BAB I PENDAHULUAN. manusia Indonesia seutuhnya, pembangunan di bidang pendidikan. pendidikan banyak menghadapi berbagai hambatan dan tantangan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. membimbing, mengasuh dan memberikan kegiatan pembelajaran yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) saja, tetapi masyarakat mulai mengenal PAUD. Dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek, yaitu (1) keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam Bahasa dan Sastra Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan prilaku sosial dan penanaman dasar keilmuan. Tentu saja, kemampuan numerik maupun kemampuan-kemampuan sosio-kultural.

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. 1..1Latar Belakang Masalah. Kehidupan manusia tidak terlepas dari kegiatan berbahasa. Bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya.

BAB I PENDAHULUAN. memberi dukungan dan perubahan untuk perkembangan masyarakat, bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan, nilai, sikap, dan kemampuan terhadap empat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pengertian pendidikan menurut Undang-Undang SISDIKNAS No. 20

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani anak, agar anak dapat memiliki kesiapan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu proses pertumbuhan dan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. sitematis ke arah perubahan tingkah laku menuju kedewasaan peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pembelajaran di Taman Kanak-Kanak merupakan suatu wadah untuk

BAB I PENDAHULUAN. mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis.

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut UU tentang Sisdiknas No. 20 tahun 2003: terhadap manusia menuju ke arah yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari keterampilan berbahasa lainnya. Setiap orang dikodratkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. kualitas hidupnya. Mengingat pentingnya kedudukan dan fungsi Bahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ade Liana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembelajaran, maka berkaitan dengan kinerja guru diperlukan adanya totalitas dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan seakan

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat menetukan, bagi perkembangan individu maupun suatu

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) dikemukakan bahwa kurikulum untuk jenis

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan. Interaksi

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. sebelum pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. (Abdulhak, 2007 : 52). Kualitas pendidikan anak usia dini inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Fungsi pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan seusia manusia itu sendiri sebagai pelaku pendidikan. untuk meningkatkan penguasaan pengetahuan dasar adalah dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Peningkatan kualitas sumber daya manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. atur dalam Undang Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 1989 Bab III. memperoleh Pendidikan, kemudian pada pasal 6 berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. emosional siswa dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa untuk menghadapi tantangan hidup dimasa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. baik oleh pemerintah, masyarakat dan pengelola pendidikan pada umumnya.

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yang menjelaskan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional (dalam Samino, 2010 : 36), disebutkan bahwa : tinggi dari komponen yang terkait dalam dunia pendidikan.

I. PENDAHULUAN. kebutuhan yang paling mendasar. Dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Efektivitas pembelajaran di sekolah merupakan indikator penting yang

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting.

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN KEAKTIFAN BERKOMUNIKASI SISWA DENGAN STRATEGI SNOWBALL THROWING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ai Nunung Muflihah,2013

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, karena interaksi pembelajaran merupakan kegiatan inti

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan ujung tombak bagi pembangunan peradaban.

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya era globalisasi berdampak pada tatanan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. untuk membelajarkan siswa. Kemampuan pengelolaan guru sangat

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani anak, agar anak dapat memiliki kesiapan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Pendidikan adalah usaha terencana untuk mewujudkan suasana belajar

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk membenahi dan

BAB I PENDAHULUAN. daya pendidik dan peserta didik. Usaha peningkatan mutu pendidikan

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN PEMAHAMAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN HEURISTIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan mampu melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Pendidikan berkembang

dan mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dengan memperhatikan dan menerapkan nilai Humaniora.

BAB I PENDAHULUAN. mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. pergaulan Pasar Bebas seperti GATT, WTO, AFTA dan pergaulan dunia yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di tiap-tiap negara. Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa Undang-Undang Dasar 1945

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kemajuan suatu bangsa adalah mengembangkan ilmu. Diperlukan strategi maupun model pembelajaran yang tepat agar proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB 1 PENDAHULUAN. Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm Syaiful Bahri Djamarah, Guru & Anak Didik Dalam Interaksi

Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. yang dipengaruhi oleh lingkungan dan instrumen pengajaran, komponen yang. pendidik dengan peserta didik yang didukung oleh proses.

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL KUMON UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA PELAJARAN MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan tangguh bagi pembangunan nasional. Negara negara berkembang termasuk Indonesia. Selain masalah masalah

BAB I PENDAHULUAN. tentang faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi manusia

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF ROLE PLAYING DENGAN CD INTERAKTIF

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dari diri manusia, masyarakat maupun lingkungannya. Manusia

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih tinggi. yang di selenggarakan di lingkungan keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud,

(PTK Pembelajaran Matematika di Kelas VII SMP Negeri 2 Gemolong) SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan UU No 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. tetapi siswa harus berperan aktif mencari sumber-sumber lain supaya tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia masih sering dilaksanakan dengan

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang diamanatkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan. Nasional Nomor 20 Tahun 2003 akan tercapai bila didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. perubahan hampir pada semua aspek kehidupan manusia. Perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan secara terjadwal, dan dalam suatu interaksi edukatif di bawah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Manusia pada hakikatnya adalah sebagai makhluk individu dan

BAB I PENDAHULUAN. memindahkan informasi pengetahuan ke buku catatan yang telah didapat dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan potensi dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, pembangunan di bidang pendidikan merupakan suatu sarana dan wahana yang sangat baik dalam pembinaan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu pendidikan perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak seperti pemerintah, masyarakat dan pengelola pendidikan khususnya. Dewasa ini sesuai dengan perkembangan masyarakat di Indonesia, pendidikan banyak menghadapi berbagai hambatan dan tantangan. Salah satu tantangan yang cukup menarik adalah yang berkenaan dengan peningkatan mutu dan kualitas pendidikan yang masih disebabkan rendahnya mutu dan kualitas pendidikan di Indonesia. Proses pendidikan khususnya di Indonesia selalu mengalami suatu penyempurnaan yang pada akhirnya menghasilkan suatu produk atau hasil pendidikan yang berkualitas. Berbagai usaha telah dilakukan oleh pengelola pendidikan untuk memperoleh kualitas pendidikan, dalam rangka meningkatkan hasil belajar peserta didik. 1

2 Mewujudkan manusia yang berkualitas atau berpotensi harus dilakukan melalui dunia pendidikan secara bertahap dan sedini mungkin. Kegiatan pendidikan harus dirancang sedemikian rupa sehingga menghasilkan generasi yang cerdas dan berkualitas guna mengimbangi kemajuan teknologi dan perubahan yang begitu cepat dalam bidang ilmu pengetahuan. Komponen dasar sebagai tonggak penyempurnaan program pendidikan di sekolah dasar salah satunya adalah melalui keterampilan berbicara. Hal ini disebabkan karena berbicara merupakan kegiatan yang dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia sebagai makhluk sosial. Berbicara merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa yang dimiliki oleh setiap individu. Kemampuan berbicara dimiliki setiap individu yang sehat jasmani dan rohani untuk mengungkapkan apa yang menjadi gagasan, perasaan serta pemikirannya. Pada dasarnya, manusia merupakan makhluk sosial yang artinya tidak dapat untuk hidup sendiri, maka dari itu kemampuan berbicara diperlukan untuk berinteraksi dan merupakan salah satu alat komunikasi yang paling efektif untuk digunakan. Berbicara memiliki arti mengemukakan ide atau pesan lisan secara aktif melalui lambang-lambang bunyi agar terjadi kegiatan komunikasi antara penutur dan mitra tutur. Memang setiap orang dikodratkan untuk bisa berbicara atau berkomunikasi secara lisan, tetapi tidak semua memiliki keterampilan untuk berbicara secara baik dan benar.

3 Isjoni (2013:11) menyebutkan bahwa pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat untuk siswa. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar. Tujuan pembelajaran adalah terwujudnya efisiensi dan efektivitas kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik. Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu pilar upaya peningkatan mutu pendidikan secara keseluruhan. Upaya peningkatan mutu pendidikan adalah bagian terpadu dari upaya peningkatan kualitas manusia, baik aspek kemampuan, kepribadian, maupun tanggung jawab. Mutu pendidikan dapat ditingkatkan dengan memperbaiki mutu pembelajaran, dimana pembelajaran merupakan perpaduan antara kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik dengan kegiatan mengajar yang dilakukan guru. Proses pembelajaran tidak hanya memindahkan pengetahuan dari guru ke peserta didik tetapi juga menciptakan situasi yang dapat membawa peserta didik aktif dan kreatif belajar untuk mencapai perubahan tingkah laku. Dalam pelaksanaannya sering dijumpai guru yang gagal membawa peserta didiknya belajar, yang mungkin dikarenakan penggunaan metode pembelajaran yang tidak tepat. Menjadi suatu rahasia umum apabila banyak diantara guru-guru di Indonesia masih menyampaikan materi pembelajaran dengan metode yang konvensional sehingga di dalam benak peserta didik terbentuk pemikiran bahwa pembelajaran adalah suatu kegiatan yang membosankan, tidak menarik dan sangat monoton. Menjadi sebuah tantangan tersendiri untuk guru mengubah pemikiran peserta didik mengenai pembelajaran yang monoton dan

4 membosankan menjadi sebuah kegiatan yang menarik, menantang serta menyenangkan. Kecenderungan masih rendahnya keterampilan berbicara peserta didik dalam pembelajaran bahasa Indonesia dapat dilihat pada indikator yang dapat menunjukkan hal tersebut. Pertama, peserta didik kurang memiliki kemampuan untuk merumuskan apa yang menjadi pemikiran mereka. Kedua, peserta didik memiliki keberanian yang di bawah rata-rata untuk menyampaikan pendapat kepada orang lain, khususnya dalam hal bertanya. Dan ketiga, Peserta didik tidak terbiasa untuk bersaing menyampaikan gagasan serta ide yang mereka miliki dengan teman yang lain. Edi Sugito (2007:6.1) menyebutkan bahwa pembelajaran keterampilan berbahasa tidak boleh ditafsirkan sebagai mengajarkan memahami dan menggunakan bahasa, tetapi harus dipahami sebagai mengajak siswa berlatih memahami dan menggunakan bahasa, terutama di SD. Maka dari itu guru harus melakukan suatu inovasi dalam kegiatan pembelajaran sehingga terdapat variasi pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa. Karena tujuan utama dari pembelajaran berbicara di SD adalah untuk melatih siswa untuk berbicara dalam Bahasa Indonesian dengan baik dan benar. Berbicara bagi mayoritas orang adalah sebuah perkara yang mudah dalam kehidupan sehari-hari. Namun hal ini akan berbeda apabila dikaitkan dalam dunia pendidikan. Perbedaan inilah yang menjadi ketimpangan dalam kehidupan sehari-sehari seorang siswa sekolah dasar. Pada siswa sekolah dasar yang tinggal di daerah dan terbiasa berkomunikasi dengan menggunakan bahasa daerahnya masing-masing akan mengalami kesulitan apabila diminta untuk berbicara secara lancar menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

5 Hal inilah yang menjadi permasalahan bagi siswa kelas V di SD N 05 Sidoharjo, Wonogiri. Dari 19 siswanya hampir 75% memiliki kesulitan dalam keterampilan berbicara bahasa Indonesia secara lancar. Hal ini disebabkan karena kesehariannya, mereka menggunakan bahasa daerah yaitu bahasa Jawa untuk berkomunikasi baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Meskipun sekolah merupakan tempat untuk mengenyam pendidikan formal yang notabene harusnya mempergunakan Bahasa Indonesia dalam kegiatannya akan tetapi realita berkata lain. Di sekolah ini proses pembelajaran hanya memanfaatkan penggunaan Bahasa Indonesia sebesar 65% sehingga siswa masih merasa kaku apabila diminta untuk berbicara Bahasa Indonesia. Hal ini tidak terbantu dengan model pembelajaran yang masih bersifat konvensional dan monoton yang diterapkan oleh guru. Oleh sebab itu keterampilan berbicara siswa dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar masih rendah dan perlu dilatih dan dikembangkan. Dengan harapan menerapkan sesuatu yang baru yaitu suatu strategi pembelajaran yang sebelumnya belum pernah diterapkan diharapkan mampu untuk mengubah kegiatan pembelajaran menjadi lebih aktif, efektif, efisien dan menyenangkan bagi siswa. Strategi pembelajaran yang dipilih adalah strategi Role Playing. Salah satu upaya dari Role Playing ini adalah mengupayakan agar siswa terlatih untuk bisa merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain melalui bermain peran atau memerankan perilaku orang lain. Dari kegiatan bermain peran inilah nantinya siswa

6 diharapkan untuk terbiasa berbicara dan berkomunikasi menggunakan Bahasa Indonesia dengan lancar dan tidak kaku. Selain itu, strategi pembelajaran Role Playing yang dipergunakan untuk menciptakan suasana pembelajaran yang inovatif akan mampu untuk menumbuhkembangkan potensi intelektual, sosial dan emosional yang ada di dalam dirinya sehingga kelak mampu untuk berkomunikasi dan berinteraksi social secara matang, arif dan dewasa. Melalui strategi Role Playing ini diharapkan dapat muncul kreativitas, daya pikir dan daya khayal dari siswa. Selain itu dari kegiatan inilah nantinya siswa mampu menikmati dan memperluas wawasannya mengenai kehidupan dan khususnya siswa mampu meningkatkan keterampilannya dalam aspek keterampilan berbicara. Berdasarkan uraian di atas, maka dipandang perlu untuk melaksanakan penelitian mengenai : Meningkatkan Keterampilan Berbicara Melalui Penerapan Strategi Role Playing Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas V SD N 05 Sidoharjo, Wonogiri B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif dan strategi pembelajaran Role Playing dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dapat meningkatkan keterampilan

7 berbicara pada siswa kelas V SD N 05 Sidoharjo, Wonogiri tahun ajaran 2013-2014? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan suatu bagian yang sangat penting dari sebuah penelitian, karena akan menentukan arah dari hasil penelitian secara terperinci. Berdasarkan perumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk: 1. Tujuan Umum : a. Meningkatkan nilai siswa pada pelajaran Bahasa Indonesia. b. Untuk mengetahui aktivitas siswa kelas V SD N 05 Sidoharjo, Wonogiri terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan startegi Role Playing. 2. Tujuan Khusus : Meningkatkan keterampilan berbicara pada pembelajaran Bahasa Indonesia melalui model pembelajaran kooperatif tipe Role Playing siswa kelas V SD N 05 Sidoharjo tahun ajaran 2013-2014. D. Manfaat Penelitian Sebagai penelitian tindakan kelas, penelitian ini memberi manfaat konseptual. Utamanya kepada pembelajaran di SD, disamping itu juga kepada peningkatan efektivitas proses dan hasil pembelajaran di SD.

8 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini dapat memberikan sumbangan terhadap pembelajar Bahasa Indonesia terutama pada peningkatan keterampilan berbicara siswa melalui pembelajaran kooperatif tipe Role Playing. 2. Manfaat Praktis Secara praktis penelitian ini memberikan masukan : a. Bagi guru Bermanfaat sebagai bahan masukan dalam menjalankan proses pembelajaran di sekolah sehingga proses pembelajaran tidak berjalan secara monoton tetapi lebih variatif. b. Bagi peneliti, Bermanfaat sebagai masukan pengetahuan dan dapat membandingkan dengan teori pembelajaran yang lain dan menerapkannya dalam pelaksanaan pembelajaran di SD. c. Bagi sekolah, Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam upaya pengadaan inovasi pembelajaran bagi guru-guru lain dan juga memotivasi mereka untuk selalu melakukan inovasi untuk menemukan metode pembelajaran yang paling tepat dan efektif. d. Bagi siswa, 1) Untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam belajar menggunakan strategi Role Playing.

9 2) Untuk meningkatkan keberanian siswa mengungkapkan ide, pendapat, pertanyaan dan saran serta keterampilan dalam berbicara. 3) Untuk meningkatkan perhatian dan pemahaman siswa pada pelajaran Bahasa Indonesia sehingga meningkatkan prestasi belajar siswa.