BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam arti tidak terlalu tergantung pada pinjaman luar negeri. Upaya ekstensifikasi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai tujuan nasional, yaitu mewujudkan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendanai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perpajakan. Dalam era globalisasi atau era persaingan bebas inilah cepat atau lambat

Sistem pemungutan pajak dari Official Assesment System menjadi Self. administrasi di bidang perpajakan. Self Assessment System merupakan sistem

BAB I PENDAHULUAN. atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. rakyat kepada Negara berdasarkan Undang-Undang yang dapat dipaksakan. ditunjuk atau digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

BAB I PENDAHULUAN. gencar melakukan beberapa upaya seperti halnya penentuan target penerimaan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang melakukan pembangunan disegala bidang yang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan terjadi pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS EFEKTIFITAS PENERAPAN SURAT PENAGIHAN PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN POLONIA

BAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas utama pemerintah. Berdasarkan data APBN tahun pajak

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. pajak, tentunya perlu dipahami dulu apa yang dimaksud dengan pajak.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional dinegara-negara berkembang pasti memerlukan biaya yang. kebutuhan pembiayaan pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Pemungutan pajak di Indonesia mengacu pada sistem self assessment. Self assessment

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia bertujuan mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara untuk membiayai semua pengeluaran termasuk pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk menggali sumber-sumber pendapatannya secara lebih

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara bertahap, terencana dan berkelanjutan. Menurut Waluyo

BAB I PENDAHULUAN. merupakan usaha mengadakan perubahan-perubahan menuju keadaan yang lebih

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB V PENUTUP. bab IV, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara dengan penduduk mencapai 250 juta jiwa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Dalam rangka mewujudkan cita-cita pembangunan nasional Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kebudayaan manusia dalam era globalisasi menuntut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penerimaan dari sektor perpajakan merupakan penerimaan

kesadaran masyarakatnya dalam mematuhi aturan-aturan yang ditentukan oleh pelayanan dan fasilitas umum maupun penyediaan biaya bagi pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. infrastruktur dan lainnya, tidak terkecuali dengan Negara Indonesia. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. dimanfaatkan untuk melaksanakan dan meningkatkan pembangunan nasional.

Sejak dilakukan reformasi perpajakan pada tahun 1983 yang ditandai dengan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pajak merupakan salah satu sumber penerimaan utama negara, yang

BAB I PENDAHULUAN. H. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Utara, oleh sebab itu mahasiswa/i diwajibkan untuk melakukan riset dan

BAB I PENDAHULUAN. yang pesat dalam kehidupan nasional yang perlu dilanjutkan dengan dukungan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan iuran warga negara kepada negara yang akan digunakan

BAB I PENDAHULUAN. dapat tercapinya pembangunan sarana dan prasarana yang dibutuhkan. melaksanakan kewajiban perpjakannya.setelah adanya tax reform,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tigaraksa

BAB 1 PENDAHULUAN. (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang,

BAB I PENDAHULUAN. dan Undang-Undang Dasar 1945, dimana bertujuan untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu usaha untuk mewujudkan kemandirian suatu bangsa dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Istilah pajak berasal dari bahasa Jawa yaitu ajeg yang berati pungutan

BAB III METODE PENELITIAN. bulan yakni dimulai dari bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober 2015

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan. Pembangunan tersebut untuk mensejahterakan rakyat indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. Sebagai negara berkembang Negara Republik Indonesia tengah

BAB I PENDAHULUAN. Kelangsungan hidup negara juga berarti kelangsungan hidup. cukup dalam membiayai kepentingan umum yang akhirnya juga mencakup

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang tentunya akan terus-menerus

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber pendapatan negara yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. dengan peraturan perundang-undangan perpajakan. Self Assessment

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. besar pula dalam menjalankan fungsi kenegaraannya.sebagai Negara yang

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaaan yang tidak sedikit dan salah satunya bersumber dari pajak.

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI TINDAKAN PENAGIHAN PAJAK AKTIF DENGAN SURAT TEGURAN DAN SURAT PAKSA SEBAGAI UPAYA PENCAIRAN TUNGGAKAN PAJAK

BAB II TELAAH PUSTAKA. Pada dasarnya pajak merupakan salah satu perwujudan dan kewajiban

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Pajak Pengertian Pajak Rochmat Soemitro (1990;5)

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Direktorat Jenderal Pajak (fiskus) melakukan ekstensifikasi dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) PKLM adalah suatu kegiatan yang dilakukan mahasiswa secara mandiri yang

BAB I PENDAHULUAN. tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP) badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang Undang, dengan tidak

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang memiliki

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Tindakan Penagihan Pajak Untuk Mencairkan Tunggakan

BAB I PENDAHULUAN. Belanja Negara. Salah satu yang termasuk dalam APBN adalah pajak.

BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan negara dari sektor pajak melalui intensifikasi dan ekstensifikasi

BAB I PENDAHULUAN. yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang adil dan sejahtera, aman, tenteram, dan tertib, serta menjamin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Novi Norma Melya Nugraha, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. perpajakan, termasuk pemungutan pajak atau pemotongan pajak tertentu.

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. mungkin hidup tanpa adanya masyarakat. Negara adalah masyarakat yang

BAB II LANDASAN TEORI. Berdasarkan pasal 1 undang undang No.6 tahun 1983 tentang kententuan

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan biaya yang besar yang harus digali, terutama dari sumber

BAB I PENDAHULUAN. internal adalah pajak, sedangkan sumber penerimaan eksternal misalnya pinjaman

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. pajak untuk membiayai segala kebutuhan dalam pelaksanaan pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Negara pada dasarnya adalah sebuah rumah tangga yang besar, dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era globalisasi, perubahan ekonomi suatu negara akan memiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat bermacam-macam batasan atau definisi tentang pajak yang

BAB I PENDAHULUAN. yang diperjualbelikan, telah dikenai biaya pajak selain dari pada harga pokoknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Pada dasarnya Negara adalah sebuah rumah tangga yang besar, dan

EFEKTIVITAS PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PADA KPP PRATAMA BEKASI SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Sebagai salah satu negara berkembang Indonesia sedang melaksanakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan

BAB I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia adalah sebuah negara berkembang yang terdiri dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perpajakan. Menurut Soemitro (2010:1), pengertian pajak adalah sebagai berikut:

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Membangun perekonomian yang lebih baik tidak terlepas dari rakyat yang ikut serta berperan aktif dalam membangun perekonomian. Untuk membangun perekonomian yang lebih baik dibutuhkan sumber dana yang tidak sedikit, dan kita tahu bahwa sumber dana terbesar di Indonesia adalah Pajak. Pengertian pajak menurut Soemitro dalam Waluyo dan Ilyas (2007:2) menyatakan bahwa Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara (peralihan kekayaan dari sektor partikulir ke sektor pemerintahan berdasarkan undangundang (dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal (kontraprestasi), yang langsung dapat ditunjukan dan digunakan untuk membiayai pengeluaran umum Sedangkan menurut Suandy (2005:5) menyatakan bahwa Pajak merupakan pungutan berdasarkan undang-undang oleh pemerintah, yang sebagian dipakai untuk penyediaan barang dan jasa publik. Berdasarkan dari kedua pengertian pajak tersebut dapat disimpulkan bahwa pajak merupakan iuran yang harus dibayar kepada negara yang bersifat memaksa dan digunakan untuk pengeluaran negara. Rakyat yang harus membayar iuran tersebut adalah wajib pajak (WP) yang dimana wajib pajak yang telah terdaftar menjadi wajib pajak harus membayar sejumlah iuran yang dibayar kepada negara untuk anggaran pengeluaran belanja negara (APBN). Masyarakat yang telah menjadi wajib pajak harus memenuhi kewajiban dalam membayar pajak, namun tidak setiap wajib pajak sadar atas kewajiban dengan baik sehingga timbul penagihan pada wajib pajak. Penagihan dilakukan untuk memaksa wajib pajak melunasi utang pajak serta biaya penagihan dengan mengirim surat teguran, surat paksa, surat sita dan bahkan sampai melaksanakan penyitaan, melaksanakan penyanderaan dan menjual barang yang telah disita melalui penagihan seketika dan sekaligus. Penagihan seketika dilakukan dengan surat paksa serta diikuti tindakan penagihan tanpa memperhatikan tenggang waktu yang telah 1

2 ditetapkan. Sedangkan Penagihan sekaligus dilakukan dengan menagih seluruh jenis pajak (PPh, PPN, dan PPNBM serta biaya penagihan) terhadap wajib pajak. Penagihan dibagi menjadi dua tindakan yakni tindakan pasif dan aktif. penagihan pasif dilakukan ketika fiskus menerbitkan Surat Ketetapan Pajak sampai dengan jatuh tempo yakni selama 30 hari. Sedangkan Penagihan aktif merupakan kelanjutan dari penagihan pasif yang dimana pada penagihan aktif fiskus berperan aktif dalam proses penagihan. Berdasarkan kedua tindakan penagihan tersebut terdapat dasar penagihan yakni Surat Tagihan Pajak (STP), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, Pembetulan, Surat Ketetapan keberatan, dan putusan banding. Apabila wajib pajak tidak membayar pajak terutang pada saat jatuh tempo, maka Direktorat Jenderal Pajak (DJP) akan melakukan proses tindakan penagihan yang dilaksanakan oleh Jurusita Pajak kepada wajib pajak yang terutang. Jurusita adalah Pegawai Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yang bertugas sebagai pelaksana tindakan penagihan pajak seketika dan sekaligus, pemberitahuan surat paksa penyitaan dan penyanderaan. Pelaksanaan penagihan tersebut tidak terlepas dari masalah, kendala maupun kesulitan selama proses tindakan penagihan seperti pengiriman surat teguran, surat paksa, surat sita, penyitaan, dan pelelangan. Hal tersebut akan berdampak pada ketidakefektifan waktu, tenaga maupun biaya yang harus dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dan hal tersebut dapat mengurangi pendapatan negara. Salah satu Direktorat Jenderal Pajak (DJP) di Palembang adalah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Palembang Ilir Barat, yang merupakan salah satu instansi pemerintah bagian keuangan di bidang perpajakan. Pada instansi ini masih banyak wajib pajak yang tidak memenuhi kewajiban dengan baik, hal tersebut dapat dilihat pada tabel 1.1.

3 Tabel 1.1 Tunggakan Penanggung Pajak Tahun Pajak Jumlah Tunggakan Pajak Yang Ditagih Target Penerimaan Pajak 2012 574.427.264.834 527.716.645.326 2013 609.953.627.094 674.762.619.677 2014 760.575.097.478 707.805.553.926 2015 787.493.613.106 739.578.258.460 (Sumber : Seksi Penagihan pada KPP Pratama Palembang Ilir Barat, 2016) Berdasarkan tabel diatas dapat terlihat bahwa tunggakan wajib pajak dari tahun 2012-2015 mengalami peningkatan tunggakan pajak dari tahun ke tahun. Berdasarkan tingginya tunggakan penaggung pajak tersebut, seksi penagihan melakukan tindakan penagihan supaya penanggung pajak yang terutang dapat membayar tunggakan yang ada. Surat Teguran, Surat Paksa merupakan tindakan penagihan secara aktif dalam penerimaan tunggakan penanggung pajak. Melalui tindakan penagihan surat teguran dan surat paksa tersebut dapat diketahui efektif atau tidak dalam penerimaan tunggakan penanggung pajak, dan seberapa besar kontribusi tindakan penagihan tanpa melakukan penyitaan dan pelelangan. Berdasarkan uraian pembahasan tersebut, penulis tertarik untuk menulis laporan akhir dengan judul Efektivitas dan Kontribusi Tindakan Penagihan Pajak dalam Penerimaan Tunggakan Penanggung Pajak (Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Palembang Ilir Barat).

4 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang pemilihan judul yang telah diuraikan penulis sebelumnya, adapun permasalahan yang dibahas pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Ilir Barat Palembang pada Seksi Penagihan yaitu: 1. Bagaimana efektivitas tindakan penagihan dengan surat teguran dan surat paksa dalam mencairkan tunggakan penanggung pajak pada tahun 2012-2015. 2. Seberapa besar kontribusi tindakan penagihan pajak melalui surat teguran, surat paksa dalam pencairan tunggakan pajak 3. Apa saja hambatan seksi penagihan dalam mencairkan tunggakan penanggung pajak. 1.3 Ruang Lingkup Pembahasan Untuk menghindari adanya penyimpangan pembahasan dari permasalahan yang ada, maka penulis membatasi ruang lingkup pembahasan yakni surat teguran dan surat paksa yang membahas tentang rincian nominal surat terbit, kenaikan/penurunan lembar maupun nominal, tingkat efektifitas dan kontribusi tindakan penagihan serta hambatan seksi penagihan dalam melakukan tindakan penagihan pajak aktif pada tahun 2012-2015. 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui tingkat efektivitas dan kontribusi tindakan penagihan pajak dengan surat teguran dan surat paksa dalam penerimaan tunggakan penanggung pajak pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Ilir Barat Palembang. 2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan seksi penagihan selama melaksanakan tindakan penagihan pajak dengan surat teguran dan surat paksa dalam penerimaan tunggakan penanggung pajak.

5 1.4.2 Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis Menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai Perpajakan khususnya pada tingkat tunggakan yang ada pada KPP Pratama Palembang Ilir Barat serta sebagai bahan pembelajaran bagi penulis dalam mempraktekkan dan menerapkan teori-teori yang didapat oleh penulis selama di bangku kuliah tentang Perpajakan. 2. Bagi Instansi Dapat memberikan saran-saran dan masukan yang positif serta bermanfaat bagi instansi khusunya pada Seksi Penagihan untuk lebih aktif dalam penindakan tagihan pajak. 3. Bagi Pembaca Bagi para pembaca dapat menambah ilmu dan memberikan wawasan serta dapat dijadikan referensi dalam melakukan penelitian mengenai mata kuliah Perpajakan khususnya pada penagihan. 1.5 Metode Penelitian 1.5.1 Ruang Lingkup Penelitian Dalam penelitian laporan akhir ini penulis mengabil objek penelitian mengenai penagihan pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Palembang Ilir Barat. 1.5.2 Jenis dan Sumber data Adapun jenis data yang digunakan dalam penyusunan laporan penelitian ini, menurut Yusi dan Idris (2009:103), yaitu: a. Data Primer Data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh suatu organisasi atau perseorangan langsung dari objeknya. Sumber dalam memperoleh data primer ini yaitu dari pegawai seksi penagihan atau jurusita melalui wawancara berupa tanya jawab langsung

6 untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dalam penulisan laporan akhir ini mengenai proses tindakan penagihan pajak dengan surat teguran dan surat paksa terhadap penerimaan tunggakan penanggung pajak. Daftar wawancara digunakan dengan tujuan wawancara yang dilakukan tetap terkendali dan tidak menyimpang dari pokok permasalahan penelitian. b. Data Sekunder Data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah diolah oleh pihak lain. Penulis mengumpulkan data yang diperoleh melalui studi pustaka serta data-data yang diperoleh dari pegawai Seksi Penagihan mengenai surat teguran terbit, nominal surat teguran, surat paksa terbit, nominal surat paksa, jumlah tunggakan selama kurun waktu 4 tahun serta pencairan tunggakan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Palembang Ilir Barat. 1.5.3 Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penulisan Laporan Penelitian ini maka penulis menggunakan metode-metode penelitian sebagai berikut: 1. Riset Lapangan (Field Reaserch) Riset Lapangan merupakan pengumpulan data yang dibutuhkan oleh penulis, dengan menggunakan cara langsung mendatangi dan melakukan observasi pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Palembang Ilir Barat. Adapun metode yang digunakan antara lain: a. Pengamatan (Observasi) Menurut Yusi dan Idris (2009:106), observasi adalah suatu cara yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data (informasi) yang merupakan tingkah laku nonverbal dari responden dengan tujuan untuk memperoleh data yang dapat menjelaskan atau menjawab pertanyaan. Berdasarkan pengamatan atau observasi secara langsung pada KPP Pratama Palembang Ilir Barat, penulis mengamati bahwa adanya fasilitas seksi penagihan pajak yang kurang optimal, khususnya pada penggunaan intranet komputer yang tidak stabil sehingga menyebabkan kurang optimalnya pegawai seksi penagihan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab.

7 b. Wawancara (Interview) Menurut Yusi dan Idris (2009:108), wawancara adalah percakapan dua arah atas inisiatif pewawancara untuk memperoleh informasi dari responden. Dari hasil wawancara penulis kepada pegawai seksi penagihan yakni sebagian besar kendala untuk melakukan tindakan penagihan yaitu penanggung pajak yang kurang friendly, adanya alamat wajib pajak yang tidak jelas, lengkap dan sebenarnya, penanggung pajak yang sulit ditemui ketika mengirimkan surat paksa, serta intranet yang kurang stabil, serta karakteristik penanggung pajak yang sulit diketahui oleh seksi penagihan pajak. 2. Studi Pustaka (Library Research) Studi pustaka dilakukan dengan cara mencari sumber data dari berbagai tulisan baik jurnal, ilmiah, buku-buku, yang berhubungan dengan permasalahan yaitu perpajakan khususnya membahas tentang penagihan. 1.5.4 Analisis Data Dalam penulisan laporan akhir ini, penulis akan mengolah data yang diperoleh pada KPP Pratama Palembang Ilir Barat dengan teknik analisis, adapun teknik analisis data menurut Sugioyono (2009:153), yakni, 1. Metode Analisis Data Kuantitatif Menurut Sugioyono (2009:153), menyatakan bahwa metode analisis data kuantitatif merupakan metode pembahasan terhadap data-data dengan menggunakan perhitungan secara presentase. Pada metode ini penulis akan membahas keefektifan dan kontribusi tindakan penagihan dalam penerimaan tunggakan penanggung pajak dengan surat teguran dan surat paksa selama 4 (empat) tahun yakni dari tahun 2012 sampai 2015. 2. Metode Analisis Data Kualitatif Menurut Yusi dan Idris (2009:102), menyatakan bahwa Data Kualitatif adalah data yang tidak dapat diukur dalam skala numerik. Metode kualitatif digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif. Data yang terkumpul berbentuk katakata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka. Penelitian kualitatif lebih menekankan makna (data dibalik yang diamati). Melalui metode ini penulis memperoleh data dari wawancara dan buku sebagai referensi dalam menyusun laporan akhir.