BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab 9 Teori Rasio Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN. LAPORAN AKTIVA BERSIH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Contoh : (200) (250) 2.550

Bab 3 Analisis Rasio Keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi dunia bisnis sekarang ini menuntut perusahaan-perusahaan yang ada

BAB III METODE PENELITIAN

RASIO LAPORAN KEUANGAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Mata uang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lampiran III PENJELASAN SETIAP PERKIRAAN DALAM LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN KEUANGAN DEPRESIASI

- 6 - DANA PENSIUN. PROGRAM PENSIUN IURAN PASTI LAPORAN AKTIVA BERSIH

- 1 - DANA PENSIUN. PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI LAPORAN AKTIVA BERSIH

BAB 4 Analisis Ratio

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN TEORI DAN PRAKTEK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STRUKTUR ORGANISASI DANA PENSIUN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERTEMUAN 6 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN ANDRI HELMI M, SE., MM.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Financial Performance (2)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RASIO LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT. KALBE FARMA BEKASI

INFORMASI UMUM. Lampiran IIC Keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan Nomor : KEP-4777/LK/2003 Tanggal : 21 Agustus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisa Laporan keuangan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut James C. Van Horne, (2013:36) menyebutkan bahwa, Laporan adalah

Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Pos Indonesia (Persero)

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR

DANA PENSIUN BANK DKI PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI LAPORAN ASET NETO PER 30 JUNI ASET Semester I 2017 Semester II 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI. banyak bagi kesejahteraan pemilik, karyawan, serta meningkatkan mutu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

PEDOMAN PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. (Irham Fahmi, 2011 : 239)

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

KREDIT. Menyalurkan dana masyarakat (deposito, tabungan, giro) dalam bentuk kredit kepada dunia usaha.

INFORMASI UMUM. Lampiran IIA Keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan Nomor : KEP-4777/LK/2003 Tanggal : 21 Agustus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

23 Universitas Sumatera Utara BAB III PEMBAHASAN. A. Laporan keuangan. 1. Pengertian Laporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. satu tujuan lain perusahaan. Untuk meningkatkan laba,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata "to manage" yang dapat diterjemahkan dalam

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian oleh Simbolon (2006) Analisis Laporan Keuangan dengan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. keuangan, diperlukan kemampuan untuk membaca, menganalisa, dan menafsirkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DANA PENSIUN BANK DKI PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI LAPORAN ASET NETO PER 31 DESEMBER ASET Semester II 2015 Semester I 2015

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini akan menjelaskan tinjauan teori baik itu definisi, konsep atau hasil

S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2345/LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan

BAB 1I TINJAUAN PUSTAKA

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. satu periode tertentu. Menurut Sugiyarso dan Winarni (2005:

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 2016

BAB II URAIAN TEORITIS. Kerja Terhadap Profitabilitas pada perusahaan rokok GO-Public di Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering

BAB II TINJAUAN PUTAKA. Kebutuhan dana tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan investasi maupun

MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Manajemen Keuangan ANALISIS RASIO KEUANGAN : PT. HOLCIM tbk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dana Pensiun Pegawai PT Bank Sumut Program Pensiun Manfaat Pasti

Dana Pensiun Pegawai PT Bank Sumut Program Pensiun Manfaat Pasti

MAKMUR Tbk Periode 2009, 2010 dan 2011)

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dana Pensiun Berdasarkan Undang-undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun, dana pensiun adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun. Definisi Dana Pensiun menurut Ralph Estes adalah dana yang secara khusus dihimpun dengan tujuan untuk memberikan manfaat kepada peserta ketika mencapai usia pensiun (retirement), cacat (disability), atau meninggal dunia (death). Dana pensiun dikelola oleh trust, badan khusus sejenis lembaga keuangan atau perusahaan asuransi atau badan khusus yang dibentuk untuk mengelola dana pensiun. Sedangkan pensiun adalah hak seseorang untuk memperoleh penghasilan setelah bekerja sekian tahun dan sudah memasuki usia pensiun atau ada sebab-sebab lain sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan. 2.1.1 Jenis Dana Pensiun Di Indonesia terdapat dua jenis dana pensiun (UU No. 11 Tahun 1992), yaitu : a. Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) adalah Dana Pensiun yang dibentuk oleh orang atau badan yang mempekerjakan karyawan, selaku pendiri, untuk menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat pasti atau Program Pensiun Iuran 8

9 Pasti, bagi kepentingan sebagian atau seluruh karyawannya sebagai peserta, dan yang menimbulkan kewajiban bagi pemberi kerja; b. Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Dana pensiun pemberi kerja (DPPK) adalah Dana Pensiun yang dibentuk oleh bank atau perusahaan asuransi jiwa untuk menyelenggarakan Program Pensiun Iuran Pasti bagi perorangan, baik karyawan maupun pekerja mandiri yang terpisah dari Dana Pensiun pemberi kerja bagi karyawan bank atau perusahaan asuransi jiwa yang bersangkutan. Berdasarkan jenis dana pensiun diatas, terdapat 3 (tiga) jenis badan hukum yang dapat mendirikan dana pensiun, yaitu Perusahaan yang bertindak sebagai pemberi kerja, Bank, dan Perusahaan Asuransi Jiwa. 2.1.2 Jenis Program Dana Pensiun Program Dana Pensiun terbagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu : a. Program Pensiun Manfaat Pasti Program Pensiun Manfaat Pasti adalah program pensiun yang menjanjikan manfaat pensiun berdasarkan rumus tertentu yang telah ditentukan diawal. Rumus tersebut dikaitkan dengan faktor penghargaan, masa kerja dan pengahasilan kita.

10 b. Program Pensiun Iuran Pasti Program Pensiun Iuran Pasti adalah program pensiun yang manfaat pensiunnya dihitung dari akumulasi iuran pensiun karyawan ditambah dengan hasil pengembangannya, untuk selanjutnya dibelikan produk anuitas pada perusahaan asuransi jiwa. 2.2 Investasi Dana Pensiun 2.2.1 Dasar Hukum Investasi Dana Pensiun Dana Pensiun sebagai salah satu lembaga keuangan non bank yang berhak menghimpun dan menginvestasikan dana dari anggotanya haruslah memperhatikan keputusan perundangundangan yang berlaku selain memperhatikan keputusan Pendiri dari dana pensiun yang tertuang dalam arahan investasi dana pensiun. Kedua dasar ini menetapkan batasan-batasan dan alokasi portofolio investasi dana pensiun baik yang bersifat kualitatif maupun yang bersifat kuantitatif. Landasan hukum investasi dana pensiun tersebut yaitu : a. Undang-undang No. 11 Tahun 1992 tanggal 20 April 1992 tentang Dana Pensiun; b. Peraturan Pemerintah No. 76 Tahun 1992 tanggal 30 November 1992 tentang Dana Pensiun Pemberi Kerja; c. Peraturan Pemerintah No. 131 Tahun 2000 tanggal 15 Desember 2000 tentang Pajak Pengahasilan atas Bunga

11 Deposito dan Tabungan serta Diskonto Sertifikat Bank Indonesia; d. Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2002 tanggal 23 Maret 2002 tentang Pajak Pengahasilan atas Bunga dan Diskonto Obligasi yang Diperdagangkan di Bursa Effek; e. Keputusan Menteri Keuangan No. 651/KMK.04/1994 tanggal 29 Desember 1994 tentang Bidang Penanaman Modal Tertentu yang Memberikan Penghasilan Kepada Dana Pensiun yang Tidak Termasuk Sebagai Obyek Pajak Penghasilan; f. Keputusan Menteri Keuangan No. 51/KMK.04/2001 tanggal 1 Februari 2001 tentang Pemotongan Pajak Penghasilan atas Bunga Deposito dan Tabungan serta Diskonto Sertifikat Bank Indonesia; g. Keputusan Menteri Keuangan No. 121/KMK.03/2002 tanggal 1 April 2002 tentang Tata Cara Pemotongan Pajak Penghasilan atas Bunga Deposito dan Diskonto Obligasi Yang Diperdagangkan dan atau Dilaporkan Perdagangannya di Bursa Efek; h. Keputusan Menteri Keuangan No.511/KMK.06/2002 tanggal 4 Desember 2002 tentang Investasi Dana Pensiun; i. Undang-undang tentang Perpajakan serta Peraturan terkait dengan Investasi Dana Pensiun;

12 j. Undang-undang tentang Pasar Modal. 2.2.2 Batasan dan Jenis Investasi yang Diperkenankan yaitu : Terdapat 2 (dua) jenis batasan investasi pada dana pensiun, a. Batasan kualitatif yang meliputi jenis investasi dan obyek investasi yang dilarang; b. Batasan kuantitatif yang meliputi hasil investasi, maksimum alokasi per pihak, dan tingkat likuiditas. Sedangkan untuk jenis investasi yang diperkenankan bagi Dana Pensiun seperti tertera pada tabel 2.1 dibawah ini: Tabel 2.1. Jenis Investasi yang Diperkenankan No Jenis Investasi Batasan Kualitatif Batasan Batasan per Kuantitatif Pihak 1 Deposito berjangka pada Boleh 100 % 20 % bank 2 Deposito on call pada Boleh 100 % 20 % bank 3 Sertifikat deposito pada bank Boleh 100 % 20 % 4 Saham yang tercatat Boleh 100 % 20 % dibursa efek Indonesia 5 Obligasi yang tercatat Boleh 100 % 20 % dibursa efek Indonesia 6 Penempatan langsung 1. SPU berjangka Jumlah 7 Surat pengakuan utang waktu > 1 tahun penempatan dan jatuh tempo < langsung dan 10 tahun SPU < 20% 2. SPU dijamin oleh dari Total penerbit dengan Investasi 10% kekayaannya min. 100% 3. Penerbit SPU membukukan laba 3 tahun terakhir 4. Saham dan SPU dari badan hukum

13 hubungannya dengan Pendiri, Mitra Pendiri, Penerima Titipan, serta affiliasi, Pengawas dan Pengurus Dana Pensiun 8 Tanah di Indonesia 1. Dilengkapi bukti 9 Bangunan di Indonesia kepemilikan atas 10 Tanah dan bangunan di nama Dana Indonesia Pensiun 2. Memberikan penghasilan kepada Dana 15% Pensiun atau bertambah nilainya karena pembangunan, dan atau pengelolaan oleh pihak lain 11 Unit penyertaan 20 % reksadana 12 Sertifikat Bank Indonesia 20% 13 Surat berharga yang Boleh > 20% diterbitkan oleh Pemerintah Republik Indonesia Sumber : Peraturan Menteri Keuangan Nomor 199/PMK.010/2008 tentang Investasi Dana Pensiun Sedangkan menurut Buku Pedoman Investasi (Asosiasi Dana Pensiun Indonesia dalam Pedoman); kelas aset investasi strategis dibagi menjadi 4 jenis, yaitu : a. Pasar Uang (cash reserve); yang terdiri dari Deposito Berjangka pada Bank, Deposito on Call pada Bank, Sertifikat Deposito dan Sertifikat Bank Indonesia.

14 b. Pasar Modal (equity); yang terdiri dari Saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia atau Saham yang tidak tercatat di Bursa Efek Indonesia. c. Pendapatan Tetap (Fixed Income); yang terdiri dari SPN, SUN dan Obligasi. 2.2.3 Kriteria Penilaian Dana Pensiun Menurut Gusbandi (2011), ada tujuh aspek yang menjadi tolok ukur dalam penilaian kinerja dana pensiun, yaitu : a. Return on Invesment (ROI) tanpa SPI, dihitung dengan menggunakan rumus : Hasil Investasi Bersih ROI = Rata-rata total Investasi Hasil investasi bersih adalah Hasil Investasi dikurangi dengan Beban Investasi, sedangkan Rata-Rata Total Investasi adalah rata-rata dari Total Investasi Awal Tahun dengan Total Investasi Akhir Tahun; b. Return on Invesment (ROI) dengan SPI, dihitung dengan menggunakan rumus : Hasil Investasi Bersih Selisih Penilaian Investasi ROI = Rata-rata total Investasi Hasil investasi bersih adalah Hasil Investasi dikurangi dengan Beban Investasi, sedangkan Rata-Rata Total Investasi adalah rata-rata dari Total Investasi Awal Tahun dengan Total Investasi Akhir Tahun;

15 c. Efisiensi Biaya Operasional, dihitung dengan menggunakan rumus : Biaya Operasional Efisiensi Biaya Operasional = Aktiva Bersih Akhir Tahun Dimana biaya operasional tersebut adalah biaya yang timbul dalam rangka penyelenggaraan kegiatan Dan Pensiun selain biaya investasi, seperti Gaji Karyawan, Pengurus dan Dewan Pengawas, Beban Kantor, Beban jasa pihak ketiga, Beban penyusutan aktiva operasional dan b eban operasional lainnya; d. Efisiensi Biaya Investasi, dihitung dengan menggunakan rumus : Biaya Investasi Efisiensi Biaya Investasi = Aktiva Bersih Akhir Tahun Dimana biaya investasi yang dimaksud adalah biaya yang terjadi sehubungan dengan kegiatan investasi, seperti biaya transaksi surat berharga, biaya manajer investasi, biaya penyusutan bangunan, biaya pemeliharaan investasi tanah dan bangunan dan biaya investasi lainnya; e. Optimalisasi Portofolio Investasi, dihitung dengan menggunakan rumus : Optimalisasi Portofolio Investasi = Jumlah Jenis Portofolio Investasi ROI Hasil perkalian tersebut disebut dengan skor.

16 f. Rasio Kecukupan Dana (RKD), untuk DPPK-PPMP dihitung dengan menggunakan rumus : RKD = Aktiva Bersih Akhir Tahun Kewajiban Aktuaria Sedangkan untuk DPPK-PPIP dihitung dengan menggunakan rumus : Aktiva Bersih Akhir Tahun RKD = Kewajiban Manfaat Pensiun g. Tingkat Kepatuhan (compliance), dihitung dengan menggunakan rumus : nilai pengurang bagi Dana Pensiun yang tidak (belum) memenuhi kepatuhan berupa : 1) Sertifikasi Pengurus Dana Pensiun; 2) Ketepatan waktu penyampaian Laporan Berkala kepada Regulator; dan 3) Perolehan angka kredit bagi Direksi/Pengurus Dana Pensiun. Masing-masing aspek yang menjadi ukuran penilaian kinerja Dana Pensiun diberikan bobot penilaian sebagai berikut :

17 Tabel 2.2. Bobot Penilaian Kinerja Dana Pensiun No Aspek Penilaian Bobot Penilaian 1 Return on Invesment (ROI) tanpa SPI 20% 2 Return on Invesment (ROI) dengan SPI 20% 3 Efisiensi Biaya Operasional 15% 4 Efisiensi Biaya Investasi 15% 5 Optimalisasi Portofolio Investasi 10% 6 Rasio Kecukupan Dana (RKD) 10% 7 Compliance 10% Total 100% Sumber : Pedoman Investasi Dana Pensiun oleh ADPI 2.3 Laporan Keuangan 2.3.1 Definisi Laporan Keuangan Menurut Kasmir (2008) laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Sedangkan pengertian laporan keuangan dari Wikipedia adalah catatan informasi suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan juga merupakan bagian dari pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap menurut Ikatan Akuntan Indonesia adalah sebuah laporan keuangan dimana didalamnya

18 terdiri dari 5 (lima ) komponen yaitu, laporan rigi laba, laporan kepemilikan modal, laporan arus kas, neraca serta catatan atas laporan keuangan. 2.3.2 Tujuan Laporan Keuangan Terdapat beberapa tujuan pembuatan laporan keuangan menurut Kasmir (2008), yaitu: a. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan pada saat ini; b. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan saat ini; c. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu; d. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan pada suatu periode tertentu; e. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada aktiva, pasiva dan modal perusahaan; f. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode; g. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan; h. Informasi keuangan lainnya.

19 2.3.3 Sifat Laporan Keuangan Data masa lalu perusahaan yang ditampilkan dalam laporan keuangan merupakan kombinasi (Munawir) dari : a. Fakta yang telah dicatat; b. Prinsip-prinsip dan kebiasaan dalam akuntansi; c. Pendapat pribadi Selain kombinasi dari 3 (tiga) hal diatas, laporan keuangan juga bersifat historis dan menyeluruh. Laporan keuangan bersifat historis maksudnya adalah bahwa laporan keuangan dibuat dan disusun berdasarkan data masa lalu atau yang sudah lewat dari masa sekarang. Laporan keuangan bersifat menyeluruh artinya laporan keuangan dibuat selengkap mungkin dan disusun dengan standar yang telah ditetapkan. 2.3.4 Keterbatasan Laporan Keuangan Kasmir (2008) menyatakan bahwa setiap laporan keuangan yang disusun memiliki keterbatasan tertentu, diantaranya adalah : a. Pembuatan laporan keuangan disusun berdasarkan sejarah (historis), dimana data-data yang diambil adalah data masa lalu. b. Laporan keuangan dibuat umum, artinya untuk semua orang bukan hanya pihak tertentu saja.

20 c. Proses penyusunan tidak terlepas dari taksiran-taksiran dan pertimbangan tertentu. d. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidak pastian. Misalnya dalam suatu peristiwa yang tidak menguntungkan selalu dihitung kerugiannya. Sebagai contoh harta dan pendapatan, nilainya dihitung dari yang paling rendah. e. Laporan keuangan selalu berpegang teguh kepada sudut pandang ekonomi dalam memandang peristiwa-peristiwa yang terjadi bukan pada sifat formalnya. Keterbatasan-keterbatasan pada laporan keuangan tersebut tidak akan mengurangi arti nilai keuangan secara langsung karena hal ini memang harus dilakukan agar laporan yang disusun dapat usahaan pada tanggal tertentumenunjukkan kejadian yang mendekati sebenarnya, meskipun perubahan kondisi dari berbagai faktor terus terjadi. 2.3.5 Jenis Laporan Keuangan Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan terdiri dari berbagai laporan tergantung dari maksud dan tujuan laporan keuangan itu dibuat. Secara umum ada 5 (lima) jenis laporan keuangan yang biasa disusun, yaitu : a. Neraca (balance sheet), neraca merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan pada tanggal tertentu.arti

21 dari posisi keuangan yang dimaksud adalah posisi jumlah dan jenis aktiva (harta) dan pasiva (kewajiban dan ekuitas) suatu perusahaan. Komponen yang terkandung dalam suatu aktiva dibagi kedalam 3 (tiga) bagian, yaitu aktiva lancar, aktiva tetap dan aktiva lainnya. Kemudian, kewajiban terbagi kedalam 2 (dua) jenis, yaitu kewajiban lancar (utang jangka pendek) dan utang jangka panjang. Sedangkan untuk komponen modal terdiri dari modal yang disetor, laba ditahan dan lainnya. b. Laporan Laba Rugi (income statement), merupakan gambaran hasil usaha perusahaan dalam suatu periode tertentu. Dalam laporan laba rugi tergambar jumlah pendapatan yang telah didapat berikut dengan jenis sumber pendapatan yang diperoleh. Kemudian, juga tergambar jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan selama periode tertentu. c. Laporan Perubahan Modal, laporan perubahan modal merupakan laporan yang berisi jumlah dan jenis modal yang dimiliki pada saat ini. Laporan ini juga menjelaskan perubahan modal dan sebab-sebab terjadinya perubahan modal di perusahaan. d. Laporan Arus Kas,laporan ini merupakan laporan yang menunjukkan semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan

22 perusahaan, baik yang berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap kas. Laporan arus kas disusun berdasarkan konsep kas selama periode laporan. Laporan arus kas terdiri dari arus kas masuk (cash in) dan arus kas keluar (cash out) selama periode laporan. e. Laporan Catatan atas laporan keuangan merupakan laporan yang memberikan informasi apabila ada laporan keuangan yang memerlukan penjelasan tertentu. 2.4 Analisis Rasio Laporan Keuangan 2.4.1 Definisi dan Kegunaan Rasio Keuangan Angka-angka yang ada dalam laporan keuangan menjadi kurang berarti jika hanya dilihat dari satu sisi saja. Angka-angka tersebut akan menjadi berarti apabila dapat kita bandingkan antara satu komponen dengan komponen lainnya. Perbandingan ini kita kenal dengan analisis rasio keuangan. Pengertian rasio keuangan menurut James C Van Horne (1997) merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya. Hasil rasio keuangan ini digunakan untuk menilai kinerja manajemen dalam suatu periode terkait dengan target yang telah ditetapkan. Kemudian juga dapat digunakan untuk menilai kemampuan manajemen dalam memberdayakan sumber daya perusahaan secara efektif. Hasil kinerja tersebut juga dapat

23 digunakan sebagai evaluasi terhadap hal-hal yang perlu dilakukan ke depan agar kinerja manajemen dapat ditingkatkan atau dipertahankan sesuai dengan target perusahaan. 2.4.2 Bentuk-bentuk Rasio Keuangan Menurut Kasmir (2008), terdapat 6 (enam) jenis rasio keuangan, yaitu : a. Rasio Likuiditas (liquidity ratio), rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek (Fred Weston, 2004). Fungsi lain dari rasio likuiditas adalah untuk menunjukkan atau mengukurn kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo. b. Rasio Leverage atau Solvability Ratio, rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Dengan kata lain besar jumlah utang yang digunakan perusahaan untuk membiayai kegiatan usahanya jika dibandingkan dengan menggunakan modal sendiri. c. Rasio Aktivitas (activity ratio), rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan atau rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam dalam melaksanakan aktivitas sehari-

24 hari. Terdapat 6 (enam) jenis rasio aktivitas yang dirangkum oleh beberapa ahli keuangan yaitu : 1) Perputaran Piutang (Receivable Turn Over), rasio untuk perputaran piutang dihitung dengan menggunakan rumus : Penjualan Kredit Perputaran Piutang = Rata-rata Piutang atau Perputaran Piutang = Penjualan Kredit Piutang 2) Perputaran Sediaan (Inventory Turn Over), rasio untuk perputaraan sediaan dihitung dengan rumus : Perputaran Sediaan = Harga pokok barang yang dijual Sediaan atau Perputaran Sediaan = Penjualan Sediaan 3) Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turn Over), untuk perputaran modal kerja dihitung dengan menggunakan rumus : Penjualan Bersih Perputaran Modal Kerja = Modal Kerja Rata-Rata atau Perputaran Modal Kerja = Penjualan Bersih Modal Kerja

25 4) Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Assets Turn Over), untuk perputaran aktiva tetap dihitung dengan rumus : Penjualan Perputaran Aktiva Tetap = Total Aktiva Tetap 5) Perputaran Aktiva total (Total Assets Turn Over), perputaran aktiva total dihitung dengan rumus : Penjualan Perputaran Aktiva Total = Total Aktiva 6) Efisiensi Biaya (Cost Of Efficiency), efisiensi biaya pada umumnya dihitung dengan menggunakan rumus : Total Biaya Efisiensi Biaya = Total Pendapatan d. Rasio Profitabilitas (profitability ratio), rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode tertentu. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan yang ditunjukkan dengan laba yang dihasilkan dari penjualan atau dari pendapatan investasi. Rasio profitabilitas ini terdiri dari beberapa rasio yaitu : 1) Profit Margin (profit margin on sales), untuk margin atas laba kotor dihitung dengan menggunakan rumus :

26 Penjualan Bersih -Harga Pokok Penjualan Profit Magin =. Sales Sedangkan untuk margin laba bersih dihitung dengan menggunakan rumus : Earning After Interest and Tax (EAIT) Net Profit Magin =. Sales 2) Hasil Pengembalian Investasi (return on invesment/roi), dihitung dengan Earning After Interest and Tax (EAIT) ROI = Total Assets 3) Hasil Pengembalian Ekuitas (return on equity),. dihitung dengan Earning After Interest and Tax (EAIT) ROE = Equity. 4) Laba per Lembar Saham Biasa (earning per share of common stock), dihitung dengan rumus Laba saham biasa Laba Per Lembar Saham = Saham biasa yang beredar. e. Rasio Pertumbuhan (growth ratio), rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mempertahankan posisi ekonominya ditengah pertumbuhan ekonomi dan sektor usahanya. f. Rasio Penilaian, rasio yang memberikan ukuran kemampuan manajemen menciptakan nilai pasar usahanya diatas biaya investasi.

27 2.5 Penelitian Yang Mendukung Kumala Vera Dewi menulis laporan hasil penelitian yang berjudul Pengaruh Efisiensi Biaya Produksi Terhadap Laba Bersih pada PT. Perkebunan Nusantara III (Medan) untuk Universitas Sumatera Utara pada 2010. Dalam penelitian tersebut dapat diambil kesimpulan sebagai berikut Berdasarkan hasil uji F (Simultan) efisiensi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap laba bersih. Berdasarkan hasil uji t (parsial) menunjukkan bahwa efisiensi biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik berpengaruh positif dan signifikan terhadap laba bersih, sedangkan efisiensi biaya tenaga kerja berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap laba bersih. Adapun yang berpengaruh paling dominan terhadap laba bersih adalah efisiensi biaya overhead pabrik. Basyirun Muhammad Iqbal menulis laporan hasil penelitian dengan judul Analisis Operational Efficiency dan Cost Efficiency Ratio Terhadap Net Profit Margin (Studi Kasus pada PT Bank International Indonesia Tbk.) untuk Universitas Hasanuddin Makasar pada tahun 2011. Penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan sebagai berikut Dari hasil uji simultan (uji F) ditemukan bahwa kedua variabel bebas, baik OER (BOPO) maupun CER secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap NPM sesuai dengan nilai signifikansi pada tabel anova sebesar 0,002 (<0,05). Namun demikian, dari hasil uji parsial (uji t) ditemukan

28 bahwa OER (BOPO) berpengaruh negatif dan CER ternyata berpengaruh positif dan keduanya tidak signifikan. Oleh karena itu, penulis mengadakan uji stepwise untuk menentukan variabel bebas mana yang paling dominan diantara keduanya, dan hasil yang didapat yakni variabel X1, OER (BOPO), berpengaruh negatif dan signifikan terhadap NPM dengan nilai signifikansi sebesar 0,002 (<0,05) dan nilai t hitung [-8,030] > t tabel [1,860]. 2.6 Kerangka Pemikiran Berdasarkan kajian pada landasan teori dan penelitian yang mendukung, maka kerangka pemikiran pada penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut : BOp (X 1 ) H 1 H 3 ROI (Y) BI (X 2 ) H 2 Gambar 2.1 : Kerangka Pikir 2.7 Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka konsep hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

29 H 1 = Diduga efisiensi biaya operasional berpengaruh signifikan terhadap Tingkat Pengembalian Hasil investasi (ROI). H 2 = Diduga efisiensi biaya investasi berpengaruh signifikan terhadap Tingkat Pengembalian Hasil investasi (ROI). H 3 = Diduga efisiensi biaya operasional dan efisiensi biaya investasi secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Tingkat Pengembalian Hasil investasi (ROI).