BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR). Angka Kematian Bayi tidak berdiri sendiri,

Karya Tulis Ilmiah. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Gizi. Disusun Oleh: MUJI RAHAYU J.

BAB I PENDAHULUAN. harus diperhatikan oleh ibu. Salah satu pemenuhan kebutuhan gizi bayi ialah

BAB IV METODE PENELITIAN

JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA. Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1 pendidikan dokter

BAB I PENDAHULUAN. seorang ibu yang baru saja melahirkan dan diberikan kepada bayi langsung

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah air susu yang diberikan kepada bayi sejak

mencukupi kebutuhan pertumbuhan sampai usia sekitar empat bulan. Setelah untuk bayi yang mendapat makanan tambahan yang tertumpu pada beras.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi khususnya balita stunting dapat menghambat proses

BAB 1 : PENDAHULUAN. diatasi secara dini dapat berlanjut hingga dewasa. (1) anak, baik pada saat ini maupun masa selanjutnya serta dapat menyebabkan

BAB V PEMBAHASAN. kesehatan ibu, yang akhirnya akan memengaruhi perilaku hidup sehat (Rossen et

BAB I PENDAHULUAN. satu-satunya makanan yang terbaik untuk bayi, karena memiliki. komposisi gizi yang paling lengkap untuk pertumbuhan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian balita dalam kurun waktu 1990 hingga 2015 (WHO, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. The World Health Report Tahun 2005 dilaporkan Angka Kematian Bayi Baru

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN MENGIKUTI PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

BAB I PENDAHULUAN. mendukung pertumbuhan otak bayi yaitu sesuatu yang tidak dapat diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam tumbuh kembang, karena terbukti memiliki manfaat

BAB I PENDAHULUAN. enam bulan pertama kehidupan bayi (Saleha, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan seorang anak selain memperoleh nutrisi yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. Fun (UNICEF), dan Departemen Kesehatan Republik Indonesia melalui. SK.Menkes No.450/Menkes./SK/IV/2004 tanggal 7 April 2004 telah

BAB I PENDAHULUAN. secara eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan (IDAI, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. kandungan gizinya sesuai untuk kebutuhan bayi. Zat-zat gizi yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi dan

LAMPIRAN KUESIONER Identitas Pengetahuan

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun Oleh : SARI DEWI MINTARDJA J

HUBUNGAN ANTARA UMUR PERTAMA PEMBERIAN MP ASI DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 6 12 BULAN DI DESA JATIMULYO KECAMATAN PEDAN KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. kurang dalam hal pemberian makanan yang baik (Akhsan, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. payudara ibu. Air Susu Ibu Eksklusif yang selanjutnya disebut ASI Eksklusif

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi yang baik pada balita (Dinkes, 2007). Perwakilan UNICEF di Indonesia

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masyarakat pekerja mempunyai peranan & kedudukan yang sangat

I. PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Lata


Artikel Pola Asuh Gizi Pada Bayi Anak Makalah Pengertian Contoh

BAB I PENDAHULUAN. Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) (Kementrian Kesehatan RI, juga mengacu kepada Resolusi World Health Assembly (WHA),

Kata Kunci: Sikap Ibu, Dukungan Suami, Pemberian ASI Eksklusif

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA PERAWAT DI RS MEDISTRA, JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk meningkatkan mutu sumber daya yang sehat,

BAB I PENDAHULUAN. psikologis dan sosial dalam masa transisi menjadi seorang ibu. (Afiyanti, 2003) Minggu-minggu pertama setelah kelahiran bayi,

BAB I PENDAHULUAN. Anak yang sehat semakin bertambah umur semakin bertambah tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 sebesar 34 per kelahiran hidup.

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan data dari United Nations Children's Fund (UNICEF) pada tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. sebagai makanan utama bayi. Pada awal kehidupan, seorang bayi sangat

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Hal ini terbukti dengan masih ditemukannya kasus gizi kurang dan gizi

BAB I PENDAHULUAN. penurunan tingkat kecerdasan. Pada bayi dan anak, kekurangan gizi akan menimbulkan

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BINTUHAN KABUPATEN KAUR

BAB I PENDAHULUAN. balita yang cerdas. Anak balita salah satu golongan umur yang rawan. masa yang kritis, karena pada saat itu merupakan masa emas

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi yang diberikan pada bayi sangat

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan generasi yang berkualitas. Modal dasar pembentukan manusia

DAFTAR ISI PERNYATAAN...

protein, natrium, klorida, dan besi untuk memenuhi kebutuhan bayi yang prematur.

BAB I PENDAHULUAN. ASI merupakan nutrisi alamiah terbaik bagi bayi karena mengandung

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. melalui perbaikan perilaku masyarakat dalam pemberian makanan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan, setelah persalinan, dan masa menyusui bayi. Pada ibu bekerja

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DINI DENGAN PERTUMBUHAN BAYI DI DESA PAKIJANGAN KECAMATAN BULAKAMBA KABUPATEN BREBES

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) tahun 2013 diare. merupakan penyebab mortalitas kedua pada anak usia

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BALITA DI KELURAHAN BRONTOKUSUMAN KECAMATAN MERGANGSAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI BAYI DENGAN PERTUMBUHAN PERKEMBANGAN BAYI USIA 6-12 BULAN DI DESA MANGGUNG SUKOREJO MUSUK BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan 2010 bahwa kejadian diare pada bayi terus meningkat dan

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuh kembang bayi pada tahun pertama sangat penting untuk. diperhatikan, oleh karena itu bayi merupakan harapan penerus bangsa.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara dan jumlah yang tidak memenuhi kebutuhan. 2

BAB I PENDAHULUAN. Program Millenium Development Goals (MDG s) yang terdiri dari delapan

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting diperhatikan oleh ibu. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada bayi

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dahulu Air Susu Ibu merupakan makanan yang terbaik untuk bayi, karena

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA HARJOBINANGUN PURWOREJO GITA APRILIA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) adalah nutrisi terbaik bagi bayi. ASI ibarat emas yang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai tolak ukur keberhasilan kesehatan ibu maka salah satu indikator

Volume 3 / Nomor 2 / November 2016 ISSN : HUBUNGAN PEKERJAAN IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. intoleran. Dampak negatif penyakit diare pada bayi dan anak-anak adalah

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat sebagai makanan bayi (Maryunani, 2012). diberikan sampai usia bayi 2 tahun atau lebih (Wiji, 2013).

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PRIMIPARA DI KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Latar belakang. Air susu ibu (ASI) merupakan air susu yang berasal dari payudara ibu. Di

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI MENGGUNAKAN DOT DENGAN KEBERHASILAN ASI EKSLUSIF PADA IBU MENYUSUI DI POSYANDU WILAYAH PUSKESMASDANUREJAN I YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. mulut pada masyarakat. Berdasarkan laporan United States Surgeon General pada

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI HASIL PENELITIAN. Kesimpulan penelitian Manfaat Penyuluhan Gizi dalam Upaya Peningkatan

61 c. Setelah bayi diberikan susu formula untuk latihan menghisap, barulah diberikan ASI pertama d. Menunggu bayi menangis terus karena kelaparan 4.

BAB I PENDAHULUAN. termasuk anak, remaja, ibu hamil dan ibu menyusui dengan kegiatan pokok

BAB 1 PENDAHULUAN. postpartum adalah masa yang dimulai dari tanda akhir periode intrapartum

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Luas wilayah seluruhnya yaitu 1.357,24 km 2. Puskesmas Urangagung adalah gedung Puskesmas Induk, Puskesmas

BAB 1 : PENDAHULUAN. sedini mungkin, bahkan sejak masih dalam kandungan. Usaha untuk mencapai

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. World Health Organization (WHO)/United Nations International

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan ASI eksklusif atau pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi

ARIS SETYADI J

BAB I PENDAHULUAN. dan menurunnya prevalensi gizi kurang pada anak balita. World Health

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, ASI juga dapat melindungi kesehatan Ibu mengurangi

BAB 1 PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai. kehidupannya dengan cara yang paling sehat.

BAB I PENDAHULUAN. menunjukan bahwa 57% tenaga kerja Indonesia adalah wanita Indonesia.

1

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian. Air susu ibu (ASI) adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu, yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan sekaligus minuman yang diberikan oleh ibu kepada bayinya. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyatakan ASI menyediakan semua nutrisi yang diperlukan oleh bayi. ASI mengandung komponen makronutrien karbohidrat, protein, dan lemak serta mikronutrien berupa vitamin dan mineral ditambah air sehingga bayi sudah tercukupi kebutuhannya selama enam bulan pertama tanpa perlu minuman atau makanan tambahan lain. 1, 2 Studi pada negara berkembang menunjukkan bahwa menyusui memiliki manfaat jangka pendek yang signifikan khususnya pengurangan morbiditas dan kematian akibat penyakit menular pada anak, serta menurunkan resiko kematian akibat infeksi dalam 2 (dua) tahun pertama kehidupan, serta memperkecil kejadian penyakit yang berkaitan dengan gizi buruk. 3 Dalam rangka mencapai pertumbuhan dan perkembangan bayi yang optimal ASI perlu diberikan secara eksklusif tanpa tambahan asupan nutrisi lainnya hingga bayi berusia 6 (enam) bulan dan dapat dilanjutkan sampai anak usia 2 (dua) tahun dengan makanan pendamping asi yang sesuai. 4 Manfaat ASI eksklusif yang baik merupakan anugerah Tuhan yang menjadi hak setiap bayi. Namun, belum semua ibu memiliki kesadaran untuk memberikan hak bayinya secara penuh tersebut selama 6 bulan melalui ASI eksklusif. Seperti dicantumkan pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PPRI) nomor 33 tahun 2012 bab III menyatakan : Setiap ibu yang melahirkan harus memberikan ASI eksklusif kepada Bayi yang dilahirkannya. 5 Saat ini, upaya peningkatan pemberian ASI telah menjadi tujuan global. Setiap tahun pada tanggal 1-7 Agustus adalah pekan ASI sedunia. Pada saat itu kegiatan program ASI akan dievaluasi. Di Indonesia pemerintah memberlakukan berbagai 1

macam peraturan mengenai ASI Eksklusif. Bahkan sejak tahun 1992 sudah dilakukan kegiatan Rumah Sakit Sayang Bayi kemudian ditambah adanya Rumah Sakit Sayang Ibu pada 1999. Dengan harapan program ASI Eksklusif di Indonesia menjadi lebih baik. 6 Ironisnya, Pemberian ASI Eksklusif masih belum seperti yang diharapkan. Menurut hasil grafi Kesehatan Indonesia tahun 2002-2003 presentase anak di bawah usia 6 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif adalah 39,5%. 7 Dari data Profil Kesehatan Kota Semarang diketahui cakupan ASI eksklusif pada tahun 2009 sebesar 24,53% tahun 2010 sebesar 25,10% tahun 2011 sebesar 24,19% dan tahun 2012 sebesar 45,23%. Cakupan tersebut masih di bawah Standar Pelayanan Minimal (SPM) Nasional yaitu 80%. 8 Rendahnya cakupan tersebut dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Seperti yang kita ketahui salah satu tugas ibu postpartum adalah menyusui bayinya, walaupun tidak semua ibu dapat melakukannya karena harus kembali ke aktivitas sebelum ibu melahirkan, di antaranya ibu harus kembali bekerja atau melanjutkan pendidikan. Faktor ibu bekerja sering menjadi faktor penting dalam kegagalan menyusui. Hal ini ditunjukkan oleh penelitian sebelumnya ditemukan ibu yang tidak bekerja 3 kali lipat lebih konsisten untuk menyusui dibandingkan dengan ibu yang bekerja. 10 Selain faktor internal, ada banyak faktor yang lain yang mempengaruhi ibu dalam memberikan ASI Eksklusif. Misal, bidan praktek swasta belum mengerti dan belum menerapkan 10 langkah menuju keberhasilan menyusui, adanya penawaran produk susu formula, kebiasaan masyarakat menyapih anak pada usia dini, bahkan anjuran pemberian produk minuman formula untuk bayi di usia 4-6 bulan 8. Selain faktor internal dan eksternal, orang-orang terdekat ibu juga sangat mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif. Setiap tenaga kesehatan dianggap memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan lebih untuk melakukan upaya kesehatan sehingga berpotensi untuk mempengaruhi besar kecilnya angka keberhasilan program ASI Eksklusif yang sedang berjalan di Republik Indonesia. 2

PPRI nomor 33 Tahun 2012 Bab I pasal 1 bulir ke 7 menyatakan : Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/ atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan. Sehingga setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan adalah termasuk dalam kelompok tenaga kesehatan, tanpa terkecuali mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS1). PPDS1 yaitu program pendidikan bagi dokter umum untuk memperdalam ilmunya pada bidang spesialis tertentu. Dokter umum yang melanjutkan pendidikan sebagai dokter spesialis disebut residen. Lama pendidikan ini bervariasi dengan tingkat kesibukan yang berbeda beda, padahal banyak diantaranya yang memiliki anak saat menempuh PPDS1. Berdasarkan hal-hal diatas maka dianggap perlu dilakukan penelitian mengenai pelaksanaan PPRI nomor 33 tahun 2012 tentang pemberian ASI eksklusif oleh mahasiswa PPDS1 di Universitas Diponegoro (UNDIP), Kota Semarang, Propinsi Jawa Tengah. Karena mahasiswa PPDS1 dianggap lebih homogen, sedang dalam usia produktif yang tidak terpaut jauh dengan peneliti serta sebagai bagian dari tenaga kesehatan, yang harusnya membantu keberhasilan program ASI eksklusif, sehingga hak bayi untuk mendapatkan ASI Eksklusif dapat diberikan. 1.2 Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang diatas disusun permasalahan umum penelitian sebagai berikut : Apakah masih ada ibu (dengan status mahasiswa PPDS1 UNDIP) yang tidak menjalankan kewajibannya dalam memberikan ASI Eksklusif? Permasalahan penelitian tersebut selanjutnya dijabarkan menjadi permasalahan khusus sebagai berikut : a. Apakah faktor aktivitas ibu sebagai mahasiswa berpengaruh terhadap pemberian ASI Eksklusif? b. Apakah faktor kebijakan akademik tiap divisi ilmu (peraturan bagian) berpengaruh terhadap pemberian ASI Eksklusif? 3

c. Apakah faktor pengetahuan terhadap PPRI no.33 tahun 2012 berpengaruh terhadap pemberian ASI Eksklusif? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Tujuan penelitian ini ialah untuk mendapatkan informasi jumlah ibu (dengan status mahasiswa PPDS1 UNDIP) yang tidak memenuhi kewajiban dalam memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya. 1.3.2 Tujuan Khusus a. Menganalisis hubungan antara aktifitas ibu sebagai mahasiswa PPDS1 UNDIP dengan pemberian ASI Eksklusif. b. Menganalisis hubungan antara kebijakan akademik tiap divisi ilmu (peraturan bagian) PPDS Universitas Diponegoro dengan pemberian ASI eksklusif. c. Menganalisis hubungan antara pengetahuan ibu sebagai mahasiswa PPDS1 UNDIP mengenai PPRI nomor 33 tahun 2012 dengan pemberian ASI Eksklusif. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat untuk ilmu pengetahuan Hasil penelitian ini diharapkan menjadi tambahan pengetahuan tentang pemberian ASI eksklusif dan pengetahuan mengenai PPRI no.33 tahun 2012. 1.4.2 Manfaat untuk pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan informasi dalam membuat kebijakan akademik untuk mendukung keberhasilan program ASI Eksklusif. 4

1.4.3 Manfaat untuk penelitian Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai tolak ukur keberhasilan program PPRI mengenai ASI eksklusif, serta diharapkan dapat menjadi masukan bagi penelitian selanjutnya. 1.5 Keaslian Penelitian Berdasarkan penelusuran pustaka penelitian tentang pelaksanaan PPRI no.33 tahun 2012 terhadap ibu dengan status mahasiswa PPDS1 belum pernah dilakukan sebelumnya. Namun sudah ada penelitian ASI terhadap ibu dengan status pegawai kesehatan dengan variabel, tempat, dan subyek yang berbeda-beda. Penelitian lain yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif oleh ibu yang bekerja dan ibu sebagai tenaga kesehatan dapat dilihat pada Tabel1. Tabel 1. Keaslian Penelitian no Peneliti dan Waktu Penelitian 1. Peneliti : Hartatik [skripsi] Judul penelitian Faktor-faktor yang memengaruhi tenaga kesehatan wanita dalam pemberian ASI Eksklusif Puskesmas Bahorok Kabupaten Langkat tahun Desain Hasil Penelitian Penelitian Cross sectional Didapatkan hasil 20% responden yang memberikan ASI Eksklusif. ada hubungan pekerjaan, pendidikan, iklan susu formula, dukungan suami 5

2. Peneliti : Shanty Wulandari, dkk Bandung, Jawa Barat Tahun 2008 [nursing journal] 2010 11. dengan pemberian ASI eksklusif. Hubungan Deskriptif Ada hubungan Pengetahuan dan Korelasional pengetahuan dan Sikap dengan sikap dengan Pemberian ASI pemberian ASI Eksklusif oleh Eksklusif oleh ibu ibu-ibu yang ibu bekerja sebagai yang bekerja sebagai perawat di RS AL perawat di RS. Al- Islam kota Islam Kota Bandung Bandung 12. 3. Peneliti : Faktor-faktor Cross sectional Ada hubungan antara Riana Puspa yang umur ibu, tingkat Dewi berhubungan pendidikan ibu, sikap, Jakarta, 2008 dengan pemberian lama waktu bekerja, ASI Eksklusif sarana menyusui pada perawat di ditempat kerja, rumah sakit dukungan suami, dan Medistra dukungan Jakarta 13. atasan dengan pemberian ASI Eksklusif. Penelitian yang akan dilakukan berbeda dengan penelitian sebelumnya. Perbedaan tersebut adalah : 6

a. Subyek pada penelitian sebelumnya adalah perawat dan tenaga kesehatan wanita sedangkan subyek pada penelitian ini adalah dokter wanita khususnya mahasiswa PPDS1 b. Lokasi pada penelitian sebelumnya berada pada Rumah Sakit serta Puskesmas di luar kota Semarang sedangkan lokasi pada penelitian ini berada di RSUP dr.kariadi Semarang c. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2013 sampai 2014 d. Pelaksanaan PPRI no.33 tahun 2012 belum dilakukan oleh penelitian sebelumnya. 7