III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Gajah Mada Bandar Lampung. Sampel

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Gajah Mada Bandar Lampung. Penentuan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 7 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODOLOGI PENELITIAN. atau Research and Development (R&D). Penelitian ini digunakan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X MIA SMA Negeri 3

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 6 Bandar

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA N 2 Metro dengan kelas X yang berjumlah 8

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013, dengan jumlah siswa sebanyak 29

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan subyek dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA N 2 Metro dengan kelas X yang berjumlah 8

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subyek dari penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA Gajah Mada Bandar

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini pengambilan subyek didasarkan pada pertimbangan kelas yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lampung yang berjumlah 38 siswa. Waktu pelaksanaan penelitian ini dimulai

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Muhammadiyah 2

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penentuan subyek penelitian dilakukan berdasarkan pertimbangan kelas yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penentuan subyek penelitian didasarkan pada pertimbangan kelas yang memiliki

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 13 Bandar

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan subyek didasarkan pada pertimbangan tertentu, yaitu kelas yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. memiliki kemampuan kognitif heterogen, sehingga dipilih teknik purposive sampling

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penentuan subyek dalam penelitian ini dipilih peneliti dengan meminta masukan dari

III. METODE PENELITIAN. LKS berbasis keterampilan generik sains pada materi laju reaksi untuk SMA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan media pembelajaran berupa

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penentuan subyek penelitian dilakukan dengan teknik purposive sampling, yaitu

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penentuan subyek penelitian dilakukan dengan teknik purposive sampling yaitu berdasarkan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lampung yang terdiri dari 28 siswa. Penelitian ini dimulai sejak bulan Maret

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA semester ganjil

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA N 7 Bandar

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Perintis 1

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X MAN 1 Bandar Lampung

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Swadhipa Tahun

III. METODE PENELITIAN. Lampung tahun ajaran 2011/2012 yang tersebar dalam sepuluh kelas yang berjumlah

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Persada Bandar

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA YP Unila Bandar Lampung dengan kelas XI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7 Bandar

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri I Bandar Sribhawono

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pra eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XIA 4 SMA Negeri 3 Bandar Lampung

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan Lembar Kerja Siswa

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I Natar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA yang berjumlah

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Persada Bandar

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA N 7 Bandar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen ini belu memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat

DAFTAR ISI. PERNYATAAN... i. KATA PENGANTAR... ii. UCAPAN TERIMA KASIH... iii. ABSTRAK... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... vii

LEMBAR KERJA SISWA KONSEP LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT DENGAN MODEL SIMAYANG TIPE II

III. METODE PENELITIAN. Pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan media pembelajaran berupa

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMAN 5 Bandar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 8 Bandar

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan (Research and Development). Menurut Sugiyono (2013)

III. METODELOGI PENELITIAN. Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Al Azhar 3

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA yang berjumlah 200

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA

III. METODELOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 7 Bandar

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi. eksperimen dengan one group pre-test and post-test design.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. instrumen penelitian dan teknik pengolahan data. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode pra experiment

III. METODOLOGI PENELITIAN. Kelas XI IPA tahun ajaran 2012/2013 di MAN 1 Bandar Lampung terdapat 4 kelas.

I. PENDAHULUAN. Belajar sains harus sesuai dengan karakteristiknya yaitu belajar yang dimulai

LEMBAR KERJA SISWA UNTUK MENUMBUHKAN MODEL MENTAL DAN PENGUASAAN KONSEP ASAM BASA

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Subyek pada penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Swadhipa Natar Lampung

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YPU Bandar

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Purposive

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terhadap buku teks terjemahan adalah metode

2015 PEMBELAJARAN IPA TERPADU TIPE WEBBED TEMA TEKANAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebenarnya (Suryabrata, 2005 : 38). Dalam penelitian ini peneliti ingin

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA sebanyak 5 kelas

DAFTAR ISI Andoko Ageng Setyawan, 2013

III. METODOLOGI PENELITIAN. Kelas XI IPA tahun ajaran 2012/2013 di MAN 1 Bandar Lampung terdapat 4 kelas.

PEMBELAJARAN MODEL SIMAYANG TIPE II PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMAN 1 Pringsewu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMAN 1 Talang Padang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA semester genap SMA

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode pra-eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dapat terjadi, untuk menghindari hal tersebut maka diberikan penjelasan beberapa

III. METODOLOGI PENELITIAN. siswa dan tersebar dalam lima kelas yaitu XI IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 3, XI IPA 4

BAB III METODE PENELITIAN. peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains pada

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... viii. DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan penelitian pengembangan yang dikembangkan oleh Thiagarajan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung pada bulan. April Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014.

III. METODOLOGI PENELITIAN. lingkup dan waktu yang kita tentukan (Margono, 2010). Populasi dalam penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X MA Negeri 1 Bandar Lampung

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2002). Metode yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan instrumen asesmen

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160).

Transkripsi:

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Gajah Mada Bandar Lampung. Sampel diambil berdasarkan sampel total dari seluruh kelas X IPA yang ada di SMA Gajah Mada Bandar Lampung Tahun Ajaran 2014/2015, yaitu kelas X IPA 1, X IPA 2, dan X IPA 3. B. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah pre-eksperimen dengan One Group Pretest-Posttest Design. Pada desain penelitian ini melihat perbedaan pretes maupun postes pada ketiga kelas yang diteliti. Penelitian ini dilakukan dengan memberi suatu perlakuan pada subyek penelitian dari tiga kelas kemudian diobservasi. Tabel 3. Desain penelitian Kelas Pretes Perlakuan Postes X IPA 1 O 1 X O 2 X IPA 2 O 1 X O 2 X IPA 3 O 1 X O 2

28 Keterangan: O 1 : Kelas replikasi diberi pretes X : Pembelajaran kimia dengan menggunakan model pembelajaran SiMaYang Tipe II O 2 : Kelas replikasi diberi postes Adapun analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis deksriptif. Menurut Sugiyono (2012), analisis deskriptif adalah analisis yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. C. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Observasi pendahuluan Prosedur observasi pendahuluan: a. Meminta izin kepada Kepala SMA Gajah Mada Bandar Lampung untuk melaksanakan penelitian. b. Menentukan subyek penelitian. 2. Pelaksanaan penelitian Prosedur pelaksanaan penelitian terdiri dari beberapa tahap, yaitu: a. Tahap persiapan Mempersiapkan silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa (LKS) soal penguasaan konsep (pretes-postes), dan soal model mental.

29 3. Tahap penelitian Pada tahap pelaksanaannya, penelitian dilakukan pada tiga kelas sebagai replikasi, yaitu kelas yang diterapkan model pembelajaran SiMaYang Tipe II. Urutan prosedur pelaksanaannya sebagai berikut: a. Melakukan pretes pada kelas replikasi. b. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar pada materi larutan elektrolit dan non-elektrolit sesuai dengan model pembelajaran yang telah ditetapkan. c. Melakukan postes pada kelas replikasi. d. Analisis data. e. Penulisan pembahasan dan simpulan. Prosedur pelaksanaan penelitian tersebut dapat digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut:

30 Observasi Pendahuluan Menentukan subyek penelitian Mempersiapkan instrumen pembelajaran Validasi instrumen Pretes Kelas dengan pembelajaran menggunakan model SiMaYang Tipe II Postes Analisis data n-gain : Model mental Penguasaan konsep Pembahasan Simpulan Gambar 3. Prosedur pelaksanaan penelitian D. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahan penafsiran terhadap definisi yang digunakan dalam penelitian ini, berikut dijabarkan istilah-istilah yang digunakan: 1. Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat keberhasilan dari suatu proses pembelajaran. 2. Model mental adalah representasi pribadi (internal) dari suatu objek, ide, atau proses yang dihasilkan oleh seseorang selama proses kognitif berlangsung.

31 3. Penguasaan konsep adalah kemampuan menangkap pengertian-pengertian seperti kemampuan mengungkap suatu materi pembelajaran yang disajikan ke dalam bentuk yang lebih dapat dipahami, mampu memberikan interpretasi, dan mengaplikasikannya. E. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Analisis Konsep 2. Analisis SKL-KI-KD 3. Silabus 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 5. Lembar kerja siswa yang digunakan berjumlah tiga LKS kelompok, yaitu LKS 1 mengenai daya hantar listrik larutan elektrolit dan non-elektrolit, LKS 2 penyebab larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik, dan LKS 3 jenis senyawa pada larutan elektrolit. Selain itu terdapat tiga LKS individu. 6. Tes tertulis yang digunakan yaitu soal pretes dan postes yang masingmasing terdiri atas soal penguasaan konsep yang berupa pilihan jamak dan tes model mental dalam bentuk uraian. Soal pretes dan postes pada penelitian ini adalah materi larutan elektrolit dan non-elektrolit yang terdiri dari 15 butir soal pilihan jamak, dan soal model mental yang terdiri dari 5 butir soal uraian. 7. Lembar penilaian yang digunakan antara lain : a. Lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran SiMaYang tipe II, diadopsi dari Sunyono (2014a).

32 b. Angket respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran, diadopsi dari Sunyono (2014a). c. Lembar pengamatan aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung, diadopsi dari Sunyono (2014a). d. Lembar observasi kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan model pembelajaran SiMaYang Tipe II, diadopsi dari Sunyono (2014a). F. Analisis Data 1. Analisis data kepraktisan model pembelajaran SiMaYang Tipe II Analisis data kepraktisan model pembelajaran SiMaYang Tipe II ditentukan dari keterlaksanaan model pembelajaran SiMaYang Tipe II dan respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran. a. Analisis data keterlaksanaan model pembelajaran SiMaYang Tipe II Keterlaksanaan model pembelajaran SiMaYang Tipe II diukur melalui penilaian terhadap keterlaksanaan RPP yang memuat unsur-unsur model pembelajaran yang meliputi sintak pembelajaran, sistem sosial, dan prinsip reaksi. Analisis terhadap keterlaksanaan RPP model pembelajaran SiMaYang Tipe II, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Menghitung jumlah skor yang diberikan oleh pengamat untuk setiap aspek pengamatan, kemudian dihitung persentase ketercapaian dengan rumus : % Ji = ( Ji / N) x 100%

33 Keterangan : %Ji = Persentase ketercapaian dari skor ideal untuk setiap aspek pengamatan pada pertemuan ke-i Ji = Jumlah skor setiap aspek pengamatan yang diberikan oleh pengamat pada pertemuan ke-i N = Skor maksimal (skor ideal) 2) Menghitung rata-rata persentase ketercapaian untuk setiap aspek pengamatan dari dua orang pengamat. 3) Menafsirkan data dengan tafsiran harga persentase ketercapaian pelaksanaan pembelajaran (RPP) sebagaimana Tabel 4 (Ratumanan dalam Sunyono, 2012a). Tabel 4. Kriteria tingkat keterlaksanaan (Sunyono, 2012a) Persentase 80,1% - 100,0% 60,1% - 80,0% 40,1% - 60,0% 20,1% - 40,0% 0,0% - 20,0% Kriteria Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah b. Analisis data respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran Analisis data respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan model SiMaYang Tipe II, dilakukan langkah-langkah berikut: 1) Menghitung jumlah siswa yang memberikan respon positif dan negatif terhadap pelaksanaan pembelajaran. 2) Menghitung persentase jumlah siswa yang memberikan respon positif dan negatif.

34 3) Menafsirkan data dengan menggunakan tafsiran harga persentase sebagaimana Tabel 4. 2. Analisis data keefektivan model pembelajaran SiMaYang Tipe II Ukuran keefektivan model pembelajaran dalam penelitian ini ditentukan dari aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung, kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran, serta ketercapaian dalam membangun model mental dan peningkatan penguasaan konsep siswa. a. Analisis data aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung Aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung diukur dengan menggunakan lembar observasi oleh dua orang observer. Analisis deskriptif terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Menghitung persentase aktivitas siswa untuk setiap pertemuan dengan rumus : % Pa = x100% Keterangan : Pa = Persentase aktivitas siswa dalam belajar di kelas. Fa = Frekuensi rata-rata aktivitas siswa yang muncul. Fb = Frekuensi rata-rata aktivitas siswa yang diamati. 2) Menghitung jumlah persentase aktivitas siswa yang relevan dan yang tidak relevan dengan pembelajaran untuk setiap pertemuan dan menghitung rata-ratanya, kemudian menafsirkan data dengan menggunakan tafsiran harga persentase sebagaimana Tabel 4 di atas.

35 3) Mengurutkan aktivitas siswa yang dominan dalam pembelajaran berdasarkan persentase setiap aspek aktivitas yang diamati. b. Analisis data kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran Untuk analisis data kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran SiMaYang Tipe II, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut : 1) Menghitung jumlah skor yang diberikan oleh pengamat untuk setiap aspek pengamatan, kemudian dihitung persentase kemampuan guru dengan rumus : % Ji = ( Ji / N) x 100% Keterangan : %Ji = Persentase dari skor ideal untuk setiap aspek pengamatan pada pertemuan ke-i Ji = Jumlah skor setiap aspek pengamatan yang diberikan oleh pengamat pada pertemuan ke-i N = Skor maksimal (skor ideal) 2) Menghitung rata-rata persentase kemampuan guru untuk setiap aspek pengamatan dari dua orang pengamat. 3) Menafsirkan data dengan tafsiran harga persentase kemampuan guru sebagaimana Tabel 4. c. Analisis data model mental siswa Analisis deskriptif terhadap model mental siswa dilakukan dengan menganalisis jawaban-jawaban siswa pada setiap soal tes model mental.

36 Pada penelitian ini, jawaban siswa terhadap soal tes model mental beragam, sehingga perlu dikelompokkan jawaban siswa ke dalam beberapa tipe sesuai dengan kemiripan jawaban siswa. Tipe-tipe jawaban siswa diurutkan sesuai dengan jawaban siswa dimulai dari tidak ada upaya (tidak memberikan jawaban) sampai ke jawaban yang paling tepat. Selanjutnya banyaknya siswa pada setiap tipe dinyatakan dalam bentuk persentase, seperti pada Tabel 5 di bawah ini : Tabel 5. Rentangan skor total dan kriteria model mental siswa No Rentangan Skor Total Kriteria 1 6-10 Buruk Sekali 2 11-15 Buruk 3 16-20 Sedang 4 21-25 Baik 5 26-30 Baik Sekali Tes sebelum pembelajaran Jumlah % siswa Tes setelah pembelajaran Jumlah % siswa Wang (Sunyono, 2014a) menyatakan bahwa untuk mengetahui fitur model mental individu siswa, Wang menggunakan pengkodean terhadap penjelasan verbal dan nonverbal siswa, dan pengkodean tersebut menggunakan tipe-tipe jawaban siswa sebagai penjelasan dari representasi nonverbal siswa. Pengkodean dari hasil tes model mental dilakukan dengan cara pemberian skor pada masing-masing jawaban siswa (Park dan Wang dalam Sunyono, 2014a) sesuai dengan tipe jawaban siswa. Teknik penskoran dilakukan dengan cara menilai jawaban siswa atas soal tes dengan uraian menggunakan kategori untuk menentukan tingkat pencapaian. Kategori-

37 kategori tersebut bertuliskan baik sekali, baik, sedang, buruk, dan buruk sekali. Secara berurut-turut diberikan skor 5, 4, 3, 2, dan 1. Selanjutnya siswa yang memperoleh kategori yang sama dikelompokkan dan dihitung persentasenya. Berdasarkan klasifikasi yang dilakukan oleh Park, el al. (Sunyono, 2014a), dalam penelitian ini model mental dengan kategori-kategori tersebut diklasifikasi sebagaimana tabel berikut. Tabel 6. Klasifikasi kategori-kategori model mental (Sunyono, 2014a) No Kategori 1. Buruk sekali Model mental (Park, 2009) Model yang belum jelas Penjelasan Model mental yang sudah dibawa oleh seseorang sejak lahir atau model mental yang terbentuk karena informasi dari lingkungan yang salah, atau konsep dan gambar struktur yang dibuat sama sekali tidak dapat diterima secara keilmuan, atau pembelajar sama sekali tidak memiliki konsep. 2. Buruk Intermediet 1 Model mental yang sudah mulai terbentuk atau konsep dan penjelasan yang diberikan mendekati kebenaran keilmuan dan gambar struktur yang dibuat tidak dapat diterima atau sebaliknya. 3. Sedang Intermediet 2 Model mental pembelajar yang ditandai dengan konsep yang dimiliki pembelajar dan gambar struktur yang dibuat mendekati kebenaran keilmuan. 4. Baik Intermediet 3 Model mental yang ditandai dengan penjelasan/konsep yang dimiliki pembelajar dapat diterima secara keilmuan dan gambar struktur yang dibuat mendekati kebenaran, atau sebaliknya penjelasan/konsep yang dimiliki belum dapat diterima dengan baik secara keilmuan, tetapi gambar struktur yang dibuat tepat.

Lanjutan Tabel 6 38 No Kategori 5. Baik sekali Model mental (Park, 2009) Target Penjelasan Model mental yang ditandai dengan konsep/penjelasan dan gambar struktur yang dibuat pembelajar tepat secara keilmuan. Analisis deskriptif juga dilakukan melalui data skor gain ternormalisasi (n-gain) yang diperoleh siswa. Analisis terhadap data skor n-gain tersebut dilakukan dengan cara pemberian skor pada masing-masing jawaban siswa pada hasil tes model mental (Park dan Wang dalam Sunyono, 2014a) sesuai dengan tipe jawaban siswa. Skor model mental tersebut kemudian diubah ke skala 100 dengan rumus : S 100 = (S / T) x 100 Keterangan : S100 = skor model mental pada skala 100 S = skor yang diperoleh siswa T = skor total Perhitungan skor n-gain dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut: = % postes % pretes 100 % pretes Kriterianya adalah (1) pembelajaran dengan skor n-gain tinggi, jika n- Gain > 0,7 ; (2) pembelajaran dengan skor n-gain sedang, jika n-gain terletak antara 0,3 < n-gain 0,7 ; dan (3) pembelajaran dengan skor n- Gain rendah, jika n-gain 0,3 (Hake dalam Sunyono, 2014a).

39 d. Analisis data penguasaan konsep siswa Penguasaan konsep kimia merupakan kemampuan siswa dalam menggunakan konsep, prinsip, teori, dan hukum-hukum kimia ke dalam situasi yang konkrit pada pemecahan masalah dan ditunjukkan oleh skor yang diperoleh siswa dalam tes penguasaan konsep (pretes dan postes). Peningkatan penguasaan konsep ditunjukkan melalui skor n-gain, yaitu selisih antara skor postes dan skor pretes, dan dihitung berdasarkan rumus berikut: = % postes % pretes 100 % pretes Kriterianya adalah (1) pembelajaran dengan skor n-gain tinggi, jika n- Gain > 0,7 ; (2) pembelajaran dengan skor n-gain sedang, jika n-gain terletak antara 0,3 < n-gain 0,7 ; dan (3) pembelajaran dengan skor n- Gain rendah, jika n-gain 0,3 (Hake dalam Sunyono, 2014a).