STMIK AMIKOM JOGJAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA

SEJARAH TERBENTUKNYA PANCASILA

MODUL 2 PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA

HAKIKAT PANCASILA TUGAS AKHIR. Disusun oleh : Sani Hizbul Haq Kelompok F. Dosen : Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma.

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Pancasila dan Implementasinya

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA

TUGAS AKHIR PENERAPAN PANCASILA PADA MASA KINI

Pendidikan Kewarganegaraan

SEJARAH PERUMUSAN PANCASILA DAN BUTIR PENGAMALAN PANCASILA

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

MAKALAH PANCASILA PANCASILA DI ERA GLOBALISASI

IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

Pancasila Sebagai Pedoman Hidup Bangsa Indonesia

Pancasila dan Implementasinya

TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA

PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA. Modul ke: 03TEKNIK. Fakultas. Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi MKCU

MATERI TES WAWASAN KEBANGSAAN 1. PANCASILA Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini berasal dari bahasa Sansekerta yaitu pañca

NILAI-NILAI DAN NORMA BERAKAR DARI BUDAYA BANGSA INDONESIA

IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

Pendidikan Pancasila. Makna dan Aktualisasi Sila Ketuahanan Yang Maha Esa Dalam Kehidupan Bernegara pada Bidang Politik ekonomi, sosial dan hankam

Bartima Oktavia Bahar Nim: E

PANCASILA. AKTUALISASI NILAI PANCASILA : Implementasi Sila Pertama dalam kaitan dengan Pembangunan Manusia Seutuhnya. Dr. Achmad Jamil M.Si.

Rangkuman Materi Ajar PKn Kelas 6 MATERI AJAR

PANCASSILA SEBAGAI LANDASAN HUKUM STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

KEDUDUKAN PANCASILA DI INDONESIA

Pancasila dan Budaya. STMIK Amikom Yogyakarta. oleh : Rossidah ( Kelompok A ) D3 Manajemen Informatika. pembimbing :

tercantum Meskipun yaitu : Indonesia Limaa berikut: Rakyat. Dia Pancasila yang dasar Sekarang S Setelah Rumusan

YODI PERMANA PENGAMALAN PANCASILA PENDIDIKAN PANCASILA JURUSAN SISTEM INFORMASI

I. Hakikat Pancasila. 1. Pancasila sebagai dasar Negara

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM MASYARAKAT BERBANGSA DAN BERNEGARA

BUTIR BUTIR PANCASILA YANG TERBARU BESERTA CONTOH PENGAMALAN

TUGAS AKHIR PANCASILA KEBUDAYAAN INDONESIA AKAR DARI PANCASILA

INTI SILA PERTAMA SAMPAI INTI SILA KELIMA

TUGAS AKHIR PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA DAN PANDANGAN HIDUP BANGSA INDONESIA

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Nilai-Nilai Pancasila

BERPERILAKU PANCASILA

TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA NILAI-NILAI PANCASILA BERAKAR DARI BUDAYA BANGSA INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA AGAMA SEBAGAI DASAR PANCASILA

IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI TUGAS AKHIR

BAB 4 PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

NILAI-NILAI DASAR SILA-SILA PANCASILA

TUGAS AKHIR PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI DAN DASAR NEGARA

Tugas Akhir Matakuliah Pancasila SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA

PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA

Pancasila dan Implementasinya

TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI PANCASILA PANDU JOKO PRASETYO KELOMPOK F S1 TEKNIK INFORMATIKA. DOSEN : Dr. ABIDARIN ROSYIDI, MMa.

PENGERTIAN PANCASILA SECARA ETIMOLOGIS DAN HISTORIS

PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA

PANCASILA PENJABARAN NILAI-NILAI PANCASILA

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

A. Latar Belakang. B. rumusan masalah

TUGAS AKHIR PANCASILA SILA- SILA PANCASILA

NINGGAR DIAN PRASTIKA KELOMPOK S1 TI. DOSEN : Dr. ABIDARIN ROSYIDI, MMa.

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

2. Perumusan Dasar Negara oleh Pendiri Negara

TUGAS AKHIR STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. : Oby rohyadi. Nomer mahasiswa : Program studi : STRATA 1. : Teknik Informatika

PANCASILA DASAR NEGARA INDONESIA

SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA

PILAR KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGAR

PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

NILAI HISTORIS PANCASILA DAN PERAN PANCASILA BAGI KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

1. Pancasila sbg Pandangan Hidup Bangsa

PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA DAN PANDANGAN HIDUP BANGSA INDONESIA. Dosen Pembimbing: Mohammad Idris. P, Drs, MM

ETIKA POLITIK PANCASILA

PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

Mengaplikasikan Nilai-nilai Pancasila Dengan Donor Darah

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN by DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd PERTEMUAN KE-2

PENDIDIKAN PANCASILA

Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam permusywaratan/perwakilan

Pancasila Sebagai Dasar Negara Republik Indonesia

TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA

INSTRUMEN SOAL DAN PEDOMAN PENILAIAN

PANCASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP BANGSA

PERUMUSAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

KEDUDUKAN DAN FUNGSI PANCASILA

MAKNA PANCASILA SILA PERTAMA SEBAGAI DASAR DALAM KEHIDUPAN BERAGAMA DAN BERNEGARA

TUGAS AKHIR DEMOKRASI PANCASILA MENURUT UUD 1945

PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA

RANGKUMAN PENDIDIKAN PANCASILA PROF. KAELAN BAB 1

MAKALAH EKSISTENSI PANCASILA DALAM KONTEKS MODERN DAN GLOBAL PASCA REFORMASI

dalamnya turut mempertahankan dan mengamalkan pancasila dan UUD 1945 dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pancasila Sebagai Dasar Negara

SEJARAH PANITIA SEMBILAN DAN SEJARAH PIAGAM JAKARTA

TUGAS PANCASILA Kebudayaan Indonesia Akar dari Pancasila

MAKALAH PANCASILA TINJAUAN HISTORIS PANCASILA

PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH BANGSA INDONESIA

KATA PENGANTAR. Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat

Berilah tanda (X) pada huruf a, b, c, atau d sebagai jawaban yang paling tepat!

PENTINGNYA PANCASILA BAGI KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

PEMERINTAH KOTA SEMARANG DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 37 SEMARANG

PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

Pancasila; sistem filsafat dan ideologi Negara

Soal Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila. 2) Bacalah dengan seksama setiap butir pertanyaan

BAB I PENDAHULUAN BAB II PANCASILA DASAR NEGARA

Transkripsi:

STMIK AMIKOM JOGJAKARTA NAMA : AGUS SUMARTONO (11.01,2951) KELOMPOK : B D3 TEHNIK INFORMATIKA DOSEN : IRTON, SE, MSi

Pengamalan Pancasila Abstraksi Pancasila dilahirkan sebagai pedoman bangsa, dimana didalamnya terdapat norma-norma yang harus ditaati dan dilaksanakan, maka sebagai warga negara yang baik sudah seharusnya kita bisa mengerti dan memahami serta mengamalkan apa yang telah ditentukan didalam Pancasila, karena tanpa menjalankan aturan-aturan yang ada didalam Pancasila dalam kehidupan seharihari maka tidak mungkin kita bisa mencapai dan atau menjalani kehidupan yang berpancasila, dan Pancasila dilhirkan bukan hanya untuk dibaca ataupun dipelajari melainkan untuk diamalkan. Latar Belakang Masalah Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI yang digali dan dirumuskan dari pandangan hidup bangsa Indonesia sendiri. Oleh karena itu semua isi kandungan yang terdapat didalam pancasila harus ditaati dan diteladani serta diamalkan oleh setiap warga negara Indonesia, karena dengan mengamalkan Pancsasila itu merupakan salah satu bukti bahwa kita adalah warga negara yang bisa menghargai jerih payah para pahlawan yang telah merebut kekuasaan bangsa dari tangan penjajah. Pancasila dilahirkan sebagai pedoman bangsa, dimana didalamnya terdapat norma-norma yang harus ditaati dan dilaksanakan, diantaranya adalah norma hukum, kenegaraan, maupun norma moral yang harus dilaksanakan dan diamalakan oleh setiap warga Negara Indonesia. Jadi dalam masalah ini kita sampai pada masalah pengamalan nilai-nilai pancasila tersebut baik dalam kaitannya dengan sikap moral dan tingkah laku semua warga Negara Indonesia. Oleh karena itu permasalahan pokok dalam pengamalan pancasila adalah bagaimana wujud pengamalan itu, yaitu bagaimana nilai-nilai pancasila yang universal itu dijabarkan dalam bentuk norma-norma yang jelas dalam kaitanya dengan tingkah laku semua warga Negara bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta dalam kaitannya dengan segala aspek penyeggalaraan Negara.

Selain itu dalam pegamalan pancasila diperlukan juga suatu kondisi yang dapat menujang terlaksanannya pengamalan pancasila tersebut, baik kondisi yang berkaitan dengan sikap setiap Warga Negara Indonesia dan wujud realisasi pengamalan pancasila. Maka perlu disadari oleh setiap warga Negara Indonesia bahwa dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara setiap warga Negara memiliki hak dan kewajiban yang dalam pelaksanaannya harus seimbang. Rumusan Masalah 1. Apakah pengamalan Pancasila itu? 2. Bagaimana pengamalan Pancasila yang Obyektif? 3. Bagaimana pengamalan Pancasila yang Subyektif? 4. Apa tujuan dari pengamalan Pancasila? 5. Bagaimanakah Pengamalan Pancasila itu?

Pendekatan Historis Menurut Muhammad Yamin,dalam bahasa Sansekerta perkataan Pancasila memiliki dua macam arti : Panca artinya lima syiila vokal i pendek artinya batu sendi, alas, atau dasar. syiila vokal i panjang artinya peraturan tingkah laku yang baik, yang penting atau yang senonoh. Ajaran Pancasila menurut Budha adalah merupakan lima aturan (larangan) atau five moral principles, yang harus ditaati dan dan dilaksanakan oleh penganut biasa atau awam. Pancasila yang berisi lima larangan atau pantangan itu menurut isi lengkapnya sebagai berikut : 1. dilarang membunuh 2. dilarang mencuri 3. dilarang berzina 4. dilarang berdusta 5. dilarang minum-minuman keras. Istilah pancasila sudah dikenal sejak jaman Majapahit dalam buku Negarakertagama karangan Mpu Prapanca dan buku Sutasoma karangan Mpu Prapanca yang diartikan lima perintah kesusilaan (pancasilakrama) yang berisi lima larangan sebagai berikut tidak boleh : 1. Melakukan kekerasan 2. Mencuri 3. Berjiwa dengki 4. Berbohong 5. Mabuk akibat minuman keras Setelah majapahit runtuh dan agama Islam mulai tersebar keseluruh Indonesia maka sisa-sisa pengaruh ajaran moral Budha (Pancasila) masih juga

dikenal didalam masyarakat Jawa, yang disebut dengan lima larangan atau lima pantangan moralitas yaitu : 1. Mateni artinya membunuh 2. maling artinya mencuri 3. Madon artinya berzina 4. Mabok artinya minuaman keras 5. Main artinya berjudi Semua uruf diberi awalanm atau dalam bahasa jawa disebut Ma oleh karena itu lima prinsip Ma atau M5 yaitu lima larangan (Ismaun, 1981:79) PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA Istilah kata ideologi berasal dari kata idea yang berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita dan logos yang berarti ilmu. Kata idea berasal dari bahasa Yunani eidos yang artinya bentuk, kata idein yang artinya melihat.maka secara harfiah, ideologi berarti ilmu pengertian-pengertian dasar. Dalam pengertian sehari-hari idea disamakan artinya dengan cita-cita. Cita-cita yang dimaksud adalah cita-cita yang bersifat tetap yang harus dicapai, sehingga citacita yang bersifat tetap itu sekaligus merupakan dasar, pandangan atau faham. PENGERTIAN PANCASILA Secara historis perumusan Pancasila diawali ketika dalam sidang BPUPKI pertama dr. Rajiman Widyodiningrat, mengajukan suatu maslah, khususnya akan dibahas pada sidang tersebut.masalah tersebut adalah tentang calon rumusan dasar negara Indonesia yang akan dibentuk. Proses perumusan Pancasila adalah sebagai berikut : A. Mr.Muhammad Yamin Pada tanggal 29 Mei 1945 tersebut BPUPKI mengadakan sidangnya yang pertama. Pada kesempatan in Mr. Muhammad Yamin mendapat kesempatan yang pertama untuk mengemukakan pemikirannya tentang dasar negara di hadapan sidang lengkap Badan Penyelidik. Dalam pidato tersebut merumuskan sebagai berikut : 1. Peri Kebangsaan 2. Peri Kemanusiaan 3. Peri Ketuhanan

4. Peri Kerakyatan 5. Peri Kesejahteraan Rakyat Setelah berpidato beliu merumuskan rancangan UUD RI. sebagai berikut : 1. Ketuhanan Yang Maha Esa 2. Kebangsaan Persatuan Indonesia 3. Rasa Kemanusiaan yang adil dan beradab 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia B.Rumusan Soepomo Pada tanggal 31 Mei 1945, Mr. Soepomo mendapat kesempatan mengemukakan pokok-pokok pikiran seperti berikut: 1. Negara Indonesia merdeka hendaknya merupakan Negara nasional yang bersatu dalam arti totaliter atau integralistik. Maksudnya Negara Indonesia merdeka tidak akan mempersatukan diri dengan golongan yang terbesar, akan tetapi yang mengatasi segala golongan, baik golongan besar maupun golongan kecil. 2. Setiap warganegara dianjurkan takluk kepada Tuhan, supaya tiap-tiap waktu ingat kepada Tuhan. Dalam Negara nasional yang bersatu urusan agama akan diserahkan kepada golongan-golongan agama yang bersangkutan. 3. Mengenai kerakyatan beliau mengusulkan agar dalam pemerintahan Negara Indonesia harus dibentuk sistem Badan Permusyawaratan. Oleh karena itukepada Negara harus berhubungan erat dengan Badan Permusyawaratan agar mengetahui dan merasakan keadilan dan cita-cita rakyat. 4. dalam lapangan ekonomi, Prof. Soepomo mengusulkan agar sistem perekonomian Negara nasional yang bersatu itu diatur berdasarkan asas kekeluargaan. Asas ini merupakan asas dari masyarakat timur, termasuk masyarakat Indonesia 5. mengenai hubungan antar bangsa mengusulkan supaya Negara Indonesia bersifat Negara Asia Timur Raya yang merupakan anggota dari pada kekeluargaan Asia Tiimur Raya. Apabila kita analisis pokok pikiran Dr. Soepomo di atas, maka dapat kita peroleh adanya lima hal untuk dasar Negara Indonesia Merdeka. Meskipun tidak dituliskan secara tidak

terperinci. Prof. Dr. Soepomo menyarankan Negara Indonesia memilih teori Negara Integralistik yang dinilai lebih sesuai dengan semangat kekeluargaan. Kelima pokok pikiran tersebut sebagai berikut : 1. Paham Negara Persatuan 2. Warga negara hendaknya tunduk kepada Tuhan supaya ingat kepada Tuhan 3. Sistem Badan Permusyawaratan 4. Ekonomi Negara bersifat kekeluargaan 5. Hubungan antar bangsa bersifat Asia Timur Raya jika kita analisis perbandingan dengan rumusan Pancasila yang sekarang (pembukaan UUD 1945), pokok-pokok pikiran Soepomo itu termasuk dalam rumusan Pancasila. Pokok pikiran pertama termasuk sila ketiga. Pokok pikiran kedua termasuk sila pertama. Pokok pikiran ketiga termasuk sila keempat. Pokok pikiran keempat termasuk sila kelima dan pokok pikiran kelima masuk dalam sila kedua. Hal penting yang disampaikan oleh Soepomo dan diterima adalah paham Negara integralistik-nya C. Ir. Soekarno Pada tanggal 1 Juni 1945 tersebut Soekarno mengucapkan pidatonya dihadapan sidang Badan Penyelidik. Dalam pidatonya tersebut diajukan oleh Soekarno secara lisan usulan lima asas sebagai dasar Negara Indonesia yang akan dibentuknya yang rumusannya sebagai berikut : 1. Nasionalisme atau Kebangsaan Indonesia 2. Internasionalisme atau Perikemanusiaan 3. Mufakat dan demokrasi 4. Kesejahteraan Sosial 5. Ketuhanan yang Berkebudayaan Beliau mengusulkan rumusan dasar tersebut mengajukan nama Pancasila sebagai dasar Negara, istilah tersebut atas saran dari seorang ahli bahasa. Usul mengenai nama Pancasila bagi dasar Negara Republik Indonesia secara bulat disepakati diterima sidang BPUPKI dan ditetapkan bahwa tanggal 1 Juni pada saat ini disebut hari lahirnya Pancasila.

D. PIAGAM JAKARTA Pada tanggal 22 Juni 1945 sembilan tokoh nasional Dokuritzu Zyunbi Tioosakai membahas mengenai dasar Negara yang telah dikemukakan dalam sidang badan penyelidik yang dikenal dengan panitia sembilan berhasil menyusun sebuah naskah piagam yang dikenal dengan Piagam Jakarta yang didalamnya memuat pancasila yang rumusnya sebagai berikut : 1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari at Islam bagi pemelukemeluknya 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab 3. Persatuan Indonesia 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia E. LAHIRNYA PEMERINTAH INDONESIA Kemerdekaan Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 disaksikan juga oleh PPKI tim perumus yang terdiri dari 9 orang antara lain : 1. Ir. Soekarno 2. Drs. Mohammad Hatta 3. Mrs..A.A. Marramis 4. Abikusno Tjokrosujoso 5. Abdulkhar Muzakir 6. Haji Agus Salim 7. Mr. Ahmad Subardjo 8. K.H.A. Wahid Hasyim 9. Mr. Mohammad Yamin. Keesokan harinya tanggal 18 Agustus 1945, PPKI mengadakan sidangnya dan menetapkan : 1. Pembukaan Undang-undang Dasar 1945

2. Undang-undang Dasar 1945 3. Memilih Ir. Soekarno sebagai Presiden dan Drs. Mohammad Hatta sebagai wakil Presiden Republik Indonesia 4. Pekerjaan Presiden sementara waktu dibantu oleh sebuah komite nasional. Dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke-4 mengandung isi dasar Negara Indonesia yaitu PANCASILA 1. Ketuhanan Yang Maha Esa 2. Kemanisian yang adil dan beradab 3. Persatuan Indonesia 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanan dalam permusyawaratan perwakilan 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pembahasan 1. Pengamalan Pancasila Pancasila sebagai dasar filsafat Negara Indonesia mengandung konsekuensi setiap asspek penyelenggaraan negara dan semua sikap dan tingkah laku bangsa Indonesia dalam bermasyarakat dan bernegara harus berdasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Nilai-nilai Pancasila yang bersumber pada hakikat pancasila adalah bersifat abstrak umum universal, tetap dan tidak berubah. Nilai-nilai tersebut perlu dijabarkan dalam setiap aspek penyelenggaraan negara dan dalam wujud norma-norma baik norma-norma kenegaraan maupun norma-norma moral yang harus dilaksaanakan dan diamalkan oleh setiap warga negara Indonesia. Jika dalam masalah ini kita sampai pada masalah pengamalan nilai-nilai Pancasila tersebut baik dalam kaitannya dengan sikap moral dan tingkah laku semua warga negara Indonesia. Oleh karena itu permasalahan pkok dalam pengamalan Pancasila adalah bagaimana wujud pengamalan itu, yaitu bagaimana nilai-nilai Pancasila yang abstrak umum universal tersebut dijabarkan dalam bentuk norma-norma yang jelas dalam kaitannya dengan tingkah laku semua warga negara dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta dalam kaitannya dengan segala aspek penyelenggara negara. 2. Pengamalan Pancasila yang obyektif Yang dimaksud dengan pengamalan pancasila yang obyektif adalah pelaksanaan dalam bentuk realisasi dalam setiap aspek penyelenggaraan negara, baik di bidang legislatif, eksekutif, maupun yudikatif, dan semua bidang kenegaraan, dan terutama realisasinya dalam bentuk peraturan perundang-undangan negara Indonesia. 3. Pengamalan Pancasila yang Subyektif Yang dimaksud dengan pengamalan Pancasila yang subyektif adalah pelaksanaan dalam pribadi perseorangan, setiap warga negara, setiap individu, setiap penduduk setiap penguasa dan setiap orang Indonesia. Pengamalan Pancasila yang subyektif ini justru lebih penting dari pengamalan yang obyektif karena pengamalan yang subyektif ini merupakan persyaratan keberhasilan pengamalan yang obyektif. 4. Tujuan Pengamalan Pancasila Pengamalan Pancasila tidak lain bertujuan untuk mewujudkan kehidupan pribadi dan kehidupan bersama yang kita cita-citakan, kehidupan yang kita anggap baik. Dan untuk merasakan kehidupan yang kita anggap baik itulah tujuan akhir dari pembangunan bangsa dan negara kita. Sama halnya dengan

semua bangsa yang lain, bangsa Indonesia juga terdiri dari kelompokkelompok masyarakat besar maupun kecil, setiap kelompok masyarakat terdiri dari keluarga-keluarga, dan setiap keluarga terdiri dari pribadi-pribadi. Karena itu membangun bangsa dan negara berdasarkan pada Pancasila ada akhirnya, berarti membangun manusia-manusia Pancasila. Mungkin dipersoalkan, bahwa masyarakat adil dan makmurlah yang harus terwujud dahulu, dan baru apabila masyarakat yang demikian sudah menjadi kenyataan maka disanalah akan lahir manusia-manusia Pancasila. Pandangan seperti ini melawan kenyataan sejarah. Lahir dan tumbuhnya kemerdekaan nasional kita, misalnya, adalah salah satu bukti sejarah yang tidak terbantah, bahwa kemerdekaan itu lahir justru diperjuangkan oleh manusia-manusia yang cinta kepada kemerdekaan. Kemerdekaan nasional ini mungkin tidak pernah akan kita nikmati, apabila bangsa kita dahulu hanya memikirkan membangun manusia-mausia merdeka sesuah tercapai kemerdekaan nasional. Kita juga perlu menyadari bahwa landasan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila -- menurut GBHN barunakan terwujd setelah dilaksanakan 5-6 kali rencana pembangunan lima tahun yang berjalan secara bertahap dan sambungmenyambung. Apabila membangun manusia Pancasila itu harus dilaksanakan setelah masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila menjadi kenyataan, maka manusia pancasila tidak akan pernah lahir, malahan mungkin akan lahir manusia-manusia yang lain. Karena itu membina dan membangun manusia Pancasila justru tidak dapat ditunda-tunda lagi, seraya pembangunan menuj masyarakat Pancasila itu berjalan. Lagi pula hanya oleh manusia-manusia yang berkesadaran tinggi menenai Pancasilalah pembangunan itu tetap dapat dijaga jalannya yang lurus, sehingga arah dan tujuannya tidak menyimpang dari Pancasila. Hanya manusia Pancailalah yang dapat membangun masyarakat berdasarkan Pancasila. Manusia-manusia yang tidak memiliki Pancasila, yang tidak mencintai Pancasila, yang tidak menghayati Pancasila, yamg tidak mengamalkan pancasila, tentu tidak akan membangun masyarakat yang berdasarkan Pancasila. 5. Pengamalan Pancasila Sila Kesatu : Ketuhanan Yang Maha Esa 1. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaan dan ketaqwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa 2. Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan Agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab

3. Mengembangkan sikap hormat-menghormati dan bekerjasama antar pemeluk agama dan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa 4. Membina kerukunan hidup diantara sesama umat beragama dan berkepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa 5. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa yang dipercayai dan diyakininya 6. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayannya masing-masing 7. Tidak memaksakan suatu agama dan keperayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain Sila Kedua : Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab 1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai Makhluk Tuhan Yang Maha Esa 2. Mengakui persaman derajad, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya 3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia 4. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira 5. Mengembangkan sikap tidak semena-mena tehadap orang lain 6. Menjujung tinggi nilai-nilai kemanusiaan 7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan 8. Berani membela kebenaran dan keadilan 9. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia 10.Mengembangkan sikap hormat-menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain Sila Ketiga : Persatuan Indonesia 1. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi atau golongan

2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan 3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa 4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia 5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdaamaian abadi dan keadilan sosial 6. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhineka Tunggal Ika 7. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa. Sila Keempat : Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawatratan/Perwakilan 1. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama 2. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain 3. mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama 4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan 5. Menghormati dan menjujung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah 6. Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah 7. Didalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi dan golongan 8. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nuani yang luhur 9. Keputusan yang diambil harus bisa dipertanggungjawabkan secara moral kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan, mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama 10. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan permusyawaratan. Sila Kelima : Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

1. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan 2. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama 3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban 4. Menghormati hak orang lain 5. Suka memberikan pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri 6. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain 7. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah 8. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bertentangan dengan atau merugikan orang lain 9. Suka bekerja keras 10. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama 11. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan keadilan sosial (BP-7 Pusat).

Kesimpulan dan Saran Pancasila yang disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI yang digali dan dirumuskan dari pandangan hidup bangsa Indonesia sendiri yang dilahirkan sebagai pedoman bangsa, dimana didalamnya terdapat norma-norma yang harus ditaati dan dilaksanakan, diantaranya adalah norma hukum, kenegaraan, maupun norma moral yang harus dilaksanakan dan diamalakan oleh setiap warga negara Indonesia. Pancasila juga merupakan landasan dalam setiap aspek kehidupan, dengan memahami Pancasila maka setiap aktifitas ataupun tindakan kita dalam kehidupan sehari-hari bisa terkendali. Jika diperhatikan secara mendalam, suatu bangsa dapat hidup dan berkembang dengan integritas dan kepribadian yang kuat, apabila memiliki suatu pandangan hidup yang dimengerti, dihayati dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari olehseluruh warganya. Suatu pandangan hidup dapat dimengarti, dihayati dan diamalkan oleh pendukung-pendukungnya atau warga-warganya, apabila dirumusskan dari sifat-sifat fundamental serta nilai-nilai luhur yang merupakan jiwa bangsa, tercermin ke luar sebagai kepribadian bangsadan terjabar dengan bahasa yang jelas sehingga dapat dimengerti oleh warga bangsa. Dengan demikian diharapkan, pandangan hidup yang mengandung nilai-nilai luhur tersebut bermanfaat untuk hidup sehari-hari dan diamalkan dengan cara yyang benar. Referensi 1. DRS. KAELANI, M.S, 1996, Pendidikan Pancasila, Yogyakarta 2. Noor Ms Bakry, Pancasila Yuridis Kenegaraan, Yogyakarta 3. google, BambangSmanic.blogspot.com