STUDI PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN INPUT TERHADAP KAPASITAS ANGKAT MOTOR HOISTING ( Aplikasi pada Workshop PT. Inalum )

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PERBANDINGAN TORSI START

PERBANDINGAN PENGARUH TAHANAN ROTOR TIDAK SEIMBANG DAN SATU FASA ROTOR TERBUKA : SUATU ANALISIS TERHADAP EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA

ANALISA PENGARUH SATU FASA ROTOR TERBUKA TERHADAP TORSI AWAL, TORSI MAKSIMUM, DAN EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI 3 FASA

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

TUGAS AKHIR. PERUBAHAN TEGANGAN INPUT TERHADAP KAPASITAS ANGKAT MOTOR HOISTING ( Aplikasi pada Workshop PT. INALUM )

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 2/Mei 2014

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

STUDI PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC SHUNT DENGAN METODE WARD LEONARD (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

ANALISA PENGARUH BESAR NILAI KAPASITOR EKSITASI TERHADAP KARAKTERISTIK BEBAN NOL DAN BERBEBAN PADA MOTOR INDUKSI SEBAGAI

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

MODUL 10 DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK. Motor induksi

PRINSIP KERJA MOTOR. Motor Listrik

BAB II MESIN INDUKSI TIGA FASA. 2. Generator Induksi 3 fasa, yang pada umumnya disebut alternator.

BAB II DASAR TEORI. Motor asinkron atau motor induksi biasanya dikenal sebagai motor induksi

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR ARUS SEARAH KOMPON

PENGARUH PENGATURAN TAHANAN SHUNT DAN SERI TERHADAP PUTARAN DAN EFISIENSI MOTOR ARUS SEARAH KOMPON

PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK

ABSTRAK. Kata Kunci: generator dc, arus medan dan tegangan terminal. 1. Pendahuluan

ANALISA PERBANDINGAN PENGARUH HUBUNGAN SHORT-SHUNT DAN LONG-SHUNT TERHADAP REGULASI TEGANGAN DAN EFISIENSI GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI

JOB SHEET MESIN LISTRIK 2. Percobaan Medan Putar dan Arah Putaran

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. biasanya adalah tipe tiga phasa. Motor induksi tiga phasa banyak digunakan di

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

PENGARUH POSISI SIKAT DAN PENAMBAHAN KUTUB BANTU TERHADAP EFISIENSI DAN TORSI MOTOR DC SHUNT

ABSTRAK. Kata Kunci: pengaturan, impedansi, amperlilit, potier. 1. Pendahuluan. 2. Generator Sinkron Tiga Fasa

Pemodelan Dinamik dan Simulasi dari Motor Induksi Tiga Fasa Berdaya Kecil

PENGARUH PEGATURAN KECEPATAN MENGGUNAKAN METODE PENGATURAN FLUKSI TERHADAP EFISIENSI PADA MOTOR ARUS SEARAH KOMPON

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan

ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA MOTOR INDUKSI SATU FASA SPLIT-PHASE

ANALISIS PERBANDINGAN EFEK PEMBEBANAN TERHADAP GGL BALIK DAN EFISIENSI PADA MOTOR DC PENGUATAN KOMPON PANJANG DAN MOTOR INDUKSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dampak Perubahan Putaran Terhadap Unjuk Kerja Motor Induksi 3 Phasa Jenis Rotor Sangkar

ANALISIS PENENTUAN TEGANGAN TERMINAL, REGULASI, DAN EFISIENSI GENERATOR SINKRON 3 FASA ROTOR SALIENT POLE DENGAN METODE BLONDEL (TWO REACTION THEORY)

Kata Kunci: motor DC, rugi-rugi. 1. Pendahuluan. 2. Rugi-Rugi Pada Motor Arus Searah Penguatan Seri Dan Shunt ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. relevan dengan perangkat yang akan dirancang bangun yaitu trainer Variable Speed

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mekanis berupa tenaga putar. Dari konstruksinya, motor ini terdiri dari dua bagian

METODE PERLAMBATAN (RETARDATION TEST) DALAM MENENTUKAN RUGI-RUGI DAN EFISIENSI MOTOR ARUS SEARAH

MESIN LISTRIK. 2. JENIS MOTOR LISTRIK Motor berdasarkan bermacam-macam tinjauan dapat dibedakan atas beberapa jenis.

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. dengan putaran medan pada stator terdapat selisih putaran yang disebut slip.

BAB II LANDASAN TEORI

MOTOR LISTRIK 1 & 3 FASA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Pengaruh Perubahan Tegangan Terhadap Torsi Motor Induksi Tiga Fasa Menggunakan Simulasi Matlab

Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanik, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik.

menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Elektro Oleh : ANTONIUS P. NAINGGOLAN NIM : DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO

BAB 2II DASAR TEORI. Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB III 3 METODE PENELITIAN. Peralatan yang digunakan selama penelitian sebagai berikut : 1. Generator Sinkron tiga fasa Tipe 72SA

BAB III PENDAHULUAN 3.1. LATAR BELAKANG

M O T O R D C. Motor arus searah (motor dc) telah ada selama lebih dari seabad. Keberadaan motor dc telah membawa perubahan besar sejak dikenalkan

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran

BAB II MOTOR INDUKSI SEBAGAI GENERATOR (MISG)

Kenaikan Temperatur Pada Motor Induksi Tiga Phasa Akibat Rotor Terkunci

Mesin AC. Motor Induksi. Dian Retno Sawitri

BAB I PENDAHULUAN. Motor listrik dewasa ini telah memiliki peranan penting dalam bidang industri.

DA S S AR AR T T E E ORI ORI

Modul Kuliah Dasar-Dasar Kelistrikan Teknik Industri 1

BAB I PENDAHULUAN Manfaat Penulisan Tugas Akhir

BAB III SISTEM KELISTRIKAN MOTOR INDUKSI 3 PHASA. 3.1 Rangkaian Ekivalen Motor Induksi Tiga Fasa

PENGEREMAN DINAMIK PADA MOTOR INDUKSI TIGA FASA

PENGARUH POSISI SIKAT TERHADAP WAKTU PENGEREMAN PADA MOTOR ARUS SEARAH PENGUATAN SHUNT DENGAN METODE DINAMIS

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang

MESIN SINKRON ( MESIN SEREMPAK )

BAB II DASAR TEORI. searah. Energi mekanik dipergunakan untuk memutar kumparan kawat penghantar

BAB II MOTOR SINKRON. 2.1 Prinsip Kerja Motor Sinkron

KONSTRUKSI GENERATOR DC

ANALISIS PERBANDINGAN REGULASI TEGANGAN GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI TANPA MENGGUNAKAN KAPASITOR KOMPENSASI DAN DENGAN MENGGUNAKAN KAPASITOR

MOTOR LISTRIK 1 FASA

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN JALA-JALA TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR SANGKAR TUPAI

BAB II MOTOR KAPASITOR START DAN MOTOR KAPASITOR RUN. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran rotornya

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI SATU FASA. Motor induksi adalah adalah motor listrik bolak-balik (ac) yang putaran

Mekatronika Modul 7 Aktuator

BAB III DASAR TEORI. menuju bagian proses lainya yaitu bagian proses expire date printing dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akibat adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating

MESIN ASINKRON. EFF1 adalah motor listrik yang paling efisien, paling sedikit memboroskan tenaga, sedangkan.

Motor Induksi 3 Phasa. Awan Asmara Frima Nugroho Nandar Dyto Ellan S Siregar

ANALISIS DAN SIMULASI PENGATURAN TEGANGAN GENERATOR INDUKSI BERPENGUATAN SENDIRI MENGGUNAKAN STATIC SYNCHRONOUS COMPENSATOR (STATCOM)

BAB I PENDAHULUAN. Pada suatu kondisi tertentu motor harus dapat dihentikan segera. Beberapa

TUGAS AKHIR ANALISIS KARAKTERISTIK TEGANGAN DAN EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA SEBAGAI GENERATOR INDUKSI DENGAN KELUARAN SATU FASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

MAKALAH ANALISIS SISTEM KENDALI INDUSTRI Synchronous Motor Derives. Oleh PUSPITA AYU ARMI

Dasar Teori Generator Sinkron Tiga Fasa

ANALISA PERBANDINGAN PENGARUH TAHANAN PENGEREMAN DINAMIS TERHADAP WAKTU ANTARA MOTOR ARUS SEARAH PENGUATAN KOMPON PANJANG

I. Maksud dan tujuan praktikum pengereman motor induksi

Generator arus bolak-balik dibagi menjadi dua jenis, yaitu: a. Generator arus bolak-balik 1 fasa b. Generator arus bolak-balik 3 fasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS TEKNIK TENAGA LISTRIK KELOMPOK 6 MOTOR INDUKSI 3 PHASA

BAB II MOTOR INDUKSI 3 Ø

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Motor Sinkron Tiga Fasa. Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang

Mesin AC. Dian Retno Sawitri

PENGGUNAAN MOTOR INDUKSI SEBAGAI GENERATOR ARUS BOLAK BALIK. Ferdinand Sekeroney * ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. memanfaatkan energi kinetik berupa uap guna menghasilkan energi listrik.

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1)

BAB IV PENGUJIAN, ANALISA DAN PEMBAHASAN

UNIT I MOTOR ARUS SEARAH MEDAN TERPISAH. I-1. JUDUL PERCOBAAN : Pengujian Berbeban Motor Searah Medan Terpisah a. N = N (Ia) Pada U = k If = k

Perancangan Soft Starter Motor Induksi Satu Fasa dengan Metode Closed Loop Menggunakan Mikrokontroler Arduino

Transkripsi:

STUDI PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN INPUT TERHADAP KAPASITAS ANGKAT MOTOR HOISTING ( Aplikasi pada Workshop PT. Inalum ) Makruf Abdul Hamid,Panusur S M L Tobing Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (USU) Jl. Almamater, Kampus USU Medan 20155 INDONESIA e-mail: makrufabdulhamid@yahoo.com Abstrak Perusahaan industri banyak menggunakan motor induksi tiga fasa dalam proses produksinya. Salah satunya motor induksi dipakai sebagai hoisting/crane, dimana hoisting/crane ini difungsikan untuk mengangkat atau memindahkan suatu material maupun peralatan yang memiliki massa yang besar dari satu tempat ke tempat yang lain. Kinerja kerja sebuah motor induksi tiga fasa dipengaruhi oleh besar jatuh tegangan yang terdapat selama operasi. Jatuh tegangan input motor mempengaruhi kemampuan angkat hoisting/crane yang diakibatkan oleh Torsi pada motor yang beroperasi, hal ini juga akan mempengaruhi efisiensi dari motor itu sendiri.paper ini membahas tentang analisis pengaruh besar perubahan tegangan input terhadap kemampuan angkat motor hoisting/crane. Dimana pengujiannya akan dilakukan di PT. Inalum. Dari percobaanyang dilakukan untuk mengangkat beban 1, 2 dan 3 ton dengan penurunan tegangan sebesar 14% dari tegangan nominal motor tidak mampu mengangkat beban tersebut. Kata Kunci:Motor Induksi, Hoisting 1. Pendahuluan Motor induksi tiga fasa merupakan jenis motor yang paling banyak digunakan pada perindustrian, salah satunya PT. INALUM yang menggunakan motor induksi sebagai motor pengerak hoist/crane di gedung produksi, reparasi maupun gudang. Motor induksi dipilih karena harga yang lebih ekonomis serta perawatannya yang mudah. Namun motor induksi juga memiliki kelemahan dibidang efisiensi dan torsi yang disebabkan beberapa aspek termasuk besar tegangan jatuh sehingga mempengatuhi kemampuan angkat hoist/crane. Selama motor induksi bekerja, akan terdapat jatuh tegangan yang akan dapat mempengaruhi kinerja kerja sebuah motor induksi. Jatuh tegangan tersebut akan mempengaruhi torsi motor yang dihasil sehingga sedikit banyak akan berdampak pada kemampuan angkat Hoist. Untuk itu perlu dilakukan Analisis besar pengaruh perubahan tegangan input terhadap kemampuan motor induksi tiga fasa yang difungsikan sebagai hoist/crane untuk mengangkat beban.karena alasan tersebut penulis mencoba melakukan studi tentang hal ini dengan memilih judul Studi Pengaruh Perubahan Tegangan Input Terhadap Kemampuan Angka Motor Hoisting. 2. Motor Induksi Motor induksi ialah mesin listrik yang mampu merubah energi listrik menjadi energi gerak berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik yang terdiri dari bagian stator dan rotor dimana diantara keduanya memiliki selisih yang disebut slip. Motor induksi memiliki konstruksi yang kuat, sederhana, handal serta berbiaya murah. Di samping itu motor ini juga memiliki efisiensi yang tinggi saat berbeban penuh dan tidak membutuhkan perawatan yang banyak.mesin induksi adalah mesin AC yang paling banyak digunakan dalam industri dengan skala besar maupun kecil dan juga pada rumah tangga.hal ini dikarenakan karakteristik mesin induksi hampir sesuai dengan kebutuhan dunia industri, pada -68- copyright @ DTE FT USU

dasarnya berkaitan dengan harga, kesempurnaan, pemeliharaan dan kestabilan kecepatan. Mesin induksi (asinkron) ini pada umumnya hanya memiliki satu suplai tenaga yang mengeksitasi belitan stator. Lebih dari 90 % motor AC yang beroperasi diindustri adalah motor induksi, terutama motor induksi tiga fasa. Motor induksi banyak difungsikan sebagai penggerak seperti pumpa, lift, hoisting, dll. Kontruksi motor induksi ditunjukan pada Gambar 1. Gambar 1. Konstruksi Motor Induksi 3 Phasa (a) Rotor (b) stator [1] a. Prinsip Kerja Motor Induksi Tiga Phasa Pada saat terminal tiga fasa stator motor induksi diberi suplai tegangan tiga fasa seimbang, maka akan mengalir arus pada konduktor di tiap belitan fasa stator dan akan menghasilkan fluksi bolak-balik. Amplitudo fluksi per fasa yang dihasilkan berubah secara sinusoidal dan menghasilkan fluks resultan (medan putar) dengan magnitud yang nilainya konstan yang berputar dengan kecepatan sinkron.medan putar akan terinduksi melalui celah udara menghasilkan ggl induksi (ggl lawan) pada belitan fasa stator. Medan putar tersebut juga akan memotong konduktor-konduktor belitan rotor yang diam. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan relatif antara kecepatan fluksi yang berputar dengan konduktor rotor yang diam, yang disebut juga dengan slip (s).karena belitan rotor merupakan rangkaian tertutup, baik melalui cincin ujung (end ring) ataupun tahanan luar, maka arus akan mengalir pada konduktor-konduktor rotor. Karena konduktor-konduktor rotor yang mengalirkan arus ditempatkan di dalam daerah medan magnet yang dihasilkan stator, maka akan terbentuklah gaya mekanik (gaya lorentz) pada konduktor-konduktor rotor. Hal ini sesuai dengan hukum gaya lorentz yaitu bila suatu konduktor yang dialiri arus berada dalam suatu kawasan medan magnet, maka konduktor tersebut akan mendapat gaya elektromagnetik [2]. Prinsip kerja motor induksi tiga fasa dapat diurutkan sebagai beikut [2]: 1. Apabila sumber tegangan 3 fase dipasang pada kumparan stator, akan timbul medan putar dengan kecepatan ns = 120 f/p 2. Medan stator tersebut akan mmemotong batang konduktor pada motor 3. Akibatnya pada batang konduktor dari rotor akan timbul GGL induksi 4. Karena batang konduktor merupakan rangkaian yang tertutup maka GGL akan menghasilkan arus (I) 5. Adanya arus (I) didalam medan magnet akan menimbulkan gaya (F) pada rotor 6. Bila kopel mula yang dihasilkan oleh gaya (F) pada rotor cukup besar untuk memikul kopel pada beban, rotor akan berputar searah dengan medan putar stator 7. GGL induksi timbul karena terpotongnya batang konduktor (rotor) oleh medan stator. GGL induksi timbul, karena adanya perbedaan relatif antara kecepatan medan putar stator (ns) dengan kecepatan medan putar rotor (nr). b. Torsi dan Motor induksi Kemampuan motor untuk menggerakkan beban ditentukan oleh besarnya torsi yang mampu dihasilkan. Rumus torsi umum diperlihatkan oleh Persamaan 1:[3] = cos...(1) Torsi yang dihasilkanmotor induksi pada keadaan operasi start (mula)akan lebih besar daripada keadaan operasi normal, walaupun hanya dalam waktu sesaat. Torsi keadaan operasi start (mula) ditunjukan dengan Persamaan 2 : = ( ) ( ) ( ) = ( )...(2) Sedangkan untuk keadaan operasi runningtorsi akan dipengaruhi oleh slip dengan Persamaan 3 : = ( ) ( ) ( )...(3) Selain itu torsi motor induksi juga dapat di peroleh dari Persamaan 4:[4] T e =. =. ( )...(4) c. Perubahan Tegangan input motor induksi Tegangan input merupakan salah satu komponen terpenting dalam pengoperasian motor induksi. Pada umumnya tegangan input yang -69- copyright @ DTE FT USU

dibutuhkan disediakan oleh penyedia tenaga listrik. Dalam penyediaan tenaga listrik ada beberapa standard yang harus dipenuhi untuk menentukan kualitas tegangan pelayanan. Pada dasarnya ada 3 hal yang perlu dijaga kualitasnya antar lain: 1. Frekuensi (50Hz) 2. Tegangan (220/380V, ± 5%-10%) 3. Kontinuitas Pada kenyataannya tegangan listrik hanya dihasilkan oleh penyedia tenaga listrik bukanlah tegangan yang berkualitas baik.tegangan listrik ini seringkali disalurkan kepada konsumen dengan sedikit kelemahan. Salah satu kelemahan tersebut ialah adanya rugi tegangan pada saluran sehingga tegangan yang diterima ditempat yang paling jauh dengan sumber tenaga akan lebih kecil dari tegangan nominal. Rugi tegangan pada saluran atau yang sering disebut jatuh tegangan (Vd) dapat dinyatakan dengan persamaan 5: [4] Voltage drop = Vs Vr...(5) Apabila tegangan yang lebih kecil dari nominalnya ini menjadi tegangan input motor induksi maka akan mempengaruhi kemampuan motor tersebut. d. Pengaruh Perubahan tegangan Input Terhadap kemampuan Angkat Motor Crane/Hoist Pada penerapannya, motor induksi seperti di PT Inalum digunakan untuk pengerak kipas, pompa,hoist/crane, dan lain sebagainya. Motor hoist/crane adalah motor induksi yang difungsikan untuk mengangkat dan memindahkan beban dari satu tempat ke tempat yang lain. Jika dalam pengoperasian motor hoist/crane terjadi perubahan tegangan input maka performa motor induksi akan terpengaruhi sehingga mempengaruhi kemampuan angkat motor hoist/crane. Dengan asumsi tersebut penulis melakukan pengujian perubahan tegangan input terhadap kemampuan angkat motor Hoist/crane. 3. Pengujian Pada pengujian ini motorhoist/crane yang digunakan adalah motor induksi dengan tipe rotor sangkar tupai, 7,7 kw, 380 V, 50 Hz, 15 A, 1450 RPM, merek Meidensha. Untuk memperoleh data-data pengaruh perubahan tegangan input terhadap kemampuan anagkat motor hoist/cranedilakukan beberapa percobaan. Percobaan yang dilakukan meliputi percobaan DC dan percobaan motor hoist/craneberbeban 1, 2 dan 3 ton dengan tegangan nominal, percobaan motor hoist/crane berbeban 1,2 dan 3 ton dengan tegangan berubahubah dengan rangkaian percobaan masing-masing. Dari percobaan DC yang dilakukan diperoleh data-data seperti yang terlihat pada Tabel 1. Tabel 1.Data hasil percobaan DC V dc I dc 5,991 0,496 Untuk percobaan motor hoist/crane beban 1,2 dan 3 ton dengan tegangan nominal diperoleh data seperti yang terlihat pada Tabel 2. Tabel 2. Data hasil percobaan motor hoist/crane berbeban 1, 2 dan 3 ton dengan tegangan nominal 1 Ton 379,6 6,8 3420 2 Ton 379,6 7,3 4680 3 Ton 379,6 9,3 5850 Pada percobaan motor hoist/crane berbeban 1 ton dengan tegangan berubah-ubah diperoleh datadata seperti terlihat pada Tabel 3. Tabel 3. Data hasil percobaan motor hoist/crane berbeban 1 ton dengan tegangan berubah-ubah 2% 372,4 9,2 3310 Ok 4% 364,8 8,6 2990 Ok 6% 357,2 8,4 2780 Ok 8% 349,6 8,2 2580 Ok 10% 342 8,0 2380 Ok 12% 334,4 7,6 2190 Ok 14% 326,8 62 12000 tidak -70- copyright @ DTE FT USU

Untuk percobaan berbeban 2 ton dengan tegangan berubah-ubah diperoleh hasil seperti pada Tabel 4. Tabel 4. Data hasil percobaan motor hoist/craneberbeban 2 ton dengan tegangan berubah-ubah 2% 372,4 9,8 3180 Ok 4% 364,8 9,6 2960 Ok 6% 357,2 9,5 2700 Ok 8% 349,6 9,3 2460 Ok 10% 342 9,1 2390 Ok 12% 334,4 9,1 2260 Ok 14% 326,8 65,5 12700 tidak Untuk percobaan motor hoist/crane berbeban 3 ton dengan tegangan berubah-ubah diperoleh hasil seperti pada Tabel 5. Tabel 5. Data hasil percobaan motor hoist/craneberbeban 3 ton dengan tegangan berubah-ubah 2% 372,4 11,4 3240 Ok 4% 364,8 11 2880 Ok 6% 357,2 10,9 2680 Ok 8% 349,6 10,9 2450 Ok 10% 342 10,8 2360 Ok 12% 334,4 10,7 2130 Ok 14% 326,8 66,4 12600 tidak 4. Analisis dan Perhitungan Berdasarkan data yang diperoleh dari pengujian maka dapat dilakukan Analisis dan perhitungan tahanan motor, perubahan tegangan input terhadap kemampuan angkat motor hoisting dan factor daya motor. R 1 = 1,2 x = 1,2 x = 7,24 Ω, Pada perhitungan Kapasitas angkat sebuah motor hoist/crane dapat dilihat besar torsi yang dihasilkan pada saat mengangkat beban. Dengan perhitungan sebagai berikut : = 9.55 =. ( ), =. [( ] =. [(.. ] = 22,30 Nm Berdasarkan perhitungan diatas diperoleh data pengaruh perubahan tegangan terhadap kemampuan angkat motor hoist/crane seperti pada Tabel 6. Tabel 6. Data hasil pengaruh perubahan tegangan terhadap kemampuan angkat motor hoist/crane Keterangan : OK : Hoist/crane dapat mengangkat beban Tidak : Hoist/crane tidak dapat mengangkat beban Dari Tabel 6 dapat dianalisis bahwa penurunan tegangan sebesar 14 % dari tegangan nominal maka motor tidak mampu mengangkat beban. Grafik Hubungan jatuh tegangan terhadap torsi motor dapat dilihat pada Gambar 5. Pada analisis percobaan DCdiperoleh nilai R 1 sebesar 7,24Ω. -71- copyright @ DTE FT USU

5. Kesimpulan Gambar 5. Grafik Perubahan tegangan input terhadap Torsi Berdasarkan dari hasil percobaan yang dilakukan diperoleh juga data faktor daya motor sebagai mana yang ditunjukkan pada Tabel 7. Tabel 7. Data hasil pengaruh perubahan tegangan terhadap faktor daya Berdasarkan hasil percobaan dan Analisis yang teah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan : 1. Dengan terjadinya perubahan tegangan pada input maka kapasitas angkat dari hoist crane berkurang namun masih bisa mengangkat beban yang dipasang sampai dengan nilai turunnya tegangan input sebesar 12%, dapat dilihat pada tabel hasil Analisis data dan kurva hasil Analisis data, hal ini terjadi karena daya input yang dihasilkan hoist/crane juga menurun seiring turunnya tegangan input, namun pada keadaan tegangan turun sebesar 14% hoist/crane mengalami overload akibat tegangan yang diberikan tidak cukup kuat untuk mengangkat beban yang dipasang. 2. Dengan terjadinya jatuh tegangan pada input, maka faktor daya dari hoist/crane menurun, dapat dilihat pada tabel hasil Analisis data dan kurva Analisis data, hal ini disebabkan karena menurunnya daya input yang dihasilkan. 6. Daftar Pustaka Dari data Tabel 7 dapat dianalisis bahwa semakin besar penurunan tegangan maka semakin kecil pun faktor daya motor induksi. Hubungan jatuh tegangan terhadap faktor daya dapat dilihat pada Gambar 6. [1] Http://en.wikipedia.org/wiki/Stator [2] Zuhal, Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika, Edisi ke-5, Penerbit Gramedia, Jakarta, 1995. [3] Wijaya, Mochtar, Dasar-Dasar Mesin Listrik, Penerbit Djambatan, Jakarta,2001. [4] Chapman, Stephen J, Electric Machinery Fundamentals,Third Edition, McGraw Hill Companies, New York, 1999. [5] Siswoyo, Teknik Listrik Industri, Jilid Kedua, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Jakarta, 2008. Gambar 6. Grafik Perubahan tegangan input terhadap faktor daya -72- copyright @ DTE FT USU