III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan umur minggu dengan bobot badan rata-rata 1037 gram ±

dokumen-dokumen yang mirip
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan adalah 48 ekor itik Cihateup fase grower dengan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Percobaan menggunakan Itik Cihateup pada fase grower dengan umur 14

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. yang dipelihara sebanyak 48 ekor, berumur 14 minggu (fase grower) yang

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. grower yaitu umur 14 minggu dengan rata-rata bobot badan 1043 gram ± 51,631

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN Ternak Penelitian Ternak yang diamati adalah itik cihateup sebanyak 48 ekor dalam fase grower

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan adalah 60 ekor itik Cihateup betina fase grower

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Itik Cihateup yang dipelihara sebanyak 48 ekor baik jantan maupun betina,

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang dijadikan objek percobaan adalah puyuh betina yang

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang menjadi percobaan yaitu puyuh jepang (Coturnix-coturnix

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan adalah 60 ekor itik Cihateup betina dalam fase

Lampiran 1. Prosedur Pengambilan Sampel dan Data. kemudian dipanaskan dalam oven pada suhu 105 o C selama 12 jam untuk

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ayam petelur yang digunakan adalah ayam petelur yang berumur 27

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak percobaan yang digunakan adalah 100 ekor ayam lokal diperoleh

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. starter sampai finisher (1-35 hari) sebanyak 100 ekor dan koefisien variasi kurang

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Jimmy Farm Cianjur. Pemeliharaan dimulai dari 0 sampai 12 minggu sebanyak 100

III BAHAN DAN METODE. dan masing-masing unit percobaan adalah lima ekor puyuh betina fase produksi.

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

A. Ekstraksi Minyak Buah Makasar (Brucea javanica (L.) Merr.) setiap hari selama 10 menit dilakukan pengadukan. Campuran divorteks

III MATERI DAN METODE PENELITIAN

OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tradisional Babah Kuya yang terletak di pasar baru. Pasak bumi yang digunakan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. kelompok perlakuan dan setiap kelompok diulang sebanyak 5 kali sehingga setiap

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang diamati dalam penelitian ini adalah ayam broiler strain cobb

MATERI DAN METODE PENELITIAN. Ternak percobaan yang digunakan berupa 48 ekor itik Cihateup berumur

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. minggu dengan bobot badan rata-rata gram dan koefisien variasi 9.05%

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah ayam kampung jenis sentul

MATERI DAN METODE. Materi

III MATERI DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah puyuh (Coturnix coturnix

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kabupaten Bogor. Pada umur 0-14 hari ayam diberi ransum yang sama yaitu

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Kadar Kolesterol, Trigliserida, HDL dan LDL

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengararuh pemberian ransum dengan suplementasi

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. jenis sentul dengan umur 1 hari (day old chick) yang diperoleh dari Balai

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan yaitu Domba Garut betina umur 9-10 bulan sebanyak

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. jantan dengan bobot badan rata-rata 29,66 ± 2,74 kg sebanyak 20 ekor dan umur

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak penelitian yang digunakan adalah ayam Sentul yang diperoleh dari

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak itik yang digunakan sebanyak 120 ekor yang berumur 0-8 minggu

Ekstraksi Minyak Buah Makasar (Brucea javanica (L.) Merr.) selama 1 menit dan didiamkan selama 30 menit. diuapkan dengan evaporator menjadi 1 L.

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. mulai fase starter sampai finisher (1-45 hari) sebanyak 100 ekor. Ayam dibagi

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. berisi 5 ekor dan anak ayam diberi nomor (wing tag) sesuai perlakuan untuk

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. kelompok dan setiap kelompok diulang sebanyak 5 kali sehingga setiap kandang

Sumber : 1) Hartadi et al. (2005)

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Ternak Kandang dan Peralatan Ransum

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan 24 ekor Domba Garut jantan muda umur 8 bulan

BAB III MATERI DAN METODE. ransum terhadap profil kolesterol darah ayam broiler dilaksanakan pada bulan

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari-Maret 2015 di Kandang

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai frekuensi penyajian ransum yang berbeda terhadap kualitas

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. hidup sampai penelitian berakhir adalah 13 ekor jantan dan 10 ekor betina Itik

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Pengaruh Penggunaan Gathot (Ketela

BAB III MATERI DAN METODE. protein berbeda pada ayam lokal persilangan selama 2 10 minggu dilaksanakan

BAB III MATERI DAN METODE. Laut (Gracilaria verrucosa) terhadapproduksi Karkas Puyuh (Cotunix cotunix

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 1 Mei 24 Juli 2014 di kandang

BAB III MATERI DAN METODE. Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Performa Burung Puyuh Betina Umur 16

BAB III METODE PENELITIAN

III BAHAN/OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian, yaitu 20 ekor Domba Priangan

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. ayam broiler strain cobb 398 sebanyak 100 ekor. Ayam tersebut dipelihara

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Komponen Bioaktif, Jurusan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan September - Desember 2015 di

BAB III METODE PENELITIAN. selatan kota Gorontalo. Penelitian berlangsung selama dua bulan mulai dari bulan

BAB III METODE PENELITIAN. ayam broiler terhadap kadar protein, lemak dan bobot telur ayam arab ini bersifat

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. adalah Day Old Duck (DOD) hasil pembibitan generasi ke-3 sebanyak 9 ekor itik

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April s/d Mei Bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Skema Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap sebagai subsitusi

BAB III METODE PENELITIAN. energi metabolis dilakukan pada bulan Juli Agustus 2012 di Laboratorium Ilmu

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Pengaruh Penambahan Kunyit dan Jahe Dalam

BAB 3 METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Pengukuran Kadar Kolesterol dan Trigliserida Darah Itik Cihateup. a. Menyiapkan itik Cihateup yang akan diambil darahnya.

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. pada Ransum Sapi FH dilakukan pada tanggal 4 Juli - 21 Agustus Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Limbah Ikan Bandeng (Chanos

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. tambahan. Bahan utama berupa daging sapi bagian sampil (chuck) dari sapi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan selama 2 bulan dari tanggal 5 Agustus

BAB III MATERI DAN METODE. Ransum terhadap Sifat Fisik Daging Puyuh Jantan dilaksanakan bulan Juni

BAB III MATERI DAN METODE. November 2015 di Kandang Ayam Fakultas Peternakan dan Pertanian,

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada 4 Juli sampai dengan 21 Agustus 2016.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 10 Maret 28 April 2016 di CV.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap dalam ransum

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh pemberian kombinasi tepung keong mas (Pomacea

BAB III MATERI DAN METODE. Pertanian, Universitas Diponegoro pada tanggal 22 Oktober 31 Desember 2013.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. diperoleh dari sawah dengan spesies Pomacea canaliculata Lamarck. Keong mas

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul performans darah kambing peranakan ettawa dara

MATERI DAN METODE. Bahan Bahan yang digunakan untuk produksi biomineral yaitu cairan rumen dari sapi potong, HCl 1M, dan aquadest.

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan penelitian yang digunakan adalah itik pedaging jantan dengan bobot

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. diambil dari hasil penelitian oleh Balia, dkk. (2017) dengan judul Pemanfaatan

BAB III MATERI DAN METODE. Februari 2017 di kandang, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. 10 minggu dilaksanakan pada bulan November 2016 Januari 2017 di kandang

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Maret

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 minggu dari April 2014, di peternakan

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan untuk penelitian ini adalah Ayam Kampung Unggul

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Campuran Onggok dan Molase

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Sumedang sebanyak 60 ekor. Itik lokal berumur 35 hari dengan bobot badan 0,8-1,2

BAB III MATERI DAN METODE. Kampung Super dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2016 dikandang

Transkripsi:

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian 3.1.1 Ternak Penelitian Ternak diamati pada penelitian adalah 48 ekor Itik petelur (fase grower) dengan umur 14-20 minggu dengan bobot badan rata-rata 1037 gram ± 47.305 gram. Sampel itik tersebut dipelihara dalam kandang percobaan Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Sumedang. Pemeliharaan Itik dilakukan selama 5 bulan. Dua minggu pertama merupakan masa adaptasi ternak terhadap perlakuan yang dicobakan, selanjutnya lima minggu berikutnya adalah masa perlakuan. 3.1.2 Kandang Penelitian Jenis kandang yang digunakan dalam penelitian adalah kandang panggung dengan sistem flock terdiri dari 4 ekor Itik Cihateup. Flock kandang berukuran 1 x 0,75 x 0,5 m terbuat dari bambu sebagai alas serta sisinya terbuat dari kayu dan kawat ram. 3.1.3 Ransum Penelitian Ransum dalam penelitian menggunakan 8 bahan pakan yang dibuat dalam bentuk mash. Komposisi zat-zat bahan pakan dan energi metabolis disajikan pada Tabel 1 berikut,

Tabel 1. Energi Metabolis dan Kandungan Zat-Zat Nutrien Bahan Pakan Bahan Pakan EM PK LK SK Ca P Lisin Metionin Sistin Kkal/kg............... %............... Jagungkuning 3370 8,60 3,90 2,00 0,02 0,10 0,20 0,18 0,18 Dedak halus 1630 12,00 13,00 12,00 0,12 0,20 0,77 0,29 0,40 Bungkilkedelai 2240 45,00 0,90 6,00 0,32 0,29 2,90 0,65 0,67 Bungkil kelapa 2120 21,00 1,80 15,00 0,20 0,20 0,64 0,29 0,30 Tepung ikan 3080 60,00 9,00 1,00 5,50 2,80 5,00 1,80 0,94 Tepung tulang 0 0,00 0,00 0,00 24,00 12,00 0,00 0,00 0,00 Minyak kelapa 8600 0,00 100,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Premix 0 0,00 0,00 0,00 10,00 5,00 0,30 0,30 0,10 Sumber: Data Sekunder Laboratorium Produksi Ternak Unggas Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, 2015. Keterangan : EM = Energi Metabolis PK = Protein Kasar LK = Lemak Kasar SK = Serat Kasar Ca = Calsium P = Phospor 18 Berdasarkan Tabel 1. maka diformulasi menjadi ransum penelitian dengan persentase setiap bahan pakan yang berbeda-beda untuk menyokong kebutuhan nutrisi yang diperlukan Itik Cihateup. Berikut persentase dari setiap bahan pakan.

19 Tabel 2. Formula Bahan Pakan Penelitian No Bahan Pakan Jumlah (%) 1 Jagung kuning 65,00 2 Dedak halus 12,00 3 Bungkil kedelai 8,00 4 Bungkil kelapa 3,00 5 Tepung ikan 8,00 6 Tepung tulang 2,00 7 Minyak kelapa 1,50 8 Premix 0,50 Jumlah 100.00 Sumber : Hasil Perhitungan berdasarkan Tabel 1. Tabel 3. Kandungan Energi Metabolis Ransum Penelitian dan Standar Kebutuhan Itik Grower Nutrien EM (Kkal/Kg) PK (%) Ca (%) P (%) Ls (%) Met (%) Keterangan: *) Hasil perhitungan **) NRC (1984) ***) SNI (2006) Ransum Penelitian* 3014.3 15,96 1,028 0,6 0,87 0,36 Kebutuhan Itik Grower** 2.800 16,00 0,60 0,60 0,90 0,5 ***

20 3.2 Alat dan Bahan Penelitian 3.2.1 Alat yang Digunakan Kandang itik, Tempat pakan, Tempat minum, alat kebersihan (Ember, Spons cuci), timbangan kapasitas 5 kg, Plastik klip, Lampu pijar 60 watt, Gembok dan Kunci, Cat kapur, spuit 5 ml, Kertas label, Kain saring, Evaporator, Silika gel Kolom kromatografi, Pipet mikro 100-1000 µl, Tabung sentrifuga, Gelas piala 50 ml, Tabung reaksi sebanyak 31 buah, KIT, Tabung ber-edta 5 ml 3.2.2 Bahan yang Digunakan Tepung buah makasar 80 kg, etil asetat (EtOAc), CHCl3, Kloroform, eter- Alkohol 12 ml, MBM, plasma darah 0,2 ml, ekstrak kloroform 2,5 ml, asam asetat anhidrida 2 ml, H2SO4 pekat 0,1 ml, standar kolesterol (0,4 mg/ml) 5 ml, GOP (Calorimetric Enzimatictest using glycero phosphateoxidase), Plasma darah 2 ml 3.3 Metode Penelitian 3.3.1 Persiapan Kandang 1) Sanitasi kandang yang meliputi pencucian tempat pakan dan minum, pengapuran lantai dan dinding kandang. 2) Pemberian ransum dilakukan dua kali sehari, yaitu pada pagi dan sore hari. Pemberian air minum dilakukan secara adlibitum. 3) Pengadaan itik penelitian.

21 3.3.2 Tahap Penelitian Pemberian Minyak Buah Makasar (MBM) perlakuan dengan konsentrasi P1 100 μl, P2 150 μl, dan P3 200 μl. Pencekokan dengan menggunakan spluit dengan ukuran 5 ml, sedangkan pemberian ransum dilakukan dua kali sehari sesuai kebutuhan yaitu 125 gram/ekor/hari pada umur 14 17 minggu dan 130 gram/ekor/hari pada umur 18 20 minggu. 3.3.3 Pemeliharaan 1) Itik diberi ransum dua kali sehari yaitu pada pagi hari pukul 07.00-08.00 WIB dan sore hari pukul 16.00 17.00 WIB sedangkan pemberian air minum secara adlibitum. 2) Tempat minum dicuci setiap hari pada pagi hari. Setelah itu tempat minum diisi menggunakan air bersih dan diberikan pada itik. 3) Pemberian MBM dilakukan pada sore hari sebelum itik diberi ransum. 4) Pengecekan keadaan itik dilakukan setiap hari, bila ada ada itik yang mati maka itik tersebut harus dikuburkan supaya tidak menimbulkan sumber penyakit bagi itik lainnya. 3.3.4 Ekstraksi Minyak Buah Makasar (MBM) Produksi minyak esensial diperoleh secara ekstraksi sesuai dengan prosedur penelitian (Subeki dkk., 2006). 1) Sebanyak 80 kg tepung buah makasar direndam selama 1 minggu dan setiap hari selama 10 menit dilakukan pengadukan. Campuran divorteks selama 1 menit dan didiamkan selama 30 menit.

22 2) Filtrat disaring dengan menggunakan kain saring dan kemudian diuapkan dengan evaporator menjadi 1 L. 3) Filtrat pekat tersebut kemudian diekstrak dengan etil asetat (EtOAc) hingga diperoleh fraksi air dan EtOAc. 4) Fraksi CHCl3 diuapkan hingga kering dan kemudian dimasukkan kedalam silika gel kolom kromatografi dan dielusi dengan klorofom sehingga diperoleh 3 fraksi. 5) Minyak esensial diperoleh dari fraksi 2 (1:2) lalu dievaporasi untuk memperoleh minyak esensial murni. 3.3.5 Pengambilan Sampel 1) Menyiapkan objek penelitian (Itik Cihateup fase grower) sebanyak 48 ekor. 2) Membersihkan bagian vena pectoralis dengan alkohol 70%. 3) Mengambil sampel darah pada bagian vena pectoralis sebanyak 9 ml. 4) Menyimpan sampel darah kedalam tabung tanpa antikoagulan untuk pengujian kolesterol dan trigliserida. 5) Menyimpan sampel darah kedalam tabung ber-edta 5 ml yang mengandung antikoagulan untuk pengujian kolesterol dan trigliserida. 3.3.6 Pembuatan Plasma Darah 1) Sampel darah yang berada di dalam vakutainer tidak beranti-koagulan EDTA 5 ml didiamkan sampai membeku. 2) Disentrifugasi dengan kecepatan 300 ppm selama 10 menit. 3) Cairan paling atas yang berwarna kuning bening (plasma) diambil.

23 3.3.7 Analisis Sampel A. Uji Kolesterol 1) Sebanyak 12 ml eter-alkohol dipipetkan kedalam tabung sentrifuga, kemudian ditambahkan 0,2 ml plasma darah secara perlahan-lahan. 2) Campuran divorteks selama 1 menit dan didiamkan selama 30 menit. 3) Setelah 30 menit, campuran disentrifugasi dengan sentrifuga klinis selama 3 menit dengan kecepatan 300 rpm. 4) Supernatan kemudian dituang kedalam gelas piala 50 ml dan diuapkan di dalam penangas air hingga mongering. 5) Residu diekstrasi dengan kloroform sebanyak 2 kali, setiap kali ekstraksi digunakan 2,5 ml kloroform sehingga ekstrak kloroform menjadi 5 ml. 6) Sebanyak 31 tabung reaksi disiapkan. 7) Tabung 1-30 (sampel) berisi 5 ml ekstrak kloroform; 2 ml asam asetat anhidrida; dan 0,1 ml H2SO4 pekat. 8) Tabung 31 (strandar) berisi 5 ml standar kolesterol (0,4 mg/ml); 2 ml asam asetat anhidrida; dan 0,1 ml H2SO4 pekat. 9) Setiap tabung dikocok, kemudian disimpan di dalam ruang gelap selama 15 menit. 10) Absorban diukur pada panjang gelombang 420 nm dan dihitung konsentrasi kolesterolnya.

24 B. Profil Kolesterol Analisa profil kolesterol dilakukan dengan cara perhitungan sebagai berikut: Kolesterol darah (mg/dl) = A Sampel A Standar sampel Keterangan : Kolesterol darah = Profil kolesterol (mg/dl) A sampel = Absorban sampel A standar = Absorban standar 0,4 = Konentrasi standar x 0,4 x 100 0.2 C. Profil Trigliserida Pengukuran kadar trigliserida menggunakan KIT yang didalamnya terdapat komponen GOP (Calorimetric Enzimatictest using glicerol-3-phosphateoxidase). Kadar trigliserida darah dilakukan dengan cara mengambil darah sebanyak 2 ml. Sampel darah disimpan kedalam tabung ber-edta 5 ml yang mengandung anti koagulan. Analisis dilakukan menggunakan spektrofotometer. 3.3.8 Parameter yang Diukur Parameter yang diukur dalam penelitian ini yaitu, kadar kolesterol dan trigliserida itik fase grower dalam pemeliharaan minim air. Prinsip penentuan kadar kolesterol dan trigliserida darah yang ditentukan dengan metode penentuan profil kolesterol dan trigliserida darah.

25 3.3.9 Rancangan Penelitian dan Analisis Statistik Penelitian dilakukan berdasarkan metode eksperimental dengan rancangan acak lengkap (RAL), dengan 4 macam perlakuan MBM, setiap perlakuan diulang 6 kali. Setiap pengulangan terdiri dari 2 ekor Itik. Pengaruh perlakuan akan diuji menggunakan analisis ragam Polynomial orthogonal dilanjutkan dengan uji Contrast orthogonal dengan menggunakan SPSS. Perlakuan terdiri : P0 = Tanpa pemberian MBM P1 = Pemberian MBM sebesar 100 µl P2 = Pemberian MBM sebesar 150 µl P3 = Pemberian MBM sebesar 200 µl Hipotesis yang akan diuji adalah : H0 : P0 = P1 = P2 = P3 = 0 artinya tidak terdapat perbedaan antar perlakuan. H1 : P0 P1 P2 P3 0 atau paling sedikit ada sepasang perlakuan yang tidak sama. Kaidah keputusan : Jika Fhitung Ftabel 0,05 artinya tidak berbeda nyata (non significant), terima H0 dan tolak H1. Jika Fhitung > Ftabel 0,05 artinya berbeda nyata (significant), tolak H0 dan terima H1. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan metode orthogonal polynomial. Suatu derajat polynomial ke-n digunakan untuk mengetahui hubungan antara peubah respon Y dan peubah predictor X diujikan sebagai berikut : Y = α + β1x + β2x 2 +. + βnx n Perhitungan untuk mendapatkan koefisien orthogonal polynomial untuk derajat polynomial pertama (linier), derajat polynomial kedua (kuadratik) dan derajat polynomial ketiga (kubik), sebagai berikut :

26 L = a + X1 Q1 = b + cx1 + Xi 2 C1 = d + ex1 + f X1 2 + X1 3 Tabel 4. Analisis Ragam Sesuai dengan Perbandingan polynomial orthogonal Sumber Keragaman Perlakuan Linier Kuadratik Kubik Kuartik Derajat Bebas (db) t 1 1 1 1 1 Jumlah Kuadrat (JK) JKP JKP1 JKP2 JKP3 JKP4 Kuadrat Tengah (KT) KTP KTP1 KTP2 KTP3 KTP4 Galat Percobaan Sisa JKG KTG Statistik Uji F F F1 F2 F3 F4 Total n - 1 JKT Pengambilan keputusan dapat dilihat dari hasil pembandingan nilai statistik uji F yang telah dihitung dengan nilai kritis. Penentuan derajat polynomial didasarkan pada kontras-kontras ortogonal yang nyata, sehingga akan didapatkan hubungan fungsi respon antar perlakuan sesuai dengan derajat Polynomial yang signifikan.