SIMULASI JARINGAN VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK (VLAN) MENGGUNAKAN POX CONTROLLER

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PERANCANGAN SISTEM

Simulasi Kinerja Berbagai Topologi Jaringan Berbasis Software-Defined Network (SDN)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pengukuran Performance Open vswitch pada Virtual Network Traffic Monitoring berbasis Port Mirroring

PERANCANGAN VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK (VLAN) DENGAN DYNAMIC ROUTING MENGGUNAKAN CISCO PACKET TRACER 5.33

Software-Defined Networking (SDN) Transformasi Networking Untuk Mempercepat Agility Bisnis BAB 1 PENDAHULUAN

Analisis Performa Jaringan Software Defined Network Berdasarkan Penggunaan Cost Pada Protokol Ruting Open Shortest Path First.

BAB I PENDAHULUAN. IMPLEMENTASI DAN ANALISIS PERFORMANSI ETHERNET OVER IP (EoIP) TUNNEL Mikrotik RouterOS PADA LAYANAN VoIP DENGAN JARINGAN CDMA 1

Perancangan dan Analisis Redistribution Routing Protocol OSPF dan EIGRP

BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

PERANCANGAN DAN SIMULASI ARSITEKTUR SOFTWARE- DEFINED NETWORKING BERBASIS OPENFLOW DAN OPENDAYLIGHT CONTROLLER Studi Kasus: STMIK AMIKOM Yogyakarta

Implementasi POX pada Perangkat Lunak Software-Defined Networking Controller untuk Data Center Berbasis Container

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BORDER GATEWAY PROTOCOL PADA TEKNOLOGI SOFTWARE DEFINED NETWORK BORDER GATEWAY PROTOCOL ON SOFTWARE DEFINED NETWORK TECHNOLOGY

ANALISIS KINERJA JARINGAN KOMPUTER DI SMK DARUSSALAM MEDAN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE CISCO PACKET TRACER

ABSTRAK. Kata Kunci : GRE, HTTP, IMS, IPsec, L2TP, OPNET Modeler 14.5, Video Call, VoIP, VPN.

ANALISIS PERBANDINGAN QoS VoIP PADA PROTOKOL IPv4 DAN IPv6 ( STUDI KASUS : LABORATORIUM KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG )

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Sebelumnya

BAB 3 Metode dan Perancangan 3.1 Metode Top Down

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

1 BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan komputer dapat saling berkomunikasi meskipun dengan jarak yang

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. topologi yang akan dibuat berdasarkan skematik gambar 3.1 berikut:

IMPLEMENTASI JARINGAN DYNAMIC ROUTING

IMPLEMENTASI LOAD-BALANCING DENGAN METODE ROUND ROBIN DALAM SOFTWARE DEFINED NETWORKING (SDN) MENGGUNAKAN CONTROLLER POX DRAFT SKRIPSI

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 2 LANDASAN TEORI

IMPLEMENTASI RIP PADA JARINGAN BERBASIS SOFTWARE DEFINED NETWORK (SDN)

SIMULASI DAN ANALISIS PERFORMANSI PROTOKOL RUTING EBGP PADA SDN (SOFTWARE DEFINED NETWORK)

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

TUGAS 3 JARINGAN KOMPUTER. Analisa: Gambar di atas adalah topologi jaringan VLAN dengan menggunakan dua switch. PC A

Konfigurasi VLAN pada Cisco Switch di Gedung Indosat dengan Menggunakan Program Simulasi Cisco Packet Tracer 5.3

PROPOSAL IMPLEMENTASI JARINGAN DYNAMIC ROUTING

Analisis Kinerja dan Karakteristik Arsitektur Software-Defined Network Berbasis OpenDaylight Controller

Analisis Perbandingan Performansi Server VoIP. berbasis Parallel Processing


BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab I PENDAHULUAN. Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu

IMPLEMENTASI STATIC NAT TERHADAP JARINGAN VLAN MENGGUNAKAN IP DYNAMIC HOST CONFIGURATION PROTOCOL (DHCP)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Analisa Video: Network Management in Today s World of SDN and Clouds

Perancangan dan Simulasi Routing Static Berbasis IPV4 Menggunakan Router Cisco

IMPLEMENTASI QOS INTEGRATED SERVICE PADA JARINGAN MPLS GUNA PENINGKATAN KUALITAS JARINGAN PADA PENGIRIMAN PAKET VIDEO TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang I 1

Implementasi K-Shortest Path Routing pada Jaringan Software Defined Network

LOCAL AREA NETWORK DAN IMPLEMENTASI VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK UNTUK GEDUNG PERKANTORAN. Oleh : Teguh Esa Putra ( )

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

OLIMPIADE KOMPUTER (OLKOM) STMIK BUMIGORA 2017 BIDANG LOMBA JARINGAN KOMPUTER

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS HASIL IMPLEMENTASI

PENGUJIAN SERANGAN DISTRIBUTED DENIAL OF SERVICE (DDOS) DI JARINGAN SOFTWARE-DEFINED PADA GNS3

UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Analisa Quality of Service (QoS) Trafik Multimedia Pada Pemodelan Jaringan Multiprotocol Label Switching (MPLS) Menggunakan Router Mikrotik

BAB II TEORI DASAR. Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer

Chapter 3 part 1. Internetworking (Switching and Bridging) Muhammad Al Makky

BAB 1 PENDAHULUAN. ataupun antara komputer-komputer dengan sumber daya. efektif, misalkan dalam hal pembagian bandwith yang tidak merata, delay

ANALISA PERFORMANSI APLIKASI VIDEO CONFERENCE PADA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING [MPLS] ANITA SUSANTI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TUGAS AKHIR. Disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan Program Strata 1, Program Studi Teknik Informatika, Universitas Pasundan Bandung

SOFTWARE DEFINED NETWORK BAGIAN 3 MININET. Tim Teaching MKP SDN. S1 Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro 2016

PENGEMBANGAN FITUR MULTICAST YANG TERINTEGRASI DENGAN MODUL MPLS PADA PLATFORM SIMULATOR NS3 DI LABORATORIUM PTIK-BPPT

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

Analisis dan Perancangan Quality of Service Pada Jaringan Voice Over Internet Protocol Berbasis Session Initiation Protocol

Analisis Performansi Perutingan Link State Menggunakan Algoritma Djikstra Pada Platform Software Defined Network (SDN)

PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM ET3100 PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI 3: JARINGAN KOMPUTER

Muhammad Rizki Syahputra¹, Rendy Munadi ², Indrarini Dyah Irawati³. ¹Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom

BAB I PENDAHULUAN. pada layer Network, layer ketiga dari tujuh OSI (Open System Interconnection)

OPTIMALISASI LOAD BALANCING DUA ISP UNTUK MANAJEMEN BANDWIDTH BERBASIS MIKROTIK. Futri Utami 1*, Lindawati 2, Suzanzefi 3

BAB I PENDAHULUAN. jaringan mengalami down. Jalur redundansi pada jaringan akan segera mem-backup

Penerapan Virtual Routing Forwarding dan Route Leaking untuk Routing IP Address dan Subnet yang sama pada Mikrotik di STMIK Musirawas Lubuklinggau

IP Subnetting dan Routing (1)

Analisis Kinerja EIGRP dan OSPF pada Topologi Ring dan Mesh

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI VIRTUAL PRIVATE NETWORK DENGAN PROTOKOL PPTP PADA CISCO ROUTER 2901 (STUDI KASUS PRODI TEKNIK INFORMATIKA UNTAN)

BAB I PENDAHULUAN.

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN

D I S U S U N OLEH : YOHANA ELMATU CHRISTINA ( ) TEKNIK INFORMATIKA / KELAS MALAM SEMESTER

PERANCANGAN JARINGAN VLAN DENGAN OSPF DAN LOADBALANCING PADA PT.METRODATA

ANALISIS PERBANDINGAN QUALITY OF SERVICE (QOS) FIRMWARE ORIGINAL TL-MR3020 DENGAN FIRMWARE OPENWRT BERBASIS OPENSOURCE

Analisis Performansi VLAN Pada Jaringan Software Defined Network (SDN)

BAB I PENDAHULUAN I 1

BAB III JARINGAN VPN IP SAAT INI PADA PERUSAHAAN X

LAMPIRAN B USULAN TUGAS AKHIR

BAB III LANDASAN TEORI. Packet Tracer adalah sebuah perangkat lunak (software) simulasi jaringan

BAB 3 METODOLOGI. PT. Vektordaya Mekatrika memiliki struktur organisasi seperti yang ditunjukan pada bagan dibawah ini :

Konsep Virtual LAN (VLAN)

Bab 3 Metode Perancangan

Penganalan Routing dan Packet Forwarding


Perancangan dan Analisis Perbandingan Implementasi OSPF pada Jaringan IPv4 dan IPv6

BAB III IMPLEMENTASI DAN PERFORMANSI

BAB 3 METODOLOGI. Gambar 3.1 Kerangka Metodologi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. jaringan Local Area Network (LAN). LAN telah menjadi suatu teknologi yang

TUGAS JARINGAN KOMPUTER KONSEP, DESIGN, dan IMPLEMENTASI VLAN

PERANCANGAN SISTEM MONITORING PADA SDN (SOFTWARE DEFINED NETWORK) BERBASIS WEB DENGAN MENGGUNAKAN PROTOKOL REST

ANALISIS PERFORMANSI TFMCC PADA JARINGAN BROADBAND WIRELINE

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK INFORMATIKA, APRIL 2017 85 SIMULASI JARINGAN VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK (VLAN) MENGGUNAKAN POX CONTROLLER Muhamad Fahri 1, Andrew Fiade 2, Hendra Bayu Suseno 3 1,2,3 Program Studi Teknik Infomatika, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jl.Ir.H.Juanda No.95 Ciputat 15412 Jakarta-Indonesia mfahri_mf@mhs.uinjkt.ac.id ABSTRAK Keterbatasan LAN melahirkan sebuah teknologi VLAN yang memungkinkan adanya konfigurasi dari suatu jaringan komputer secara virtual (virtualisasi). Proses mencocokkan fleksibilitas virtualisasi server sulit dilakukan dengan switch tradisional, sebab logika kontrol untuk setiap switch terletak dalam logika switching yang sama. Software Defined Network (SDN) memisahkan control plane dari forwarding hardware. Migrasi logic control yang digunakan pada perangkat yang terintegrasi (misalnya switch ethernet) menjadi mudah diakses dan secara logis jaringan menjadi terpusat dalam hal pengendalian. Pada penelitian ini dilakukan simulasi jaringan VLAN menggunakan Pox controller sehingga dapat mengetahui hasil evaluasi jaringan VLAN menggunakan pox controller. Berdasarkan fase simulation, konfigurasi jaringan VLAN lebih ditekankan pada controller. Berdasarkan hasil pengujian nilai ratarata jitter, pada jaringan VLAN menggunakan 2 buah switch nilai rata-rata Jitter sebesar 0,009 ms. Nilai rata-rata jitter tersebut lebih kecil dari nilai rata-rata jitter pada jaringan VLAN yang menggunakan 3 buah switch yaitu sebesar 0,027 ms. Sedangkan hasil pengujian nilai rata-rata packet loss memiliki nilai yang sama, yaitu 0%. Nilai rata-rata packet loss tersebut menunjukkan bahwa kedua skenario tersebut tidak terjadi kehilangan paket. Kata Kunci: VLAN, Software Defined Network, Control Plane, Forwarding Hardware, Pox Controller, Jitter, Packet Loss ABSTRACT Limitations of the LAN gave birth to a VLAN technology that allows the configuration of a virtual computer network (virtualization). The process of matching server virtualisation flexibility is difficult with traditional switches, since the control logic for each switch lies in the same switching logic. Software Defined Network (SDN) separates the control plane from hardware forwarding. The migration logic controls used on integrated devices (eg ethernet switches) are easily accessible and logically the network becomes centralized in terms of control. In this research VLAN network simulation using Pox controller so that can know result of evaluation of VLAN network using pox controller. Based on the simulation phase, VLAN network configuration is more emphasized on the controller. Based on the results of testing the average value of Jitter, on the VLAN network using 2 pieces of the average value of Jitter value of 0.009 ms. The average value of Jitter is smaller than the average value of Jitter on a VLAN network using 3 switches of 0.027 ms. While the test results the average value of Packet Loss has the same value, ie 0%. The average value of Packet Loss indicates that both scenarios do not occur Packet Loss. Keywords: VLAN, Software Defined Network, Control Plane, Hardware Forwarding, Pox Controller, Jitter, Packet Loss

86 JURNAL TEKNIK INFORMATIKA, APRIL 2017 I. PENDAHULUAN Perkembangan teknologi, terutama pada perangkat lunak komputer (dalam bentuk sistem operasi dan aplikasi), memungkinkan adanya konfigurasi dari suatu jaringan komputer secara virtual (virtualisasi). VLAN merupakan salah satu solusi yang diberikan untuk hal tersebut. [4] Permasalahan yang ada pada VLAN adalah dalam mengkonfigurasi VLAN. Untuk mencocokkan fleksibilitas virtualisasi server, pengelola jaringan harus mampu untuk secara dinamis menambahkan, drop dan mengubah jaringan. Proses ini sulit dilakukan dengan switch tradisional, sebab logika kontrol untuk setiap switch terletak dalam logika switching yang sama. Proses pengelolaan jaringan, tingkat QoS (Quality of Service) dan tingkat keamanan dapat sangat memakan waktu jika jaringan perusahaan besar yang menggunakan perangkat jaringan dari beberapa vendor, sebab administrator jaringan harus mengkonfigurasi peralatan masing-masing vendor secara terpisah dan menyesuaikan kinerja serta parameterparameternya. [5] Software Defined Networking (SDN) sering disebut sebagai ide baru yang revolusioner dalam jaringan komputer untuk menyederhanakan kontrol jaringan, manajemen dan memungkinkan inovasi melalui programabilitas jaringan. Jaringan komputer biasanya dibangun dari sejumlah besar perangkat jaringan (seperti switch, router, firewall dan sebagainya) dengan banyak protokol yang kompleks (software), yang diimplementasikan dan tertanam. Network engineer bertanggung jawab untuk melakukan manajemen jaringan yang cukup menantang dan rawan kesalahan. [1] Karakteristik mendasar dari SDN adalah pemisahan forwarding dan control plane. Fungsi forwarding meliputi logika untuk menangani paket yang masuk berdasarkan karakteristik seperti MAC address, IP dan VLAN ID. Protokol, logika dan algoritma yang digunakan untuk forwarding plane berada pada control plane. Control plane menentukan tabel forwarding dan logika yang harus diprogram atau dikonfigurasi. Hasil yang paling dasar sinkronisasi ini adalah pencegahan loop. [2] Adanya penerapan QoS pada protokol OpenFlow menjadi daya tarik penulis untuk melakukan penelitian terhadap jaringan VLAN. Pada jaringan SDN terdapat sebuah controller yang mengatur jaringan. Adapun controller yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah Pox controller. Pox controller merupakan salah satu controller open source dan proses instalasi yang sederhana karena include dalam mininet serta menggunakan bahasa python sama halnya dengan mininet. Pox controller memiliki banyak fitur-fitur yang memudahkan para peneliti untuk melakukan penelitian mengenai jaringan dan Pox controller juga memiliki banyak fitur khususnya dalam VLAN sehingga memudahkan para peneliti melakukan penelitian mengenai SDN pada jaringan VLAN. Berdasarkan uraian permasalahan yang telah dijelaskan, judul penelitian penulis adalah Simulasi Jaringan Virtual Local Area Network (VLAN) Menggunakan Pox Controller. II. METODOLOGI PENELITIAN II.1 Studi Pustaka Dalam penelitian sebelumnya yang berjudul Simulasi Virtual Local Area Network (VLAN) Berbasis Software Defined Network (SDN) Menggunakan POX Controller dilakukan simulasi simulasi setup time dengan skenario perubahan jumlah VLAN. Topologi yang diuji mula-mula, terdapat empat buah host dengan dua switch, kemudian jumlah host ditambahkan dengan VLAN ID yang bertambah pula. Pengujian setup time ini bertujuan untuk mengetahui seberapa lama waktu setup paket openflow mod yang dikirimkan dari controller ke switch sampai kondisi switch stabil yaitu kondisi ketika switch tidak lagi meminta paket action terhadap suatu paket. Dari pengujian yang dilakukan bahwa setup time untuk jumlah host yang semakin bertambah maka setup time akan semakin besar. Hal ini dikarenakan controller menggunakan mode proactive sehingga semakin banyak host maka rule yang dibutuhkan juga semakin banyak sehingga kerja dari controller untuk memberikan informasi kepada switch semakin banyak. II.2 Metode Simulasi Pada metode simulasi ini meliputi beberapa langkah yang akan dilakukan yaitu: [3] 1. Problem Formulation 2. Conceptual Model 3. Input Output Data 4. Modeling 5. Simulation 6. Verfication and Validation 7. Experimentation 8. Output Analysis

JURNAL TEKNIK INFORMATIKA VOL. 10 NO. 1, 2017 87 III. HASIL DAN PEMBAHASAN III.1 Problem Formulation Pada jaringan Virtual Local Area Network (VLAN) menggunakan switch tradisional, administrator jaringan harus melakukan konfigurasi pada setiap hardware jaringan yang terhubung pada jaringan tersebut. Konfigurasi harus mengikuti cara konfigurasi dari setiap hardware tersebut. Setiap hardware jaringan memiliki cara konfigurasi yang berbeda-beda menyesuaikan vendor hardware. Hal ini merupakan suatu permasalahan dalam hal membuat sebuah jaringan menggunakan switch tradisional yang mengakibatkan administrator jaringan harus mengetahui cara konfigurasi setiap hardware yang terhubung. [5] Dari permasalahan tersebut dapat disimpulkan bahwa dibutuhan sebuah solusi yang dapat membantu administrator jaringan dalam hal melakukan konfigurasi. Solusi yang dapat diterapkan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan menerapkan Software Defined Network (SDN). SDN bersifat terbuka dan memisahkan control plane dengan data plane sehingga jaringan SDN memudahkan administrator dalam hal berinovasi jaringan dan menjadikan infrastruktur yang ada sebagai entitas logis. III.2 Conceptual Model Pada skenario 2 simulasi dilakukan untuk Conceptual model dalam penelitian ini adalah membuat konsep simulasi dengan membuat topologi 2 model skenario jaringan VLAN menggunakan simulasi Virtual Network Description (VND) melalui website http://www.ramonfontes.com/vnd, kemudian dijalankan dengan menggunakan mininet dan pox controller. Adapun ketentuan skenario tersebut yaitu: 1. Jumlah switch yang digunakan adalah 2 buah switch dan 3 buah switch 2. Pada masing-masing skenario terdapat 6 buah PC dan 1 buah pox controller III.3 Input Output Data Adapun input yang digunakan adalah konfigurasi VLAN. Pada 2 switch terdapat 3 buah PC yang merupakan 3 buah VLAN yang berbeda, yaitu VLAN 10, VLAN 20 dan VLAN 30. Berikut ini merupakan input untuk setiap PC yang terhubung: PC Tabel 1 Data Input PC IP Address Subnet Mask PC 0 10.0.0.1 255.255.255.0 10 PC 1 10.0.0.2 255.255.255.0 20 PC 2 10.0.0.3 255.255.255.0 30 PC 3 10.0.0.4 255.255.255.0 10 PC 4 10.0.0.5 255.255.255.0 20 PC 5 10.0.0.6 255.255.255.0 30 VLAN Variabel yang digunakan untuk mendapatkan output pada simulasi ini yaitu : 1. Jitter Output ini menunjukkan waktu yang dibutuhkan suatu paket data terkirim dari node pengirim ke node tujuan. 2. Packet Loss Output ini untuk mengukur presentase jumlah data yang dikirim dan data yang diterima III.4 Modeling Pada tahapan modeling penulis membuat ilustrasi sebuah model jaringan VLAN berdasarkan tahapan sebelumnya. Terdapat 2 model jaringan VLAN yang penulis buat dengan penjelasan sebagai berikut: 1. Skenario 1 Menggunakan 2 Buah Switch: Gambar 1. Skenario 1 Menggunakan 2 Buah Switch 2. Skenario 2 Menggunakan 3 Buah Switch: Gambar 2. Skenario 2 Menggunakan 3 Buah Switch

88 JURNAL TEKNIK INFORMATIKA, APRIL 2017 III.5 Simulasi Simulasi yang dilakukan pada jaringan VLAN menggunakan aplikasi mininet dan sistem operasi Linux Ubuntu LTS 14.04.5 yang berjalan pada virtual box. Sebelum simulasi dilakukan, ada beberapa hal yang harus disiapkan dan diinstal, yaitu virtual box, Linux Ubuntu LTS 14.04.5, mininet dan Pox Controller. Proses instalasi Linux Ubuntu LTS 14.04.5 dilakukan dengan menggunakan virtual box. Untuk mengetahui kinerja jaringan, penulis menggunakan aplikasi Iperf versi 2.0.5 yang berjalan di dalam PC. III.6 Verification and Validation Verifikasi dan validasi data dilakukan dengan memeriksa jaringan yang dibuat sudah sesuai atau tidak. Masing-masing skenario akan dilakukan percobaan pada tahapan ini untuk mengetahui apakah simulasi jaringan yang telah dirancang pada tahapan sebelumnya sudah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan pada tahapan sebelumnya. Jika terjadi kesalahan pada percobaan yang dilakukan pada tahapan ini, maka akan dilakukan koreksi atau perbaikan pada tahapan simulasi. Jika tidak terjadi kesalahan, maka akan dilanjutkan ke tahapan selanjutnya yaitu experimental dan output analysis. III.7 Experimentation Ada 2 skenario yang dilakukan. Setiap skenario dilakukan percobaan sebagai berikut: 1. Pengujian konektivitas jaringan yang telah dibuat pada mininet. 2. Mengirimkan paket UDP. Waktu yang digunakan adalah 20, 40 dan 60 detik dengan masing-masing waktu dilakukan tiga kali percobaan. Nilai yang keluar pada akhir percobaan adalah Jitter dan Packet Loss. III.8 Pengujian Konektivitas Jaringan Pada fase atau tahapan ini penulis melakukan pengujian terhadap koneksi antarvlan. Pengujian ini dilakukan setelah menjalankan controller yang telah dibuat sebelumnya. Pengujian yang penulis lakukan adalah menggunakan perintah pingall. Pingall dilakukan setelah controller dijalankan. Berikut adalah gambar ketika melakukan pingall setelah controller dijalankan: Gambar 3. Pingall Setelah Controller Dijalankan Gambar 3 menggambarkan tentang pengujian terhadap konektivitas antarpc. Pemeriksaan konektivitas pada gambar 3 dilakukan setelah controller dijalankan dan membutuhkan waktu selama 1 menit 20 detik. Pemeriksaan tersebut membutuhkan waktu yang lama karena melakukan pemeriksaan terhadap semua pc yang terhubung. Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa setiap pc hanya terkoneksi dengan 1 buah pc lainnya. Pc0 terkoneksi dengan pc3, pc1 terkoneksi dengan pc4, pc2 terkoneksi dengan pc5 dan sebaliknya pc3 terkoneksi dengan pc0, pc4 terkoneksi dengan pc1 dan pc5 terkoneksi dengan pc2. Pingall juga menunjukkan bahwa paket yang dikirim sebanyak 30 hanya dapat terkirim sebanyak 6. Hal tersebut ditunjukkan pada bagian 6/30 received. III.9 Pengujian Performa Jaringan Dengan Paket UDP a. Skenario 1 Gambar 4. Grafik Jitter Skenario 1 Gambar 4 menunjukkan perubahan ratarata nilai jitter pada setiap percobaan. Nilai jitter terbesar ditunjukkan pada percobaan pertama dan ketiga dengan waktu percobaan 20 dan 60 detik. Sedangkan nilai jitter terkecil ditunjukkan pada percobaan kedua dengan waktu percobaan 40 detik.

JURNAL TEKNIK INFORMATIKA VOL. 10 NO. 1, 2017 89 percobaan pada skenario ini mendapatkan hasil 0%. Gambar 5. Grafik Packet Loss Skenario 1 Gambar 5 menunjukkan perubahan nilai packet loss pada setiap percobaan. Seluruh percobaan pada skenario ini mendapatkan hasil 0%. III.10 Output Analysis Hasil dari pemaparan hasil percobaan yang penulis dapatkan pada masing-masing skenario simulasi, maka kemudian diambil nilai rata-rata dari parameter jitter dan packet loss. Nilai rata-rata dari kedua parameter dari masingmasing skenario dibandingkan satu sama lain untuk mendapatkan skenario mana yang memiliki nilai terbaik untuk masing-masing parameter. Hasil keseluruhan simulasi ditampilkan dalam bentuk grafik. b. Skenario 2 Gambar 8. Grafik Jitter Gambar 6. Grafik Jitter Skenario 2 Gambar 6 menunjukkan perubahan ratarata nilai jitter pada setiap percobaan. Nilai jitter terbesar ditunjukkan pada percobaan pertama dan ketiga dengan waktu percobaan 40 detik. Sedangkan nilai jitter terkecil ditunjukkan pada percobaan kedua dengan waktu percobaan 20 detik. Gambar 8 menunjukkan perbandingan nilai rata-rata jitter untuk masing-masing skenario. Suatu jaringan dapat dikatakan bagus apabila memiliki nilai jitter yang kecil. Semakin kecil nilai jitter maka semakin lancar proses pengiriman data. Hasil simulasi yang penulis lakukan menunjukkan bahwa semakin banyak switch yang digunakan, maka akan mempengaruhi nilai jitter. Gambar 9. Grafik Packet Loss Gambar 7. Grafik Packet Loss Skenario 2 Gambar 7 menunjukkan perubahan nilai packet loss pada setiap percobaan. Seluruh Gambar 9 menunjukkan nilai rata-rata packet loss untuk masing-masing skenario hasil simulasi. Suatu jaringan dapat dikatakan bagus apabila memiliki nilai packet loss yang kecil. Semakin kecil nilai packet loss, maka data yang hilang saat pengiriman data juga semakin sedikit.kedua skenario simulasi yang penulis

90 JURNAL TEKNIK INFORMATIKA, APRIL 2017 lakukan memiliki nilai rata-rata packet loss terbaik karena nilai packet loss pada kedua skenario tersebut adalah 0%. Nilai packet loss tersebut menunjukkan bahwa tidak ada paket yang hilang dalam proses pengiriman. Bandung: Informatika [5] Stallings, William. 2013. Software Defined Networks and OpenFlow. The Internet Protocol Journal. IV. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengujian jaringan VLAN dilakukan dengan menggunakan 2 skenario, yaitu pembuatan jaringan VLAN dengan menggunakan 2 buah switch dan 3 buah switch. Berdasarkan hasil pengujian nilai ratarata Jitter yang dijelaskan, nilai rata-rata Jitter dapat dipengaruhi oleh jumlah device yang digunakan. Pada jaringan VLAN menggunakan 2 buah switch nilai rata-rata Jitter sebesar 0,009 ms. Nilai rata-rata Jitter tersebut lebih kecil dari nilai rata-rata Jitter pada jaringan VLAN yang menggunakan 3 buah switch yaitu sebesar 0,027 ms. Sedangkan hasil pengujian nilai rata-rata Packet Loss yang dijelaskan memiliki nilai yang sama, yaitu 0%. Nilai rata-rata Packet Loss tersebut menunjukkan bahwa kedua skenario tersebut tidak terjadi kehilangan paket. 4.2 SARAN Berdasarkan penelitian ini saran dari penulis adalah bahwa untuk penelitian selanjutnya menggunakan controller lainnya agar dapat mengetahui lebih dalam perbedaan proses setiap controller. Penulis menyarankan untuk mengimplementasikan jaringan VLAN yang menerapkan SDN pada jaringan saat ini supaya dapat melihat perbedaan performansi jaringan saat ini dengan jaringan yang menerapkan SDN. Penulis menyarankan untuk menambahkan proses intervlan routing agar semua VLAN dapat saling terkoneksi. DAFTAR PUSTAKA [1] Azodolmolky, Siamak. 2013. Software Defined Networking with OpenFlow. Birmingham-Mumbai: Packt Publishing. [2] Goransson, Paul & Black, Chuck. 2014. Software Defined Networks A Comprehensive Approach. USA: Morgan Kaufmann. [3] Madani, S.A., Kazmi, J & Mahlkecht, S. 2010. Modeling and Simulation. [4] Pratama, I Putu Agus Eka. 2015. Handbook Jaringan Komputer.