ASPEK JAMINAN DALAM PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (BTN) PERSERO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Namun demikian perjanjian kredit ini perlu mendapat perhatian khusus dari

BAB I PENDAHULUAN. makmur berdasaarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, maka

BAB I PENDAHULUAN. sebagai kebutuhan yang mutlak, oleh para pelaku pembangunan baik. disalurkan kembali kepada masyarakat melalui kredit.

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Dalam rangka memelihara

TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI ATAS DI PD BPR BANK BOYOLALI

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK ATAS PENSIUN

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi Indonesia tidak bisa lepas dari dasar falsafah

PELAKSANAAN NOVASI SEBAGAI UPAYA PENYELESAIAN KREDIT MACET OLEH BANK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan gencar-gencarnya Pemerintah meningkatkan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. menunculkan bidang-bidang yang terus berkembang di berbagai aspek

GADAI DAN HAK KEBENDAAN TINJAUAN YURIDIS GADAI SEBAGAI HAK KEBENDAAN UNTUK JAMINAN KREDIT

BAB I PENDAHULUAN. Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini terlihat dalam pembukaan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. terutama oleh instansi-instansi yang menurut Undang-Undang mempunyai

PELAKSANAAN PERJANJIAN PENERBITAN KARTU KREDIT DI PT BNI (PERSERO) SURAKARTA

TINJAUAN YURIDIS HAK-HAK NASABAH PEGADAIAN DALAM HAL TERJADI PELELANGAN TERHADAP BARANG JAMINAN (Studi Kasus Di Perum Pegadaian Cabang Klaten)

PERJANJIAN KREDIT DENGAN SISTEM REKENING KORAN DI BANK TABUNGAN NEGARA CABANG SURAKARTA

KREDIT TANPA JAMINAN

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

: EMMA MARDIASTA PUTRI NIM : C.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA FAKULTAS HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian hutang piutang ini dalam Kitab Undang-Undang Hukun Perdata

PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT CITA DEWI COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DI KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH KHASANAH, SIDOHARJO WONOGIRI

ASURANSI DAN KREDIT PERBANKAN

BAB I PENDAHULUAN. Peran bank sangat besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi saat ini memiliki dampak yang positif, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Dalam rangka. merata di segala bidang, salah satunya adalah bidang ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. Tempat tinggal merupakan suatu kebutuhan dasar bagi setiap manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh pada perekonomian nasional. Hal ini menyebabkan. kebutuhan hidup penduduk Indonesia juga terus mengalami kenaikan.

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana kepada pihak-pihak yang membutuhkan dana, dalam hal ini bank

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh bank sebagai suatu lembaga keuangan, sudah semestinya. hukum bagi semua pihak yang berkepentingan.

BAB I PENDAHULUAN. segala kebutuhannya tersebut, bank mempunyai fungsi yang beragam dalam

BAB I PENDAHULUAN. Jaminan atau agunan yang diajukan atau yang diberikan oleh debitur

BAB I PENDAHULUAN. rangka pembaharuan hukum dengan mengadakan kodifikasi dan unifikasi

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi atan pertanggungan merupakan sesuatu yang sudah tidak

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH DAN TATA CARA PENYELESAIAN WANPRESTASI PADA BANK BTN DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. badan usaha untuk memenuhi kebutuhan konsumsinya seperti kebutuhan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional yang dilaksanakan selama ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan perusahaan yang. menghasilkan berbagai macam produk kebutuhan hidup sehari-hari,

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia

BAB I. Pendahuluan. dan makmur dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. pembangunan di bidang ekonomi. Berbagai usaha dilakukan dalam kegiatan

TANGGUNGJAWAB HUKUM DALAM PERJANJIAN KREDIT KENDARAAN BERMOTOR DI PUTRA UTAMA MOTOR SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. rangkaian dari kegiatan pembangunan yang terdahulu, bahwa pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. hukum membutuhkan modal untuk memulai usahanya. Modal yang diperlukan

PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK TANGGUNGAN PADA PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT BANK PASAR

SKRIPSI KAJIAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH SUSUN SEDERHANA DI SURAKARTA

PELAKSANAAN PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PERJANJIAN KREDIT DI BANK RAKYAT INDONESIA (BRI) KC SOLO KARTASURA

BAB I PENDAHULUAN. yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

KAJIAN PELAKSANAAN PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM UANG DI PEGADAIAN KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pembangunan di berbagai bidang yang berpedoman pada Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. bertahap, pada hakikatnya merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KREDITUR DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK TANGGUNGAN

PENYELESAIAN SENGKETA PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH

SKRIPSI. Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Syarat-syarat Guna Mencapai Derajat Sarjana Hukum Dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Guna mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dalam menunjang pertumbuhan ekonomi negara. Bank adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. di dalam UUD 1945 Pasal 33 Ayat (3) telah ditentukan bahwa bumi, air,

BAB I PENDAHULUAN. Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau

A B S T R A K S I. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Negara Republik Indonesia ditujukan bagi seluruh

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kebutuhan masyarakat akan pembiayaan sekarang ini semakin tinggi,

BAB I PENDAHULUAN. - Uang berfungsi sebagai alat tukar atau medium of exchange yang dapat. cara barter dapat diatasi dengan pertukaran uang.

BAB I PENDAHULUAN. adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Guna

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan. strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara.

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PROSES JUAL BELI PERUMAHAN SECARA KREDIT

BAB I PENDAHULUAN. merupakan upaya pembangunan yang berkesinambungan dalam rangka mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperlancar roda pembangunan, dan sebagai dinamisator hukum

BAB I PENDAHULUAN. bank sedangkan memberikan jasa bank lainnya hanya kegiatan pendukung. Kegiatan

PELAKSANAAN JAMSOSTEK UNTUK KECELAKAAN KERJA DI PTP NUSANTARA IX ( PERSERO ) PG. PANGKA DI KABUPATEN TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Salah satu upaya pemerintah Indonesia dalam rangka mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Munculnya berbagai lembaga pembiayaan dewasa ini turut memacu

TINJAUAN HUKUM PENOLAKAN PERMOHONAN KREDIT BANK TERHADAP NASABAH (Studi Kasus di Bank Rakyat Indonesia (Persero) Cabang Solo Kartasura)

BAB I PENDAHULUAN. merupakan jaminan perorangan. Jaminan kebendaan memberikan hak. benda yang memiliki hubungan langsung dengan benda-benda itu, dapat

BAB I PENDAHULUAN. Perjanjian merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Definisi pembiayaan (finance) berdasarkan Surat Keputusan Menteri

TINJAUAN PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT BANK DI BPR BKK Capem BATURETNO Kab. WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan/leasing) selaku penyedia dana. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan disebutkan bahwa :

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN ANTARA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DENGAN PELANGGAN AIR MINUM DI KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. rangka peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat. 1 Bidang perumahan

TINJAUAN PELAKSANAAN KEWENANGAN PENGUASAAN ATAS BARANG JAMINAN FIDUSIA OLEH DEBITUR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan

STUDI TENTANG TANGGUNG JAWAB KASIR TERHADAP KERUGIAN AKIBAT KELALAIAN DI SUPERMARKET WILAYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. tugas yang diemban perbankan nasional tidaklah ringan. 1. perbankan menyatakan bahwa bank adalah : badan usaha yang menghimpun

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S-1) Pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana kita ketahui bahwa pembangunan ekonomi sebagai bagian

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perekonomian. Pasal 33 Undang-Undang dasar 1945 menempatkan

BAB I PENDAHULUAN. yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Bakti, 2006), hlm. xv. 1 Muhamad Djumhana, Hukum Perbankan Indonesia, cet.v, (Bandung:Citra Aditya

BAB I PENDAHULUAN. begitu besar meliputi bumi, air, ruang angkasa dan kekayaan alam yang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang berkembang menjadi krisis ekonomi,

PERLINDUNGAN HUKUM INVESTOR DALAM TRANSAKSI PADA DERIVATIVES MARKET DI ASIA TRADE POIN FUTURE SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. melindungi segenap Bangsa Indonesia, berdasarkan Pancasila dan Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang mengelola kekuatan potensi ekonomi menjadi kekuatan

BAB I PENDAHULUAN. tidaklah semata-mata untuk pangan dan sandang saja, tetapi mencakup kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. nasabah. Masing-masing bank berlomba-lomba untuk memberikan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. lembaga penghimpun dan penyalur dana masyarakat. Bank selaku badan

TINJAUAN YURIDIS TENTANG PERBEDAAN PEGADAIAN DAN BPR DALAM MEMBERIKAN KREDIT KEPADA MASYARAKAT S K R I P S I YUANITA KURNIASARI SUKAMTO C

Transkripsi:

ASPEK JAMINAN DALAM PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (BTN) PERSERO (Studi Kasus di PT. BTN Persero Kota Surakarta) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Syarat -syarat Guna Memperolah Gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta Disusun Oleh: DYAH AYU ANGGRAENI C 100 040 058 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era reformasi yang telah berlangsung di Indonesia sejak tahun 1999 hingga saat ini, memberikan warna baru dan pembaharuan dalam kehidupan bangsa Indonesia khususnya dalam sistem pemerintahan dan Peraturan perundang-undangan. Dalam era reformasi tersebut pembangunan nasionl dan pembaharuan merupakan suatu persoalan pokok yang harus diperhatikan dan direalisasikan dalam kehidupan bangsa Indonesia demi tercapainya salah satu cita-cita dan tujuan nasional, yaitu menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat serta mensejajarkan diri dengan negara-negara di dunia yang telah berkembang pesat. Pembangunan perumahan dan pemukiman merupakan salah satu bagian dari pembangunan nasional. Hal ini perlu terus ditingkatkan dan dikembangkan secara terpadu, terarah, berencana, dan berkesinambungan karena merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang arahnya untuk kemakmuran masyarakat. Untuk meletakkan kerangka dasar yang kuat bagi pengadaan perumahan dan pemukiman rakyat, terutama dalam meningkatkan partisipasi masyarakat maka diperlukan suatu pola pembiayan perumahan yang baik dalam menentukan keberhasilannya.

2 Usaha untuk mengembangkan sistem tersebut diperlukan suatu rangkaian yang bersifat menyeluruh karena mencakup seluruh komponen yang terdiri dari: 1. Lembaga bidang keuangan perumahan yaitu BTN, Bank Hipotek Pemerintah dan Lembaga Pembiayaan Pemilikan Perumahan serta badan usaha. 2. Dana yang diperlukan dan cara dana tersebut dikerahkan dari masyarakat. 3. Penggunaan dana yang tersedia untuk pembangunan perumahan dan pemukiman termasuk kredit pemilikan rumah. 4. Rangsangan kebijakan, perpajakan, bantuan subsidi dari pemerintah. Dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat akan perumahan maka peranan pemerintah sangat dibutuhkan dalam menyediakan dana dan memberikan prakarsa dalam usaha pembangunan perumahan. Kehadiran sistem Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sangat dibutuhkan oleh masyarakat yang penghasilan ekonominya dalam level kecil dan menengah. Berbagai upaya yang dilakukan pemerintah untuk pembangunan perumahan yang layak huni antara lain pe mbangunan Rumah Sederhana (RS) dan Rumah Sangat Sederhana (RSS). Tingkat ketergantungan dari pra pembeli rumah sekarang ini sangat terkait dengan kredit permintaan rumah, meningkatnya suku bunga akan sangat berpengaruh terhadap permintaan rumah. Berbagai usaha yang dilakukan lembaga perbankan untuk berkompetitif dalam persaingan suku

3 bunga KPR. Hal ini memberikan peluang untuk bisa memaksimalkan Kredit Pemilikan Rumah yang dikucurkan oleh sektor perbankan untuk pembelian rumah bagi keluarga. 1 Perjanjian KPR berdasarkan perjanjian standard yang isinya telah ditetapkan oleh pihak bank, yang dituangkan dalam konsep janji-janji tertulis yang disusun tanpa membicarakan isinya kepada debitur, kemudian di formulasikan dalam bentuk formulir perjanjian dan sejumlah aturan adendum atau aturan tambahan, sehingga yang terjadi adalah kreditur menyodorkan bentuk perjanjian yang berwujud perihal perjanjian KPR dengan klausul yang telah ditetapkan, terkecuali mengenai judul perjanjian KPR, komparasi atau identitas, dasar hukum, dan kedudukan para pihak yang akan mengadakan perjanjian kredit bank. Memang tidak sedikit nasaban yang belum atau tidak mengetahui hukum perjanjian dan hukum perkreditan, sehingga pada waktu menghadapi kontrak yang demikian terpaksa menyetujuinya. Penggunan standard contract tidak sesuai asas konsesualisme. Kata sepakat sebagai salah satu syarat sahnya perjanjian dalam pasal 1320 KUH Perdata dipandang tidak terpenuhi karena kata sepakat diperoleh dengan paksaan. 2 Dengan adanya perjanjian baku (standard contract), dalam perjanjian KPR menimbulkan beberapa klausul yang tidak diduga nasabah pada saat melaksanakan kesepakatan. Dalam mengajukan KPR sering kali debitur hanya 1 C. Djemabut Blaang, 1986, Perumahan dan Pemukiman sebagai Kebutuhan Pokok, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, hal. 108-109. 2 Gatot Supramono, 1997, Perbankan dan masalah Kredit (Suatu Tinjauan Yuridis ), Jakarta: Djambatan, hal. 63-64.

4 terfokus untuk mempersiapkan uang muka yang harus dikeluarkan. Padahal biaya-biaya lainnya cukup banyak dan jika ditotal nilainya bertambah banyk. Dalam proses mendapatkan kredit atau mengajukan kredit ada beberapa biaya yang harus dipertimbangkan, antara lain biaya asuransi dan biaya pengikatan kredit secara hukum, dan biaya penilaian jaminan. Dalam perjanjian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang menjadi jaminan kredit ilah hak atas tanah, bukan tanah secara fisik, UUPA menyatakan hak milik, hak guna usha, dan hak guna bangunan dapat dibebani hak tanggungan untuk menjamin pelunasan suatu hutang. Karena sifatnya yang istimewa, untuk dapat dibebani hak tanggungan, suatu benda harus ditunjuk oleh suatu undang-undang sebagai objek hak tanggungan yaitu UU No. 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan atas Tanah beserta Benda -benda yang Berkaitan dengan Tanah. Dalam Undang-undang tersebut kekhawatiran dan keberadaan hak tanggungan ditentukan oleh adanya piutang yang dijamin pelunasannya. 3 Di samping itu debitur dikenakan biaya provinsi kredit adalah jasa komisi pencairan kredit sekitar 1% dari Plafond kre dit. Besarnya komisi ini relatif sama dari satu bank dengan bank yang lain. Bahkan seorang nasabah dikenakan pula biaya administrasi kredit yaitu biaya yang berkaitan dengan jasa pengurusan permohonan kredit. Imbas krisis moneter berlarut-larut sangat dirasakan debitur. KPR dalam perjanjian kredit perumahan terkadang debitur kurang mendapatkan 3 Effendi Perangin, 1991. Praktek Penggunaan Tanah sebagai Jaminan Kredit, Jakarta: Rajawali, hal, 1-2.

5 perlindungan hukum. Hal ini dapat dijumpai pada fenomena kenaikan penetapan suku bunga yang kelewat batas menempatkan posisi lemah dan tak berdaya bagi pihak debitur. KPR pada prinsipnya juga sama dengan kredit pada mumnya yang obyeknya adalah dana / uang yang kemudian diberikan rumah. KPR demikian juga sama halnya dengan perjanjian kredit yang lain, mempunyai degree of cruish, maka dalam KPR pun diperlukan jaminan / collateral demi untuk mengamankan dana yang telah dikeluarkan oleh Bank BTN. Jaminan yang dimaksud dalam hal ini adalah rumah yang dibeli dengan fasilitas KPR tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang aspek jaminan dalam perjanjian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada PT. BTN (Persero) Kota Surakarta. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: A. Bagaimana prosedur pengajuan permohonan kredit pemilikan rumah (KPR) di PT. BTN Persero? B. Bagaimana bentuk dan isi perjanjian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di PT. BTN Persero? C. Aspek jaminan apa yang diterapkan dalam perjanjian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di PT. BTN Persero dan bagaimana cara pembebanannya?

6 D. Hambatan-hambatan apa yang timbul dalam perjanjian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan dalam pembebanan jaminannya, serta bagaimana cara mengatasinya? C. Tujuan Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh penulis ini memiliki dua tujuan pokok, yaitu tujuan obyektif dan subyektif, dengan penjelasannya sebagai berikut: 1. Tujuan Obyektif a. Untuk mengetahui prosedur pengajuan permohonan kredit pemilikan rumah (KPR) di PT. BTN Persero b. Untuk mengetahui bentuk dan isi perjanjian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di PT. BTN Persero c. Untuk mengetahui Aspek jaminan apa yang diterapkan dalam perjanjian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di PT. BTN Persero dan bagaimana cara pembebanannya d. Untuk mengetahui Hambatan-hambatan apa yang timbul dalam perjanjian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan dalam pembebanan jaminannya, serta bagaimana cara mengatasinya 2. Tujuan Subyektif a. Untuk memperoleh bahan hukum terkait dengan aspek jaminan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) melalui Bank Tabungan Negara (BTN) guna penyusunan penulisan hukum sebagai syarat dalam memperoleh gelar

7 Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta. b. Sebagai sumbangan pemikiran dalam rangka memberikan penerangan kepada masyarakat tentang aspek jaminan perjanjian Kredit Pemilikan Rumah (KPR). D. Manfaat Penelitian Dalam melaksanakan suatu penelitian tentunya tidak terlepas dari suatu kenyataan yang diperoleh, sehingga diharapkan dapat memberikan manfaat yang bersifat praktis dan manfaat teoritis. Dengan ini penulis ingin memperoleh manfaat yaitu: 1. Manfaat Praktis a. Memberikan pengetahuan mengenai prosedur pengajuan permohonan kredit pemilikan rumah (KPR) di PT. BTN Persero b. Memberikan pengetahuan mengenai bentuk dan isi perjanjian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di PT. BTN Persero c. Memberikan pengetahuan mengenai aspek jaminan apa yang diterapkan dalam perjanjian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di PT. BTN Persero dan bagaimana cara pembebanannya d. Memberikan pengetahuan mengenai hambatan-hambatan apa yang timbul dalam perjanjian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan dalam pembebanan jaminannya, ser ta bagaimana cara mengatasinya

8 2. Manfaat Teoritis Menambah kepustakaan dalam bidang hukum pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta. E. Metode Penelitian Menurut Soerjono Soekanto, metodologi pada hakekatnya merupakan pedoman tentang cara-cara ilmuwan mempela jari, menganalisa dan memahami lingkungan-lingkungan yang dihadapi. 1. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan di sini tergolong penelitian deskriptif yaitu suatu penelitian yang dimaksudkan untuk memberikan data -data yang seteliti mungkin tentang manusia, keadaan atau gejala -gejala lainnya. 4 Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran dan memberikan data yang seteliti mungkin untuk dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya. 5 2. Lokasi Penelitian Sesuai dengan judul yang penulis ajukan dan lebih terfokus pada ruang lingkup penelitian sehingga menjadi lebih rendah. Maka untuk memperoleh data yang berkaitan tentang permasalahan yang timbul, penulis mengambil lokasi penelitian di PT. Bank Tabungan Negara (BTN) Persero Surakarta. 4 Soerjono Soekanto. Metode Penelitian Hukum. Jakarta, 1986, hal, 6 5 Ibid

9 3. Jenis Data Data yang terkumpul merupakan data kualitatif dimana datanya dinyatakan dalam keadaan yang sewajarnya atau sebagaimana adanya, tidak diubah dalam simbol-simbol atau bilangan. a. Data Primer Merupakan sejumlah keterangan atau fakta yang secara langsung melalui penelitian di PT. Bank Tabungan Negara (BTN) Persero Surakarta. b. Data Sekunder Buku-buku hukum dan perundang-undangan yang berkaitan dengan penelitian. 4. Teknik Pengumpulan Data a. Penelitian Kepustakaan Dimaksudkan untuk menelusuri, menghimpun, meneliti dan mempelajari buku-buku literatur, dokumen-dokumen, peraturan perundangan, yang berkaitan dengan masalah-masalah yang diteliti. b. Studi Lapangan 1) Wawancara Yaitu dengan melakukan tanya jawab secara langsung kepada responden atau narasumber. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan keterangan-keterangan atau informasi dari individuindividu atau pejabat dari instansi tertentu, maupun pandangan atau

10 pendapat para responden yang diwawancarai untuk keperluan komparatif. 2) Observasi Adalah melakukan pengamatan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh gambaran-gambaran atau deskripsideskripsi khusus. 3) Responden Dalam hal ini pihak-pihak yang penulis harapkan untuk membantu dan memberikan data, sehubungan dengan permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan hukum ini. Pihak yang dimaksud di sini adalah pihak yang berwenang dan pimpinan serta karyawan PT. BTN Persero Kota Surakarta. 4) Penentuan Responden Dalam penelitian ini pemilihan dan penentuan responden dilakukan berdasarkan pertimbangan bahwa responden mempunyai pengetahuan karena disiplin ilmunya, pengalaman maupun jabatannya sehingga dianggap tahu akan permasalahan yang akan diteliti. 5) Analisis Data Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan cara deskriptif kualitatif, yaitu data yang diperoleh, disusun secara sistematis kemudian disimpulkan sehingga dapat diperoleh gambaran yang

11 baik, jelas dan dapat memberikan data seteliti mungkin mengenai obyek penelitian. F. Sistematika Skripsi Dalam penulisan skripsi ini penulis membatasi keseluruhan skripsi dalam empat Bab, yaitu: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Perumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian E. Metodologi Penelitian F. Sistematika Skripsi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum tentang Perjanjian 1. Pengertian Perjanjian 2. Asas-asas Hukum dalam Perjanjian 3. Syarat Sahnya Perjanjian 4. Jenis-jenis Perjanjian 5. Berakhirnya Perjanjian B. Tinjauan Umum tentang Perjanjian Kredit dan KPR 1. Pengertian Kredit dan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) 2. Bentuk Perjanjian Kredit Pemilikan Rumah (KPR)

12 3. Prinsip-prinsip Pemberian Kredit 4. Mekanisme Perlindungan Nasabah C. Aspek Jaminan dalam Perjanjian Kredit Pemilikan Rumah 1. Pengertian Jaminan 2. Macam-macam Jaminan 3. Hak Tanggungan a. Pengertian Hak Tanggungan b. Subyek dan Pemberian, Pendaftaran, Peralihan dan Hapuskan Hak Tanggungan c. Tata Cara Pemberian, Pendaftaran, Peralihan dan Hapusnya Hak Tanggungan d. Eksekusi dan Pencoretan Hak Tanggungan e. Sanksi Administrasi BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Prosedur pengajuan permohonan kredit pemilikan rumah (KPR) di PT. BTN Persero? B. Bentuk dan isi perjanjian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di PT. BTN Persero? C. Aspek jaminan yang diterapkan dalam perjanjian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di PT. BTN Persero dan bagaimana cara pembebanannya

13 D. Hambatan-hambatan yang timbul dalam perjanjian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan dalam pembebanan jaminannya, dan bagaimana cara mengatasinya BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran-saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN