BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam rangka melakukan analisis dan adaptasi terhadap kurikulum, materi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Quasi Experiment yang dilakukan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi. eksperimen dengan one group pre-test and post-test design.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain eksperimen one-group pretest-posttest. Desain eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan metode eksperimen yaitu metode penelitian yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre Experimental Design

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Campbell & Stanley dalam Arikunto (2006 : 84) mengelompokkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009).

BAB III. Metodologi Penelitian. Contextual Teaching and Learning (CTL). Metode penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode pre- experiment.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan yaitu metode penelitian eksperimen dengan desain

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode Pre-eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ini diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dilaksanakan adalah randomized control group pretest-posttest design. Dimana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen kuasi dan

Learning berbasis Moodle sebagai media pembelajaran. : Tes akhir (posttest) dilakukan setelah digunakannya E-Learning

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu dan metode deskriptif. Untuk mendapatkan gambaran peningkatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pra eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah bertujuan mengetahui efektivitas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi

(Luhut Panggabean, 1996: 31)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN

O X O Pretest Perlakuan Posttest

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode dan

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu melihat hubungan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua kelompok tersebut tidak dipilih

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, maka penelitian ini menggunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pada satu kelompok siswa (kelompok eksperimen) tanpa ada kelompok

BAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep dan keterampilan proses sains antara siswa yang mendapatkan

: Perlakuan (Pembelajaran dengan model pembelajaran M-APOS),

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Perlakuan pada penelitian ini yakni metode Active Learning, diatur

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) menggunakan 4D

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional. Dalam penelitian ini definisi operasionalnya adalah

O 1 X O 2 Pre-test Treatment Post-test

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode pra-eksperimen

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode eksperimen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperiment. Menurut Furqon (2010:19), metode ini dipandang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa menggunakan metode quasi

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan peneliti adalah penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan, maka

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini diuji suatu perlakuan untuk mengetahui hubungan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen karena pengambilan sampel

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experiment). Menurut Suryabrata (2010 : 92) tujuan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan rancangan penelitian diskriptifkomparatif

O 1 X O 2 Keterangan: O 1 : Nilai pretest X : Pembelajaran dengan pendekatan Scientific

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pra-eksperimen dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen ini belu memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. materi, sarana, serta prasarana belajar. Variabel bebas adalah lembar kerja siswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terhadap buku teks terjemahan adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Beberapa istilah yang perlu diberikan penjelasan, agar memberikan gambaran

BAB III METODE PENELITIAN. yang sudah terdaftar dengan kelasnya masing-masing, sehingga tidak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan sebagai penelitian lebih lanjut dari penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode kuasi

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan atau dilaksanakan di SMA Negeri 2 Serui, jalan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN O 1 X O 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengumpulan data, dan teknik analisis data. Penjelasan dari masing-masing

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam rangka melakukan analisis dan adaptasi terhadap kurikulum, materi pembelajaran, proses pembelajaran, dan bentuk evaluasi dari kurikulum Cambridge O Level digunakan metode deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk menjelaskan atau menerangkan peristiwa, mengetahui keadaan sesuatu mengenai apa dan bagaimana, berapa banyak, sejauh mana, dan sebagainya (Arikunto, 2006: 35). Sedangkan untuk melihat peningkatan pemahaman konsep dan tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang dilaksanakan digunakan desain one-group pretest-posttest. Di dalam desain ini, hanya diamati satu kelas saja, yaitu kelas eksperimen. Pola dari one-group pretest-posttest design (Arikunto, 2006:85) yaitu: Pretest Treatment Posttest O 1 X O 2 Di dalam desain ini, dilakukan dua kali tes, yaitu sebelum eksperimen (pretest) dan sesudah eksperimen (posttest). Perbedaan antara pretest (tes awal) dan posttest (tes akhir) diasumsikan sebagai efek dari treatment atau eksperimen. Instrumen yang digunakan untuk melakukan tes awal dan tes akhir merupakan instrumen yang sama. Untuk mengetahui signifikansi perbedaan hasil tes awal dan tes akhir dilakukan analisis dengan menggunakan uji-t. 40

41 B. Alur Penelitian Langkah-langkah yang dilakukan peneliti selama melakukan penelitian digambarkan ke dalam alur penelitian yang ditunjukkan pada Gambar 3.1 ANALISIS Silabus kimia Cambridge O Level dan KTSP Buku ajar kimia Cambridge O Level dan KTSP Proses pembelajaran Cambridge O Level dan KTSP Soal evaluasi dari Cambridge O Level dan KTSP Rancangan Pembelajaran Hidrokarbon yang Mengadaptasi Kurikulum Cambridge O Level Bahan Ajar Hidrokarbon Instrumen Penelitian Validasi Revisi Lembar Observasi untuk Observer Soal Evaluasi Hidrokarbon Angket Siswa Pedoman Wawancara Validasi Revisi Uji Coba Analisis Hasil Uji Coba Revisi Tes awal Pembelajaran Tes akhir Pengisian Angket dan Wawancara Analisis Data Temuan Kesimpulan Gambar 3.1. Alur Penelitian

42 C. Subyek dan Lokasi Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah 29 orang siswa-siswi kelas X di suatu SMA RSBI yang ada di Kota Bandung. D. Instrumen Penelitian Untuk memperoleh data dari penelitian yang dilakukan, perlu dibuat suatu alat yang dapat mengukurnya. Alat atau instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Soal Tes Soal tes yang digunakan dalam bentuk pilihan ganda dan berjumlah 30 soal. Soal ini digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman konsep siswa. Soalsoal tes yang dibuat ada yang langsung diadopsi dari buku Kimia Cambridge O Level dan Cambridge examination paper, ada yang dimodifikasi, dan ada yang dibuat sendiri. Selain itu, soal untuk tes awal dan tes akhir merupakan soal yang sama. Hal itu dilakukan untuk melihat peningkatan pemahaman konsep siswa setelah diberi perlakuan. Tes awal digunakan untuk mengukur kemampuan siswa pada pembelajaran hidrokarbon sebelum diberikan perlakuan, sedangkan tes akhir digunakan untuk melihat pengaruh perlakuan dari pembelajaran hidrokarbon yang mengadaptasi kurikulum Cambridge O Level. Dengan jumlah soal yang banyak, yaitu 30 soal, peneliti membagi soal tersebut ke dalam dua bagian yang pada tiap bagiannya berjumlah 15 soal.

43 Sebelum diujicobakan, soal-soal yang dibuat peneliti harus di-judgement oleh para ahli untuk mengetahui kevalidan antara soal yang dibuat dengan indikator/tujuan pembelajaran. Peneliti meminta kesediaan beberapa dosen, yang terdiri dari dosen evaluasi dan dosen yang ahli dalam konsep/materi yang akan dijadikan penelitian untuk memvalidasi soal tersebut. Adapun format validasi yang dibuat adalah sebagai berikut: Indikator Pembelajaran Indikator Soal Tabel 3.1 Format Validasi Instrumen Jenjang Soal Kunci Nomor Soal Validitas Saran Setelah melalui tahap validasi dari para dosen, banyak saran dan masukan dari para dosen untuk memperbaiki kualitas soal yang akan diujicobakan. Oleh karena itu, peneliti pun melakukan revisi terhadap instrumen soal yang dibuat berdasarkan saran yang diberikan oleh para validator. Untuk mengetahui kualitas instrumen tes yang telah direvisi, maka peneliti melakukan uji coba instrumen kepada siswa yang telah mempelajari materi hidrokarbon. Sampel dari uji coba instrumen ini adalah siswa-siswi kelas XI di SMA RSBI tempat melakukan penelitian. Hal ini dilakukan agar hasil uji coba instrumen dapat mewakili sampel untuk penelitian. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting, yaitu valid dan reliabel. Berikut adalah cara perhitungan dan interpetasi uji coba instrumen yang akan dilakukan:

44 a. Validitas Instrumen Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila dapat tepat mengukur apa yang hendak diukur (Arikunto, 2009:59). Untuk mengetahui tingkat validitas tiap butir soal instrumen, dapat digunakan koefisien korelasi dengan menggunakan teknik korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson (Arikunto, 2009:72) sebagai berikut: Keterangan: N XY X Y r XY NΣX 2 ΣX 2 NΣY 2 ΣY 2 r XY = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y N = banyaknya subjek (peserta tes) X = skor tiap butir soal Y = skor total tiap siswa Selanjutnya, koefisien korelasi yang diperoleh diinterpretasikan ke dalam klasifikasi koefisien validitas menurut Guilford (Suherman, 2003:113), yaitu: Tabel 3.2 Klasifikasi Interpretasi Validitas Tiap Butir Soal Koefisien Validitas Interpretasi 0,90 r 1,00 Validitas sangat tinggi 0,70 r 0,90 Validitas tinggi 0,40 r 0,70 Validitas sedang 0,20 r 0,40 Validitas rendah 0,00 r 0,20 Validitas sangat rendah r 0,00 Tidak valid Dari uji coba instrumen tes diperoleh hasil validitas tiap butir soal yang dapat dilihat selengkapnya pada Lampiran B.1.

45 b. Reliabilitas Instrumen Reliabilitas adalah ukuran sejauh mana suatu alat ukur memberikan gambaran yang benar-benar dapat dipercaya tentang kemampuan seseorang (bukan palsu). Istilah lain untuk reliabilitas ialah keterandalan (Firman, 2000:108). Tes tersebut dikatakan dapat dipercaya (reliabel) jika memberikan hasil yang tetap apabila diteskan berkali-kali. Sebuah tes dikatakan reliabel apabila hasil-hasil tes tersebut menunjukkan ketetapan. Untuk menghitung reliabilitas instrumen ini digunakan rumus Kuder Richardson nomor 20 (KR-20). Rumus untuk menghitung reliabilitas dengan KR-20 (Firman, 2000:109) adalah sebagai berikut: Keterangan: r k 1 Σpq k 1 s r k s 2 p q = reliabilitas = jumlah soal = varians skor-skor tes = proporsi respon betul pada suatu soal = proporsi respon salah pada suatu soal Σpq = jumlah hasil perkalian antara p dan q Kemudian, koefisien reliabilitas yang diperoleh diinterpretasikan ke dalam klasifikasi koefisien reliabilitas menurut Guilford (Suherman, 2003:139), yaitu:

46 Tabel 3.3 Klasifikasi Interpretasi Reliabilitas Koefisien Reliabilitas Interpretasi 0,90 r 1,00 Reliabilitas sangat tinggi 0,70 r 0,90 Reliabilitas tinggi 0,40 r 0,70 Reliabilitas sedang 0,20 r 0,40 Reliabilitas rendah r 0,20 Sangat rendah Koefisien reliabilitas dari hasil uji coba instrumen dapat dilihat selengkapnya pada Lampiran B.2. c. Taraf Kesukaran Taraf kesukaran ialah proporsi dari keseluruhan siswa yang menjawab benar pada pokok uji tersebut. Untuk mengetahui taraf kesukaran dari tiap butir soal, digunakan rumus sebagai berikut (Firman, 2000:63): Keterangan: F = taraf kesukaran F n n N n T = jumlah siswa dari kelompok tinggi yang menjawab benar pada pokok uji yang dianalisis n R = jumlah siswa dari kelompok rendah yang menjawab benar pada pokok uji yang dianalisis N = jumlah seluruh anggota kelompok tinggi ditambah seluruh anggota kelompok rendah

47 Selanjutnya, taraf kesukaran yang diperoleh dari perhitungan diinterpretasikan dengan menggunakan kriteria berikut (Arikunto, 2009:210): Tabel 3.4 Klasifikasi Interpretasi Taraf Kesukaran Taraf Kesukaran Interpretasi 0,00 < F 0,30 Sukar 0,30 < F 0,70 Sedang 0,70 < F 1,00 Mudah Hasil perhitungan taraf kesukaran tiap butir soal instrumen dapat dilihat selengkapnya pada Lampiran B.3. d. Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Untuk mengetahui daya pembeda tiap butir soal, digunakan rumus sebagai berikut (Firman, 2000:63): Keterangan: D n N n N D = discriminating power (daya pembeda) n T = jumlah siswa dari kelompok tinggi yang menjawab benar pada pokok uji yang dianalisis n R = jumlah siswa dari kelompok rendah yang menjawab benar pada pokok uji N T yang dianalisis = jumlah siswa kelompok tinggi N R = jumlah siswa kelompok rendah

48 Kemudian, koefisien daya pembeda yang diperoleh dari perhitungan diinterpretasikan dengan menggunakan kriteria berikut (Arikunto, 2009:218): Tabel 3.5 Klasifikasi Interpretasi Daya Pembeda Daya Pembeda Interpretasi 0,00 D 0,20 Jelek 0,20 D 0,40 Cukup 0,40 D 0,70 Baik 0,70 D 1,00 Baik Sekali Perhitungan selengkapnya tentang daya pembeda tiap butir soal dapat dilihat pada Lampiran B.4. 2. Angket atau Kuesioner Angket merupakan sebuah daftar pernyataan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden). Dalam penelitian ini, angket digunakan untuk mengetahui pendapat siswa terhadap pembelajaran hidrokarbon dengan mengadaptasi kurikulum Cambridge O Level. Angket dibuat dengan menggunakan skala sikap dari Likert. Dalam skala Likert, responden (subyek) diminta untuk membaca dengan seksama setiap pernyataan yang disajikan, kemudian ia diminta untuk menilai pernyataan-pernyataan itu dengan memberi tanda ( ) pada kolom jawaban sangat setuju (SS), setuju (S), tidak berpendapat (TB), tidak setuju (TS), atau sangat tidak setuju (STS). Angket disajikan dalam dua jenis pernyataan, yaitu sembilan pernyataan positif dan sembilan pernyataan negatif sehingga total pernyataan yang ada dalam angket adalah 18 pernyataan.

49 3. Pedoman Wawancara Pedoman wawancara digunakan sebagai pedoman peneliti pada saat melakukan wawancara dengan siswa. Pedoman wawancara siswa memuat pertanyaan-pertanyaan yang menggambarkan respon siswa terhadap pembelajaran hidrokarbon dengan mengadaptasi kurikulum Cambridge O Level yang dilakukan oleh peneliti selama mengajar di kelas. 4. Lembar Observasi Pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati. Peneliti meminta bantuan orang lain untuk menjadi pengamat (observer) dalam rangka menilai dan mengamati kesesuaian kegiatan pembelajaran yang terjadi di dalam kelas dengan yang ada pada lembar observasi. E. Prosedur Penelitian Langkah-langkah yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut: 1. Tahap Persiapan a. Menentukan materi yang akan diteliti. b. Membuat pemetaan terhadap learning outcomes, materi ajar, dan soal evaluasi yang mengadaptasi kurikulum kimia Cambridge O Level. c. Membuat proposal penelitian. d. Membuat bahan ajar dan instrumen penelitian. e. Melakukan validasi serta revisi bahan ajar dan instrumen penelitian. f. Melakukan uji coba instrumen penelitian.

50 g. Mengolah dan menganalisis instrumen yang telah diujicobakan. h. Membuat surat perizinan penelitian ke sekolah. 2. Tahap Pelaksanaan Penelitian a. Memberikan tes awal pada kelas yang dijadikan subyek penelitian. b. Mengimplementasikan materi ajar hidrokarbon yang sudah mengadaptasi kurikulum Cambridge O Level. c. Melakukan tes akhir setelah pembelajaran selesai dilaksanakan. d. Observer mengamati kegiatan yang terjadi di dalam kelas pada tiap pertemuan. e. Memberikan angket kepada siswa yang menjadi subyek penelitian. f. Melakukan wawancara dengan siswa yang bersangkutan. 3. Tahap Analisis Data Hasil Penelitian a. Menganalisis hasil adaptasi learning outcomes, materi ajar, proses pembelajaran, dan soal evaluasi dari kurikulum kimia Cambridge O Level. b. Mengolah dan menganalisis data kuantitatif berupa hasil tes awal dan tes akhir dari kelas yang dijadikan subyek penelitian. c. Mengolah dan menganalisis data kualitatif berupa angket, pedoman wawancara, dan lembar observasi. d. Merumuskan temuan dan penarikan kesimpulan. e. Penyusunan laporan penelitian.

51 F. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang akan dilakukan meliputi deskripsi hasil perbandingan antara kurikulum Cambridge O Level dengan KTSP, analisis data kuantitatif (tes awal dan tes akhir), dan analisis data kualitatif (angket, wawancara, dan observasi). 1. Deskripsi Adaptasi Kurikulum Cambridge O Level Dalam hal ini, peneliti memaparkan hasil adaptasi learning outcomes, materi ajar, proses pembelajaran, dan soal evaluasi terhadap kurikulum kimia Cambridge O Level. 2. Analisis Data Kuantitatif meliputi: Tahapan dalam mengolah dan menganalisis data kuantitatif yang diperoleh a. Analisis Data Tes Awal dan Tes Akhir 1) Melakukan penyekoran dengan menggunakan acuan penyekoran. Pemberian skor dihitung dengan menggunakan rumus : skor siwa % jumlah jawaban benar skor total 100% 2) Menghitung skor rata-rata tes awal dan tes akhir seluruh siswa. skor rata rata skor total siswa jumlah siswa

52 3) Menghitung nilai gain ternormalisasi (N-gain) untuk menentukan peningkatan hasil belajar siswa. Rumus yang digunakan adalah: Keterangan: g = gain ternormalisasi (N-gain) I s = skor ideal g T T I T Lalu, nilai gain ternormalisasi diinterpretasikan (Hake, 1998:65) menjadi: Tabel 3.6 Interpretasi Gain Ternormalisasi Persentase Efektivitas g < 0,30 rendah 0,30 g < 0,70 sedang g 0,70 tinggi 4) Menghitung efektivitas treatment, dengan melakukan uji-t terhadap hasil evaluasi belajar siswa pada materi yang bersangkutan (Arikunto, 2006:86) dengan rumus sebagai berikut: t= M Σx2 d N N-1 Keterangan: M d = mean dari perbedaan tes awal dengan tes akhir x d = deviasi masing-masing subjek (d-m d ) Σx 2 d = jumlah kuadrat deviasi N = subyek pada sampel d.b. = ditentukan dengan N-1

53 3. Analisis Data Kualitatif a. Analisis Hasil Angket Kriteria penilaian siswa terhadap suatu pernyataan dalam angket dibagi menjadi lima kategori jawaban, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral/Tidak Berpendapat (N/TB), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Setiap jawaban siswa diberi skor sesuai dengan jawabannya. Pemberian skor untuk masing-masing kategori jawaban bergantung kepada jenis pernyataan dalam angket, apakah pernyataan positif (favorable) atau pernyataan negatif (unfavorable). Skor untuk setiap kategori jawaban siswa terhadap pernyataan dalam angket adalah sebagai berikut (Suherman, 2003:190): Tabel 3.7 Skor Setiap Kategori Jawaban Siswa pada Angket Kategori Jawaban Skor Pernyataan Positf Pernyataan Negatif Sangat Setuju 5 1 Setuju 4 2 Netral/Tidak Berpendapat 3 3 Tidak Setuju 2 4 Sangat Tidak Setuju 1 5 Skor rata-rata setiap siswa dihitung untuk menentukan kategori respon siswa. Untuk siswa yang skor rata-ratanya lebih dari 3, responnya termasuk kategori respon positif. Untuk siswa yang skor rata-ratanya sama dengan 3, responnya termasuk kategori respon netral. Untuk siswa yang skor rataratanya kurang dari 3, responnya termasuk kategori respon negatif. Untuk menganalisis respon siswa terhadap tiap butir pernyataan dalam angket digunakan rumus sebagai berikut: f P = 100 % n

54 Keterangan: P = persentase jawaban f = frekuensi jawaban n = banyak responden Setelah dianalisis, kemudian dilakukan interpretasi data dengan menggunakan kategori persentase berdasarkan pendapat Kuntjaraningrat (Henita, 2009:49) sebagai berikut: Tabel 3.8 Interpretasi Persentase Angket Besar Persentase Interpretasi 0% Tidak ada 1% - 25% Sebagian kecil 26% - 49% Hampir setengahnya 50% Setengahnya 51% - 75% Sebagian besar 76% - 99% Pada umumnya 100% Seluruhnya b. Analisis Hasil Wawancara Data hasil wawancara diperoleh dari wawancara beberapa siswa yang mewakili kelompok tinggi, sedang, dan rendah. Data ditulis dan diringkas untuk kemudian disimpulkan hasilnya. c. Analisis Lembar Observasi Lembar observasi yang telah diisi oleh pengamat kemudian dianalisis untuk melihat kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Lembar observasi dapat dijadikan sebagai evaluasi terhadap pembelajaran yang peneliti laksanakan.