BAB I PENDAHULUAN. Rapat sudah menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari. Rasanya tidak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kreativitas dari pemandu acara, suatu acara akan berjalan biasa sehingga para

PENYIMPANGAN PRINSIP SOPAN SANTUN PADA TINDAK KELAKAR SEBAGAI WACANA PENUTUP DALAM RAPAT DINAS DI MTs NURUL HUDA BANYUPUTIH BATANG: KAJIAN PRAGMATIK

BAB I PENDAHULUAN. manusia satu dengan lainnya. Manusia pasti menggunakan bahasa untuk

I. PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri

I. PENDAHULUAN. universal. Anderson dalam Tarigan (1972:35) juga mengemukakan bahwa salah

BAB I PENDAHULUAN. dengan usia pada tiap-tiap tingkatnya. Siswa usia TK diajarkan mengenal

ANALISIS PENYIMPANGAN MAKSIM KERJASAMA DAN AKSIM KESOPANAN DALAM WACANA KARTUN PADA URAT KABAR KOMPAS (TINJAUAN PRAGMATIK)

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup, terutama bagi kehidupan manusia. Setiap manusia akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial manusia memerlukan alat komunikasi antar

BAB I PENDAHULUAN. dari kelompok bermain (0-4 tahun) dan Taman Kanak-kanak (4-6 tahun).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan alat pertukaran informasi. Namun, kadang-kadang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sebuah sarana yang digunakan manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang mereka ingin sampaikan dan juga bagaimana respon. menyampaikan gagasan, pikiran dan perasaan mereka.

1. PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang arbitrer yang dipergunakan oleh masyarakat untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kartun sebagai bentuk komunikasi grafis yang menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat agar terjalin suatu kehidupan yang nyaman. komunitas selalu terlibat dalam pemakaian bahasa, baik dia bertindak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Raydinda Nacita Ramadhani, 2015

BAB I PENDAHULUAN. kesehariannya manusia saling membutuhkan interaksi dengan sesama untuk

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. mengkaji makna dalam hubungannya dengan situasi-situasi ujar.

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tulis salah satu fungsinya adalah untuk berkomunikasi. Bahasa tulis dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. disampaikan dapat diterima dan dilaksanakan oleh lawan bicaranya. Begitu juga

I. PENDAHULUAN. juga dapat menyampaikan pikiran, perasaan kepada orang lain. demikian, bahasa juga mempunyai fungsi sebagai alat kekuasaan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya. Menurut Kridalaksana

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana,

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada Bab 5 ini akan disajikan simpulan dan saran berdasarkan hasil temuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran di sekolah menengah atas, pelajaran sains dianggap

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan kunci utama dalam berkomunikasi. Tanpa bahasa

BAB I PENDAHULUAN. ide, gagasan, isi pikiran, maksud, realitas dan sebagainya. mengingat jumlah bahasa atau variabel bahasa yang digunakan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB I PENDAHULUAN. yaitu bahasa tulis dan bahasa lisan. Bahasa lisan dan bahasa tulis salah satu

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya. Manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Bahasa merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan. Proses pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. interaksi jual-beli. Hal ini dapat ditemukan dalam setiap transaksi jual-beli di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Frinawaty Lestarina Barus, 2014 Realisasi kesantunan berbahasa politisi dalam indonesia lawyers club

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM KARIKATUR SUKRIBO HARIAN KOMPAS EDISI HARI MINGGU BULAN JANUARI FEBRUARI 2010

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Baby Blues terdapat tiga permasalahan yang menjadi tujuan penelitiannya.

DAFTAR ISI. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian... 31

I. PENDAHULUAN. Bagian pendahuluan dalam tesis ini terdiri dari, latar belakang yang berisi hal-hal

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

I. PENDAHULUAN. Proses tersebut dapat ditemukan dalam lingkungan yang paling kecil,

BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik

BAB I PENDAHULUAN. Berbahasa merupakan aktivitas sosial bagi manusia. Seperti aktivitas

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia, karena melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah pemikiran rancangan suatu karya dasar yang ada diluar bahasa

BAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian informasi baik secara lisan maupun tertulis.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. interaksi sosial antara orang satu dengan yang lainnya. Dalam. komunikasi dibutuhkan alat komunikasi agar hubungan antarmanusia

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dan perguruan tinggi pasti terdapat tenaga kependidikan. Dalam tenaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. digunakan sebagai alat komunikasi oleh masyarakat untuk menunjang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, harapan, pesan-pesan, dan sebagainya. Bahasa adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai

TINDAK TUTUR DAN KESANTUNAN BERBAHASA DI KANTIN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

KESANTUNAN BERBAHASA POLITISI DALAM ACARA TALK SHOW

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sesuai dengan norma norma dan nilai nilai sosial dan saling

BAB 1 PENDAHULUAN. Fungsi bahasa secara umum adalah komunikasi (Nababan, 1993: 38).

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Bahasa yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. berupasistemlambangbunyiujaranyang kompleks dan aktif. Kompleks,

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Penggunaan bahasa

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu bagian penting dalam interaksi sosial manusia adalah komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa berperan penting bagi kehidupan manusia sebagai alat komunikasi, untuk

BAB I PENDAHULUAN. komunikator kepada komunikan. Pesan tersebut dapat berupa pikiran, ide,

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. (Alwi, dkk. 203:588). Sesuai dengan topik dalam tulisan ini digunakan beberapa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilakukan secara lisan maupun tertulis. Melalui bahasa, manusia berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Adi Dwi Prasetio, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. pada masa sekarang ini walaupun pada kira-kira dua dekade yang silam ilmu

BAB II KURIKULUM, PRAGMATIK, DAN APLIKASINYA

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan, konsep, dan

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Selo berada di wilayah kabupaten Boyolali tepatnya di. antara dua gunung yaitu gunung Merapi dan gunung Merbabu.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran sebagai penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya.

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini, manusia

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan sebuah alat komunikasi. Alat komunikasi tersebut digunakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Persoalan tindak tutur (speech act) dalam wacana pertuturan telah banyak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kekuasaan. Bahasa-bahasa para politisi tersebut yang. pesan yang disampaikan dapat sampai pada sasaran.

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Sebagai makhluk. konvensi (kesepakatan) dari masyarakat pemakai bahasa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. yang selanjutnya disebut WPP yang terdapat di surat kabar Minggu Pagi.

BAB II KAJIAN TEORI. Fraser dalam Irawan (2010:7) mendefinisikan kesopanan adalah property

I. PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena bahasa

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DAN DAYA PRAGMATIK PADA IKLAN PRODUK KOSMETIK DI TELEVISI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesama.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rapat sudah menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari. Rasanya tidak ada satu orang pun yang benar-benar beraktivitas tanpa mengadakan rapat. Misalnya saja, menjadi anggota perkumpulan profesi, asosiasi kemasyarakatan, klub-klub pelayanan, atau kelompok keagamaan. Situasi tersebut menuntut para anggotanya untuk bekerjasama memecahkan permasalahan atau merencanakan suatu agenda kegiatan. Kebutuhan ini direalisasikan dalam bentuk rapat baik berupa peristiwa rutin, resmi, atau lebih bersifat pertemuan khusus. Karena rapat sering terjadi, harapannya rapat tersebut dapat menjadi sumber kepuasan dan pemenuhan kebutuhan. Kalau tidak, bagaimana lembaga atau instansi dapat berkomunikasi dengan lembaga atau instansi yang lainnya? Bagaimana antaranggota dapat berbagi masalah serta solusi yang mungkin dapat ditemukan? Bagaimana pula informasi dari pimpinan dapat tersalurkan kepada seluruh anggota? Itulah mengapa rapat menjadi suatu kebutuhan yang tidak terlepas terutama dalam lingkup dunia kerja. Rapat di lingkungan yang bersifat resmi sering disebut dengan istilah rapat dinas. Rapat dinas dilaksanakan untuk membahas hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas suatu instansi tertentu (Hadi, 2001:1). Tingkat krusial topik dalam rapat dinas menuntut keseriusan dalam proses pembahasannya. Hal ini mengakibatkan terjadi tuntutan penggunaan bahasa resmi sesuai situasi tutur 1

2 sehingga suasana menjadi kaku. Keadaan tersebut mendorong peserta rapat di sela-sela pembahasan terkadang menyeletuk, berseloroh atau berkelakar, bukan sekedar untuk menciptakan suasana jenaka saja tetapi mengandung maksud tersembunyi (pengungkapan ketaklangsungan) seperti menyinggung mitra tutur atau untuk mencairkan suasana. Misalnya pada tuturan berikut. 1. Weteng ngeleh, ndhang padha muleh. Perut lapar, ayo kita pulang. 2. Nglangkahi nabuh bedug nopo mboten? Melawati waktu bedug berbunyi atau tidak? 3. Monggo dilanjut. Silakan dilanjut. Data (1) diungkapkan penutur sebagai wacana penutup pembicaraan yang mengandung maksud menyinggung mitra tutur, yakni waktu rapat sudah hampir ditutup tetapi mitra tutur ingin melanjutkan pembahasan atau menggapi permasalahan, padahal sudah masuk jam makan siang. Tindak kelakar itu bermaksud penutur mengajak segera menyelesaikan rapat tersebut. Begitu juga pada data (2), penutur mengajak rekan-rekannya dengan tindak kelakar yang menunjukkan waktu makan siang, yakni ketika bedug berbunyi. Fenomena ini terdapat pula pada situasi percakapan, yakni data (3). Tuturan tersebut muncul ketika penutur berusaha mengakhiri keikutsertaannya dalam pembicaraaan tertentu karena penutur ada keperluan lain atau enggan berdiskusi tentang hal yang sedang dibahas. Oleh sebab itu, penutur meminta ijin dengan tindak kelakar meminta rekan-rekannya untuk melanjutkan saja pembicaraan sedangkan penutur meninggalkan rekan-rekannya. Tindak kelakar digunakan

3 penutur agar lebih santun, tidak menyinggung mitra tutur sehingga hubungan penutur dengan mitra tutur tetap terjaga. Keberlangsungan hubungan antara komunikan (hubungan interpersonal) dapat terus terjaga dengan mengindahkan kaidah-kaidah yang mengatur bagaimana cara orang berbahasa atau bertutur yang baik. Berbahasa yang baik adalah berbahasa yang sesuai dengan ragam bahasa yang digunakan dan serasi dengan golongan penutur serta jenis pemakaian bahasanya (Nugroho, 2011:219). Terkait hal tersebut, masyarakat pemakai bahasa dalam situasi dan tujuan tertentu akan berusaha memilih dan menggunakan kaidah bertutur yang sesuai dengan situasi tutur. Begitu juga dalam situasi rapat dinas, pemakai bahasa akan berinteraksi dan bekerjasama dalam memahami serta memecahkan masalah yang sedang dibahas dengan bahasa yang santun sehingga tidak terjadi konflik. Salah satunya dengan kelakar. Tindak kelakar merupakan salah satu alternatif yang digunakan untuk menyampaikan maksud dengan cara yang tidak formal tetapi santun. Ketidakformalan ini disebabkan oleh mitra tutur yang statusnya dekat atau akrab dengan penutur. Pengungkapan ketaklangsungan melalui tindak kelakar ditemukan dalam percakapan ataupun rapat dinas. Situasi percakapan yang bersifat nonformal atau tidak resmi dapat kita maklumi sebagai wujud keakraban penutur dengan mitra tuturnya. Sebaliknya, dalam rapat dinas yang notabene bersifat resmi mengapa juga terjadi tindak kelakar? Hal inilah yang cukup menarik untuk dikaji dikarenakan tindak kelakar adalah tuturan tidak resmi tetapi muncul dalam situasi resmi. Di samping itu, tindak kelakar dimanfaatkan penuturnya untuk mencairkan

4 suasana dengan kelucuan yang ditimbulkan tindak kelakar tersebut. Kelucuan ini kadang terbentuk dari penyimpangan-penyimpangan prinsip pragmatik, salah satunya prinsip sopan-santun. Data-data tersebut juga ditemukan pada rapat dinas di lingkungan pendidikan seperti SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/SMK/MA. Namun, dalam penelitian ini terfokus di MTs. Nurul Huda Banyuputih Batang. Mengingat di madrasah tersebut sering dilakukan giliran untuk menjadi pembina upacara atau pun pimpinan rapat, berdasarkan urutan eselon dari yang tertinggi hingga terendah. Berdasarkan usia, guru-guru dan karyawan di madrasah ini sangat bervariasi. Bahkan ada guru yang merupakan mantan siswa dari guru senior di madrasah tersebut. Faktor tingkat usia juga dapat mempengaruhi tindak kelakar yang tercipta dalam rapat dinas. Hal ini memungkinkan ditemukannya tindak kelakar sebagai wacana penutup yang lebih bervariasi dengan sumber data yang bervariasi pula. Alasan lain memilih kajian tindak kelakar sebagai wacana penutup dalam rapat dinas karena bentuk tindak kelakar memiliki banyak variasi bentuk tuturan. Sementara itu, sepanjang pengetahuan peneliti kajian semacam ini masih jarang dilakukan. Adapun penelitian yang relevan hanya memiliki persamaan pada salah satu komponennya, fokus kajian, sumber data, atau jenis wacananya. Seperti penelitian Prayitno (2003 dan 2009) yang meneliti wacana rapat dinas, Supriyadi (2009) meneliti karikatur, dan Wijana (2003) meneliti kartun. Akan tetapi, ketiganya belum menyentuh ranah proses pembelajaran di sekolah, mereka hanya mengkaji dari segi bahasanya.

5 Salah satu penelitian wacana tentang prinsip-prinsip pragmatik dan implementasinya dalam pembelajaran adalah Yunitawati (2013) dengan wacana humor tertulis, yaitu kartun. Penelitian tersebut diterapkan pada pembelajaran bahasa di SMK Semester I dengan Kompetensi Dasar (KD) memahami informasi tertulis dalam berbagai bentuk teks. Bahan ajar yang disajikan berupa teks-teks yang terdapat penyimpangan maksim-maksim dalam prinsip kerjasama dan prinsip kesopanan. Metode yang diterapkan adalah metode percakapan, tanya jawab, dan diskusi. Proses evaluasi berupa praktik untuk mengamati bentuk tindak tuturnya. Penelitian wacana humor tulis, kartun terbukti dapat digunakan sebagai salah satu bahan ajar di sekolah. Hal ini tidak menuntut kemungkinan wacana humor lisan, misalnya kelakar juga dapat diimplementasikan sebagai bahan ajar. Namun, sejauh ini penelitian tentang tindak kelakar dari segi pembelajaran di sekolah belum pernah dilakukan. Selain itu, dalam ilmu pragmatik kedudukan kelakar oleh Leech (2011:229) diletakkan pada urutan ketiga di tataran percakapan, sehingga membuat prinsip kelakar dianggap prinsip yang paling tidak penting. Padahal kalau dilihat dalam kurikulum pembelajaran bahasa, ternyata di masing-masing jenjang atau kelas terdapat Kompetensi Dasar (KD) yang menekankan siswa agar berkomunikasi dengan santun. Kesantunan ini sebenarnya dapat tercapai dengan memanfaatkan tindak kelakar untuk menyembunyikan maksud penutur. Jadi, peneliti berusaha mengkaji potensi yang ada dalam kesantunan tindak kelakar untuk diimplementasikan sebagai bahan ajar di SMP/MTs.

6 Berdasarkan alasan-alasan di atas, peneliti terdorong untuk mengkaji tindak kelakar sebagai wacana penutup dalam rapat dinas dengan wadah kajian pragmatik. B. Ruang Lingkup Agar penelitian ini terarah dan tidak terjadi penyimpangan terlampau jauh dari fokus kajian, penulis perlu membatasinya. Adapun masalah yang akan dianalisis terbatas pada hal-hal berikut. 1. Bentuk tindak tutur yang diteliti berupa tindak kelakar sebagai wacana penutup dalam rapat dinas dengan teori Searle (Leech, 2011:164), yaitu tindak tutur asertif, direktif, komisif, ekspresif, dan deklarasi. 2. Penutur tindak kelakar dalam penelitian ini adalah semua sivitas akademik MTs. Nurul Huda Banyuputih Batang yang mengikuti rapat dinas. 3. Rapat dinas dalam penelitian ini mencakup peristiwa diskusi, breaffing, dan rapat kerja di MTs. Nurul Huda Banyuputih Batang pada bulan Juli sampai Desember 2013. C. Fokus Kajian Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, dalam penelitian ini terdapat tiga fokus kajian. 1. Bagaimana bentuk tindak kelakar sebagai wacana penutup dalam rapat dinas di MTs. Nurul Huda Banyuputih Batang?

7 2. Bagaimana penyimpangan prinsip sopan-santun pada tindak kelakar sebagai wacana penutup dalam rapat dinas di MTs. Nurul Huda Banyuputih Batang? 3. Bagaimana implementasi kesantunan tindak kelakar sebagai bahan ajar di SMP/MTs? D. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tiga tujuan. 1. Mengidentifikasi bentuk tindak kelakar sebagai wacana penutup dalam rapat dinas di MTs. Nurul Huda Banyuputih Batang. 2. Mendeskripsikan penyimpangan prinsip sopan-santun pada tindak kelakar sebagai wacana penutup dalam rapat dinas di MTs. Nurul Huda Banyuputih Batang. 3. Mengimplementasikan kesantunan tindak kelakar sebagai bahan ajar di SMP/MTs. E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini memberi beberapa manfaat sebagai berikut. 1. Manfaat Teoretis Manfaat penelitian ini secara teoretis adalah menambah pengetahuan dan pemahaman khasanah keilmuan dalam bidang pragmatik, khususnya mengenai bentuk tindak kelakar dan pelanggaran prinsip sopan-santun dalam wacana rapat dinas serta bermanfaat memberikan kontribusi bagi perkembangan teori linguistik terutama tentang kelakar.

8 2. Manfaat Praktis a. Bagi pembaca, dapat memberikan manfaat ilmu pengetahuan dalam berkomunikasi agar lebih santun. b. Bagi pihak sekolah, dapat menjadi referensi sebagai bahan ajar bagi guru ketika proses pembelajaran. c. Bagi peneliti lain, dapat memberi kontribusi bagi yang akan menelaah objek penelitian yang sama. F. Penjelasan Istilah Sesuai dengan judul Tindak Kelakar Sebagai Wacana Penutup dalam Rapat Dinas di MTs. Nurul Huda Banyuputih Batang: Kajian Pragmatik, maka penulis akan menguraikan definisi istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini. Adapun definisi tersebut yaitu sebagai berikut. 1. Tindak kelakar dalam penelitian ini adalah tuturan yang secara nonkontekstual tidak sopan tetapi memungkinkan menjadi tuturan yang sopan untuk menyinggung orang lain. Bentuk tuturannya tidak santun tetapi implikaturnya santun. Tindak kelakar penelitian ini berupa tindak kelakar sebagai wacana penutup oleh peserta rapat dinas. 2. Wacana adalah perwujudan paparan bahasa dalam komunikasi baik lisan atau pun tertulis. 3. Wacana penutup dalam penelitian ini adalah paparan bahasa yang berfungsi untuk penanda akhir wacana. Dengan kata lain, tuturan yang digunakan untuk

9 menutup suatu percakapan atau mengeluarkan diri dari topik pembicaraan (Luxemburg dalam Baryadi, 2002:14). 4. Rapat dinas dalam penelitian ini mencakup semua rapat yang berupa diskusi, breaffing, dan rapat kerja di MTs. Nurul Huda Banyuputih Batang. 5. Kajian Pragmatik adalah kajian terhadap penggunaan bahasa yang dikaitkan dengan konteks di luar bahasa, sebagai alat komunikasi.