FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI (-6 BULAN) DI KELURAHAN BANTAN KECAMATAN MEDAN TEMBUNG TAHUN 3 Yesica Siallagan, Erna Mutiara, Yusniwarti Yusad Alumni Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Abstract Exclusive breasfeeding means that an infant receives only breastmilk with no additional foods or liquids, not even water for the infant of -6 months. Based on data of National Institute of Health Research & Development in only 5,3% infants in Indonesia got exclusive breastfeeding whereas the expected target was 8%. Data from Health Profile of Medan Municipality Health Office in August there were 74 (4,8%) infants got exclusive breastfeeding. This low coverage gave rise to remaind health problems in the babies that it can bring impact on the quality of human resources in the future. The purpose of this study was to know factors associated with exclusive breastfeeding to the baby of -6 months old the Bantan Village, Medan Tembung Sub District in 3. The design of this study was cross-sectional. The population in this study were all mothers with babies of 7- months old the Bantan Village, Medan Tembung Sub District amounted 8 mothers. The technique of sampling was purposive sampling and of them were selected to be sample. Data were collected by interview using questionnaires. Data analysis included univariate and bivariate by using chi-square test. The results of this study showed that respondents, from data analisis stases of included univariate and bivariat only four respondent (4,%) gave exclusive breastfeeding. It was found there was relationship between knowledge (p =,3), education level (p =,8) and the factor of tradition/habit (p =,) with exclusive breastfeeding. Medan Municipality Health office is expected to increase knowledge of the mother through health workers at Mandala Health Center by giving extention or counseling about exclusive breasfeeding and the impact of the other foods and drinks given to infants before the age of 6 months. Key words : Exclusive breastfeeding knowledge, education and tradition/habit PENDAHULUAN ASI eksklusif adalah memberikan hanya ASI saja tanpa memberikan makanan dan minuman lain kepada bayi sejak lahir sampai berumur 6 bulan, kecuali obat dan vitamin. Namun bukan berarti setelah pemberian ASI eksklusif pemberian ASI dihentikan, akan tetapi tetap
diberikan kepada bayi sampai bayi berusia tahun (WHO, ). Menurut WHO dan UNICEF () laporan anak dunia yaitu dari 36,7 juta bayi lahir diseluruh dunia dan hanya 3,6% dari mereka yang disusui secara eksklusif dalam 6 bulan pertama. Sedangkan di negara industri, bayi yang tidak diberi ASI eksklusif lebih besar meninggal dari pada bayi yang diberi ASI eksklusif. Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dihubungkan dengan penurunan kasus diare (53,%) dan ISPA (7,%). Sementara di negara berkembang hanya 39% ibu-ibu yang memberikan ASI eksklusif (UNICEF, ). Cakupan ASI eksklusif di Indonesia juga belum mencapai angka yang diharapkan yaitu sebesar 8%. Data dari badan penelitian dan pengembangan kesehatan menunjukkan bayi yang mendapatkan ASI eksklusif di Indonesia hanya 5,3%. Di Kota Medan, berdasarkan profil Dinas Kesehatan Kota Medan pada bulan Agustus dari 39 Puskesmas yang ada di Medan terdapat 74 (4,8%) bayi yang diberi ASI eksklusif dan terdapat 489 (95,9%) bayi yang tidak diberi ASI eksklusif. Menurut Depkes RI (9) Angka Kematian Bayi (AKB) yang masih cukup tinggi yaitu 35/ kelahiran hidup pada tahun 7 menjadi tolak ukur penilaian kesejahteraan suatu daerah, wilayah atau negara. Diasumsikan anak-anak tersebut meninggal karena berbagai penyebab kematian. Penyebab kematian anak-anak masih bisa diperbaiki sehingga tidak menderita berkepanjangan dan berakhir dengan kematian. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif dapat mempercepat penurunan angka kematian bayi dan sekaligus meningkatkan status gizi balita yang pada akhirnya akan meningkatkan status gizi masyarakat menuju tercapainya kualitas sumber daya manusia yang memadai. Menyusui adalah suatu proses alamiah. Berjuta-juta ibu diseluruh dunia berhasil menyusui bayinya tanpa pernah membaca buku tentang ASI. Bahkan ibu yang buta huruf pun dapat menyusui anaknya dengan baik. Walaupun demikian, dalam lingkungan kebudayaan kita saat ini melakukan hal yang alamiah tidaklah selalu mudah. Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai kehidupannya dengan cara yang paling sehat (Utami, 7). Dari hasil survei pendahuluan yang dilakukan, diperoleh data dari Puskesmas Mandala tahun hanya 48 bayi (,7%) yang diberi ASI eksklusif dan pada bulan Januari sampai Agustus hanya 5 (,6%) bayi yang diberi ASI eksklusif sementara target yang diharapkan adalah 8% tahun
Tabel. Pencapaian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Mandala Tahun. Bulan Kelurahan Bandar Selamat Bantan Timur Bantan Tembung Jumlah Jumlah bayi 358 57 4 543 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst 3 4 3 8 4 5 Sumber : Profil Puskesmas Mandala,. 4 ASI Eksklusif (%) (3,%) 6 (,%) 4 (,9%) 4 (,8%) 5(,6%) Dari tabel diatas pencapaian ASI eksklusif di Kelurahan Bantan pada bulan Januari sampai Agustus dari 4 bayi hanya 4 (,9%) bayi yang ASI eksklusif. Dari data ini memperlihatkan ketidakberhasilan ibu dalam memberikan ASI eksklusif. Adapun informasi yang diperoleh dari 7 orang ibu yang tidak memberi ASI ekslusif mengatakan alasan tidak diberi ASI eksklusif karena ASI kurang (anak pertama ada yang ASI eksklusif namun setelah anak kedua ibu merasa ASI kurang sehingga ibu memberi makanan tambahan), ibu yang bekerja mengatakan tidak sempat memberi ASI pada bayi selain itu ibu merasa kurang istirahat jika harus menyusui bayinya lagi, kurang mengetahui tentang ASI eksklusif, mengikuti kebiasaan yang memberikan madu, air putih, pisang kepada bayinya, ibu yang sudah berumur 35 tahun merasa sudah tua dan ibu mengatakan ASI nya sudah kurang jadi perlu ditambah dengan susu formula dan tidak keluarnya ASI setelah 3 menit bayi lahir sehingga penolong persalinan langsung memberikan susu formula kepada bayi. Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah penelitian adalah masih rendahnya cakupan ASI eksklusif di Kelurahan Bantan sehingga ingin diteliti Faktor apakah yang berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif pada bayi (- 6 bulan) di Kelurahan Bantan 3. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi (-6 bulan) di Kelurahan Bantan 3. Manfaat Penelitian :. Sebagai informasi bagi Dinas Kesehatan Kota Medan agar meningkatkan motivasi dan kinerja tenaga kesehatan khususnya di Kelurahan Bantan Kecamatan Medan Tembung.. Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan di Kelurahan Bantan dalam upaya peningkatan cakupan program dengan 3
memberikan penyuluhan pada masyarakat tentang ASI eksklusif. 3. Bisa dijadikan sumber referensi untuk dilakukan penelitian lebih lanjut terutama yang berhubungan dengan ASI eksklusif. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan adalah deskriptif-analitik cross sectional dimana pengukuran atau pengamatan terhadap subjek penelitian dilakukan dengan sekali pengamatan (Ghazali, 995). Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai bayi yang masih hidup umur 7- bulan yang berada di Kelurahan Bantan Kecamatan Medan Tembung tahun 3. data yang diperoleh dari bulan Januari - Desember bayi yang berumur 7- bulan sebanyak 8 bayi. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara Purposive Sampling. Berdasarkan perhitungan besar sampel, maka besar sampel minimal yang dibutuhkan untuk responden sebanyak 87 responden terdiri dari 4 responden memberikan ASI eksklusif dan 86 responden tidak memberikan ASI eksklusif. Agar data lebih akurat peneliti menambah % respons rate. Analisis data dilakukan secara bertahap, yaitu dengan analisis univariat dan analisis bivariat. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Univariat Pemberian ASI Eksklusif Berdasarkan hasil penelitian distribusi responden berdasarkan pemberian ASI eksklusif adalah sebagai berikut : Tabel. Distribusi Responden Berdasarkan Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Bantan Kecamatan Medan Tembung Tahun 3 Pemberian n % ASI Eksklusif ASI Eksklusif Ya 4 4, Tidak 96 96, responden yang memberikan ASI eksklusif sebanyak 4 responden (4,4%), sedangkan yang tidak memberikan ASI eksklusif sebanyak 86 responden (96,%). Faktor Internal Hasil penelitian distribusi responden berdasarkan faktor internal adalah sebagai berikut : 4
Tabel. Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Internal Ibu di Kelurahan Bantan Kecamatan Medan Tembung Tahun 3 Faktor Internal n % Tingkat Pengetahuan Baik 7 7, Cukup 76 76, Kurang 7 7, Tingkat Pendidikan Tinggi 5 5, Sedang 78 78, Rendah 7 7, Umur < tahun 7 7, -35 tahun 8 8, >35 tahun, Pekerjaan Ibu Bekerja 7 7, Tidak Bekerja 83 83, Paritas/Jumlah anak - anak 64 64, 3-4 anak 7 7, > 4 anak 9 9, Berdasarkan hasil penelitian dari faktor eksternal ibu terdiri dari tingkat pengetahuan, tingkat pendidikan, umur, pekerjaan, penolong persalinan. Responden yang terbanyak yaitu responden yang memiliki tingkat pengetahuan cukup sebanyak 76 responden (76,%) dan tingkat pendidikan terbanyak pada tingkat pendidikan sedang sebanyak 78 responden (78,%), kelompok umur terbanyak pada kelompok umur -35 tahun sebanyak 8 responden (8,%), pekerjaan ibu yang tebanyak adalah ibu yang tidak bekerja sebanyak 83 responden (83,%), dan berdasarkan jumlah anak/paritas ibu terbanyak yaitu ibu yang memiliki - orang anak sebanyak 64 responden (64,%), Faktor Eksternal Hasil penelitian distribusi responden berdasarkan faktor eksternal sebagai berikut : Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Eksternal Ibu di Kelurahan Bantan Kecamatan Medan Tembung Tahun 3 Faktor Eksternal n % Tradisi/Kebiasaan Ibu Ada 77 77, Tidak ada 3 3, Penolong Persalinan Ya 76 76, Tidak 4 4, Berdasarkan hasil penelitian faktor internal yaitu terbanyak ibu yang memiliki tradisi/kebiasaan yaitu sebanyak 77 responden (77,%) sedangkan penolong persalinan paling banyak menganjurkan memberikan ASI eksklusif yaitu sebanyak76 responden (76,%). 5
Analisis Bivariat Faktor Internal Hasil penelitian hubungan faktor internal dengan pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Bantan 3 adalah sebagai : Tabel 4. Hubungan Faktor Internal Dengan Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Bantan 3 Pemberian ASI Eksklusif Faktor Internal Ya Tidak Jumlah p χ n % n % n % Tingkat Pengetahuan Baik 3 7,6 4 8,4 7, Cukup,3 75 98,7 76,,3 6,997 Kurang, 7, 7, Tingkat Pendidikan Tinggi 3, 8, 5, Sedang,3 77 98,7 78,,8 7,848 Rendah, 7, 7, Umur < tahun, 7, 7, -35 tahun 4 4,9 78 95, 8,,,33 > 35 tahun,,, Pekerjaan Bekerja, 7, 7,,356,853 Tidak Bekerja 4 4,8 79 95, 83, Jumlah anak/paritas - anak 3, 6 96,9 64, 3-4 anak 7,4 5 9,6 7,,73, > 4 anak, 9, 9, tingkat pengetahuan ibu dengan pemberian ASI eksklusif diperoleh yang terbanyak memberikan ASI eksklusif adalah reponden yang memiliki pengetahuan baik ada sebanyak 3 responden (7,6%) dan terbanyak tidak meberi ASI eksklusif responden yang tingkat pengetahuan sedang sebanyak 75 responden (98,7%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p=,3 <,5 artinya ada hubungan tingkat pengetahuan dengan pemberian ASI eksklusif. tingkat pendidikan dengan pemberian ASI eksklusif diperoleh yang terbanyak memberikan ASI eksklusif adalah responden yang memiliki tingkat pendidikan tinggi sebanyak 3 responden (,%) dan responden terbanyak tidak memberikan ASI eksklusif adalah responden dengan pendidikan sedang sebanyak 77 responden (98,7%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p=,8<,5 artinya ada hubungan tingkat pendidikan dengan pemberian ASI eksklusif. 6
umur ibu dengan pemberian ASI eksklusif diperoleh yang terbanyak memberikan ASI eksklusif yaitu ibu umur -35 tahun yaitu 4 responden (4,9%) dan kelompok umur yang sama dan terbanyak tidak memberikan ASI eksklusif yaitu 78 responden (95,%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p=,>,5 artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara umur dengan pemberian ASI eksklusif, pekerjaan ibu dengan pemberian ASI eksklusif diperoleh yang terbanyak memberikan ASI eksklusif pada ibu. yang tidak bekerja sebanyak 4 responden (4,8%) dan 79 responden Faktor Eksternal Hasil penelitian hubungan faktor eksternal dengan pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Bantan (95,%) yang tidak memberikan ASI eksklusif. Hasil uji statistik diperoleh nilai p=,356>,5 artinya tidak ada hubungan pekerjaan dengan pemberian ASI eksklusif. jumlah anak/paritas dengan pemberian ASI eksklusif diperoleh ibu yang memiliki anak - dan -3 anak ada responden dan yang memiliki anak - ada 6 responden (96,9%) tidak memberikan ASI eksklusif. Hasil uji statistik diperoleh nilai p=7,3>,5 artinya tidak ada hubungan jumlah anak/paritas dengan pemberian ASI eksklusif. 3 adalah sebagai berikut : Tabel 5. Hubungan Faktor Eksternal Dengan Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Bantan 3 Pemberian ASI Eksklusif Faktor Eksternal Ya Tidak Jumlah P χ n % n % n % Tradisi/kebiasaan Ada, 77, 77, Tidak ada 4 7,4 9 8,6 3,, 3,949 Penolong Persalinan Ya 4 5,5 69 94,5 73,,4,54 Tidak, 7, 5, tradisi/kebiasaan ibu dengan pemberian ASI eksklusif diperoleh ibu yang terbanyak memberikan ASI eksklusif adalah ibu yang tidak memiliki tradisi/kebiasaan ada sebanyak 4 responden (7,4%) dan ibu yang memiliki tradisi/kebiasaan ada 77 responden dan tidak satupun yang memberikan ASI eksklusif. Hasil uji statistik diperoleh nilai p=,<,5 artinya ada hubungan yang bermakna tradisi/kebiasaan dengan pemberian ASI eksklusif. 7
penolongpersalinan menganjurkan atau tidak menganjurkan memberikan ASI eksklusif. Yang terbanyak memberikan ASI eksklusif adalah penolong persalinan yang menganjurkan memberikan ASI eksklusif ada 4 responden (5,5%) dan ada 69 responden (94,5%) yang tidak memberikan ASI eksklusif. Hasil uji statistik diperoleh nilai p=,4>,5 artinya tidak ada hubungan penolong persalinan dengan pemberian ASI eksklusif. KESIMPULAN. Hanya ada 4 responden (4,%) yang memberikan ASI eksklusif dan 86 responden (96,%) yang tidak memberikan ASI eksklusif.. Faktor tingkat pengetahuan, tingkat pendidikan dan tradisi/kebiasaan merupakan faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Bantan 3. 3. Faktor umur, pekerjaan, paritas dan penolong persalinan tidak ada hubungan yang bermakna dengan pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Bantan Kecamatan Medan Tembung Tahun 3. SARAN. Meningkatkan kerjasama Dinas Kesehatan Kota Medan dengan Rumah sakit, Puskesmas dan Klinik bersalin dalam melakukan dalam melakukan pengawasan untuk meningkatkan program ASI eksklusif.. Meningkatkan penyuluhan dan konseling kepada ibu-ibu terutama kepada ibu hamil dan menyusui melalui petugas kesehatan dalam upaya meningkatkan pengetahuan tentang ASI eksklusif dan dampak pemberian makanan dan minuman lain kepada bayi. 3. Hendaknya kebiasaan-kebiasaan yang ada dimasyarakat dalam pemberian makanan/minuman selain ASI kepada bayi di Kelurahan Bantan Kecamatan Medan Tembung dikontrol seketat mungkin agar tidak menyesatkan bagi masyarakat. DAFTAR PUSTAKA Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, KemenKes RI.. Laporan Riset Kesehatan Dasar. http: //www.litbang.depkes.go.id/ sites /download/bukulaporan/ lapnas_riskesdas/laporan _riskesdas_.pdf. diakses September. Departemen Kesehatan RI. 9. Air Susu Ibu Membentuk Pertumbuhan,Perkembangan dan Kecerdasan Anak, Jakarta. Dinas Kesehatan.. Buku Laporan Dinas Kesehatan Kota Medan, Medan. Ghazali MV, dkk. 995. Studi Cross Sectional. Dalam Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis, Editor Sastroasmoro & Ismael S. Penerbit Sagung Seto. Madiyono B, dkk.. Perkiraan Besar Sampel. Dalam Dasar- Dasar Metodologi Penelitian Klinis, Editor Sastroasmoro S & Ismael S. Penerbit Sagung Seto, Jakarta. 8
Puskesmas Mandala.. Profil Puskesmas Mandala Tahun, Medan. Sadjaja. 9. Kamus Gizi Pelengkap Kesehatan Keluarga. Penerbit Kompas, Jakarta. UNICEF.. Breastfeeding. http: / / www.unicef. org / nutrition / index484. html. diakses 3 Agustus. Utami R. 7. Panduan Praktis Menyusui. Penerbit Niaga Swadaya, Jakarta. WHO.. Exclusive Breasfeeding. http://www.int/nutrition/topice xclusive breasfeeding/en. diakses 3 September. 9