KREDIT UNTUK KONSERVASI TANAH DAN PENGEMBANGAN USAHATANI LAHAN KERING Dl BAGIAN HULU DAERAH ALIRAN SUNGAI CITANDUY JEN TATUH

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

IV. METODOLOGI. merupakan salah satu daerah pertanian produktif di Kabupaten Majalengka.

METODE PENELITIAN. yang dikeluarkan selama produksi, input-input yang digunakan, dan benefit

III KERANGKA PEMIKIRAN

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang

oleh Fadholi Mernanto $ 1 PENDMULUAN

II. KERANGKA PEMIKIRAN

VIII. ANALISIS FINANSIAL

METODE PENELITIAN. (2012) penelitian deskriptif adalah metode pencarian fakta dengan interpretasi

IV. METODE PENELITIAN

BAB V HASIL ANALISA. dan keekonomian. Analisis ini dilakukan untuk 10 (sepuluh) tahun. batubara merupakan faktor lain yang juga menunjang.

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang

III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

III. KERANGKA PEMIKIRAN

VIII. ANALISIS FINANSIAL

XXlX Kabupaten Jember- Jawa Timur)

IV METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah :

IV. METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Definisi Internet

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Penentuan Responden

III. METODOLOGI PENELITIAN

Dl PROVEN PIW-TRWNSMIGRASI SUNGAI INTAN PT. PERKEBUNAN V, PROPlRlSl RiAU

III. METODOLOGI PENELITIAN

XXlX Kabupaten Jember- Jawa Timur)

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai

Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. telah dibuka maka investasi harus terus dilanjutkan sampai kebun selesai

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

METODE PENELITIAN. ini yang dianalisis adalah biaya, benefit, serta kelayakan usahatani lada putih yang

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,

METODOLOGI PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Rakyat (KUR) di Desa Ciporeat, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung.

VII. RENCANA KEUANGAN

I. PENDAHULUAN. hal ini dikarenakan munculnya kesadaran dari masyarakat mengenai pentingnya

IV. METODE PENELITIAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. sampai dengan 30 tahun tergantung dengan letak topografi lokasi buah naga akan

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Penentuan Sampel

IV METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

ANALISIS FINANSIAL PADA PROYEK ROYAL GARDEN RESIDENCE NUSA DUA TUGAS AKHIR

III. KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISA PILIHAN INVESTASI ANTARA APARTEMEN DAN LANDED HOUSE UNTUK KAWASAN MILIK PT. X DI SIDOARJO

BAB 4 PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data

layak atau tidak maka digunakan beberapa metode dengan harapan mendapatkan

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero)

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang.

ANALISIS SENSITIFITAS FINANSIAL SERAIWANGI

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha

KERANGKA PEMIKIRAN. dengan membangun suatu tempat pengelolaan sampah, tetapi yang dapat

9 Universitas Indonesia

III. KERANGKA PEMIKIRAN

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

BAB VIII ANALISIS KELAYAKAN PENGUSAHAAN PEPAYA CALIFORNIA BERDASARKAN SPO DAN NON SPO

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PEMBENIHAN LARVA IKAN BAWAL AIR TAWAR BEN S FISH FARM CIBUNGBULANG, KABUPATEN BOGOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Fokus utama dari pelaporan keuangan adalah laba. Informasi laba merupakan indikator utk menilai kemampuan perusahaan dlm menghasilkan kas di masa

VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Responden 4.3. Desain Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

KELAYAKAN DAN ANALISIS USAHATANI JERUK SIAM (Citrus Nobilis Lour Var. Microcarpa Hassk) BARU MENGHASILKAN DAN SUDAH LAMA MENGHASILKAN ABSTRAK

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian, laporan keuangan merupakan suatu media penting

BAB III LANDASAN TEORI

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian...

RINGKASAN EKSEKUTIF RINA WINDRATI, HAMDANI M.SYAH HARIANTO.

BAB 2 LANDASAN TEORI

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. daging putih (Hylocereus undatus), buah naga daging merah (Hylocereus

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. berfokus pada bidang penggemukan sapi.sapi yang digemukkan mulai dari yang

Mata Kuliah - Kewirausahaan II-

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut:

PENYUSUNAN CASH FLOW BISNIS DAN LAPORAN LABA/RUGI DEPARTEMEN AGRIBISNIS FEM - IPB

III. METODE PENELITIAN

TUGAS PENGANTAR EKONOMI PRODUKSI ANALISIS USAHA JAHIT ARYAN TAILOR

IV. DESKRIPSI USAHA PENGOLAHAN TEPUNG UBI JALAR

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Koperasi berasal dari kata ( co = bersama, operation = usaha) yang secara

ANALISIS FINANSIAL USAHATANI JERUK NIPIS (Citrus Aurantifolia) (Studi Kasus: Desa Marjanji Kecamatan Sipispis Kabupaten Serdang Bedagai)

Manajemen Keuangan. Modal Kerja dan Pengelolaan Kas. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

ABSTRAK. Umur investasi 6 tahun ( ): Payback Period. > 5 tahun. < 1 tahun. Net Present Value. Rp ,- - Rp 978.

Transkripsi:

KREDIT UNTUK KONSERVASI TANAH DAN PENGEMBANGAN USAHATANI LAHAN KERING Dl BAGIAN HULU DAERAH ALIRAN SUNGAI CITANDUY JEN TATUH FAKULTAS PASCASAR JANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1986

RINGKASAN TATUH, JEN. Kredit untuk Konservasi Tanah dan Pengembangan Usahatani Lahan Kering di bagian Hulu Daerah Aliran Sungai Citanduy. (Di bawah bimbingan BUNGARAN SARAGIH selaku Ketua, IRLAN SOEJONO, KUNTJORO, Anggota). dan AUNUDDIN, selaku Petani dalam melaksanakan konservasi tanah membutuhkan tambahan dana untuk membiayai tarnbahan input yang diperlukan untuk melaksanakan investasi dan operasi usahatani. Sisa dana petani yang berasal dari kegiatan produksi sebelum penerapan konservasi tanah, sulit diharapkan untuk memenuhi kebutuhan dana yang meningkat. Dalam ha1 ini, penyediaan kredit merupakan salah satu alternatif untuk menyalurkan dukungan dana dari luar usahatani. Penelitian ini dilaksanakan untuk : (i) Menganalisa kelayakan finansial dari investasi dalam penerapan konservasi tanah, dalam kontek pengentbangan usahatani lahan kering. (ii) Menganalisa kemampuan investasi untuk mengembalikan 4,*;,,~<.,%< pinjaman. (iii) Menganalisa jangka waktu pengembalian pinjaman, dan taksiran besar pinjaman yang sesuai dengan kelnampuan mengembalikan pinjaman. (iv) Menganalisa prospek peningkatan pendapatan petani melalui investasi dalam penerapan konservasi tanah yang ditunjang dengan kredit, clan menganalisa likuiditas (creditworthiness) petani. Dua metodeanalisis yang digunakan ialah Analisis.I Investasi Usahatani (Farm Invest nalysis) dan Analisis Arus Dana (Fund Flow Analysis). ia-kriteria dan \b

aturan dalam analisis tujuan-tujuan penelitjan adalah sebagai berikut. (i) Investasi dalam penerapan konservasi tanah dinyatakan layak apabila NPV dan FRR yang dihitung atas Kenaikan Manfaat Bersih (incremental cash flow), berturut-turut, lebih besar daripada atau sama dengan nol, dan lebih besar daripada atau sama dengan suku bunga pinjaman (r=24 persen; merupaknn "cut-off rate"). (ij) Investasi dinyatakan memiliki kemampuan untuk mengembalikan pinjaman jika FRR yang dihitung atas Sisa Tunai lebih besar daripada atau sama dengan suku bunga pinjaman. Sisa Tunai adalah bagian dari penerimaan tunai setelah dikurangi biaya operasi dan konsumsi tunai. (iii) Petani memerlukan pinjaman jangka menengah atau jangka panjang j ika jangka waktu yang diperlukan untuk mencapai NPV atas Sisa Tunai sama dengan nol, pada tingkat diskonto sama dengan suku bunga pinjaman, lebih daripada 1 tahun. Pinjaman cukup untuk jangka pendek jika -jangka waktu yang diperlukan kurang daripada atau sar!ct dengail 1 tahun. Taksiran besar pinjaman dilakukan dengan menggunakan formala berikut: (Pinjaman) = (Sisa Tu~lai).~-~ - (Nilai input tunai) t - (Pengembalian p'injao~an) t, di niana - t menunjukkan tahun (t = 1, 2,... T) Selama ruas kanan dari formula menunjukkan keadaarl defisj.::, pinjaman diperlukan, clan besarnya sama dengan nilai mutlak dari hasil perhitungan defisit. (iv) Investasi dan penggunaan kredit dikatakan memiliki prospek untuk menaikkan pendapatan petani jika

Kenaikan Manfaat Bersih ('net benefit increase") lebih besar daripada nol. Petani dikatakan memiliki kemampuan likuiditas jika Arus Dana Bersih, dan "debt-service coverage ratio", berturut-turut lebih besar daripada nol, dan lebih besar daripada satu. Unit analisis ialah cabang usaha pada lahan kering dimana diterapkan metode konservasi tanah yang dianjurkan. Unit analisis digolongknn menurut pola-pola investasi sebagai berikut. Pola I-P: investasi pada lahan berteras bangku menurut praktek yang sesungguhnya berlaku di lapang. Pola 1-0: sama dengan Pola I-P, dengan perlakuan penggunaan input optimum. Pola 11-P: investasi dalam pengembangan agroforestry, di mana jumlah dan komposisi tanaman sesuai dengan praktek yang sesungguhnya berlaku di lapang. Tingkat penggunaan input sesuai dengan anjuran, dan proyeksi tingkat produksi tanaman dan ternak didasarkan pada kenyataan di lapang dan hasil -hasil percobaan. Pola 11-R: inves tasi dalam pengembangan agroforestry, di mana komposisi tanaman sesuai keadaan di lapang. Jumlah tanarnan dijarangkan, sehingga memungkinkan perluasan tanaman lamtoro dan tanaluan rumput sesuai anjuran. Tingkat penggunaan input dan tingkat produksi sama dengan Pola 11-P. Analisis didasarkan pada data lapang yang diperoleh melalui wawancara petani contoh. Data yang dikumpulkan mencakup peristiwa dalam kurun waktu satu tahun, yaitu Agustas 1984 hingga Juli 1985. Petani contoh dipilih dengan

metode "Proporsionate stratified random sampling". Data juga diambil dari petani contoh yang tidak menerapkan metode konservasi tanah, yaitu untuk pembandingan dalam analisis kelayakan investasi. Ringkasan hasil analisis adalah sebagai berikut. Pertama, dalam jangka waktu 5 tahun investasi pada lahan berteras bangku (Pola I-P dan 1-0) mencapai FRR> 24 persen, dan NPV rata-rata Rp 185.5 ribu per hektar. Dalam jangka waktu yang sama, investasi dalam pengembangan agroforestry Pola 11-R juga mencapai FRR >24 persen, dan rata-rata NPV Rp 58.1 ribu per hektar. Investasi Pola 11-P mencapai FRR > 24 persen dan NPV> 0 pada sekitar tahun ke-7. Di dalam ha1 ini Pola 11-R lebih unggul daripada Pola 11-P, karena penerimaan atas investasi lebih cepat diraih (melalui hasil tanaman Lamtoro dan hasil ternak). Angka-angka tersebut menunjukkan bahwa investasi dalam penerapan konservasi tanah adalah layak. Sekalipun demikian, daya tarik untuk investasi dalam penerapan konservasi tanah dapat menjadi lemah apabila tingkat penerimaannya lebih rendah daripada tingkat penerimaan dari investasi dalam kegiatan ekonomi lain. Upaya untuk menaikkan penerimaan dari investasi dalam penerapan konservasi tanah diperlukan untuk meningkatkan daya saingnya terhadap kegiatan ekonomi lain. Kedua, penerimaan tunai dari investasi pada lahan berteras bangku, dan dari investasi dalam pengembangan agroforestry Pola 11-P, dapat diandalkan untuk melunasi

pinjaman dengan suku bunga 24 persen. Penerimaan tunai dari investasi Pola 11-R tidak dapat diandalkan untuk melunasi pinjaman dengan suku bunga 24 persen, karena penerimaan tunainya rendah. Untuk meningkatkan penerimaan tunai dari Pola 11-R, dianjurkan agar proporsi jumlah tanaman sumber pendapatan tunai (seperti cengkeh dan jeruk) diperbesar. Ketiga, untuk mendukung investasi pada lahan berteras ' bangku diperlukan pinjaman jangka menengah (sek~rangkurangnya 2 tahun), dengan besar pinjaman rata-rata Rp 360.2 ribu per hektar. Pinjaman jangka menengah djperlukan pada tahun pertama, sedangkan untuk kebutuhan pada tahun kedua dan seterusnya dipenuhi dengan pinjaman jangka pendek. Untuk mendukung investasi dalam pengembangan agroforestry Pola 11-P, diperlukan pinjaman jangka panjang, sekurang- kurannya 7 tahun. Rata-rata besar pinjaman jangka panjang per hektar adalah Rp 283.9 ribu untuk tahun pertama, ~p 521.6 ribu untuk tahun kedua. Khususnya untuk investasi ~ada luas lahsn besar pinjaman j angka panj ang diperlukan hingga tahun ketiga, yakni sebesar Rp 422.3 ribu per hektar. Kebutuhan untuk tahun-tahun berikutnya dipenuhi dengan pinjaman jangka pendek. R;ita-rata sesudah 9 tahun investasi pada lahan bcrteras bangku, dan sesudah 12 tahun investasi dalam pengembangan agroforestry Pola 11-P, semua pinjaman dapat dilunasi, dan semua kebutuhan input tunai dapat dipenuhi dengan penerimaan tunai dari jnvestasi. Posisi