METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel

III. METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

III. METODE PENELITIAN. menjadi dua macam, yaitu: pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB III METODE PENELITIAN. Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data time

III. METODE PENELITIAN. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah

III. METODELOGI PENELITIAN. Data yang digunakan oleh penulis adalah data sekunder dalam bentuk tahunan dari tahun

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. runtut waktu (time series) atau disebut juga data tahunan. Dan juga data sekunder

H 2 : Dana Perimbangan berpengaruh positif terhadap Belanja Modal

3. METODE. Kerangka Pemikiran

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder deret waktu

III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

METODE PENELITIAN. deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang dianalisis adalah faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis Pengaruh Pajak Daerah,

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan sumber diperolehnya data dari penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menganalisis data, penulis menggunakan alat bantu komputer seperti paket

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

III. METODE PENELITIAN. Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009

IV METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam bab ini adalah dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN

Daerah Jawa Barat, serta instansi-instansi lain yang terkait.

III. METODE PENELITIAN. Modal Kerja, Inflasi, dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung. Deskripsi

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dalam penelitian ini adalah tingkat suku bunga kredit pada Bank

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis akan melaksanakan langkah-langkah sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. dan pertumbuhan ekonomi adalah laporan keuangan pemerintah daerah

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Modal, Dinas Penanaman Modal Kota Cimahi, Pemerintah Kota Cimahi, BPS Pusat

BAB III METODE PENELITIAN. Di dalam penelitian ilmiah diperlukan adanya objek dan metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Statistik). Data yang diambil pada periode , yang dimana di dalamnya

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis pengaruh antara upah

BAB II LANDASAN TEORI. Data merupakan bentuk jamak dari datum. Data merupakan sekumpulan

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam

BAB III METODE PENELITIAN. dan tujuan penelitian seperti yang telah disampaikan sebelumnya, maka metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Agriculture, Manufacture Dan Service di Indonesia Tahun Tipe

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini daerah yang akan dijadikan lokasi penelitian adalah

METODE PENELITIAN. Struktur, Perilaku, dan Kinerja Industri Kakao di Indonesia. Kegiatan penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dalam penelitian ini adalah ekspor kayu lapis Indonesia di pasar

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini data yang digunakan merupakan data sekunder tahunan

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Indonesia (BEI) yang bergerak dalam bidang pertambangan. Perusahaan yang terdaftar

BAB IV METODE PENELITIAN. dilakukan secara sengaja (purposive) melihat bahwa propinsi Jawa Barat

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. data PDRB, investasi (PMDN dan PMA) dan ekspor provinsi Jawa Timur.

BAB III METODE PENELITIAN. Permintaan Beras di Kabupaten Kudus. Faktor-Faktor Permintaan Beras. Analisis Permintaan Beras

BAB IV HASIL PENELITIAN. bawah ini. Untuk membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang cermat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1.Objek Penelitian Dalam penelitian ini terdiri dari varabel terikat dan variabel bebas. Dimana

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa

Gatak Gatak Gatak Kartasura Kartasura Baki

III. METODE PENELITIAN. Data sekunder adalah data yang tersedia dan telah terproses oleh pihak pihak lain

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dari

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. model struktural adalah nilai PDRB, investasi Kota Tangerang, jumlah tenaga kerja,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dicatat, atau diobservasi sepanjang waktu secara berurutan. Periode waktu dapat

METODE PENELITIAN. wilayah Kecamatan Karawang Timur dijadikan sebagai kawasan pemukiman dan

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah jenis sumber data sekunder

BAB III METODE PENELITIAN. (independent variable) adalah sumber-sumber penerimaan daerah yang terdiri dari

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. laba/rugi Perusahaan makanan yang terdaftar di BEI (PT. Indofood Sukses

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung yang berupa cetakan atau publikasi

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

Pertemuan 4-5 ANALISIS REGRESI SEDERHANA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada website Bank Indonesia ( Bank

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti menguji pengaruh return on asset (ROA), leverage, ukuran perusahaan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia melalui situs

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Apakah investasi mempengaruhi kesempatan kerja pada sektor Industri alat

METODOLOGI PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (timeseries) yang

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. hubungan antar variabel tersebut dirumuskan dalam hipotesis penelitian, yang akan diuji

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Kabupaten Tapanuli Selatan yang

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, likuiditas, grwoth, media

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data yang digunakan terkait dengan penelitian tentang pengaruh jumlah penduduk

Transkripsi:

III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel yang akan dianalisis dalam penelitian ini, maka perlu dirumuskan definisi operasional sebagai berikut : 1. Tingkat kemiskinan (K) adalah persentase penduduk yang berada di bawah garis kemiskian di Kabupaten Lampung Utara tahun 1999-2013 (dalam satuan persen), Data diambil dari BPS Lampung Utara 2. Pertumbuhan Ekonomi Regional (Y), dinyatakan sebagai perubahan PDRB atas dasar harga konstan di Kabupaten Lampung Utara tahun 1999-2013 (dalam satuan persen) yang dihitung dengan menggunakan rumus: Dimana: Y = {(PDRBt1-PDRBt)/PDRBt} x 100% Y PDRBt = Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota tahun t = PDRB ADHK Kabupaten/kota tahun t PDRBt1 = PDRB ADHK Kabupaten/kota tahun t-1

51 3. Upah minimum kabupaten/kota (U) adalah upah minimum yang berlaku di daerah kabupaten/kota, yang diterima oleh pekerja per bulan (BPS, 2008). UMK yang digunakan dalam penelitian ini adalah upah minimum yang berlaku di Kabupaten Lampung Utara tahun 1999-2013 yang diukur dalam satuan rupiah. Data diambil dari BPS. 4. Pendidikan (PD), dinyatakan sebagai penduduk berumur 10 tahun keatas yang lulus pendidikan terakhir SMA keatas di Kabupaten Lampung Utara tahun 1999-2013, yang diukur dalam satuan jiwa. Data diambil dari BPS. 5. Tingkat pengangguran terbuka (P) adalah persentase penduduk dalam angkatan kerja yang tidak memiliki pekerjaan dan sedang mencari pekerjaan di Kabupaten Lampung Utara tahun 1999-2013 yang diukur dalam satuan persen (BPS, 2012). Data diambil dari BPS. B. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder yaitu data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti, misalnya diambil dari Badan Statistik, dokumen-dokumen perusahaan atau organisasi, surat kabar dan majalah, ataupun publikasi lainnya (Marzuki, 2005 : 15). Data sekunder yang digunakan adalah data deret waktu (time-series data) untuk kurun waktu tahun 1999-2013 di Kabupaten Lampung Utara Provinsi Lampung. Secara umum data-data dalam penelitian ini diperoleh dari Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung dan Kabupaten Lampung Utara. Informasi lain bersumber dari studi kepustakaan lain berupa jurnal ilmiah dan buku-buku teks.

52 C. Metode Analisis 1. Model Regresi Penelitian ini akan mengukur dan menganalisis pengaruh dan arah hubungan variabel independen (pertumbuhan ekonomi, upah minimum, pendidikan dan tingkat pengangguran) terhadap variabel dependen (tingkat kemiskinan) maka analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda dengan metode kuadrat terkecil ( Ordinary Least Square ). Model dari analisis regresi linier berganda adalah : Yt = β 0 + β 1 X 1t + β 2 X 2t + β k X kt + ℇt ( 3.1 ) dimana Y adalah variabel dependen, X1, X2...Xk adalah variabel independen dan ℇt adalah variabel gangguan.β 0 disebut intersep sedangkan β 1 dan β 2 dalam regresi berganda disebut koofisien regresi parsial. Bentuk model logaritma natural pada penelitian ini adalah: LNK t = LN β 0 + β 1 LNY t + β 2 LNU t + β 3 LNPD t + β 4 LNP t + ℇ t ( 3.2 ) dimana: LNK t LNY t LNU t LNPD t LNP t ℇ t LN β 0 = Logaritma Natural Tingkat Kemiskinan dengan satuan persen; = Logaritma Natural Pertumbuhan Ekonomi dengan satuan persen; = Logaritma Natural Upah Minimum dengan satuan persen; = Logaritma Natural Pendidikan dengan satuan persen; = Logaritma Natural Tingkat Pengangguran dengan satuan persen; = Error term; = Konstanta;

53 β 1, β 2,..., β 4 = Koefisien variabel independen. Setelah didapat hasil dari regresi persamaan tersebut maka akan dianalisis pengaruh dan arah hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Alat analisis yang digunakan yaitu analisis asosiatif dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Analisis regresi adalah studi ketergantungan dari variabel dependen pada satu atau lebih variabel lain yaitu variabel independen (Gujarati, 2003 : 226). Dalam analisis ini dilakukan dengan bantuan program SAS V.8.1 dengan tujuan untuk melihat pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependennya. D. Tahapan Analisis Suatu penelitian merupakan suatu proses yang panjang dan saling terkait secara sistematis. Setiap tahap harus dilalui secara kritis, cermat dan sistematis hingga tercapai hasil penelitian yang memenuhi kaidah-kaidah ilmiah. Menurut dalil Gauss-Markov (dalam Greene, 2008 : 49), Ordinary Least Squares (OLS) merupakan penduga dengan variance terkecil. Sehingga bersifat BLUE (The Best Linier Unbiased Estimator). Gujarati (2003 : 929) mengemukakan beberapa asumsi klasik yang harus dipenuhi untuk suatu hasil estimasi regresi linier agar hasil tersebut dapat dikatakan baik dan efisien. Adapun asumsi klasik yang harus dipenuhi antara lain: a. Model regresi adalah linier, yaitu linier di dalam parameter.

54 b. Residual variabel pengganggu (µ) mempunyai nilai rata-rata nol (zero mean value of disturbance µ). c. Heterokedastisitas atau varian dari µ adalah konstan. d. Tidak ada autokorelasi antara variabel pengganggu (µ). e. Kovarian antara µ dan variabel independen (X 1 ) adalah nol. f. Jumlah data (observasi) harus lebih banyak dibandingkan dengan jumlah parameter yang diestimasi. g. Tidak ada multikolinieritas. h. Variabel penggangu harus berdistribusi normal atau stikastik. Berdasarkan kondisi tersebut didalam ilmu ekonometrika, agar sesuatu model dikatakan baik dilakukan beberapa pengujian yaitu: 1. Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Salah satu asumsi pokok dalam model regresi adalah bahwa varian setiap disturbance term yang dibatasi oleh nilai tertentu mengenai variabel-variabel bebas adalah berbentuk suatu nilai konstan yang sama dengan σ. Inilah yang disebut dengan asumsi homoscedasticity atau varian yang sama. Uji ini menentukan apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Dalam uji ini dilakukan pendeteksian terlebih dahulu, kemudian jika ada, baru dilakukan tindakan untuk

55 menghilangkan efek dari heteroscedasticity. Uji Heteroskedastisias dalam penelitian ini dilakukan dengan uji white tanpa cross term (Gujarati, 2003 : 98). 2. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokorelasi yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi adalah tidak adanya autokorelasi dalam model regresi. Metode pengujian yang sering digunakan adalah dengan uji Durbin-Watson (uji DW) dengan ketentuan sebagai berikut: Jika DW lebih kecil dari dl atau lebih besar dari (4-dL) maka hopotesis nol ditolak, yang berarti terdapat autokorelasi. Jika DW terletak antara du dan (4-dL), maka hipotesis nol diterima, yang berarti tidak ada autokorelasi. Jika DW terletak antara dl dan du atau diantara (4-dU) dan (4-dL), maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti. Nilai du dan dl dapat diperoleh dari tabel statistik Durbin Watson yang bergantung banyaknya observasi dan banyaknya variabel yang menjelaskan. Uji ini menentukan apakah dalam model regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan periode sebelumnya t-1. Dalam uji ini dilakukan pendeteksian terlebih dahulu, kemudian jika ditemukan baru dilakukan pengobatan untuk menghilangkan efek autokorelasi (Gujarati, 2003 : 472-473).

56 3. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah model regresi mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Asumsi normalitas merupakan persyaratan yang sangat penting pada pengujian kebermaknaan (signifikansi) koefisien regresi. Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal, sehingga layak dilakukan pengujian secara statistik. Uji Normalitas merupakan uji yang sering dilakukan sebagai prasyarat untuk melakukan analisis data, banyak sekali metode analisis yang mensyaratakan data harus normal misalnya analisis regresi dan lain sebagainya, bahkan ada juga yang uji normalitas pada residual model statistika.uji normalitas dilakukan sebelum data diolah berdasarkan model-model penelitian yang diajukan. Uji normalitas data bertujuan untuk mendeteksi distribusi data dalam suatu variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak untuk membuktikan model-model penelitian tersebut adalah data yang memiliki distribusi normal. Dari berbagai macam cara uji normalitas yang dapat dipakai, dalam penelitian ini uji yang akan dipakai untuk mendeteksi normalitas distribusi data adalah menggunakan uji skewness dan kurtosis meliputiuji Kolmogorov-Smirnov, uji Shapiro-Wilk, uji Anderson-Darling, dan uji Cramer-von Mises tersebut. Hipotesis yang diajukan uji Kolmogorov-Smirnov, uji Shapiro-Wilk, uji Anderson-Darling, dan uji Cramer-von Mises adalah sebagai berikut: Ho : Data X berdistribusi normal. Ha : Data X tidak berdistribusi normal.

57 Pengambilan keputusan dalam uji Kolmogorov-Smirnov, uji Shapiro-Wilk, uji Anderson-Darling, dan uji Cramer-von Mises adalah sebagai berikut: Jika Sig.(p) > 0,05 maka Ho diterima. Jika Sig.(p) < 0,05 maka Ho ditolak. 4. Uji Multikolinieritas Multikolinieritas adalah alat untuk mengetahui suatu kondisi apakah didalam model regresi tersebut terdapat korelasi variabel independen di antara satu sama lainnya. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Uji ini menentukan apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Dalam uji ini dilakukan pendeteksian terlebih dahulu, kemudian jika hal tersebut terjadi, barulah dilakukan tindakan (treatment) untuk menghilangkan efek dari multikolinearitas. Uji multikolinieritas dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat nilai korelasi antar variabel bebas. Jika ada korelasi antara dua variabel cukup tinggi (umumnya 0,9), maka hal ini mengindikasikan adanya multikolinearitas. Selain itu juga dengan auxiliary regression, yaitu membandingkan nilai R 2 model utama dengan regresi parsial dari masing-masing variabel bebasnya. Jika nilai R 2 parsial dari masing-masing variabel bebas lebih tinggi dari R 2 model utama, dalam model regresi terjadi penyimpangan asumsi klasik multikolinieritas (Gujarati, 2003 : 359). Menurut Gujarati (2003 : 350) gejala Multikolinieritas ini dapat dideteksi dengan beberapa cara antara lain :

58 Menghitung koefisien korelasi sederhana (simple correlation) antara sesama variabel bebas, jika terdapat koefisien korelasi sederhana yang mencapai atau melebihi 0.8 maka hal tersebut menunjukkan terjadinya masalah multikolinieritas dalam regresi. Menghitung nilai Toleransi atau VIF (Variance Inflation Factor), jika nilai Toleransi kurang dari 0.1 atau nilai VIF melebihi 10 maka hal tersebut menunjukkan bahwa multikolinieritas adalah masalah yang pasti terjadi antar variabel bebas. Adapun cara lainnya yaitu dengan melihat dari Variance Inflation Factor (VIF) dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel bebas terhadap variabel bebas lainnya. Berikut persamaan model VIF : VIF = 1 (1-r 2 ij) Berdasarkan model persamaan VIF tersebut maka apabila nilai korelasi antara variabel bebas dengan 1, maka perolehan nilai VIF yang tidak terhingga. Sebaliknya apabila tidak terjadi kolonieritas antar variabel-variabel bebas (korelasi = 0), maka nilai VIF akan sama dengan 1. 4.1 Akibat dari masalah Multikolinieritas Hines, W.W dan Montgomery (1990 : 490) menjelaskan bahwa dampak multikolinearitas dapat mengakibatkan koefisien regresi yang dihasilkan oleh analisis regresi berganda menjadi sangat lemah atau tidak dapat memberikan hasil analisis yang mewakili sifat atau pengaruh dari variabel bebas yang bersangkutan. Dalam banyak hal masalah Multikolinearitas dapat menyebabkan uji t menjadi tidak signifikan padahal jika masing-masing variabel bebas

59 diregresikan secara terpisah dengan variabel tak bebas (simple regression) uji t menunjukkan hasil yang signifikan. 4.2 Prosedur Penanggulangan Masalah Multikolinieritas Ada beberapa prosedur yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah multikolinieritas, seperti ; penggunaan informasi apriori dari hubungan beberapa variabel yang berkoliniar, menghubungkan data cross-sectional dan data time series, mengeluarkan suatu variabel atau beberapa variabel bebas yang terlibat hubungan kolinear, melakukan transformasi variabel dengan prosedur first difference dan penambahan data baru (Gujarati, 2003 : 365). 4.3 Principal Component Regression (PCR) Mengatasi Masalah Multikolinieritas Prosedur PCR pada dasarnya adalah bertujuan untuk menyederhanakan variabel yang diamati dengan cara menyusutkan (mereduksi) dimensinya. Hal ini dilakukan dengan cara menghilangkan korelasi diantara variabel bebas melalui transformasi variabel bebas asal ke variabel baru yang tidak berkorelasi sama sekali atau yang biasa disebut dengan principal component. Keuntungan penggunaan Principal Component Regression (PCR) dibandingkan metode lain : 1. Dapat menghilangkan korelasi secara bersih (korelasi = 0) sehingga masalah multikolinieritas dapat benar-benar teratasi secara bersih. 2. Dapat digunakan untuk segala kondisi data atau penelitian.

60 3. Dapat dipergunakan tanpa mengurangi jumlah variabel asal. 4. Walaupun metode regresi dengan PCR ini memiliki tingkat kesulitan yang tinggi akan tetapi kesimpulan yang diberikan lebih akurat dibandingkan dengan pengunaan metode lain. 5. Uji Hipotesis Parameter-parameter yang diestimasi dapat dilihat melalui dua kriteria. Pertama adalah statistik, yang meliputi uji signifikansi parameter secara individual (Uji - t), uji signifikansi parameter secara serempak (Uji F) dan uji kebaikan sesuai {(Goodness of Fit) atau R 2 }. 5.1 Koefisien Determinasi (R 2 ) Koefisien determinasi ini mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Koefisien ini nilainya antara nol (0) sampai dengan satu (1). Semakin besar nilai koefisien tersebut maka variabel-variabel bebas lebih mampu menjelaskan variasi variabel terikatnya. Untuk menghitung besarnya determinan (R 2 ) dapat digunakan rumus sebagai berikut (Gujarati, 2003): R 2 = ESS = 1 - R 2 / (K-1) TSS (1- R 2 ) / (n-k)

61 Dimana: R² = Koefisien determinasi ESS TSS n K =Jumlah kuadrat residual =Total jumlah kuadrat residual =Jumlah observasi =Jumlah parameter (termasuk intersep) 5.2 Pengujian Secara Bersama-sama (Uji F) Pengujian hipotesis secara keseluruhan dengan menggunakan uji statistik F- hitung dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95%. Hipotesis yang dirumuskan: Ho: β 1 = β 2 = β 3 = β 4 = 0, variabel independen secara bersama- sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Ha: β 1 β 2 β 3 β 4 0, variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Kriteria pengujiannya adalah : 1) Ho ditolak dan Ha diterima, jika F-Prob < α 5 % 2) Ho diterima dan Ha ditolak, jika F-Prob > α 5 % Jika Ho ditolak, berarti variabel bebas yang diuji berpengaruh nyata terhadap variabel terikat. Jika Ho diterima berarti variabel bebas yang diuji tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat.

62 5.3 Pengujian Secara Parsial / Individu (Uji t) Pengujian hipotesis koefisien regresi dengan menggunakan uji-t pada tingkat kepercayaan 95%. Hipotesis yang dirumuskan: Hipotesis pertama: Ho1 : β1 = 0, tidak ada pengaruh antara pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lampung Utara terhadap tingkat kemiskinan Kabupaten Lampung Utara. Ha1 : β1 < 0, ada pengaruh negatif antara pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lampung Utara terhadap tingkat kemiskinan Kabupaten Lampung Utara. Hipotesis kedua Ho2 : β2 = 0, tidak ada pengaruh antara upah minimum Kabupaten Lampung Utara terhadap tingkat kemiskinan di Kabupaten Lampung Utara. Ha2 : β2 < 0, ada pengaruh negatif antara upah minimum Kabupaten Lampung Utara terhadap kemiskinan di Kabupaten Lampung Utara. Hipotesis ketiga Ho3 : β3 = 0, tidak ada pengaruh antara pendidikan di Kabupaten Lampung Utara terhadap tingkat kemiskinan di Kabupaten Lampung Utara. Ha3 : β3 < 0, ada pengaruh negatif antara pendidikan di Kabupaten Lampung Utara terhadap tingkat kemiskinan di Kabupaten Lampung Utara. Hipotesis keempat Ho4 : β4 = 0, tidak ada pengaruh antara tingkat pengangguran di Kabupaten Lampung Utara terhadap tingkat kemiskinan di Kabupaten Lampung Utara. Ha4 : β4 > 0, ada pengaruh positif antara tingkat pengangguran di Kabupaten

63 Lampung Utara terhadap tingkat kemiskinan di Kabupaten Lampung Utara. Kriteria pengujiannya adalah: 1) Ho ditolak dan Ha diterima, jika nilai t-prob < α 5% 2) Ho diterima dan Ha ditolak, jika nilai t-prob > α 5% Jika Ho ditolak, berarti variabel bebas yang di uji berpengaruh nyata secara statistik terhadap variabel terikat. Jika Ho diterima berarti variabel bebas yang di uji tidak berpengaruh nyata secara statistik terhadap variabel terikat.