BAB I PENDAHULUAN. perkembangan kegiatan bisnis. Laporan keuangan mempunyai peran yang penting

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. luas, yang disebut dengan go public. Setiap perusahaan go public diwajibkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang signifikan. Hal inilah yang membuat perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. (intern perusahaan) dengan pihak di luar perusahaan. Namun demikian, informasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semakin berkembangnya perekonomian di dunia khususnya Indonesia,

BAB 1 PENDAHULUAN. kemanfaatan laporan keuangan. Menurut Suwardjono ketepatwaktuan informasi. relevan apabila tidak tersedia pada saat dibutuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. (2010), laporan keuangan juga mempunyai peran yang penting dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengambilan keputusan. Selain itu laporan keuangan juga berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin meningkat. Hasil audit atas perusahaan publik mempunyai

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat ditandai dengan ketatnya

BAB I PENDAHULUAN. Ketepatan waktu penyajian laporan keuangan dan laporan audit. yang go public selanjutnya ternyata tidak mudah, hal ini dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi-informasi dan pengukuran ekonomi mengenai sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan proses akhir dari proses akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian saat ini mempengaruhi perkembangan. perusahaan-perusahaan go public di Indonesia, sehingga berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat penting dalam proses pengambilan keputusan dan

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan suatu perusahaan, terutama pada perusahaan yang telah go public. Seiring

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan dibuat untuk kepentingan investor dan kreditor dengan

BAB I PENDAHULUAN. Banyak pihak seperti manajemen, pemegang saham, kreditur, pemerintah dan

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki oleh investor (Puspitasari dan Latrini, 2014). Penyampaian Laporan Keuangan Berkala yang berisi laporan keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. pihak (Halim, 2001). Banyak pihak seperti manajemen, pemegang saham,

BAB I PENDAHULUAN. Penyajian informasi dapat bermanfaat bilamana disajikan secara akurat

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna. Informasi

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Go Public adalah perusahaan terbuka yang melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. karena kasus pelanggaran ketentuan di bidang pasar modal (

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan perekonomian di tahun 2011 yaitu sebesar 6,5 %, lebih baik bila

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal berperan penting dalam pembangunan ekonomi pada suatu

keberlangsungan suatu perusahaan, terutama perusahaan-perusahaan go public. Peningkatan jumlah perusahaan go public diikuti dengan tingginya

BAB I PENDAHULUAN. sumber eksternal untuk mendapatkan dana ialah dengan go public atau. menjual saham perusahaan kepada para investor di pasar modal.

PERBEDAAN AUDIT REPORT LAG BERDASARKAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK, OPINI AUDIT DAN JENIS INDUSTRI. Harini Antika Puspa Lensa Rustiana

BAB I PENDAHULUAN. pengguna lainnya untuk mengambil keputusan (Setiawan, 2013 ).

BAB V PENUTUP. data sampel perusahaan banking go publik di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan, utamanya perusahaan yang telah go public.

BAB I PENDAHULUAN. yang diselesaikan oleh auditor. Perbedaan waktu ini dalam audit sering disebut audit

BAB I PENDAHULUAN. Standar Akuntansi Keuangan ( 2014 ), terdapat empat karakteristik kualitatif untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. investor (Jumratul dan Wiratmaja, 2014: 63 dalam Apriyani, 2015). Perusahaan

BAB V PENUTUP. 1. Audit report lag perusahaan yang diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Big

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan perkembangan perusahaan go public. Pasar yang efisien dan efektif

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan publik di Indonesia telah mengalami perkembangan yang pesat.

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan media komunikasi antara manajemen (intern

BAB V PENUTUP. data sampel perusahaan real estate dan properti pada tahun Teknik

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN WHOLESALE AND RETAIL YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh investor sebagai sinyal yang buruk bagi perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. permintaan akan audit laporan keuangan. Setiap perusahaan yang go public

BAB I PENDAHULUAN. informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas suatu entitas

BAB I PENDAHULUAN. standar akuntansi keuangan dan telah diaudit oleh akuntan publik yang terdaftar di

BAB I PENDAHULUAN. Banyak pihak seperti manajemen, pemegang saham, kreditur, pemerintah dan

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan laporan tahunan (annual report) kepada Bursa Efek Indonesia

BAB I PENDAHULUAH. pembinaan, pengaturan, dan pengawasan sehari-hari Pasar Modal dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan memiliki peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. cost-benefit, dan materialitas. Relevansi informasi keuangan dapat dilihat

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang sudah go public wajib menyampaikan laporan keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam proses pengukuran maupun penilaian kinerja suatu

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP AUDIT REPORT LAG

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan yang pesat. Perkembangan ini mengakibatkan permintaan akan audit

BAB I PENDAHULUAN. dapat menentukan keberlangsungan suatu perusahaan (going concern). Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan go public memiliki kewajiban untuk mempublikasikan

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas yang dilakukan oleh perekonomian nasional dan internasional sehingga

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaporan keuangan adalah laporan keuangan itu sendiri. Menurut Belkaui

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Perusahaan membutuhkan tambahan dana untuk mempertahankan dan

BAB I PENDAHULUAN. penting sebagai penyedia informasi suatu perusahaan (Suardi, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam

BANKING. Oleh : SEKOLAH SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. auditor yang profesional. Saat ini banyak perusahaan yang sudah go public maka

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran dan penilaian kinerja suatu perusahaan, terutama perusahaan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien. Pasar modal di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan dalam proses pengukuran dan penilaian kinerja suatu

BAB I PENDAHULUAN. Calon investor yang akan melakukan investasi di pasar modal perlu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal sebagai lembaga investasi yang mempunyai fungsi ekonomi dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mendukung keberlangsungan suatu perusahaan. Menurut IAI dalam. pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. berkepentingan dalam pengambilan keputusan. Selain itu laporan keuangan. perusahaan (Widosari dan Rahardja, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kepentingan atas informasi tersebut (Belkaui dalam Wicaksono,

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai perusahaan go public. Sehingga perkembangan perusahaan go

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Keuangan (PSAK) No.1 terdiri dari komponen-komponen, (a) Neraca, (b)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan ekonomi dan tumbuh pesatnya perusahaan-perusahaan di

BAB I PENDAHULUAN. miliki serta kinerjanya kepada calon investor, calon kreditor, dan para

BAB I PENDAHULUAN. kepemilikan atas perusahaan dalam bentuk efek kepada masyarakat luas, laporan

BAB I PENDAHULUAN. Ketepatan waktu mempublikasikan laporan keuangan tergantung dari lamanya

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan go public di Indonesia menjadikan laporan keuangan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. keuangan merupakan cara untuk menyampaikan informasi-informasi dan. manajemen perusahaan untuk periode mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. badan regulasi pasar modal (Bapepam). Tujuan laporan keuangan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang berperan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan merupakan ringkasan informasi yang menyajikan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP AUDIT REPORT LAG PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengukur dan menilai kinerja perusahaan serta mendukung keberlangsungan

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Dalam hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pasar modal di Indonesia yang semakin berkembang pesat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting yang

BAB I PENDAHULUAN. dan penilaian kinerja perusahaan serta bermanfaat untuk pengambilan keputusan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan yang telah terdaftar di bursa efek Indonesia berkewajiban

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bila tidak disajikan secara akurat,lengkap dan tepat

PENDAHULUAN. akuntansi yang dirancang untuk memberikan informasi kepada calon investor, calon kreditor,

BAB I PENDAHULUAN. tepat waktu untuk digunakan dalam pengambilan keputusan.

BAB I PENDAHULUAN. mungkin dapat tertutupi hanya dengan mengandalkan sumber daya internal. Salah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Akuntansi dan keuangan telah berkembang seiring dengan perkembangan kegiatan bisnis. Laporan keuangan mempunyai peran yang penting dalam proses pengukuran dan penilaian kinerja perusahaan demi suatu pengambilan keputusan di perusahaan. Banyak pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan terkait dengan laporan keuangan, seperti manajemen, pemegang saham, kreditor, pemerintah dan para pemangku kepentingan yang lainnya. Setiap perusahaan yang publik diwajibkan untuk menyampaikan laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan dan yang telah diaudit oleh kantor akuntan publik yang terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal. Ketepatan waktu (timeliness) merupakan salah satu karakteristik penting dalam laporan keuangan baik laporan keuangan pokok dan catatan atas laporan keuangan. Ketepatan waktu pelaporan keuangan di atur dalam Undangundang no. 8 tahun 1995 (Imam Subekti dan Novi Widiyanti, 2004). Peraturan itu menyatakan bahwa perusahaan publik wajib menyampaikan laporan keuangan secara berkala kepada Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) dan mengumumkannya kepada masyarakat luas. Hal ini membuat adanya perlindungan bagi para pemegang saham karena laporan keuangan yang disampaikan dapat dianggap sebagai good news ataukan bad news. 1

2 Badan Pengawas Pasar Modal mewajibkan laporan keuangan harus diauditkarena laporan keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban manajemen kepada pemilik saham dan juga bagi pengambilan keputusan. Laporan keuangan menyediakan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja perusahaan, dan perubahan posisi keuangan. Sedangkan, tugas auditor adalah menilai kewajaran penyajian laporan keuangan. Selain itu, auditor harus memberikan opini atas kewajaran laporan keuangan tersebut (Mulyadi, 2002). Hasil audit atas perusahaan publik mempunyai konsekuensi dan tanggung jawab yang besar. Adanya tanggung jawab yang besar ini memacu auditor untuk bekerja secara lebih professional sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). Pada tahun 1996, BAPEPAM mengeluarkan lampiran keputusan Ketua BAPEPAM No. 80/PM/1996, yang mewajibkan bagi setiap emiten dan perusahaan publik untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan perusahaan dan laporan auditor independennya kepada BAPEPAM selambat-lambatnya 120 hari setelah tanggal laporan keuangan tahunan perusahaan. Namun sejak tanggal 30 September 2003, BAPEPAM semakin memperketat peraturan dengan dikeluarkannya lampiran surat Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor: Kep- 36/PM/2003 yang menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat yang lazim harus disampaikan kepada BAPEPAM selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Pemeriksaan laporan keuangan oleh auditor yang bertujuan untuk memberikan nilai kewajaran terhadap suatu penyajian laporan keuangan

3 memerlukan waktu yang cukup panjang. Hal ini disebabkan karena terbatasnya jumlah karyawan yang akan melakukan audit, banyaknya transaksi yang harus diaudit, kerumitan dalam transaksi, dan pengendalian intern yang kurang baik (Petronila dan Thio Anastasia, 2007). Tertundanya penyampaian atau publikasi laporan keuangan dapat dipengaruhi oleh jangka waktu pelaporan audit (Audit report lag). Audit report lag adalah jangka waktu antara tanggal tahun buku perusahaan berakhir sampai dengan tanggal laporan audit (Petrolina dan Thio Anastasia, 2007). Berdasarkan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Standar Akuntansi Keuangan (IAI, 2009), laporan keuangan harus memenuhi empat karakteristik kualitatif yang merupakan ciri khas informasi laporan keuangan yang berguna bagi para pemakainya. Keempat karakteristik tersebut yaitu dapat dipahami, relevan, andal, dan dapat diperbandingkan. Untuk mendapatkan informasi yang relevan tersebut, terdapat beberapa kendala, salah satunya adalah kendala ketepatan waktu. Hal ini sesuai dengan PSAK No.1 Tentang Penyajian Laporan Keuangan paragraf 43, yaitu jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka informasi yang dihasilkan akankehilangan relevansinya. Keterlambatan informasi akan menimbulkan reaksi negatif dari pelaku pasar modal, karena infromasi yang dihasilkan dianggap tidak relevan lagi. Keinginan untuk menyajikan laporan keuangan tepat waktu sering dihadapkan dengan berbagai kendala. Salah satu kendala adalah adanya keharusan laporan keuangan untuk diaudit oleh Akuntan Publik. Hambatan ini juga terlihat dari

4 Stándar Pemeriksaaan Akuntan Publik pada standar ketiga yang menyatakan bahwa audit harus dilaksanakan dengan penuh kecermatan dan ketelitian serta pengumpulan alat-alat pembuktian yang cukup memadai (Sistya Rachmawati, 2008). Penelitian ini merupakan penelitian lebih lanjut dari penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan oleh Anike dan Supriyati (2011), Febrianty (2011), Meylisa & Estralita (2010), Novice Lianto& Budi Hartono (2010), Dewi Lestari (2010), Supriyati & Diyah (2009), Andi Kartika (2009), Sistya Rachmawati (2008), Weddie Andiyanto (2008), Supriyati & YuliasriRolinda (2007), Prabandari & Rustiana (2007), Joicendra Nahumury (2007), Wiwik Utami (2006), Luciana & Lucas Setiadi (2006), Garindra Paniwinata (2006),Ratnawati dan Toto Sugiharto (2005), Imam Subekti &Novi Widiyanti (2004). Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya di Indonesia, rata-rata audit report lag dari tahun ke tahun meningkat. Penelitian Halim (2000) dalam (Wiwik Utami, 2006), rata-rata audit report lag yang terjadi 85 hari (1997). Sedangkan,penelitian yang dilakukan Made Gede Wirakusuma (2004) menunjukkkan bahwa rata-rata audit report lag pada tahun 2001 sebanyak 99,92 hari. Penilitian Imam Subekti & Novi Widiyanti (2004) rata-rata audit report lag tahun 2011 adalah 98,38 hari. Rata-rata audit report lag di Indonesia ini tergolong lebih panjang dibandingkan dengan diluar negeri, misalnya di Kanada lebih pendek, yaitu lebih cepat 21,95 hari dibandingkan dengan di Indonesia. (Halim, 2000) dalam (Wiwik Utami, 2006).

5 Penelitian Supriyati dan Yuliasri Rolinda (2007) menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari tingkat Profitabilitas terhadap audit report lag.namun, dalam penelitian Andi Kartika (2009) menunjukkan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap audit report lag. Tingkat Solvabilitas (Debt to equity ratio)yang tinggi merupakan sinyal perusahaan berada dalam kesulitan keuangan dan jika ingin mengurangi tingkat resiko dapat dilakukan dengan memundurkan publikasi laporan keuangan dan mengulur pekerjaan audit selama mungkin. Penelitian Carslaw and Kaplan (1991) dalam (Imam Subekti dan Novi Widiyanti, 2004) perusahaan yang melaporkan kerugian mungkin akan meminta auditor untuk mengatur waktu auditnya lebih lama dibandingkan biasanya. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tersebut mengandung tingkat resiko tinggi dan dapat memacu auditor untuk meningkatkan kewaspadaan bahwa laporan keuangan kurang dapat dipercaya sehingga perlu diaudit dengan lebih seksama Ahmad dan Khairul Anwar Kamarudin(2002) dalam (Supriyati dan Diyah,2009). Hal itu sependapat pula dengan hasil penelitian Made Gede Wirakusuma (2004); Sistya Rachmawati (2008); Novice Lianto dan Budi Hartono (2010); Andi Kartika (2011); Febrianty (2011), menunjukkan bahwa Solvabilitas memiliki pengaruh terhadap audit report lag. Di dalam penelitian Supriyati dan Diyah (2009) hasilbahwa untuk variabel Solvabilitas yang dilihat dari DER (Debt to Eqiuty Ratio) tidak berpengaruh terhadap audit report lag. Faktor lain yang mempengaruhi audit report lag adalah Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP). Hasil penelitian Imam Subekti dan Novi Widiyanti

6 (2004); Supriyati dan Yuliasri Rolinda (2007); Sistya Rachmawati (2008); Supriyati dan Diyah (2009); Meylisa dan Estralita (2010), menunjukkan bahwa ukuran kantor akuntan publik memiliki pengaruh terhadap audit report lag.supriyati dan YuliasriRolinda (2007) menyimpulkan bahwa KAP besar, dalam hal ini Big Four cenderung lebih cepat menyelesaikan tugas audit dibandingkan KAP nonbig Four. Yuliana dan Aloysia Yanti (2004) juga menyimpulkan bahwa KAP besar, dalam hal ini big four, cenderung untuk lebih cepat menyelesaikan tugas audit yang mereka terima bila dibandingkan dengan non big four. Selain itu, KAP besar lebih banyak mengeluarkan pendapat going concern dari pada KAP kecil. Hal ini mengindikasikan bahwa KAP yang besar lebih menginginkan untuk mengambil sikap yang tepat dalam mengeluarkan pendapat yang sesuai dan memiliki kemampuan teknis untuk mendeteksi going concern perusahaan sehingga lebih menarik klien yang lebih banyak. Penelitian-penelitian yang telah dilakukan seperti penelitian Courtis (1976), Gilling (1977), Ashton dan Elliot (1987) dalam (Imam Subekti dan Novi Widiyanti,2004) menunjukkan bahwa faktor ukuran perusahaan dengan indikator yang tampak dalam total aktiva baik aktiva lancar maupun aktiva tetap memiliki pengaruh yang besar terhadap audit report lag. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu manajemen perusahaan yang berskala besar cenderung diberikan insentif untuk mengurangi audit report lag dikarenakan perusahaan-perusahaan tersebut dimonitor secara ketat oleh investor, pengawas permodalan dan pemerintah. Di samping itu, perusahaan besar pada umumnya telah memiliki sistem pengendalian internal yang lebih baik sehingga memudahkan auditor

7 menyelesaikan pekerjaannya.penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan ketidakkonsistenan pengaruh auditor dengan audit report lag. Penelitian Imam Subekti dan NoviWidiyanti (2004) dan Supriyati dan YuliasriRolinda (2007) berhasil membuktikan bahwa perusahaan yang diaudit oleh KAP afiliasi internasional (KAP Big Four) cenderung lebih cepat dalam menyelesaikan laporan keuangan auditannya. Tetapi, Haron et al (2006) tidak berhasil menemukan pengaruh ukuran KAP dengan audit report lag. Faktor lain yang memiliki pengaruh terhadap audit report lag adalah jenis pendapat auditor yang menunjukkan adanya hubungan positif antara opini dan audit report lag. Untuk perusahaan yang tidak menerima pendapat unquqlified opinion akan menunjukkan audit report lag yang lebih panjang dibanding yang menerima unqualified opinion. Hal ini disebabkan oleh karena perusahaan yang menerima opini selain unqualified opinion dianggap sebagai kabar buruk sehingga penyampaian laporan keuangannya akan diperlambat. Disisi lain, menurut Anike dan Supriyati (2011) menunjukkan bahwa jenis opini tidak mampu membuktikan adanya audit report lag. Imam Subekti dan Novi Widiyanti (2004) dalam (Supriyati dan Diyah, 2009) membuktikan bahwa audit report lag yang lebih panjang dialami oleh perusahaan yang menerima pendapat qualified opinion. Hal ini dikarenakan proses pemberian pendapat qualified tersebut melibatkan negoisasi dengan klien, konsultasi dengan patner audit yang lebih senior atau staf teknis dan perluasan lingkup audit, sedangkan perusahaan yang menerima pendapat unqualified opinion merupakan berita baik bagi perusahaan. Perusahaan yang menerima

8 pendapat unqualified akan melaporkan laporan keuangan tepat waktu. Disisi lain, hasil penelitian Supriyati dan Yuliasri Rolinda (2007); Supriyati dan Diyah (2009); Meylisa dan Estralita (2010); Joicenda Nahumury (2010); Andi Kartika (2011); justru menunjukkan bahwa opini auditor tidak memiliki pengaruh terhadap audit report lag. Faktor selanjutnya yang dapat mempengaruhi audit report lag adalah lamanya perusahaan menjadi klien sebuah kantor akuntan publik. Menurut, Peraturan Menteri Keuangan No: 17/PMK.01/2008 terkait dengan Bidang Jasa bagian kedua tentang Pembatasan Masa Pemberian Jasa pasal 3 menyatakan bahwa pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dilakukan oleh KAP paling lama 6 tahun buku berurut-urut dan oleh seorang Akuntan Publik paling lama untuk 3 tahun buku berurut-urut. Hasil penelitian Ashton (1987) dalam (Wiwik Utami, 2006) menemukan bahwa semakin lama menjadi klien KAP, semakin pendek audit report lag. Hal ini dikarenakan KAP tidak perlu lagi memahami karakteristik perusahaan, sistem pengendalian internal perusahaan, dan sebagainya. Hasil ini berbeda dengan yang ditemukan Halim (2000) yaitu semakin lama menjadi klien KAP maka semakin lama audit report lag, hal ini kemungkinan disebabkan oleh skala perusahaan yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun kecuali tahun 1997 (karena krisis moneter). Penelitian terdahulu sebagian besar menunjukkan ketidakkonsistenan hasildengan variabel yang berbeda-beda di dalam penelitian dan sampel perusahaan yang digunakan, dimana semua itu pernah diuji sebelumnya. Adanya

9 perbedaan kondisi laporan keuangan dan hasil penelitian yang berbeda dengan variabel yang pernah diuji sebelumnya, maka penelitiberusaha mengkombinasikan variabel-variabel terdahulu untuk diuji dengan sampel dan tahun penelitian yang berbeda. Pemilihan variabel yang diuji kembali dari penelitian-penelitian sebelumnya adalah profitabilitas, solvabilitas, ukuran KAP, ukuran perusahaan, jenis opini dan lamanya klien di KAP. Penelitian ini menambahkan variabel yang masih jarang diteliti yaitu variabel lamanya klien di KAP menjadi alasan dilakukan kembali penelitian mengenai audit report lag. Sampel dalam penelitian ini yaitu perusahaan bankinggo public di Bursa Efek Indonesia. Alasan digunakannya sampel banking go publicini karena menurut peraturan nomor X.K.7 tentang Jangka Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Berkala dan Laporan Tahunan Emiten yang efeknya tercatat di Bursa Efek di Indonesia menyatakan bahwapasar Modal, BAPEPAM LK berwenang mengenakan sanksi terhadap setiap pihak yang melanggar ketentuan atau pihak yang menyebabkan terjadinya pelanggaran ketentuan peraturan ini. Peraturan Bank Indonesia nomor 14/PBI/2012 tentang Transparansi dan Publikasi Laporan Bank pada bab IV menyatakan bahwa bagi perbankan yang terlambat melaporkan laporan bank baik secara bulanan, triwulan, maupun tahunan akan dikenakan sanksi sesuai ketentuan dan pengumuman nama atas sanksi pada website Bank Indonesia. Hal ini yang menjadi dasar perusahaan bankinggo public harus mampu untuk melaporkan laporan keuangannya secara tepat waktu.

10 Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan tema Pengujian Empiris Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Audit Report Lag Pada Perusahaan Banking Go Public Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2011. Hasil penelitian diharapkan memberikan informasi pada penelitian-penelitian lebih lanjut terkait dengan audit report lag. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan dalam penelitian ini, maka rumusan masalah yang diajukan adalah sebagai berikut: 1. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap audit report lag pada perusahaan bankinggo public tahun 2007-2011? 2. Apakah solvabilitas berpengaruh terhadap audit report lag pada perusahaan bankinggo public tahun 2007-2011? 3. Apakah ukuran KAP berpengaruh terhadap audit report lag pada perusahaan bankinggo public tahun 2007-2011? 4. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit report lag pada perusahaan bankinggo public tahun 2007-2011? 5. Apakah jenis opini berpengaruh terhadap audit report lag pada perusahaan banking go public tahun 2007-2011? 6. Apakah lamanya perusahaan menjadi klien di KAP berpengaruh terhadap audit report lag pada perusahaan banking go public tahun 2007-2011?

11 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, adalah untuk: 1. Menemukan bukti empiris pengaruh profitabilitas terhadap audit report lag pada perusahaan banking go public tahun 2007-2011. 2. Menemukan bukti empiris pengaruhsolvabilitas terhadap audit report lag pada perusahaan banking go public tahun 2007-2011. 3. Menemukan bukti empiris pengaruh ukuran KAP terhadap audit report lag pada perusahaan banking go public tahun 2007-2011. 4. Menemukan bukti empiris pengaruh ukuran perusahaan terhadap audit report lag pada perusahaan bankinggo public tahun 2007-2011. 5. Menemukan bukti empiris pengaruh jenis opiniterhadap audit report lag pada perusahaan bankinggo public tahun 2007-2011. 6. Menemukan bukti empiris pengaruh lamanya perusahaan menjadi klien di KAP terhadap audit report lag pada perusahaan bankinggo public tahun 2007-2011. 1.4. Manfaat Penelitian Program ini memiliki manfaat guna bagi beberapa pihak, diantaranya: 1. Bagi Perusahaan Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada pihak manajemen perusahaan terkait dengan pengaruh profitabilitas, solvabilitas, ukuran KAP, ukuran perusahaan, jenis opinidan lamanya klien di KAP terhadap audit report lag bagi perusahaan banking.

12 2. Bagi Auditor dan Kantor Akuntan Publik Penelitian ini dapat memberikan informasi atas hasil penelitian kepada para auditor yang diharapkan mampu meningkatkan kualitas jasa dan menjaga kepercayaan klien. 3. Bagi Penulis Penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan penulis mengenai segala hal terkait dengan audit report lag dan Akuntansi. 1.5. Sistematika Penulisan Skripsi Untuk mendapatkan gambaran utuh secara jelas dan menyeluruh mengenai penulisan penelitian ini, maka penulisan disusun sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Bab ini meliputi latar belakang masalah yang menjadi dasar pemikiran atau latar belakang penelitian ini untuk selanjutnya disusun rumusan masalah dan diuraikan tentang tujuan dan manfaat penelitian, serta disusun sistematika penulisan diakhir bab ini. BAB II : TELAAH PUSTAKA Bab ini meliputi tentang landasan teori yang menjadi dasar dari penelitian dan penelitian terdahulu yang dijadikan dasar dalam perumusan hipotesis dan analisis penelitian ini. Setelah itu diuraikan dan digambarkan kerangka pemikiran dari penelitian kemudian disebutkan hipotesis-hipotesis yang ingin diuji dalam penelitian ini.

13 BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan mengenai bagaimana penelitian ini dilakukan secara operasional. Bab ini terdiri atas rancangan penelitian, batasan penelitian, Identifikasi variabel, definisi operasional dan pengukuran variabel, instrument penelitian, dan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini serta definisi operasionalnya. Kemudian dijelaskan mengenai populasi, sampel, tekni pengambilan sampel, jenis dan sumber data yang digunakan, serta metode pengambilan data dan diakhiri dengan alat analisis yang digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh. BAB IV : GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA Bab ini penulis menjelaskan tentang gambaran subyek penelitian, analisis data, dan mengenai pembahasan dari penelitian. BAB V : PENUTUP Bab ini penulis akan menjelaskan mengenai dari kesimpulan penelitian, keterbatasan-keterbatasan penelitian, dan saran untuk penelitian selanjutnya.