PERANCANGAN FILM ANIMASI 3D KAPTEN BLANGKON DENGAN TEKNIK RENDER PASSES MENGGUNAKAN VIEWPORT 2.0 PADA MAYA 2014 NASKAH PUBLIKASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Pada BAB IV akan membahas tentang proses produksi dan pasca produksi film animasi

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

PEMBUATAN FILM ANIMASI 3D BERJUDUL GO OUT FROM DUNGEON DENGAN TEKNIK KAMERA POV DAN 3D MATTE PAINTING PADA BACKGROUND NASKAH PUBLIKASI

NASKAH PUBLIKASI. diajukan oleh Debby Arum Widyastuti

ANIMATION PIPELINE PROSES PRODUKSI SEBUAH FILM ANIMASI

PERANCANGAN ANIMASI 3 DIMENSI LILO MENGGUNAKAN TEKNIK TOON SHADER NASKAH PUBLIKASI. diajukan oleh Eva Wahyu Fitriana

PERANCANGAN VIDEO PROMOSI KLINIK KOPI SEBAGAI PUBLIKASI PADA MEDIA SOSIAL NASKAH PUBLIKASI. diajukan oleh Dimas Aditya Suryanto

PEMBUATAN FILM ANIMASI 2D YANG BERJUDUL EMPAT MONSTER PADA KOMUNITAS MULTIMEDIA AMIKOM SURAKARTA

PERANCANGAN FILM PENDEK ANIMASI STOP MOTION JENDUL MENGGUNAKAN TEKNIK CUT TO CUT NASKAH PUBLIKASI

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

PERANCANGAN VIDEO IKLAN TIGA DIMENSI INSTITUT TEKNOLOGI DEL

ANALISIS DAN PERANCANGAN FACIAL MODELING DAN FACIAL RIGGING PADA HUMAN KARAKTER DENGAN MENGGUNAKAN AUTODESK MAYA 2012 NASKAH PUBLIKASI

SILABUS MATAKULIAH. Ceramah Tanya Jawab. Kontrak kuliah, aturan perkuliahan, dan pengenalan mata kuliah

PEMBUATAN FILM ANIMASI 3D BATTLE OF BADMINTON MENGGUNAKAN AUTODESK MAYA 2014 NASKAH PUBLIKASI. diajukan oleh Try Widodo

PENERAPAN RIGIFY DAN SHAPEKEY UNTUK MEMPERMUDAH PROSES ANIMASI KARAKTER DENGAN SOFTWARE BLENDER 2.77 NASKAH PUBLIKASI

BAB III ANALISA MASALAH DAN PERANCANGAN

PEMBUATAN VIDEO PROFIL UNTUK SOSIALISASI PROGRAM DAN KEGIATAN DI PUSKESMAS PIYUNGAN NASKAH PUBLIKASI

BAB V ANIMASI ILLEGAL LOGGING

PERANCANGAN FILM PENDEK ANIMASI 3 DIMENSI KOBOY KAMPUS DENGAN KONSEP COMPUTER GENERATED IMAGERY NASKAH PUBLIKASI

BAB II LANDASAN TEORI. pengertian. Yang pertama, film merupakan sebuah selaput tipis berbahan seluloid

PENERAPAN TEKNIK POLY MODELING DALAM FILM ANIMASI 3 DIMENSI PACIFIER NASKAH PUBLIKASI. diajukan oleh Beni Arif Budiono

CINEMA 4D DALAM PIPELINE PRODUKSI SERIAL ANIMASI

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. tugas akhir ini akan membuat sebuah film animasi 2D dengan rigging. Pada Bab

PEMBUATAN VIDEO MUSIK SATU CERITA SATU HARAPAN DENGAN TEKNIK STOP MOTION ANIMATION. Naskah Publikasi

Desain Interior Rumah dengan 3DS Max untuk Keperluan Pembuatan Video Image di Masterpiece Studio

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. tentang 3D Interior Design. Pelaksanaan kerja praktik ini bertempat di Astha

II. METODE PERANCANGAN

PERANCANGAN ANIMASI 3D "CUMA MIMPI" MENGGUNAKAN PEMODELAN HIGH POLY PADA ZBRUSH 3.5R3 DAN 3DS MAX 2009

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. menampilkan efek realistis dari penyajiannya. Dengan kemampuan yang

PERANCANGAN IKLAN MOTION GRAPHIC SEBAGAI SARANA INFORMASI DAN PROMOSI PADA CV. AMAN SEJAHTERA COMPUTER NASKAH PUBLIKASI

BAB III TINJAUAN PUSTAKA. penjelasan-penjelasan mendetail beserta sumber-sumber teoritis yang berkaitan

PEMBUATAN COMPANY PROFILE MULTIMEDIA INTERAKTIF BIMBINGAN BELAJAR SMART GALILEO BERBASIS FLASH NASKAH PUBLIKASI

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MODEL SEPEDA CUSTOM 3D MENGGUNAKAN TEKNIK POLYMODELLING DAN V RAY NASKAH PUBLIKASI

PEMBUATAN IKLAN 3D PADA CV DIVREN PRAKARSA SEBAGAI MEDIA PROMOSI NASKAH PUBLIKASI. diajukan oleh Devi Anjarsari

Pelatihan Sketsa Desain. Manual ke Digital. Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN

FILM ANIMASI PENDAFTARAN MAHASISWA BARU MENGGUNAKAN 3DS MAX : CHARACTER ANIMATION STUDI KASUS UNIVERSITAS BINA DARMA

7.3 Animasi Animasi sendiri berasal dari bahasa latin yaitu anima yang berarti jiwa, hidup,

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SIMULASI 3D MESIN SABUT KELAPA DI PERUSAHAAN WARTONO MESIN NASKAH PUBLIKASI

1.1 Program Studi Strata-1 Teknologi Informasi (S1-TI)

IMPLEMENTASI TEKNIK MOTION GRAPHIC PADA VIDEO PROMOSI PT. TAMAN WISATA CANDI BOROBUDUR, PRAMBANAN, DAN RATU BOKO (Studi Kasus : Candi Prambanan)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. grafis, mampu menutupi kelemahan teknik persentase dalam hal keterbatasan. menggambarkan suatu ide menjadi sebuah karya visual.

BAB IV TAHAPAN PRA PRODUKSI, PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI

PERANCANGAN ANIMASI FILM PENDEK 2D BAHUREKSO DENGAN PENGGABUNGAN OBYEK NYATA DAN ILUSTRASI GAMBAR MENGGUNAKAN TEKNIK STOP MOTION

BAB I PENDAHULUAN. juga sudah mulai mengantisipasi perfilman animasi. Media periklanan

Tahapan Proses Pembuatan Animasi / Pipeline

PERANCANGAN ANIMASI 3 DIMENSI TOMAS MENGGUNAKAN AUTODESK 3Ds MAX Naskah Publikasi. diajukan oleh Ardian Yuligar Safagi

PEMBUATAN FILM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT YANG BERJUDUL AWAS CALO SIM BERBASIS ANIMASI 3 DIMENSI

BAB IV KONSEP DESAIN DAN TEKNIS PRODUKSI. cerita dan konsep yang dipadukan dengan elemen audio visual dan

BAB 1 PENDAHULUAN. emosi, tubuh, minat, pola perilaku, dan juga penuh dengan masalah-masalah.

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN FILM ANIMASI 2D KOKO DAN YOYO MENGGUNAKAN TEKNIK MOTION GRAPHIC NASKAH PUBLIKASI

PEMBUATAN ANIMASI 2D BAD DAY DENGAN TEKNIK GERAK MULUT MENGGUNAKAN SOFTWARE TOON BOOM STUDIO 5. Naskah Publikasi

IKLAN LAYANAN MASYARAKAT SOSIALISASI BERKENDARA BAGI USIA REMAJA AGAR TERTIB BERLALU LINTAS

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. produksi membuat design 3D interior Kantor Cabang Surabaya ALMAS MEDIA

ANALISIS HASIL RENDERING AUTODESK MAYA 2013 PADA FILM ANIMASI 3D THE FIGHTER OF EGRANG NASKAH PUBLIKASI. diajukan oleh Aji Joharudin

SILABUS MATA KULIAH. 1. Identitas Mata Kuliah

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. tugas akhir ini akan membuat sebuah film animasi 2D dengan teknik motion

BAB IV PENGALAMAN PRAKTEK KERJA

RANCANG BANGUN GEDUNG BKPP (BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN) OLEH PT ARSIDEA BERBASIS 3D HALAMAN JUDUL NASKAH PUBLIKASI

PEMBUATAN MEDIA PROMOSI OBLONG VAN JOGJA MENGGUNAKAN TEKNIK LIVE SHOOT DAN MOTION GRAPHIC NASKAH PUBLIKASI. diajukan oleh Indra Setiawan

ALUR KERJA TAHAP PRODUKSI KARAKTER ANIMASI SERIAL 3D MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK MAXON CINEMA 4D

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ANIMASI 2D PERMAINAN TRADISIONAL STUDY KASUS MUSEUM ANAK KOLONG TANGGA YOGAYAKARTA

PEMBUATAN ANIMASI 2D BELAJAR HIRAGANA DENGAN PENDEKATAN PRINSIP ANIMASI POSE TO POSE NASKAH PUBLIKASI. diajukan oleh El Johan Kristama

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Pada Bab IV ini membahas tentang bagaimana penerapan elemen-elemen. rancangan karya terhadap pengembangan film pendek ini.

PEMBUATAN IKLAN BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK CV. CHOCOLATE FOREST. Naskah Publikasi. disusun oleh Muhamad Fauzan

Animation. Semua gerakan yang Anda pikirkan, dapat dilakukan dalam Maya.

BAB IV IMPLEMENTASI. dari beberapa tahapan hingga menjadi sebuah karya film animasi 3 dimensi.

BAB 3 METODE/PROSES PERANCANGAN (METODOLOGI)

Tabel 3-1 Kerangka Tugas Akhir. Studi Literatur. Pra Produksi

BAB 4 METODE PERANCANGAN

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. beberapa aspek dan kebutuhan yang harus dipersiapkan diantaranya:

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III TINJAUAN PUSTAKA. penjelasan-penjelasan mendetail beserta sumber-sumber teoritis yang berkaitan

TAHAPAN PEMBUATAN ANIMASI

PEMBUATAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT DENGAN ANIMASI 2D MENGENAI PENTINGNYA KANDUNGAN GIZI PADA IKAN SEBAGAI KONSUMSI MASYARAKAT OLEH PT.

Pemodelan 3-Dimensi Gedung Kampus Ilmu Komputer UGM Dengan Tehnik Extrude Face Menggunakan Geometric Shape Polygon. Rahmad Hidayat S.Kom M.

BAB IV PENGALAMAN KERJA PRAKTIK

VI. KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN / KOMUNITAS

Keefektifan Komunikasi Pembelajaran

BATASAN MASALAH

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. rigging 3D dengan gambar 2D dalam satu frame. Selanjutnya proses metode dan

PERANCANGAN GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNSRAT DENGAN PERSPEKTIF ANIMASI 3D

ANALISIS DAN PEMBUTAN ENSIKLOPEDIA BINATANG PURBA NASKAH PUBLIKASI. diajukan oleh I Gede Bayu Rangsang Satria Jaya

PEMBUATAN IKLAN VIDEOTRON SEBAGAI MEDIA PROMOSI MENGGUNAKAN MOTION GRAPHIC UNTUK BIMBINGAN BELAJAR EEC (EASY ENGLISH COURSE) DI YOGYAKARTA

PENGIMPLEMENTASIAN TEKNIK TRANSFERING 3D POSITION UNTUK MEMPRODUKSI SEBUAH VIDEO PRODUCT CV. PAGI ENTERTAINMENT INDONESIA NASKAH PUBLIKASI

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap pembuatan video dokumenter,

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB II METODE PERANCANGAN

PERANCANGAN FILM ANIMASI 3D UNTUK INTRO GAME THE LEGEND OF PAJANG KINGDOM MENGGUNAKAN AUTODESK MAYA NASKAH PUBLIKASI

PERANCANGAN FILM ANIMASI 3D DANIT MENGGUNAKAN TEKNIK MORPHER NASKAH PUBLIKASI. diajukan oleh Andila Fury Hastiningsih

BAB 4 METODE PERANCANGAN

ANIMASI PEMBUATAN BATIK TULIS DAN CAP SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DAN PENGENALAN BUDAYA BATIK KEPADA ANAK USIA DINI.

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ANIMASI PUTRI MANDALIKA DENGAN TEKNIK KARAKTER RIGGING NASKAH PUBLIKASI. diajukan oleh Ahmad Sarid Ezra Fathin

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

PEMBUATAN IKLAN ANIMASI 2D TENTANG BAHAYA MINUMAN BERSODA NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS DAN PEMBUATAN COMPANY PROFILE SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 GAMBUT BERBASIS FLASH NASKAH PUBLIKASI

Transkripsi:

PERANCANGAN FILM ANIMASI 3D KAPTEN BLANGKON DENGAN TEKNIK RENDER PASSES MENGGUNAKAN VIEWPORT 2.0 PADA MAYA 2014 NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Alfian Ndaru Primantoro 11.11.5082 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2015

PERANCANGAN FILM ANIMASI 3D KAPTEN BLANGKON DENGAN TEKNIK RENDER PASSES MENGGUNAKAN VIEWPORT 2.0 PADA MAYA 2014 Alfian Ndaru Primantoro 1), Tonny Hidayat 2), 1,2) Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta Jl Ringroad Utara, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta Indonesia 55283 Email : alfianndaruprimantoro@gmail.com 1), tonny_hank@amikom.ac.id 2) Abstract Animation film industry is growing rapidly along with the advancement of information technology and computers. Animation is a very effective medium for convey the message to the public. Because conveyed by audio-visual and interesting story so much in demand in various circles. But making animation (rendering) takes a long time to get the maximum results. In this study the authors describe techniques rendering viewport 2.0 as the method used to create 3D animation. This stage starts from the pre production, production and post-production, especially for rendering techniques using maya 2014 viewport 2.0 on the stage production.software used to create this animation is Autodesk Maya for modeling, animation and rendering 3d animation creation Captain Blangkon with rendering using vieport 2.0 produces quality rendering results in a short time. Keywords - 3D Animation,viewport 2.0,render passes. 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan teknologi terutama dalam bidang komputer, baik dari perangkat keras (hardware) maupun (software) saat ini tidak lepas dari upaya manusia untuk meringankan aktivitas dan rutinitas sehari-hari. Hal tersebut juga berdampak positif pada industri animasi 2d maupun 3d yang semakin berkembang seiring dengan perkembangan teknologi. Di Indonesia, industri animasi 3d mulai berkembang dengan baik. Hal ini terbukti dari munculnya industri yang bergerak dalam bidang animasi seperti Adit Sopo Jarwo dan, Keluarga Somat. Salah satu cara industri film memperkenalkan hasil karya mereka yaitu dengan menayangkan pada public (television) yang bersifat kejar tayang. Dalam pembuatan animasi 3D ini dibutuhkan waktu rendering yang cepat. Melihat latar belakang diatas, mendorong penulis untuk membuat sebuah animasi yang berjudul Kapten Blangkon dengan menggunakan teknik Rendering Passes menggunakan viewport 2.0 untuk mendapatkan hasil render yang cepat dan menghasilkan gambar yang high resolution, sehingga produksi bisa berjalan sesuai jadwal tayang. 1.2 Rumusan Masalah Untuk pembahasan yang lebih terarah pada tujuan yang ingin dicapai, maka rumusan masalah pada skripsi ini adalah : Bagaimana cara menggunakan render passes viewport 2.0 dalam pembuatan film animasi dengan judul Kapten Blangkon sehingga menghasilkan render yang high resolution dengan waktu yang cepat. 1.3 Tinjauan Pustaka 1. Asep Gigin Ginanjar. Perancangan dan Pembuatan Konsep Karakter 3D Robot Polisi Indonesia dengan Teknik Render Realistik menggunakan Engine V-Ray pada Software 3Ds Max. 2. Aji Joharudin. Analisis Hasil Rendering Autodesk Maya 2013 pada Film Animasi 3D The Fighter of Egrang. 3. Hadi Poerwanto. Analisis Modelling 3D menggunakan Teknik Rendering Default (scanline) dan Teknik Rendering Mental Ray. 1.4 Pengertian 3d Animation Secara definisi, animasi membuat sajian statis menjadi hidup. Animasi 3D, yang termasuk dalam bidang yang lebih besar dari komputer grafis 3D adalah istilah umum yang menggambarkan seluruh industri yang memanfaatkan software 3D animasi komputer dan perangkat keras dalam berbagai jenis produksi [9]. 1.5 Rendering Rendering adalah proses akhir dari keseluruhan proses produksi. Dalam rendering, semua data-data yang sudah dimasukan dalam proses modeling, animasi, texturing, pengcahayaan dengan parameter tertentu yang akan diterjemahkan dalam sebuah bentuk output yang berupa gambar atau video. Render juga berarti proses komputer menghitung propertis permukaan, cahaya, bayangan, gerakan, 1

bentuk objek, dan menyimpan dalam bentuk gambar yang berurutan. Didalam rendering ada beberapa hal yang sangat penting untuk menjadikan hasil render menjadi bagus. Diantaranya adalah materials, textures, lighting, cameras, shadows, dan raytracing [10]. 1.6 Viewport 2.0 Viewport 2.0 adalah teknologi baru yang dirancang Maya 2012 keatas yang memberikan efek pada viewport yang seperti ambien occlusion, antialiasing, motion blur,dept of field,shadow map. 1. Ambient Occlusion Adalah teknik render yang dipakai untuk mengatur efek pencahayaan pada lingkungan dan menambahkan detail soft shadow pada permukaan objek. 2. Antialiasing adalah teknik render yang berfungsi untuk meminimalisir terjadinya gambar yang jaggies (bergerigi) 3. Motion Blur merupakan efek yang menghasilkan blur pada objek yang bergerak pada kecepatan tertentu. Semakin cepat gerak objek semakin blur juga effek yang didapatkan. 4. Dept of Field adalah fitur kamera Maya yang mensimulasikan efek fotografi, dimana area subjek gambar terlihat focus dan, area lainnya terlihat blur.depth of Filed berfungsi sebagai penambah efek dramatis pada adegan. 5. Shadow merupakan pemberian bayangan pada viewpot dengan teknik pixel resolutoion. Dimana objek memberikan bayangan ke objek 3D yang lain 1.7 Render layer Render Layers digunakan untuk mengisolasi geometri, shader, dan pencahayaan untuk membuat versi yang berbeda-beda dari animasi. layers sangat dibutuhkan dalam rendering untuk keseimbangan antara efisiensi dan fleksibilitas dan, untuk memisahkan ambien, refleksi, bayangan, dan sebagainya. 1.8 Render Passes Gambar 1. Render Layer Render Passes adalah proses render atribut yang terpisah, sehingga hasil atribut render yang berlapis dapat diedit, diimpor ke perangkat lunak editing untuk diproses lebih lanjut. Atribut pada render passes terdiri dari beauty,,specular, AO, shadow, reflection, colormask. 1.9 Render for Compositing Maya menawarkan sejumlah pilihan untuk memisahkan elemen individual dari render ke melewati tingkat yang dipisahkan yaitu render passes. Hasil render dapat disusun kembali dan diproses dengan efek tambahan menggunakan software compositing, yaitu Adobe After Effects. [11] 2. Pembahasan 2.1 Tahapan Produksi 2.1.1 Pra Produksi Terdapat beberapa tahap dalam produksi film animasi 3D, yaitu pra produksi, produksi, dan pasca produksi. Gambar 2. Animasi Produksi Pipeline 1. Ide Cerita Untuk menggunakan teknik render passes pada film animasi 3 Dimensi yang akan dibuat berjudul Petualangan Kakon, ide cerita yang dibuat yaitu menampilkan petualangan seorang anak SD yang mengedukasikan objek (Prambanan). 2. Gambaran Cerita Film animasi 3 Dimensi Petualangan Kakon ini bercerita seorang pelajar yang menyampaikan informasi kepada masyarakat tentang candi Prambanan yang merupakan bangunan bersejarah di Indonesia. 3. Tema Dalam film animasi 3 Dimensi berjudul Petualangan Kakon mengambil tema tentang petualangan dan edukasi. 4. Logline Logline adalah inti cerita. Sebuah logline merupakan plot yang dituangkan dalam beberapa buah kata. Logline dalam film animasi Petualangan Kakon ini adalah Bagaimana jika berpetualang dengan imajinasi? 5. Concept Art Dalam tahap ini objek karakter, properti dan lingkungan sekitar yang berada dalam scene yang 2

akan dibuat model 3 dimensi, dirancang terlebih dahulu menggunakan software pengolah bitmap dan semua rancangan yang dibuat dalam bentuk gambar. Gambar 5. Modeling Gambar 3. Karakter (Petualangan Kakon) 2. UV Mapping Merupakan proses permodelan 3D membuat perwakilan gambar 2D pada permukaan permodelan 3D 6. Sceenplay/Script Screenplay/Script adalah naskah cerita yang didalamnya memuat alur cerita secara detail, termasuk waktu, adegan, percakapan sampai tansisi kamera. 7. Storyboard Untuk memudahkan dalam pembuatan film animasi ini diperlukan storyboard sebagai petunjuk dari cerita yang dibuat, dan penempatan angle-angle kamera. 2.1.2 Produksi Proses Produksi pada film animasi ini didalamnya membahas proses modeling, texturing, rigging dan animasi secara singkat. Berikut adalah alur produksi pembuatan animasi 3D Petualangan Kakon. 3. Blend Shape Gambar 6. Uv Unwrapping Blend shape yaitu membuat ekspresi-ekspresi ataupun lip sync pada karakter. 4. Rigging Gambar 7. Blend Shape Rigging adalah proses untuk memberikan tulang pada karakter dan membuat kontrol pada tulang agar dapat dianimasikan. Dalam pembuatan rigging pada proyek animasi Petualangan Kakon berikut ini menggunakan tools Human Inverse Kinematics. 1. Modeling Gambar 4. Bagan Alur Produksi Animasi Pembuatan 3D modeling karakter dan asset pada film Petualangan Kakon Gambar 8. Rigging 3

5. Animation Untuk membuat sebuah animasi dapat dilakukan dengan menggerakan pada bagian tubuh pada karakter kemudian mengunci pada stiap frame. 2.3 Testing 6. Lighting Gambar 9. Animation Proses lighting yaitu memberikan cahaya pada scene. 7. Rendering Setelah selesai melakukan animasi terhadap karakter, tahap selanjutnya adalah rendering. Rendering yaitu proses membuat animasi file 3D menjadi gambar frame by frame. Proyek film animasi Petualangan Kakon ini menggunakan render viewport 2.0 yang membutuhkan minimal 4 render passes yaitu beauty, ambient occlusion, specular, color mask yang dikemas dalam render layer dan dicompositting pada software Adobe After Effects. 2.2 Pasca Produksi Gambar 10. Rendering 1. Dubbing and Editing Audio Setelah proses penganimasian selesai, proses selanjutnya adalah mengedit audio, dalam hal ini yaitu melakukan rekaman dubbing narasi dan pembuatan backsound. 2. Compositing and Editing Didam proses ini hasil render yang berupa gambar akan dijadikan dalam sequence sehingga menjadi sebuah video, dan memberikan efek pada tiap-tiap scene sesuai petunjuk storyboar, hinga pemberian audio maupun backsound. 3. Rendering Video Dalam proses render ini menggunakan settingan preset HDTV 1080p dan menggunakan frame rate 24, dan diexport dalam extensi H264. Gambar 11. Rendering Dari tahap pengujian render passes viewport 2.0 dengan mentalray, dapat disimpulkan bahwa render passes menggunakan viewport 2.0 lebih cepat proses rendernya. Dari segi teknik render passes menggunakan viewport 2.0 lebih manual sehingga bisa diedit sesuai keinginan. Untuk Hasil graphic viewport 2.0 masih ada jaggy (gambar bergerigi) namun bisa diatasi dengan merender resolusi besar, kemudian di down size dalam software compositing. Dan Hasil dari output gambar render passes menggunakan viewport 2.0 menghasilkan gambar yang kecil namun resolusinya tetap besar. 3. Penutup 3.1 Kesimpulan Berdasarkan tahap-tahap yang telah dikerjakan selama proses pembuatan film animasi Petualangan Kakon, penulis dapat menarik kesimpulan, sebagai berikut : 1. Dalam proses render passes ini menggunakan beberapa komponen layer yang terpisah diantaranya, beauty, ambient occlusion, specular, dan color mask sehingga hasil render dapat diedit kembali dalam software compositing (After Effects). 2. Dengan teknik render passes menggunakan viewport 2.0 dapat menghemat dan menyingkat proses produksi film animasi, karena kendala terbesar dalam produksi adalah lamanya waktu render. 3. Penggunaan render passes menggunakan viewport 2.0 pada film animasi Petualangan Kakon ini menghasilkan render yang realistis, yaitu material sesuai dengan sifat objek ataupun karakter. Prosesnya render lebih cepat dibandingkan mentalray. 3.2 Saran 1. Matangkan alur cerita, character design, ide cerita, tema, dan storyboard dari project yang akan dibuat di awal pembuatan. 2. Memperpanjang durasi film. 3. Memperhatikan wireframe pada modeling Karakter agar pada saat rigging dan skinning tidak banyak mengalami kesulitan. 4

3.3 Daftar Pustaka [1] Asep Gigin Ginanjar. Perancangan dan Pembuatan Konsep Karakter 3D Robot Polisi Indonesia dengan Teknik Render Realistik menggunakan Engine V-Ray pada Software 3Ds Max. Yogyakarta: STMIK AMIKOM, Skripsi, 2015 [2] Aji Joharudin. Analisis Hasil Rendering Autodesk Maya 2013 pada Film Animasi 3D The Fighter of Egrang. Yogyakarta: STMIK AMIKOM, Skripsi, 2015 [3].Hadi Poerwanto. Analisis Modelling 3D menggunakan Teknik Rendering Default (scanline) dan Teknik Rendering Mental Ray. Yogyakarta: STMIK AMIKOM, Skripsi, 2014 [4] Vaughan, W. 2011. Digital Modeling.USA: New Riders. [5] Dariush Derakhshani, 2011, Introducing Maya 2009. Jhon Wiley & Sons, hal. 475 [6] Eric Keller. Mastering Maya 2009 (USA: Willey Publishing), hal. 983 Biodata Penulis Alfian Ndaru Primantoro, memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom), Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta, lulus tahun 2015. Tonny Hidayat, memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom), Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta, lulus tahun 2007. Memperoleh gelar Magister Ilmu Komputer (M.Kom) Program Pasca Sarjana Magister Teknik Informatika STMIK Amikom Yogyakarta, lulus tahun 2011. Saat ini menjadi Dosen di STMIK AMIKOM Yogyakarta. 5