BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. salah satu tujuan pembangunan di bidang pendidikan. antara lain: guru, siswa, sarana prasarana, strategi pembelajaran dan

Skripsi OLEH: REDNO KARTIKASARI K

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lebih dari sekedar realisasi satu sasaran, atau bahkan beberapa sasaran. Sasaran itu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Roni Rodiyana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. wawasan, ketrampilan dan keahlian tertentu kepada individu guna. diyakini mampu menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. prestasi belajar siswa dengan berbagai upaya. Salah satu upaya tersebut

BAB I PENDAHULUAN. selama ini pelajaran IPA dianggap sebagai pelajaran yang sulit. Hal ini

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. matematika, diperlukan kemampuan pemecahan masalah sehingga siswa. diperlukannya kemampuan pemecahan masalah.

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai yang dibutuhkan oleh siswa dalam menempuh kehidupan (Sani, RA.

I. PENDAHULUAN. sekolah. Proses pembelajaran yang terjadi selama ini kurang mampu. mengembangkan kemampuan berfikir anak, karena keberhasilan proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yossy Intan Vhalind, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. warga negara yang menguasai pengetahuan (knowladge), keterampilan (skill),

BAB V PENUTUP. dengan metode ceramah dan metode tanya jawab. 2. Ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar K3 siswa. Hasil

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran matematika, kemampuan berpikir sangat penting sebagai modal. utama untuk meningkatkan hasil belajar matematika.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting bagi perkembangan sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ari Yanto, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dewasa ini diarahkan untuk peningkatan kualitas belajar,

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI ASSESSMENT FOR LEARNING (AFL) DENGAN PENDEKATAN UMPAN BALIK

BAB I PENDAHULUAN. sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-I Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

Skripsi. Oleh: Alanindra Saputra K

BAB I PENDAHULUAN. Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan

melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Pada saat ini pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Fisika adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penemuan dan

BAB I PENDAHULUAN. terlihat pada rendahnya kualitas pendidikan, dengan adanya kenyataan bahwa

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. luas kedepan untuk mencapai suatu cita-cita yang diharapkan dan mampu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan keadaan alam yaitu dengan cara mencari tahu tentang alam secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Pada hakikatnya, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dibangun atas dasar produk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan dimasa mendatang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rena Ernawati, 2013

2016 PENINGKATAN KEMAND IRIAN BELAJAR SISWA D ENGAN MENGGUNAKAN MOD EL D ISCOVERY LEARNING D ALAM PEMBELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai bagian kehidupan masyarakat dunia pada era global harus

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Aisyah Nasution. Dosen Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Gunung Leuser Kutacane

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan utama manusia, karena dengan pendidikan

PENCAPAIAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERDASARKAN PENGALAMAN DAN INKUIRI DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA

PENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap

2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI BRAIN BASED LEARNING PADA POKOK BAHASAN MATRIKS DITINJAU DARI KEAKTIFAN SISWA

BAB I PENDAHULUAN. belajar dari teori kognitif (Efi, 2007). Pendidikan Biologi diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pengetahuan sebagai kerangka fakta-fakta yang harus dihafal.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan sebagaimana dirumuskan dalam

Skripsi. Oleh Nurma Permata Sari K

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesusastraan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat diperlukan bagi kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. rendah, gambaran ini tercermin dari beragamnya masalah pendidikan yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat dikatakan sebagai salah satu kebutuhan manusia yang

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Model pembelajaran problem solving merupakan salah satu upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang bermutu untuk. mengembangkan potensi diri dan sebagai katalisator bagi terjadinya

Diajukan Oleh : IRFAKNI BIRRUL WALIDATI A

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha untuk menumbuhkembangkan potensi SDM melalui

BAB I PENDAHULUAN. saja, melainkan membutuhkan waktu yang relatif panjang. Pendidikan

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN PEMAHAMAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN HEURISTIK

BAB I PENDAHULUAN. batin, cerdas, sehat, dan berbudi pekerti luhur. yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan

BAB I PENDAHULUAN. mengajar merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. hanya penguasaan kumpulan pengetahu yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep,

1. PENDAHULUAN. dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sri Istikomah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan pondasi bagi kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dapat ditingkatkan, baik di kalangan nasional maupun. agar mutu kehidupan masyarakat dapat meningkat. Melalui pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR BIOLOGI MELALUI ACTION LEARNING PADA SISWA KELAS X.6 SMAN 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan berpikir tentang

BAB I PENDAHULUAN. adalah pembelajaran yang sifatnya aktif, inovatif dan kreatif. Sehingga proses

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan generasi emas, yaitu generasi yang kreatif, inovatif, produktif,

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LATIHAN INKUIRI DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATA PELAJARAN FISIKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nana Sutarna, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. belajar siswa menjadi penentu bagi keberhasilan pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif dalam pencapaian prestasi belajar yang optimal. Hasil

T, 2015 PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH PADA PEMBELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pencapaian tujuan pendidikan ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Banyak permasalahan dan tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan pendidikan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, seperti kurang efektifnya guru menerapkan model dan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan, sarana prasarana yang kurang mendukung kegiatan pembelajaran, kemampuan peserta didik yang beragam, dan adanya anggapan beberapa mata pelajaran yang dianggap sulit dan ditakuti oleh peserta didik. Kenyataan di lapangan kegiatan pembelajaran masih berpusat pada guru. Dominasi guru sangat tinggi dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Pembelajaran dilakukan dengan tujuan hanya sekedar transfer pengetahuan kepada peserta didik. Hal tersebut berujung pada munculnya permasalahan yakni tidak optimalnya peran serta peserta didik dalam proses pembelajaran. Pembelajaran yang dilakukan peserta didik menjadi kurang bermakna, sehingga tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran ini melemah, padahal pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang memberikan kesempatan anak untuk berpikir kritis dan kreatif. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Joyce (2009, hlm.7) cara pembelajaran akan mempengaruhi kemampuan peserta didik dalam mendidik diri mereka sendiri. Dalam konteks pembelajaran, permasalahan tersebut masih dirasakan. Selain itu kelemahan dalam pembelajaran juga terlihat dari apa yang dikemukakan oleh Suwarma (dalam Faikoh, 2014, hlm. 2) bahwa Kelemahan yang menonjol dalam pembelajaran antara lain tidak banyak menyentuh pengembangan kemampuan berpikir, proses belajar terpola pada interaksi satu arah, dominasi guru yang kuat, materi pelajaran yang cenderung menekankan aspek hafalan dan kering dari nilai-nilai sosial yang muncul di masyarakat.

Kondisi pembelajaran seperti yang telah dikemukakan di atas semakin menjauhkan ketercapaian dari tujuan pembelajaran yang sebenarnya. Sapriya (2014) menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang baik. Secara rinci Sapriya (2014) menyatakan bahwa: Tujuan mata pelajaran di tingkat sekolah adalah untuk mempersiapkan peserta didik sebagai warga negara yang menguasai pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), sikap dan nilai (attitudes and values) yang dapat digunakan sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah pribadi atau masalah sosial serta kemampuan mengambil keputusan dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan agar menjadi warga negara yang baik. (hlm.12) Tujuan ini dapat tercapai apabila peserta didik berperan aktif dalam pembelajaran. Keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran terlihat ketika peserta didik diperankan sebagai subyek belajar artinya peserta didik yang aktif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran akan lebih bermakna ketika peserta didik mempelajari sesuatu dari dunia nyata yang di dalamnya akan ditemui berbagai permasalahan. Pada kenyataannya berdasarkan pengamatan, selama ini pembelajaran masih banyak mendapat hambatan, seperti adanya anggapan bahwa mata pelajaran dianggap sebagai mata pelajaran yang kurang penting dan membosankan karena hanya berisi hafalan tentang fakta dan data, hanya sedikit menyentuh aspek berpikir kritis/critical thinking, pembelajaran kurang diminati oleh peserta didik, kurangnya keterlibatan peserta didik secara langsung dalam proses pembelajaran, pembelajaran didominasi oleh guru, penggunaan metode yang monoton, dan penggunaan media yang kurang menarik, lemahnya daya pemahaman materi peserta didik.(somantri,1998; Novak, 2002; Al Muchtar,2014) Berdasarkan hasil pengamatan awal yang dilakukan penulis di SMP Negeri 6 Kota Cirebon, pada dasarnya guru hanya menggunakan pendekatan pembelajaran yang monoton seperti pendekatan konvensional, pembelajaran

masih berpusat pada guru, keterlibatan aktif peserta didik belum dibiasakan, pembelajaran masih menekankan pada hafalan dan belum membiasakan peserta didik untuk mengembangkan kemampuan berpikir dalam memahami materi atau memecahkan masalah. Hal ini membuat peserta didik menjadi bosan, karena hanya mendengar penjelasan yang diberikan guru mereka. Guru lebih dominan dalam pendekatan ini, akibatnya peserta didik tidak memiliki kemampuan mengemukakan pendapat maupun berpikir kritis. Oleh karena itu guru dituntut agar bisa mengubah gaya belajar peserta didik yang tadinya pasif menjadi peserta didik yang aktif. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka perlu adanya proses pembelajaran inovatif yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik. Guru harus mampu menawarkan pendekatan- pendekatan dalam mengajar yang lebih efektif yang dapat membangkitkan perhatian peserta didik, sehingga menjadi aktif dan menyenangi pelajaran, serta harus diimbangi dengan kemampuan guru dalam menguasai metode tersebut. Dengan pendekatan pembelajaran yang tepat, pelajaran menjadi menyenangkan dan digemari oleh kebanyakan peserta didik. Salah satunya model pembelajaran yang tepat untuk pembelajaran adalah model pembelajaran inkuiri. Model pembelajaran inkuiri merupakan suatu strategi mengenai eksplorasi pengetahuan peserta didik. Meskipun para peneliti memiliki definisi berbeda tentang inkuiri namun pada umumnya mereka sepakat bahwa setidaknya ada empat tahap penting dalam pelaksanaan pembelajaran inkuiri yaitu membuat hipotesis, mengumpulkan data, menginterpretasikan bukti, dan menarik kesimpulan. Dalam proses pembelajaran, peserta didik tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri. Seluruh aktivitas yang dilakukan peserta didik diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat

menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Dengan demikian, model pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar bagi peserta didik. Tujuan dari penggunaan model pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dengan demikian, dalam model pembelajaran inkuiri peserta didik tak hanya dituntut untuk menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya. Model pembelajaran inkuiri merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada peserta didik (student centered approach). Dikatakan demikian, sebab dalam model ini peserta didik memegang peran penting yang sangat dominan dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran inkuiri mempunyai peranan penting baik bagi guru maupun para peserta didik antara lain sebagai berikut: 1) Menekankan kepada proses perolehan informasi oleh peserta didik. 2) Membuat konsep diri peserta didik bertambah dengan penemuan-penemuan yang diperolehnya. 3) Memiliki kemampuan untuk memperbaiki dan memperluas penguasaan keterampilan dalam proses memperoleh kognitif para peserta didik. 4) Penemuan-penemuan yang diperoleh peserta didik dapat menjadi kepemilikannya dan sangat sulit melupakannya. 5) Tidak menjadikannya guru sebagai satu-satunya sumber belajar, karena peserta didik belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar Melalui penerapan model pembelajaran inkuiri, peserta didik dapat belajar dengan lebih menyenangkan, kreatif, dan inovatif. Karena dengan model pembelajaran inkuiri ini peserta didik diberikan suatu kegiatan yang harus dilakukannya, bertujuan meningkatkan kemampuan mengemukakan pendapat dan berpikir kritis mereka di dalam kelas dan dapat mengembangkan kompetensi peserta didik dalam memberikan argumentasi.

Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian untuk mengetahui kemampuan mengemukakan pendapat dan kemampuan berpikir kritis siswa dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri yang tertuang dalam judul penelitian: "Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Kemampuan Mengemukakan Pendapat dan Berpikir Kritis Peserta Didik Dalam Pembelajaran (Studi Quasi Eksperimen pada Peserta Didik Kelas VII di SMP Negeri 6 Kota Cirebon)". 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah a. Identifikasi masalah Pembelajaran selama ini hanya berpusat pada guru dan kurang relevan dengan kehidupan peserta didik. Pembelajaran yang berpusat pada guru membuat peserta didik kehilangan kesempatan untuk berpikir lebih tinggi. Konsekuensi dari cara mengajar guru yang cenderung tidak melibatkan peserta didik dalam pembelajaran tidak dapat membantu peserta didik menjadi pribadi yang kritis, mandiri dan berani mengemukakan pendapat. Hal seperti inilah yang dapat menyebabkan rendahnya kemampuan berpikir kritis dan kemampuan mengemukakan pendapat peserta didik. Kemampuan berpikir kritis merupakan salah satu keterampilan yang harus dimiliki peserta didik. Dari hasil observasi pada peserta didik kelas VII SMP Negeri 6 Kota Cirebon didapatkan informasi pembelajaran selama ini masih bersifat mengembangkan kemampuan berpikir konvergen dan belum tercipta suasana belajar yang memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk belajar aktif dalam mengkonstruksi pemikirannya, sehingga kemampuan mengemukakan pendapat serta berpikir kritis peserta didik pun sangat rendah. Salah satu pembelajaran inovatif yang relevan dengan keterlibatan dan peran aktif peserta didik dalam mengembangkan kemampuan mengemukakan pendapat serta kemampuan berpikir kritis adalah dengan model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student centered approach) yaitu model pembelajaran inkuiri.

Model pembelajaran inkuiri ini diindikasikan dapat mengembangkan kemampuan mengemukakan pendapat serta berpikir kritis peserta didik. b. Rumusan Masalah Perumusan masalah merupakan pertanyaan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti didasarkan atas identifikasi masalah dan pembatasan masalah. Agar penelitian ini lebih terarah, rumusan masalah tersebut dijabarkan ke dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Apakah terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model pembelajaran konvensional terhadap kemampuan berpikir kritis peserta didik pengukuran awal (pretest) dan pengukuran akhir (postest) pada kelas kontrol? 2. Apakah terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model pembelajaran inkuiri terhadap kemampuan berpikir kritis peserta didik pengukuran awal (pretest) dan pengukuran akhir (postest) pada kelas eksperimen? 3. Apakah terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model pembelajaran konvensional terhadap kemampuan mengemukakan pendapat peserta didik pengukuran awal (pretest) dan pengukuran akhir (postest) pada kelas kontrol? 4. Apakah terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan penerapan model pembelajaran inkuiri terhadap kemampuan mengemukakan pendapat peserta didik pengukuran awal (pretest) dan pengukuran akhir (postest) pada kelas eksperimen? 5. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan berpikir kritis di kelas yang menggunakan model pembelajaran inkuiri dan yang menggunakan model pembelajaran konvensional sesudah perlakuan diberikan (posttest kelas eksperimen-kontrol)?

6. Apakah terdapat perbedaan kemampuan mengemukakan pendapat di kelas yang menggunakan model pembelajaran inkuiri dan yang menggunakan model pembelajaran konvensional sesudah perlakuan diberikan (posttest kelas eksperimen-kontrol)? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan keinginan-keinginan peneliti atas hasil penelitian dengan mengetengahkan indikator-indikator apa yang hendak ditemukan dalam penelitian, terutama yang berkaitan dengan variabel-variabel. Berdasarkan rumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh penerapan model pembelajaran konvensional terhadap kemampuan berpikir kritis peserta didik pengukuran awal (pretest) dan pengukuran akhir (postest) pada kelas kontrol. 2. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh penerapan model pembelajaran inkuiri terhadap kemampuan berpikir kritis peserta didik pengukuran awal (pretest) dan pengukuran akhir (postest) pada kelas eksperimen. 3. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh penerapan model pembelajaran konvensional terhadap kemampuan mengemukakan pendapat peserta didik pengukuran awal (pretest) dan pengukuran akhir (postest) pada kelas kontrol. 4. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh penerapan model pembelajaran inkuiri terhadap kemampuan mengemukakan pendapat peserta didik pengukuran awal (pretest) dan pengukuran akhir (postest) pada kelas eksperimen. 5. Untuk mengetahui perbedaan keterampilan berpikir kritis di kelas yang menggunakan model pembelajaran inkuiri dan yang menggunakan model pembelajaran konvensional sesudah perlakuan diberikan (posttest kelas eksperimen-kontrol).

6. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan mengemukakan pendapat di kelas yang menggunakan model pembelajaran inkuiri dan yang menggunakan model pembelajaran konvensional sesudah perlakuan diberikan (posttest kelas eksperimen-kontrol). 1.4 Manfaat Penelitian A. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah dan mengembangkan pengetahuan dalam bidang pendidikan, khususnya dalam model pembelajaran inkuiri. Selain itu hasil dari penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya yang sejenis dan relevan. B. Manfaat Praktis 1. Bagi peserta didik, Hasil penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan mengemukakan pendapat serta kemampuan berpikir kritis peserta didik melalui pembelajaran yang melatih peserta didik dengan melibatkan secara langsung peserta didik tersebut dalam mencari, mengumpulkan, menggali dan menganalisis informasi yang berhubungan dengan materi yang disampaikan dalam kegiatan belajar mengajar. 2. Bagi guru, Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi untuk meningkatkan wawasan pengetahuan serta keterampilan untuk menentukan pemilihan pendekatan model pembelajaran yang sesuai untuk meningkatkan kualitas pembelajaran terutama untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan mengemukakan pendapat dan berpikir kritis peserta didik. 3. Bagi sekolah

Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan dalam rangka perbaikan pembelajaran di dalam kelas, peningkatan kualitas sekolah yang diteliti, dan bagi sekolah-sekolah lain. 4. Bagi peneliti Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri guna meningkatkan kemampuan mengemukakan pendapat dan kemampuan berpikir kritis peserta didik. 1.5 Struktur Organisasi Tesis 1. Bab I Pendahuluan, berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi tesis. 2. Bab II Kajian Pustaka, berisi teori-teori mengenai model pembelajaran inkuiri, kemampuan mengemukakan pendapat, berpikir kritis peserta didik, pembelajaran, penelitian yang relevan, kerangka pemikiran, hipotesis penelitian. dan jadwal pelaksanaan penelitian. 3. Bab III Metodologi Penelitian, berisi metode penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi dan sampel, definisi operasional, instrument penelitian, teknik pengumpulan data, prosedur penelitian dan teknik analisis data, dan jadwal pelaksanaan penelitian. 4. Bab IV Temuan dan Pembahasan Hasil Penelitian, berisi deskripsi umum lokasi penelitian, deskripsi kelas penelitian, deskripsi dan analisis data penelitian, tanggapan guru dan peserta didik dalam pembelajaran, pembahasan hasil penelitian dan keterbatasan penelitian. 5. Bab V Kesimpulan, Implikasi dan Saran, kesimpulan berisi mengenai jawaban pertanyaan penelitian atau rumusan masalah, implikasi berisi mengenai akibat langsung atau konsekuensi atas temuan hasil penelitian. serta saran sebagai tindak lanjut untuk pengguna hasil penelitian.