SIMULASI SEBARAN PANAS DI PERAIRAN TELUK MENGGRIS, LOKASI TAPAK PLTN BANGKA BARAT

dokumen-dokumen yang mirip
WORKING PAPER PKSPL-IPB

3. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April Oktober 2011 meliputi

Analisis Pola Sirkulasi Arus di Perairan Pantai Sungai Duri Kabupaten Bengkayang Kalimantan Barat Suandi a, Muh. Ishak Jumarang a *, Apriansyah b

Simulasi Pola Arus Dua Dimensi Di Perairan Teluk Pelabuhan Ratu Pada Bulan September 2004

Studi Pola Sebaran Buangan panas PT. Pertamina Up V Balikpapan Di Perairan Kampung Baru, Teluk Balikpapan

KONDISI OSEANOGRAFI DI SELAT MATAK KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS MELALUI MODEL HIDRODINAMIKA

Pemodelan Pola Arus di Perairan Pesisir Banyuasin, Sumatera Selatan

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI MODEL PERSEBARAN PANAS PADA PERAIRAN DALAM RENCANA PEMBANGUNAN PLTU KARANGGENENG ROBAN, BATANG

WORKING PAPER PKSPL-IPB

MODEL DISPERSI BAHANG HASIL BUANGAN AIR PROSES PENDINGINAN PLTGU CILEGON CCPP KE PERAIRAN PANTAI MARGASARI DI SISI BARAT TELUK BANTEN

Pola Sirkulasi Arus Dan Salinitas Perairan Estuari Sungai Kapuas Kalimantan Barat

STUDI KERENTANAN EKOSISTEM TERUMBU KARANG BERDASARKAN PEMODELAN TRANSPORTASI SEDIMEN DI TELUK BUNGUS, SUMATERA BARAT

MODELSEBARAN RADIONUKLIDA ANTROPOGENIK DI LAUT

MODEL SEDERHANA 2-DIMENSI ARAH PERGERAKAN SEDIMEN DI SUNGAI PORONG JAWA TIMUR SIMPLE MODEL OF TWO DIMENSIONAL SEDIMENT MOVEMENT IN PORONG RIVER

2. TINJAUAN PUSTAKA. utara. Kawasan pesisir sepanjang perairan Pemaron merupakan kawasan pantai

MODEL SEBARAN PANAS AIR KANAL PENDINGIN INSTALASI PEMBANGKIT LISTRIK KE BADAN AIR LAUT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman Online di :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMODELAN TRANSPORT SEDIMEN DI PERAIRAN PESISIR SEMENANJUNG MURIA, JEPARA

Penyebaran Limbah Air Panas PLTU Di Kolam Pelabuhan Semarang

PEMODELAN SEBARAN SUHU AIR PANAS DI SEPANJANG PESISIR PELABUHAN BIRINGKASSI DESA BULU CINDEA KEC. BUNGORO KAB. PANGKEP

PERMODELAN SEBARAN SUHU, SEDIMEN, TSS DAN LOGAM

KAJIAN ARUS PERAIRAN PANTAI SEMARANG PENDEKATAN PEMODELAN NUMERIK TIGA DIMENSI DISERTASI

METODE PENELITIAN Bujur Timur ( BT) Gambar 5. Posisi lokasi pengamatan

WORKING PAPER PKSPL-IPB

Oleh: SITI SAODAH

Simulasi pemodelan arus pasang surut di kolam Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta menggunakan perangkat lunak SMS 8.1 (Surface-water Modeling System 8.

B.74 SEBARAN UNSUR RADIOAKTIF DI UDARA SEKITAR TAPAK POTENSIAL KRAMATWATU SEBAGAI PERTIMBANGAN DALAM EVALUASI TAPAK PLTN BANTEN TIM PENELITI: Dr.

KAJIAN AWAL KONDISI KEGEMPAAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SEBAGAI CALON TAPAK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN)

Oleh. Muhammad Legi Prayoga

Oleh: Pratiwi Fudlailah

PEMETAAN ARUS DAN PASUT LAUT DENGAN METODE PEMODELAN HIDRODINAMIKA DAN PEMANFAATANNYA DALAM ANALISIS PERUBAHAN GARIS PANTAI TUGAS AKHIR

PEMODELAN ARUS SEJAJAR PANTAI STUDI KASUS PANTAI ERETAN, KABUPATEN INDRAMAYU, JAWA BARAT

Untuk mengkaji perilaku sedimentasi di lokasi studi, maka dilakukanlah pemodelan

STUDI PERBANDINGAN SIMULASI MODEL FLOW MODEL FM DAN ADCIRC TERHADAP POLA ARUS PASUT PERAIRAN TELUK LEMBAR LOMBOK

PEMODELAN TUMPPAHAN MINYAK DI PERAIRAN TELUK LAMPUNG Nur Fitriana Haryanto *),Indra Budi Prasetyawan *), Jarot Marwoto *)

3. METODOLOGI PENELITIAN

Kata kunci : Arus Pasang Surut, Model Hidrodinamika, Pantai Takalar dan Pantai Makassar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Analisa Perubahan Kualitas Air Akibat Pembuangan Lumpur Sidoarjo Pada Muara Kali Porong

SIMULASI NUMERIS ARUS PASANG SURUT DI PERAIRAN CIREBON

SIMULASI PENGARUH ANGIN TERHADAP SIRKULASI PERMUKAAN LAUT BERBASIS MODEL (Studi Kasus : Laut Jawa)

Definisi Arus. Pergerakkan horizontal massa air. Penyebab

Pemodelan Penyebaran Limbah Panas di Wilayah Pesisir (Studi Kasus Outfall PLTU Paiton)

ANALISIS DISTRIBUSI ARUS PERMUKAAN LAUT DI TELUK BONE PADA TAHUN

BAB III METODOLOGI. Tabel 3.1 Data dan Sumber No Data Sumber Keterangan. (Lingkungan Dilakukan digitasi sehingga 1 Batimetri

SEDIMENTASI AKIBAT PEMBANGUNAN SHEET PILE BREAKWATER TELUK BINTUNI, PAPUA BARAT

Pola Persebaran Limbah Air Panas PLTU Di Kolam Pelabuhan Tambak Lorok Semarang

ANALISIS KONDISI GEOGRAFI DAN TOPOGRAFI PADA PRA-SURVEI DI PULAU BANGKA

MODUL 2 PELATIHAN PROGRAM DHI MIKE MODUL HYDRODYNAMIC FLOW MODEL (HD) PROGRAM MAGISTER TEKNIK KELAUTAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

2. TINJAUAN PUSTAKA. Letak geografis Perairan Teluk Bone berbatasan dengan Provinsi Sulawesi

Perubahan Dasar Perairan Estuari Sungai Kapuas Kalimantan Barat (Studi Kasus: Bulan Januari s.d. April)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pemodelan Hidrodinamika Arus dan Pasut Di Muara Gembong

PERAMALAN PASANG SURUT DI PERAIRAN PELABUHAN KUALA STABAS, KRUI, LAMPUNG BARAT

Analisis Pengaruh Pola Arus dan Laju Sedimentasi Terhadap Perubahan

MODEL SIRKULASI ARUS LAUT DI PERAIRAN MAHAKAM SELATAN, SELAT MAKASSAR TUGAS AKHIR

SIMULASI ALIRAN PANAS PADA SILINDER YANG BERGERAK. Rico D.P. Siahaan, Santo, Vito A. Putra, M. F. Yusuf, Irwan A Dharmawan

KAJIAN PENYEBARAN PLUME TERMAL OUTLET AIR PENDINGIN POWER PLANT PT NEWMONT NUSA TENGGARA DI PERAIRAN TELUK BENETE

PENGARUH SALINITAS TERHADAP DISTRIBUSI KECEPATAN PENGENDAPAN PARTIKEL KOLOID

Jurusan Teknik Kelautan - FTK

Pemodelan Hidrodinamika 3-Dimensi Pola Persebaran Sedimentasi Pra dan Pasca Reklamasi Teluk Jakarta

Simulasi Arus dan Distribusi Sedimen secara 3 Dimensi di Pantai Selatan Jawa

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman Online di :

PEMODELAN NUMERIK SIRKULASI ARUS TIGA DIMENSI DI PERAIRAN KEPULAUAN SPERMONDE KABUPATEN PANGKEP, SULAWESI SELATAN

Pola Sebaran Salinitas dengan Model Numerik Dua Dimensi di Muara Sungai Musi

ANALISIS SEBARAN SEDIMEN DASAR AKIBAT PENGARUH ARUS SEJAJAR PANTAI (LONGSHORE CURRENT) DI PERAIRAN MAKASSAR

POLA ARUS DAN TRANSPOR SEDIMEN PADA KASUS PEMBENTUKAN TANAH TIMBUL PULAU PUTERI KABUPATEN KARAWANG

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

Online Jurnal of Natural Science, Vol.3(2): ISSN: Agustus Pemodelan Tumpahan Minyak di Teluk Lalong Kabupaten Banggai

BAB IV SIMULASI MODEL TUMPAHAN MINYAK (MoTuM) RISK ANALYSIS FLOWCHART Bagan Alir Analisis Resiko

Pemodelan Near Field Scouring Pada Jalur Pipa Bawah Laut SSWJ PT. PGN

Sebaran Arus Permukaan Laut Pada Periode Terjadinya Fenomena Penjalaran Gelombang Kelvin Di Perairan Bengkulu

PEMODELAN SEBARAN TUMPAHAN MINYAK DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA

STUDI KARAKTERISTIK POLA ARUS DI PERAIRAN SELAT LAMPA, KABUPATEN NATUNA, PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BAB 6 MODEL TRANSPOR SEDIMEN DUA DIMENSI

Bab III METODOLOGI PENELITIAN. Diagram alur perhitungan struktur dermaga dan fasilitas

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman Online di :

BAB IV PEMODELAN DAN ANALISIS

PEMETAAN BAHAYA BANJIR JAKARTA (FLOOD HAZARD MAPPING) WCPL-

APLIKASI DATA PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG) DALAM PEMILIHAN TAPAK POTENSIAL PLTN KALIMANTAN BARAT

Vol. 16 No. 2 Juli Desember 2017 ISSN:

BAB II SURVEI LOKASI UNTUK PELETAKAN ANJUNGAN EKSPLORASI MINYAK LEPAS PANTAI

Studi Model Distribusi Pencemaran di Pantai Utara Jawa Tengah Menggunakan Model MIKE 21 ECOLab

PENGGUNAAN FLUENT UNTUK SIMULASI DISTRIBUSI SUHU DAN KECEPATAN PADA ALAT PENUKAR KALOR

SOLUSI ANALITIK DAN SOLUSI NUMERIK KONDUKSI PANAS PADA ARAH RADIAL DARI PEMBANGKIT ENERGI BERBENTUK SILINDER

Mubarak., Edison., Fitria, S R 2014:8 (1)

PEMODELAN DISPERSI TERMAL AIR BUANGAN (COOLING WATER) PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP (PLTGU) DI PERAIRAN PANTAI PEMARON, SINGARAJA-BALI

IDENTIFIKASI FENOMENA BANJIR ROB JAKARTA UTARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL HIDRODINAMIKA

Simulasi Arus dan Distribusi Sedimen secara 3 Dimensi di Pantai Selatan Jawa

PEMODELAN SISTEM KONVERSI ENERGI RGTT200K UNTUK MEMPEROLEH KINERJA YANG OPTIMUM ABSTRAK

PEMODELAN DAN SIMULASI NUMERIK SEBARAN AIR PANAS SPRAY POND MENGGUNAKAN METODE VOLUME HINGGA

Pemodelan Inundasi (Banjir Rob) di Pesisir Kota Semarang Dengan Menggunakan Model Hidrodinamika

BAB III METODOLOGI DAN PENGOLAHAN DATA

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015, Halaman Online di :

PENENTUAN TAPAK POTENSIAL PLTN DENGAN METODE SIG DI WILAYAH PESISIR PROPINSI KALIMANTAN BARAT

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

3. METODOLOGI. Cilacap, Jawa Tengah dilakukan pada bulan April 2008 Februari 2009

PERMODELAN POLA ARUS LAUT DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE SMS 8.0 DAN 8.1 DI PERAIRAN CIREBON, JAWA BARAT

Transkripsi:

Simulasi Sebaran Panas di Perairan Teluk Menggris Lokasi Tapak PLTN Bangka Barat (Heni Susiati, June Mellawati) SIMULASI SEBARAN PANAS DI PERAIRAN TELUK MENGGRIS, LOKASI TAPAK PLTN BANGKA BARAT Heni Susiati, June Mellawati Pusat Pengembangan Energi Nuklir (PPEN) BATAN Jalan Kuningan Barat, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan 12710 Telp/Fax: (021) 5204243 Email: heni_susiati@batan.go.id Masuk: 3 September 2012 Direvisi: 10 Oktober 2012 Diterima: 8 November 2012 ABSTRAK SIMULASI SEBARAN PANAS DI PERAIRAN TELUK MENGGRIS, LOKASI TAPAK PLTN BANGKA BARAT. Penelitian telah dilakukan di perairan Teluk Menggris, Muntok, Bangka Barat yang direncanakan dibangun PLTN. Dalam penelitian ini dilakukan simulasi numerik untuk mengetahui pola sebaran ilai bepanas yang keluar dari outlet PLTN. Hasil simulasi menunjukkan bahwa pada musim barat luas penyebaran panas terhadap lingkungan, terjadi perbedaan suhu 0,5 0 C sejauh 3 km ke arah utara dan sejauh 5 km ke arah selatan dari outlet buangan. Pada saat pasang, nilai beda suhu pada jarak 500 dari sebesar 1 o C dan pada saat surut nda suhu pada jarak 50 m di atas 4.5 o C, 1 km dari outlet pembuangan nilai beda suhu masih di atas 2 o C. Sedangkan pada musim timur, penyebaran panas dengan mengalami perbedaan suhu sebesar 0,5 o C adalah sejauh 3 km hanya ke arah utara saja dari outlet buangan. Pada saat pasang sekitar 50 m dari outlet buangan panas nilai beda suhu masih di atas 3 o C, 100 m kemudian nilai beda suhu menurun hingga 1 o C. Kata kunci: sebaran, panas, PLTN, simulasi numerik ABSTRACT SIMULATION OF THERMAL DISTRIBUTION AT THE MENGGRIS BAY, NPP s SITE LOCATION, WEST BANGKA. Research has been conducted in the waters of the Gulf Menggris, Muntok, West Bangka planned nuclear power plants built. In this research, numerical simulations to determine the distribution pattern of the heat emanating from nuclear power outlet. Simulation results show that in the vast western spread of heat to the environment, there is a temperature difference 0.50 C is 3 km to the north and as far as 5 km to the south of the discharge outlet. At high tide, the value of the temperature difference at a distance of 500 from at 1oC and at low tide the value of the temperature difference at a distance of 50 m above 4.5 C, 1 km from the exhaust outlet temperature difference value is still above 2o C. While in the east, spreading of heat by having a temperature difference of 0.5 C is only 3 kilometers away to the north away from the exhaust outlet. At high tide about 50 m from the outlet exhaust heat temperature difference value is above 3 C, 100 m and then the value of the temperature difference decreases to 1oC. Keywords: distribution, thermal, nuclear power plants, numerical simulation. 117

Jurnal Pengembangan Energi Nuklir Vol. 14 No. 2, Desember 2012 1. PENDAHULUAN Pada Safety Guide IAEA No. NS-G-3.1 IAEA menyebutkan bahwa perlu dilakukan kajian ekologi pada survey tapak PLTN [1]. Demikian pula dinyatakan pada Perka BAPETEN No. 01-P/Ka-BAPETEN/VI-99 tentang pedoman penentuan tapak reaktor nuklir bahwa salah satu hal penting yang harus diperhatikan adalah kondisi lingkungan agar dijaga keutuhan dan pengamanannya [2]. Kegiaatan industri pembangkit listrik, seperti PLTN umumnya dibangun di dekat pantai. Alasan utamanya adalah untuk mendapatkan air dalam jumlah besar yang digunakan sebagai pendingin untuk proses pendinginan mesin atau cooling water system. Oleh karena itu perlu mengetahui sumber air, baik untuk air pendingin, air baku boiler dan air domestik. Debit dan pasang surut sungai atau serta batimetri perlu diketahui lebih mendalam. Salah satu permasalahan utama yang muncul dari kegiatan operasi PLTN adalah buangan air hasil proses sistem pendingin. Temperatur air buangan dari sistem tersebut jauh lebih tinggi dari lingkungan, umumnya suhu air buangan tersebut dapat mencapai 40 0 C. Adanya aturan bahwa nilai maksimum perbedaan suhu air buangan dengan suhu alami adalah 2 0 C maka air buangan tadi perlu mendapat perlakuan khusus setelah dibuang ke lingkungan [3]. Studi yang menjelaskan karakteristik oseanografi dan kualitas air di lokasi tapak PLTN, seperti kondisi dinamika transpor sebaran panas merupakan kegiatan yang akan digunakan sebagai acuan dalam perencanaan pembangunan PLTN. Limbah panas sering menimbulkan masalah pada beberapa biota yang berada di perairan. Penelitian tentang sifat dan dinamika transpor panas sangat diperlukan untuk mengetahui pola arah transpor sebaran panas dari hasil pendingin pembangkit. Sebaran panas melalui simulasi numerik untuk menggambarkan kondisi hidrodinamika perairan dengan software sudah banyak dikembangkan. Pemodelan numerik dua dimensi dengan perangkat lunak yang tersedia saat ini sangat memungkinkan untuk dilakukan, salah satunya adalah menggunakan perangkat lunak MIKE [4]. Untuk mengetahui aspek hidrodinamika digunakan pendekatan model matematis hidrodinamika dan simulasi transport panas. Untuk mempersiapkan pembangunan PLTN di perairan Teluk Menggris, Muntok, Bangka Barat sebagai calon tapak lokasi PLTN, evaluasi perkiraan terjadinya peristiwa tersebut juga harus dipahami sejak dini. Hal ini penting karena rancang bangun PLTN mensyaratkan sumber air sebagai bagian tak terpisah dari sistem kerjanya. Oleh karenanya sebagai salah satu alternatif, PLTN dibangun di tapak yang berdekatan dengan. Untuk PLTN Muntok, air di perairan Teluk Menggris direncanakan dimanfaatkan sebagai sumber air pendingin. Pada penelitian ini disimulasikan sebaran panas di perairan Teluk Menggris, Muntok untuk melihat luasan sebaran distribusi panas. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan pemodelan terhadap pola sebaran limbah panas di perairan calon tapak PLTN di daerah Muntok, Bangka Barat. Hasil penelitian ini diperlukan sebagai studi awal untuk mengetahui luas daerah yang terkena dampak, yang selanjutnya dapat digunakan untuk studi lebih lanjut baik pada tahap konstruksi maupun operasional PLTN. 2. METODOLOGI Lokasi penelitian meliputi wilayah pesisir Bangka Barat sebagai calon tapak interes. Cakupan wilayah survei memprioritaskan daerah pantai pada zona site 5 km dari garis pantai ke arah. Penelitian dilakukan pada daerah yang mencakup perairan Teluk Menggris, Bangka Barat. Peta lokasi kegiatan ditunjukkan pada Gambar 1 [5]. 118

Simulasi Sebaran Panas di Perairan Teluk Menggris Lokasi Tapak PLTN Bangka Barat (Heni Susiati, June Mellawati) 2.1 Persamaan Pembangun 2.1.1 Model Hidrodinamika Model pola arus dibangun menggunakan MIKE 21 versi 2007 yang dikembangkan oleh DHI Water and Environment, Denmark [6]. Persamaan yang digunakan pada model ini adalah persamaan kontinuitas dan persamaan momentum dengan perata-rataan kedalaman. Model ini menggunakan pendekatan metode beda hingga (finite difference) untuk menyelesaikan persamaan. Adapun persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut: Gambar 1. Peta Lokasi Kegiatan Penelitian [5] Persamaan kontinuitas: p q d (1) t x y t Persamaan momentum pada sumbu x p t dimana: 2 p pq x h y h h q fvv x pa x pada sumbu y w 0 2 2 gp p q 1 gh 2 2 x C. h w 2 2 2 q q pq gp p q 1 gh t y h x h y C 2. h 2 w y h p fvv y pa 0 xy w x h(x,y,t) = kedalaman air d,m h h xx y xy h h d(x,y,t) = kedalaman air dalam berbagai waktu (m) x, y, t = elevasi permukaan (m) p,q(x,y,t) C(x,y) g yy x xy...(2)..(3) = flux densitas dalam arah x dan y (m 3 /s/m)= (uh,vh); (u,v) = depth averaged velocity dalam arah x dan y = tahanan Chezy (m 1/2 /s) = kecepatan gravitasi (m 2 /s) 119

Jurnal Pengembangan Energi Nuklir Vol. 14 No. 2, Desember 2012 f(v) = faktor gesekan angin V,Vx,Vy(x,y,t) = kecepatan angin pada sumbu x dan y (m/s) x, y = parameter coriolis pa(x,y,t) = tekanan atmosfer (kg/m/s 2 ) = densitas air (kg/m 3 ) w x,y t = koordinat ruang (m) = waktu (s) = komponen shear stress efektif 2.1.2 Model Sebaran Panas (Dispersi Thermal) Model sebaran panas dibuat menggunakan persamaan Adveksi/ Dispersi. Model adveksi-dispersi diselesaikan dengan persamaan dua dimensi. Persamaan tersebut dapat dituliskan sebagai berikut : ( T ) u( T ) v( T ) ( T ) ( T ) J...(4) ( AD ) ( AD ) t x y x y C H p T = beda suhu air terhadap suhu ambient ( 0 C) u,v = kecepatan arus pada arah x dan y (m/s) AD = koefisien difusi pada arah x dan y (m 2 /s) t = waktu (s) J = total fluks panas di permukaan ρ = densitas air CP = spesifik heat H = kedalaman penyebaran limbah panas efektif di permukaan (m) 2.2 Data Masukan Model 2.2.1 Batimetri Batimetri atau kedalaman perairan yang digunakan dalam pembuatan model ini adalah data SRTM (Shuttle Radar Topography Mission yang dapat diperoleh di JPL NASA. Data SRTM ini mempunyai cakupan global dengan resolusi spasial 30 X 30. Gambaran data batimetri sebagai masukan model disajikan dalam Gambar 2. 2.2.1.1 Pasang Surut Data pasang surut yang digunakan merupakan data peramalan AG95 (updated to Andesen 2006) yang dikembangkan oleh Ole Baltazar Andersen. Model ini merupakan suatu model peramalan pasang surut global dengan resolusi 0.25 o x 0.25 o yang merupakan data asimilasi dari data TOPEX/ Poseidon menggunakan pendekatan finite element. Data pasut digunakan sebagai batas terluar model (open boundary condition). Pada area model dibutuhkan dua batas terluar, yakni batas terluar bagian utara dan batas terluar bagian selatan yang menghadap ke timur. Data pasang surut yang digunakan adalah data bulan Januari (asumsi mewakili musim barat) dan data bulan Agustus (asumsi mewakili musim timur). Gambaran data pasang surut sebagai masukan model disajikan dalam Gambar 2. 120

Simulasi Sebaran Panas di Perairan Teluk Menggris Lokasi Tapak PLTN Bangka Barat (Heni Susiati, June Mellawati) Gambar 2. Batimetri masukan model Gambar 3. Pasang surut masukan model; A bulan Januari dan B bulan agustus Gambar 3 merupakan grafik pasang surut selama 7 hari dari data 15 hari yang akan digunakan sebagai masukan model hidrodinamika. Di area model tipe pasang surut yang terjadi adalah tipe harian tunggal, yakni dalam satu hari terjadi pasang dan surut hanya satu kali. 2.2.2 Angin Data angin diperoleh dari ECMWF (European Centre for Medium-Range Weather Forecasts) yang merupakan badan meteorologi Eropa yang menyediakan data angin secara global. Data tersebut menggunakan sistem grid dengan ukuran 1,5 x 1,5. Data angin yang digunakan sebagai masukan model merupakan data bulan Januari yang mewakili musim barat dan data angin bulan Agustus yang mewakili musim timur. Data angin yang digunakan mempunyai interval waktu 3 jam. Gambaran data angin disajikan pada Gambar 4. 121

Jurnal Pengembangan Energi Nuklir Vol. 14 No. 2, Desember 2012 Gambar 4. Angin masukan model; A bulan Januari dan B bulan Agustus 2.3 Skenario Model 2.3.1 Model Hidrodinamika Model hidrodinamika akan disimulasikan 2 kali yakni pada musim barat (bulan Januari) dan Musim timur (bulan Agustus). Simulasi dilakukan selama 15 hari dengan asumsi akan diperoleh kondisi ekstrim arus pasang surut. Hasil dari model ini kemudian digunakan sebagai masukan model sebaran panas dari pembuangan PLTN. Hasil model hidrodinamika akan divisualisasi pada empat kondisi pasang surut yakni, saat pasang dan saat surut. 2.3.2 Model Sebaran Panas Skenario model sebaran panas mengikuti model hidrodinamika, yakni musim barat dan musim timur, dan juga dilakukan simulasi selama 15 hari dengan asumsi akan memperoleh sebaran maksimum dari kedua musim tersebut. Pada kegiatan ini asumsi yang digunakan adalah PLTN di Bangka akan mengeluarkan air dengan debit 60.000 m 3 / jam dan akan mengalir secara kontinyu. Suhu air diskenariokan bernilai konstan sepanjang pemodelan. Pada musim barat, diasumsikan suhu permukaan 29 0 C, demikian juga pada musim timur. Air yang dikeluarkan dari outlet mempunyai suhu lebih tinggi dari pada suhu lingkungan, yakni sebesar 5 0 C. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Sebaran Panas (dispersi thermal) Hasil dari model sebaran panas atau dispersi panas berupa pola sebaran panas dalam satuan waktu. Selanjutnya hasil model divisualisasi dalam bentuk gambar pada waktu tertentu yang dianggap ekstrim mempengaruhi pola sebaran dari panas itu sendiri. Waktu yang dianggap ekstrim tersebut adalah saat pasang dan saat surut, selain itu juga disajikan pola sebaran panas terjauh hasil simulasi selama 15 hari. Di dalam penyajian gambar, panas atau bahang digambarkan dalam skala warna merah hingga biru tua, semakin merah menunjukkan nilai beda suhu yang tinggi sedangkan ke warna biru menunjukkan nilai beda suhu yang rendah. 3.2 Musim Barat Gambar 4 merupakan hasil simulasi dispersi panas saat pasang pada musim barat. Pada Gambar 5 terlihat sebaran panas sebagian besar mengarah ke utara menyusuri garis pantai, sedangkan sebagian kecil lainnya mengarah ke selatan. Hal ini dikarenakan salah satu faktor penggerak dari panas yakni arus mengalami sedikit penurunan sehingga mempengaruhi sebaran itu sendiri. Sebaran panas saat pasang sebagian besar mengarah ke selatan dari outlet. Nilai beda suhu pada jarak 500 m sebesar 1 0 C, selanjutnya pada jarak 1 km nilai beda suhu sudah menurun hingga di bawah 0,5 0 C. 122

Simulasi Sebaran Panas di Perairan Teluk Menggris Lokasi Tapak PLTN Bangka Barat (Heni Susiati, June Mellawati) Gambar 5. Hasil simulasi pola sebaran panas saat pasang pada musim barat Hasil simulasi sebaran panas saat surut pada musim barat disajikan dalam Gambar 6. Secara keseluruhan jarak sebaran panas pada saat surut pada musim barat, terlihat hampir semua panas dari outlet menyebar ke arah utara menyusuri pantai dan mengikuti pola arus. Saat surut nilai beda suhu pada jarak 50 m dan 1 km dari outlet masing-masing 4,5 0 C dan 2 0 C. Nilai beda suhu menurun di bawah 0,5 0 C pada jarak 2 km dari outlet buangan panas. Gambar 7 merupakan hasil simulasi model sebaran panas maksimum yang telah disimulasikan selama 15 hari. Gambar 6 tersebut merupakan kasus terburuk (worse case) sebaran panas akibat dari pembuangan limbah panas PLTN di Bangka Barat. Gambar 6 juga menunjukkan sebaran panas paling jauh ke arah utara maupun ke arah selatan. Pada jarak 500 m ke utara dan selatan dari outlet pembuangan nilai beda suhu masih tergolong tinggi yakni di atas 2,5 0 C. Jarak 2 km dari outlet pembuangan nilai beda suhu masih di atas 1,5 0 C, selanjutnya setelah 4 km nilai beda suhu menurun hingga 0,5 0 C Gambar 6. Hasil simulasi pola sebaran panas saat surut pada musim barat 123

Jurnal Pengembangan Energi Nuklir Vol. 14 No. 2, Desember 2012 Gambar 7. Hasil simulasi pola sebaran panas maksimum hasil simulasi 15 hari pada musim barat 3.3 Musim Timur Hasil model sebaran panas pada musim timur disajikan pada Gambar 8, 9 dan 10. Gambar 8 terlihat pola sebaran panas tidak terlalu jauh berbeda dengan menjelang surut, yakni mengarah ke utara. Perbedaan hanya terlihat pada jarak sebaran panas, jika nilai beda suhu 0,5 0 C menjelang pasang mencapai 4 km dari outlet buangan, berbeda dengan saat pasang yang hanya mencapai 3 km. Gambar 8. Hasil simulasi pola sebaran panas saat pasang pada musim timur Pada saat surut yang disajikan dalam Gambar 9, sebaran panas yang keluar dari outlet masih mengarah ke utara dengan nilai di dekat outlet lebih besar dari pada saat menjelang surut. Sekitar jarak 50 m dari outlet buangan panas nilai beda suhu masih di atas 3 0 C, pada jarak 100 m kemudian nilai beda suhu menurun hingga 1 0 C, selanjutnya 1 km dari outlet nilai beda suhu menurun hingga 0,5 0 C. Gambar 10 merupakan hasil simulasi sebaran maksimum panas musim timur yang disimulasikan selama 15 hari. Dari gambar tersebut 124

Simulasi Sebaran Panas di Perairan Teluk Menggris Lokasi Tapak PLTN Bangka Barat (Heni Susiati, June Mellawati) terlihat sebaran panas hanya mengarah ke utara, baik saat pasang dan saat surut. Jika dibandingkan dengan sebaran panas maksimum pada musim barat, sebaran panas maksimum pada musim timur tidak lebih jauh jarak penyebarannya. Nilai beda suhu pada jarak 50 m dari outlet buangan sebesar 3 0 C, pada jarak 300 m nilai beda suhu masih di atas 1 0 C. Nilai beda suhu mengecil hingga 0,5 0 C terjadi setelah 3 km dari outlet buangan. Gambar 9. Hasil simulasi pola sebaran panas saat surut pada musim timur Gambar 10. Hasil simulasi pola sebaran panas maksimum hasil simulasi 15 hari pada musim timur 4. KESIMPULAN Dari hasil simulasi model hidrodinamika dan dispersi panas maka dapat di simpulkan : a. Pola sebaran panas maksimum hasil model pada musim barat mempunyai 2 arah penyebaran, yakni ke utara dan selatan. Nilai beda suhu pada jarak 500 dari sebesar 1 0 C, sedang pada jarak 1 km nilai beda suhu sudah menurun hingga di bawah 0,5 0 C. Ke arah utara nilai beda suhu relatif kecil 0,5 0 C di jumpai setelah 3 km, sedangkan ke arah selatan dijumpai setelah mencapai 5 km dari outlet buangan. 125

Jurnal Pengembangan Energi Nuklir Vol. 14 No. 2, Desember 2012 b. Pola sebaran panas maksimum hasil model pada musim timur hanya mengarah ke utara saja, dengan nilai beda suhu kecil 0.5 o C setelah mencapai 3 km dari outlet buangan. UCAPAN TERIMA KASIH Kegiatan penelitian ini adalah bagian dari Program Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasaan RT-2011 dengan judul Model Sebaran Limbah Panas Di Sekitar Calon Lokasi Tapak Petensial PLTN Babel yang mendapat pendanaan selama tahun 2010 dari Kementerian Riset dan Teknologi. Untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih atas dukungan pendanaan ini. DAFTAR PUSTAKA [1]. IAEA, Site Survey for Nuclear Power Plants, Safety Series No. 50-SG-S9, IAEA A. Safety Guides. International Atomic Energy Agency, Vienna, 1984. [2]. BAPETEN, Keputusan Kepala BAPETEN No. 01-P/Ka-BAPETEN/VI-99 tentang Pedoman Penentuan Tapak Reaktor Nuklir, Badan Pengawas Tenaga Nuklir, Jakarta, 1999. [3]. MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut, Jakarta, 2004. [4]., MIKE 21 Environmental Hydraulics Advection, Dispersion Module, Reference Manual, DHI Software, 2007. [5]., Laporan Kegiatan Pra Survei Tapak PLTN di Babel, PPEN, BATAN Jakarta, 2010. [6]., Hydrodynamics and Transport Module of MIKE 21 Flow Model, Scientific Documentation, DHI Water Environmental, Denmark, 2005. 126