BAB 2. KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam proposal ini adalah pendekatan kualitatif. Yaitu suatu

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadikan salah satu jalan yang diberikan oleh Allah SWT untuk setiap. insan didunia mendapatkan keturunan.

BAB III METODE PENELITIAN. ingin mengetahui secara mendalam bagaimana proses staffing yang diterapkan di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Aspek Positif dan Negatif dalam Ketentuan Pemberian Dispensasi

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa hidup bersama dengan orang lain. Naluri untuk hidup bersama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Maha Esa kepada setiap makhluknya. Kelahiran, perkawinan, serta kematian

BAB I PENDAHULUAN. perempuan di Indonesia. Diperkirakan persen perempuan di Indonesia

I. PENDAHULUAN. Suku Lampung terbagi atas dua golongan besar yaitu Lampung Jurai Saibatin dan

PENYESUAIAN DIRI REMAJA PUTRI YANG MENIKAH DI USIA MUDA

BAB I PENDAHULUAN. dari kemacetan hingga persaingan bisnis serta tuntutan ekonomi kian

BAB IV. ANALISIS DASAR DAN PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM DALAM PENETAPAN PENGADILAN AGAMA BLITAR NO. 0187/Pdt.P/2014/PA.BL

BAB I PENDAHULUAN. untuk menikah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 1

BAB III METODE PENELITIAN. dikarenakan untuk dapat memperoleh sumber data yang valid, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. sebuah hubungan keluarga. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Desa setempat:

BAB III METODE PENELITIAN. persepsi, motivasi dan tindakan secara holistik dengan cara deskripsi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia dalam proses perkembangannya untuk meneruskan jenisnya membutuhkan

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif (deskriptif), disebut kualitatif karena merupakan penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dampak facebook terhadap perubahan pola komunikasi antar pribadi mahasiswa

BAB 1 PENDAHULUAN. (Santrock,2003). Hall menyebut masa ini sebagai periode Storm and Stress atau

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan salah satu harapan bangsa demi kemajuan Negara, dengan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada tiga orang wanita karir

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kualitatif. Pendekatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Locus Of Control. (Cvetanovsky et al, 1984; Ghufron et al, 2011). Rotter (dalam Ghufron et al 2011)

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap kalangan masyarakat di indonesia, tidak terkecuali remaja.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seks selalu menarik untuk dibicarakan, tapi selalu menimbulkan kontradiksi

Transkripsi:

Qawwãm Volume 9 Nomor 2, 2015 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MENIKAH DINIDI DUSUN SONO DESA KALIKUNING, KECAMATAN TULAKAN, KABUPATEN PACITAN Siti Hajaroh 1 Abstrak: Menikah merupakan sebuah keputusan besar yang hampir dialami oleh semua orang. Keputusan untuk menikah memerlukan pertimbangan panjang dan keyakinan yang kuat. Pernikahan bukan hanya menyatukan dua orang, melainkan juga dua keluarga yang tidak saling mengenal sebelumnya. Pernikahan tentunya membutuhkan kesiapan secara fisik dan emosional. Kematangan emosi dan kedewasaan berpikir adalah bekal yang cukup penting karena kemunculan masalah dalam mengarungi bahtera rumah tangga sangat membutuhkan hal ini. Fenomena pernikahan dini terjadi di beberapa wilayah dan meningkat di setiap tahunnya. Pada daerah tertentu pernikahan dini juga seperti menjadi budaya. Pernikahan dini dapat diartikan sebagai pernikahan dua individu yang secara undang-undang belum memenuhi syarat, sehingga kehidupan rumah tangga pelaku pernikahan dini tentu besar kemungkinannya menimbulkan berbagai macam masalah dan konflik di dalamnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkapkan faktor-faktor yang mempengaruhi pernikahan dini. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan studi kasus dengan pertimbangan bahwa peneliti secara sistematis ingin mengungkapkan masalah yang terjadi pada individu tersebut, hubungan individu tersebut dengan kelompok, dan hubungannya dengan peristiwa yang terjadi. Kata Kunci: Pernikahan dini PENDAHULUAN Menikah merupakan sebuah keputusan besar yang hampir dialami oleh semua orang. Keputusan untuk menikah memerlukan pertimbangan panjang dan keyakinan kuat. Pernikahan bukan hanya menyatukan dua orang yang sedang dimabuk cinta, melainkan juga dua keluarga yang tidak saling mengenal sebelumnya.tren menikah muda, kini sebenarnya bukan saja terjadi di kalangan pedesaan saja, akan tetapi sudah mulai marak juga di kalangan perkotaan. Munculnya kasus ini dikarenakan merebaknya budaya pacaran di kalangan anak usia sekolah mulai dari jenjang SD sampai dengan SMA. Anak remaja yang selalu menjunjung tinggi kebebasan berbusana, bergaul dengan lawan jenis dan menjadikan gaya barat sebagai acuannya. Minuman keras, seks bebas sudah dianggap hal biasa tanpa mempertimbangkan dampak yang akan 1 Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Mataram Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) IAIN Mataram 195

Siti Hajaroh dihadapinya. Kasus tersebut menjadikan para orang tua semakin resah dengan pergaulan anak-anaknya. Sebagai salah satu alternatif agar anaknya tidak terjebak dalam seks bebas, maka dengan menikahkan anaknya meskipun pada usia yang relatif sangat muda. Masalah menikah dini yang terjadi di dusun Sono menjadi salah satu problematika yang perlu adanya sebuah penanganan demi terbentuknya manusia yang berkualitas. Keputusan menikah muda yang terjadi di dusun Sono sebagaimana hasil observasi dan wawancara, disebabkan oleh berbagai faktor, yang antara lain; rendahya pendidikan, pergaulan bebas dan keadaan ekonomi masyarakat. Menikah merupakan hubungan (akad) antara laki-laki dan perempuan dengan maksud agar masing-masing dapat menikmati yang lain (istimtaa ) dan untuk membentuk keluarga yang sakinah dan membangun masyarakat yang bersih (Utsaimin, 2009). Sedangkan menikah dini adalah menikah di bawah usia yang seharusnya belum siap untuk melaksanakan pernikahan (Nukman, 2009). Perkawinan di bawah umur (dini) menurut UU Perkawinan Nomor 1 tahun 1974 adalah suatu perkawinan antara laki-laki dan perempuan yang belum memenuhi syarat yang sesuai, yaitu bagi laki-laki kurang dari usia 19 tahun dan perempuan belum mencapai usia 16 tahun. Kemudian berdasar pada UU Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan, diatur mengenai batasan umuryang menjadi syarat sah sebuah perkawinan. Pada tataran ideal perkawinan dianjurkan dilaksanakan oleh pasangan yang telah mencapai usia dewasa yaitu 21 tahun, bila masih di bawah usia tersebut, maka harus mendapatkan izin kedua orang tua. Pasal 6 ayat (2) menyatakan; untuk melangsungkan perkawinan seorang yang belum mencapai umur 21tahun harus mendapatkan izin kedua orang tua. Izin orang tua atau pihak lain sesuai dengan pasal 6 di atas hanya diperbolehkan oleh Undang-Undang apabila usia minimal mempelai pria 19 tahun dan mempelai perempuan16 tahun. Pasal 7 ayat (1) menegaskan: bahwa perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria mencapai umur 19 tahun dan pihak perempuan sudah mencapai umur 16 tahun. ketentuan tentang batas minimal usia calon mempelai tersebut di atas ditegaskan kembali dalam pasal 15 Intruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam. Namun, jika umur kedua mempelai belum mencapai 19 tahun bagi pria dan 16 tahun bagi wanita, maka dalam kondisi yang demikian pasal 7 ayat (2) memberikan jalan keluar, yaitu kedua orang tua pria maupun wanita atau pihak lain sesuai dengan ketentuan pasal6 ayat (2,3,4,5 dan 6) dapatmeminta dispensasi kepada Pengadilan atau Pejabat lain yang ditunjuk. Selanjutnya sesuai dengan Pasal 13 ayat (3) PP Nomor 3 Tahun 1975 tentang Kewajiban Pegawai Pencatat Nikah dan Tata Kerja Peradilan Agama dalam Melaksanakan Peraturan Perundang-Undangan Bagi Yang beragama Islam, disebutkan bahwa Pengadilan Agama setelah memeriksan dalam persidangan dan berkeyakinan bahwa terdapat hal-hal yang memungkinkan untuk memberikan dispensasi 196 Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) IAIN Mataram

Qawwãm Volume 9 Nomor 2, 2015 tersebut, maka pengadilan Agama memberikan dispensasi nikah dengan suatu penetapan. Kasus yang terjadi di dusun Sono, seringkali menjadi bahan pembicaraan warga sekitar. Maka berdasar pada permasalahan di atas penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab pernikahan dini di Dusun Sono. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan alasan karena permasalahan dalam penelitian ini sangat luas (Holistik). Menurut Moleong penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian secara holistik dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks, khususnya yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2006: 6). Jenis pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus. menurut Arikunto, penelitian studi kasus adalah penelitan yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala tertentu (Arikunto, 2002, 12). Pengambilan data dimulai bulan Maret sampai September 2014. Dengan sasaran penelitian ini antara lain: Kepala dusun sono, PPN, Pelaku nikah dini serta pihak-pihak terkait dengan penelitian.adapun dalam penelitian ini untuk memperoleh data, peneliti menggunakan teknik wawancara yang di bantu dengan alat-alat seperti kamera, video, perekam dan lain lain dengan tujuan untuk bukti serta menguji kevalidan data. Dalam menganalisis data pada dasarnya bersamaan dengan pengumpulan data. Jadi ketika peneliti sudah terjun kelapangan kemudian membuat fokus, membuat tema kemudian mengumpulkan data-data penelitian, yang dilakukan dengan menggunakan wawancara, observasi, dokumentasi kemudian triangulasi data yang di bantu dengan berbagai alat sebagai salah satu uji validitas. Kemudian hasil penelitian tersebut diproses melalui reduction, data display yang tahap akhirnya yaitu tahap verifikasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil temuan di lapangan, kasus pernikahan dini yang terjadi di dusun sono mencapai 53% setiap tahunnya. Artinya kasus ini masuk kategori tinggi, sehingga perlu adanya perhatian agar tidak berdampak pada rendahnya Sumberdaya Manusi Warga sono yang dipandang sebelah mata oleh warga lain dan tidak mengalami ketertinggalan. Kasus menikah dini di Dusun Sono disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: 1. Pergaulan Bebas dan MBA Tren pacaran oleh warga sono ternyata sudah bukan lagi hal yang tabu. Bahkan informasi yang penulis terima anak usia SD pun sudah Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) IAIN Mataram 197

Siti Hajaroh mengenal pacaran. Hal ini diperkuat dengan informasi yang peneliti peroleh dari seorang kepala sekolah setempat....yang lebih parah lagi beberapa waktu yang lalu siswa kami kelas 6 SD yang ketika ujian terpaksa kami jemput ke rumahnya, dan ternyata kami sangat kaget karena si anak ini sudah bersama laki-laki, bahkan tidak lama kemudian ternyata si anak ini menikah... Hal ini menunjukkan bahwa pergaulan bebeas di kalangan remaja merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi angka menikah muda di dusun ini. Kemudian di sisi lain, peneliti juga menemukan kasus anak yang hamil di luar nikah (MBA), yang memaksanya untuk cepat-cepat dinikahkan meskipun harus putus sekolah. Berikut wawancara dengan kakak pelaku;...la gimana lagi, padahal kami pengen sekali si W ini melanjutkan sekolah, tapi memang ga ada niat dan malah ketika kelas 2 SMA hamil ya...mau tidak mau keluarga harus cepat2 menikahkan mereka dan si W ya harus putus sekolah... Keterangan di atas menunjukkan betapa besar pengaruh pergaulan bebas terhadap keputusan menikah meskipun di usia yang relatif masih muda. 2. Pendidikan Pendidikan warga Sono masih tergolong rendah, sebagaimana temuan di lapangan dari 39 remaja pelaku nikah dini di sono, sebanyak 25 orang hanya lulusan Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah, 12 orang lulusan SMP/MTs dan 2 orang lulus SMA, artinya lebih dari 60% warga sono yang menikah di usia muda ternyata hanya lulusan Sekolah Dasar. Bahkan yang lebih parah lagi terdapat 1 anak yang baru saja lulus SD beberapa bulan kemudian menikah. Berikut hasil wawancara dengan salah satu guru terkait;...ada salah satu murid saya, yang baru saja lulus ee...berapa bulan kemudian menikah,...klo umur kira-kira ya...13-14 an... Pendidikan rendah tentunya akan berdampak juga terhadap Sumber Daya Manusianya. Denagan SDM rendah tentunya tidak akan menjamin kelayakan hidup mereka. Setelah lulus SD paling tidak hanya merantau, kemudian tidak berapa lama karena sudah merasa bisa mendapatkan uang memutuskan menikah. 3. Ekonomi Faktor ekonomi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya kasus pernikan dini di Dususn Sono, akan tetapi informasi yang diperoleh peneliti, keadaan ekonomi bukan sebagai faktor dominan yang mempengaruhi tingginya angka menikah dini. Berikut wawancara dengan informan....klo melihat dari keadaan ekonomi saya kira bukan faktor utama, karena kami umumnya juga mampu, meskipun hanya mengandalkan hasil perkebunan dan 198 Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) IAIN Mataram

Qawwãm Volume 9 Nomor 2, 2015 hasil perantauan, hanya saja masih ada beberapa orang tua yang beranggapan bahwa dengan cepat menikahkan anaknya maka bebanya akan berkurang... Warga Sono yang terkenal dengan hasil perkebunan durian sangat menjanjikan ekonomi mereka meskipun masa panen hanya satu sampai 2 kali dalam setahun. Hanya saja tidak semua warga sono memilikinya. Sehingga keadaan ekonominya hanya mengandalkan pekerjaan buruh saja. Maka, jika mempunyai anak perempuan mereka akan cepat menikahkan anaknya agar bebannya berkurang karena tanggung jawabnya sudah diserahkan ke suaminya. 4. Tradisi yang terjadi sejak lama Masalah menikah muda yang terjadi di dusun Sono sebenarnya bukan hal baru lagi, bahkan hampir semua warga yang mengenal daerah sono mengetahui kasus ini. Pada dasarnya kasus ini setiap tahunnya sudah mulai berkurang akan tetapi tidak signifikan. Berdasarkan hasil penelitian pada tahun 2013 saja, dari 26 orang terdapat 15 orang yang menikah diusia 19 tahun ke bawah. Kemudian tahun 2014 antara bulan januari sampai dengan juni dari 12 orang, terdapat 6 orang yang menikah di bawah 19 tahun. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tradisi lama warga Sono masih terbawa sampai saat ini. 5. Keinginan Sendiri dari si anak Menikah di usia dini yang terjadi di dusun Sono umumnya atas dasar kemauan si anak itu sendiri tanpa ada paksaan dari pihak orang tua atau manapun. Keputusan untuk menikah berdasarkan atas suka sama suka pada keduabelah pihak. Orang tua bahkan tidak mampu untuk menolak keputusan mereka karena kedua belah pihak sudah sering berduaan maka, sebagai jalan keluar orang tua harus merestua mereka sebagai upaya menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Berikut wawancara dengan informan;...saya menikah ya...memang kami sudah pacaran lama, dan kami saling suka... KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan pembahasan hasil data penelitian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kasus menikah dini di dusun Sono antara lain; pergaulan bebas dan MBA (Married by accident), pendidikan, ekonomi, tradisi lama, dan faktor kemauan sendiri dari si anak. Berdasar pada hasil penelitian di atas, maka sebagai upaya menghindari terjadinya kasus menikah dini hendaknya; 1) Pihak desa hendaknya sering mengadakan pengarahan kepada warga tentang dampak pergaulan bebas, 2) hendaknya sering memberikan pengarahan akan pentingnya pendidikan sebagai upaya menghindari ketertinggalan. Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) IAIN Mataram 199

Siti Hajaroh DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek: Edisi Revisi V. Jakarrta: Rineka Cipta. Intruksi Presiden tentang Kompilasi Hukum Islam pasal 15 Nomor 1 Tahun 1991 Moleong, Lexy. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Nukman. (2009). Yang Dimaksud Pernikahan Dini. http://www.ilhamuddin.co.cc. Akses 28 Maret 2010. PP Nomor 3 Tahun 1975 tentangkewajiban Pegawai Pencatat Nikah dan Tata Kerja Peradilan Agama dalam MelaksanakanPeraturan Perundang- Undangan Bagi Yang beragama Islam. Utsaimin. (2009). Dasar Hukum Hidup Berumah Tangga. Surabaya. Risalah Hati. UU Perkawinan Nomor 1 tahun 1974 200 Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) IAIN Mataram