BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI RELAY ARUS LEBIH SESAAT BERBASIS MICROCONTROLLER

RANCANG BANGUN RELE ARUS BEBAN LEBIH UNTUK MOTOR LISTRIK TEGANGAN RENDAH BERBASIS MICROCONTROLLER

SIMULASI OVER CURRENT RELAY (OCR) MENGGUNAKAN KARATERISTIK STANDAR INVERSE SEBAGAI PROTEKSI TRAFO DAYA 30 MVA ABSTRAK

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

BAB IV PEMBAHASAN ALAT

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA

BAB III PERANCANGAN ALAT

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

Input ADC Output ADC IN

BAB IV ANALISIS RANGKAIAN ELEKTRONIK

III. METODE PENELITIAN. Universitas Lampung yang dilaksanakan mulai dari bulan Maret 2014.

Tugas Akhir PERANCANGAN DAN PEMBUATAN THERMOMETER DIGITAL BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 OLEH : PUTU SEPTIANI UTAMI DEWI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Nama : Timbangan Bayi. 2. Jenis : Timbangan Bayi Digital. 4. Display : LCD Character 16x2. 5. Dimensi : 30cmx20cmx7cm

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN ALAT

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK

BAB III PERANCANGAN ALAT

SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISIS DAN PENGUJIAN. Berikut ini adalah diagram blok rangkaian secara keseluruhan dari sistem alat ukur curah hujan yang dirancang.

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Pengujian Relay Arus Lebih Woodward Tipe XI1-I di Laboratorium Jurusan Teknik Elektro

BAB 1 PENDAHULUAN. penting pada kemajuan teknologi dalam berbagai bidang. Teknologi instrumentasi

BAB III PERANCANGAN Bahan dan Peralatan

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB III METODOLOGI PENULISAN

BAB II LANDASAN TEORI

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : PERANCANGAN KONTROL OTOMATIS TEMPERATUR RUMAH KACA BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51

Thermometer digital dengan DST-R8C dan OP-01 sebagai rangkaian pengkondisi

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB V PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISIS HASIL

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

BAB IV PEMBAHASAN ALAT

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III METODE PENELITIAN. alat pendeteksi frekuensi detak jantung. Langkah langkah untuk merealisasikan

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB III DESKRIPSI MASALAH

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung (khususnya Laboratorium teknik digital) dan

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN ALAT

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN. blok rangkaian penyusun sistem, antara laian pengujian Power supply,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

PERANCANGAN RELE ARUS LEBIH DENGAN KARAKTERISTIK INVERS BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535

BAB III DESAIN DAN IMPLEMENTASI

kali tombol ON ditekan untuk memulai proses menghidupkan alat. Setting

III. METODOLOGI PENELITIAN. bertempat di Laboratorium Elektronika Jurusan Teknik Elektro Universitas

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

Bab IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ketepatan masing-masing bagian komponen dari rangkaian modul tugas akhir

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

TEORI ADC (ANALOG TO DIGITAL CONVERTER)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun gambar blok diagram modul data logger autoclave yang telah dibuat

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik

BAB III DESAIN BUCK CHOPPER SEBAGAI CATU POWER LED DENGAN KENDALI ARUS. Pada bagian ini akan dibahas cara menkontrol converter tipe buck untuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Nama : Alat Ukur Berat Kalori pada Makanan Berbasis Arduino. d. Dimensi : P : 25 cm, L : 20 cm, T : 15 cm.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan April 2014 sampai bulan Januari 2015,

BAB 1 PENDAHULUAN. Tahun-tahun belakangan ini, terjadi peningkatan penggunaan komponen

BAB III KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN

Desain Dan Analisis Sistem Kontrol Beban Lebih Pada Listrik Rumah Tinggal Dengan Multi Grup

INSTRUMENTASI PENGUKURAN BERAT BADAN DAN LINGKAR KEPALA BAYI BERBASIS ATMEGA16 KARYA ILMIAH

DQI-03 DELTA ADC. Dilengkapi LCD untuk menampilkan hasil konversi ADC. Dilengkapi Zero offset kalibrasi dan gain kalibrasi

BAB III PROSES PERANCANGAN

BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. suatu sistem. Jika sistem proteksi tersebut bagus, maka akan terciptanya keadaan

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

APLIKASI ATMEGA 8535 DALAM PEMBUATAN ALAT UKUR BESAR SUDUT (DERAJAT)

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah

No Output LM 35 (Volt) Termometer Analog ( 0 C) Error ( 0 C) 1 0, , ,27 26,5 0,5 4 0,28 27,5 0,5 5 0, ,

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. Proses instalasi aplikasi merupakan tahapan yang harus dilalui sebelum

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013.

BAB IV DATA DAN ANALISA

Analisis Setting Relay Proteksi Pengaman Arus Lebih Pada Generator (Studi Kasus di PLTU 2X300 MW Cilacap)

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421)

II. KAJIAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN. dari bulan November 2014 s/d Desember Alat dan bahan yang digunakan dalam perancangan Catu Daya DC ini yaitu :

Ground Fault Relay and Restricted Earth Faulth Relay

BAB III PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KERUSAKAN KABEL

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Rancang Bangun Alat Pengukur Tingkat Keolengan Benda Secara Digital

Transkripsi:

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Pengantar Pengujian prototipe relai arus lebih dengan waktu tunda tertentu ini berguna untuk mengetahui kinerja dari relai hasil rancangan. Hasil pengujian prototipe relai ini diperlukan untuk menentukan apakah prototipe relai ini memenuhi syarat-syarat fundamental dari sistem proteksi. Adapun pengujian pengujian yang dilakukan sebagai berikut : 1. Pengujian komponen relai 2. Pengujian setting arus relai 3. Pengujian waktu tunda relai 4. Pengujian konsumsi daya relai 5. Perbandingan relai digital dengan relai analog Untuk memastikan setiap komponen relai telah bekerja dengan baik, maka pengujian pertama yang dilakukan adalah pengujian komponen relai. Hal terpenting yang diperhatikan dalam pengujian ini adalah linieritas pembacaan arus, yang dapat dilihat dari hasil pengolahan data pembacaan. Pengujian ini dilakukan pada dua komponen relai yakni : pengkondisi arus dan pembacaan ADC oleh mikrokontoler. Pengujian selanjutnya adalah pengujian setting arus relai, pengujian setting arus relai adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui apakah prototipe relai proteksi hasil rancangan bekerja pada setiap arus setting-nya, yang mana arus setting merupakan arus pick up (arus yang membuat relai bekerja) yang diset pada relai. Pengujian setiap I set dilakukan sebanyak 25 kali untuk masing masingnya. Pengujian waktu tunda relai adalah pengujian yang memperlihatkan ketepatan waktu tunda relai bila terjadi gangguan. Pengujian ini penting dilakukan karena relai arus lebih dengan karakteristik definite harus mempunyai respon kerja selama waktu yang ditentukan. 50

Pengujian stabilitas kerja relai merupakan pengujian untuk mengetahui protipe relai hasil rancangan bekerja stabil pada arus settingnya dengan penundaan waktu yang ditentukan. Pengujian berikutnya adalah pengujian konsumsi daya relai, pengujian ini untuk mengetahui berapa besar daya yang digunakan relai ketika relai tersebut bekerja. Pengujian dilakukan dengan mengukur arus yang mengalir pada relai. Setelah seluruh pengujian selesai dilakukan, selanjutnya dilakukan perbandingan relai hasil rancangan dengan peralatan relai yang ada di laboratorium LSTDE dengan tujuan mengetahui perbedaan ketepatan waktu tunda yang telah ditentukan. Pengujian pengujian tersebut merupakan pengujian yang bersifat menilai dan merupakan pengujian standar yang harus dilewati oleh relai proteksi. Dari semua data hasil pengujian yang dilakukan akan diolah sedemikian rupa kemudian dianalisa. Rangkaian pengujian menggunakan peralatan laboratorium yang terdapat pada Laboratorium Sistem Tenaga dan Distribusi Elektrik Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Andalas dengan menggunakan peralatan sebagai berikut : Power Supplay 3-phasa (726 75) 3-phasa Tranformator Arus (Rasio 5:1) (745 12) Beban Resistif (733 10) Electronic Stop Clock - (313 031) Pemutus Tenaga (CB) (745 561) Ampermeter (A 2 ) (727 32) Ampermeter digital (A 1 ) Voltmeter(V 1 ) (727 38) Kesemua pengujian dimaksud menggunakan rangkaian pengujian yang sama seperti yang terlihat pada gambar 5.1 dibawah ini. 51

9 0 1 8 7 6 5 S 4 2 3 A2 V1 313 031 L1 1.1 1.3 L2 F C C B L3 A1 2.1 N PE 733 10 Relai Digital Instantaneous OCR Gambar 5.1. Rangkaian pengujian prototipe relai. 5.1 Pengujian Komponen Relai Pengujian ini dilakukan pada rangkaian pengkondisi arus dan pembacaan ADC oleh mikrokontroler seperti yang telah dijelaskan pada sub bab pengantar diatas. Pengujian ini dilakukan untuk melihat kelinearan dan kestabilan rangkaian pengkondisi arus. Pada komponan pengkondisi arus yang dilakukan adalah mengukur arus sisi primer CT (I p ), arus sisi sekunder CT (I s ), tegangan keluaran rangkaian penguat selisih tegangan (V a ), dan tegangan keluaran rangkaian penyearah gelombang penuh (V b ), seperti yang terlihat dalam gambar 4.2. Sedangkan pada pembacaan ADC, pembacaan dilakukan dengan cara melihat hasil pembacaan ADC on-chip mikrokontroler AT90S8535 yang bisa ditampilkan pada monitor komputer. 52

4.2.1 Pembacaan / pengkondisian Arus Pengujian dilakukan seperti skema lengkap rangkaian pengkondisian arus yang terlihat pada gambar 5.2. Dalam gambar tersebut dapat dilihat bentuk sinyal masukan dan keluaran untuk setiap tahapan proses pembacaan. CT Ip Ke Beban R8 10k R4 10k D4 1N4148 Is V1 V2 R1 0.1 R2 1k R3 1k R5 10k V1 5V U1A LM324 + V2-5V Va R6 10k R7 10k U1B LM324 V5 5V + V4-5V 10k R9 D3 1N4148 V7 5V + U1C D1 1N4148 D2 1N4148 + C1 220uF Vb R10 5.1k LM324 V6-5V Ip : Arus primer CT Is : Arus sekunder CT Va : Tegangan keluaran rangkaian penguat selisih tegangan Vb : Tegangan keluaran rangkaian penyerah gelombang penuh Gambar 5.2. Rangkaian lengkap pembacaan arus dan bentuk gelombangnya Pada tahap pengkondisian arus, terjadi proses pengubahan besaran arus menjadi besaran tegangan oleh rangkaian pengkondisi arus. Hal ini bertujuan agar keluaran dari komponen relai ini dapat dijadikan sebagai input bagi mikrokontroler yang digunakan. Hasil pengujian rangkaian tersebut, secara lengkap dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut : Tabel 5.1 : Hasil Pengukuran Rangkaian Pembacaan Arus Ip (A) Is (A) Va (V) Vb (V) Ip : Arus pada primer CT 0.75 0.15 0.138 0.204 Is : Arus pada sekunder CT 1.00 0.20 0.184 0.269 Va : Tegangan keluaran rangkaian penguat selisih tegangan 1.25 0.26 0.235 0.341 Vb : Tegangan keluaran rangkaian 1.50 0.31 0.288 0.415 penyearah gelombang penuh 1.75 0.36 0.337 0.484 2.00 0.40 0.375 0.538 2.25 0.45 0.419 0.601 53

2.50 0.49 0.463 0.662 2.75 0.55 0.516 0.739 3.00 0.60 0.567 0.810 3.25 0.64 0.619 0.880 3.50 0.69 0.669 0.953 3.75 0.74 0.714 1.018 4.00 0.79 0.760 1.083 4.25 0.85 0.812 1.153 4.50 0.89 0.863 1.239 Pada rancangan relai ini yang yang harus diperhatikan adalah kesetaraan dan kelinieran antara Ip dengan Vb. 1.4 1.2 Tegangan DC (V) 1 0.8 0.6 0.4 0.2 0 0 0.25 0.5 0.75 1 1.25 1.5 1.75 2 2.25 2.5 2.75 3 3.25 3.5 3.75 4 4.25 4.5 4.75 Arus Primer (A) Gambar 5.3 Kurva hubungan arus beban terhadap tegangan keluaran rangkaian pembacaan arus Dari pengolahan data dan visualisasi grafik seperti yang ditunjukan pada gambar 5.3 memperlihatkan hubungan antara Ip dengan Vb yang mendekati linier, hal ini disebabkan karena rangkaian pembacaan arus yang digunakan hanya menggunakan rangkaian rangkaian dasar op-amp yakni rangkaian penguat selisih tegangan dan rangkaian penyearah gelombang penuh, namun menunjukan kinerja hasil pembacaan yang stabil dan mendekati linier. Apabila digunakan IC khusus sebagai sensor dan tranduser arus maka akan didapat hasil pembacaan yang lebih akurat, namun IC jenis ini sangat sulit ditemukan dipasaran serta tidak dijual untuk penggunaan pribadi. 54

4.2.2 Pembacaan ADC oleh AT90S8535 Pada tahapan pembacaan ADC oleh mikrokontroler ini terjadi pengkonversian besaran tegangan keluaran rangkaian pembacaan arus menjadi besaran digital dengan menggunakan ADC yang terdapat dalam mikrokontroler AT90S8535. Rangkaian pengujian yang digunakan seperti terlihat pada gambar 3.10. Dalam gambar terlihat penggunaan CT (ratio 5:1), beban resistif dan relai dihubungkan ke komputer. Salah satu cara pengujian dilakukan dengan menaikan bebab resistif secara berlahan lahan kemudian dilihat hasil pembacaan ADC pada layar komputer. Komputer melakukan pengolahan dan manipulasi bit data pembacaan ADC mikrokontroler dan menampilkan dalam bentuk bilangan hexadesimal, Pengujian ini dilakukan berulang ulang untuk melihat kestabilan dan kelinieran hasil pembacaan ADC ini. Nilai nilai setting ini akan digunakan juga pada badan program mikrokontoler dalam bentuk hexadesimal. Proses kalibrasi yang telah dilakukan didapat hasil pembacaan Vb dalam nilai digital ( heksa dan desimal) seperti yang terdapat pada tabel 5.2. Tabel 5.2 : Hasil konversi hasil pembacaan arus oleh ADC AT90S8535 Hasil pembacaan ADC Hasil pembacaan ADC Vb (Volt) (heksa) (desimal) 0.204 0084 132 0.269 00A8 168 0.341 00CC 204 0.415 00EE 238 0.484 0112 274 0.538 0135 309 0.601 0154 340 0.662 0176 374 0.739 0198 408 0.810 01B9 441 0.880 01D9 473 Vb : Tegangan keluaran rangkaian pembacaan arus. 55

0.953 0213 531 1.018 022E 558 1.083 0253 595 1.153 025C 604 1.239 027F 639 Jika data pada tabel di atas diolah dalam bentuk grafik, maka hasilnya dapat dilihat seperti ditunjukan pada gambar 5.4 berikut ini. 700 Kurva hubungan arus beban terhadap hasil konversi ADC Pembacaan ADC (desimal) 600 500 400 300 200 100 0 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 Vb (Volt) Gambar 5.4 Kurva hubungan arus beban terhadap tegangan keluaran rangkaian pembacaan arus Grafik hasil pembacaan ADC gambar 5.4 menunjukan nilai mendekati linier, yang berarti pembacaan ADC mikrokontroler AT90S8535 stabil pada rancangan relai ini. Penggunaan ADC on-chip yang terdapat pada mikrokontroler AT90S8535 dengan ketelitian 10 bit menunjukan kinerja konversi yang baik serta menghasilkan nilai konversi yang akurat. Pada umumnya, sangat jarang mikrokontroler yang menyertakan ADC yang terintegrasi dalam chipnya. Sedangkan chip ADC yang ada dipasaran mempunyai ketelitian 8 bit. Untuk chip ADC dengan ketelitian yang lebih dari 8 bit sangat sulit ditemukan. Untuk sebuah 56

aplikasi digital, ADC dengan ketelitian tinggi dibutuhkan sehingga didapat hasil yang lebih baik. 5.2 Pengujian Setting Relai Pengujian dilakukan dengan skema seperti yan terlihat pada gambar 5.1. Adapun tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui I pick-up pada setiap setting relai. Walaupun pada proses kalibrasi nilai I pick-up untuk setiap setting sudah diketahui namun perlu dilakukan pengujian untuk masing-masingnya. Pada pengujian ini akan dilihat penyimpangan I pick-up yang telah ditentukan. Untuk mencapai tujuan yang dimaksud maka pengujian untuk setiap setting dilakukan minimum sebanyak 25 kali untuk masing masingnya, supaya didapat hasil yang lebih representatif. Prosedur kerja pada pengujian ini adalah sebagai berikut : 1. Rangkai alat seperti gambar 5.1. 2. Atur setting arus relai dengan mensetting Iset dari nilai yang terendah (0.75 A) sampai nilai yang tertinggi (4.5 A). 3. Setiap perubahan setting yang dilakukan relai harus direset. 4. Operasikan relai dengan menekan tombol start dan naikan beban resistif secara berlahan lahan hingga relai berkerja. Catat arus yang terbaca pada A 2 saat relai bekerja. 5. Lakukan percobaan ini sebanyak 25 kali untuk setiap settingnya.. Data hasil pengujian setting relai ini diolah dan didapatkan I pick up rata rata untuk setiap setting relai dan penyimpangannya data lengkap pengujian dapat dilihat pada lampiran. Hasil pegolahan data pengujian ini dapat dilihat pada tabel 5.3 berikut ini : Tabel 5.3 : Hasil Pengujian Setting Relai Posisi Switch Setting (0 off, 1 on) Iset (A) I p (A) δ (A) I pick-up (min) (A) 0000 0.75 0.7704 0.0007 0.7697 0001 1.00 1.0346 0.0025 1.0321 Iset : Arus relai setting I p : Arus pick up rata rata. 57

0010 1.25 1.2756 0.0058 1.2698 0011 1.50 1.5244 0.0038 1.5206 0100 1.75 1.7820 0.0076 1.7744 0101 2.00 2.0676 0.0151 2.0525 0110 2.25 2.2856 0.0038 2.2818 0111 2.50 2.5344 0.0158 2.5186 1000 2.75 2.7796 0.0095 2.7701 1001 3.00 3.0376 0.0028 3.0347 1010 3.25 3.2696 0.0027 3.2669 1011 3.50 3.5684 0.0073 3.5611 1100 3.75 3.7764 0.0112 3.7652 1101 4.00 4.0512 0.0049 4.0265 1110 4.25 4.2796 0.0049 4.2747 1111 4.50 4.5664 0.0204 4.5460 δ : Besar penyimpangan arus pick up. Dalam tabel 5.3 terlihat Ipick-up rata rata dan penyimpangannya. Sehingga didapat Ipick-up minimum untuk setiap settingnya. Dari pengujian didapat selisih nilai Ipik-up minimum terbesar pada setting 3.5 A, yaitu 0.06 A, hal ini disebabkan adanya penyimpangan saat pengambilan data pengujian namun keadaan ini tidak mempengaruhi kerja relai, karena secara rata rata relai bekerja diatas nilai settingnya. Hal ini menunjukan relai bekerja bila arus gangguan besar dari Iset. Pada rancangan ini hanya digunakan 16 macam setting dengan kenaikkan 0.25 amper. Dengan kemampuan yang dimiliki oleh mikrokontroler ini jumlah setting dapat ditambah jumlahnya sehingga dapat tingkatkan kenaikan setting yang lebih representatif dan aplikatif. 5.3 Pengujian Waktu Tunda Relai Pengujian dasar berikutnya adalah pengujian waktu tunda relai, pengujian ini adalah pengujian lama waktu tunda yang dibutuhkan relai untuk bekerja (trip) setelah I pick-up tercapai. Pengujian ini dilakukan untuk setiap setting waktu, dan diuji pada salah satu setting arus saja yaitu: 0.75 A. Pengujian dilakukan sebanyak 58

25 kali untuk setiap setting waktu untuk mendapatkan hasil yang lebih representatif. Pengujian ini dilakukan dengan prosedur kerja sebagai berikut : 1. Prosedur kerja pertama ini sama dengan prosedur kerja 1, 2, dan 3 pada pengujian setting relai, 2. Sebelum mengoperasikan relai, atur arus jaringan (gangguan) di atas nilai setting arus dengan cara menaikan beban. Matikan suplay tanpa mengubah posisi beban. 3. Atur setting waktu relai dari nilai terendah (0.5 detik) sampai nilai tertinggi (4 detik), dengan kenaikan 0.5 detik. 4. Hidupkan Electronic Stop Clock, kemudian tekan reset. 5. Operasikan relai dengan menekan tombol start. 6. Hidupkan CB maka relai langsung trip dan Electronic Stop Clock akan bekerja dan berhenti sejalan dengan membukanya saklar CB. 7. Catat waktu trip yang terlihat pada Electronic Stop Clock. Dari hasil pengujian waktu tunda relai, didapatkan data waktu kerja relai seperti terlihat pada tabel 5.4. Pada tabel terlihat ukuran waktu tunda kerja relai untuk masing masing settingnya. Kemudian dari pengolahan data tersebut didapat waktu rata rata dan penyimpangannya. Dibawah ini merupakan table 5.4 yang memperlihatkan data hasil pengujian tersebut. Table 5.4. Hasil pengujian waktu tunda relai definite OCR Posisi Switch Setting (0 off, 1 on) Tset (s) T p (s) δ (s) T pick-up (min) (s) 0000 0.5 0.500 0.004 0.496 0001 1.0 1.005 0.007 0.998 0010 1.5 1.514 0.003 1.511 0011 2.0 2.013 0.006 2.007 0100 2.5 2.511 0.005 2.506 0101 3.0 3.017 0.004 3.013 0110 3.5 3.520 0.006 3.514 0111 4.0 4.020 0.006 4.014 Tset : Waktu setting relai T p : Waktu pick up rata δ rata. : Besar penyimpangan waktu pick up. 59

Dari tabel diatas dapat dilihat waktu tunda pik-up rata-rata untuk setiap setting dan penyimpangannya. Dan didapatkan nilai waktu pik-up minimum untuk setiap setting waktu tunda relai. Dari pengujian didapatkan selisih waktu tunda terbesar pada setting 3 dan 4 detik, yaitu sebesar 0,02 detik. Selisih ini ini tidak terlalu besar dan dapat diabaikan, selisih ini disebabkan oleh beberapa hal diantaranya waktu yang dibutuhkan oleh PMT untuk dapat trip, dan karena pendekatan dan pembulatan pada penyettingan data base waktu. Pengujian karakteristik relai Pengujian ini dilakukan untuk melihat karakteristik relai hasil rancangan, apakah relai memiliki waktu tunda yang tetap jika diberikan arus yang bervariasi. Percobaan dilakukan dengan menvariasikan arus di atas nilai setting, dengan setting waktu tunda tetap, yaitu sebesar 1.5 detik. Data pengujian dan kurva karakteristik relai dapat dilihat pada gambar 5.5 berikut: 60

Tset = 1.5 t Iset = 1 A Arus Waktu (A) (t) 1.2 1.49 1.4 1.53 1.6 1.53 1.8 1.49 2.0 1.49 2.2 1.53 2.4 1.52 2.6 1.53 2.8 1.5 3.0 1.49 3.2 1.51 3.4 1.51 3.6 1.52 3.8 1.49 4.0 1.49 Gambar 5.5 karakteristik relai arus lebih dengan waktu tunda tertentu Dari data dan kurva karakteristik relai arus lebih dengan waktu tunda tertentu di atas, terlihat bahwa relai memiliki waktu tunda yang mendekati nilai konstan pada waktu 1.5 detik. Penyimpangan yang terjadi tidak terlalu besar,sehingga dapat dikatakan relai hasil rancangan memiliki ketepatan waktu yang baik. Pada perancangan prototipe relai arus lebih dengan waktu tunda tertentu ini, terlihat bahwa proses pengambilan keputusan dilakukan dengan cepat dan tepat sesuai dengan waktu setting. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja relai ini bisa diandalkan. 61

5.4 Perbandingan Relai Digital Dengan Relai Analog Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan lama waktu tunda antara relai digital hasil rancangan dengan relai analog. Relai analog yang digunakan adalah peralatan relai pada laboratorium LSTDE. Pengujian dilakukan sebanyak 10 kali percobaan dengan cara memberikan arus gangguan yang sama besar pada kedua relai. Hasil pengujian ini dapat dilihat pada tabel 5.6 berkut. Tabel 5.5: perbandingan relai analog vs digital Nilai Waktu Rata-rata ( t ) Selisih ( t ) Seting (A) Analog Digital 0.5 0.562 0.50 0.062 1.0 1.085 1.015 0.070 1.5 1.594 1.511 0.083 2.0 2.096 2.016 0.080 2.5 2.591 2.515 0.076 3.0 3.102 3.013 0.089 3.5 3.612 3.513 0.099 4.0 4.106 4.017 0.089 Dari data pada tabel dapat dilihat perbedaan waktu tunda yang cukup besar antara relai hasil rancangan dengan relai analog, yaitu sekitar 0.09 detik. Dari perbedaan yang diperoleh dapat dikatakan bahwa relai hasil rancangan memiliki ketepatan waktu yang cukup baik. 5.5 Pengujian Konsumsi Daya Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui konsumsi daya yang dibutuhkan oleh relai saat beroperasi. Pengujian dilakukan dengan mengukur tegangan dan arus yang mengalir ketika relai beroperasi. Hasil pengukuran tegangan dan arus sebagai berikut : Tegangan (V 1 ) : 220 V Arus (A 1 ) : 11.372 ma Daya yang digunakan : 2.501 VA 62

Hasil pengujian menunjukan relai ini mengkonsumsi sedikit daya untuk beroperasi. Hal ini menunjukan bahwa relai hasil rancangan bersifat ekonomis dan sederhana, sesuai dengan syarat fundamental sistem proteksi yaitu harus ekonomis dan sederhana. 63