BAB 1 PENDAHULUAN. menulis. Keempat aspek keterampilan berbahasa itu saling berhubungan dalam proses

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rizka Fauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat manusia adalah fenomena sosial (Chaer, 2007:32).

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi dan untuk

BAB I PENDAHULUAN. daya tarik itu berasal dari aspek bahasa yaitu bahasa Indonesia. Banyak yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pengajaran bahasa mempunyai tujuan agar pembelajar dapat

BAB I PENDAHULUAN. Andina Pernatawaty,2014 PEMBELAJARAN BERBICARA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa dapat diungkapkan secara lisan maupun tulisan. Penggunaan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang menjadi daya tarik itu sendiri yaitu bahasa Indonesia. Dewasa ini, banyak

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai alat penghubung dan pengenal bagi masing-masing. merupakan alat kontrol utama manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

BAB I PENDAHULUAN. hanya bisa dilakukan dalam ruang dan waktu yang terbatas kini dapat dilakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dimengerti dan digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Adapun cara-cara

BAB I PENDAHULUAN. belajar bahasa pada hakikatnya sama dengan belajar berkomunikasi. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. kecenderungan; sikap, muatan/nilai dan kemampuan guna meningkatkan kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing (BIPA) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk pemersatu antarsuku, bangsa dan budaya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. berbicara, membaca, dan menulis. Dari ke empat aspek berbahasa tersebut yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Riqoh Fariqoh, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BAHASA MANDARIN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan seseorang dalam melakukan komunikasi sangat tergantung

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemanusiaan untuk bermasyarakat dan menjadi manusia yang sempurna. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. 2008:73). Pada jaman dahulu dongeng disampaikan secara lisan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. upaya lapisan masyarakat terhadap setiap gerak langkah dan perkembangan dunia

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan gagasan, keyakinan, pesan, pandangan hidup, cita-cita, serta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yaitu: keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jerman merupakan salah satu pilihan bahasa asing yang dipelajari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Orang banyak menyangka bahwa penguasaan tiap bahasa pertama seakanakan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi manusia

PEMANFAATAN SASTRA SEBAGAI BAHAN AJAR PENGAJARAN BIPA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berbicara merupakan hal yang lazim dilakukan oleh masyarakat dalam

1. Kita harus melaporkan kejadian itu besok, tetapi mereka sekarang tidak berada di sini.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pencapaian tujuan belajar tercermin dari kemampuan belajar siswa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang dapat memenuhi kebutuhan pendidikannya dengan belajar menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia di Internasional kini menginjak tahap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu aspek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROUND TABLE DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dibekali kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. akan dapat bermanfaat bagi masyarakat apabila dalam perkembangannya. masyarakat adalah dengan cara memasang iklan.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Deskripsi Melalui Strategi Critical Incident

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik dan. Salah satu usaha untuk meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia mampu mewujudkan potensi yang dimilikinya. Tirtarahardja

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. datang. Mengembangkan bahasa seyogyanya dimulai dari masa usia dini, sebab. Lenneberg (Santrock, 371) tahun-tahun prasekolah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dengan dilakukannya proses pembelajaran manusia akan mampu berkembang.

I. PENDAHULUAN. diajarkan agar siswa dapat menguasai dan menggunakannya dalam berkomunikasi

lebih mudah bagi perkembangan bahasa daripada setiap alternatif yang tersedia.

BAB I PENDAHULUAN. kita dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang dapat menjamin kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Makin kaya kosakata yang dimiliki, makin besar pula

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting untuk berkomunikasi dalam kehidupan. sehari-hari. Berkomunikasi dengan menggunakan bahasa, artinya

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA BILDERGESCHICHTE

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Inggris di Indonesia meliputi empat keterampilan,

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

2016 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METOD E COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) D ALAM MENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT BAHASA JEPANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Berpikir ilmiah merupakan kegiatan berpikir yang sistematis dan teratur

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan dasar manusia dalam kehidupan sehari-hari adalah komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Terampil berbahasa sangat penting dikuasai.

BAB I PENDAHULUAN. itu, kemudian menjadi media dan mengembang pikiran manusia. Ernest Cassiner

PENDEKATAN PRAGMATIK DALAM PENGAJARAN KEMAHIRAN BERBICARA BIPA

Jurnal SAP Vol. 1 No. 1 Agustus 2016 ISSN: X PENGARUH MINAT MEMBACA DAN PENGUASAAN KOSAKATA TERHADAP KETERAMPILAN BERPIDATO

BAB I PENDAHULUAN. peran penting dalam kehidupan. Pendidikan bahasa sastra Indonesia yang menitikberatkan

Budi Waluyo Rudi Adi Nugroho BAHASA INDONESIA. Tingkat Semenjana. untuk SMK Kelas X. Pusat Perbukuan. Departemen Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengajaran bahasa asing merupakan salah satu ilmu yang popular

BAB I PENDAHULUAN. tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) setelah bahasa Inggris. Dalam. bahasa Jerman baik secara lisan maupun tulisan.

BAB 1 PENDAHULUAN. terampil berbahasa. Adapun keterampilan berbahasa itu mencakup empat

Kata Kunci: keterampilan bercerita, media film kartun, metode talking stick.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di sekolah memegang peranan penting dalam mengupayakan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan mampu

BAB I PENDAHULUAN. karya puisi pasti tidak akan terlepas dari peran sebuah bahasa. Bahasa

BAB 1 PENDAHULUAN. keterampilan hidup (life skills) yang harus dikuasai. Bahasa sebagai alat untuk dapat berinteraksi

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BAHASA INGGRIS

BAB I PENDAHULUAN. orang dan urutan kedua adalah China dengan jumlah pembelajar Bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut terciptanya

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran BIPA sangat penting untuk penutur asing karena saat ini Indonesia sudah terbuka di mata dunia internasional. Pembelajaran BIPA memiliki empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek keterampilan berbahasa itu saling berhubungan dalam proses pembelajaran tersebut. Selain keempat aspek keterampilan berbahasa, pembelajar BIPA diberi pengetahuan tentang budaya Indonesia yang disebut dengan pembelajaran lintas budaya. Tujuan dari pembelajaran lintas budaya ini untuk memperkenalkan berbagai kebudayaan di Indonesia, baik kebudayaan yang bersifat dasar, seperti memperkenalkan diri, memesan makanan, dan tawar menawar maupun kebudayaan yang berupa kegiatan kokurikuler, seperti gamelan, menari, menyanyi, dan bidang kesenian lainnya. Pembelajaran lintas budaya merupakan aspek tambahan dalam program BIPA. Dalam prosesnya, pembelajar BIPA sangat menyenangi pembelajaran tersebut karena

melalui pembelajaran ini mereka dapat mengetahui banyak hal mengenai budaya Indonesia. Meskipun demikian, program pokok dalam pembelajaran BIPA tidak boleh terabaikan. Program pokok tersebut adalah pembelajaran keterampilan berbahasa, yakni menyimak, berbicara, membaca, dan menulis yang saling berkaitan satu sama lain. Keterampilan berbicara merupakan aspek keterampilan berbahasa yang bersifat produktif atau menghasilkan. Keterampilan ini merupakan aspek terpenting dalam pembelajaran BIPA karena banyak pembelajar BIPA yang belajar bahasa Indonesia hanya untuk kebutuhan oral atau berkomunikasi secara lisan. Meskipun demikian, aspek keterampilan berbicara tidak dapat dipisahkan dengan aspek-aspek lainnya. Kaitan aspek keterampilan berbicara dengan aspek-aspek lainnya yaitu keterampilan menyimak dan berbicara merupakan dua hal yang berbeda, tetapi saling berhubungan. Kegiatan menyimak selalu didahului dengan kegiatan berbicara. Sementara itu, hubungan keterampilan membaca dan berbicara terletak pada fungsinya yang berkaitan satu sama lain. Berbicara berfungsi sebagai penyebar informasi melalui media lisan, sedangkan membaca berfungsi sebagai penerima informasi melalui media tulis. Selanjutnya, hubungan keterampilan berbicara dengan aspek keterampilan berbahasa yang terakhir terletak pada sifat keduanya yang samasama bersifat produktif atau menghasilkan. Kegiatan menulis diungkapkan melalui

bahasa tulis yang menghasilkan tulisan, sedangkan berbicara diungkapkan melalui bahasa lisan yang menghasilkan komunikasi oral. Penggunaan bahasa secara lisan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain: pelafalan, intonasi, pilihan kata, struktur kata dan kalimat, sistematika pembicaraan, isi pembicaraan, cara memulai dan mengakhiri pembicaraan, dan penampilan. Dalam hal ini, pembelajar BIPA diajarkan keterampilan berbicara dalam ragam formal dan informal. Kemampuan keterampilan berbicara menuntut pembelajar BIPA untuk mampu menguasai berbagai kosa kata dalam bahasa Indonesia. Hal-hal yang berkaitan dengan kemampuan keterampilan berbicara adalah pelafalan kosa kata yang benar, intonasi yang tepat, dan penjedaan yang mewakili pemaknaan. Ketiga hal itulah yang perlu dikuasai oleh pembelajar setelah mempelajari keterampilan berbicara. Sejauh ini, instruktur berusaha untuk mengajarkan keterampilan berbicara agar pembelajar menguasai ketiga hal tersebut. Namun, setelah mengikuti pembelajaran BIPA ternyata masih banyak pembelajar yang belum menguasainya. Menurut pandangan para pengajar BIPA, hal itu terjadi karena kurang tepatnya metodologi pembelajaran dan masih terbatasnya bahan ajar berbicara BIPA.

Berbagai masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran keterampilan berbicara mengakibatkan pembelajar menganggap belajar bahasa Indonesia terlalu banyak menekankan pada sistem tata bahasa, padahal banyak di antara mereka yang belajar bahasa Indonesia itu untuk kepentingan komunikasi. Oleh sebab itu, instruktur perlu mengoptimalkan pembelajaran dan mengetahui apa yang dibutuhkan oleh pembelajar. Sejalan dengan hal tersebut, para pengajar BIPA mengemukakan bahwa perlu adanya bahan ajar yang sesuai untuk mendukung proses pembelajaran. Bahan ajar memuat materi-materi ajar yang akan dipelajari oleh pembelajar BIPA. Dalam penguasaan materi ajar tersebut, dibutuhkan keterampilan instruktur selaku pengajar untuk menyusun dan memberikan materi dengan baik. Hal itu bertujuan untuk memotivasi pembelajar agar mampu menguasai materi. Materi ajar yang baik adalah materi ajar yang tepat guna. Anneke Heritaningsih Tupan (05-12-2011) mengemukakan, materi ajar yang tepat guna artinya materi yang dibutuhkan oleh pembelajar untuk berkomunikasi dengan penutur asli di sekitarnya. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa materi ajar yang baik adalah materi ajar yang sesuai dengan kebutuhan pembelajar terutama kebutuhan berkomunikasi. Apabila seorang instruktur mengetahui kebutuhan pembelajar, instruktur tersebut dapat memilih bahan ajar yang tepat untuk pembelajarnya. Fahrurroji (07-12-

2011) mengemukakan bahwa pemilihan bahan ajar yang fungsional memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan proses pembelajaran bahasa asing. Uraian tersebut menegaskan akan pentingnya pemilihan bahan ajar yang tepat guna. Berbicara mengenai bahan ajar, para pengajar BIPA mengemukakan bahwa saat ini bahan ajar BIPA masih terbatas, terutama bahan ajar untuk pembelajar tingkat lanjut. Sebelumnya, beberapa peneliti pernah melakukan penelitian dan pengembangan pada bahan ajar membaca dan menulis untuk pembelajar BIPA tingkat lanjut. Ine Eka Pratiwi (2010:18) mengemukakan pendapatnya mengenai penyusunan bahan ajar membaca tingkat lanjut sebagai berikut: bahan ajar membaca tingkat lanjut adalah suatu pedoman yang dapat dipakai atau dijadikan sumber belajar untuk mengajarkan keterampilan membaca bagi pembelajar BIPA tingkat lanjut. Sejalan dengan pernyataan tersebut Yani Garnita (2011:20) dalam skripsinya mengenai pengembangan bahan ajar menulis BIPA tingkat lanjut mengemukakan bahwa bahan ajar menulis BIPA adalah alat yang digunakan oleh pengajar untuk merangsang dan melatih pembelajar BIPA dalam kegiatan melahirkan pikiran atau perasaan ke dalam bentuk lambang-lambang grafik. Lambang-lambang grafik yang dimaksud menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh pengguna bahasa Indonesia (Garnita, 2011:20). Berdasarkan beberapa pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa bahan ajar merupakan komponen terpenting dalam pembelajaran BIPA karena

di dalam bahan ajar dimuat berbagai materi ajar yang harus dikuasai oleh pembelajar. Selain itu, penggunaan bahan ajar juga dapat memudahkan instruktur dalam memberikan materi ajar. Mengingat bahan ajar BIPA saat ini masih terbatas, peneliti mencoba melakukan penelitian dan pengembangan terhadap bahan ajar berbicara BIPA tingkat lanjut. Pengembangan bahan ajar berbicara BIPA tingkat lanjut sangat dibutuhkan untuk kepentingan pembelajaran BIPA. Mengingat berbagai permasalahan pembelajaran berbicara yang terjadi dalam pembelajaran BIPA seperti yang dikemukakan sebelumnya, pengembangan bahan ajar berbicara ini diharapkan dapat mengoptimalkan pembelajaran. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti mengidentifikasi masalah-masalah penelitian sebagai berikut ini. 1. Penguasaan pembelajar BIPA terhadap aspek-aspek keterampilan berbicara masih belum maksimal. 2. Bahan ajar berbicara BIPA tingkat lanjut masih terbatas.

1.3 Batasan Masalah Berdasarkan beberapa identifikasi masalah yang telah dikemukakan, peneliti membatasi masalah yang diteliti sebagai berikut ini. 1. Peneliti mengembangkan bahan ajar cetak untuk pembelajaran berbicara BIPA tingkat lanjut. Bahan ajar ini diharapkan dapat merangsang kemampuan pembelajar dalam menguasai pelafalan kosa kata yang benar, intonasi yang tepat, dan penjedaan yang mewakili pemaknaan. 2. Peneliti berusaha mengembangkan bahan ajar dalam penelitian ini untuk memperoleh hasil belajar yang optimal dalam pembelajaran berbicara BIPA tingkat lanjut. 1.4 Rumusan Masalah berikut ini. Berdasarkan paparan di atas, peneliti merumuskan beberapa masalah seperti 1. Bagaimanakah karakteristik bahan ajar berbicara yang sesuai untuk pembelajaran berbicara BIPA tingkat lanjut? 2. Bagaimanakah isi materi ajar berbicara yang tepat untuk bahan ajar berbicara BIPA tingkat lanjut?

3. Bagaimanakah bentuk latihan berbicara yang sesuai untuk bahan ajar berbicara BIPA tingkat lanjut? 1.5 Tujuan Penelitian Merujuk pada rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini antara lain: 1) mengidentifikasi dan mengembangkan karakteristik bahan ajar berbicara yang sesuai untuk pembelajaran berbicara BIPA tingkat lanjut, 2) mengidentifikasi dan mengembangkan isi materi ajar berbicara yang tepat untuk bahan ajar berbicara BIPA tingkat lanjut, 3) mengidentifikasi dan mengembangkan bentuk latihan berbicara yang sesuai untuk bahan ajar berbicara BIPA tingkat lanjut. 1.6 Manfaat Hasil Penelitian Peneliti mengharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak. Pihak-pihak tersebut adalah sebagai berikut ini. 1. Bagi Pengajar Penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu pilihan pembelajaran berbicara dengan memanfaatkan produk bahan ajar berbicara untuk memudahkan pembelajaran BIPA tingkat lanjut. Selain itu, penelitian ini juga dapat memicu

kreativitas pengajar dalam memberikan pembelajaran berbicara BIPA tingkat lanjut. 2. Bagi Pembelajar Penelitian kemampuan berbicara dengan pengembangan bahan ajar berbicara BIPA tingkat lanjut mampu merangsang kemampuan pembelajar dalam menguasai kosa kata bahasa Indonesia, melatih pelafalan kosa kata yang benar, melatih ketepatan intonasi dan penjedaan yang mewakili pemaknaan. 3. Bagi Peneliti Penelitian ini memberikan pengalaman bagi peneliti dalam mengembangkan produk yang berupa bahan ajar keterampilan berbicara untuk pembelajar BIPA tingkat lanjut. 4. Bagi peningkatan pembelajaran berbahasa Peneliti berharap penelitian ini juga bermanfaat bagi peningkatan pembelajaran berbahasa, khususnya pembelajaran keterampilan berbicara bagi penutur asing. Pembelajar BIPA diharapkan memperoleh pengalaman dan cara belajar yang menarik dengan memanfaatkan produk bahan ajar berbicara. Dengan demikian,

mereka dapat lebih mudah menguasai kosa kata bahasa Indonesia dan hal-hal lain yang berhubungan dengan keterampilan berbicara. 5. Bagi bidang keilmuan BIPA Peneliti berharap penelitian ini dapat dijadikan salah satu pertimbangan tambahan bahan ajar berbicara untuk pembelajar BIPA tingkat lanjut sehingga menjadi inspirasi bagi peneliti lain yang memiliki keinginan untuk melakukan penelitian selanjutnya. 1.7 Definisi Operasional Peneliti memaparkan definisi variabel-variabel yang berhubungan dengan penelitian sebagai berikut ini. 1. Bahan ajar adalah suatu bahan yang berisi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. 2. Bahan ajar berbicara BIPA adalah suatu bahan yang berisi pengetahuan, keterampilan, dan sikap berbicara yang harus dipelajari dan dikuasai oleh pembelajar asing.

3. Pembelajar BIPA tingkat lanjut adalah pembelajar asing yang sudah mampu berkomunikasi bahasa Indonesia secara tertulis dan lisan. 1.8 Anggapan Dasar Anggapan dasar dalam penelitian ini terangkum sebagai berikut ini. 1. Bahan ajar berbicara yang baik mampu meningkatkan kemampuan pembelajar dalam memahami isi materi ajar. Selain itu, materi ajar yang sesuai dengan tingkat pembelajarnya dapat membuat pembelajar lebih mudah mempelajarinya. 2. Pengembangan bahan ajar berbicara BIPA tingkat lanjut sangat penting untuk menambah referensi pembelajaran berbicara BIPA tingkat lanjut.