BAB I PENDAHULUAN pasal 31 yang menyatakan bahwa (1) setiap warga negara berhak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Fungsi pendidikan di Indonesia telah dijabarkan dalam Undang-Undang. Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. ini. Kenyataan ini menunjukkan bahwa manusia memerlukan pendidikan. Akan

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Firman Allah SWT. Dalam Surat Al-Mujaadilah [58:11]:

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. terbelakang. Pendidikan harus benar-benar diarahkan untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal

BAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok manusia dapat berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita)

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan menuju kedewasaan serta pembentukan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Maju mundur suatu bangsa sebagian besar ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan akhirat. Selain itu, menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap orang dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup secara tepat dimasa akan datang atau dapat juga didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Pendidikan adalah usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan itu Allah Swt berfirman dalam Alquran surah At-Tahrim

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dasar untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan berupaya

BAB I PENDAHULUAN. individu, pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional merupakan pelaksanaan pendidikan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. Islam memandang manusia sebagai makhluk yang termulia dan sempurna. Ia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadilah ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

BAB I PENDAHULUAN. Di antara berbagai program kegiatan pembangunan nasional, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. penting karena dapat menentukan perkembangan dan kemajuan suatu kelompok

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk. khusus memudahkan pencapaian tujuan yang lebih tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. termasuk hal yang sangat diperhatikan di Indonesia disamping bidang yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan kepada anak-anaknya dengan memberikan bimbingan, perintah,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam arti luas adalah segala pengalaman yang dilalui manusia

BAB I PENDAHULUAN. derajat dan kedudukan suatu negara tersebut menjadi lebih tinggi. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai manusia yang hidup dizaman sekarang, harus memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu aspek penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di masa sekarang dan masa mendatang sangat dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menumbuhkan dan. mengembangkan potensi dan kemampuan anak didik sesuai dengan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. diantara ajaran tersebut adalah mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. akan pentingnya pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan dalam masyarakat. Aspek perubahan meliputi: sosial, politik, ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal yang paling dasar. Di tingkat ini, dasar-dasar ilmu pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah sedang mengadakan berbagai usaha untuk membangun manusia

memberikan gairah dan motivasi kepada para siswa. Sesuai dengan Undang dengan visi misi pendidikan nasional dan reformasi pendidikan menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, karena dengan pendidikan dapat membentuk manusia

3BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bagi rakyatnya, sehingga mampu mandiri dan dapat membangun bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, dan lewat

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan. dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara 1

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

BAB I PENDAHULUAN. sering diterjemahkan dengan tarbiyah yang berarti pendidikan. 1 Istilah

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. penting. Oleh karena itulah dilakukan penyelenggaraan pendidikan, sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dipandang sebagai salah satu aspek yang memiliki peranan. berkualitas dan mempunyai kelebihan dari makhluk lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam ajaran agama Islam, umat Islam diperintahkan untuk semangat

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan Negara,

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Pendidikan Islam baik MI, MTs, MA, maupun PTAI sering

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR:

BAB I PENDAHULUAN. sektor pendidikan sebagai andalan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. samawi lain yang datang sebelumnya. Allah Swt. mewahyukan al-quran kepada

BAB I PENDAHULUAN. kearah peningkatan yang lebih positif. Agar usaha-usaha tersebut dapat terwujud

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. nasional sebagaimana yang dirumuskan dalam Undang-Undang RI No.20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat besar untuk menciptakan masa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dasar. Di tingkat ini, dasar-dasar ilmu pengetahuan, watak, kepribadian, moral,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Negara Indonesia sebagai negara yang berkembang, telah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di tingkat Madrasah Ibtidaiyah merupakan lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. penanaman akhlakul karimah, pembiasaan-pembiasaan atau keterampilan peserta

BAB I PENDAHULUAN. merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Jika dilihat

BAB I PENDAHULUAN. Matematika juga berkembang di bidang ilmu yang lain, seperti Kimia, Fisika, saat ini dengan penerapan konsep matematika tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. dan mendidik hingga pada akhirnya terjadi keseimbangan antara fisik dan mental.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. lingkungan masyarakat atau dalam istilah lain yaitu jalur pendidikan sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis di mushaf

BAB I LATAR BELAKANG. kehidupan manusia, baik terhadap aktivitas jasmaniahnya, pikiran-pikirannya,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan salah satu faktor utama keberhasilan pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. * Seluruh Teks dan terjemah Al-Qur`ān dalam skripsi ini dikutip dari Microsoft Word Menu Add-Ins

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya, sampai kapan dan dimanapun ia berada. sebagaimana sabda

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Maju tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. faktor utama keberhasilan Pembangunan Nasional. Semakin tinggi kualitas

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 pasal 3, yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan bangsa. Pendidikan Agama Islam akan mengenalkan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan penting sebagai wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia tersebut maka

BAB I PENDAHULUAN. mengartikan pendidikan tertulis the education is the development of knowledge, skill,

BAB I PENDAHULUAN. Jika dibanding dengan makhluk lainnya, manusia adalah makhluk Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. terutama generasi muda sebagai pemegang estafet perjuangan untuk mengisi

ISLAM dan DEMOKRASI (1)

BAB I PENDAHULUAN. Cipta, 1992), hlm Sriyono, Teknik Belajar Mengajar Dalam CBSA, (Jakarta: Rineka

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah hak setiap warga negara, dan pemerintah mempunyai kewajiban untuk memenuhinya. Hal ini secara eksplisit ditegaskan di dalam UUD 1945 pasal 31 yang menyatakan bahwa (1) setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan, (2) setiap warga Negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya. Di dalam UUD 1945 disebutkan pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan Sistem Pendidikan Nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Kesadaran untuk mewujudkan manusia Indonesia yang cerdas secara intelektual, matang secara spiritual dan bertanggung jawab dalam laku moral tersurat di dalam UU Nomor 20 tahun 2003 1 : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban kehidupan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokrasi serta bertanggung jawab. 2 1 Chairul FUad Yusuf, Kajian Peraturan dan Perundang-Undangan Pendidikan Agama Pada Sekolah, (Jakarta : PT. Pena Citasatria, 2008), cet 1. h. 73. 2 Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Th. 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) (Jakarta : Cemerlang, 2003), h. 7. 1

2 Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut maka Pendidikan Agama Islam mempunyai peran yang sangat besar bagi penyiapan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas, yang dewasa ini dituntut tidak hanya menguasai ilmu-ilmu agama melainkan juga ilmu pengetahuan dan teknologi serta penguasaan keterampilan yang berguna bagi pengembangan masyarakat. Pendidikan tidak terlepas dari yang namanya belajar. Dalam Islam di katakan bahwa orang yang berilmu lebih tinggi derajatnya dibandingkan dengan orang yang tidak berilmu. Sehingga Islam menganjurkan untuk menuntut ilmu berdasarkan firman Allah dalam Alqur an Surah Al-Mujadalah ayat 11 seperti berikut. ي ا أ ي ه ا ال ذ ين آم ن وا إ ذ ا ق يل ل ك م ت ف س ح وا ف ال م ج ال س ف اف س ح وا ي ف س ح الل و ل ك م و إ ذ ا ق يل ان ش ز وا ف ان ش ز وا ي ر ف ع الل و ال ذ ين آم ن وا م ن ك م و ال ذ ين أ وت وا ال ع ل م د ر ج ات و الل و ب ا ت ع م ل ون خ ب ي ر. Ajaran Islam juga menganjurkan kepada kaum muslimin agar belajar sepanjang hidupnya. Di dalam sebuah hadits juga dikatakan tentang pentingnya menuntut ilmu, sebagai berikut. و ح د ث ن ع ن م ل ك : ا ن و ب ل غ و ا ن ر س و ل اهلل ص ل ى اهلل ع ل ي و و س ل م ق ال : ت ر ك ت ف ي ك م ا م ر ي ن ل ن ت س ك ت م ب م ا: ك ت اب اهلل و س ن ة ن ب ي ت و. )رواه امللك( ت ض ل و ا م ا Jadi, jelas bahwa pendidikan itu sangat penting dalam hidup manusia. Tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan berdasarkan apa yang diharapkan oleh bangsa, maka dapat dilihat dari bagaimana prestasi belajar siswa. Bangsa Indonesia mengharapkan agar anak didik mempunyai pengetahuan tidak hanya

3 secara kognitifnya saja namun juga dapat membentuk watak bangsa Indonesia menjadi manusia berakhlakul karimah. Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertaqwa berakhlak mulia, mengamalkan ajaran Agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Alqur an dan Alhadis, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan serta penggunaan pengalaman. 3 Pendidikan Agama Islam di sekolah bertujuan untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan siswa tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia. 4 Hal tersebut menggambarkan bahwa pendidikan agama merupakan fase awal tahap pengenalan nilai-nilai Islami bagi anak didik. Di samping itu pendidikan agama dan pendidikan nasional tidak bisa dipisahkan satu sama lain, ibarat dua sisi mata uang yang saling melengkapi, saling mengisi satu sama lain dan salaing mendukung dalam upaya membangun bangsa secara keseluruhan menuju masa depan yang lebih baik. Selain itu guru juga dituntut untuk memiliki kinerja yang tinggi. Dengan kinerja yang tinggi maka tingkat sumber daya di Indonesia akan mulai sedikit demi sedikit meningkat terutama pada generasi muda. Sehingga terciptalah bangsa yang cerdas dan mampu menghadapi tantangan-tantangan masa depan. Kinerja guru adalah perilaku atau respon yang memberi hasil yang mengacu kepada apa yang mereka kerjakan ketika dia menghadapi suatu tugas. Kinerja guru 3 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2005), h. 21. 4 Ibid., h. 23.

4 menyangkut semua kegiatan atau tingkah laku yang dialami guru, jawaban yang mereka buat untuk memberi hasil dan tujuan. Kedudukan seorang guru mempunyai arti yang sangat penting dalam hal pendidikan, artinya penting itu bertolak dari tugas dan tanggung jawab guru yang cukup berat dalam mencerdaskan siswanya, untuk dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Seorang guru harus memiliki kinerja yang profesional, guru harus memiliki wawasan yang luas dan mantap tentang kegiatan pengajaran yang berlangsung, di mulai dari persiapan atau perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi agar pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan dengan teratur, terarah, dan efektif dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan. Guru dalam proses pembelajaran merupakan salah satu komponen yang sangat penting untuk menentukan keberhasilan pembelajaran. Oleh karena itu, menurut Sanjaya Seorang guru bukan hanya tahu tentang how to teach (bagaimana mengajar). 5 Jadi agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik seorang guru memerlukan tingkat keahlian yang memadai. Menjadi guru bukan hanya cukup memahami materi yang harus disampaikan, akan tetapi juga diperlukan kemampuan dan memahami tentang pengetahuan dan keterapilan yang lain, misalnya menggunakan metode pembelajaran, media dan sumber belajar. Tidak hanya itu saja seorang guru juga harus dituntut yang lainnya yaitu menyediakan atau menciptakan situasi dan kondisi belajar yang kondusif dan menyenangkan yang memungkinkan kegiatan pembelajaran bisa berjalan dengan baik sesuai perencanaan dan tujuan yang hendak dicapai. 5 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2007), h. 17.

5 Salah satu mata pelajaran yang sangat urgen diajarkan adalah mata pelajaran Alqur an dan Hadits, yang mana keduanya ini adalah sumber ajaran utama Islam, dan menjadi standar baku yang dijadikan acuan dalam menjalani kehidupan umat manusia di dunia, sebagaimana yang terdapat dalam Q.S. al-isra ayat 9, sebagai berikut. إ ن ى ذ ا ال ق ر آن ي ه د ي ل ل ت ى ي أ ق و م و ي ب ش ر ال م ؤ م ن ني ال ذ ين ي ع م ل ون الص ا ل ات أ ن ل م أ ج ر ا ك ب ي ا. Ayat di atas menjelaskan bahwa Alqur an adalah petunjuk bagi manusia. Belajar dan mengajarkan Alqur an adalah yang pertama dan yang paling utama dalam kehidupan seorang muslim, karena Alqur an selain kalam Allah yang maha suci, juga sebagai pedoman hidup di dunia hingga sapai ke negri akhirat. 6 ف إ ذ ا ف ر غ ت ف ان ص ب )٧( و إ ل ر ب ك ف ار غ ب )٨( Salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan pengetahuan siswasiswi terhadap Alqur an adalah dengan mengeluarkan Peraturan Daerah (PERDA) No. 3 tahun 2009 Bab III pasal 5 yaitu: 1) Penyelanggaraan pendidikan Alqur an dilakukan oleh pemerintah daerah dan atau masyarakat; 2) Penyelanggaraan pendidikan Alqur an sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan pada semua jalur dan janjang pendidikan formal; 3) Penyelanggaraan pembelajaran pendidikan Alqur an sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan 2 merupakan bagian dari kurikulum pendidikan nasional. 7 Sejalan dengan upaya memperoleh pengajaran dan tuntunan hidup bagi setiap muslim, kemampuan membaca 6 Ibid, h. 19. 7 Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Selatan, Kurikulum Pendidikan Al-Qur an untuk Sekolah Dasar, (Dinas Pendidikan: Provinsi Kalimantan Selatan, 2010), h. 8.

6 Alqur an merupakan pengajaran yang utama, jadi sangat penting mengajarkannya sejak dini. Hal ini sudah terlihat dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Alqur an dan Hadits untuk Madrasah Ibtidaiyah menempatkan Kompetensi Dasar membaca Alqur an merupakan salah satu Kompetensi Dasar yang harus dikuasai siswa. Penjabaran Kompetensi Dasar tersebut secara garis besar tercrmin ke dalam indikator berikut:1) Melafalkan surah-surah tertentu dalam juz amma dan Hadits- Hadits pilihan sebagai tahap awal membaca; 2) Membaca huruf-huruf hijaiyah sesuai makhrajnya; 3) Membaca Alqur an dan Hadits dengan baik dan benar sesuai kaidah ilmu tajwid. 8 Alqur an menggunakan lafaz Arab yang akan berbeda maknanya apabila terjadi kesalahanbacaan. Ketidakmampuan mengidentifikasi perubahan bentuk huruf menyebabkan anak tidak mampu membaca Alqur an dengan benar. Kekeliruan dalam membaca tentunya berdampak kepada perubahan arti kata/kalimat yang dibaca. Pada uraian di atas diketahui membaca Alqur an merupakan pembelajaran yang sangat urgensi untuk diajarkan, khususnya bagi anak yang masih duduk di bangku sekolah, maka sangat diperlukan peran guru dalam proses pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran yang menyangkut Alqur an, yakni Alqur an Hadits. Berdasarkan pengamatan sementara di Madrasah Ibtidaiyah Sullamut Taufiq Kecamatan Banjarmasin Timur menujukkan adanya beberapa masalah kinerja guru pada pembelajaran Alqur an Hadits seperti, ada guru yang hanya 8 Ahmad Lutfi, Pembelajaran Alqur an dan Hadist, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Agama Islam Departemen Agama Republik Indonesia, 2009), h.92.

7 memberikan materi tanpa menggunakan RPP dan tidak menggunakan metode secara tepat terhadap materi yang disampaikan sehingga siswa bosan apa yang disampaikan guru yang pada akhirnya terjadi keributan dan pada akhir pembelajaran guru tanpa menanyakan kembali dan memberikan tugas tentang pelajaran yang dipelajari sehingga seorang guru tidak mengetahui apakah murid itu benar-benar paham dengan materi yang diberikan atau tidak. Dari latar belakang permsalahan tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: Kinerja Guru Dalam Pembelajaran Alqur an Hadits Pada Madrasah Ibtidaiyah Sullamut Taufiq Kecamatan Banjarmasin Timur. B. Rumusan Masalah Hal yang menjadi pokok masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana kinerja guru dalam perencanaan Alqur an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah Sullamut Taufiq Kelurahan Kebun Bunga Kecamatan Banjarmasin Timur? 2. Bagaimana kinerja guru Alqur an Hadits dalam pelaksanaan proses pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah Sullamut Taufiq Kelurahan Kebun Bunga Kecamatan Banjarmasin Timur? 3. Bagaimana kinerja guru Alqur an Hadits dalam mengevaluasi pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah Sullamut Taufiq Kelurahan Kebun Bunga Kecamatan Banjarmasin Timur?

8 C. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalah pahaman dan kekeliruan terhadap judul skripsi ini, maka penulis perlu menjelaskan beberapa pengertian sebagai berikut: 1. Kinerja adalah penampilan atau kemampuan kerja sesuatu yang dicapai dan diperlihatkan 9 atau tampilan (perfomance) guru dalam menyampaikan pengetahuan kepada siswa. Sedangkan yang dimaksud kinerja disini adalah kemampuan guru dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab pekerjaan yang diberikan. a. Perencanaan pembelajaran b. Pelaksanaan proses pembelajaran c. Evaluasi pembelajaran 2. Guru artinya sama dengan tenaga pengajar, sedangkan guru disini adalah guru yang mengajar mata pelajaran Alqur an Hadits. 3. Pembelajaran adalah perbuatan yang dilakukan oleh guru untuk membantu siswa belajar aktif agar terjadi perubahan, baik itu prilaku serta kemapuan siswa setelah engikuti kegiatan pembelajaran. Dapat disimpulkan bahwa yang di maksud dengan judul skripsi penelitian ini yaitu kemampuan kerja atau paristasi kerja yang sengaja dilakukan oleh guru kepada siswa dalam proses pembelajaran Alqur an Hadits yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. 9 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua, (Jakarta:Balai Pustaka, 1994), h.503.

9 D. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti maka tujuan yang ingin dicapai meliputi: 1. Untuk mengetahui kinerja guru Alqur an Hadits dalam perencanaan pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah Sullamut Taufiq Kelurahan Kebun Bunga Kecamatan Banjarmasin Timur. 2. Untuk mengetahui kinerja guru Alqur an Hadits dalam pelaksanaan pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah Sullamut Taufiq Kelurahan Kebun Bunga Kecamatan Banjarmasin Timur. 3. Untuk mengetahui kinerja guru Alqur an Hadits dalam mengevaluasi pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah Sullamut Taufiq Kelurahan Kebun Bunga Kecamatan Banjarmasin Timur. E. Signifikansi Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan bisa diambil dari tulisan ini mempunyai kegunaan. 1. Sebagai bahan informasi dan wawasan pengetahuan bahwa perencanaan, pelaksanaan proses pembelajaran, dan evaluasi adalah sangat berperan penting dalam kinerja guru dalam pembelajaran Alqur an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah. 2. Sebagai bahan pertimbangan dalam rangka meningkatkan kualitas kinerja guru dalam pembelajaran Alqur an Hadits yang efektif dan efisien sehingga tercapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

10 3. Sebagai masukan dan informasi kepada guru dalam pembelajaran Alqur an Hadits tentang perencanaan, pelaksaan proses pembelajaran, dan evaluasi. a. Bagi guru Sebagai masukan bagi guru untuk lebih meningkatkan motivasi kerja yang akan berdampak pada peningkatan kinerja dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal dan mampu bekerja sama antar guru, karyawan, komite sekolah, dan orang tua anak untuk pengembangan dan kemajuan sekolah. b. Bagi kepala sekolah Sebagai masukan dalam upaya pembinaan dan pengembangan guru secara efektif, sehingga mendukung pencapaian tujuan program pendidikan. F. Kerangka Pemikiran Dalam pelaksanaan tugas mendidik, guru memiliki sifat dan perilaku yang berbeda, ada yang bersemangat dan penuh tanggung jawab, juga ada guru yang dalam melakukan pekerjaan itu tanpa dilandasi rasa tanggung jawab, selain itu juga ada guru yang sering membolos, datang tidak tepat pada waktunya dan tidak mematuhi perintah. Guru memiliki tugas sebagai pengajar yang melakukan transfer pengetahuan. Selain itu, guru juga sebagai pendidik yang melakukan transfer nilai-nilai sekaligus sebagai pembimbing yang memberikan pengarahan dan menuntun siswa dalam belajar. Untuk itu guru harus berperan aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional, yang bekerja dengan kinerja yang tinggi.

11 Kinerja guru yang dicapai harus berdasarkan standar kemampuan profesional selama melaksanakan kewajiban sebagai guru di sekolah. Berkaitan dengan kinerja guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, terdapat Tugas Keprofesionalan Guru menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 pasal 20 (a) Tentang Guru dan Dosen yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran. 10 Menurut Agus F Tamyong yang dikutip oleh Moh.Uzer Usman yang dimaksud dengan guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga mampu melakukan tugas dan fungsi sebagai guru dan kemampuan maksimal, atau dengan kata lain, guru profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta mamiliki pengalaman yang kaya dibidangnya. Kinerja Guru yang baik tentunya tergambar pada penampilan mereka baik dari penampilan kemampuan akademik maupun kemampuan profesi menjadi guru artinya mampu mengelola pengajaran di dalam kelas dan mendidik siswa di luar kelas dengan sebaik-baiknya. Kinerja guru akan menjadi optimal, bila diintegrasikan dengan komponen sekolah, baik kepala sekolah maupun sarana prasarana kerja yang memadai lainnya. Belajar mencakup peristiwa-peristiwa yang dihasilkan atau ditimbulkan oleh sesuatu yang bisa berupa bahan cetakan (buku teks, surat kabar, majalah, dsb), gambar, progam televisi, atau kombinasi dari obyek-obyek fisik, dsb. 10 UU RI. No 14 Tahun 2005, Tentang Guru dan Dosen dan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, (Jakakrta: Asa Mandiri, 2006), Cet-ke 1, h. 15.

12 Peristiwa ini mencakup semua ranah atau domain hasil belajar (learning outcomes). Secara singkat, dapat kita katakan bahwa pembelajaran merupakan serangkaian peristiwa yang dapat mempengaruhi si belajar sedemikian rupa, sehingga akan mempermudah ia dalam belajar, atau belajar yang dilakukan oleh si belajar dapat dipermudah difasilitasi. 11 Oleh karena itu, maka belajar dapat dikatakan efektif, apabila dapat memfasilitasi pemerolehan pengetahuan dan keterampilan si belajar melalui penyajian informasi dan aktivitas yang dirancang untuk membantu memudahkan siswa dalam rangka mencapai tujuan khusus belajar yang diharapkan KINERJA GURU EFEKTIVITAS BELAJAR SISWA Gambar 1.1 Kerangka pemikiran dapat digambarkan dengan bagan berikut: yaitu: Ada alasan yang melatar belakangi penulis dalam memilih judul di atas, 1. Keberhasilan belajar siswa dapat dicapai dengan kinerja mengajar yang baik. 11 Moh, Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006),Edisi kedua, h. 45.

13 2. Guru adalah komponen yang utama dalam proses pembelajaran dan turut menentukan berhasilnya proses pembelajaran, karena itu peran guru sangat penting. 3. Aspek perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dalam proses pembelajaran merupakan kegiatan yang mendapat prioritas utama serta pusat dari kegiatan di sekolah dan pelaksanaannya merupakan tanggung jawab guru yang ada di sekolah, oleh karena itu guru di tuntut untuk memiliki pengetahuan, keterampilan serta kesadaran dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. G. Sistematika Penulisan Dalam penelitian ini skripsi ini terdiri dari lima bab, dengan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I Pendahuluan, berisi mengenai latar belakang masalah dan penegasan judul, rumusan masalah, defenisi operasional, tujuan penelitian, signifikasi penelitian, kerangka pemikiran, dan sistematika penulisan. BAB II Landasan teori mengenai kompetensi kinerja guru, kinerja guru di madrasah ibtidaiyah, faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru, pembelajaran Alqur an Hadits. BAB III Metode penelitian yang memuat tentang Jenis dan pendekatan, Desain Penelitian, objek dan subjek penelitian, data, sumber data, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data dan analisis data dan prosedur penelitian.

14 BAB IV Gambaran umum lokasi penelitian, penyajian data dan analisis data. BAB V Penutup, simpulan, saran-saran, daftar pustaka dan lampiranlampiran.