PENGARUH SULFAT TERHADAP KUAT TEKAN BETON DENGAN VARIASI BUBUK KACA SUBSTITUSI SEMEN DENGAN W/C 0,4 DAN 0,5

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH SULFAT TERHADAP KUAT TEKAN BETON DENGAN VARIASI BUBUK KACA SUBSTITUSI SEBAGIAN SEMEN DENGAN w/c 0,60 DAN 0,65

PENGARUH SULFAT TERHADAP KUAT TEKAN BETON DENGAN VARIASI BUBUK KACA SUBSTITUSI SEBAGIAN PASIR DENGAN W/C 0,4 DAN 0,5

PENGARUH SULFAT TERHADAP KUAT TEKAN BETON DENGAN VARIASI BUBUK KACA SUBSTITUSI SEBAGIAN PASIR DENGAN w/c 0,60 DAN 0,65

PENGARUH SUBTITUSI ABU SERABUT KELAPA (ASK) DALAM CAMPURAN BETON. Kampus USU Medan

PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN SEMEN DENGAN ABU SEKAM PADI TERHADAP KEKUATAN BETON K-400

PEMANFAATAN SERBUK KACA SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN PADA CAMPURAN BETON DITINJAU DARI KEKUATAN TEKAN DAN KEKUATAN TARIK BELAH BETON

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton

ANALISIS KUAT TEKAN BETON DENGAN BAHAN TAMBAH SERBUK HALUS GELAS SERTA ANALISIS KUAT TEKAN BETON DENGAN BAHAN TAMBAH SERBUK HALUS ARANG BRIKET

ANALISIS PERBEDAAN KUAT TEKAN BETON TAMBAHAN ABU TERBANG DENGAN BETON NORMAL YANG DIRENDAM DALAM ASAM SULFAT UNTUK BETON MUTU RENDAH

PENGGUNAAN PASIR SILIKA DAN PASIR LAUT SEBAGAI AGREGAT BETON The Use of Sea and Silica Sand for Concrete Aggregate

PERBANDINGAN PEMAKAIAN AIR KAPUR DAN AIR TAWAR SERTA PENGARUH PERENDAMAN AIR GARAM DAN AIR SULFAT TERHADAP DURABILITAS HIGH VOLUME FLY ASH CONCRETE

BAB 1 PENDAHULUAN. digunakan bahan tambah yang bersifat mineral (additive) yang lebih banyak bersifat

BAB III LANDASAN TEORI. untuk bangunan gedung, jembatan, jalan, dan lainnya baik sebagai komponen

PENGARUH PENGGUNAAN ZEOLIT DAN SIKAMENT-520 TERHADAP KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN PORTLAND POZZOLAND CEMENT (PPC)

IV. HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

STUDI EKSPERIMEN KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN SEMEN PPC DENGAN TAMBAHAN SIKAMENT LN

Dinamika TEKNIK SIPIL/Vol.13/ No. 1/ Januari 2013/Iqbal Fahmi Amrulloh/ Halaman : 1-6 1

PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON YANG DIPENGARUHI OLEH LINGKUNGAN ASAM SULFAT

Pengaruh Substitusi Sebagian Agregat Halus Dengan Serbuk Kaca Dan Silica Fume Terhadap Sifat Mekanik Beton

THE INFLUENCE OF INITIAL PRESSURE ON THE CONCRETE COMPRESSIVE STRENGTH. Lina Flaviana Tilik, Maulid M. Iqbal, Rosidawani Firdaus ABSTRACT

PENGARUH LINGKUNGAN SULFAT TERHADAP BETON DENGAN PENAMBAHAN LIMBAH MARMER

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek

STUDI EKSPERIMENTAL KUAT TEKAN BETON SELF COMPACTING CONCRETE (SCC) DENGAN MENGGUNAKAN MATERIAL PASIR LAUT DAN AIR LAUT.

STUDI EKSPERIMEN KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN SEMEN PPC DENGAN TAMBAHAN GLENIUM

PEMANFAATAN LIMBAH PABRIK GULA (TETES TEBU) SEBAGAI BAHAN TAMBAH DALAM CAMPURAN BETON. Kampus USU Medan

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH WAKTU PENUANGAN ADUKAN BETON READY MIX KE DALAM FORMWORK TERHADAP MUTU BETON NORMAL

BAB III LANDASAN TEORI

Jurnal Teknik Sipil No. 1 Vol. 1, Agustus 2014

PENGARUH PENAMBAHAN WATERGLASS PADA SIFAT MEKANIK BETON. Oleh: Anita Setyowati Srie Gunarti, Subari, Guntur Alam ABSTRAK

KUAT TEKAN BETON DENGAN VARIASI AGREGAT YANG BERASAL DARI BEBERAPA TEMPAT DI SULAWESI UTARA

BAB III LANDASAN TEORI

PENGARUH PENGGUNAAN SERBUK CANGKANG LOKAN SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT HALUS TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sangat dingin. Disebut demikian karena struktur partikel-partikel penyusunnya

KUAT TEKAN BETON DAN WAKTU IKAT SEMEN PORTLAND KOMPOSIT (PCC)

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I I TINJAUAN PUSTAKA. direkatkan oleh bahan ikat. Beton dibentuk dari agregat campuran (halus dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beton merupakan fungsi dari bahan penyusunnya yang terdiri dari bahan

BAB II LANDASAN TEORI

Sifat Kimiawi Beton Semen Portland (PC) Air Agregat bahan tambah peristiwa kimia PC dengan air hidrasi pasta semen

Vol.16 No.2. Agustus 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

Pengaruh Variasi Jumlah Semen Dengan Faktor Air Yang Sama Terhadap Kuat Tekan Beton Normal. Oleh: Mulyati, ST., MT*, Aprino Maramis** Abstrak

PEMANFAATAN TEKNOLOGI HIGH VOLUME FLY ASH CONCRETE UNTUK MEMPRODUKSI BETON KUAT TEKAN NORMAL

BAB IV METODE PENELITIAN

PENGARUH BAHAN TAMBAHAN PLASTICIZER TERHADAP SLUMP DAN KUAT TEKAN BETON Rika Sylviana

Semen (Portland) padatan berbentuk bubuk, tanpa memandang proses

PENGARUH VARIASI LUAS PIPA PADA ELEMEN KOLOM BETON BERTULANG TERHADAP KUAT TEKAN

PERILAKU MEKANIK BETON BERONGGA MENGGUNAKAN AIR LAUT

TINJAUAN PUSTAKA. didukung oleh hasil pengujian laboratorium.

PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI DENGAN TREATMENT HCL SEBAGAI PENGGANTI SEMEN DALAM PEMBUATAN BETON

TEKNOLOGI BETON JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang sangat dingin. Disebut demikian karena struktur partikel-partikel

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian

PENGARUH PENGGUNAAN SERBUK KACA SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI AGREGAT HALUS TERHADAP SIFAT MEKANIK BETON

PENGARUH PENAMBAHAN LATEKS EMULSI TERHADAP DURABILITAS BETON YANG DIRAWAT (CURING) DENGAN AIR LAUT

BAB III LANDASAN TEORI. Beton pada umumnya adalah campuran antara agregat. kasar (batu pecah/alam), agregat halus (pasir), kemudian

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Beton merupakan unsur yang sangat penting dan paling dominan sebagai

STUDI BETON BERKEKUATAN TINGGI (HIGH PERFORMANCE CONCRETE) DENGAN MIX DESIGN MENGGUNAKAN METODE ACI (AMERICAN CONCRETE INSTITUTE)

PENAMBAHAN ABU SEKAM PADA BETON DALAM MENGANTISIPASI KERUSAKAN AKIBAT MAGNESIUM SULFAT PADA AIR LAUT. Dharma Putra 1

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. membentuk masa padat. Jenis beton yang dihasilkan dalam perencanaan ini adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JURNAL PORTAL, ISSN , Volume 3 No. 2, Oktober 2011, halaman: 45

PENGARUH PENAMBAHAN SILICA FUME TERHADAP PENGURANGAN SUSUT BETON. Abstrak

PENGARUH VARIASI PERAWATAN BETON TERHADAP SIFAT MEKANIK HIGH VOLUME FLY ASH CONCRETE UNTUK MEMPRODUKSI BETON KUAT TEKAN NORMAL

Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : X PENGARUH PENAMBAHAN KAPUR PADANG PANJANG PENGGANTI SEMEN UNTUK BETON NORMAL

PENGGUNAAN PECAHAN BOTOL KACA SEBAGAI AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN BETON

PENAMBAHAN LIMBAH PADAT PABRIK GULA (BLOTONG) SEBAGAI PENGGANTI SEMEN PADA CAMPURAN BETON

PENGGUNAAN PASIR WEOL SEBAGAI BAHAN CAMPURAN MORTAR DAN BETON STRUKTURAL

Pengaruh Penambahan Admixture Jenis F dan Substitusi Silica Fume terhadap Semen pada Kuat Tekan Awal Self Compacting Concrete

PEMANFAATAN CLAY EX. BENGALON SEBAGAI AGREGAT BUATAN DAN PASIR EX. PALU DALAM CAMPURAN BETON DENGAN METODE STANDAR NASIONAL INDONESIA

STUDI EKSPERIMEN PERBANDINGAN KUAT TEKAN BETON NORMAL DAN BETON DENGAN TAMBAHAN ADDITON DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN PCC


Pengaruh Penggunaan Bambu Sebagai Pengganti Agregat Split terhadap Kuat Tekan Beton Ringan

PENGARUH VARIASI SUHU PADA PERAWATAN ELEVATED TEMPERATURE TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BELAH BETON

KUAT TEKAN BETON DAN WAKTU IKAT SEMEN PORTLAND POZZOLAN

Pemeriksaan Gradasi Agregat Halus (Pasir) (SNI ) Berat Tertahan (gram)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN DENGAN ABU TERBANG TERHADAP KARAKTERISTIK TEKNIS BETON

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN PASIR DARI BEBERAPA DAERAH TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Abstrak

PEMAKAIAN VARIASI BAHAN TAMBAH LARUTAN GULA DAN VARIASI ABU ARANG BRIKET PADA KUAT TEKAN BETON MUTU TINGGI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan peralatan yang ada di laboratorim teknologi

KUAT TEKAN BETON YANG MENGGUNAKAN PASIR KADAR LUMPUR TINGGI DENGAN MENAMBAHKAN FLY ASH

PENGARUH PENGGUNAAN AGREGAT DAUR ULANG BETON KEDALAM CAMPURAN BETON K 175 (PENELITIAN)

V. HASIL PENELITIAN. Tabel V-1 Hasil analisa fly ash Analisis kimia Satuan Fly ash Pasaran

PENGARUH PENAMBAHAN METAKAOLIN TERHADAP KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON MUTU TINGGI

PERBANDINGAN EFISIENSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACI DAN METODE SNI UNTUK MUTU BETON K-250 (STUDI KASUS MATERIAL LOKAL)

PEMERIKSAAN KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON BERAGREGAT KASAR BATU RINGAN APE DARI KEPULAUAN TALAUD

PENGARUH LIMBAH PECAHAN GENTENG SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN MUTU BETON 16,9 MPa (K.200)

KAJIAN KUAT TEKAN BETON UMUR 90 HARI MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND DAN SEMEN PORTLAND POZOLAND. Oleh: F. Eddy Poerwodihardjo

TINJAUAN KUAT TEKAN BETON DENGAN PEMANFAATAN LUMPUR KERING TUNGKU EX. LAPINDO SEBAGAI PENGGANTI SEMEN

PENGARUH KADAR AIR AGREGAT TERHADAP KUAT TEKAN BETON ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beton adalah salah satu bahan yang umum digunakan untuk konstruksi bangunan. Hampir semua bangunan gedung,

BAB II DASAR TEORI 2.1. UMUM. Beton adalah bahan yang diperoleh dengan mencampurkan agregat, air

Scanned by CamScanner

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Agregat yang digunakan untuk penelitian ini, untuk agregat halus diambil dari

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bahan atau Material Penelitian

STUDI EKSPERIMEN KUAT TEKAN BETON BERDASARKAN URUTAN PENCAMPURAN MATERIAL PENYUSUN BETON DENGAN ADUKAN MANUAL. Abstract:

BAB III LANDASAN TEORI. adalah campuran antara semen portland atau semen hidraulik yang lain, agregat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

PENGARUH SULFAT TERHADAP KUAT TEKAN BETON DENGAN VARIASI BUBUK KACA SUBSTITUSI SEMEN DENGAN W/C 0,4 DAN 0,5 Fahmi Hidayat 1*, Gunawan Tanzil 2 1,2 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya *Korespondensi Penulis: fahmi_hidayat19@yahoo.co.id Abstract The aggressive environment can damage concrete especially sulfate attack which would decrease compressive strength of concrete and also cause corrosion. Therefore, the additive was added into concrete mixture. A glass powder is an additive that contains binding substance in reaction with water and accelerate concrete hardening.this final project will discuss the effect of glass powder as replacement of cement in concrete mixture to concrete compressive strength that soaked in water and water containing sulfate. In this research, concrete sample is cylindrical with diameter of 15 cm and heigth of 30 cm which consisting of normal concrete, 5%, 10%, 15% and 20% glass powder in concrete mixture with w/c 0,4 and 0,5. Soaking is done in two ways, ie soaked in water and water containing sulfate. The concrete compressive strength test was performed at 7,21 and 28 days. The result of this research, the concrete that soaked in water and water containing sulfate has the highest compressive strength on 5% glass powder with w/c 0.4 of 44,92 MPa and 43,78 MPa on 28 days and 5% glass powder with w/c 0,5 of 35,86 MPa and 34,54 MPa on 28 days. Besides of that, the attack of sulfate can decrease compressive strength of concrete which have been soaked in water containing sulfate. The smallest reduction of compressive strength occured on 20% glass powder with w/c 0,4 of 1,70% on 28 days and 20% glass powder with w/c 0,5 of 2,99% on 28 days. It can be concluded, despite the large increase glass powder in concrete mixture can decrease concrete compressive strength, but the effect of sulfate to concrete compressive strength is getting smaller. Keywords : glass powder, sulfate, compressive strength I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada umumnya beton tersusun dari semen, agregat halus, agregat kasar dan air. Jika diperlukan, bahan tambah dapat ditambahkan untuk mengubah sifat-sifat tertentu dari beton yang bersangkutan. Beton diminati karena banyak memiliki kelebihan dibandingkan dengan bahan lainnya, antara lain beton mempunyai kuat tekan yang baik, tahan lama dan tahan terhadap api. Selain itu, sebagian besar bahan pembuat beton adalah bahan lokal (kecuali semen Portland atau bahan tambah kimia), sehingga sangat menguntungkan secara ekonomi (Mulyono, 2004). Salah satu kelemahan dari beton adalah terjadinya bertambahnya volume beton yang sering terjadi pada beton yang langsung bersentuhan dengan air tanah maupun air laut. Bertambahnya volume beton yang telah mengeras ini memberikan kontribusi yang tidak sedikit bagi kehancuran beton sehingga dapat menurunkan kuat tekan pada beton dan juga dapat menyebabkan korosi. Kerusakan-kerusakan yang terjadi pada lingkungan seperti ini sering terjadi karena adanya senyawa kimia yang dapat merusak beton terutama magnesium sulfat (MgSO 4 ). Untuk mengurangi kelemahan-kelamahan pada beton akibat pengaruh lingkungan agresif dapat dilakukan dengan cara membuat beton kedap air, menggunakan fas rendah dan menggunakan bahan tambah. Dari beberapa bahan tambah salah satunya adalah serbuk kaca. Serbuk kaca berbahan dasar silika memiliki kandungan SiO 2 sebesar 72% dapat berfungsi untuk mengikat material dengan bantuan air dan CaO 57 sebesar 11% merupakan kandungan kapur dalam kaca yang dapat mempercepat pengerasan beton karena beton dengan kandungan kapur dibawah 65% dan juga CaO berfungsi menjaga keterikatan antara material (Shayan, 2002). Oleh karena itu, peneliti mencoba melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh penambahan bubuk kaca sebagai pengganti sebagian semen dalam adukan beton terhadap kuat tekan beton yang direndam dalam air biasa dan air yang mengandung sulfat. 1.2. Rumusan Masalah Rumusan masalah yang akan dibahas pada penelitian ini adalah bagaimana pengaruh sulfat terhadap kuat tekan beton dengan variasi bubuk kaca sebagai pengganti sebagian semen dalam campuran beton. 1.3. Tujuan Penulisan Maksud dan tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk mengetahui penambahan bubuk kaca sebagai pengganti sebagian semen dalam adukan beton terhadap kuat tekan beton yang direndam dalam air biasa dan air yang mengandung sulfat. Vol. 1, 1, Desember 2013

Hidayat,F., dan Tanzil,G.:Pengaruh Sulfat Terhadap Beton Dengan Variasi Bubuk II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bubuk Tabel 2.1. Komposisi Kimia Beberapa Macam Warna Komposisi Bening Coklat Hijau Dalam Persen SiO 2 72,42 72,21 72,38 Al 2 O 3 1,44 1,37 1,49 TiO 2 0,035 0,041 0,04 Cr 2 O 3 0,002 0,026 0,13 Fr 2 O 3 0,07 0,26 0,29 CaO 11,50 11,57 11,26 MgO 0,32 0,46 0,54 Na 2 O 13,64 13,75 13,52 K 2 O 0,35 0,20 0,27 SO 3 0,21 0,10 0,07 Sumber: Value-Added Utilisation of Waste Glass in Concrete Research Journal Serbuk kaca berbahan dasar silica memiliki kandungan SiO 2 sebesar 72% dapat berfungsi untuk mengikat material dengan bantuan air dan CaO sebesar 11% merupakan kandungan kapur dalam kaca yang dapat mempercepat pengerasan beton karena beton dengan kandungan kapur dibawah 65% pengerasannya seringkali agak lambat dan juga CaO berfungsi menjaga keterikatan antara material (Shayan, 2002). Sedangkan alumina (Al 2 O 3 ) dan oksida besi (Fe 2 O 3 ) akan lebih berfungsi untuk mengatur kecepatan proses hidrasi. Hidrasi adalah pelarutan suatu zat dengan pelarut air yang membantu penguraian senyawasenyawa di dalamnya. Oksida Alkali (Na 2 O 3 +K 2 O), kehadiran oksida alkali perlu diwaspadai karena bisa merusak dan menimbulkan keretakan pada pasta semen dan beton yang sudah mengeras. Agregat yang tersedia untuk adukan beton harus memiliki reaktif alkali rendah, yaitu mengandung total unsur alkali rendah, tidak melebihi 0,6% (ekuivalen Na 2 O). (Shayan,2002) 2.2. Magnesium Sulfat (MgSO 4 ) Magnesium sulfat merupakan salah satu garam yang paling agresif dan bersifat reaktif pada beton, karena mudah bereaksi dengan kalsium hidroksida yang merupakan sisa hasil hidrasi antara semen dengan air yang kemudian menghasilkan gypsum dan ettringite yang besifat menambah volume sehingga terjadi pengembangan dan akhirnya dapat merusak beton. Salah satu akibat yang ditimbulkan oleh magnesium sulfat adalah terjadinya disintegrasi pada beton. Proses disintegrasi adalah suatu proses pemisahan atau pelepasan dari suatu bahan yang berukuran besar dan menyatu menjadi bahan yang berukuran kecil dan terpisah pisah. (Nugraha, 2007) Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa magnesium sulfat dapat menyebabkan disintegrasi pada beton yang akhirnya dapat mereduksi kekuatan beton itu sendiri. Kuat tekan beton tidak dapat diragukan lagi merupakan indeks daya tahan terhadap agresi karena kekuatan, kepadatan serta permeabilitas yang rendah kesemuanya saling berkaitan satu dengan yang lainnya, oleh karena itu, dengan semakin kuat beton diharapkan mampu menambah kekuatan dan keawetan beton Untuk mengantisipasi serangan sulfat yang timbul pada beton adalah dengan meningkatkan ketahanan beton terhadap serangan sulfat, untuk itu dapat dilakukan beberapa cara, antara lain: (Kasymir, 1997) - Mengurangi jumlah air yang digunakan atau menggunakan ratio air semen yang relatif kecil.. - Menggunakan aditif mineral dalam campuran beton III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tinjauan Umum Pada penelitian ini dilakukan percobaan untuk membuat proporsi rancangan campuran (mix design) menggunakan metode ACI (American Concrete Institute) Standard 211.1. uji beton berbentuk silinder yang berdiameter 15 cm dan tinggi 30 cm yang terdiri dari beton normal, 5%, 10%, 15% dan 20% bubuk kaca. Faktor air semen yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0,4 dan 0,5. Perendaman dilakukan dengan 2 cara yaitu, direndam dalam air biasa dan air yang mengandung sulfat. Pengujian kuat tekan benda uji beton dilakukan pada umur 7, 21 dan 28 hari. Pelaksanaan penelitian dilakukan secara eksperimental yang dilakukan di Laboratorim Bahan Beton, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya. 3.2. Material Material yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Semen Semen yang digunakan adalah semen Baturaja tipe I. b. Agregat kasar Agregat kasar yang digunakan adalah batu pecah ½ yang berasal dari Lahat, Sumatera Selatan. c. Agregat halus Agregat halus yang digunakan berasal dari daerah Talang Balai, Sumatera Selatan. d. Air Air yang digunakan berasal dari sistem jaringan air bersih dari Lab. Beton Teknik Sipil Unsri. e. Bubuk kaca Bubuk kaca berasal dari botol yang lolos saringan 100 yang berfungsi sebagai pengganti sebagian semen dalam campuran beton dengan persentase 0%, 5%, 10%, 15% dan 20%. f. Sulfat (MgSO 4 ) Sulfat (MgSO 4 ) yang digunakan sebanyak 5% yang akan dicampurkan ke dalam air. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayakan, mesin getar ayakan, mesin uji kuat tekan, timbangan, mesin pengaduk beton, gelas ukur, kerucut konic, oven, piknometer, mesin aduk beton, talam, kerucut Abrams dan cetakan silinder diameter 15 cm tinggi 30 cm. 58 Vol. 1, 1, Desember 2013

Hidayat,F., dan Tanzil,G.:Pengaruh Sulfat Terhadap Beton Dengan Variasi Bubuk IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Perancangan Campuran Beton Material Tabel 4.1. Perancangan Campuran Beton Komposisi (kg) 0,4 0,5 Agregat Kasar 5,037 5,037 Agregat halus 4,015 4,506 Air 0,964 0,953 Semen 2,452 1,962 4.2. Pengujian Slump Tabel 4.2. Pengujian Slump Nilai Slump Variasi Bubuk (mm) 0,4 0,5 BN 44 47 5% 44 45 10% 41 44 15% 39 42 20% 38 39 Gambar 4.1. Grafik Perbandingan Nilai Slump Beton w/c 0,4 dan 0,5 Dari Gambar 4.1 diatas, menunjukkan bahwa pada beton dengan faktor air semen 0,4 memiliki nilai slump yang lebih kecil dibandingkan dengan beton dengan faktor air semen 0,5. Nilai slump beton normal lebih besar dibandingkan beton dengan bubuk kaca baik persentasi 5%, 10%, 15% dan 20%. Semakin banyak bubuk kaca pada beton maka nilai slump yang diperoleh akan semakin menurun. Hal ini disebabkan karena bubuk kaca hanya sedikit menyerap air sehingga beton menjadi lebih padat dan nilia slump menjadi menurun. 4.3. Beton Dengan Faktor Air Semen 0,4 Berat Beton Tabel 4.3. Data Berat Beton No Berat Beton Rata-Rata (gr) 7 Hari 21 Hari 28 Hari 1 BN 13142,67 13212,67 13245,67 2 5% 13129,33 13207,67 13243,00 3 10% 13117,67 13197,33 13236,33 4 15% 13087,67 13172,33 13214,00 5 20% 13064,33 13150,67 13185,67 Gambar 4.2. Grafik Hubungan Persentase Bubuk Terhadap Berat Beton Berdasarkan grafik 4.2, pada umur 7, 21 dan 28 hari beton normal memiliki berat yang lebih besar dibandingkan dengan beton dengan persentase bubuk kaca 5%, 10%, 15% dan 20% yaitu 13142,67 gr, 13212,67 gr dan 13245,67 gr. Sedangkan beton yang memiliki berat terkecil adalah beton dengan persentase bubuk kaca 20% yaitu 13064,33 gr, 13150,67 gr dan 13185,67 gr. Hal ini membuktikan bahwa semakin besar persentase bubuk kaca dalam campuran beton dapat menurunkan berat beton. Beton Tabel 4.4. Perbandingan Beton Faktor Air Semen 0,4 Antara Beton yang Direndam Dalam Umur 7 Hari Air Biasa Sulfat 1 BN 32,08 31,71 1,17 2 5% 32,46 32,08 1,16 3 10% 31,52 31,14 1,14 4 15% 29,63 29,44 0,84 5 20% 27,18 26,99 0,71 Gambar 4.3. Grafik Perbandingan Beton Pada Umur 7 Hari 59 Vol. 1, 1, Desember 2013

Hidayat,F., dan Tanzil,G.:Pengaruh Sulfat Terhadap Beton Dengan Variasi Bubuk Tabel 4.5. Perbandingan Beton Faktor Air Semen 0,4 Antara Beton yang Direndam Dalam Umur 21 Hari Air Biasa Sulfat 1 BN 42,09 41,33 1,80 2 5% 42,27 41,52 1,78 3 10% 41,52 40,95 1,37 4 15% 40,95 40,39 1,38 5 20% 39,25 38,69 1,33 Gambar 4.4. Grafik Perbandingan Beton Pada Umur 21 Hari Tabel 4.6. Perbandingan Beton Faktor Air Semen 0,4 Antara Beton yang Direndam Dalam Umur 28 Hari Peurunan Air Biasa Sulfat 1 BN 44,73 43,60 2,54 2 5% 44,92 43,78 2,53 3 10% 44,54 43,60 2,12 4 15% 43,97 43,22 1,71 5 20% 41,33 40,58 1,70 Gambar 4.5. Grafik Perbandingan Beton Pada Umur 28 Hari Berdasarkan grafik-grafik diatas, menunjukkan bahwa beton yang direndam dalam air biasa dan air yang mengandung sulfat yang memiliki kuat tekan tertinggi pada beton dengan persentase bubuk kaca 5% pada umur 28 hari yang mencapai 44,92 MPa dan 43,78 MPa, sedangkan beton dengan persentase bubuk kaca 20% memiliki kuat tekan terendah pada umur 28 60 hari yang mencapai 41,33 MPa dan 40,58 MPa. Adanya serangan sulfat terhadap beton menyebabkan terjadinya penurunan kuat tekan yang dihasilkan oleh beton yang direndam air yang mengandung sulfat. kuat tekan terbesar terjadi pada umur 28 hari. Hal ini menunjukkan bahwa semakin lama beton yang direndam dalam air yang mengandung sulfat, maka semakin besar penurunan kuat tekan yang terjadi pada beton. Pada umur 7, 21 dan 28 hari beton normal mengalami penurunan kuat tekan yang lebih besar dibandingkan dengan beton lainnya yaitu 1,17%, 1,80% dan 2,54%. Dan beton dengan 20% bubuk kaca mengalami penurunan kuat tekan terkecil yaitu 0,71%, 1,33% dan 1,70%. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar persentase bubuk kaca dalam campuran beton dapat menurunkan kuat tekan beton, namun pengaruh sulfat terhadap kuat tekan semakin kecil. 4.4. Beton Dengan Faktor Air Semen 0,5 Berat Beton Tabel 4.7. Data Berat Beton No Berat Beton Rata-Rata (gr) 7 hari 21 hari 28 Hari 1 BN 13064,00 13118,33 13153,00 2 5% 13048,67 13111,33 13148,67 3 10% 13035,33 13107,00 13144,00 4 15% 13004,67 13085,67 13122,67 5 20% 12977,00 13066,00 13101,67 Gambar 4.6. Grafik Hubungan Persentase Bubuk Terhadap Berat Beton Berdasarkan gambar 4.6, pada umur 7, 21 dan 28 hari beton normal memiliki berat yang lebih besar dibandingkan dengan beton dengan persentase bubuk kaca 5%, 10%, 15% dan 20% yaitu 13064,00 gr, 13118,33 gr dan 13153,00 gr. Sedangkan beton yang memiliki berat terkecil yaitu beton dengan persentase bubuk kaca 20% yaitu 12977,00 gr, 13066,00 gr dan 13101,67 gr. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar persentase bubuk kaca dalam campuran beton dapat menurunkan berat beton. Vol. 1, 1, Desember 2013

Hidayat,F., dan Tanzil,G.:Pengaruh Sulfat Terhadap Beton Dengan Variasi Bubuk 4.5. Beton Tabel 4.8. Perbandingan Beton Faktor Air Semen 0,5 Antara Beton yang Direndam Dalam Umur 7 Hari Air Biasa Sulfat 1 BN 24,53 23,97 2,29 2 5% 24,91 24,35 2,27 3 10% 23,40 22,84 2,16 4 15% 20,76 20,38 1,83 5 20% 18,68 18,31 1,78 Tabel 4.10. Perbandingan Beton Faktor Air Semen 0,5 Antara Beton yang Direndam Dalam Air Biasa dan Air Yang Mengandung Sulfat Pada Umur 28 Hari Air Biasa Sulfat 1 BN 35,67 34,35 3,71 2 5% 35,86 34,54 3,69 3 10% 35,29 34,16 3,20 4 15% 34,54 33,40 3,29 5 20% 31,71 30,76 2,99 Tabel 4.9. Gambar 4.7. Grafik Perbandingan Beton Pada Umur 7 Hari Perbandingan Beton Faktor Air Semen 0,5 Antara Beton yang Direndam Dalam Air Biasa dan Air Yang Mengandung Sulfat Pada Umur 21 Hari Air Biasa Sulfat 1 BN 33,22 32,27 2,85 2 5% 33,40 32,46 2,81 3 10% 32,84 32,08 2,30 4 15% 32,27 31,52 2,33 5 20% 30,20 29,44 2,21 Gambar 4.8. Grafik Perbandingan Beton Pada Umur 21 Hari 61 Gambar 4.9. Grafik Perbandingan Beton Pada Umur 28 Hari Berdasarkan grafik-grafik diatas, menunjukkan bahwa beton yang direndam dalam air biasa dan air yang mengandung sulfat yang memiliki kuat tekan tertinggi pada beton dengan persentase bubuk kaca 5% pada umur 28 hari yang mencapai 35,86 MPa dan 34,54 MPa, sedangkan beton dengan persentase bubuk kaca 20% memiliki kuat tekan terendah pada umur 28 hari yang mencapai 31,71 MPa dan 30,76 MPa. Adanya serangan sulfat terhadap beton menyebabkan terjadinya penurunan kuat tekan yang dihasilkan oleh beton yang direndam air yang mengandung sulfat. kuat tekan terbesar terjadi pada umur 28 hari. Hal ini menunjukkan bahwa semakin lama beton yang direndam dalam air yang mengandung sulfat, maka semakin besar penurunan kuat tekan yang terjadi pada beton. Pada umur 7, 21 dan 28 hari, beton normal mengalami penurunan kuat tekan yang lebih besar dibandingkan dengan beton lainnya yakni 2,29%, 2,85% dan 3,71%. Dan beton dengan 20% bubuk kaca mengalami penurunan kuat tekan terkecil yaitu 1,78%, 2,21% dan 2,99%. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar persentase bubuk kaca dalam campuran beton dapat menurunkan kuat tekan beton, namun pengaruh sulfat terhadap kuat tekan semakin kecil. V. PENUTUP 5.1. Kesimpulan 1. Pada beton dengan faktor air semen 0,4 memiliki nilai slump yang lebih kecil dibandingkan dengan beton dengan faktor air semen 0,5. 2. Nilai slump beton normal lebih besar dibandingkan dengan beton dengan persentase bubuk kaca 5%, 10%, 15% dan 20%. Semakin banyak ditambahkan bubuk kaca pada beton maka nilai slump yang Vol. 1, 1, Desember 2013

Hidayat,F., dan Tanzil,G.:Pengaruh Sulfat Terhadap Beton Dengan Variasi Bubuk diperoleh akan semakin menurun. Hal ini disebabkan karena bubuk kaca hanya sedikit menyerap air sehingga beton menjadi lebih padat dan nilia slump menjadi menurun. 3. Beton dengan faktor air semen 0,4 dan 0,5, beton dengan persentase bubuk kaca 5% memiliki kuat tekan tertinggi dan beton dengan persentase bubuk kaca 20% memiliki kuat tekan terendah, baik pada beton yang direndam dalam air biasa dan air yang mengandung sulfat. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar persentase bubuk kaca sebagai pengganti sebagian semen dalam campuran beton, maka semakin kecil kuat tekan yang dihasilkan oleh beton tersebut. 4. Beton dengan faktor air semen 0,4 dan 0,5, beton yang direndam dalam air biasa memiliki kuat tekan yang lebih besar dibandingkan dengan beton yang direndam dalam air yang mengandung sulfat. 5. Semakin besar persentase bubuk kaca dalam campuran beton dapat mengurangi pengaruh sulfat terhadap kuat tekan beton. Pada beton dengan faktor air semen 0,4 dan 0,5, beton dengan persentase bubuk kaca 20% mengalami penurunan lebih kecil dibandingkan dengan beton lainnya, sedangkan beton normal mengalami penurunan yang paling besar. 6. Beton dengan faktor air semen 0,4 dan 0,5, beton normal memiliki berat yang lebih besar dibandingkan dengan beton lainnya dan beton dengan persentase bubuk kaca 20% meiliki berat terkecil. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar persentase bubuk kaca dalam campuran beton dapat menurunkan berat beton. 7) Nawy, Edward G. 1985. Beton Bertulang Suatau Pendekatan Dasa, Terjemahan. PT. Refika Aditama: Bandung 8) Nugraha, Paul dan Antoni. 2007. Teknologi Beton dari Material, Pembuatan ke Beton Kinerja Tinggi. CV. Andi Offset : Yogyakarta 9) Prasasti, Priska K. 2011. Pengaruh Substitusi Bubuk Sebagai Pengganti Semen Terhadap Beton Dengan Perawatan. Universitas Sriwijaya 10) Sagel R., dan H. Kesuma, Gideion. 1993. Pedoman Pekerjaan Beton, Cetakan Pertama. Erlangga: Jakarta 11) Shayan, Ahmad. 2002. Value-Added Utilisation of Waste Glass in Concrete. Research Journal 5.2. Saran 1. Perlunya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh penambahan bubuk kaca sebagai pengganti sebagian semen terhadap kekuatan beton baik dengan perndaman dalam air biasa dan perendaman dalam air yang mengandung sulfat. 2. Untuk penelitian terhadap serangan zat-zat kimia agresif, agar dapat mengetahui pengaruh bubuk kaca secara signifikan maka sebaiknya digunakan larutan sulfat (MgSO 4 ) dengan konsentrasi yang lebih besar. DAFTAR PUSTAKA 1) ACI (American Concrete Institute) Standard 211.1.1991. Recommended Practice for Selecting Proportions for Concrete. 2) Departemen Pekerjaan Umum. 1979. Peraturan Beton Bertulsng Indonesia, Cetakan Ketujuh. Yayasan LPMB: Bandung 3) Dipohusodo, Istimawan. 1999. Struktur Beton Bertulang. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta. 4) Jurusan Teknik Sipil Universitas Sriwijaya. 2011. Pedoman Praktikum Beton 5) Mulyono, Tri. 2004. Teknologi Beton. CV. Andi Offset: Yogyakarta 6) McCormac, Jack C. 2001. Desain Beton Bertulang Edisi Kelima, Terjemahan. Erlangga: Bandung 62 Vol. 1, 1, Desember 2013