Unjuk Kerja Strategi Global Layering Pada Jaringan GSM 900/1800

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH IMPLEMENTASI STRATEGI GLOBAL LAYERING PADA JARINGAN 2G GSM 900/1800 (STUDI KASUS PT. TELKOMSEL)

BAB I PENDAHULUAN. menjaga dan meningkatkan performa pada jaringan telekomunikasi. diharapkan akan diikuti semakin tingginya jumlah trafik.

BAB III PENGUKURAN DAN PENGAMBILAN DATA STATISTIK PERFOMANSI

ANALISIS PERFORMANSI REHOMMING BR 9.0-EVOLUSION BSC (ebsc) PADA JARINGAN GSM PT TELKOMSEL DI MAKASSAR

ANALISIS STUDI KOMPERATIF PERBANDINGAN KEY PERFORMANCE INDEX SWAP HUAWEI DENGAN NOKIA SIEMENS NETWORK PADA OPERATOR TELKOMSEL (STO TEBAS)

BAB III IMPLEMENTASI GLOBAL FREQUENCY PLANNING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PENANGANAN INTERFERENSI PADA JARINGAN SELULER 2G PT. INDOSAT UNTUK AREA BANDUNG

BAB III DATA FAST TRAFFIC HANDOVER

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB IV ANALISIS DESKRIPTIF IMPLEMENTASI GFP

ANALISIS UNJUK KERJA MULTI BAND CELL PADA GSM DUAL BAND

BAB I PENDAHULUAN. ini dan bertambah ketat persaingan diantara operator telepon bergerak membuat

BAB IV ANALISA HASIL OPTIMASI THIRD CARRIER

BAB IV ANALISA PERFORMANSI HASIL OPTIMALISASI PARAMETER BSS PADA BTS INDOOR

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

ANALISA PERFORMANSI JARINGAN BERDASARKAN PARAMETER KEY PERFORMANCE INDIKATOR 3RD CARRIER CELL PADA JARINGAN 3G. Dian Widi Astuti 1, Dyan Tri Utomo 2

Rekayasa Elektrika. Unjuk Kerja Jaringan Seluler 2G dan 3G PT. XL Axiata di Area Jawa Tengah Bagian Utara setelah Proyek Swap dan Modernisasi

Drive Test and RF Optimization Overview. Alfin Hikmaturokhman.,ST.,MT

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi peningkatan jumlah pengguna jaringan GSM (Global System for

ANALISIS PERFORMANSI PADA JARINGAN GSM 900/1800 DI AREA PURWOKERTO

TUGAS AKHIR ANALISA KEY PERFORMANCE INDICATOR (KPI) 3RD CARRIER CELL PADA JARINGAN 3G

BAB III PARAMETER PERFORMANSI TRAFIK MULTIBAND CELL

ANALISIS INTERFERENSI PADA

BAB II ADAPTIVE MULTI-RATE (AMR)

BAB III METODA PENELITIAN

ANALISIS PENERAPAN BASE TRANSCEIVER STATION HIGH CAPACITY PADA GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE COMMUCATION

BAB II DASAR TEORI. menjadi pilihan adalah teknologi GSM (Global System for Mobile

ANALISIS KUALITAS RF PADA JARINGAN SELULER 2G & 3G DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR

BAB III PERENCANAAN PARAMETER BSS UNTUK OPTIMALISASI BTS INDOOR

TUGAS AKHIR ANALISA PERFORMANSI JARINGAN BTS GSM/DCS NOKIA DI SEKITAR AREA UNIVERSITAS MERCU BUANA

BAB IV ANALISA PERFORMANSI BTS CDMA 20001X PT BAKRIE TELECOM COVERAGE KOTA BEKASI

BAB III 7745 CHANNEL FAILURE RATE ABOVE DEFINE THRESHOLD channel failure rate above defined threshold merupakan salah satu

Analisis Peningkatan Kualitas dan Kapasitas Jaringan Seluler PT. XL Axiata pada Area Jawa Tengah bagian Utara melalui Proyek Swap dan Modernisasi

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 6 NO. 1 Maret 2013

BAB II JARINGAN GSM. telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European

Kata kunci : GSM (Global System Mobile), KPI, CDR, seluler

Analisis Kinerja Dan Perbaikan Jaringan GSM Pada BSC Operator H3I (THREE)

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pada sistem komunikasi nirkabel dan bergerak sangatlah kompleks

ANALISIS KUALITAS VOICE CALL PADA JARINGAN WCDMA DENGAN DRIVE TEST MENGGUNAKAN TEMS INVESTIGATION

MENGATASI KONGESTI JARINGAN 3G

ANALISIS PENGARUH HALF RATE DAN FULL RATE TERHADAP TRAFFIC CHANNEL DAN SPEECH QUALITY INDICATOR PADA JARINGAN GSM PT.

BAB IV ANALISA HASIL SIMULASI

Cellular Interference and Celular Planning S1 TEKNIK TELEKOMUNIKASI SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM PURWOKERTO 2016

BAB IV ANALISA PENYELESAIAN ALARM 7745 CHANNEL FAILURE RATE ABOVE DEFINE THRESHOLD. Alarm 7745 yang terjadi pada BTS Nokia akan berdampak langsung

Setyo Budiyanto 1,Mariesa Aldila 2 1,2

BAB III PROSES HANDOVER DAN PENYEBAB TERJADINYA HANDOVER FAILURE

PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS CALL SETUP SUCCESS RATE (CSSR) PERFORMANCE PT. INDOSAT,

BAB I PENDAHULUAN. teknologi 3G yang menawarkan kecepatan data lebih cepat dibanding GSM.

BAB I PENDAHULUAN. sudah menjadi kebutuhan bagi dunia usaha/bisnis (e-commerce), pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keyword : GSM, 3G, Hierarchical Cell Structures (HCS)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS MEKANISME REHOMING DAN REPARENTING PADA JARINGAN KOMUNIKASI SELULER GSM

ANALISIS LAYANAN VOICE CALL DAN DATA PACKET PADA OPERATOR TELEPON SELULER DI WILAYAH BALI INNER CITY

BAB III ANALISIS TRAFIK DAN PARAMETER INTERFERENSI CO-CHANNEL

LOGO. Alfin Hikmaturokhman.,ST.,MT

BAB II LANDASAN TEORI

Studi Perencanaan Jaringan Long Term Evolution (LTE) Pada Spektrum 1800 MHz Area Kota Bandung Menggunakan Teknik FDD, Studi Kasus PT.

PENANGANAN BLOCK CALL DAN DROP CALL PADA JARINGAN UMTS BERDASARKAN PENGUKURAN PARAMETER ACCESSIBILITY, COVERAGE AND QUALITY

OPTIMASI JARINGAN DAN INVESTIGASI SITE WCDMA 3G MENGGUNAKAN PROGRAM MAP INFO PROFFESIONAL 8.5 DAN TEMS DATA COLLECTION 8.1

TUGAS AKHIR. Disusun oleh : Edy Hadiyanto

BAB II DASAR TEORI 2.1 Arsitektur Jaringan GSM

MODEL LINEAR GOAL PROGRAMMING UNTUK MENENTUKAN KAPASITAS TRAFIK BTS PADA SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULER GSM

Abstract A. PENDAHULUAN. Sistem komunikasi semakin berkembang dengan tingginya kontinuitas

BAB III METDOLOGI PENELITIAN

Teknik Multiple Akses FDMA, TDMA, CDMA

BAB 3 REBALANCING GPRS TIME SLOT (GTS) TRAFFIC DATA GSM 900 MHZ

Evaluasi Performansi Jaringan UMTS di Kota Semarang menggunakan Metode Drive Test

ANALISA PENERAPAN TEKNOLOGI UMTS UNTUK MENGATASI PERMASALAHAN KAPASITAS PADA JARINGAN 2G (GSM) STUDI KASUS DI PT. INDOSAT.

BAB IV PENERAPAN DAN ANALISIS HASIL. Pengamatan awal dilakukan dengan capture RTWP menggunakan LMT

Diajukan guna melengkapi sebagian syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh :

BAB IV ANALISIS DATA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II ASPEK TEKNIS JARINGAN GSM

TUGAS AKHIR ANALISA OPTIMASI COVERAGE AREA NODE B CIANGSANA BOJONG DI TELKOMSEL

Optimasi BTS Untuk Peningkatan Kualitas Jaringan CDMA 2000

OPTIMASI JARINGAN 3G DI AREA BANDUNG BARAT BERDASARKAN DATA CUSTOMER COMPLAIN 3G

Universitas Kristen Maranatha

ANALISA KELAYAKAN IMPLEMENTASI AMR PADA TEKNOLOGI 2G UNTUK OPTIMALISASI BIAYA (STUDI KASUS: PT. INDOSAT ) Tesis

OPTIMASI KUALITAS PENERIMAAN SINYAL DARI ANTENA NODE B PADA SISTEM UMTS 3G DENGAN PHYSICAL TUNING ABSTRAK

ANALISIS AVAILABILITY DAN RSSI TERHADAP TINGGINYA DROP RATE DI JARINGAN 3G UMTS (STUDI KASUS PT.XL Axiata Jakarta)

Handbook Edisi Bahasa Indonesia

OPTIMASI HANDOVER PADA JARINGAN GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE COMMUNICATION (GSM) M.Yanuar Hariyawan, Hamid Azwar, Lena Miranti Siahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III OPTIMASI THIRD CARRIER


Analisis Benchmarking Jaringan 3G Operator HCPT dan XL di Area Jakarta

TUGAS AKHIR ANALISA PERFORMANSI JARINGAN TELEKOMUNIKASI GSM. Diajukan guna melengkapi sebagian syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1)

ABSTRAK. iii Universitas Kristen Maranatha

Analisis Pengaruh Penggunaan Physical Cell Identity (PCI) Pada Perancangan Jaringan 4G LTE

BAB III PENERAPAN DAN STRATEGI CS FALLBACK TO GERAN

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi yang cenderung memerlukan data rate tinggi, hal ini terlihat dari

BAB I PENDAHULUAN I-1

Oleh: Hesti Susilawati, Azis Wisnu Widhi Nugraha, Arif Widodo Program Sarjana Teknik Unsoed Purwokerto


Nur Kharisma Jati 1), H. Fitri Imansyah 2), F.Trias Pontia.W 3),

ANALISIS KUALITAS LAYANAN PANGGILAN PADA TELEKOMUNIKASI BERGERAK 3G

OPTIMASI KINERJA BTS PADA JARINGAN RADIO SELULER GSM DENGAN METODE MULTIPLE RESPONSE SURFACE DI PT. INDOSAT

Transkripsi:

JNTETI, Vol. 3, No. 1, Februari2014 47 Unjuk Kerja Strategi Global Layering Pada Jaringan GSM 900/1800 Nur Azis Salim 1 Abstract Recently, the development of telecommunication is getting faster following the high amount of its users and the highgrade quality of telecommunication networks need. Due to this reason, it is highly needed an optimizing activity to keep and improve the performance telecommunication network. The optimizing is done for maintaining and improving the performance of 2G GSM network. In this paper, the performances that will be analyzed are accessibility, retain ability, and integrity which will be represented by 5 KPIs (Key Performance Indicator).In this paper, author is aiming to discover the extend of the influence of global layering strategy implementation on 2G GSM 900 and GSM 1800 to the GSM network performance. The optimizing strategy being used in this research is global layering strategy; the implementation is by engage all cells in the same range and by prioritizing the traffic network of GSM 1800 to GSM 900 network either in the idle or dedicated condition. The result of strategy global layering show that all KPI improved except KPI TBF establishment success rate. This degradation caused by unbalance traffic between GSM 900 and GSM 1800. Intisari Perkembangan dunia telekomunikasi belakangan ini semakin pesat diikuti dengan semakin tingginya jumlah pengguna dan tingkat persaingan operator, oleh karena itu dibutuhkan suatu upaya optimasi untuk menjaga dan meningkatkan performa pada jaringan telekomunikasi. Optimasi dilakukan dengan tujuan menjaga dan meningkatkan performa jaringan, dalam paper ini performa yang yang akan dianalisis adalah accessibility, retainability dan integrity yang diwakili dalam 5 KPI (key performance Indicator). Paper ini membahas seberapa jauh pengaruh implementasi strategi global layering pada jaringan 2G GSM 900 dan GSM 1800 terhadap performa jaringan GSM. Strategi optimasi yang dibahas dalam paper ini adalah strategi global layering. Implementasi dari strategi global layering melibatkan semua cell yang ada dalam suatu wilayah dengan memprioritaskan trafik ke jaringan GSM 1800 daripada ke jaringan GSM 900 baik dalam kondisi idle maupun dedicated.hasil Strategi global layering menunjukkan pada lima KPI yang dijadikan ukuran, 4 KPI mengalami kenaikan performa yang siginifikan dan hanya KPI DL TBF establishment success rate yang mengalami degradasi, hal ini disebabkan penanganan trafik data yang tidak seimbang antara Kata Kunci 2G GSM, optimasi, global layering I. PENDAHULUAN Perkembangan dunia telekomunikasi belakangan ini semakin pesat, diikuti dengan meningkatnya jumlah pengguna dan tuntutan akan jaringan telekomunikasi yang berkualitas, oleh karena itu dibutuhkan suatu upaya untuk menjaga dan meningkatkan performa pada jaringan telekomunikasi. 1 Karyawan, PT. Nexwave, Jalan Raya Sekaran no 11 Gunungpati Semarang (tlp: 08112784215); e-mail: aziesta@gmail.com Saat ini pada jaringan 2G GSM trafik yang ada dilayani oleh dua jenis jaringan, yaitu Pelayanan trafik saat ini lebih diprioritaskan untuk dilayani oleh GSM 1800, baik dalam kondisi idle (kondisi sebelum pengguna melakukan panggilan) maupun dedicated (kondisi ketika pengguna sedang melakukan panggilan). Performa jaringan 2G GSM dijaga dan ditingkatkan dengan kegiatan optimasi pada masing-masing operator seluler, tolok ukur performa jaringan atau key performance indicator (KPI) ini diklasifikasikan menjadi tiga bagian yaitu Accessibility, Retainability dan Integrity. Accessibility. Kegiatan optimasi yang sudah dilakukan untuk menjaga dan meningkatkan performa jaringan saat ini meliputi optimasi secara fisik, perubahan pengaturan parameter dari planning awal, atau perpaduan dari keduanya. Optimasi perubahan parameter yang sudah dilakukan berdasarkan data keluhan pelanggan, analisis data drive test, dan performa cell yang paling buruk. Optimasi dilakukan dengan cara mengubah beberapa parameter dan frekuensi cell, merekomendasikan cell baru, dan merekomendasikan perubahan arah dan derajat kemiringan antena. Fokus optimasi meningkatkan KPI call success rate [1]. Kendala yang dihadapi adalah KPI yang dijadikan patokan hanya 1 saja, dan menjadi mahal dan lama apabila sampai terjadi rekomendasi cell baru dan mengubah posisi antenna [1][2]. Sedangkan optimasi kombinasi perubahan parameter dan fisik yang sudah dilakukan, diantaranya dengan mengoptimasi cell-cell berdasarkan dengan performa per KPI paling buruk dalam suatu wilayah, keluhan pelanggan, dan detail data statistik performa cell dan drive test. Optimasi dilakukan dengan cara mengaudit semua parameter terkait dengan cell, audit tersebut mencakup neighbour list audit, BCCH dan frequency hoping audit, radio performance audit, sites physical parameter dan RF parameter audit [3][4]. Kendala yang dihadapi dalam optimasi ini adalah dibutuhkan waktu yang lebih lama, dikarenakan langkah-langkah optimasi yang sangat banyak dan informasi data pada awal optimasi melibatkan tiga variable [3][4]. Berdasarkan kekurangan-kekurangan pada kegiatan optimasi sebelumnya, maka diperlukan suatu teknik optimasi baru yang bersifat global, memperhatikan peningkatan atau penurunan semua KPI yang ada,. Salah satu strategi optimasi yang dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan optimasi sebelumnya adalah strategi global layering. Strategi ini dipilih karena penerapan layering tidak memerlukan tambahan biaya, penambahan perangkat keras atau perangkat lunak dan hanya mengandalkan sumberdaya yang telah ada. Selain itu eksekusi perubahan parameter juga dapat dilakukan dalam waktu yang relatif singkat, dan jika terjadi degradasi performa di suatu cell maka perubahan pengaturan parameter ke pengaturan sebelumnya dapat dilakukan dalam waktu yang cepat. Nur Azis Salim: Unjuk Kerja Strategi Global ISSN 2301-4156

48 JNTETI, Vol. 3, No. 1, Februari2014 Paper ini membahas tentang suatu strategi baru dalam mengoptimasi jaringan 2G GSM pada PT Telkomsel area Outer JABODETABEK dengan cara merubah pengaturan parameter dan tanpa melakukan aktifitas fisik, pembahasan dilakukan karena strategi optimasi yang ditawarkan relatif baru dan terbukti dapat meningkatkan performa jaringan 2G Strategi global layering hanya dapat diterapkan pada jaringan GSM suatu operator yang memiliki 2 band, yaitu II. ALOKASI SPEKTRUM GSM GSM beroperasi pada frekuensi 900 MHz, dan menggunakan teknologi seluler digital. Teknologi seluler digital lain adalah DCS 1800 yang beroperasi pada frekuensi 1,8 GHz. Perbedaan GSM 900 dan 1800 berdasarkan frekuensi ditunjukkan pada Gbr. 1 dan Gbr. 2. Gbr. 1 GSM 900 physical channel [8] Pada GSM 900 frekuensi yang digunakan untuk komunikasi uplink adalah 890 MHz 915MHz, sedangkan frekuensi yang digunakan untuk komunikasi downlink adalah 935 MHz 960 MHz. Gbr. 2 GSM 1800 physical channel [8] Pada GSM 1800 frekuensi yang digunakan untuk komunikasi uplink adalah 1710 MHz 1785 MHz, sedangkan frekuensi yang digunakan untuk komunikasi downlink adalah 1805 MHz 1880 MHz. A. KPI (Key Performance Indicator) Menurut rekomendasi dari ITU (International Telecommunication Union) terdapat 3 kategori pengklasifikasian Key Performance Indicator (KPI) untuk evaluasi sebuah jaringan yaitu Accessibility, Retainability dan Integrity a. Accessibility adalah kemampuan user untuk memperoleh servis sesuai dengan layanan yang disediakan oleh pihak penyedia jaringan. KPI yang termasuk dalam kategori accessibility adalah SDCCH Success Rate, TBF Establishment Success Rate dan TCH Blocking Rate. b. Retainability adalah kemampuan user dan sistem jaringan untuk mempertahankan layanan setelah layanan tersebut berhasil diperoleh sampai batas waktu layanan tersebut dihentikan oleh user. KPI yang termasuk dalam kategori retainability adalah TCH Drop Rate c. Integrity adalah derajat pengukuran disaat layanan berhasil diperoleh oleh user. KPI yang termasuk dalam kategori integrity adalah handover success rate. Dalam paper ini sendiri KPI yang dijadikan ukuran ada 5 KPI, KPI tersebut adalah SDSR, TDR, HOSR, TBF Establishment Success Rate, dan TCH Blocking Rate. B. Layering Secara konsep layering adalah suatu optimasi yang memprioritaskan trafik dari semua cell yang ada dalam suatu wilayah ke jaringan GSM 1800 daripada ke jaringan GSM 900 baik dalam kondisi idle (kondisi sebelum pengguna melakukan panggilan) maupun dedicated (kondisi ketika pengguna sedang melakukan panggilan) sehingga trafik dilayani oleh jaringan yang lebih baik dan secara umum akan berdampak pada meningkatnya performa jaringan dalam melayani trafik. Implementasi layering akan memberikan pengaruh cell GSM 1800 lebih agresif dalam menangani trafik idle dan menempatkan cell GSM 1800 pada layer tertinggi dalam proses handover.hal ini dilakukan dengan tujuan GSM 1800 lebih banyak menangani trafik, selanjutnya trafik yang telah berada dalam layanan GSM 1800 akan tetap dipertahankan dilayani oleh GSM 1800. Trafik yang berada dalam layanan GSM 900, pada proses handover akan didorong untuk pindah ke cell GSM 1800. Pada pelaksanaanya, layering akan mengubah beberapa parameter BTS, HOC, dan ADCE yang mengakibatkan trafik ketika idle maupun dedicated diprioritaskan untuk berada di jaringan GSM 1800. Pada saat kondisi idle sinyal level dengan kekuatan -90dB atau lebih, akan diprioritaskan untuk ditangani oleh GSM 1800. Sedangkan pada saat kondisi dedicated, cell dengan layer yang lebih tinggi diprioritaskan sebagai target handover. Detail perbedaan parameter sebelum dan sesudah layering dapat dilihat pada Tabel I. ISSN 2301 4156 Nur Azis Salim: Unjuk Kerja Strategi

JNTETI, Vol. 3, No. 1, Februari2014 49 TABEL I SETTING SAAT INI DAN RENCANA PARAMETER YANG AKAN DIUBAH C. Jalan Strategi Global Layering 1. Pengumpulan data awal dan observasi. Pengumpulan dan pengamatan data KPI sebelum implementasi global layering dilakukan untuk mengetahui trend dari performa yang ada di suatu wilayah dan menganalisisnya. Hal lain yang dilakukan adalah pengujian kondisi perangkat keras. 2. Perhitungan atau penentuan baseline Pada penelitian ini baseline yang digunakan adalah nilai rata-rata KPI pada minggu ke 26, nilai baseline dipilih karena eksekusi terakhir perubahan parmeter di cluster CIBINONG CIKARANG pada hari terkahir minggu ke 26. Berikut nilai baseline yang diambil dari minggu ke 26 ditunjukkan pada Tabel II. TABEL II NILAI BASELINE CLUSTER CIBINONG CIKARANG KPI Nilai Baseline (%) SDSR 94.72352838 TDR 0.932200897 HOSR 96.99146929 TBF Establishment Success Rate 99.42025616 TCH Blocking 0.498238536 3. Penentuan parameter yang diubah Pada tahap ini menentukan detail parameter yang akan di ubah, parameter tersebut meliputi BTS parameter yang mengatur masalah idle/cell reselection, HOC parameter yang mengatur kontrol handover, dan ADCE parameter yang mengatur masalah neighbor parameter. 4. Pengajuan change request Pada tahap ini dilakukan pengajuan change request atau permohonan perubahan parameter kepada pihak operator, change request berisi obyek dan detail nilai parameter yang akan diubah. Jika pihak operator memberikan persetujuan maka akan dilanjutkan ke langkah berikutnya yaitu pembuatan skrip, sedangkan jika ada revisi atau penolakan maka harus memperbaiki isi dari change request sesuai dengan permintaan operator. 5. Pembuatan skrip perubahan parameter Setelah proposal change request mendapat persetujuan dari pihak operator, langkah selanjutnya adalah mempersiapkan pembuatan skrip untuk proses eksekusi pengubahan parameter dan fallback skrip. Skrip eksekusi perubahan parameter dibuat dalam dua alternatif karena strategi ini direncanakan akan diuji coba dalam dua jenis pengaturan parameter yang berbeda. 6. Eksekusi strategi global layering Waktu implementasi dimulai pada tanggal 26 juni 2011 atau akhir minggu ke 26 dan berakhir pada tanggal 1 agustus 2011. Total cell berjumlah 1098 cell, dengan komposisi 680 (62%) cell yang menggunakan sistem GSM 900 dan 418 (38%) cell yang menggunakan sistem GSM 1800. Detail distribusi cell per BSC ditunjukkan pada Tabel III. BSC TABEL III DATA DISTRIBUSI CELL PER BSC Total Cell GSM 900 GSM 1800 CARIU 151 114 36 IG (indoor GSM 900) IG (indoor GSM 1800) IG (outdoor GSM 1800) CIKARANG3 163 87 75 1 CKRNG_HC 216 120 87 1 6 2 STA_DEPOK 148 93 54 1 TGCIBINONG 151 84 66 1 TGCIBINONG2 108 69 39 TGCIBINONG3 162 111 48 3 7. Analisis dan Optimasi Setelah implementasi selesai dieksekusi oleh tim OSS, maka dari KPI akan terlihat trend peningkatan atau penurunan performa di level cluster atau BSC pada suatu jenis KPI tertentu. Proses optimasi setelah implemantasi dilakukan melaui tahapan-tahapan di bawah ini: a. Menentukan Kontributor degradasi Penentuan kontributor degradasi dimulai dari BSC level, kemudian dilanjutkan dengan mencari kontributor level cell. Nur Azis Salim: Unjuk Kerja Strategi Global ISSN 2301-4156

50 JNTETI, Vol. 3, No. 1, Februari2014 b. Analisis degradasi Pada tahap ini yang harus dilakukan pertama kali adalah memeriksa kondisi perangkat keras, jika tidak ada masalah maka dilanjutkan pemeriksaan dari sisi parameter dengan menggunakann data pendukung analisis. Hal lain yang perlu dilakukan dalam analisis degdasi adalah memeriksa trend trafik sebelum dan sesudah implementasi, pemeriksaan ini dilakukan karena di beberapa cell trend trafik berubah sangat signifikan setelah implementasi. c. Propose tune parameter Jika dari sisi perangkat sudah tidak ada masalah, maka akan dilanjutkan dengan investigasi perubahan parameter ketika implementasi global layering. Dari hasil investigasi tersebut dan membandingkan nilai parameter terbaru dengan parameter sebelumnya. Secara umum masalah yang terjadi adalah pembagian trafik yang kurang merata pada suatu cell tertentu sehingga mengakibatkan terjadinya blocking, untuk mengantisipasi hal ini maka dilakukan langkah pengurangan keagresifan cell yang memiliki trafik berlebih atau dengan melakukan suatu pembagian trafik. d. Eksekusi parameter baru Langkah terakhir adalah mengeksekusi usulan setting parameter yang baru dan mengamati hasilnya. Jika hasilnya belum maksimal maka kembali lagi ke langkah analisis degradasi. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil Implementasi global layering penentuan nilai baseline adalah rata-rata nilai KPI pada minggu ke 26 seperti tercantum pada table 3.8. Sedangkan minggu untuk penentuan hasil akhir dipilih pada minggu ke 31, hal ini di karenakan pada minggu-minggu sebelum itu terdapat masalah kerusakan perangkat ataupun masalah transmisi jaringan. Selain itu dalam rentang waktu minggu ke 27 sampai minggu ke 31 juga dimanfaatkan untuk optimasi cell level, dan pada minggu ke 31 semua kegiatan optimasi cell level sudah selesai. Berikut detail KPI setelah implementasi ditunjukkann pada Tabel IV. TABLE IV PERBANDINGAN PERFORMA PADA CLUSTER SEBELUM DAN SESUDAH IMPLEMENTASI KPI minggu 26 minggu 31 Remark SDSR 94.72 94.98 Meningkat TDR 0.93 0..83 Meningkat HOSR 96.99 97.87 Meningkat DL TBF Establishment SR 99.42 99.32 Menurun TCH Blocking rate 0.50 0..07 Meningkat Berdasarkan data pada Tabel IV ditunjukkan nilai dari hasil implementasi strategi global layering, dari Tabel IV dapat dilihat bahwa dari 5 KPI yang dijadikan patokan 4 KPI memgalami peningkatan dan hanya 1 KPI yang mengalami penurunan yaitu KPI TBF Establishment Success Rate. Trend KPI sebelum dan sesudah implementasi dilakukan ditunjukkan pada Gbr. 4 sampai dengan Gbr. 8. Gbr. 3 Grafik Accessibility KPI (SDSR) Pada Gbr. 3 menunjukkan trend accessibility KPI, SDSR mengalami kenaikan dari 94.72% menjadi 94.98%, Gbr. 4 Grafik Accessibility KPI (TCH Blocking Rate) Pada Gbr. 4 menunjukkan trend accessibility KPI, TCH Blocking Rate mengalami kenaikan dari 0.50% menjadi 0.07%. Pada gambar selanjutnya yaitu Gbr. 5 menunjukkan trend accessibility KPI, TBF Establishment Success Rate mengalami penurunan dari 99.42% menjadi 99.32%. Penurunan pada KPI TBF Establishment Success Rate terjadi disebabkan oleh perubahan trafik yang sangat siginifikan dibeberapa cell setelah imlementasi, beberapa cell yang mengalami kenaikan trafik secara drastis sudah memiliki konfigurasi maksimal. Untuk mengatasi penurunan ini, maka perlu dilakukan pembagian trafik yang lebih merata pada masing-masing cell. ISSN 2301 4156 Nur Azis Salim: Unjuk Kerja Strategi

JNTETI, Vol. 3, No. 1, Februari2014 51 Pada Gbr. 7 menunjukkan trend Reatainbility KPI, TCH Drop Rate mengalami peningkatan yang cukup signifikan setelah implementasi dilakukan, yaitu dari 0.93% menjadi 0.83%. Gbr. 5 Grafik Accessibility KPI (TBF Establishment Success Rate) Gbr. 6 Grafik Integrity KPI (HOSR) Pada Gbr. 6 menunjukkan trend Integrity KPI, HOSR mengalami peningkatan yang cukup signifikan, yaitu dari 96.99% menjadi 97.87% IV. KESIMPULAN a. Secara umum performa jaringan pada daerah Outer JABODETABEK mengalami peningkatan, dari 5 KPI yang menjadi patokan hanya 1 KPI yang mengalami penurunan. KPI yang mengalami penurunan adalah DL TBF establishment success rate. b. Penurunan performa pada cell kontributor disebabkan oleh beberapa faktor berikut, kerusakan pada perangkat khususnya TRX, perubahan trend traffic yang sangat signifikan, dan cell yang melayani trafik di luar dari area yang dilayani semestinya (overshooting). REFERENSI [1] VenkataSai Sireesha, Dr.S.Varadarajan, Vivek and Naresh, Increasing of Call Success Rate in GSM Service Area Using RF Optimization, International Journal of Engineering Research and Application (IJERA) vol. 1 issue.4, pp. 1479-1485,, 2011. [2] Syed Imran Basha, Idrish Shaik, Reducing Handover Failure Rate by RF Optimization, International Journal of Engineering and Innovative Technology (IJEIT) vol 2, issue 11, May 2013. [3] Mudassar Ali dkk, Asim Shehzad, and Adeel Akram, Radio Access Network Audit & Optimization in GSM, International Journal of Engineering & Technology IJET-IJENS vol. 10 no. 01, 2010. [4] Bilal haider, M.Zafrullah, M.K. Islam, Radio Frequency Optimization and QOS Evaluation in Operational GSM Network, World Congress on Engineering and Computer Science Vol 1, 2009. [5] Silvia Bertozzi & Asli Tokgoz, NOKIA Base Station Subsystem Parameters, Nokia, 2007. [6] L. Wardhana, 2G/3G RF Planning & Optimization, Nulisbuku, Jakarta, 2011. [7] Murat Topcu, General Nokia BSS Parameter, NOKIA, 2003. [8] AIRCOM International, GSM System Overview, England, 2002 Gbr. 7 Grafik Reatainbility KPI (TDR) Nur Azis Salim: Unjuk Kerja Strategi Global ISSN 2301-4156