Menumbuhkan Budaya Baca Di Lingkungan PKBM PELITA RIAU Oleh : Adimir A. Baluka The illiterate of the 21 st century will not be those who cannot read and write, but those who cannot learn, unlearn, and relearn (Alvin Toffler). Buta huruf dari abad ke-21 tidak akan menjadi orang-orang yang tidak bisa membaca dan menulis, tetapi mereka yang tidak bisa belajar, melupakan, dan belajar kembali (Alvin Toffler). A. Pengantar PKBM PELITA RIAU adalah satuan pendidikan nonformal yang berdiri sejak tahun 2002 di Kelurahan Limbungan Baru, Kecamatan Rumbai Pesisir, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau. Keberadaannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat, karena lembaga pendidikan ini membantu masyarakat atau warga belajar yang terputus sekolahnya karena berbagai hal. PKBM PELITA RIAU membantu masyarakat mendapatkan pendidikan secara gratis, seperti pendidikan kesetaraan paket A setara SD, paket B setara SMP, dan paket C setara SMA. PKBM PELITA RIAU juga membantu masyarakat atau warga belajar untuk meningkatkan ketrampilan secara terintegrasi dengan program Keaksaraan Usaha Mandiri, pendidikan kecakapan hidup perempuan, pelatihan ketrampilan kerja dan pengembangan budaya baca masyarakat (TBM). Membaca merupakan suatu budaya atau kebiasaan yang baik dan yang harus ada pada setiap manusia. Karena dengan membaca kita bisa mengetahui apa yang sebelumnya tidak kita ketahui, melalui membaca bisa meningkatkan pengetahuan, pemikiran, pandangan dan imajinasi kita
serta bagaimana kita bisa mengambil tindakan dalam suatu permasalahan, dibandingkan dengan kita yang kurang membaca.atau tidak pernah membaca sama sekali. Pepatah orang bijak pernah mengatakan; bahwasanya dengan membaca kita bisa membuka jendela dunia. Bila ingin mengetahui isi dunia maka membacalah, tetapi jika ingin di kenal dunia maka menulislah. Dengan demikian dapat dikatakan betapa pentingnya membaca dan budaya membaca yang semestinya harus tumbuh pada setiap diri seseorang. Budaya membaca merupakan amalan yang sepatutnya diamalkan sejak dari usia dini. Peranan orangtua dalam mendidik anak-anaknya untuk membaca akan melahirkan modal insan yang cemerlang, gemilang dan terbilang. Negara yang ingin menjadikan masyarakat berilmu pengetahuan yang tinggi, maka dimulai dari keluarga (pendidikan keluarga) orangtua hendaklah memainkan peranan yang penting dalam mendidik anak-anak mereka. Agama Islam sendiri menggalakkan ummatnya untuk membaca sehingga terbuktilah kelahiran banyak tokoh-tokoh yang unggul seperti Hamka, Kihajardewantara, Agus Salim, Soekarno, Bung Hatta, Raden Ajeng Kartini, Budi Oetomo, Adam Malik, dan masih banyak lagi. Semua pemimpin Negara terus menerus juga menggalakkan masyarakatnya membaca supaya mereka tidak ketinggalan dalam menerima kemajuan ilmu pengetahuan dan kecanggihan tehnologi. Seperti halnya masyarakat Jepang dan Negara-negara maju di dunia, membaca sudah menjadi tabiat dan amalan mereka, karena dari kebiasaan budaya membaca mereka yakini dapat meningkatkan taraf hidup dan dapat juga berdaya saing dengan dunia luar. Kemudian PKBM PELITA RIAU yang merupakan sebuah wadah atau lingkungan yang bisa menumbuhkan minat baca masyarakat, karena
disana terdapat program Taman Bacaan Masyarakat (TBM) yang bisa digunakan bagi masyarakat sebagai sumber untuk membaca. Jika bahwasanya masih banyak juga masyarakat yang belum bisa membaca atau masih buta aksara, dan oleh karena itu masyarakat bisa menggunakan fasilitas yang ada di Taman Bacaan Masyarakat PKBM Pelita Riau yang berdiri sejak tahun 2002. B. Masalah Menurut laporan penelitian para ahli dan penggiat Literasi, bahwa Indonesia untuk gemar membaca masyarakatnya masih berada pada posisi 60 dari 61 negara di dunia. Masyarakat lebih sering atau suka menonton atau mendengarkan dibandingkan membaca. Kemudian menurut mantan Mendikbud, Anies Bawesdan budaya baca masyarakat Indonesia masih lemah, dari data UNESCO menyatakan presentasi minat baca Indonesia hanya 0,01 persen. Adapun masalah yang ada di PKBM PELITA RIAU adalah : 1. Kesadaran peserta didik atau warga belajar sangat rendah. Peserta didik yang datang hanya untuk belajar di kelas. Mereka lebih memilih menunggu dibandingkan menunggu waktu sebelum masuk di kelas dengan membaca terlebih dahulu di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) yang ada di PKBM PELITA RIAU. 2. Peserta didik atau warga belajar mereka lebih memilih memainkan handphone dari pada membaca di TBM. 3. Masih banyak masyarakat yang belum memanfaatkan TBM PELITA RIAU secara maksimal sebagai tempat untuk membaca dan memperoleh informasi.
C. PEMBAHASAN DAN SOLUSI Secara umum menumbuhkan budaya baca di lingkungan PKBM PELITA RIAU, memiliki tujuan mewujudkan suatu system penumbuhan dan pengembangan nilai ilmu yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat serta mengembangkan masyarakat baca lewat pelayanan masyarakat literasi seperti Taman Bacaan Masyarakat (TBM) dengan penekanan pada penciptaan lingkungan baca untuk semua jenis bacaan. Minat baca dapat ditumbuh dan dikembangkan, sehingga menjadi kebiasaan melalui penguasaan teknik membaca yang tepat. Teknik membaca yang tepat dapat membuat membaca lebih efisien, efektif, serta menarik. Secara umum terdapat dua factor yang mempengaruhi tinggi rendahnya minat baca yaitu pertama factor internal, dan kedua factor eksternal. Selain itu masih ada lagi factor yang mempengaruhi menurunnya minat baca yaitu, keberadaan teknologi yang semakin canggih, juga didukung kurangnya kesadaran dan kurangnya motivasi dari berbagai pihak. Lebih spesifik lagi budaya membaca identik dengan bagaimana seseorang itu mengaplikasikan dalam kehidupan pribadinya. Apakah membaca itu sudah menjadi kebiasaan ataukah sudah mendarah daging dalam kehidupan masyarakat. Karena tingkatan budaya membaca seseorang berbeda-beda dengan orang lainnya. Ada budaya seseorang bahwa membaca itu menjadi suatu kewajiban, dan bahkan dalam kesehariannya harus membaca. Ada juga, membaca itu seperti bila ada tugas atau seperlunya saja dan bahkan ada yang tidak ingin atau tidak mau membaca sama sekali. Bagi orang yang rajin membaca akan menambah wawasan yang luas, berbeda dengan mereka yang tidak mau meluangkan waktu sedikitpun untuk membaca. Itu juga sangat berpengaruh
dalam hal memberi pendapat dan pengambilan keputusan. Kembali dalam pembahasan dan mencari solusi dalam tulisan ini, yang dibutuhkan menumbuhkan budaya baca disini adalah minat. Untuk menumbuhkan budaya baca solusinya adalah dengan melakukan pendekatan dengan peserta didik atau masyarakat dan memberikan motivasi bahwasanya membaca itu penting. Pendekatan yang dilakukan adalah : 1. Pengorganisasian masyarakat, ialah membangun karakteristik yang mengarah pada tujuan untuk mengaktifkan masyarakat dalam usaha meningkatkan dan mengubah mindset peserta didik dan masyarakat bahwa membaca itu penting. 2. Pendekatan partisipatif, yaitu pendekatan yang melibatkan setiap anggota masyarakat atau warga belajar dalam keseluruhan kegiatan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) yang ada di PKBM PELITA RIAU. Agen dari kegiatan ini berperan sebagai fasilitator, pembimbing, sumber belajar (Tutor) dalam merencanakan kegiatan secara bersama-sama, serta belajar dari pengalaman pribadi dan teman sebaya atau sekelas. 3. Pendekatan yang menekankan pada terciptanya situasi yang memungkinkan warga belajar dan masyarakat tumbuh dan berkembang memiliki motivasi untuk berperan dalam setiap kegiatan di TBM melalui gerakan gemar membaca, promosi, pemberian apresiasi dan peningkatan fasilitas ruang baca yang nyaman dan lengkap bahan bacaan dari berbagai bidang.
D. Kesimpulan dan Harapan Penulis 1. Kesimpulan Dari berbagai ulasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwasanya pendidikan itu bisa bukan hanya di dapat di sekolah (formal), tetapi pendidikan juga bisa diperoleh di lingkungan pendidikan nonformal (PKBM). PKBM PELITA RIAU merupakan lembaga satuan pendidikan nonformal yang sangat penting dan dibutuhkan oleh masyarakat yang kurang beruntung (putus sekolah, kurang mampu dan pengangguran yang membutuhkan ketrampilan). Kemudian dapat juga disimpulkan bahwa tingginya minat baca sangat dibutuhkan oleh setiap orang. Oleh maka dari itu dibutuhkan beberapa cara untuk meningkatkan minat baca di masyarakat. Minat baca tersebut dapat ditumbuhkembangkan oleh diri sendiri dengan peran lingkungan dalam hal ini PKBM PELITA RIAU dengan Taman Bacaan Masyarakatnya (TBM). Seperti kita ketahui TBM merupakan salah satu program yang ada di PKBM yang merupakan wujud dari life long education (belajar sepanjang hayat), maka budaya membaca dari masing-masing individu masyarakat atau warga belajar harus tumbuh dan berkembang di lingkungan PKBM PELITA RIAU. 2. Harapan Penulis Harapan penulis, semoga masyarakat dan utamanya warga belajar PKBM PELITA RIAU dapat lebih aktif dan ikut serta berperan dalam mengunjungi Taman Bacaan Masyarakat (TBM) di PKBM PELITA RIAU sehingga dapat menumbuhkan budaya membaca. Dengan demikian TBM dapat berfungsi sebagai pusat sumber gudang ilmu dan informasi yang ramai
dikunjungi warga belajar lingkungan internal PKBM PELITA RIAU dan lingkungan eksternal masyarakat luas lainnya.***. DAFTAR PUSTAKA Dr.H.Mustofa Kamil,2009, Pendidikan Nonformal,Bandung,Alfabeta Dr.Ir.H.Suprijanto,2007, Pendidikan Orang Dewasa,Jakarta,PT. Bumi Aksara http://pengertian-pengertian-info.blogspot.co.id/2015/05/pengertian-dankonsep-pkbm-menurut-ahli.html http://hendriansdiamond.blogspot.co.id/2012/02/budaya-membaca-danpengertiannya.html https://salsaaner.wordpress.com/2014/03/12/karya-tulis-ilmiah-upayameningkatkan-miat-baca-dikalangan-remaja/ http://ekomid.blogspot.co.id/2011/07/strategi-untuk-meningkatkan-minatbaca.html?m=1
SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Adimir A. Baluka,SE Tempat/Tgl.Lahir : Jakarta, 29 Desember 1962 Alamat : Jl. Balai Pernikahan No. 70 Limbungan Baru Rumbai Pesisir Pekanbaru. Menyatakan bahwa benar karya tulis Simposium ini hasil karya sendiri penulis. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dipergunakan oleh yang berkepentingan. Terima kasih. Yang membuat pernyataan, d.t.o Adimir A. Baluka,SE