BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989 pasal 4. Untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional tersebut, perlu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan untuk anak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neuneu Nur Alam, 2014

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan sangat cepat, hal ini terlihat dari sikap anak yang terlihat jarang

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan agar pribadi anak berkembang secara optimal. Tertunda atau

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan harkat martabat manusia. Pendidikan akan menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat. Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. 31 ayat (1) menyebutkan bahwa Setiap warga Negara berhak mendapat

BAB 1 PENDAHULUAN. upaya pengajaran dan pelatihan. Secara umum pendidikan dapat diartikan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang mandiri. Begitu pentingnya pendidikan bagi diri sendiri, dan teknologi agar bangsa semakin maju dan berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu

I. PENDAHULUAN. tersebut adalah dengan membuat UU. No. 20 tahun 2003 tentang. SISDIKNAS pasal 1 butir 14 yang bunyinya :

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun. Pada masa ini proses

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG UPI Kampus Serang Nova Sri Wahyuni, 2016

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang sangat penting bagi sumber daya manusia yang berkualitas. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

BAB 1 PENDAHULUAN. pertumbuhandan perkembangannya.pada usia 0 tahun 8 tahaun merupakan. mengoptimalkan lima aspek perkembangan.

I. PENDAHULUAN. Setiap anak diberikan berbagai bekal sejak lahir seperti berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. bahasa, motorik dan sosio emosional. Berdasarkan Pemerdiknas No. 58. Standar Pencapaian perkembangan berisi kaidah pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang tinggi akan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus. dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.dalam standar

KOLASE DAPAT MENINGKATKAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK B TK KREBET KECAMATAN MASARAN KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. generasi yang handal dan mampu membangun bangsa. pasal 1, butir 14 tentang sistem pendidikan nasional PAUD adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih tinggi. Salah satu bentuk. pendidikan Taman Kanak-kanak (PP No.27 Tahun 1990).

BAB I PENDAHULUAN. masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik maupun segala. kemampuan anak sedang berkembang cepat.

BAB I PENDAHULUAN. yang di miliki. Di dalam diri mereka telah melekat harkat dan martabat sebagai

BAB I PANDAHULUAN. kehidupan selanjutnya dan memiliki sejumlah karakteristik tertentu.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan pra sekolah yang terdapat di jalur pendidikan sekolah (PP. TK adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana tujuan Pendidikan Nasional dalam Undang-Undang No.

BAB I PENDAHULUAN. "Mencerdaskan Kehidupan Bangsa" Setiap manusia memiliki. mengembangkan secara sistematis. Langkah pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. yang kreatif, mandiri dan professional dibidangnya masing-masing, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Anak bukanlah orang dewasa mini. Anak memiliki cara tersendiri untuk. lebih bereksplorasi menggunakan kemampuan yang dimiliki.

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan (daya pikir, daya cipta), sosioal-emosional, bahasa dan komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan untuk anak usia 0-6 tahun. Aspek yang dikembangkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. mandiri ilmu yang dipelajarinya. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. anak usia dini merupakan pendidikan yang. diselenggarakan untuk mengembangkan pribadi, pengetahuan,

PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI STIMULUS ALAM SEKITAR DI SDN TERSANA BARU KABUPATEN CIREBON

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya. Di masa peka ini, kecepatan. pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50 persen dari

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini pada hakikatnya merupakan anak yang berusia 0-6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. yang menyediakan pendidikan anak usia 4-6 tahun sampai memasuki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan

BAB I PENDAHULUAN. adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/prilaku,

BAB I PENDAHULUAN. apabila ingin memenuhi kebutuhan anak dan memenuhi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran pada anak usia dini khususnya Taman Kanak-Kanak (TK)

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada

Ni Made Susanti 1 ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI TARI KREASI DI TAMAN KANAK-KANAK MELATI KABUPATEN SOLOK SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia sangat berkembang pesat. Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan dasar yang diberikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah kunci perubahan karena mendidik adalah memberikan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan anak usia dini (PAUD) menurut Hasan (2011: 15), adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan

1. PENDAHULUAN. lanjut, pendidikan dimulai dari sejak dini hingga akhir kelak. Dalam hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan perilaku dari tidak matang menjadi matang. Gerakan yang menggunakan yaitu otot-otot halus atau sebagian anggota

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebutuhan anak usia dini terlayani sesuai dengan masa. perkembangannya. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. gembira dapat memotivasi anak untuk belajar. Lingkungan harus diciptakan

PENINGKATAN MINAT MEMBACA ANAK KELOMPOK B MELALUI MEDIA KARTU KATA DI TK PERTIWI 2 MANGGIS, MOJOSONGO, BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

I. PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Salah satu cara memperoleh sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Anak Usia Dini dimulai masa usia 0 6 tahun. Masa ini

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai suatu proses untuk menyiapkan generasi masa depan

2014 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGANYAM

BAB I PENDAHULUAN. jasmani dan rohani anak di lingkungan keluarga sebelum memasuki. pendidikan dasar. Anak yang dalam pandangan pendidikan modern

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak

BAB I PENDAHULUAN. dalam perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

I. PENDAHULUAN. keadaan tertentu kesuatu keadaan yang lebih baik. Pendidikan sebagai pranata

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran yang amat menentukan, tidak hanya bagi perkembangan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan Pendidikan Nasional Indonesia adalah seperti yang tercantum dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989 pasal 4 yang rumusannya sebagai berikut : Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan betaqwa kepada Tuhan Mang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa bertanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional tersebut, perlu diupayakan suatu sistem pembelajaran yang mampu membentuk kepribadian anak yang meliputi tiga aspek yaitu aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotorik yang ditanamkan pada diri anak sejak usia dini. Hai ini dimaksudkan agar anak tumbuh menjadi manusia yang kreatif, bertanggung jawab dan mempunyai kepribadian yang luhur. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun, yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (pasal 1 butir 14). Pengertian tersebut menyiratkan tentang sasaran, lingkup perkembangan, 1

2 tujuan serta peran PAUD sebagai dasar pencapaian keberhasilan pendidikan pada tahap yang lebih tinggi. Pada tahun 2009, undang-undang tersebut diubah menjadi Permendiknas nomor 58 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini yang meliputi pendidikan formal dan non formal. Standar tingkat pencapaian perkembangan berisi tentang kaidah pertumbuhandan perkembangan anak usia sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun. Tingkat perkembangan yang dicapai merupakan aktualisasi potensi semua aspek dan diharapkan dapat dicapai anak pada setiap tahap perkembangannya, bukan merupakan suatu tingkat pencapaian kecakapan akademik. Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) merupakan salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang terdapat dijalur pendidikan sekolah (PP No 27 tahun 1990). Sebagai lembaga pendidikan prasekolah tugas utama TK adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap perilaku, keterampilan dan intelektual agar dapat beradaptasi dengan kegiatan belajar yang sesungguhnya di sekolah dasar. Terkait dengan tugas TK tersebut maka dikembangkan berbagai bidang kemampuan yang mendukung perkembangan anak usia dini. Dalam kurikulum PAUD yang mengacu pada Permendiknas tahun 2009, aspek perkembangan yang dikembangkan dilembaga PAUD antara lain bidang pengembangan pembiasaan, yang meliputi nilai-nilai moral dan agama, sosial/emosional, bidang pengembangan fisik motorik kasar dan motorik halus, kognitif dan bidang pengembangan bahasa.

3 Dari uraian diatas diketahui bahwa kemampuan motorik halus merupakan salah satu aspek yang dikembangkan dalam kurikulum pendidikan di TK. Mengingat pentingnya kemampuan fisik motorik halus bagi anak, maka perlu dikembangkan kegiatan-kegitatan yang mampu meningkatkan kemampuan motorik halus. Motorik halus merupakan gerakan yang menggunakan otot-otot kecil, gerakan dasar dilatihan sedemikian rupa secara bertahap sehingga dikuasai anak. Penguasaan gerakan motorik halus anak akan mempengaruhi perkembangan saat dewasa nanti. Motorik halus yang sering di asah membuat mereka lebih luwes dan meningkat dalam menggerakkan jari tangan sedikit demi sedikit. Selain itu motorik halus yang sering dilatih akan memudahkan anak dalam menulis maupun menggambar. Di sekolah anak diajarkan berbagai kegiatan yang mendukung tercapainya kemampuan motorik halus, yang akan membantu mereka dalam berbagai aktivitas misalnya menulis, menggunting, mewarnai, melipat dan sebagainya. Dengan kegiatan tersebut anak-anak dapat menunjukkan imajinasi dan kreativitasnya dalam pola dan tingkah laku mereka saat melakukan aktivitas motorik halusnya. Melipat adalah salah satu kegiatan yang mampu mengasah anak dalam perkembangan motorik halusnya. Anak dapat menggerak-gerakkan tangannya, menekan-nekan kertas sesuai garis dan bentuk yang diinginkan. Dengan melipat anak dapat terlatih kesabarannya, ketelitian dan kecermatannya. Selain untuk mengasah motorik halusnya, kegiatan melipat

4 juga dapat membuat anak untuk berkreasi sesuai dengan imajinasinya. Mengingat begitu pentingnya pembelajaran melipat untuk anak TK, maka diharapkan anak mampu mengikuti pembelajaran ini, dan guru memberikan fasilitas yang dibutuhkan anak. Dari pengamatan yang dilakukan di kelompok B TK Pertiwi I Donohudan menunjukkan kemampuan anak dalam melipat masih rendah. Masih banyak anak yang melakukan kegiatan melipat dengan bantuan guru, terdapat anak yang belum mampu membentuk lipatan dengan rapi, dan ada pula yang belum mampu meniru lipatan dengan baik. Hal ini dikarenakan metode yang digunakan oleh guru masih belum tepat. Dalam melaksanakan pembelajaran melipat, guru diharapkan mampu menggunakan tehnik atau metode yang dapat menarik perhatian anak. Dengan pemilihan metode yang tepat akan sangat berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajar. Demikian pula jika guru tepat dalam memilih metode dalam pembelajaran melipat, maka akan sangat menentukan keberhasilan anak dalam meningkatkan kemampuan motorik halusnya. Melalui kegiatan melipat diharapkan anak senang dan mampu melakukan kegiatan sendiri tanpa dibantu oleh guru menurut kreatifitas dan imajinasinya. Bertolak dari permasalahan tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MELIPAT PADA ANAK KELOMPOK B TK PERTIWI I DONOHUDAN

5 B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut : 1. Pembelajaran melipat sering dianggap sulit oleh beberapa pihak. 2. Pembelajaran melipat belum menggunakan metode yang menarik (membosankan). 3. Pembelajaran melipat tidak dikaitkan dengan lingkungan belajar atau kehidupan sehari-hari. C. Pembatasan Masalah 1. Kemampuan Motorik Halus Dalam penelitian ini tidak semua masalah yang muncul ingin dipecahkan, akan tetapi peneliti membatasinya hanya pada masalah rendahnya kemampuan motorik halus anak. Kemampuan motorik halus adalah kemampuan gerak yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Anak yang terlatih motorik halusnya, akan lebih terampil dalam melakukan segala sesuatu untuk dirinya sendiri. Keterampilan motorik selayaknya dikuasai anak karena akan terbentuk rasa percaya diri, memiliki sifat mandiri dan tidak tergantung dengan orang lain (Syaodih, 2005: 30) 2. Kegiatan Melipat Dalam memecahkan masalah rendahnya kemampuan motorik halus di TK Pertiwi I Donohudan peneliti mengambil tindakan dengan menggunakan

6 kegiatan melipat. Kegiatan melipat adalah salah satu bentuk kegiatan dimana anak diajak untuk membentuk sesuatu dengan menggunakan kertas lipat. Kegiatan melipat kertas merupakan salah satu pengembangan motorik halus yang membutuhkan ketelitian, keterampilan, dan pengembangan seni. D. Analisis Masalah Dari kedua masalah yang teridentifikasi, maka masalah yang akan dipecahkan adalah tentang kemampuan motorik halus anak yang masih rendah. Hal ini disebabkan karena metode yang digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran kurang menarik minat anak, sehingga anak pasif dan merasa kesulitan dalam kegiatan pembelajaran. Masalah rendahnya kemampuan motorik halus tersebut dapat diatasi melalui kagiatan melipat, dengan metode yang menarik sehingga anak mampu melaksanakan kegiatan dengan baik E. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan analisa masalah di atas maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut : Apakah melalui kegiatan melipat dapat meningkatkan kemampuan motorik halus bagi anak kelompok B TK Pertiwi I Donohudan pada semester II tahun pelajaran 2011/2012?.

7 F. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak. 2. Tujuan Khusus Sedangkan tujuan secara khusus dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan motorik halusmelalui kegiatan melipat bagi anak kelompok B TK Pertiwi I Donohudan pada semester II tahun pelajaran 2011/2012. G. Manfaat Penelitian 1. Manfaat secara teoritis Untuk membuktikan analisis yang buat dan memberikan pengertian kepada guru tentang pentingnya menggunakan kegiatan melipat dalam kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak. 2. Manfaat secara praktis a. Bagi penulis Dengan melakukan penelitian ini dapat mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang dikelola.

8 b. Bagi anak Hasil penelitian bermanfaat untuk meningkatkan hasil belajar anak, memberikan motivasi terhadap anak agar tertarik untuk belajar melalui kegiatan melipat sehingga dapat meningkatkan kemampuan motorik halusnya. c. Bagi sekolah Hasil penelitian dapat memberikan sumbangan positif terhadap kemajuan sekolah yang tercermin dalam profesionalisme guru dari peningkatan hasil belajar anak.