PENERAPAN MULTIPLE INTELEGENSI DALAM KEGIATAN BELAJAR-MENGAJAR

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PEMBELAJARAN KREATIF DALAM BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR BERDASAR MULTIPLE INTELEGENSI 1

MEMAHAMI KECERDASAN MAJEMUK ANAK GUNA MENGOPTIMALKAN STRATEGI PEMBELAJARAN YANG SESUAI DENGAN PERKEMBANGANNYA MELALUI IDENTIFIKASI DINI

BAB I PENDAHULUAN. Usia kanak-kanak yaitu 4-5 tahun anak menerima segala pengaruh yang diberikan

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN. 1. Topik : Bangun karir dengan mengenal bakat

MULTIPLE INTELLIGENCES (Kecerdasan Ganda)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan sumber daya manusia merupakan faktor kunci

Umi Rochayati (Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika FT-UNY)

PENGEMBANGAN RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCE. Oleh. Isniatun Munawaroh,M.Pd*)

BAB I PENDAHULUAN. Ada kecenderungan perbedaan kemampuan antara pria dan wanita dalam

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia. pesan-pesan konstitusi serta suasana dalam membangun watak bangsa (nation

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan

DIRJEN PMPTK DEPDIKNAS.R.I YAYASAN PENGEMBANGAN PEREMPUAN DAN ANAK AMRIHSAE

BAB I PENDAHULUAN. Anak sebagai makhluk individu yang unik dan memiliki karakteristik yang

Latar Belakang Pembelajaran Terpadu

BAB I PENDAHULUAN. guru. Diantaranya permasalahan yang dialami di Taman Kanak-Kanak. TK

BAB I PENDAHULUAN. keinginan orang tua untuk memberikan bimbingan belajar kepada anak-anaknya

ANAK BERBAKAT. Oleh: Euis Kurniati, S.Pd Jumát 21 mei 2004 Nara sumber di mq fm bandung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Menstimulasi Kecerdasan Kinestetik dan Musikal pada Anak-anak Prasekolah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Pendidikan dijadikan sebagai dasar manusia untuk. yang timbul dalam diri manusia. Pembelajaran matematika

Adakah anda memiliki siswa yang bisa menciptakan seni visual yang indah?,

BAGAIMANA MELEJITKAN 10 POTENSI KECERDASAN ANAK?

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara optimal. Berikut pernyataan tentang pendidikan anak usia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses membantu mengembangkan dan. yang lebih baik, pendidikan ini berupa pembelajaran.

PEMBELAJARAN DI TK AL AZHAR SOLO BARU DITINJAU DARI SUDUT PANDANG MULTIPLE INTELLIGENCES SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. No. Daftar 1 : 185/S/PGSD-Reg/8/Agustus/2014

Penerapan Multiple Intelligences Pada Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ANAK BERBAKAT MATERI 6 MATA KULIAH DETEKSI DINI DALAM PERKEMBANGAN

2014 PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN MATEMATIKA-LOGIS SISWA

Bentuk-bentuk Gejala Jiwa dan Implikasinya dalam Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh orang

BAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan agar mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihanpelatihan

PERSPEKTIF PENDIDIKAN BERKUALITAS BAGI ANAK

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cara untuk mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok

MENINGKATKAN POTENSI KECERDASAN ANAK MELALUI PENDEKATAN TEORI MULTIPLE INTELLIGENCE. Oleh Linda Kholidatunnur Abstrak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Riva Lesta Ariany, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan

MULTIPLE INTELLIGENCES DAN PERKEMBANGAN ANAK

BAB I PENDAHULUAN. membantu mengembangkan seluruh potensi dan kemampuan fisik,

: Peranan Orang Tua Dalam Mengembangkan Multiple Intelligences Anak : RIANI SETIAWATI NPM : Pembimbing : Dra. M.M Nilam W.

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga merupakan tempat pendidikan yang pertama dan terutama,

MULTIPLE INTELEGENCY TERHADAP PERKEMBANGAN BELAJAR SISWA

OPTIMALISASI KECERDASAN MAJEMUK DALAM PEMBELAJARAN LITERASI

Beri tanda [v] pada statement di bawah ini yang sesuai dengan diri Anda saat ini. Jumlahkan tanda [v] pada masing-masing kolom.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti perkembangan tersebut. Berdasarkan perkembangan tersebut, baik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karakter dan kepribadian anak. Berdasarkan Undang - undang Sistem. Pendidikan Nasional NO.20 Tahun 2003 BAB I ayat 14, menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. masa depan. Perkembangan masyarakat dalam pendidikan sekarang banyak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH KEGIATAN KOLASE TERHADAP KECERDASAN VISUAL- SPASIAL ANAK USIA 5-6 TAHUN DI RA MASJID AGUNG MEDAN T.A. 2014/2015

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kecerdasan yang seimbang. Menurut Undang-Undang RI Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sempurna, dan Sempurnanya manusia ditandai

BABI PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak

KECERDASAN VISUAL-SPASIAL SISWA SMP DALAM MEMAHAMI BANGUN RUANG DITINJAU DARI PERBEDAAN KEMAMPUAN MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 49. Angkasa 2008), hlm Amsal Amri, Pedagogik Transformatif Aceh (Aceh: FKIP Universitas Syah Kuala 2008),

BAB V PENUTUP KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Grenita, 2013

I. PENDAHULUAN. mampu berkompetensi baik secara akademik maupun non akademik. Memenuhi kebutuhan pendidikan yang mampu mengembangkan akademik

STRATEGI PEMBELAJARAN UNTUK MENUMBUHKEMBANGKAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL DAN INTRAPERSONAL GURU TK/SLB

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam kamus arti kosakata adalah pembendaharaan kata. Sedangkan. perbendaharaan kata atau kosakata adalah kumpulan kata-kata

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi bangsa Indonesia merupakan kebutuhan mutlak yang harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai bekal hidup di dunia untuk mengejar masa depan. Kata belajar bukan

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang, serta mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan proses pembangunan suatu negara ditentukan oleh banyak

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PROFIL PEMECAHAN MASALAH SPLDV DENGAN LANGKAH POLYA DITINJAU DARI KECERDASAN LOGIS MATEMATIS SISWA

URGENSI PENGEMBANGAN KECERDASAN LINGUISTIK PADA ANAK USIA DINI MELALUI METODE ROLE PLAYING GUNA MEWUJUDKAN GENERASI INDONESIA MENDUNIA

BAB I PENDAHULUAN Secara sederhana Flavell mengartikan metakognisi sebagai knowing

SURAKARTAA. SKRIPSI persyaratan. Sarjana S-1. Disusun Oleh : DWI A USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu kegiatan pokok dalam

Oleh: Khoirul Hidayati K BAB I PENDAHULUAN

Pengembangan Potensi Olahraga Anak Sekolah Dasar. Wawan S. Suherman FIK UNY 2009

BAB I PENDAHULUAN. mungkin dalam peningkatan prestasi belajar siswa. Prestasi belajar merupakan

BAB II KAJIAN TEORITIK. komunikasi matematika, multiple intillegences dan gender. a. Pengertian Kemampuan Komunikasi Matematis

BAB I PENDAHULUAN. hiburan dan kebermanfaatan (pinjam istilah Horatio : dulce et utile). Melalui

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dina Febriyanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Febby Achmad Suryadipura, 2015

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN DI LEMBAGA PAUD ISLAM TERPADU MUTIARA HATI BABAGAN KECAMATAN LASEM KABUPATEN REMBANG

NASKAH PUBLIKASI. SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada

SISWA KELAS XI.MIPA.2 SMA NEGERI 1 MAGETAN

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya (Q.S. At-Tin/95: 5). 1

Transkripsi:

113 PENERAPAN MULTIPLE INTELEGENSI DALAM KEGIATAN BELAJAR-MENGAJAR Nur Samsiyah Abstrak Multiple intelegensi ialah kecerdasan ganda yang dimiliki oleh seseorang. Intelegensi adalah sehimpunan kemampuan dan keterampilan. Multiple intelegensi terdiri atas sembilan kecerdasan, yakni: kecerdasan linguistik, logis-matematis, spasial, musikal, kinestik, antarpribadi, interpribadi, naturalis, dan ekstensial. Setiap kecerdasan memiliki karakteristik yang berbeda. Strategi pembelajaran berbasis multiple intelegensi merupakan suatu cara mengakses informasi melalui jalur intelegensi yang ada pada tiap individu. Mengaktifkan multiple intelegensi dari seluruh indra anak dapat dilakukan dengan melatih mendengar, membaca, keterampilan menulis, dan melatih kecerdasan yang berimbang. Penerapan teori multiple intelegensi dalam program pembelajaran dikembangkan oleh guru dengan berorientasi dengan siswa. Langkah dalam menerapkan strategi pembelajaran adalah memberdayakan semua intelegensi tertentu berdasarkan intelegensi yang menonjol pada siswa. Kata Kunci : Multiple Intelegensi, Strategi Pembelajaran PENDAHULUAN Guru adalah pelaksana dan pengembang program kegiatan belajar-mengajar. Belajar-mengajar di kelas tergantung pada kemampuan guru dalam mengaplikasikan metode pembelajaran. Sarana dan prasarana yang banyak tidak akan berarti di tangan guru

114 yang tidak punya kemampuan atau tidak mengefektifkan ke dalam metode yang sesuai. Sebaliknya fasilitas yang kurang memadai di tangan guru yang kreatif dapat diciptakan metode yang diperlukan untuk pengembangan program kegiatan belajar-mengajar dalam meningkatkan kreativitas siswa. Metode yang sama tidak akan membuahkan hasil yang sama di tangan guru yang berbeda. Metode yang kurang baik bagi sebagian guru, belum tentu buruk bagi guru yang menguasai teknik pelaksanaannya. Pada umumnya semua guru harus mempunyai kemampuan melaksanakan proses kegiatan belajar-mengajar, terutama menguasai dan terampil menggunakan semua metode mengajar yang diperlukan untuk menyajikan pelajaran yang diberikan pada anak didiknya. Masih sering kita jumpai guru yang mengeluh karena tidak menguasai anak nakal atau anak yang kurang mampu dalam belajar. Sehingga masih sering terjadi memvonis anak bodoh atau tidak mampu. Setiap anak mempunyai kemampuan yang berbeda dalam menerima pelajaran yang diberikan guru. Guru harus bisa memberikan materi dengan metode yang sesuai dengan kemampuan anak. Bagi anak yang pandai mudah menerima pelajaran hanya dengan penjelasan materi. Namun bagi anak yang kurang mampu sulit menerima materi pelajaran dengan metode ceramah saja. Fanani (2008) menyatakan tugas guru bukan memberikan predikat-predikat yang buruk merendahkan martabat siswa. Tugas guru adalah memberi semangat, agar siswa berjuang sekuat tenaga mengatasi permasalahan, kelemahan, dan menemukan kepercayaan diri karena ia pun mempunyai kemampuan tertentu yang layak dikembangkan. Hal yang terpenting siswa harus didorong untuk menghayati makna sebagai pejuang sejati yang berjiwa pantang menyerah.

115 Salah satu temuan yang sangat bermanfaat adalah bahwa setiap individu memiliki tidak hanya satu intelegensi saja, tetapi lebih dari satu intelegensi atau kecerdasan ganda. Bagaimana meningkatkan intelegensi dalam kegiatan pembelajaran? Pengetahuan tentang intelegensi diharapkan dapat membantu menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kemampuan anak didik. PEMBAHASAN Dasar Teori Intelegensi Howard Gardner adalah seorang psikolog sekaligus ahli pendidikan. Gardner sangat terkenal dalam lingkungan pendidikan karena teorinya tentang multiple intelegences. Selama dua puluh tahun terakhir, ia bersama rekan-rekannya di proyek Zero telah melakukan percobaan dengan menggunakan alat tes, pelatihan pendidikan, dan penggunaan multiple intelligence. Gardner juga mengadakan penelitian mengenai kognisi dan pemakaian simbolsimbol terhadap anak-anak normal dan anak-anak berbakat dan yang kedua terhadap orang dewasa yang mengalami gegar otak. Howard Gardner membagi multiple intelegence dalam tujuh kecerdasan, yakni: (1) kecerdasan linguistik; (2) kecerdasan logismatematis; (3) kecerdasan spasial; (4) kecerdasan musikal; (5) kecerdasan kinestik; (6) kecerdasan antarpribadi; dan (7) kecerdasan intrapribadi. Sependapat dengan Gardner, tentang pembagian multiple intelegence Padiya (2008) menambahkan satu kecerdasan yakni eksistensial. Dalam penelitian selanjutnya, Gardner menambah lagi dua kecerdasan lain yaitu kecerdasan naturalis dan kecerdasan eksistensial. Winataputra (2007:55) menyebutkan satu persatu karakteristik kecerdasan tersebut. Intelegensi Berbahasa (Linguistik)

116 Intelegensi berbahasa mencakup kemampuan-kemampuan berfikir dengan kata-kata, seperti kemampuan untuk memahami dan merangkai kata dan kalimat baik lisan maupun tulisan. Karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan dalam intelegensi berbahasa tampak: a. Senang membaca buku atau apa saja, bercerita atau mendongeng; b. Senang berkomunikasi, berbicara, berdialog, berdiskusi, dan senang berbahasa asing; c. Pandai menghubungkan atau merangkai kata-kata atau kalimat baik lisan maupun tulisan; d. Senang mendengarkan musik dan pandai. Intelegensi Logis-Matematis Intelegensi logis matematis adalah kemampuan berfikir dalam penalaran atau menghitung, seperti kemampuan menelaah masalah secara logis, ilmiah, dan matematis. Karakteristik individu yang memiliki kemampuan ini adalah: a. Senang bereksperimen, bertanya, menyusun atau merangkai teka-teki; b. Senang dan pandai berhitung dan bermain angka; c. Senang mengorganisasikan sesuatu, menyusun skenario; d. Mampu berfikir logis, baik induktif maupun deduktif; e. Senang silogisme; f. Senang berfikir abstraksi dan simbolis serta mengoleksi bendabenda. Intelegensi Visual Spasial Kemampuan yang termasuk dalam intelegensi ini adalah kemampuan untuk membayangkan bentuk suatu obyek. Ciri-ciri yang menunjukkan kemampuan ini, yakni:

117 a. Senang merancang gambar, desain dan peka terhadap citra dan warna; b. Pandai memvisualisasikan ide dan imajinasinya aktif; c. Mudah menemukan jalan dalam ruang, mempunyai persepsi yang tepat dari berbagai sudut dan senang membuat rumahrumahan dari balok; d. Mengenal relasi benda-benda dalam ruang. Intelegensi Musikal Intelegensi musikal adalah kemampuan berfikir dengan nada, ritme, irama, dan melodi juga pada suara alam. Karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan intelegensi musikal, yakni: a. Pandai mengubah dan menciptakan musik; b. Senang bernyanyi, bersenandung, dan pandai memainkan alat musik; c. Mudah menangkap musik dan peka terhadap suara dan musik; d. Dapat membedakan bunyi berbagai alat musik dan bergerak sesuai irama. Intelegensi Kinestik Tubuh Intelegensi kinestik yaitu kemampuan yang berhubungan dengan gerakan tubuh termasuk gerakan motorik otak yang mengendalikan dan menggunakan badan dengan mudah dan cekatan. Karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan dalam intelegensi kinestik, ialah: a. Senang menari dan acting, pandai dan aktif dalam olah raga tertentu, dan mudah berekpresi dengan tubuh; b. Mampu memainkan mimic dan cenderung menggunakan bahasa tubuh; c. Koordinasi dan fleksibilitas tubuh tinggi; d. Senang dan efektif berfikir sambil berjalan, berlari, dan olah raga;

118 e. Pandai merakit sesuatu menjadi produk; f. Senang bergerak dan suka kegiatan di luar rumah. Intelegensi Intrapersonal Intelegensi intrapersonal adalah kemmapuan berfikir untuk memahami diri sendiri, dan melakukan refleksi diri. Kemampuan yang termasuk di dalam intelegensi intrapersonal, yaitu: a. Mampu menilai diri sendiri/intropeksi diri; b. Mudah mengelola dan menguasai perasaannya dan sering mengamati dan mendengarkan; c. Bisa bekerja sendirian dengan baik; d. Mampu mencanangkan tujuan, menusun cita-cita dan rencana hidup; e. Berjiwa independen/bebas, mudah berkonsentrasi dan keseimbangan diri; f. Senang mengekpresikan perasaan yang berbeda dan sadar akan realitas spiritual. Intelegensi Interpersonal Intelegensi interpersonal adalah kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Anak yang mudah memahami orang lain dan mementingkan relasi, memiliki kecerdasan interpersonal yang baik. Karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan dalam intelegensi interpersonal, yakni: a. Mampu berorgansasi, menjadi pemimpin dalam suatu organisasi; b. Mampu bersosialisasi dan menjadi moderator; c. Senang permainan berkelompok daripada individu; d. Biasanya menjadi tempat mengadu orang lain dan mudah mengenal; e. Senang berkomunikasi verbal dan nonverbal; f. Peka terhadap teman dan suka member feedback.

119 Intelegensi Naturalis Intelegensi naturalis adalah kemampuan untuk memahami gejala alam. Karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan dalam intelegnsi naturalis, ialah: (a) senang terhadap flora dan fauna, bertani, berkebun, memelihara binatang; (b) pandai melihat perubahan alam, meramal cuaca, meneliti tanaman; dan (c) senang kegiatan di alam terbuka. Intelegensi Eksistensial Intelegensi eksistensial adalah kemampuan untuk menempatkan diri dalam lingkup kosmos yang terjauh dengan makna hidup dan makna kematian. Cara Mengaktifkan Seluruh Indra Lebih lanjut Wintaputra (2007) menyebutkan tiga cara yang dapat dilakukan dalam mengaktifkan seluruh indra anak didik, yaitu: (1) melatih cara mendengar yang efektif; (2) melatih mata untuk membaca cepat dan efektif; dan (3) melatih keterampilan menulis. Selain mengaktifkan indra anak didik juga melatih kecerdasan yang berimbang dengan cara: (1) mengidentifikasi intelegensi primer setiap anak didik misalnya, dengan observasi perilaku siswa baik di kelas atau di luar kelas; (2) menyusun rencana pembelajaran yang dapat mengembangkan beberapa intelegensi, diantaranya dengan cara mengorganisasikan isi atau materi pelajaran sedemikian rupa sehingga menarik dan dapat merangsang indra maksimal, memilih strategi pembelajaran yang dapat mengembangkan seluruh potensi intelegensi, dan merancang / membuat tugas atau penilaian yang dapat menggali seluruh intelegensi; dan (3) melaksanakan pembelajaran yang dapat mengembangkan seluruh intelegensi anak didik.

120 Kegiatan ini dilakukan guru dengan cara menerapkan rencana pelajaran yang telah dirancang untuk mengembangkan beberapa intelegensi dan menerapkan keterampilan dasar mengajar yang dapat mengembangkan intelegensi anak didik. Penerapan Teori Multiple Intelegensi Untuk menerapkan teori multiple intelegensi dalam program pembelajaran diperlukan usaha yang serius dari guru. Guru harus membiasakan diri mengembangkan program pembelajaran yang berorientasi pada siswa bukan pada materi atau dirinya sendiri. Sehingga anak dapat mengembangkan intelegensi secara maksimal. Terutama anak usia sekolah dasar (SD), karena pendidikan di SD merupakan jenjang pendidikan yang mempunyai peranan penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Mulyani dan Syaodih (2007:21) berpendapat guru dalam mengembangkan kecerdasan siswa memiliki tugas, yakni: a. Menciptakan lingkungan teman sebaya yang mengajarkan keterampilan fisik; b. Melaksanakan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar bergaul dan bekerja dengan teman sebaya sehingga kepribadiannya berkembang; c. Mengembangkan kegiatan yang memberikan pengalaman yang konkrit atau langsung membangun konsep; d. Melaksanakan pembelajaran yang dapat mengembangkan nilai-nilai sehingga siswa mampu menentukan pilihan yang stabil dan menjadi pegangan bagi dirinya. Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien (Sudrajat, 2008). Sementara itu Winataputra (2003) mengungkapkan langkah-langkah yang dapat digunakan dalam menerapkan strategi pembelajaran berbasis

121 multiple intelegensi, yakni: (1) memberdayakan semua intelegensi yang dimiliki siswa; (2) mengoptimalkan pencapaian mata pelajaran tertentu berdasarkan intelegensi yang menonjol pada setiap siswa. Langkah ini dapat diterapkan jika guru telah mengetahui kecerdasan yang paling menonjol pada siswasiswanya. Dengan demikian strategi pembelajaran yang dipilih lebih bersifat individual. Untuk siswa yang menonjol kecerdasan bahasanya, maka guru merangsang dan mengembangkan intelegensi siswa dalam kemampuan berbahasa dan seterusnya. Pengembangan strategi pembelajaran untuk membantu guru dalam mengembangkan program pembelajaran yang berbasis multiple intelegensi dapat dilakukan dengan cara-cara yang berbeda-beda sesuai dengan jenis kecerdasan. Intelegensi bahasa dengan cara: (1) menggunakan cara untuk menceritakan kisah untuk menjelaskan kalimat; (2) memimpin sebuah debat dalam kelas; (3) menulis puisi, mitos, legenda, drama pendek, berita tentang kepahlawanan; (4) menceritakan/menghubungkan sebuah cerita dengan kehidupan sehari-hari; (5) menulis surat pada teman; dan (6) menggunakan teknologi untuk menulis berita. Intelegensi logis matematis dengan cara: (1) menceritakan cerita masalah untuk pengalaman; (2) menerjemahkan kalimat ke dalam rumus matematika; (3) menciptakan suatu ketepatan waktu; (4) membuat suatu teknik permainan; (5) merencanakan suatu teknik permainan; dan (6) menggambarkan pola-pola simetri dalam rumus matematika. Intelegensi kinestik dengan cara: (1) bermain peran untuk menirukan cerita rakyat atau drama; (2) menciptakan suatu gerakan atau rangkaian gerakan; dan (3) menciptakan sebuah permainan papan/panggung dari kayu.

122 Kegiatan-kegiatan tersebut dapat dimasukkan dalam menyusun rencana pembelajaran yang dapat diaplikasikan ke dalam pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari aplikasi intelegensi dan strategi pengembangannya seperti Tabel 1. Tabel 1 Aplikasi Intelegensi dan Strategi Pengembangannya Judul pelajaran : Fotosintesa: perubahan sinar matahari menjadi makanan Tujuan pelajaran : Agar siswa mempelajari proses fotosintesa melalui tujuh cara/intelegensi Antisipasi hasil : Hasil yang diharapkan dalam pembelajaran siswa mampu menjelaskan fotosintesa secara visual dengan logika, ilmu bahasa, maupun musical dan kinestik, intrapersonal, interpersonal untuk mengembangkan konsep transformasi dan mengubah ke dalam kehidupan mereka Sumber materi kelas : Menampilkan poster atau grafik dari fotosintesa, sebuah variasi pita music, atau kelas CD dan alatnya, persediaan cat air, buku teks Kagiatan belajar : Bahasa Membaca buku acuan pada bagian yang menggambarkan fotosintesa dan dengan kosakata yang tepat Logis-Matematis Menciptakan suatu ketepatan waktu dari langkah-langkah fotosintesa Musik Menciptakan suatu karya musik dengan pilihan musik yang berbeda yang menampilkan rangkaian langkah proses fotosintesa Visual Spasial Dengan cat air lukislah proses fotosintesa Kinestesis Bermain peranan, karakter yang terdapat dalam proses fotosintesa Intrapersonal Menulis suatu catatan jurnal yang menggambarkan tentang pengalaman yang sifanya berubah-ubah secara perseorangan dan membandingkannya dengan fotosintesa Interpersonal Dalam kelompok kecil, mendiskusikan peranan yang berubah-ubah dari kloroplasma dalam

123 fotosintesa dan gambarkan hubungannya dengan kehidupan siswa Sekuensi pelajaran : 1. Aktivitas kebahasaan 2. Aktivitas logis matematis 3. Aktivitas kinestesis 4. Aktivitas visualisasi 5. Aktivitas bidang musik 6. Aktivitas interpersonal 7. Aktivitas intrapersonal Prosedur penilaian : 1. Tingkat ketepatan waktu bidang matematika atau lukisan 2. Meminta siswa menilai permainan lagu siswa lain Contoh di atas dikembangkan tujuh intelegensi dan untuk mengembangkannya ke dalam rencana pembelajaran, intelegensi tersebut dipersiapkan dengan baik, berupa: 1. Sumber materi berupa buku, pensil warna, kaset, dan tape recorder; 2. Aktivitas-aktivitas untuk menunjang kelima intelegensi tersebut. Untuk mengembangkan intelegensi kebahasaan disusun aktivitas membaca dan berdiskusi, untuk mengembangkan intelegensi visualisasi dikembangkan dengan memberi simbol warna. Intelegensi logis matematis dengan menyelesaikan persamaan yang tidak diketahui dengan menggunakan suatu rangkaian. Sedangkan untuk mengembangkan intelegensi musik dan interpersonal, aktivitas yang dikembangkan adalah menciptakan lirik lagu; 3. Penilaian yang tepat untuk menilai hasil belajar dan pengembangan kelima intelegensi tersebut. Fanani (2008) menyatakan bahwa sikap dasar yang benar dan terpenting dalam mendidik anak, ialah: (1) penerimaan yang tulus; (2) ekspektasi atau visi yang jelas atau harapan yang tinggi terutama pada aspek-aspek moralitas jiwa anak; (3) kebanggaan budaya smart yang dibiasakan dengan berbagai kunci pembuka

124 wawasan dan pelejit kecerdasan; (4) beri kesempatan dan kepercayaan untuk berkembang; (5) beri dukungan, jangan mencari kesibukan dengan mencari kelemahan dan kekurangan; (6) berorientasi pada melatih sikap positif, bukan semata-mata hasil; (7) komunikasi hangat sebagai figur lekatan; dan (8) mendoakan peserta didik. KESIMPULAN Setiap anak memiliki kecerdasan, tidak hanya satu kecerdasan/intelegensi. Intelegensi adalah sehimpunan kemampuan dan keterampilan. Kecerdasan tersebut terdiri dari beberapa yaitu: kecerdasan berbahasa, kecerdasan logis-matematis, kecerdasan visual-spasial, kecerdasan kinestesis, kecerdasan musikal, kecerdasan naturalis, kecerdasan interpersonal, dan kecerdasan intrapersonal. Dengan mengasah seluruh intelegensi anak, berarti memberi jalan yang mudah untuk mencapai tujuan hidup dan puncak kariernya. Intelegensi dapat ditingkatkan dengan cara mengaktifkan seluruh indra anak didik, melatih kecerdasan secara berimbang, melatih silang intelegensi yang berbeda. Cara melihat intelegensi adalah mengidentifikasi pendekatan yang dilakukan dalam mempelajari isi / materi / subyek pelajaran. Semua intelegensi tersebut dapat diberdayakan dalam suatu rencana atau program pembelajaran. Jika seluruh intelegensi dioptimalkan, maka diharapkan tujuan pelajaran dapat tercapa. Penerapan teori multiple intelegensi dalam program pembelajaran dapat dikembangkan dengan menggunakan program pembelajaran yang berorientasi pada siswa bukan pada materi.

125 DAFTAR RUJUKAN Fanani, R. Z. 2008. Membangun Budaya Belajar Mandiri Sejak Dini. Makalah disampaikan pada Seminar Pendidikan Nasional Majelis Dikdasmen Depdik DPP Hidayatullah, Ngawi, 8 Juni. Mulyani, dan Syaodih, N. S. 2007. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Universitas Terbuka. Naisaban, L. 2004. Para Psikolog Terkemuka Dunia. Jakarta: Grasindo. Padiya. 2008. Delapan Macam Kecerdasan (Online). (http://anwarholill.com/ 2008/04/8.macamkecerdasanuntukberhasil.html., diakses 15 Juli 2007). Sudrajat, A. 2008. Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, dan Model Pembelajaran (Online). (http://akhmadsudrajat.com, diakses 15 Juli 2007). Winataputra, U. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka. Winataputra, U. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.